Anda di halaman 1dari 19

Accounting Changes and Error Analysis

(Akuntansi untuk perubahan & analisis kesalahan)

KELOMPOK 6
CIK DARA KAMILA (B1032201010)
FERA SASMITA (B1032201037)
POPPY INDARTI (B1032201042)
VIVI THERESIA (B1032201017)
JENIS-JENIS PERUBAHAN
AKUNTANSI
Tiga jenis perubahan akuntansi antara lain:
1. Perubahan Prinsip Akuntansi
Perubahan dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum ke prinsip akuntansi yang
berlaku umum lainnya. Sebagai contoh, perubahan metode penyusutan dari saldo
menurun berganda ke penyusutan garis lurus atas aktiva pabrik.
2. Perubahan Estimasi Akuntansi
Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari informasi baru atau diperolehnya
pengalaman tambahan. Contohnya adalah perubahan estimasi umur manfaat aktiva
yang dapat disusutkan.
3. Perubahan Estimasi Pelaporan
Perubahan dari pelaporan sebagai satu jenis entitas ke jenis entitas lainnya. Sebagai
contoh, perubahan anak perusahaan spesifik dalam satu kelompok perusahaan di mana
laporan keuangan konsolidasi disusun.
PERUBAHAN PRINSIP AKUNTANSI

Perubahan prinsip akuntansi termasuk di dalamnya perubahan metode


penerapan prinsip akuntansi. Contoh-contoh perubahan prinsip
akuntansi:
1. Perubahan dasar penentuan harga pokok persediaan dari rata-rata ke
LIFO
2. Perubahan metode depresiasi peralatan pabrik dari dipercepat ke
garis lurus
3. Perubahan metode akuntansi kontrak konstruksi jangka panjang dari
kontrak selesai ke presentase penyelesaian
ILUSTRASI :

Mesin yang dibeli dengan harga Rp1.000.000, semula ditaksir akan dapat dipakai selama 10 tahun dan telah
didepresiasi selama 4 tahun. Pada awal tahun 1982, berdasarkan kondisi fisik dan faktor-faktor lainnya
diperkirakan mesin tersebut masih dapat dipakai selama 8 tahun. Akibat perubahan taksiran umur kegunaan
mesin tersebut, jumlah depresiasi mesin tahun 1982 sampai dengan 1990 lebih rendah dari tahun-tahun
sebelumnya, seperti ditunjukkan pada perhitungan berikut:
a. 4 tahun pertama s/d 1981= Rp1.000.000 : 10 = Rp100.000
b. 8 tahun berikutnya sejak 1982= (Rp1.000.000 – Rp400.000)/8 = Rp75.000

PERUBAHAN ENTITAS (KESATUAN) PELAPORAN


Contoh:
1. Penyajian laporan keuangan konsolidasi sebagai pengganti laporan keuangan individual perusahaan
2. Perubahan-perubahan pada perusahaan-perusahaan yang menjadi kelompok perusahaan afiliasi
3. Akuntansi penggabungan perusahaan
4. Perubahan metode pencatatan investasi pada perusahaan anak
Tiga pendekatan berikut telah disarankan untuk melaporkan perubahan prinsip
akuntansi dalam akun-akun:

• Retroaktif : Pengaruh komulatif dari penggunaan metode baru terhadap laporan keuangan padaawa periode harus
dihitung. Penyesuaian retroaktif atas laporan keuanagan kemudian dibuat,dengan menyusun kembali laporan
keuanagan tahun sebelumnya atas dasar yang konsisten dengan prinsip yang baru diterapkan. Pendukung
pendapatan ini berpendapat bahwa hanya dengan menyusun kembali laporan periode sebelumnya yang dapat
menyebabkan perubahan prinsip akuntansi untuk laporan keuangan yang dapat dibandingkan.

• Periode Berjalan : Penyeseuian ini dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan sebagai pos khusus dengan
judul “Pos-pos luar angkasa‟ dan “Laba Bersih‟. Pendukung metode ini berpendapat bahwa menyatakan kembali
laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan para investor atas laporan
keuangan.

• Prospektif (di masa depan) : Pendukung pendekataan ini berargumen bahwa setelah manajemenmenyajikan
laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang dapat diterima, maka laporanteresebut telah final,
manajemen tidak dapat mengubah periode sebelumnya dengan menerapkan prinsip baru.
PERUBAHAN AKUNTANSI JENIS PENGARUH KOMULATIF

Persyaratan umum yang ditetapkan oleh profesi akuntansi adalah bahwa metode periode berjalan,
atau “catch up‟, harus digunakan untuk memperhitungkan perubahan prinsip akuntansi.
Persyaratan umum tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan periode berjalan atau catch-up harus dijalankan. Pengaruh komulatif dari
penyesuian harus diperoleh dalam laporan laba-rugi di antara “pos pos luar biasa‟ dan “laba rugi‟
2. Laporan keuangan periode sebelumnya yang dimasukkan untuk tujuan komparatif tidak perlu
dinyatakan kembali.
3. Laba sebelum pos-pos luar biasa dan laba bersih, yang dihitung atas dasar pro-forma(seolah-
olah) harus ditampilkan pada laporan laba rugi untuk semua periode. Laba tersebut disajikan
seolah-olah prinsip yang baru diadopsi telah diterapkan selama seluruh periode yang terpengaruh.
Data laba per saham yang terkait juga harus dilaporkan. Jadi, para pembaca memiliki pemahaman
tentang bagaimana laporan keuangan yang dinyatakan kembali itu diperoleh.
PERUBAHAN AKUNTANSI JENIS PENGARUH-RETROAKTIF

Dalam situasi tertentu, perubahan prinsip akuntansi dapat ditangani secara retroaktif.
Penyesuaian retroaktif atas laporan keuangan yang disajikan dibuat dengan menyusun
kembali laporan keuangan tahun sebelumnya atas dasar yang konsisten dengan prinsip
yang baru diadopsi. Setiap bagian dari pengaruh komulatif yang berkaitan dengan
tahun-tahun sebelumnya diperlakukan sebagai penyesuaian laba ditahan awal dari
tahun paling awal yang ditampilkan. Lima situasi yang membutuhkan pelaporan
kembali laporan keuangan dari semua periode sebelumnya adalah:
1.Perubahan dari metode penilaian persediaan LIFO ke metode lainnya.
2.Perubahan metode akuntansi untuk kontrak jenis kontruksi jangka panjang.
3.Perubahan dari atau ke metode akuntansi “biaya penuh” dalam industri ekstraktif.
PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
Penyusunan laporan keuangan memerlukan estimasi dampak dari kondisi-kondisi dan peristiwa di masa
datang. Berikut adalah contoh pos-pos yang memerlukan estimasi:
1.Piutang tak tertagih.
2.Keusangan persediaan.
3.Umur manfaat dan nilai sisa aktiva.
4.Periode yang menerima manfaat dari biaya yang ditangguhkan.
5.Kewajiban untuk biaya garansi dan pajak penghasilan.
6. Cadangan mineral yang dpat dipulihkan kembali.
Perubahan estimasi harus ditangani secara prospektif. Yaitu, tidak ada perubahan yang harusdibuat dalam
hasil yang dilaporkan sebelumnya. Saldo awal tidak perlu disesuaikan, dan tidak ada usaha untuk
„menyusul‟ atau catch-up‟ periode sebelumnya. Jadi, pengaruh dari semua perubahan estimasi
diperhitungkan pada (1) periode perubahan jika perubahan itu hanyamempengaruhi periode
bersangkutan atau (2) periode perubahan atau periode di masa datang jika perubahan tersebut
mempengaruhi keduanya. Akibatnya, perubahan estimasi dipandang sebgaikoreksi atau penyesuian
normal yang berulang, hasil alami dari proses akuntansi, dan diperlakukan retroaktif dilarang.
PELAPORAN PERUBAHAN DALAM ENTITAS

Suatu perubahan akuntansi yang terjadi pada laporan keuanagn yang sebenarnya merupakan laporan
dari entitas yang berbeda harus dilaporkan dengan menyatakan kembali laporan keuangan yang disajikan
selama periode sebelumnya, guna menunjukan informasi keuangan bagi entitas pelaporan yang baru
selama semua periode. Contoh perubahan dalam entitas pelaporan adalah:
1.Menyajikan laporan konsolidasi untuk menggantikan laporan perusahaan individual.
2.Mengubah anak perusahaan tertentu yang terdiri dari kelompok perusahaan dimana laporan keuangan
konsolidasi disajikan.
3.Mengubah perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan gabungan.
4.Akuntansi untuk pooling of interests.
5.Perubahan metode akuntansi biaya, ekuitas, atau konsolidasi untuk anak perusahaan dan investasi.

Perubahan dalam entitas pelaporan bukan berasal dari penciptaan, pemutusan(cessation), pembelian,
atau disposisi anak perusahaan atau unit bisnis lainnya.Laporan keuangan dari tahun dimana perubahan
dalam entitas pelaporan dilakukan harus mengungkapkan sifat perubahan itu dan alasannya. Pengaruh
perubahan ini terhadap labasebelum pos-pos luar biasa, laba bersih dan laba per saham harus dilaporkan
untuk semua periode yang disajikan. Pengungkapan ini tidak perlu diulang pada laporan keuangan
periode berikutnya.
PELAPORAN KOREKSI KESALAHAN

Tidak ada perusahaan, baik yang kecil maupun besar yang kebal dari kesalahan. Akan tetapi,risiko dari kesalahan yang material dapat
dikurangi dengan menyelenggarakan pengendalian internal yang baik dan aplikasi prosedur akuntansi yang baik. Berikut ini adalah
contoh-contoh dari kesalahan akuntansi:
1. Perubahan dari prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum ke prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dasar pemikiran dari hal ini
adalah bahwa periode sebelumnya telahdisajikan secara tidak benar karena penerapan prinsip akuntansi yang tidak benar.
Contoh: perubahan dari akuntansi dasar kas atau pajak penghasilan ke dasar akrual.
2. Kesalahan matematis yang diakibatkan oleh penjumlahan, pengurangan, dan sebagainya.
Contoh: penjumlahan kartu perhitungan persediaan yang salah dalam menentukan nilai persediaan.
3. Perubahan estimasi yang terjadi karena estimasi-estimasi itu tidak dibuat dengan jujur.
Contoh: penggunaan tariff penyusutan yang secara jelas tidak realistis.

Kelalaian, seperti kegagalan untuk mengakrualkan atau menangguhkan beban atau pendapatan tertentu pada akhir periode.Segera
setelah ditemukan, kesalahan-kesalahan tersebut harus dikoreksi dengan ayat jurnal yang tepat dalam akun dan dilaporkan dalam
laporan keuangan. Profesi akuntansi mensyaratkan bahwa koreksi kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode
sebelumnya,dicatat dalam tahun di mana kesalahan itu ditemukan, dan dilaporkan pada laporan keuangan sebagai penyesuaian atas
saldo awal laba ditahan. Jika laporan komparatif disajikan, maka laporan periode sebelumnya yang terpengaruh harus dinyatakan
kembali untuk mengoreksi kesalahan. Pengungkapan ini tidak perlu diulang dalam laporan keuangan periode berikutnya.
KESALAHAN AKUNTANSI

Jenis-jenis kesalahan
1. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dan diketahui dalam periode akuntansi yang sama
2. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam suatu periode dan baru diketahui pada periode akuntansi
berikutnya

Secara garis besar, kesalahan timbul karena:


3. Adanya penggantian dari penggunaan prinsip akuntansi yang tidak berterima umum dngan prinsip
akuntansi yang berterima umum. Misalnya: penggantian dari akuntansi cash basis menjadi accrual basis.
4. Penggunaan taksiran-taksiran yang tidak realistis karena kealpaan. Misalnya: koreksi pembukuan karena
tarip depresiasi yang selama ini digunakan, ternyata tidak realistis.
5. Kesalahan dalam melaporkan nilai aktiva, utang, dan modal.
6. Kesalahan dalam mengklasifikasikan pengeluaran modal menjadi pengeluaran penghasilan, dan
sebaliknya.
7. Kesalahan akibat tidak dicatatnya suatu transaksi
Koreksi pembukuan harus segera dibuat pada saat terjadinya kesalahan diketahui. Koreksi
kesalahan yang terjadi dan diketahui pada tahun yang sama dilakukan dengan:
(a) Membuat jurnal pembalikan (untuk membatalkan), kemudian membuat jurnal yang benar
untuk mencatat transaksi yang bersangkutan
(b) Membuat jurnal koreksi secara khusus yang secara langsung membetulkan saldo rekening-
rekening yang salah

Kesalahan yang terjadi pada suatu periode tetapi baru diketahui pada periode berikutnya,
koreksi dilakukan dengan cara membuat jurnal khusus untuk membetulkan saldo rekening-
rekening yang bersangkutan. Apabila kesalahan tersebut mempengaruhi rugi-laba periode
sebelumnya, maka pengaruhnya diperlakukan sebagai penyesuaian laba ditahan awal periode.
Dari segi pengaruhnya terhadap laporan keuangan, kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat dibedakan menjadi:
- Berakibat kesalahan di neraca. Kesalahan-kesalahan yang hanya mempengaruhi penyajian rekening-rekening riil (neraca), yaitu
kesalahan dalam mengklasifikasikan aktiva, utang, dan modal.
Contoh: Piutang wesel diklasifikasikan sebagai surat-surat berharga, aktiva tetap diklasifikasikan sebagai persediaan, utang wesel
diklasifikasikan sebagai utang dagang, dsb

Jurnal reklasifikasi perlu dibuat, apabila kesalahan-kesalahan tersebut ditemukan. Apabila neraca dilaporkan dalam bentuk
perbandingan, dan diketahui telah terjadi kesalahan untuk neraca periode sebelumnya, maka untuk keperluan pelaporan tersebut
diperlukan jurnal koreksi.
- Berakibat kesalahan di laporan rugi-laba. Kesalahan-kesalahan yang hanya mempengaruhi rekening nominal (rugi-laba), yaitu
kesalahan dalam mengklasifikasikan pendapatan (laba) dan biaya (rugi).
Contoh: Bunga yang dicatat sebagai penjualan, depresiasi aktiva dicatat sebagai biaya reparasi pemeliharaan, penjualan dicatat
sebagai laba penjualan aktiva tetap, dsb.
- Berakibat kesalahan di neraca dan laporan rugi-laba. Kesalahan-kesalahan yang mempengaruhi rekening riil dan rekening
nominal.
Contoh: Tidak dicatatnya utang biaya pada akhir periode, Tidak dicatatnya biaya depresiasi pada akhir periode, dsb.
Saldo rekening-rekening riil yang disajikan di neraca pada akhir periode,
akan menjadi saldo awal pada periode berikutnya, sedangkan saldo
rekening-rekening nominal pada akhir periode akan ditutup ke rekening
rugi-laba, dan pada periode berikutnya akan dibuka kembali untuk
menampung transaksi-transaksi yang sama. Dengan kata lain ada sifat
kontinuitas rekening-rekening pembukuan. Dengan sifat kontinuitas
tersebut kesalahan-kesalahan yang berpengaruh baik pada neraca
maupun rugi-laba dapat dikelompokkan menjadi: (1) kesalahan yang
saling mengkompensasi (counterbalancing error), (2) kesalahan-kesalahan
yang tidak saling mengkompensasi.
KESALAHAN YANG SALING MENGKOMPENSASI

Kesalahan yang saling mengkompensasi adalah kesalahan yang terjadi pada suatu periode yang akan
hilang dengan sendirinya pada periode berikutnya. Kesalahan yang terjadi pada periode pertama akan
diimbangi dengan kesalahan pada periode berikutnya dengan pengaruh yang sebaliknya. Apabila
kesalahan periode pertama itu akan mengakibatkan satu pos atau lebih kecil dari yang seharusnya,
maka kesalahan pada periode ke dua akan mengakibatkan lebih besar dari seharusnya. Tidak dicatatnya
utang gaji & upah pada periode pertama akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan sebagai berikut:
(a) Utang gaji & upah dan biaya gaji & upah, masing-masing terlalu rendah dari jumlah yang
seharusnya
(b) Laba bersih dan laba ditahan akan lebih besar dari yang seharusnya
Kesalahan pada periode pertama tersebut, akan mengakibatkan kesalahan pada periode ke dua sebagai
berikut:
(c) Utang gaji & upah dan biaya gaji & upah, masing-masing terlalu besar dari jumlah yang seharusnya.
(d) Laba bersih dan laba ditahan akan lebih rendah dari yang seharusnya.
ILUSTRASI:

Suatu kesalahan telah terjadi, karena pada akhir tahun 1989 utang bunga sebesar Rp10.000 lupa dicatat. Pada tanggal jatuh
tempo tahun 1990 seluruh pembayaran bunga dicatat sebagai biaya bunga, termasuk bunga yang terutang pada akhir 1989.
Sebagai akibat kesalahan tersebut laba bersih sebelum pajak 1989 terlalu besar Rp10.000 dari seharusnya, dan sebaliknya laba
bersih sebelum pajak 1990 terlalu rendah Rp10.000 dari yang seharusnya. Oleh karena itu jumlah laba bersih sebelum pajak selama
dua tahun akan menunjukkan jumlah yang benar, sehingga neraca akhir 1990 akan menunjukkan saldo yang benar pula.
Koreksi Laba Periode Lalu
Kesalahan yang terjadi pada suatu periode yang baru diketahui pada periode berikutnya ditampung dalam rekening “Koreksi Laba
Tahun-tahun Sebelumnya”, rekening tersebut kemudian ditutup ke laba ditahan dan dilaporkan sebagai penyesuaian saldo awal.
Ada dua hal yang harus diperhatikan untuk koreksi kesalahan periode lalu:
(1) Dalam hubungannya dengan tutup buku
(a) kesalahan diketahui setelah tutup buku:
- apabila kesalahan saling mengkompensasi, maka perlu koreksi
- apabila kesalahan tidak saling mengkompensasi, maka perlu dikoreksi terhadap saldo awal laba ditahan
(b) kesalahan diketahui sebelum tutup buku:
- baik kesalahan saling mengkompensasi maupun tidak mngkompensasi, memerlukan koreksi terhadap saldo awal laba ditahan
(2) Tegantung apakah laporan keuangan periode sebelumnya disertakan atau tidak dalam laporan perbandingan. Apabila disertakan
maka perlu diadakan koreksi terhadap pos-pos yang dipengaruhi oleh terjadinya kesalahan.
KOREKSI LABA PERIODE LALU

Ada dua hal yang harus diperhatikan untuk koreksi kesalahan periode lalu :
1. Dalam hubungannya dengan tutup buku
a.) Kesalahan diketahi setelah tutup buku
• Apabila kesalahan saling mengkompensasi, maka perlu koreksi
• Apabila kesalahan tidak saling mengkompensasi, maka perlu koreksi
terhadap saldo awal laba ditahan
b.) Kesalahan diketahui sebelum tutup buku
• Baik kesalahan saling mengkompensasi maupun tidak mengkompensasi,
memerlukan koreksi terhadap saldo awal laba ditahan
2. Tergantung apakah laporan keuangan periode sebelumnya
disertakan atau tidak dalam laporan perbandingan. Apabila
disetakan maka perlu diadakan koreksi terhadap pos – pos yang
dipengaruhi oleh terjadinya kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai