Anda di halaman 1dari 6

PRINSIP DASAR AKUNTANSI

Standar akuntansi keuangan Indonesia memberikan dua dasar yaitu


1. Dasar akrual
2. Kelangsungan usaha
APB tatemen No 4. Memberikan 9 prinsip dasar sebagai berikut :

1. The cost Principle ( Historical cost )


Merupakan dasar penilaian yang tepat untuk mencatat perolehan barang, jasa , harga
pokok dan equity, atau setiapperkiraan di nilai berdasarkan harga pertukaran pada tanggal
perolehan.
Cost ==) suatu jumlah tertentu yang diukur dalam bentuk uang dari kas yang dibelanjakan
atau barang lain yang diserahkan , modal saham yang dikeluarkan , jasa yang diberikan atau
akan diterima ( APB statemen No 4 )
Cost dibagi menjadi 2 yaitu
a. Expired cost
b. Unexpired cost
Kelemahan dari prinsip ini adalah adanya daya beli yang tidak stabil sehingga bisa terjadi
kemungkinan kesalahan

2. The revenue principle


Prinsip ini menjelaskan 3 hal :
a. Sifat dan komponen dari revenue pada umumnya revenue telah ditafsirkan sebagai
- Arus masuk net asset sebagai akibat dari penjualan barang dan jasa
- Arus keluar barang dan jasa dari perusahaan pelanggan
- Produksi perusahaan sebagai akibat semata mata penciptaan barang dan jasa oleh
perusahaan selama periode tertentu.

Perbedaan itu timbul sebagai akibat adanya perbedaan pandangan terhadap revenue:
1. Secara luas revenue dianggap termasuk seluruh hasil dari perusahaan dan kegiatan
investasi
2. Secara sempit revenue hanya berasal dari kegiatan produksi , tidak termasuk laba
rugi yang berasal dari penjualan aktiva tetap.
b. Pengukuran revenue ==) diukur menurut produk atay jasa yang ditukar dengan cara
transaksi yang obyektif . nilai di sini dapat berupa :
- Net cash atau equivalen
- Nilai discounted dari uang yang diterima atau akan diterima sebagai imbalan
pertukaran barang dan jasa yang diserahkan perusahaan kepada pelanggan
Dari nilai ini ada 2 penafsiran yang muncul :
1. Potongan harga ( cash discount dan pengukuran lain dari harga tetapseperti rugi
piutang ragu – ragu.
2. Untuk transaksi yang bukan melalui kas , nilai tukarnya dianggap sama dengan
nilai pasar dari jumlah dan yang jelas dapat di hitung.

c. Bukti pengakuan Revenue


Secara umum diakui bahwa revenue dan laba diakui sepanjang tahap ? siklus operasi
yaitu selama masa di terima , diproduksi, dijual dan ditagih.
Secara umum revenue akan diakui secara.
1. Accrual basis
Revenue harus dilaporkan selama kegiatan produksi ( dimana laba dapat dihitug
secara proporsional dgn penyelesaian pekerjaan ) pada akhir periode, padasaat
penjualan barang atau pada saat penagihan piutang.
a. Revenue umumnya diakui selama kegiatan produksi
b. Revenue atas kontrak jasa jangka panjang diakui berdasarkan kemajuan kerja
c. Revenue dari cost plus fixed fee contrack , kontrak yang dibuat berdasarkan fee
yang tetap ditambah Biaya Biaya tertentu.
d. Perubahan asset sebagai akibat pertumbuhan yang menimbulkan kenaikan
revenue
2. Critical evet basis
Yang diperhatikan adalah kegiatan – kegiatan penting dalam siklus operasi
perusahaan , kejadian kritis ini dapat berupa :
a. pada saat penjualan
dapat digunakan apabila :
# harga pokok diketahui secara pasti
# Pertukaran telah selesai dgn pengiriman barang sehingga sudah dapat
diketahui Biaya yang sudah dikeluarkan .
# Dari segi realiasasi , penjualan tersebut diangap sebagai kejadian penting.

b. Pada saat selesainya proyek


# dapat digunakan dalam situasi pasar stabil dan harga komoditi juga stabil
# yang dianggap menjadi kejadian penting adalah kegiatan produksi

c. Pada saat apembayaran setelah dilakukan penjualan ( Installement method )


# dapat dilakukan apabila penjualan yang akan dilakukan dan penilaian yang
akurat tidak dapat dilakukan pada barang yang akan diserahkan tsb.
3. The Matching Principle
Prinsip ini mengatur agar pembebanan Biaya harus dilakukan pada produk yang
sama dgn periode penhakuan hasil. Akuntansi untuk Biaya ini mencakup 2 tahap :
a. Cost dikapitalisasi sbg asset yang merupakan harta yang menyimpan sejumlah
jasa dan keuntungan
b. Setiap asset dihapuskan dan dibebankan sbg Biaya untuk menilai bagian dari
asset itu yang dibebankan untuk menghasilkan revenue selama periode ttt.

Kaitan antar hasil dan Biaya tergantung pada 4 kriteria sbb :


a. Pengurangan langsung Biaya dan hasil
b. Pengurangan langsung Biaya menurut periodenya
c. Alokasi Biaya pada periode yang memberikan manfaat.
d. Membiayakan seluruh cost pada periode yang dibebankan kecuali dapat ditunjukkan
bahwa pengeluaran akan memberikan keuntungan dimasa yang akan dating , bukan
untuk periode itu.

Harga pokok barang yang dijual


Biaya operasi
Biaya penyusutan

4. The Obyektif Principle


Untuk meningkatkan keyakinan pada Laporan keuangan sangat sulit, sehingga
akuntan menggunakan prinsip obyektifity untuk membenarkan pilihan atas suatu
ukuran dan prosedurnya.
Prinsip obyektifity ini memiliki penafsiran yang berbeda – beda sebagai berikut :
a. Obyektifity merupakan realitas yang dikemukakan pihak luar yang independent
dari orang yang merasakannya.
b. Obyektivity dianggap sebagai suatu ukuran yang dapat diperiksa yang
didasarkan pada bukti.
c. Ukuran obyektifity dianggap sebagai hasil concensus diantara kelompok
tertentu yang mengamatinya atau mengaturnya.
d. Tingkat obyektifity dapat diukur melalui penentuan batas atau limit ttt.

5. The concictency principle


Kejadian ekonomis yang sejenis harus dicatat, dilaporkan secara konsisten dari
period eke periode yang lain. Kegunaan utama prinsip ini adalah agar laporan
keuangan dapat diperbandingkan. Menurut APB Opinion No 20 ada 3 jenis
perubanan
a. Perubahan prinsip akuntansi
b. Perubahan taksiran akuntansi
c. Perubahan laporan entity.
Perubahan prinsip akuntansi dilaporkan secara umum dan pada tahun itu juga.
Perubahan taksiran akuntansi dilaporkan secara prospectively, dan perubahan
entity ilaporkan secara restroactive.
Taksiran akuntansi dapat berubah dikarenakan adanya peristiwa baru. Atau
bertambahnya pengalaman atau diperolehnya informasi, pegaruhnya terhadap
laporan keuangan.
a. Perubahan yang hanya mempengaruhi periode dimana perubahan tersebut
terjadi.
b. Perubahan yang mempengaruhi periode berjalan dan periode mendatang.

6. The disclosure principle


Mewajibkan agar laporan keuangan didesain dan disajikan sbg kumpulan potret dari
kejadian ekonomi yang mempengaruhi perusahaan , untuk suatu periode dan berisi
cukup informasi , sehingga membuat orang baik umum atau investor paham dan
tidak salah tafsir terhadap Laporan keuangan tersebut.

7. The conservatism principle


Merupakan prinsip pengecualian atau prinsip yang mengubaj concensus umum.
Apabila dihadapkan untuk memilih diantara dua atau lebih prinsip / teknik
akuntansi yang sama – sama diterima , harus mengutamakan pilihan yang
memberikan pengaruh keuntungan paling kecil pada equity pemilik. Lebih khusus
lagi , kita harus memilki nilai yang paling rendah untuk melaporkan pos aktiva dan
hasil , dan nilai yang paling tinggi untuk melaporkan pos kewajiban dan Biaya yang
akan dibayar.

8. The materiality principle


Menurut prinsip ini transaksi da kejadian yang memiliki pegaruh ekonomi yang
penting ( yang mempengaruhi penilaian dan keputusan ) harus dicatat dengan cara
yang dipermudah tanpa dilihat apakah sesuai dengan prinsip akuntansi dan perlu
tidaknya diungkapkan
Faktor lain yang harus diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan adalah :

a. Dari segi sifat


1. Factor yang menentukan perhitungan net income
2. Sifatnta tidak biasa atau luar biasa
3. Kontingensi terhadap suatu kejadian atau keadaan yang ada
4. Diharuskan oleh UU atau peraturan
b. Dari segi jumlah dihubungkan dengan:
1. Laporan keuangan secara keseluruhan
2. Total perkiraan – perkiraan yang dibentuk dari perkiraan yang terpisah
3. Pos – pos yang berhubungan
4. Jumlah yang diperoleh dari pos yang sejenis tahun yang lalu atau jumlah
yang diperkirakan dimasa yang akan datang.

9. The uniformity dan comparability principle


Prinsip uniformity berarti menggunakan prosedur yang sama untuk perusahaan ,
yang berbeda , agar laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda
dapat diperbandingkan.
Dengan adanya keseragaman ini maka diharapkan :
a. Mengurangi perbedaan penggunaan prinsip akuntansi dan ketidaklengkapan
praktik akuntansi
b. Dapat memberikan arti apabila kita membandingkan laporan keuangan
perusahaan yang berbeda.
c. Meningkatkan keyakinan pemakai laporan keuangan
d. Cenderung adanya campur tangan pemerintah dalam mengatur penyusunan
prinsip akuntansi

Namun ada yang cenderung menolak konsep ini dan menganjurkan diterapkan prinsip
flexibility, dengan alasan.
a. Menyeragamkan prosedur akuntansi untuk kasus – kasus yang terjadi dapat
menimbulkan resiko.
b. Perbandingan itu utopis , comparability tidak dapat dicapai dengan hanya mengikuti
peraturan – peraturan perusahaan , tanpa meneliti perkiraan – perkiraan yang cukup
dari factor situasi yang berbeda.
c. Berbeda dalam hal tertentu , akan menimbulkan perbedaan perlakuan perusahan
sehingga laporan keuangan dapat menampung keadaan tersebut dimana transaksi
dan kejadian itu terjadi.
Tujuan uniformity dan fkexibility adalah melindungi para pemakai dan penyajian data
yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai