Anda di halaman 1dari 9

NAMA : NI KADEK HERLIN ANDRIANI

NIM : B1C120162
KELAS : D
MID TEORI AKUNTANSI

1. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyajian laporan keuangan agar
disebut full disclosure !
Jawab : Full Disclosure adalah konsep yang mewajibkan agar laporan keuangan
didesain dan disajikan sebagai kumpulan potret dari kejadian ekonomi yang
memengaruhi perusahaan untuk suatu periode dan berisi cukup informasi sehingga
membuat orang baik umum atau investor paham dan tidak salah tafsir terhadap
laporan keuangan tersebut. Adapun hal-hal yang harus di perhatikan dalam
penyajian laporan keuangan agar disebut sebagai full disclosure yaitu :
a. Penjelasan tentang metode dan kebijaksanaan akuntansi. Khususnya untuk
menerapkan metode akuntansi yang memerlukan pertimbangan atau apabila
metode itu hanya khusus untuk entitas yang dilaporkan atau apabila ada
beberapa alternatif metode yang digunakan.
b. Informasi tambahan untuk membantu melakukan analisis investasi atau
menunjukkan hak dari beberapa pihak yang memiliki klaim kepada
perusahaan yang dilaporkan.
c. Perubahan kebijaksanaan akuntansi dengan tahun sebelumnya atau metode
penerapannya dan pengaruh perubahan tersebut.
d. Transaksi yang berasal dari pihak yang mempunyai hak mengontrol
perusahaan atau dimana perusahaan mempunyai hubungan istimewa
dengan perusahaan yang di laporkannya.
e. Aktiva atau kewajiban yang masih bersifat contingency dan yang
mengandung komitmen tertentu.
f. Transaksi keuangan atau transaksi yang bukan operasional yang terjadi
setelah tanggal neraca yang memberikan pengaruh material terhadap posisi
keuangan perusahaan sebagaimana disajikan dalam laporan akhir tahun.

2. Sebutkan 9 prinsip akuntansi sebagaimana disebut dalam elemen dari struktur


teori akuntansi!
Jawab :
a. The cost principle : Adalah dasar penilaian yang tepat untuk mencatat
perolehan barang, jasa, biaya, harga pokok dan ekuitas.
b. The revenue principle : Prinsip ini menjelaskan sifat dan komponen,
pengukuran dan pengakuan revenue sebagai salah satu elemen penyusunan
laporan laba rugi.
c. The matching principle : Prinsip ini mengatur agar pembebanan biaya harus
dilakukan pada periode yang sama dengan periode pengakuan hasil.
d. The objectivity principle : Kegunaan laporan keuangan sangat bergantung
pada tingkat kepercayan kepada prosedur pengukuran yang digunakan"
Untuk meningkatkan keyakinan pada laporan ini sangat sulit sehingga
akuntan menggunakan prinsip objectivity untuk membenarkan pilihan atas
suatu ukuran atau prosedurnya.
e. The consistency principle : Menurut prinsip konsistensi kejadian ekonomis
yang sejenis harus dicatat, dilaporkan secara konsisten dari satu periode ke
periode yang lainnya Artinya, prosedur, prinsip akuntansi yang sama harus
diterapkan dalam periode itu.
f. The disclosure principal : Laporan keuangan harus disajikan secara full
(penuh), fair (wajar), dan adequate (cukup) Konsep full disclosure
mewajibkan agar laporan keuangan didesain dan disajikan sebagai kumpulan
potret dari kejadian ekonomi yang memengaruhi perusahaan untuk suatu
periode dan berisi cukup informasi sehingga membuat orang baik umum atau
investor paham dan tidak salah tafsir terhadap laporan keuangan tersebut
g. The conservatism principle : Prinsip ini merupakan prinsip pengecualian atau
prinsip yang mengubah consensus umum
h. The matertality principle : Prinsip ini juga termasuk pengecualian atau
prinsip yang mengubah prinsip akuntansi yang lain.
i. The uniformity dan comparability principle : Prinsip Uniformity berarti
menggunakan prosedur yang sama untuk perusahaan yang berbeda. Salah
satu tujuan yang ingin dicapai oleh penyusunan prinsip akuntansi adalah agar
laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat
diperbandingkan.

3. Dalam akuntansi dikenal beberapa jenis perubahan akuntansi , sebutkan semua


jenis perubahan akuntansi dengan memberikan contoh masing-masing !
Jawab : Tiga jenis perubahan akuntansi adalah:
a. Perubahan prinsip akuntansi : Perubahan dari satu akuntansi yang
diterima secara umum prinsip yang lain. Misalnya, perusahaan dapat
mengubah penilaian inventarisnya metode dari LIFO ke biaya rata-
rata. Selain itu, perusahaan juga dapat mengubah dari metode
depresiasi garis lurus menjadi metode double declining.
b. Perubahan estimasi akuntansi : Perubahan yang terjadi sebagai hasil
dari informasi baru atau pengalaman tambahan. Misalnya,
perusahaan dapat mengubah taksiran masa manfaat aset yang dapat
didepresiasi.
c. Perubahan entitas pelaporan : Perubahan dari pelaporan sebagai satu
jenis entitas ke entitas lainnya jenis entitas. Sebagai contoh, suatu
perusahaan dapat mengubah anak perusahaan yang menjadi tujuan
perusahaan itu menyiapkan laporan keuangan konsolidasi.
Kategori keempat mengharuskan perubahan dalam akuntansi, meskipun
tidak diklasifikasikan sebagai perubahan akuntansi.
d. Kesalahan dalam laporan keuangan: Kesalahan dihasilkan dari
kesalahan matematika, kesalahan dalam menerapkan prinsip
akuntansi, atau pengawasan atau penyalahgunaan fakta yang ada saat
menyiapkan laporan keuangan. Misalnya, perusahaan mungkin salah
menerapkan metode persediaan eceran untuk menentukan nilai
persediaan terakhirnya. FASB mengklasifikasikan perubahan dalam
kategori ini karena setiap kategori melibatkan perbedaan metode
mengakui perubahan dalam laporan keuangan.

4. Jelaskan bagaimana aturan PSAK mengenai perubahan akuntansi !


Jawab : Aturan perubahan akuntansi tercantum di PSAK 25
Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi:
 entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal
suatu PSAK sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi dalam PSAK
tersebut, jika ada; dan
 jika entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk penerapan awal suatu PSAK
yang tidak mengatur ketentuan transisi untuk perubahan tersebut, atau
perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela, maka entitas menerapkan
perubahan tersebut secara retrospektif.
Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka entitas
menyesuaikan saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode
sajian paling awal dan jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode
sajian seolah-olah kebijakan akuntansi baru tersebut sudah diterapkan sebelumnya.
 Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut:
 Dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau
 Menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan
lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya
terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas entitas.
 Pengguna perlu membandingkan laporan keuangan dari satu periode ke periode
sehingga penerapan kebijakan yang konsisten diperlukan.

Menurut PSAK jika terjadi perubahan akuntansi, ditempuh Langkah sebagai berikut :
a. Pengaruh kumulatif dari perubahan ke prinsip akuntansi yang baru
dilaporkan dalam perhitungan laba-rugi periode berjalan dan disajikan
diantara pos-pos luar biasa dan laba bersih. Perhitungan pengaruh
kumulatif ini dapat dikecualikan apabila perubahan prinsip akuntansi
tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan ketentuan dalam
undang-undang Nomor 7 pajak penghasilan tahun 1983.
b. Untuk perubahan penilaian persediaan dari atau ke metode LIFO di
mana pengaruh kumulatif umumnya sulit ditemukan. Persediaan awal
dalam tahun dianutnya metode baru dijadikan sebagai persediaan
tahun dasar untuk seluruh perhitungan berikutnya.
c. Laporan keuangan harus dinyatakan Kembali secara retroaktif
(berlaku surut) untuk perubahan berikut :
I. Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak
pembangunan jangka Panjang
II. Perubahan ke atau dari metode biaya penuh dalam
industry ekstraktif.
d. Sifat dan alasan dilakukannya perubahan dalam kebijaksanaan
akuntansi harus diungkapkan dalam catatan laporan keuangan
periode terjadinya perubahan.

5. Fairmes dalam akuntansi dapat diartikan sebagai suatu kenetralan dalam


pengungkapan, serta dapat pula diartikan sebagai suatu moral conceptof justice.
a. Sebut dan jelaskan beberapa konsep pengungkapan informasi akuntansi
b. Sebut dan jelaskan bentuk-bentuk pengungkapan
Jawab :
a. Tiga konsep pengungkapan informasi akuntansi, yaitu :
1) Adequate disclosure (Pengungkapan cukup) Konsep yang sering
digunakan adalah Adequate Disclosure, yaitu pengungkapan minimum
yang dinyatakan oleh peraturan yang berlaku, dimana angka-angka
yang disajikan dapat diinterpretasikan dengan benar oleh investor.
2) Fair disclosure (Pengungkapan wajar) 10 Fair disclosure adalah
pengungkapan yang secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar
memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemakai laporan
dengan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca
potensial.
3) Full disclosure (Pengungkapan penuh) Full disclosure adalah
pengungkapan yang mengimplikasikan penyajian dari seluruh informasi
yang relevan. Pengungkapan ini sering dianggap berlebihan. Hendriksen
berpendapat terlalu banyak informasi akan membahayakan, karena
penyajian atas informasi tidak penting yang rinci akan mengaburkan
informasi yang signifikan dan membuat laporan sulit untuk
diinterpretasikan.

b. Bentuk – bentuk pengungkapan, yaitu :


 Ramalan keuangan, merupakan prediksi perusahaan sendiri tentang masa
depan, memerlukan evaluasi yang subyektif selain analisis sejumlah variabel
dan asums.
 Kebijakan Akuntansi, Beragamnya prosedur akuntansi yang digunakan
banyak perusahaan bahkan dalam perusahaan yang sama menyebabkan
komparabilitas antara laporan keuangan menjadi sulit. Salah satu alternatif
untuk keseragamannya adalah mengurangi jumlah alternative
 Perubahan Akuntansi, Penggunaan prinsip dan prosedur akuntansi haruslah
konsisten. Namun jika perusahaan akan melakukan perubahan maka
perubahan itu harus diungkapkan dalam laporan keuangan ketika perubahan
dilakukan disertai justifikasi untuk perubahan itu. Perubahan akuntansi
mencakup perubahan dalam prinsip akuntansi, estimasi akuntansi dan satuan
usaha yang melaporkan.
 Pengungkapan peristiwa pasca laporan, Ada dua jenis peristiwa yang relevan
yang mungkin terjadi setelah tanggal laporan dan sebelum selesainya
laporan:
a. Peristiwa yang secara langsung mempengaruhi jumlah-jumlah yang
dilaporkan dalam laporan keuangan. Peristiwa – peristiwa ini harus
diakui dengan suatu penyesuaian dalam laporan keuangan.
b. Peristiwa yang mengubah secara material kesinambungan
keabsahan nilai-nilai neraca atau hubungan diantar pemegang
equitas, atau secara materil mempengaruhi kegunaaan aktivitas
tahun lalu yang dilaporkan sebagai prediksi periode berjalan.
Peristiwa – peristiwa ini tidak memerlukan penyesuaian , tapi
sebaliknya diungkap kan.
Sifat atau jenis pengungkapan yang digunakan perusahaan untuk
memberikan informasi kepada pemakai laporan keuangan terbagi menjadi
dua, yakni pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dan
pengungkapan wajib (discretionary disclosure).
1. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure). Pengungkapan
sukarela adalah pengungkapan informasi yang dilakukan secara
sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang
berlaku atau pengungkapan melebihi yang diwajibkan.
2. Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure). Pengungkapan wajib
adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan atas apa yang
diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas.

