Anda di halaman 1dari 10

A.

ANALISIS RASIO
Dalam menganalisis data laporan keuangan, analis menggunakan berbagai
perangkat untuk mengetahui komparatif dan signifikansi informasi keuangan yang
disajikan. Perangkat ini meliputi analisis rasio, analisis komparatif, analisis
persentase, dan pengujian data terkait. Tidak ada satu perangkat yang lebih berguna
daripada yang lain. Setiap situasi berbeda, dan analis sering hanya memperoleh
jawaban yang dibutuhkan berdasarkan pengujian akan keterkaitan antarsemua data
yang diberikan. Analisis rasio merupakan titik awal. Rasio dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.
Kita telah mengintegrasikan diskusi dan ilustrasi tentang perhitungan dan
penggunaan rasio keuangan ini dalam buku ini. Ilustrasi 24A-1 merangkum semua
rasio yang disajikan dalam buku dan mengidentifikasi bab-bab tertentu yang
menyajikan materi tersebut.

B. JENIS JENIS RASIO UTAMA

1. RASIO LIKUIDITAS.
Mengukur kemampuan jangka pendek perusat untuk membayar kewajiban yang
jatuh tempo
2. RASIO AKTIVITAS.
Mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aset yang dimilikinya.
3. RASIO PROFITABILITAS.
Mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan yang diberikan perusahaan atau
divisi untuk jangka waktu tertentu.
4. RASIO CAKUPAN.
Mengukur tingkat perlindungan terhadap kreditor & investor jangka panjang.
C. CONTOH SOAL RASIO LIKUIDITAS
Soal tentang cara menghitung current ratio sesuai standar akuntansi keuangan.
Current Ratio paling umum dipakai untuk menganalisis posisi modal kerja
perusahaan dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan utang lancar
sesuai fungsi akuntansi. Current ratio menunjukkan tingkat keamanan kreditor
jangka pendek untuk membayar utang-utang perusahaan. Nilai rasio yang tinggi
tidak menjamin bahwa suatu perusahaan bisa membayar utang yang sudah jatuh
tempo. Rumus Current Ratio = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar. (Baca: Tujuan
Laporan Keuangan)
Neraca suatu perusahaan diketahui sebagai berikut:

1. Kas Rp 25.000.000,-
2. Piutang Dagang Rp 75.000.000,-
3. Barang dagangan Rp 200.000.000,-
4. Jumlah utang dagang, wesel, bunga dan pajak Rp 255.000.000,-

Hitunglah Current Ratio perusahaan tersebut

Jawaban:

Aktiva Lancar = 25.000.000 + 75.000.000 + 200.000.000 =  Rp 300.000.000


Utang Lancar = Rp 255.000.000,-
Current Ratio =   Aktiva Lancar / utang Lancar x 100%                                           

=300.000.000/255.000.000x 100%
= 117.65 %
= 118 % (dibulatkan)
= 1.18 x
(artinya setiap Rp 1, utang lancar dijamin dengan Rp 1.18 aktiva lancar.

D. Contoh Soal 2
Quick Ratio (Rasio Sangat Lancar) sesuai manfaat laporan keuangan dipakai
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek
yang akan jatuh tempo dengan memakai aset sangat lancar yaitu kas + piutang +
sekuritas jangka pendek, namun tidak termasuk persediaan dan aset lancar lainnya.
Aset lancar lainnya yaitu biaya dibayar di muka dan perlengkapan. Persediaan tidak
dipakai dalam rasio ini karena persediaan butuh waktu lama untuk diubah menjadi
kas.
Jika persediaan dijual secara kredit, maka perusahaan harus melalui 2 langkah
untuk mengkonversinya yaitu menjual persediaan secara kredit sehingga
menimbulkan piutang dan menagih piutang atas penjualan persediaan tersebut
sehingga menghasilkan kas. Biaya dibayar di muka juga tidak dipakai dalam rasio ini
karena biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan seperti asuransi dibayar di muka.
Asuransi tersebut tidak dijual kembali oleh perusahaan tetapi dimanfaatkan pada
masa yang akan datang.
Neraca PT. Aghnina

Kas = Rp 700.000, Piutang = Rp 500.000, dan Kewajiban Lancar Rp 1.100.000

maka perhitungan quick ratio yaitu 700.000 + 500.000 = 1.200.000 = 1,09

artinya PT Aghninan memiliki aset sangat lancar sebanyak 1,09 kali dari total kewajiban
lancarnya atau setiap Rp1 kewajiban lancar perusahaan dijamin sebesar Rp 1,09 aset
sangat lancar.

E. CONTOH SOAL 3
Cash Ratio dipakai oleh perusahaan untuk mengukur seberapa uang kas/setara kas
yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek. Rasio ini menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh
tempo dengan memakai uang kas/setara kas yang ada. Setara kas maksudnya surat
berharga atau sekuritas (investasi jangka pendek) yang akan jatuh tempo kurang dari
3 bulan. Rumus Cash Ratio: Kas dan Setara Kas / Utang Lancar
PT Mura memiliki kas = 700.000 dan total kewajiban lancar = 1.100.000 maka
perhitungan cash ratio yaitu 700.000 / 1.100.000 = 0,64
artinya PT Mura memiliki kas sebesar 0,64 kali dari total kewajiban lancar atau
setiap Rp1 kewajiban lancar dijamin dengan Rp0,64 kas.
Contoh soal tentang rasio likuiditas membuat siapapun akan lebih memahami
tentang rasio keuangan berdasarkan hakikat akuntansi. Jika hanya membaca teori
mungkin akan membuat bingung sehingga dengan adanya soal bisa untuk latihan
menghitung sesuai konsep dasar akuntansi. (Baca juga: Manfaat Akuntansi)

Lampiran
Contoh bentuk laporan keuangan
Contoh dari bagian laporan keuangan berikut ini disajikan untuk
memberikan gambaran otomatis. Rincian akun dapat berbeda sepanjang
memberikan penjelasan yang lebih informatif.

1. NERACA

PT.ASURANSI KERUGIAN SIPANGKO


NERACA
31 DESEMBER 20 X 2 DAN 20 X 1

AKTIVA 20X2 20X1 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20X2 20x1


Investasi xx xx Kewajiban xx xx
Deposito xx xx utang klaim xx xx
Surat berharga xx xx etimasi klaim retensi xx xx
Saham dan ob;igasi xx xx premi yang belum merupakan
Pinjaman dan hipotik xx xx pendapatan xx xx
Tanah dan bangunan xx xx utang reasuransi xx xx
Pnyertaan langsung xx xx utang pajak xx xx
Investasi lain xx xx utang lain xx xx
JUMLAH INVESTASI JUMLAH INVESTASI

Kas dn bank xx xx pinjaman subordinasi xx xx


Piutang premi xx xx
Piutang reasuransi xx xx ekuitas xx xx
Piutang lain xx xx
Tanah bangunan dan Aktiva
tetap lain xx xx modal ditempat distributor xx xx
aktiva laina xx xx agio saham xx xx
saldo laba xx xx
jumlah ekuitas xx xx
jumlah aktiva xx xx jumlah kewjiban xx xx
2.LAPORAN LABA RUGI
PT ASURANSI KERUGIAN SIPANGKO
LAPORAN LABA RUGI
Untuk tahun yang berakhir
31 DESEMBER 20X2 DAN 20X1
20X1 20X2
Pendapatan premi
Premi bruto
Premi reasuransi xx xx
Penurunan (kenaikan) premi yang belum (xx) (xx)
Merupakan pendapatan (xx) xx
Jumlah pendapatan premi xx xx

Beban underwreting
beban iklan xx xx
klaim bruto (xx) (xx)
klaim resuransi xx xx
kenaikan(penurunan) estimasi klaim xx xx
jumlah beban klaim
beban komisi neto xx xx
beban enderwriting neto xx xx
jumlah beban underwriting xx xx
hasil underwriting xx xx
hasil investasi xx xx
beban usaha xx xx
pengahasilan(beban) lain-lain xx xx
laba seblum pajak xx xx
pajak penghasilan xx xx
laba bersih xx xx
3. LAPORAN SALDO LABA
PT ASURANSI KERUGIAN SIPANGKO JAYA
LAPORAN SALDO LABA
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 DESEMBER 20X1 DAN
20X2
20x2 20x1
Saldo laba awal tahun xx xx

Laba yang dibagi (xx) (xx)


Laba bersih xx xx
Saldo laba akhir tahun xx xx

4. LAPORAN ARUS KAS (bila menggunakan metode langsung)


PT ASURANSI KERUGIAN SIPANGKO
JAYA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 DESEMBER 20X2 dan 30x1

20x2 20x1
Arus kas dari aktiva operasi
Penerimaan premi xx xx
penerimaan klaim reasuransi xx xx
penerimaan lain-lain xx xx
pembayaran premi reasuransi xx xx
pembayaran komisi xx xx
pembayaran klaim xx xx
pembayaran beban umum xx xx
pembayaran pajak xx xx
pembayaran beban lain xx xx
kas bersih xx xx
Arus kas dari aktiva investasi
Penerimaan hasil investasi xx xx
Pencairan deposito xx xx
Hasil penjualan saham dan obligasi xx xx
Hasil penjuaalan akiva tetap xx xx
Penempatan deposito xx xx
Perolehan saham dan obligasi xx xx
Perolehan aktiva tetap xx xx
Perolehan investasi lain xx xx
Kas bersih xx xx
Arus kas dari aktiva pendanaan
Penerimaan pinjaman subordinasi xx xx
Penambahan modal disetor xx xx
Pembayaran pinjaman subordinasi xx xx
Pembayaran deviden kas xx xx
Kas bersih xx xx

\kenaikan (penurunan) saldo kas xx xx


Saldo kas awal xx xx
Saldo kas akhir xx xx
5. LAPORAN ARUS KAS (bila menggunakan metode langsung)
PT ASURANSI KERUGIAN SIPANGKO
JAYA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 DESEMBER 20X2 dan 30x1

Arus kas dari aktiva operasi


Laba bersih sebelum pajak xx xx
Penyesuaian untuk
Hasil investasi xx xx
Penyusutan aktiva tetap xx xx
Keuntungan penjualan aktiva tetap xx xx
Kenaikan/penurunan
Piutang premi xx xx
Piutang reasuransi xx xx
Piutang lain xx xx
Hutang klaim xx xx
Estimasi klaim xx xx
Hutang reasuransi xx xx
Hutang lain xx xx
Jumlah penyesuaian xx xx

Kas hasil dari operasi sebelum pajak penghasilan xx xx


Pembayaran pajak penghasilan badan (xx) (xx)
Kas bersih xx xx
Arus kas dari aktiva investasi
Penerimaan hasil investasi xx xx
Pencairan deposito xx xx
Hasil penjualan saham dan obligasi xx xx
Hasil penjuaalan akiva tetap xx xx
Penempatan deposito xx xx
Perolehan saham dan obligasi xx xx
Perolehan aktiva tetap xx xx
Perolehan investasi lain xx xx
Kas bersih xx xx
Arus kas dari aktiva pendanaan
Penerimaan pinjaman subordinasi xx xx
Penambahan modal disetor xx xx
Pembayaran pinjaman subordinasi xx xx
Pembayaran deviden kas xx xx
Kas bersih xx xx

\kenaikan (penurunan) saldo kas xx xx


Saldo kas awal xx xx
Saldo kas akhir xx xx

Anda mungkin juga menyukai