0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas beberapa saat pengakuan pendapatan yang umum digunakan, yaitu: (1) selama kegiatan produksi berdasarkan persentase penyelesaian, (2) saat produk selesai apabila harga dan biaya sudah pasti, (3) saat penjualan terjadi jika terpenuhi kriteria ekonomi dan yuridis penjualan.
Dokumen tersebut membahas beberapa saat pengakuan pendapatan yang umum digunakan, yaitu: (1) selama kegiatan produksi berdasarkan persentase penyelesaian, (2) saat produk selesai apabila harga dan biaya sudah pasti, (3) saat penjualan terjadi jika terpenuhi kriteria ekonomi dan yuridis penjualan.
Dokumen tersebut membahas beberapa saat pengakuan pendapatan yang umum digunakan, yaitu: (1) selama kegiatan produksi berdasarkan persentase penyelesaian, (2) saat produk selesai apabila harga dan biaya sudah pasti, (3) saat penjualan terjadi jika terpenuhi kriteria ekonomi dan yuridis penjualan.
Dengan memperhatikan konsep dan kriteria pengakuan pendapatan yang telah dibahas di atas, berikut ini akan dibahas pada saat pengakuan pendapatan yang umum digunakan dalam praktik. 1. Pendapatan Diakui Selama Kegiatan Produksi Pendapatan dapat diakui selama kegiatan produksi. Meskipun produk yang dihasilkan perusahaan masih dalam proses produksi. Prosedur yang digunakan adalah prisentase penyelesaian. Cara ini umumnya dijumpai pada perusahaan kontraktor yang mengerjakan proyek-proyek yang memakan waktu beberapa periode akuntansi. Misalnya, perusahaan pembuat kapal, lokomotif, gedung, jalan raya dan sebagainya. Pendapatan dapat diakui secara periodik atas dasar pekerjaan yang telah diselesaikan. Pengakuan pendapatan dengan cara ini dapat dilakukan bila harga kontrak sudah pasti dan taksiran cost untuk menyelesaikan proyek serta kemajuan dalam menyelesaikan kontak dapat dipertanggungjawabkan. Apabila kriteria tersebut dapat dipenuhi, sangat memungkinkan untuk menentukan taksiran besarnya pendapatan. Besarnya pendapatan dapat ditaksir beredarakan akumulasi cost yang terjadi selama penyelesaian pekerjaan. Taksiran tersebut umumnya dapat dilakukan dengan dua pendekatan : ● Berdasarkan prosentase biaya Tahap penyelesaian ditentukan dengan membandingkan biaya yang telaha dikeluarkan dengan taksiran total biaya untuk menyelesaikan proyek. ● Berdasarkan prosentase penyelesaian fisik Prosentase penyelesaian fisik biasanya didasarkan pada kemajuan proyek. Apabila cara ini digunakan, maka pada saat kegiatan kontruksi selesai dan proyek (bangunan/barang) telah diserahakan dengan sendirinya seluruh pendapatan telah diakui sebesar harga kontraknya. Perlu diketahui bahwa pengakuan pendapatan yang menggunakan metode ini harus dilakukan, apabila perusahaan ingin mempertahankan pengukuran laba dengan takaran periode. Yang selama ini sering terjadi, pendapatan biasanya diakui sebesar harga kontrak setelah kegiatan produksi selesai dan barang diserahkan kepada pemesan (konsumen).
2. Pendapatan Diakui Saat Produk Selesai
Pengakuan pendapatan atas produk selesai biasanya dianggap tepat untuk industri pertambangan dan pertanian, seperti, emas, timah, gandum dan sebagainya. Pada jenis usaha ini, umumnya produk yang dihasilkan memiliki harga yang sudah pasti dan pemasarannya terjamin. Dengan demikian, apabila produk tertentu dapat dipastikan akan terjual dengan harga tertentu, maka pendapatan dapat diakui pada saat selesainya produksi. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mengakui pendapatan saat produksi selesai. Syarat tersebut adalah: ● Harga jual dapat ditentukan dengan cukup tepat ● Tidak diperlukan kegiatan /biaya pemasaran yang material untuk menjual produk tersebut ● Cost produk sulit untuk ditentukan ● Satuan-satuan persediaan dapat saling dipertukarkan (barang tidak terpengaruh oleh perubahan bentuk dan ukuran) Meskipun pengakuan pendapatan atas dasar saat produk selesai memiliki dasar penalaran yang logis, namun penggunaannya secara umum mungkin tidak dapat dibenarkan. Kegiatan produksi tanpa adanya transaksi penjualan, tidak dapat dijadikan bukti yang obyektif untuk mengakui pendapatan. Oleh karena itu, pengakuan pendapatan dengan cara ini, memerlukan penjelasan dan alasan yang kuat sesuai dengan keadaaan. Apabila sebelum produk selesai sudah terdapat kontrak yang jelas dan pasti, maka pendapatan dapat segera diakui. Hal ini disebabkan kriteria pembentukan dan realisasi pendapataan telah terpenuhi. Jadi selesainya produk merupakan kejadian kritis yang menjadi dasar pengakuan pendapatan. Dalam kontrak kontruksi jangka panjang, pengakuan semacam ini sering disebut metode kontrak selesai.
3. Pengakuan Pendapatan Pada Saat Penjelasaan
Pada kebanyakan perusahaan, pengakuan pendapatan pada saat pejualan merupakan dasar yang paling jelas dan obyektif dari pada dasar pengakuan yang lain. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan didasarkan pada alasan yang mengarah pada pengertian dan konsep pendapatan seperti yang diajukan Paton dan Littleton (1940) sebagai berikut: a. Pendapatan merupakan jumlah nominal (dollar) yang menyatakan produk akhir operasi perusahaan. Oleh karena itu, harus diakui dan diukur pada tingkat/titik kegiatanyang menentukan dalam aliran kegiatan operasi perusahaan. b. Pendapatan harus benar-benar terjadi dan didukung dengan timbulnya aktiva baru yang sah (sebaiknya berupa kas atau piutang)
Atas dasar alasan di atas, dapat dirumuskan bahwa saat
penjualan dapat dijadikan dasar pengakuan pendapatan telah cukup selesai dan proses realisasi pendapatan telah terjadi. Yang menjadi masalah adalah, kapan saat yang tepat untuk dijadikan dasar yang menandai terjadinya penjualan? Secara yuridis, penjualan baru dapat dikatan terjadi apabila telah terjadi peralihan hak milik atas barang yang diperjualbelikan. Namun demikian peralihan hak merupakan masalah teknis yang sering tidak begitu diperhatikan dalam akuntani. Hal ini disebabkan akuntansi menganut konsep economic substance over legal form, yang berarti akuntansi lebih menekankan pada makna ekonomi suatu transaksi dari pada bentuk yuridsnya. Masalah lain yang sering muncul dalam pengakuan pendapatan pada saat penjualan adalah biaya yang timbul setelah penjualan(after-sale cost) dan penjualanbarang yag pembelinya memiliki hak mengembalikan barang. 1. Biaya setelah penjualan Dalam praktik seringkali terjadi bahwa beberapa jenis biaya, baru muncul setelah terjadi penjualan. Misalnya biaya penagihan piutang, biaya garansi barang dan lain-lain. Apabila biaya semcam ini timbul, cara yang umum dilakukan adalah dengan mendebit jumlah rupiah taksiran biaya dan menkredit jumlah rupiah yang sama ke rekening cadangan.
2. Hak pengembalian barang
Dalam transaksi penjualan,seringkali disebutkan bahwa pembeli berhak mengembalikan barang dalam periode tertentu. Pada kasus ini, FASB (1981) dalam SFAS No, 48 menyatakan bahwa apabila pembeli berhak untuk mengembalikan barang, pendapatan dapat diakui apabila syarat berikut ini dipenuhi: a. Harga jual cukup pasti dan dapat ditentukan pada saat pembelian b. Pembeli sudah membayar kepada penjual atau pembeli diwajibkan untuk membayar penjualan. c. Kewajiban membayar kepada penjual tidak berubah apabila produk dicuri, nilai produk berkurang atau produk mengalami kerusakan d. Pembeli benar-benar ada atau dengan kata lain pembeli merupakan suatu badan yang secara ekonomi disebut perusahaan e. Penjual secara signifikan tidak memiliki kewajiban atau bertanggungjawab terhadap hasil penjualan kembali produk yang dilakukan pembeli f. Jumlah nominal pengembalian dapat ditaksir secara cukup pasti Pendapatan dapat diakui apabila periode hak pengembalian sudah berlalu atau apabila semua syarat di atas dipenuhi. Jadi, kondisi ini tergantung pada keadaan yang lebih dulu terjadi diantara kedua saat pengakuan di atas. 3. Pejualan jasa
Rencana akumulasi yang dibuat sederhana: Bagaimana dan mengapa berinvestasi di bidang keuangan dengan membangun rencana akumulasi otomatis yang disesuaikan untuk memanfaatkan tujuan Anda