6. Dimanakah dalam laporan keuangan hasil transaksi berikut :


a. Hasil penjualan aktiva tetap
b. Kesalahan menghitung penyusutan tahun lalu
c. Kesalahan penerapan standar akuntansi tahun yang lalu
d. Devaluasi uang rupiah tahun berjalan
e. Pengembalian cadangan yang tidak diperlukan lagi
f. Kerugian sebagai akibat pemogokan
g. Selisih variance yang merugikan
h. Kerugian sebagai akibat keputusan mengenai perkara dua tahun yang lalu
Jawab :
a. Laporan Arus Kas
b. Neraca
c. Catatan atas laporan keuangan
d. Neraca
e. Laba Rugi
f. Laba Rugi
g. Catatan atas laporan keuangan
h. Standar akuntansi laporan laba rugi

7. Jelaskan megatrend secara global yang membawa perubahan dalam system


akuntansi kaitkan dengan apa yang terjadi pasca pandemic covid-19 dan New
Normal hingga kenaikkan inflasi pada tahun 2022. Bagaimana dampak pandemic
dan model pelaporan keberlanjutan usaha ?
Jawab :
Megatren adalah pola perubahan transformatif berskala besar dan tahan
lama yang memiliki dampak mendasar pada planet dan penghuninya. Saat kita
memasuki masyarakat global yang semakin terhubung dan bergerak cepat, dunia
menjadi tidak pasti dan tidak dapat diprediksi. Melalui laporan 2022 Global
Insurance Outlook, EY Global Insurance Leadership Team menyatakan 3 megatren
terbesar pada tahun ini yang menjadi fokus EY adalah ekosistem dan open insurance,
transformasi tenaga kerja, dan keberlanjutan serta penghijauan ekonomi global.
Ekosistem yang dimaksud adalah jaringan perusahaan yang berkolaborasi
untuk melayani kebutuhan pelanggan yang luas, biasanya dengan menawarkan
pengalaman layanan yang kaya di sekitar penawaran inti atau penyediaan berbagai
produk keuangan dan layanan melalui satu hub terpusat. Terkait dengan megatren
sustainability, EY memaparkan bahwa perubahan iklim dan keberlanjutan telah
kembali menjadi agenda utama dewan dan C-suite perusahaan setelah mulai
surutnya pandemi Covid-19. UN Climate Change Conference (COP26) juga
memfokuskan kembali pikiran para pemimpin asuransi dan menekankan langkah-
langkah yang diperlukan untuk transisi ke ekonomi rendah karbon.
Di sisi lain, gangguan signifikan seperti badai epik, wabah pandemi,
perselisihan geopolitik, dan kerusuhan sosial, tetap harus diperhitungkan ke dalam
rencana strategis jangka pendek dan jangka panjang.
Akan tetapi, semua faktor tantangan tersebut menunjukkan mengapa dunia
industri menjadi sangat penting, tidak hanya untuk mendorong kesehatan ekonomi
global dan peningkatan kesejahteraan finansial, tetapi juga untuk melindungi apa
yang paling dihargai oleh orang.
Pada masa new normal ini Dampak pandemi Covid-19 seakan menggoyahkan
perekonomian serta lapangan pekerjaan di Indonesia karena negara mengalami
pelemahan konsumsi dan berkurangnya lapangan pekerjaan. Angka pengangguran di
Indonesia akan selalu berkelanjutan dari tahun ke tahun jika pemerintah tidak serius
menyelesaikannya dari akar masalahnya. Karena, dengan kemajuan teknologi, justru
penyebab pengangguran menjaid bertambah. Salah satunya, tenaga kerja yang mulai
digantikan dengan teknologi, contohnya seperti robot yang mulai menggantikan
pekerja. Dengan adanya pelemahan konsumsi ini yang kemudian berdampak pada
penurunan tingkat inflasi menjadi perhatian dari berbagai bank. Sedangkan
menurunya lapangan pekerjaan membuat para pekerja lama dan baru akan terus
bersaing agar tidak kehilangan pekerjaanya masing-masing.
Tingkat inflasi Mei 2020 tercatat sangat rendah yaitu hanya sebesar 0,06%
dari bulan ke bulan, dan 2,15% dari tahun ke tahun. Lemahnya inflasi masih akan
terus berlanjut sepertinya.Meskipun demikian, inflasi harga pangan ke depanya
tetap perlu diwaspadai dari akibat adanya potensi rantai pasokan global yang
terhambat. Namun harga barang di dalam negeri dipastikan tetap terkendali, begitu
juga pasokannya tetap terjaga. Bank sentral memperkirakan inflasi tahun ini pun
masih akan berada dalam sasaran yang ditetapkan, yaitu berkisar antara 2,3 - 4%.
Semua negara yang terkena pandemi Covid-19 mengalami kondisi
perekonomian yang buruk, artinya hal ini tidak hanya dialami oleh Indonesia.
Sebagai contoh negara Tiongkok saja sampai minus ekonominya, tapi dalam kondisi
seperti ini, Indonesia masih bisa 3% pertumbuhan ekonominya cukup baik dan di
negara-negara Asean, jadi sebenarnya, di tengah-tengah kesulitan, kita masih bisa
bertahan dan memutar roda perekonomian.
Mayoritas masyarakat yang merasakan dampak ekonomi secara langsung
adalah pada tingkat rumah tangga. Mayoritas masyarakat saat ini menilai kondisi
ekonomi rumah tangga lebih buruk atau jauh lebih buruk 83% lebih dibandingkan
dengan tahun lalu. Penilaian ini jauh meningkat dibanding survei pada Februari,
ketika hanya sekitar 22% responden yang menilai demikian.
Mayoritas masyarakat juga menjawab bahwa pendapatan kotor rumah
tangga saat ini menurun berkisar 80% lebih. Dengan demikian dalam tiga bulan
terakhir, jawaban menurun ini mengalami tren peningkatan yang tajam. Penurunan
ini dirasakan cukup merata di semua kategori secara sosio-demografis. Akan tetapi,
berdasarkan pendidikan tampak pola yang menunjukkan bahwa warga
berpendidikan ke bawah lebih banyak yang merasakan penurunan, sedangkan warga
berpendidikan tinggi lebih sedikit merasakan penurunan.
Untuk merespon tantangan dalam pemenuhan strategi keberlanjutan,
perseroan dalam mencapai tujuan bisnis dan meningkatkan nilai perseroan jangka
panjang, yaitu dengan menerapkan kebijakan untuk konsisten
mengimplementasikan nilai ekonomi, social dan lingkungan sebagai strategi bisnis.
Nilai keberlanjutan perseroan adalah fokus, komitmen, integritas, kerjasama dan
inovasi, dalam implementasinya berpatokan pada pilar ekonomi, sosial dan
lingkungan. Ketiga faktor tersebut merupakan pilar untuk mengukur nilai kesuksesan
Perseroan dalam mencapai keunggulan daya saing yang berkelanjutan. Dengan
selalu menerapkan aspek kerbelanjutan, Perseroan berkeyakinan bahwa performa
Perseroan akan meningkat karena dapat mengontrol penggunaan sumber daya alam
(SDA) dengan efektif, sehingga memudahkan perseroan dalam perencanaan strategi
bisnis jangka panjang.
Perseroan menilai keberlanjutan tidak hanya terbatas berdasarkan
keterlibatan pada lingkungan, akan tetapi juga mencakup bidang hukum, keuangan,
sosial, material dan perilaku. Pada intinya dari aspek bisnis, Perseroan menerapkan
keberlanjutan adalah bagaimana mengurangi biaya sekarang maupun biaya yang
akan timbul di masa mendatang, sehingga memperbesar profitabilitas, memperkuat
daya saing dan memperpanjang umur bisnis Dalam penerapan keuangan
berkelanjutan, untuk menjaga keuangan Perseroan tetap positif, Perseroan
menerapkan kebijakan efisiensi biaya untuk mempertahankan keberlanjutan
pembangunan proyek properti. Hal ini diterapkan dengan tetap berkomitmen pada
kesejahteraan karyawan, sehingga tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK)
selama tahun 2021.
Melalui kegiatan entitas anak, Perseroan memerluas portfolio bisnis dengan
membangun proyek superblock Monde City. Strategi tersebut dibarengi dengan
komitmen pelibatan tenaga kerja lokal, sehingga mendatangkan pengaruh ekonomi
tidak langsung bagi kesejahteraan mereka, dengan kesejahteraan tersebut akan
menjadikan kondisi kondusif yang mendu Sampai dengan 31 Desember 2021
tercatat 90% perusahaan yang menjadi bagian rantai pasok Perseroan merupakan
pemasok lokal Merujuk pada fenomena COVID-19 yang menyebabkan terganggunya
kegiatan ekonomi, meningkatnya kesenjangan sosial dan adanya korban jiwa
manusia hal ini menunjukkan kerentanan dalam tatanan kehidupan manusia. Kasus
COVID-19 tersebut meningkatkan kesadaran bahwa perlu adanya integrasi antara
kegiatan ekonomi serta aspek sosial dan lingkungan di kehidupan manusia dan
operasional.
Perseroan untuk tercapainya tujuan masa depan yang baik, sehingga terjadi
harmoni antara manusia dengan alam. Perseroan berkomitmen dalam menjalankan
keberlanjutan didasarkan pada nilai-nilai Perseroan dan platform dari tujuan
pembangunan keberlanjutan (SDGs), yaitu pilar pembangunan manusia atau sosial,
pembangunan ekonomi, pembangunan lingkungan dan pembangunan hukum serta
tata kelola. Namun kontribusi Perseroan tidak dapat memenuhi semua indikator
SDGs tersebut, Perseroan berkontribusi dan melaporkan keberlanjutannya hanya
indikator yang relevan saja dengan operasional Perseroan.keberlanjutan operasi dan
bisnis Perseroan.
Pencapaian kinerja atas penerapan keuangan berkelanjutan, pada tahun
2021 Perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp. 63.30 miliar menurun
sebesar 16.51% dibandingkan pendapatan usahan tahun 2020 yaitu Rp. 75.82 miliar.
Disisi lain aset perseroan mengalami sedikit peningkatan sebesar 1.99% dari Rp.
220.35 miliar tahun 2020 menjadi Rp. 224.74 miliar pada tahun 2021. Kendati
demikian secara keseluruhan Perseroan tetap mampu meraih pendapatan usaha
sebesar 97.71% dari target yang ditetapkan pada tahun 2021 dan perseroan masih
mampu memperoleh laba bersih sebesar Rp. 9.13 miliar. Tantangan Perseroan
dalam pencapaian kinerja keuangan yang berkelanjutan, yaitu sejak awal tahun 2020
sampai akhir tahun 2021 hampir seluruh pelaku usaha di semua jenis industri
terdampak secara signifikan oleh pandemi COVID-19. Kebijakan pengetatan yang
dilakukan pemerintah membawa efek yang kuat terhadap laju perekonomian dan
daya beli masyarakat
Situasi tersebut berdampak pada kinerja dan operasional Perseroan yang
mengakibatkan penurunan pendapatan usaha tahun 2021 sebesar 16.51%
dibandingkan pendapatan usaha tahun 2020.
Oleh karena itu Perseroan mempersiapkan langkahlangkah staretgis dan
cermat dalam menghadapi tantangan ini dengan menyesuaikan kebijakankebijakan
bisnis Perseroan. Berbagai kebijakan tersebut antara lain:
 Menerapkan konsep yang lebih sesuai dengan gaya hidup pasca
pandemi dalam berhubungan dengan para pelanggan dan para
pemasok, seperti pemakaian ruangan dengan sirkulasi udara yang
lebih baik.
 Selama masa pandemi, Perseroan dan aktivitas pada semua proyek
dan perkantoran tetap beroperasi dengan mengikuti protocol
kesehatan yang diarahkan oleh pemerintah dengan ketat sebagai
upaya mengurangi dampak negatif dari pandemi COVID-19. Sebagai
Perusahaan properti, Perseroan akan terus menghadapi berbagai isu
keberlanjutan, khususnya yang terkait dengan pengurangan emisi,
pengeloan limbah dan sampah, oleh karena itu Perseroan akan terus
menjalin komunikasi yang baik dengan para stakeholder agar dapat
mengidentifikasi potensi permasalahan serta penyelesaian secara
efektif. Secara rutin Perseroan melaksanakan program pembangunan
infrastruktur yang mampu memberikan solusi terhadap isu yang
dihadapi

Anda mungkin juga menyukai