Anda di halaman 1dari 9

A.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mengidentipikasi Dua Jenis Perubahan Akuntansi
2. Menjelaskan Akuntansi Untuk Perubahan Kebijakan Akuntansi
3. Memahami Bagaimana Untuk Menghitung Perubahan Akuntansi Retrosfektif
4. Memahami Bagaimana Untuk Memperhitungkan Perubahan Tidak Praktis
5. Menjelaskan Akuntansi Untuk Perubahan Estimasi
6. Menjelaskan Akuntansi Untuk Koreksi Kesalahan
7. Mengidentifikasi Motif Ekonomi Untuk Mengubah Kebijakan Akuntansi
8. Menganalisis Pengaruh Perubahan
B. Perubahan Akuntansi dan Analisis Kesalahan
1. Perubahan akuntansi
 Jenis-jenis perubahan akuntansi
 Perubahan prinsip akuntansi
 Perubahan estimasi akuntansi
 Pelaporan perubahan dalam perusahaan
 Pelaporan koreksi keslahan
 Ikhtisar
 Motivasi melakukan perubahan
2. Analisis kesalahan
 Kesalahan-kesalahan pada neraca
 Kesalahan-kesalahan pada laporan lara-rugi
 Pengaruh terhadap neraca dan laporan laba-rugi
 Ilustrasi komprhensif
 Penyusunn laporan dengan koreksi kesalahan
C. Mengidentifikasi dua jenis perubahan akuntansi
IASB telah menetapkan kerangka kerja pelaporan yang mencakup dua jenis
perubahan akuntansi. Dua jenis perubahan akuntansi tersebut adalah sebagai berikut :
- Perubahan kebijakan akuntansi
- Perubahan estimasi akuntansi
- Kesalahan laporan keuangan

D. Perubahan kebijakan akuntansi


Perubahan kebijakan akuntansi mencakup perubahan dari satu kebijakan akuntansi
yang diterima ke kebijakan yang lain. Contohnya, pengeluaran pemasaran tertentu
yang sebelumnya tidak material dan dibebankan pada periode yang bersangkutan.
Ada tiga kemungkinan pendekatan untuk melaporkan perubahan kebijakan
akuntansi :

- Melaporkan perubahan saat ini


Dampak kumulatif adalah selisih laba tahun sebelumnya antara kebijakan
akuntansi yang baru diadopsi dan kebijakan akuntansi sebelumnya. Perusahaan
tidak mengubah laporan keuangan tahun sebelumnya
- Pelaporan perubahan secara retrospektif.
Penerapan retrospektif mengacu pada penerapan kebijakan akuntansi yang berbeda
untuk menyusun kembali laporan keuangan yang dikeluarkan sebelumnya seperti
jika kebijakan baru tersebut selalu digunakan.
- Melaporkan perubahan secara prospektif dimasa depan.
IASB mewajibkan perusahaan menggunakan pendekatan retrospektif
E. JENIS-JENIS PERUBAHAN AKUNTANSI
Tiga jenis perubahan akuntansi antara lain:
1. Perubahan Prinsip Akuntansi. Perubahan dari satu prinsip akuntansi yang berlaku
umum ke prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya. Sebagai contoh,
perubahan metode penyusutan dari saldo menurun berganda ke penyusutan garis
lurus atas aktiva pabrik.
2. Perubahan Estimasi Akuntansi. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari
informasi baru atau diperolehnya pengalaman tambahan. Contonya adalah
perubahan estimasi umur manfaat aktifa yang dapat disusutkan.
3. Perubahan EStimasi Pelaporan. Perubahan dari pelaporan sebagai satu jenis
entitas ke jenis entitas lainnya. Sebagai contoh, perubahan anak perusahaan
spesifik dalam satu kelompok perusahaan di mana laporan keuangan konsolidasi
disusun.
Kategori keempat membutuhkan perubahan akuntansi, walaupun hal ini tidak
diklasifikasikan sebagai perubahan akuntansi.
4. Kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan. Kesalahan yang terjadi sebagai
akibat dari kesalahan matematis, kesalahan penerapan prinsip akuntansi, atau
kelalaian atau penyalahguanaan fakta yang ada pada saat laporan keuangan
disusun. Contohnya adalah penerapan metode persediaan eceran yang tidak tepat
dalam menentukan nilai persediaan akhir.

Perubahan-perubahan itu diklasifikasi dalam empat kategori ini karena


karakteristik individual dari setiap kategori membutuhkan metode yang berbeda untuk
mengakui perubahan itu dalam laporan keuangan. Masing-masing kategori tersebut
akan dibahas secara terpisah untuk menyelidiki karakteristiknya yang tidak biasa, dan
untuk menentukan bagaimana masing-masing kategori harus dilaporkan dalam akun
serta bagaimana informasi harus diungkapkan dalam laporan komparatif.

F. PERUBAHAN PRINSIP AKUNTANSI


Perubahan prinsip akuntansi melibatkan perubahan dari satu prinsip akuntansi
yang berlaku umum ke yang lain. Sebagai contohnya, suatu perusahaan dapat
mengubah dasar penetapan harga persedian dari biaya rata-rata ke LIFO. Atau
perusahaan itu dapat mengubah metode penyusutan aktiva lancar dari metode
dipercepat kegaris lurus, atau sebaliknya.
Perubahan prinsip akuntansi tidak dianggap berasal dari penerapan prinsip baru
dalam mengakui kejadian-kejadian yang telah terjadi untuk pertama kalinya atau
yang terjadi sebelumnya tetapi tidak material. Akhirnya, jika prinsip akuntansi yang
sebelumnya diikuti tidak dapat diterima, atau prinsip itu diterapkan secara tidak
benar, maka perubahaan ke prinsip akuntansi yang berlaku umum dianggap sebagai
koreksi kesalahan. Perpindahan dari akuntansi dasar kas atau pajak penghasialan
kedasar akrual dianggap juga sebagai koreksi kesalahan. Jika perusahaan mengurangi
nilai sisa ketika menghitung penyusutan aktiva pabrik dengan metode slado menurun
berganda dan akhirnya menghitung kembali penyusutan itu tanpa mengurangkan
estimasi nilai sisa, maka suatu keslahan telah dikoreksi.
Tiga pendekatan berikut telah disarankan untuk melaporkan perubahan prinsip
akuntansi dalam akun-akun:
Retroaktif. Pengaruh komulatif dari penggunaan metode baru terhadap laporan
keuangan pada awa periode harus dihitung. Penyesuaian retroaktif atas laporan
keuanagan kemudian dibuat, dengan menyusun kembali laporan keuanagan tahun
sebelumnya atas dasar yang konsisten dengan prinsip yang baru diterapkan.
Pendukung pendapatan ini berpendapat bahwa hanya dengan menyusun kembali
laporan periode sebelumnya yang dapat menyebabkan perubahan prinsip akuntansi
untuk laporan keuangan yang dapat dibandingkan.
Periode Berjalan. Penyeseuian ini dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan
sebagai pos khusus dengan judul ‘Pos-pos luar angkasa’ dan ‘Laba Bersih’.
Pendukung metode ini berpendapat bahwa menyatakan kembali laporan keuangan
tahun-tahun sebelumnya akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan para investor
atas laporan keuangan.
Prospektif (di masa depan). Pendukung pendekataan ini berargumen bahwa setelah
manajemen menyajikan laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang dapat
diterima, maka laporan teresebut telah final, manajemen tidak dapat mengubah
periode sebelumnya dengan menerapkan prinsip baru.

G. Perubahan Akuntansi Jenis Pengaruh Komulatif


Persyaratan umum yang ditetapkan oleh profesi akuntansi adalah bahwa metode
periode berjalan, atau ‘catch-up’, harus digunakan untuk memperhitungkan
perubahan prinsip akuntansi. Peryaratan umum tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan periode berjalanatau catch-up harus dijalankan. Pengaruh komulatif dari
penyesuian harus diperoleh dalam laporan laba-rugi di antara ‘pos-pos luar biasa’ dan
‘laba rugi’.
2. Laporan keuangan periode sebelumnya yang dimasukkan untuk tujuan komparatif
tidak perlu dinyatakan kembali.
3. Laba sebelum pos-pos luar biasa dan laba bersih, yang dihitung atas dasar pro-forma
(seolah-olah) harus ditampilkan pada laporan laba rugi untuk semua periode. Laba
tersebut disajikan seolah-olah prinsip yang baru diadopsi telah diterpkan selama
seluruh periode yang terpengaruh. Data laba per saham yang terkait juga harus
dilaporkan. Jadi, para pembaca memiliki pemahaman tentang bagaimana laporan
keuangan yang dinyatakan kembali itu diperoleh.
H. Perubahan Akuntansi Jenis Pengaruh-Retroaktif
Dalam situasi tertentu, perubahan prinsip akuntansi dapat ditangani secara
retroaktif. Penyesuaian retroaktif atas laporan keuangan yang disajikan dibuat dengan
menyusun kembali laporan keuangan tahun sebelumnya atas dasar yang konsisten
dengan prinsip yang baru diadopsi. Setiap bagian dari pengaruh komulatif yang
berkaitan dengan tahun-tahun sebelumnya diperlakukan sebagai penyesuaian laba
ditahan awal dari tahun paling awal yang ditampilkan.
Lima situasi yang membutuhkan pelaporan kembali laporan keuangan dari semua
periode sebelumnya adalah:
1. Perubahan dari metode penilaian persediaan LIFO ke metode lainnya.
2. Perubahan metode akuntansi untuk kontrak jenis kontruksi jangka panjang.
3. Perubahan dari atau ke metode akuntansi “biaya penuh” dalam industri ekstraktif.
4. Penerbitan laporan keuangan oleh perusahaan untuk yang pertama kalinya guna
memperoleh modal ekuitas tambahan, mempengaruhi kombinasi bisnis, atau
pendaftaran sekuritas.
5. Pengumuman professional yang merekomendasikan bahwa perubahan prinsip
akuntansi diperlukan secara retroaktif.
I. Perubahan Ke Metode LIFO
Seperti diindikasikan, pengaruh komulatif dari setiap perubahan akuntansi harus
ditampilkan dalam laporan laba rugi di antara judul ‘Pos luar biasa’ dan ‘Laba
bersih’, kecuali untuk kondisi-kondisi yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Selain itu, aturan ini tidak dapat diterapkan apabila perusahaan beralih ke metode
penilaian persediaan LIFO. Dalam situasi ini, persediaan tahun dasar untuk
menghitung persediaan LIFO berikutnya merupakan persediaan awal pada
metode ini diadopsi. Tidak ada pernyataan kembali atas laba tahun-tahun
sebelumnya karena dianggap sangat tidak praktis. pernyataan kembali dengan
metode LIFO akan tergantung pada asumsi-asumsi seperti tahun yang berbeda
dimana lapisan persediaan itu ditetapkan.
Pengungkapan ini dibatasi untuk hanya memperlihatkan dampak perubahaan
terhadap hasil operasi pada periode perubahan. Selain iyu, alasan untuk mengabaikan
perhitungan pengaruh komulatif dan jumlah pro-forma dari tahun sebelumnya juga
harus dijelaskan. Ahrinya, perusahaan harus mengungkapkan justifikasi dari
perubahan LIFO. Laporan Tahunan Quaker Oats Company mengindikasikan jenis
pengungkpan yang diperlukan.
J. PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
Penyusunan laporan keuangan memerlukan estimasi dampak dari kondisi-kondisi dan
peristiwa di masa datang. Berikut adalah contoh pos-pos yang memerlukan estimasi:
1. Piutang tak tertagih.
2. Keusangan persediaan.
3. Umur manfaat dan nilai sisa aktiva.
4. Periode yang menerima manfaat dari biaya yang ditangguhkan.
5. Kewajiban untuk biaya garansi dan pajak penghasilan.
6. Cadangan mineral yang dpat dipulihkan kembali.

Perubahan estimasi harus ditangani secara prospektif. Yaitu, tidak ada perubahan yang
harus dibuat dalam hasil yang dilaporkan sebelumnya. Saldo awal tidak perlu
disesuaikan, dan tidak ada usaha untuk ‘menyusul’ atau catch-up’ periode sebelumnya.
Jadi, pengaruh dari semua perubahan estimasi diperhitungkan pada (1) periode perubahan
jika perubahan itu hanya mempengaruhi periode bersangkutan atau (2) periode perubahan
atau periode di masa datang jika perubahan tersebut mempengaruhi keduanya. Akibatnya,
perubhan estimasi dipandang sebgai koreksi atau penyesuian normal yang berulang, hasil
alami dari proses akuntansi, dan diperlakukan retroaktif dilarang.

K. PELAPORAN PERUBAHAN DALAM ENTITAS


Suatu perubahan akuntansi yang terjadi pada laporan keuanagn yang sebenarnya
merupakan laporan dari entitas yang berbeda harus dilaporkan dengan menyatakan
kembali laporan keuangan yang disajikan selama periode sebelumnya, guna
menunjukan informasi keuangan bagi entitas pelaporan yang baru selama semua
periode.
Contoh perubahan dalam entitas pelaporan adalah:
1. Menyajikan laporan konsolidasi untuk menggantikan laporan perusahaan
individual.
2. Mengubah anak perusahaan tertentu yang terdiri dari kemolpok perusahaan
dimana laporan keuangan konsolidasi disajikan.
3. Mengubah perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan gabungan.
4. Akuntansi untuk pooling of interests.
5. Perubahan metode akuntansi biaya, ekuitas, atau konsolidasi untuk anak
perusahaan dan investasi. Perubahan dalam entitas pelaporan bukan berasal dari
penciptaan, pemutusan (cessation), pembelian, atau disposisi anak perusahaan atau
unit bisnis lainnya.

Laporan keuangan dari tahun dimana perubahan dalam entitas pelaporan dilakukan
harus mengungkapkan sifat perubahan itu dan alasannya. Pengaruh perubahan ini
terhadap laba sebelum pos-pos luar biasa, laba bersih dan laba per saham harus
dilaporkan untuk semua periode yang disajikan. Pengungkapan ini tidak perlu diulang
pada laporan keuangan periode berikutnya.
L. PELAPORAN KOREKSI KESALAHAN
Tidak ada perusahaan, baik yang kecil maupun besar yang kebal dari kesalahan.
Akan tetapi, risiko dari kesalahan yang material dapat dikurangi dengan
menyelenggarakan pengendalian internal yang baik dan aplikasi prosedur akuntansi
yang baik.
Beikur ini adalah contoh-contoh dari kesalahan akuntansi:
1. Perubahan dari prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum ke prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Dasar pemikiran dari hal ini adalah bahwa periode
sebelumnya telah disajikan secara tidak benar karena penerapan prinsip akuntansi
yang tidak benar. Contoh: perubahan dari akuntansi dasar kas atau pajak
penghasilan ke dasar akrual.
2. Kesalahan matematis yang diakibatkan oleh penjumlahan, pengurangan, dan
sebagainya. Contoh: penjumlahan kartu perhitungan persediaan yang salah dalam
menentukan nilai persediaan.
3. Perubahan estimasi yang terjadi karena estimasi-estimasi itu tidak dibuat dengan
jujur. Contoh: penggunaan tariff penyusutan yang secara jelas tidak realistis.
4. Kelalaian, seperti kegagalan untuk mengakrualkan atau menangguhkan beban atau
pendapatan tertentu pada akhir periode.

Segera setelah ditemukan, kesalahan-kesalahan tersebut harus dikoreksi dengan


ayat jurnal yang tepat dalam akun dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Profesi
akuntansi mensyaratkan bahwa koreksi kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian
periode sebelumnya, dicatat dalam tahun di mana kesalahan itu ditemukan, dan
dilaporkan pada laporan keuangan sebagai penyesuaian atas saldo awal laba ditahan. Jika
laporan komparatif disajikan, maka laporan periode sebelumnya yang terpengaruh harus
dinyatakan kembali untuk mengoreksi kesalahan. Pengungkapan ini tidak perlu diulang
dalam laporan keuangan periode berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai