Anda di halaman 1dari 2

PERKEMBANGAN PENGUNGKAPAN DAN TRANSPARANSI DI INDONESIA

Berdasarkan pada Jurnal Corporate Governance, Disclosure and Its Evidence in


Indonesia yang dibuat oleh Siddharta Utama, pengungkapan pada emiten di Indonesia pada
awalnya berdasarkan pada PP no. 64 tahun 1999 tentang Laporan Tahunan. Menurut
peraturan tersebut pengungkapan hanya boleh dilakukan oleh perusahaan listed saja, sehingga
akhirnya muncul peraturan baru yang mengharuskan semua perusahaan, termasuk yang tidak
listed harus di audit dan diungkapkan laporan keuangannya apabila memiliki nilai aset atau
aset bersih melebihi Rp. 25.000.000.000. Selain itu, tertera juga dalam peraturan Bapepam-
LK VIII.G.2. pengungkapan laporan tahunan meliputi:
a) Deskripsi umum, yang berisi profil perusahaan, produk, sistem organisasi dan lainnya.
b) Deskripsi khusus, yang berisi mengenai informasi saham, nilai aset, kebijakan dividen,
dan lainnya.
c) Ringkasan mengenai data keuangan yang meliputi perbandingan penjualan selama 5
tahun, laba kotor, laba operasi, laba bersih, EPS, dan analisa laporan keuangan lainnya.
d) Diskusi dan analisis manajemen, yang berisi tentang analisis dan informasi yang
berpotensi material yang terjadi sejak laporan tahun lalu.
e) Laporan Keuangan, penyajian laporan keuangan berdasarkan standar yang berlaku.

Kemudian Herwidiyatmo mengusulkan agar detail pengungkapan harus sesuai dengan


standar internasional, seperti hal-hal yang menyangkut kepentingan minority shareholder.
Agar tidak terjadi adanya benturan kepentingan maka dibutuhkan persetujuan oleh pemilik
saham minoritas. Penerapan ini pertama kali diikuti oleh 22 perusahaan yang listed dan
pedoman yang digunakan berdasarkan peraturan Bapepam, Regulasi Industri, dan Standar
Akuntansi yang berlaku umum.
Dalam perkembangan pengungkapan laporan tahunan pada bank di Indonesia, terutama
bank sentral (Bank Indonesia), pengungkapan tidak hanya ditujukan pada publik saja, namun
juga diungkapkan di bank-bank yang beroperasi di Indonesia. Informasi yang diungkapkan
adalah:
a) Informasi umum, yang berisi mengenai profil emiten (struktur, produk, pemilik dan
lainnya).
b) Laporan Keuangan 2 tahun terakhir, yang berisi laporan audit, neraca, laporan rugi laba,
laporan perubahan modal, arus kas, komitmen dan kontijensi, dan catatan atas laporan
keuangan.
c) Hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu berisi analisis kredit, persentase kredit nasabah,
kredit relasi, kredit yang kolektif, dan loan dari dalam dan luar negeri.

Berdasarkan studi, skor (level) pengungkapan perusahaan listed yang ada di Indonesia
masih dibawah 60%. Hal ini berarti syarat-syarat pemenuhan pengungkapan berdasarkan
peraturan Bapepam-LK masih rendah, dan dibutuhkan perhatian khusus mengenai hal ini.
Lebih menariknya lagi, ternyata auditor memainkan peran juga dalam menentukan skor
(level) pengungkapan ini. Skor pengungkapan akan makin rendah pada saat emiten berganti
dengan auditor yang baru. Dalam hal ini, pengungkapan dalam laporan keuangan merupakan
hal yang penting dalam menunjukkan identias perusahaan yang sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Rachmat, Dani dkk. 2015. Tata Kelola Perusahaan Mengenai Pengungkapa Dan Transparansi
Analisis Kasus PT. Perusahaan Gas Negara (Persero). Makalah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Indonesia. Diunduh pada 21 April 2020.

Anda mungkin juga menyukai