OLEH : KELOMPOK 3
ANGGOTA KELOMPOK :
MAISHA EKY CAHYANI B1C119122
RAHMATIA FAATI B1C119152
RIKO SAPUTRA B1C119156
SELFIANTI B1C119161
SISKA B1C119163
WA ODE SITI ASUMI B1C119170
AMAR ADRYANSYAH ARSYAD B1C119185
APRILIA MUSTIKA B1C119187
CITRA PRATIWI B1C119192
DWIASTETI SYASIA B1C119197
FARADILLAH B1C119200
Sub Materi Pembahasan
Penjualan oleh Perusahaan Induk kepada Perusahaan Anak yang Dimiliki Sebagian.
Asumsikan fakta.fakta yang sama seperti dalam contoh sebelumnya dengan pengecualian, bahwa Perusahaan
P hanya memiliki 80% saham Perusahaan S. Di sini pun perusahaan induk melaporkan laba atas pengiriman
barang dagangan sebesar $4.000, dan barang gangan ini dicatat dalam buku perusahaan anak juga sebesar
$10.000. Akan tetapi, oleh karena baik laba maupun kenaikan dalam harga pokok semua persediaan tidak
harus ditetapkan dalam neraca konsolidasi, maka laba antarperusahaan harus dihapuskan seperti halnya
dalam contoh di muka. Laba perusahaan induk atas pengiriman semula barang ini akan direalisasi secara
penuh dalam periode berikutnya apabila perusahaan anak menjual barang-barang ini kepada pihak luar.
Perusahaan induk juga ikut berpartisipasi dalam pembagian laba atau rugi atas penjualan akhir bersama-sama
dengan kepentingan minoritas.
Disagio awal sebesar $10.000 diamortisasi atas periode obligasi 10 tahun, dan atas perolehan sebesar $600
diakumulasi atas periode pemegangan 8 tahun. Oleh karena itu, satu tahun setelah perolehan obligasi oleh perusahaan
anak amortisasi disagio dalam pembukuan Perusahaan P mengurangi saldo disagio dengan sebesar $1.000, dan
akumulasi disagio dalarn pembukuan Perusahaan S menaikkan saldo investasi sebesar $75. Asumsikan bahwa
pemegangan obligasi antarperusahaan harus ditetapkan sebagai obligasi perbendaharaan, maka lembar kerja untuk
neraca konsolidasi akan disusun sebagai berikut:
Asumsikan bahwa Perusahaan S, yang dimiliki sepenuhnya oleh Perusahaan P, menjual barang dagangan kepada
perusahaan induknya ini. Pada tanggal neraca konsolidasi disusun, barang dagangan perusahaan induk adalah sebesar
$10.000, yang diperoleh dari perusahaan anak; harga pokok barang ini bagi perusahaan anak adalah sebesar $6.000.
Karena perusahaan induk memiliki 100% perusahaan anak, maka seluruh laba sebesar $4.000 yang dilaporkan dalam
buku perusahaan anak masih harus diperoleh oleh perusahaan induk. Dalam menyusun neraca konsolidasi, seluruh
laba ini harus dihapuskan dan persediaan dikurangi sampai dengan harga pokoknya semula. Jika untuk membukukan
investasi dalam perusahaan anak digunakan metode ekuitas, maka laba perusahaan anak telah ditetapkan oleh
perusahaan induk dan diikhtisarkan dalam perkiraan laba yang ditahannya, dan beban untuk menghapus laba atas
penjualan antarperusahaan harus digambarkan dalam perkiraan invetasi sebagai pengurangan laba yang ditahan
perusahaan induk. Jika digunakan metode harga pokok, maka laba perusahaan anak belum ditetapkan oleh
perusahaan induk dan perkiraan laba yang ditahan perusahaan anak dapat dibebani. Dalam masing-masing hal, laba
yang ditahan untuk controlling interest adalah $11.000 laba perusahaan anak yang dimiliki sepenuhnya adalah
$15.000, dikurangi penyesuaian untuk laba antarperusahaan sebesar $4.000. Kemudian, lembar kerja (neraca lajur)
dapat dikembangkan seperti terlihat sebagai berikut:
Apabila investasi dibukukan dengan metode ekuitas:
Apabila investasi
dibukukan dengan metode ekuitas:
Apabila investasi dibukukan dengan metode harga pokok:
Untuk tujuan konsolidasi, laba bersih perusahaan anak untuk tahun itu adalah sebesar $11.000, yang
terdiri dari $15.000, perubahan dalam laba yang ditahan perusahaan anak, dikurangi $4.000
penyesuaian untuk laba antarperusahaan. Dalam masing-masing hal (daIam kedua metode pembukuan
investasi dalam perusahaan anak), laba yang ditahan perusahaan induk menunjukkan 80% dari laba bersih
perusahaan anak $11.000, yakni sebesar $8.800.
Penjualan Oleh Perusahaan Anak yang Satu kepada Perusahaan Anak yang Lain
Asumsikan bahwa Perusahaan S2, yang dimiliki 80% oleh Perusahaan P, memegang barang dagangan yang
diperolehnya dengan harga $10.000 dari Perusahaan S1, yang dimiliki 90% oleh Perusahaan P. Harga pokok barang-
barang ini bagi Perusahaan S1 adalah sebesar $6.000. Oleh karena Perusahaan P memiliki90% saham perusahaan S1,
maka 90% dari laba sebesar $4.000, atau $3.600, harus ditetapkan pada perusahaan induk; sebesar yang 10%nya,
yakni sebesar $400, harus ditetapkan pada kepentingan minoritas Perusahaan S1. Dalam penyusunan neraca
konsolidasi, laba antarperusahaan sebesar $4.000 ini dieliminasi.
Jika digunakan metode ekuitas untuk investasi dalam perusahaan anak, eliminasi dalarn lembar kerja adalah
sebagai berikut:
Sementara itu jika digunakan metode harga pokok, maka eliminasi akan sebagai berikut:
Laba yang Ditahan Perusahaan S1 (Mengurangi Controlling Interest dan Kepentingan Minoritas) ......... $4.000
Persediaan Barang Dagangan .............................................................................................................................$4.000
Laba Antarperusahaan atas
Aktiva yang Dapat Disusutkan
Aktiva yang Dapat Disusutkan yang Dibangun
oleh Induk untuk Perusahaan Anak yang
Dimiliki Sepenuhnya
Pengiriman-pengiriman Iainnya
Pajak Penghasilan atas Laba
Antarperusahaan
Apabila perbedaan barang dagang atau harta benda lainnya diperoleh dari
sebuah Peru sahaan afiliasi sebelum tanggal afiliasi berlangsung, maka
aktiva seperti ini layak dicantumkan dalam neraca konsolidasi dengan
harga-harga pengirimannya. Dalam hal ini, tidak dibutuhkan eliminasi atas
laba antarperusahaan karena perusahaan-perusahaan ini tidak berafiliasi
pada waktu penjualan berlangsung.
02.
Pemegangan Obligasi
Antar perusahaan
Obligasi dapat diterbitkan dengan agio ataupun dengan disagio. Obligasi suatu perusahaan afiliasi dapat
diperoleh di pasar dengan harga yang berbeda dari harga yang dibukukan oleh perusahaan yang
menerbitkan. Jumlah yang dibayar untuk obligasi dipandang sebagai harga pokok penarikan kembali
obligasi, dan setiap selisih antara harga pokok investasi dan nilai bukunya ditetapkan sebagai kerugian atau
keuntungan dari penarikan kembali obligasi. Di samping itu, kerugian atau keuntungan ini harus ditetapkan
sebagai pos perusahaan induk atau sebagai pos perusahaan anak, sehingga dapat ditetapkan pada
controlling interest dan pada kepentingan minoritas.
Asumsikan bahwa Perusahaan P menerbitkan obligasi 10 tahun sebesar $100.000 dengan harga 90. Dua
tahun setelah penerbitan, Perusahaan S, perusahaan anak, memperoleh obligasi sebesar $10.000 di pasar
dengan harga sebesar $9.400. Dalam penyusunan lembar kerja untuk neraca konsolidasi, eliminasi untuk
obligasi antarperusahaan dapat dilakukan sebagai berikut:
Saldo kewajiban dicatat dalam pembukuan Perusahaan P. Kemudian terlepas dari siapa yang memperoleh
obligasi, perolehan-kembali harus dipandang sebagai penaríkan-kembali obligasi Perusahaan P, dengan setiap
kerugian atau keuntungan yang masih harus diperoleh perusahaan ini. Eliminasi dalam lembar kerja
mengakibatkan pengaruh terhadap analisis seperti ini. Seluruh kerugian ditetapkan pada perusahaan induk;
tidak ada keuntungan maupun kerugian yang dapat ditetapkan pada perusahaan anak karena peruahaan anak
ini hanya melakukan investasi. Jika perusahaan induk memperoleh obligasi itu dari perusahaan anak dengan
harga $9.400 dan obligasi ini ditarik-kembali, maka kerugian sebesar $200 harus dicatat dalam buku
perusahaan induk dan pemegangan antarperuahaan seperti ini tidak perlu ditunjukkan lebih lanjut.
Jika dikehendaki untuk melaporkan pemegangan obligasi antarperusahaan sebagai obligasi perbendaharaan,
maka yang harus dieliminasi hanyalah saldo saling disagio. Seluruh disagio dieliminasi dalam saldo investasi obligasi
dengan membebani perkiraan yang menaikkan investasi sampai nilai nominalnya; 1/10 dari disagio atas hutang
obligasi dieliminasi karena 1/10 dari penerbitan dipegang dalam kelompok afiliasi. Kemudian saldo investasi obligasi
dengan nilai nominal dapat dikurangkan dari hutang obligasi dengan nilai nominal dalam penyusunan neraca
konsolidasi. Saldo disagio atas hutang obligasi rnenyatakan disagio atas obligasi yang dipegang oleh pihak-pihak luar.
Maka lembar kerja akan tampak sebagai berikut:
b. Perolehan Obligasi Perusahaan Anak Oleh Perusahaan Induk
Asumsikan bahwa Perusahaan S menerbitkan obligasi 10 tahun sebesar $100.000 dengan harga 90. Dua
tahun setelah penerbitan, perusahaan induk memperoleh obligasi sebesar $10.000 dengan harga $9.400.
Sekali lagi, untuk tujuan konsolidasi perolehan obligasi dipertimbangkan sebagai sama dengan penarikan-
kembali oleh suatu perusahaan atas obligasinya sendiri. Di sinipun, harga penarikan-kembali ini berbeda dari
nilai buku obligasi dan suatu kerugian harus ditetapkan. Akan tetapi dalam hal ini, penarikan kembali obligasi
perusahaan anak mengalarni kerugian; kemudian, kerugian ini dikaitkan dengan perusahaan anak dan bukan
dengan perusahaan induk. Apabila perusahaan anak dimiliki sepenuhnya, maka seluruh jumlah kerugian ini
harus dibebankan pada perusahaan induk. Dan apabila perusahaan anak hanya dimiliki sebagian saja, maka
kerugian ini sebagian harus ditetapkan pada kepentingan minoritas dan sebagian lagi pada perusahaan
induk. Asumsikan, bahwa perusahaan induk memiliki saham perusahaan anak yang diperolehnya 10 tahun
yang lalu, dan, bahwa pemegangan obligasi antarperusahaan harus ditanggapi sebagai pemberhentian
penggunaan obligasi, maka lembar kerja untuk neraca konsolidasi dapat kita susun sebagai berikut:
Apabila investasi dibukukan dengan metode ekuitas:
Apabila investasi dibukukan dengan metode harga pokok:
Kerugian sebesar $200 oleh Perusahaan S diidentifikasikan pada ekuitas yang harus atau
menyerap kerugian ini: sebesar 80% dari $200 atau $160, yang dibebankan Pada Perusahaan
induk, dan sebesar 20% dari $200 atau $40, yang dibebankan pada kepentingan minoritas. Jika
perusahaan induk memerintahkan penyerahan obligasi kepada perusahaan anak dengan harga
sebesar $9.400 dan menariknya kembali, maka kerugian sebesar $200 ini harus dicatat dalam
pembukuan perusahaan anak dan pemegangan obligasi antarperusahaan seperti ini tidak perlu
ditunjukkan lebih lanjut.
Jika obligasi ditahan sampai jatuh tempo, melalui prosedur obligasi tersebut akan disajikan
sebesar nilai nominal pada pembukuan perusahaan induk, dan diskontonya akan dieliminasi pada
pembukuan perusahaan anak. Saldo bersilang (reciprocal) akan sama pada saat itu dan tidak perlu
menyesuaikan pada neraca lajur untuk memperlihatkan kerugian dari penebusan obligasi. Akan
tetapi, laba gabungan dari kedua perusahaan selama periode dimilikinya obligasi termaksud akan
memperlihatkan kerugian sebesar $200. Perusahaan P akan mengakui pendapatan bunga $600 di
samping uang kas yang diterima, dan Peuasahaan S akan mengakui beban bunga sebesar $800 di
samping uang kas yang dibayar.
Jika perusahaan anak dimiliki seluruhnya, pengaruh terhadap laba yang ditahan akan sama saja
sepanjang masa berlaku obligasi. Akan tetapi, apabila perusahaan induk membeli obligasi dari
perusahaan anak yang tidak dimiliki seluruhnya, maka akan ada semacam pengalokasian laba atau
rugi di antara controlling interest dan kepentingan minoritas. Dalam contoh tersebut, misalnya,
kerugian sebesar $200 pertama sekali dikaitkan dengan perusahaan penerbit obligasi, yaitu
Perusahaan S, dan dengan demikian dibagi di antara controlling interest dan kepentingan minoritas.
Dalam contoh tersebut, misalnya, kerugian sebesar $200 pertama sekali dikaitkan dengan perusahaan
penerbit obligasi, yaitu perusahaan S, dan dengan demikian dibagi di antara controlling interest dan
kepentingan minoritas secara proporsional. Laba yang ditahan perusahaan induk dikurangi 80% dari
$200, atau $160, pada saat obligasi tersebut dibeli. Sepanjang masa berlakunya obligasi, perusahaan P
akan mengakui pendapatan bunga sebesar $600 akibat amortisasi diskonto (disagio) Obligasi.
Perusahaan P juga akan mengakui 80% bagiannya dari $800 beban bunga yang diakibatkan oleh
amortisasi diskonto (disagio) yang dicatat oleh Perusahaan S. Konsekuensinya laba yang ditahan
Perusahaan P akan berkurang $40 ($640 — $600). Di pihak lain, kepentingan minoritas akan berkurang
sebesar 20% dari $800 amortisasi, atau $160.
03.
PERUSAHAAN ANAK
DENGAN SAHAM
PREFEREN DAN SAHAM
BIASA
Apabila pengendalian diperoleh dalam sebuah
perusahaan anak, yang telah menerbitkan saham preferen dan
saham biasa, maka modal perusahaan anak ini perlu dibagi
menurut masing-masing jenis saham.
01 02
Saham preferen non- Saham preferen kumulatif,
kumulatif, non-partisipasi non partisipasi
04
03
Saham preferen kumulatif,
Sahan preferen non- partisipasi
kumulatif, partisipasi
Ilustrasi pembagian modal:
mengilustrasikan pembagian modal apabila perusahaan anak menerbitkan saham Dalam bagian (4), sebelumnya, saldo laba yang ditahan
preferen maupun saham biasa, asumsikan bahwa pada tanggal 31 Desember 1987, ditetapkan pada ekuitas preferen dan saham biasa, yang harus
modal sebuah perusahaan anak adalah sebagai berikut: dibagikan sekarang adalah sebagai berikut:
Saham preferen 6%, 2.000 lembar, nominal @$50 .....................
$100.000
Saham biasa, 20.000 lembar, nominal @$10 ..............................
$200.000
Asumsikan bahwaditahan
Laba yang saham .......................................................................
preferen pada waktu perusahaan dilikuidasi, $
mempunyai nilai sama dengan nilai nominalnya, dan apabila saham itu kumulatif,
30.000
maka dapat dianggap pembayaran dividen yang tertunggak. Untuk masing-
masing kemungkinan klasifikasi saham preferen modal perusahaan anak adalah
sebagai berikut:
Jika modal perusahaan anak dalam contoh sebelumnya terdiri
dari saham preferen dan saham biasa seperti ditunjukkan dan defisit
sebesar $30.000, maka modal perusahaan anak ini akan dibagi sebagai
berikut
Untuk mengilustrasikan prosedur yang dapat diterapkan dalam Lembar kerja (neraca lajur) untuk neraca konsolidasi per 1 januari 1987,
penyusunan kerja untuk neraca konsolidasi apabila perusahaan anak mempunyai disusun sebagai berikut:
dua jenis saham atau lebih yang beredar, asumsikan bahwa pada tanggal 1 Januari
1987, modal Perusahaan S terdiri dari:
Saham preferen 6%, kumulatif dan nonpartisipasi, nominal
$100 (dividen yang tertunggak untuk tahun 1985
dan 1986)....................................................................................... $100.000
Saham biasa, nominal $100 ....................................................... $200.000
Laba yang ditahan ....................................................................... $ 30.000
Pada tanggal 1 Januari 1987, Perusahaan P memperoleh 400 lembar
saharn preferen dengan harga 115 dan 1.800 lembar saham biasa dengan harga
125. Ekuitas saharn preferen dan saham biasa dihitung pada tanggal perolehan
dalam menyusun neraca konso1idasi. Dan saldo laba yang ditahan dibagi
sebagai berikuit:
04
DIVIDEN SAHAM
OLEH
PERUSAHAAN
ANAK
Dividen yang dibagikan dalam bentuk saham tidak mempengaruhi Lembar kerja untuk neraca konsolidasi pada tanggal saham
total modal suatu Perusahaan. Dividen saham seperti ini juga tidak diperoleh disusun sebagai berikut:
mengubah masing-masing jenis ekuitas para Pemegang saham. Dengan
demikian, perusahaan induk tidak harus menetapkan sesuatu perubahan
dalam saldo perkiraan investasinya atau dalam perkiraan pendapatan
pada penerimaan dividen saham.