Anda di halaman 1dari 13

STANDAR

AUDIT SERI
200
Oleh : Citra Pratiwi( B1C119192)
Definisi Standar Audit 200

Standar audit 200 mengatur tanggung jawab keseluruhan auditor


independen ketika melaksanakan audit atas laporan keuangan
berdasarkan SA. Secara khusus, SA 200 menetapkan tujuan keseluruhan
auditor independen, serta menjelaskan sifat dan ruang lingkup suatu
audit yang dirancang untuk memungkinkan auditor independen
mencapai tujuan tersebut. SA 200 menjelaskan ruang lingkup,
wewenang, dan struktur SA, serta mengatur ketentuan untuk
menetapkan tanggung jawab umum auditor independen yang berlaku
untuk semua audit, termasuk kewajiban untuk mematuhi SA. Untuk
selanjutnya auditor independen disebut sebagai “auditor”.
Audit Atas Laporan Keuangan
Your Picture Here

SA mengaharuskan auditor memelihara


skeptisme profesional selama perencanaan dan
pelaksanaan audit, diantaranya mencakup:
1. Mengidentifikasi dan menilai risiko
kesalahan penyajian material, baik yang Your Picture Here Your Picture Here
disebabkan oleh kecurangan maupun
kesalahan, berdasarkan suatu pemahaman
atas entitas dan lingkungan nya, termasuk
pengendalian internal entitas.
2. Memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat tentang apakah terdapat kesalahan Your Picture Here
penyajian material, melalui perancangan dan
penerapan reposns yang tepat terhadap
risiko yang dinilai
3. Merumuskan suatu opini atas laporan
keuangan berdasarkan kesimpulan yang
ditarik dari bukti audit yang diperoleh.
Tujuan Keseluruhan Auditor

Memperoleh
keyakinan memadai
tentang apakah Melaporkan atas
laporan keuangan laporan keuangan dan
secara keseluruhan mengkomunikasikanny
bebas dari kesalahan a sebagaimana
penyajian material, ditentukan oleh SA
baik yang disebabkan berdasarkan temuan
oleh kecurangan auditor.
maupun kesalahan
Kerangka Pelaporan dan Bukti Audit

Kerangka pelaporan yang


Bukti audit merupakan informasi yang digun
berlaku merupakan pelaporan
akan oleh auditor dalam mencapai kesimpula
keuangan yang diterapkan
n yang
oleh manajemen dan, jika
relevan, pihak yang mendasar opini auditor. Bukti audit digunaka
bertanggung jawab atas tata n untuk tujuan SA yaitu sebagai berikut;
kelola, dalam penyusunan 1. Kecukupan bukti audit
laporan keuangan yang dapat 2. Ketepatan bukti audit
diterima dari sudut pandang
sifat entitas dan tujuan laporan
keuangan, atau yang
diharuskan oleh peraturan
perundang-undangan.
Resiko Audit dan Risiko Kesalahan Penyajian Material

Risiko audit adalah suatu fungsi risiko


kesalahan penyajian material dan risiko deteksi, misalnya auditor menyatakan suatu opini audit yang tidak
tepat ketika laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material. Yang dimana Risiko deteksi
berhubungan dengan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang ditentukan oleh auditor untuk mengurangi
risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima. risiko ini merupakan fungsi dari efektivitas suatu
prosedur
audit dan penerapannya oleh auditor.

Risiko kesalahan penyajian material, adalah risiko bahwa laporan keuangan mengandung
kesalahan penyajian material sebelum dilakukan audit. Risiko tersebut terdiri dari dua
komponen yaitu sebagai berikut;
a. Risiko inheren
b. Risiko pengendalian
Penyusunan Laporan Keuangan
Suatu audit berdasarkan SA dilaksanakan dengan premis
bahwa manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggu
ng jawab atas tata kelola, mengakui dan memahami bahwa
memliki tangung jawab yaitu sebagai berikut;
 Menyusun laporan keuangan sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
 Menetapkan dan menjalankan pengendalian internal yang
dipandang perlu oleh manajemen
 Menyediakan hal-hal di bawah ini :
1) Akses keseluruh informasi
2) Informasi tambahan yang mungkin diminta oleh auditor
dari manajemen, dan jika relevan, pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola, untuk tujuan audit
3) Akses tidak terbatas ke orang-orang dalam entitas
yang dipandang perlu oleh auditor untuk memperoleh
bukti audit.
Pertimbangan Profesional dan Skeptisisme Profesional

Pertimbangan profesional diperlukan terutama dal


am membuat keputusan tentang; skeptisisme profesional merupakan suatu sikap
1. Materialitas dan risiko audit yang mencakup suatu fikiran yang selalu
2. Sifat, saat, dan luas prosedur audit yang digunak mempertanyakan, waspada terhadap kondisi yang
an untuk memenuhi ketentuan SA dan mengump dapat mengindikasikan kemungkinan kesalahan
ulkan bukti audit. penyajian, baik yang disebabkan oleh
3. Pengevaluasian tentang apakah bukti audit yang kecurangan maupun kesalahan, dan suatu
cukup dan tepat telah diperoleh, dan apakah pen penilaian penting atas bukti audit
gevaluasian lebih lanjut dibutuhkan untuk menca
pai tujuan SA dan tujuan keseluruhan auditor
4. Pengevaluasian tentang pertimbangan manajem
en dalam menerapkan kerangka pelaporan keua
ngan yang berlaku bagi entitas.
Ketentuan Etika yang Berkaitan dengan Audit atas Laporan Keuangan
Ketentuan etika tercantum dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Institut. Prinsip-prinsip dasar yang
harus dipatuhi oleh auditor menerut kode etik tersebut adalah sebagai berikut :

Integritas

Perilaku profesional Objektivitas

Kerahasiaan Kompetensi dan kecermatan


profesional
Kepatuhan terhadap ketentuan yang relevan dan Sifat Prosedur
Audit

Auditor harus mematuhi setiap ketentuan suatu SA dalam suatu audit, kecuali;
• Keseluruhan SA tidak relevan
• Ketentuan tersebut tidak relevan karena ketentuan tersebut bergantung
pada suatu kondisi dan kondisi tersebut tidak terjadi.

Ada 4 sifat prosedur audit, yaitu :


1. Terdapat keterbatasan, baik secara praktik maupun legal, atas kemampuan
auditor untuk mendapat bukti audit.
2. Terorganisasi dengan rapi yang dirancang untuk menutupi kecurangan
tersebut.
3. Audit bukan merupakan suatu investigasi resmi atas dugaan suatu
perbuatan yang salah.
4. Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan dan Keseimbangan antara Manfaat
dan Biaya
Tujuan yang dinyatakan dan Penggunaan Tujuan

Setiap SA berisi satu atau lebih tujuan  yang menye Auditor diharuskan untuk menggunakan tujuan
diakan suatu hubungan antara ketentuan dan tujuan SA untuk mengevaluasi apakah bukti audit
keseluruhan auditor. Tujuan setiap SA adalah untuk yang cukup dan tepat telah diperoleh dalam
mengarahkan auditor pada hasil yang dikehendaki konteks tujuan keseluruhan auditor. Jika 22
oleh SA tersebut, sementara cukup spesifik untuk auditor menyimpulkan bahwa bukti audit tidak
membantu auditor dalam: cukup dan tidak tepat, auditor dapat
1. Memahami apa yang akan dicapai mengambil satu atau lebih pendekatan.
2. Memutuskan apakah diperlukan prosedur tamba
han untuk mencapai tujuan SA tersebut
Kepatuhan Terhadap Ketentuan yang Relevan dan Penyimpangan dari
suatu Ketentuan

Secara umum,  kebersyaratan


suatu ketentuan dapat bersifat
SA tidak mengharuskan kepatuhan terhadap
eksplisit atau  implisit, sebagai
suatu ketentuan yang tidak relevan dengan
contoh:
kondisi suatu audit. kondisi yang  dapat men
1. Ketentuan untuk
yebabkan kegagalan untuk mencapai suatu
memodifikasi opini auditor jika
tujuan  mencakup hal-hal di bawah ini:
terdapat suatu pembatasan
terhadap ruang lingkup 1. Menghalangi auditor dalam mematuhi ket
merupakan suatu ketentuan entuan suatu SA yang relevan.
bersyarat eksplisit. 2. Menyebabkan auditor tidak dapat atau
2. Ketentuan untuk tidak mungkin melaksanakan prosedur
mengomunikasikan defisiensi audit tambahan atau memperoleh  bukti
signifikan dalam audit lebih lanjut yang diperlukan dari
pengendalian internal yang penggunaan
teridentifikasi selama audit
kepada pihak yang
bertanggung jawab atas tata
kelola,yang bergantung pada
eksistensi defisiensi signifikan
yang teridentifikasi tersebut;
dan ketentuan  untuk
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai