Anda di halaman 1dari 4

B.

Saat Pengakuan Pendapatan


Dengan memperhatikan konsep dan kriteria pengakuan pendapatan yang telah dibahas di
atas, berikut ini akan dibahas pada saat pengakuan pendapatan yang umum digunakan
dalam praktik.
1. Pendapatan Diakui Selama Kegiatan Produksi
Pendapatan dapat diakui selama kegiatan produksi. Meskipun produk yang
dihasilkan perusahaan masih dalam proses produksi. Prosedur yang digunakan
adalah prisentase penyelesaian. Cara ini umumnya dijumpai pada perusahaan
kontraktor yang mengerjakan proyek-proyek yang memakan waktu beberapa
periode akuntansi. Misalnya, perusahaan pembuat kapal, lokomotif, gedung, jalan
raya dan sebagainya. Pendapatan dapat diakui secara periodik atas dasar
pekerjaan yang telah diselesaikan.
Pengakuan pendapatan dengan cara ini dapat dilakukan bila harga kontrak
sudah pasti dan taksiran cost untuk menyelesaikan proyek serta kemajuan dalam
menyelesaikan kontak dapat dipertanggungjawabkan. Apabila kriteria tersebut
dapat dipenuhi, sangat memungkinkan untuk menentukan taksiran besarnya
pendapatan. Besarnya pendapatan dapat ditaksir beredarakan akumulasi cost yang
terjadi selama penyelesaian pekerjaan.
Taksiran tersebut umumnya dapat dilakukan dengan dua pendekatan :
● Berdasarkan prosentase biaya
Tahap penyelesaian ditentukan dengan membandingkan biaya
yang telaha dikeluarkan dengan taksiran total biaya untuk
menyelesaikan proyek.
● Berdasarkan prosentase penyelesaian fisik
Prosentase penyelesaian fisik biasanya didasarkan pada kemajuan
proyek.
Apabila cara ini digunakan, maka pada saat kegiatan kontruksi selesai dan proyek
(bangunan/barang) telah diserahakan dengan sendirinya seluruh pendapatan telah diakui
sebesar harga kontraknya.
Perlu diketahui bahwa pengakuan pendapatan yang menggunakan metode ini
harus dilakukan, apabila perusahaan ingin mempertahankan pengukuran laba dengan
takaran periode. Yang selama ini sering terjadi, pendapatan biasanya diakui sebesar harga
kontrak setelah kegiatan produksi selesai dan barang diserahkan kepada pemesan
(konsumen).

2. Pendapatan Diakui Saat Produk Selesai


Pengakuan pendapatan atas produk selesai biasanya dianggap tepat untuk
industri pertambangan dan pertanian, seperti, emas, timah, gandum dan
sebagainya. Pada jenis usaha ini, umumnya produk yang dihasilkan memiliki
harga yang sudah pasti dan pemasarannya terjamin. Dengan demikian, apabila
produk tertentu dapat dipastikan akan terjual dengan harga tertentu, maka
pendapatan dapat diakui pada saat selesainya produksi. Ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi untuk mengakui pendapatan saat produksi selesai. Syarat tersebut
adalah:
● Harga jual dapat ditentukan dengan cukup tepat
● Tidak diperlukan kegiatan /biaya pemasaran yang material untuk menjual
produk tersebut
● Cost produk sulit untuk ditentukan
● Satuan-satuan persediaan dapat saling dipertukarkan (barang tidak
terpengaruh oleh perubahan bentuk dan ukuran)
Meskipun pengakuan pendapatan atas dasar saat produk selesai memiliki
dasar penalaran yang logis, namun penggunaannya secara umum mungkin tidak
dapat dibenarkan. Kegiatan produksi tanpa adanya transaksi penjualan, tidak
dapat dijadikan bukti yang obyektif untuk mengakui pendapatan. Oleh karena itu,
pengakuan pendapatan dengan cara ini, memerlukan penjelasan dan alasan yang
kuat sesuai dengan keadaaan.
Apabila sebelum produk selesai sudah terdapat kontrak yang jelas dan
pasti, maka pendapatan dapat segera diakui. Hal ini disebabkan kriteria
pembentukan dan realisasi pendapataan telah terpenuhi. Jadi selesainya produk
merupakan kejadian kritis yang menjadi dasar pengakuan pendapatan. Dalam
kontrak kontruksi jangka panjang, pengakuan semacam ini sering disebut metode
kontrak selesai.

3. Pengakuan Pendapatan Pada Saat Penjelasaan


Pada kebanyakan perusahaan, pengakuan pendapatan pada saat
pejualan merupakan dasar yang paling jelas dan obyektif dari pada dasar
pengakuan yang lain. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan
didasarkan pada alasan yang mengarah pada pengertian dan konsep
pendapatan seperti yang diajukan Paton dan Littleton (1940) sebagai
berikut:
a. Pendapatan merupakan jumlah nominal (dollar) yang menyatakan
produk akhir operasi perusahaan. Oleh karena itu, harus diakui dan
diukur pada tingkat/titik kegiatanyang menentukan dalam aliran
kegiatan operasi perusahaan.
b. Pendapatan harus benar-benar terjadi dan didukung dengan
timbulnya aktiva baru yang sah (sebaiknya berupa kas atau
piutang)

Atas dasar alasan di atas, dapat dirumuskan bahwa saat


penjualan dapat dijadikan dasar pengakuan pendapatan telah cukup
selesai dan proses realisasi pendapatan telah terjadi.
Yang menjadi masalah adalah, kapan saat yang tepat untuk
dijadikan dasar yang menandai terjadinya penjualan? Secara
yuridis, penjualan baru dapat dikatan terjadi apabila telah terjadi
peralihan hak milik atas barang yang diperjualbelikan. Namun
demikian peralihan hak merupakan masalah teknis yang sering
tidak begitu diperhatikan dalam akuntani. Hal ini disebabkan
akuntansi menganut konsep economic substance over legal form,
yang berarti akuntansi lebih menekankan pada makna ekonomi
suatu transaksi dari pada bentuk yuridsnya.
Masalah lain yang sering muncul dalam pengakuan
pendapatan pada saat penjualan adalah biaya yang timbul setelah
penjualan(after-sale cost) dan penjualanbarang yag pembelinya
memiliki hak mengembalikan barang.
1. Biaya setelah penjualan
Dalam praktik seringkali terjadi bahwa beberapa
jenis biaya, baru muncul setelah terjadi penjualan.
Misalnya biaya penagihan piutang, biaya garansi barang
dan lain-lain. Apabila biaya semcam ini timbul, cara yang
umum dilakukan adalah dengan mendebit jumlah rupiah
taksiran biaya dan menkredit jumlah rupiah yang sama ke
rekening cadangan.

2. Hak pengembalian barang


Dalam transaksi penjualan,seringkali disebutkan
bahwa pembeli berhak mengembalikan barang dalam
periode tertentu. Pada kasus ini, FASB (1981) dalam SFAS
No, 48 menyatakan bahwa apabila pembeli berhak untuk
mengembalikan barang, pendapatan dapat diakui apabila
syarat berikut ini dipenuhi:
a. Harga jual cukup pasti dan dapat ditentukan pada
saat pembelian
b. Pembeli sudah membayar kepada penjual atau
pembeli diwajibkan untuk membayar penjualan.
c. Kewajiban membayar kepada penjual tidak berubah
apabila produk dicuri, nilai produk berkurang atau
produk mengalami kerusakan
d. Pembeli benar-benar ada atau dengan kata lain
pembeli merupakan suatu badan yang secara
ekonomi disebut perusahaan
e. Penjual secara signifikan tidak memiliki kewajiban
atau bertanggungjawab terhadap hasil penjualan
kembali produk yang dilakukan pembeli
f. Jumlah nominal pengembalian dapat ditaksir secara
cukup pasti
Pendapatan dapat diakui apabila periode hak pengembalian sudah berlalu atau
apabila semua syarat di atas dipenuhi. Jadi, kondisi ini tergantung pada keadaan yang
lebih dulu terjadi diantara kedua saat pengakuan di atas.
3. Pejualan jasa

Anda mungkin juga menyukai