Anda di halaman 1dari 14

MATERI AKUNTANSI KEUANGAN II

“Perubahan Metode Akuntansi dan Analisis Kesalahan”

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Pande Putu Maha Gayatri Putri (2107531273)

Nyoman Juniari Arsandi (2107531274)

I Dewa Ayu Anggitya Pratiwi (2107531275)

Anak Agung Trisnadewi Adnyani (2107531278)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
PEMBAHASAN

PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN

JENIS-JENIS PERUBAHAN AKUNTANSI


Tiga jenis perubahan akuntansi antara lain:
1. Perubahan Prinsip Akuntansi, yang berlaku umum terhadap prinsip akuntansi yang
berlaku umum lainnya. Sebagai contoh, perubahan metode penyusutan dari saldo
menurun berganda ke penyusutan garis lurus atas aktiva pabrik.
2. Perubahan Estimasi Akuntansi, perubahan yang terjadi sebagai akibat dari informasi
baru atau diperolehnya pengalaman tambahan.
3. Perubahan Estimasi Pelaporan, perubahan dari pelaporan sebagai satu jenis entitas ke
jenis entitas lainnya.
4. Kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan, kesalahan yang terjadi sebagai akibat
dari kesalahan matematis, kesalahan penerapan prinsip akuntansi, atau kelalaian atau
penyalahguanaan fakta yang ada pada saat laporan keuangan disusun.
(Kategori keempat membutuhkan perubahan akuntansi, walaupun hal ini tidak
diklasifikasikan sebagai perubahan akuntansi)
PERUBAHAN PRINSIP AKUNTANSI
Perubahan prinsip akuntansi melibatkan perubahan dari satu prinsip akuntansi yang berlaku
umum ke yang lain. Sebagai contohnya, suatu perusahaan dapat mengubah dasar penetapan
harga persedian dari biaya rata-rata ke LIFO. Perusahaan dapat mengubah metode penyusutan
aktiva lancar dari metode dipercepat kegaris lurus, atau sebaliknya. Perubahan prinsip
akuntansi tidak dianggap berasal dari penerapan prinsip baru dalam mengakui kejadian-
kejadian yang telah terjadi untuk pertama kalinya atau yang terjadi sebelumnya tetapi tidak
material. Akhirnya, jika prinsip akuntansi yang sebelumnya diikuti tidak dapat diterima, atau
prinsip itu diterapkan secara tidak benar, maka perubahaan ke prinsip akuntansi yang berlaku
umum dianggap sebagai koreksi kesalahan. Perpindahan dari akuntansi dasar kas atau pajak
penghasilan kedasar akrual dianggap juga sebagai koreksi kesalahan. Jika perusahaan
mengurangi nilai sisa ketika menghitung penyusutan aktiva pabrik dengan metode slado
menurun berganda dan akhirnya menghitung kembali penyusutan itu taNpa mengurangkan
estimasi nilai sisa, maka suatu kesalahan telah dikoreksi. Tiga pendekatan berikut disarankan
untuk melaporkan perubahan prinsip akuntansi dalam akun-akun:
a) Retroaktif, pengaruh komulatif dari penggunaan metode baru terhadap laporan keuangan
pada awal periode harus dihitung. Penyesuaian retroaktif atas laporan keuanagan kemudian
dibuat, dengan menyusun kembali laporan keuangan tahun sebelumnya atas dasar yang
konsisten dengan prinsip yang baru diterapkan. Pendukung pendapatan ini berpendapat
bahwa hanya dengan menyusun kembali laporan periode sebelumnya dapat menyebabkan
perubahan prinsip akuntansi untuk laporan keuangan yang dapat dibandingkan.
b) Periode Berjalan, dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan sebagai pos khusus
dengan judul 'Pos-pos luar angkasa' dan 'Laba Bersih'.
c) Prospektif (di masa depan), Pendukung pendekataan ini berargumen bahwa setelah
manajemen menyajikan laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang dapat
diterima, maka laporan teresebut telah final, manajemen tidak dapat mengubah periode
sebelumnya dengan menerapkan prinsip baru.
PERUBAHAN AKUNTANSI JENIS PENGARUH KOMULATIF
Persyaratan umum yang ditetapkan oleh profesi akuntansi adalah metode periode berjalan, atau
'catch-up' yang dimana harus digunakan untuk memperhitungkan perubahan prinsip akuntansi.
Peryaratan umum tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan periode berjalan harus dijalankan. Pengaruh komulatif dari penyesuian harus
diperoleh dalam laporan laba-rugi di antara 'pos-pos luar biasa' dan 'laba rugi’.
2. Laporan keuangan period sebelumnya yang dimasukkan untuk tujuan komparatif tidak
perlu dinyatakan kembali.
3. Laba sebelum pos-pos luar biasa dan laba bersih, yang dihitung atas dasar pro-forma
(seolah-olah) harus ditampilkan pada laporan laba rugi untuk semua periode. Laba tersebut
disajikan seolah-olah prinsip yang baru diadopsi telah diterapkan selama seluruh periode
yang terpengaruh. Data laba per saham yang terkait juga harus dilaporkan.
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
2002 2001
Laporan sebelum pos luar biasa dan pengaruh komukatif
Perububahan prinsip akuntansi $ 130.000 $ 111.000
Pos luar biasa setelah pajak $ (30.000) $ 10.000
Pengaruh komulatif pada tahun sebelumnya dari penerapan
Retroaktif metode peyusutan yang baru, setelah pajak $ 7.800
Laba bersih $ 107.800 $ 121.000

Jumlah per saham


Laba per saham (10.000 lembar saham)
Laba sebelum pos luar biasa dan pengaruh
komulatif perubahan prinsip akuntansi $ 13,00 $ 11,10
Pos luar biasa $ (3,00) $ 1,00
Pengaruh komulatif pada tahun sebelumnya dari penerapan
retroaktif metode penyusutan yang baru $ 0,78
Laba bersih $ 10,78 $ 12,10

PERUBAHAN AKUNTANSI JENIS PENGARUH-RETROAKTIF


Penyesuaian retroaktif atas laporan keuangan yang disajikan dibuat dengan menyusun kembali
laporan keuangan tahun sebelumnya atas dasar konsisten dengan prinsip yang baru diadopsi.
Setiap bagian dari pengaruh komulatif yang berkaitan dengan tahun-tahun sebelumnya
diperlakukan sebagai penyesuaian laba ditahan awal dari tahun paling awal yang ditampilkan.
Lima situasi yang membutuhkan pelaporan kembali dari semua periode sebelumnya adalah:
1. Perubahan dari metode penilaian persediaan LIFO ke metode lainnya.
2. Perubahan metode akuntansi untuk kontrak jenis kontruksi jangka panjang.
3. Perubahan dari atau ke metode akuntansi "biaya penuh" dalam industri ekstraktif.
4. Penerbitan laporan keuangan oleh perusahaan untuk yang pertama kalinya guna
memperoleh modal ekuitas tambahan, mempengaruhi kombinasi bisnis, atau pendaftaran
sekuritas.
5. Pengumuman professional yang merekomendasikan bahwa perubahan prinsip akuntansi
diperlukan secara retroaktif.
Alasan utamanya profesi akuntansi memberikan pengecualian-pengecualian ialah bahwa
pelaporan penyesuian kumulatif dalam periode perubahan dapat memiliki pengaruh yang besar
terhadap laba bersih, dimana angka laba itu dapat menyesatkan. Suatu ilustrasi yang sesuai
adalah ketika mengubah akutansi persediaannya dari LIFO ke FIFO. Sebagai ilusstrasi lainnya,
pada awal tahun 1980-an industry kereta api beralih dari metode retirement-replacement atas
penyusutan peralatan kereta api ke metode yang lebih umum digunakan seperti penyusutan
garis lurus. Perlakuan pengaruh komulatif ini berarti bahwa penyesuian yang substansial akan
dilakukan atas laba pada periode terjadinya perubahan. Banyak perusahaan dalam industry rel
kereta api beragumen bahwa penyesuaian tersebut sangatlah besar, sehingga pengaruh
komulatif selama tahun berjalan akan mendistorsi informasi itu dan membuatnya kurang
bermanfaat, dibandingkan menyatakan kembali laporan tahun sebelumnya. situasi seperti ini
memberi dukungan untuk menyatakan kembali sehingga komprabilitas tidak terpengaruh
secara serius.
PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI
Bagian bawah dari laporan laba rugi Denson Contruction CO. Sebelum memperhitungkan
pengaruh perubahan retroaktif dalam prinsip akuntansi, adalah sebagai berikut :
Laporan Laba Rugi 2002 2001
Laba Bersih $144.000 $96.000
Jumlah per Saham
Laba per Saham (100.000 lembar saham) $1.14 $0.96
Laba bersih untuk dua periode dihitung sebagai berikut:
2002 $190.000 - $0.40($190.000) = $114.000
2001 $160.000 - $0.40($160.000) = $96.000
Bagian bawah dari laporan laba rugi Denson Corporation Co. Setelah memperhitungkan
perubahan retroaktif dalam prinsip akuntansi, adalah sebagai berikut :
Laporan Laba Rugi 2002 2001
Laba Bersih $120.000 $108.000
Jumlah per Saham
Laba per Saham (100.000 lembar saham) $1.20 $1.08
Laba bersih untuk dua periode dihitung sebagai berikut:
2002 $200.000 - $0.40($200.000) = $120.000
2001 $180.000 - $0.40($180.000) = $108.000
Laporan laba-rugi komparatif 2 tahun memiliki perbedaan utama dari laporan laba rugi
komparatif 2 tahun sebelumnya. Tidak ada informasi pro-forma yang diperlukan apabila
perubahan prinsip akuntansi ditangani secara retroaktif, karena angka laba dari periode
sebelumnya telah dinyatakan kembali.
PERUBAHAN KE METODE LIFO
Pengaruh komulatif dari setiap perubahan akuntansi harus ditampilkan dalam laporan laba rugi
di antara judul “pos luar biasa” dan “laba bersih”, kecuali untuk kondisi-kondisi yang telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya. Selain itu, aturan ini tidak dapat diterapkan apabila
perusahaan beralih ke metode penilaian persediaan LIFO. Dalam situasi ini, persediaan tahun
dasar untuk menghitung persediaan LIFO berikutnya merupakan persediaan awal pada metode
ini diadopsi. Tidak ada pernyataan kembali atas laba tahun-tahun sebelumnya karena dianggap
sangat tidak praktis. pernyataan kembali dengan metode LIFO akan tergantung pada asumsi-
asumsi seperti tahun yang berbeda dimana lapisan persediaan itu ditetapkan.
Pengungkapan ini dibatasi untuk hanya memperlihatkan dampak perubahaan terhadap hasil
operasi pada periode perubahan. Selain itu, alasan untuk mengabaikan perhitungan pengaruh
kumulatif dan jumlah pro-forma dari tahun sebelumnya juga harus dijelaskan. Perusahaan
harus mengungkapkan justifikasi dari perubahan LIFO. Laporan Tahunan Quaker Oats
Company mengindikasikan jenis pengungkapan yang diperlukan.
PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
Penyusunan laporan keuangan memerlukan estimasi dampak dari kondisi-kondisi dan
peristiwa di masa datang. Berikut adalah contoh pos-pos yang memerlukan estimasi:
1. Piutang tak tertagih.
2. Keusangan persediaan.
3. Umur manfaat dan nilai sisa aktiva.
4. Periode yang menerima manfaat dari biaya yang ditangguhkan.
5. Kewajiban untuk biaya garansi dan pajak penghasilan.
6. Cadangan mineral yang dapat dipulihkan kembali.
Perubahan estimasi harus ditangani secara prospektif. Yaitu, tidak ada perubahan yang harus
dibuat dalam hasil yang dilaporkan sebelumnya. Saldo awal tidak perlu disesuaikan, dan tidak
ada usaha untuk 'menyusul' atau catch-up' periode sebelumnya. Jadi, pengaruh dari semua
perubahan estimasi diperhitungkan pada (1) periode perubahan jika perubahan itu hanya
mempengaruhi periode bersangkutan atau (2) periode perubahan atau periode di masa datang
jika perubahan tersebut mempengaruhi keduanya. Akibatnya, perubahan estimasi dipandang
sebagai koreksi atau penyesuaian normal yang berulang, hasil alami dari proses akuntansi, dan
diberlakukan retroaktif dilarang.
PELAPORAN PERUBAHAN DALAM ENTITAS
Suatu perubahan akuntansi yang terjadi pada laporan keuangan yang sebenarnya merupakan
laporan dari entitas yang berbeda harus dilaporkan dengan menyatakan kembali laporan
keuangan yang disajikan selama periode sebelumnya, guna menunjukan informasi keuangan
bagi entitas pelaporan yang baru selama semua periode. Contoh perubahan dalam entitas
pelaporan adalah:
1. Menyajikan laporan konsolidasi untuk menggantikan laporan perusahaan individual.
2. Mengubah anak perusahaan tertentu yang terdiri dari kelompok perusahaan dimana
laporan keuangan konsolidasi disajikan.
3. Mengubah perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan gabungan.
4. Akuntansi untuk pooling of interests.
5. Perubahan metode akuntansi biaya, ekuitas, atau konsolidasi untuk anak perusahaan
dan investasi. Perubahan dalam entitas pelaporan bukan berasal dari penciptaan,
pemutusan (cessation), pembelian, atau disposisi anak perusahaan atau unit bisnis
lainnya.
Laporan keuangan dari tahun dimana perubahan dalam entitas pelaporan dilakukan harus
mengungkapkan sifat perubahan itu dan alasannya. Pengaruh perubahan ini terhadap laba
sebelum pos-pos luar biasa, laba bersih dan laba per saham harus dilaporkan untuk semua
periode yang disajikan. Pengungkapan ini tidak perlu diulang pada laporan keuangan periode
berikutnya.
PELAPORAN KOREKSI KESALAHAN
Tidak ada perusahaan, baik yang kecil maupun besar yang kebal dari kesalahan. Akan tetapi,
resiko dari kesalahan yang material dapat dikurangi dengan menyelenggarakan pengendalian
internal yang baik dan aplikasi prosedur akuntansi yang baik. Berikut ini adalah contoh-contoh
dari kesalahan akuntansi:
1. Perubahan dari prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum ke prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Dasar pemikiran dari hal ini adalah bahwa periode sebelumnya telah
disajikan secara tidak benar karena penerapan prinsip akuntansi yang tidak benar.
Contoh: perubahan dari akuntansi dasar kas atau pajak penghasilan ke dasar akrual.
2. Kesalahan matematis yang diakibatkan oleh penjumlahan, pengurangan, dan
sebagainya. Contoh: penjumlahan kartu perhitungan persediaan yang salah dalam
menentukan nilai persediaan.
3. Perubahan estimasi yang terjadi karena estimasi-estimasi itu tidak dibuat dengan jujur.
Contoh: penggunaan tarif penyusutan yang secara jelas tidak realistis.
4. Kelalaian, seperti kegagalan untuk mengakrualkan atau menangguhkan beban atau
pendapatan tertentu pada akhir periode.
Segera setelah ditemukan, kesalahan-kesalahan tersebut harus dikoreksi dengan ayat jurnal
yang tepat dalam akun dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Profesi akuntansi
mensyaratkan bahwa koreksi kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode
sebelumnya, dicatat dalam tahun di mana kesalahan itu ditemukan, dan dilaporkan pada
laporan keuangan sebagai penyesuaian atas saldo awal laba ditahan. Jika laporan komparatif
disajikan, maka laporan periode sebelumnya yang terpengaruh harus dinyatakan kembali untuk
mengoreksi kesalahan. Pengungkapan ini tidak perlu diulang dalam laporan keuangan periode
berikutnya.
Contoh:
Misalkan pada tahun 2002 petugas pembukuan selectric company menemukan bahwa pada
tahun 2001 perusahaan lalai mencatat dalam akun beban penyusutan sebesar $20.000 atas
gedung yang baru dibangun. Penyusutan ini telah secara tepat dimasukandalam SPT pajak.
Karena berbagai perbedaan sementara, laba bersih yang dilaporkan pada tahun 2001 adalah
$150.000 dan laba kena pajak adalah $110.000. Ayat jurnal berikut telah dibuatuntuk pajak
penghasilan (asumsikan bahwa tarif pajak efektif untuk tahun 2001 adalah 40%).
Beban Pajak Penghasilan $60.000
Hutang Pajak Penghasilan $44.000
Kewajiban Pajak yang Ditangguhkan $16.000
Sebagai akibat dari kesalahan tidak memasukan beban sebesar $20.000 di tahun 2001:
Beban penyusutan (2001) telah dinyatakan terlalu rendah $20.000
Akumulasi penyusutan telah dinyatakan terlalu rendah $20.000
Beban pajak penghasilan (2001) telah dinyatakan terlalu
tinggi (20.000 x 40%)
Laba bersih (2001) telah dinyatakan terlalu tinggi $12.000
Kewajiban pajak yang ditangguhkan telah dinyatakan
terlalu tinggi ($20.000 x 40%)
Ayat jurnal yang dibuat pada tahun 2002 untuk mengkoreksi pengabaian beban penyusutan
tahun 2001 sebesar $20.000 adalah sebagai berikut:
Ayat Jurnal Koreksi 2002
Laba Ditahan $12.000
Kewajiban Pajak yang Ditangguhkan $8.000
Akumulasi Penyusutan – Gedung $20.000
Ayat jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sama baik apakah laporan keuangan
periode tunggal ataupun laporan keuangan komparatif yang disusun; namun penyajian dalam
laporan keuangan akan berbeda. Jika laporan periode tunggal (non komparatif) yang disajikan
maka kesalahan harus dilaporkan sebagai penyesuaian terhadap saldo awal laba ditahan dari
periode dimana kesalahan itu ditemukan (lihat ilustrasi di bawah).
Laba ditahan, 1 Januari 2002
Seperti dilaporkan sebelumnya $350.000
Koreksi kesalahan (penyusutan) $20.000
Dikurangi: Reduksi pajak penghasilan yang dibolehkan ($8.000) ($12.000)
Saldo laba ditahan yang disesuaikan 1 Januari 2002 $338.000
Ditambah: Laba bersih tahun 2002 $400.000
Laba ditahan, 31 Desember 2002 $738.000
Laporan komparatif
Jika laporan keuangan dibuat, maka penyesuaian harus dilakukan guna mengoreksi
jumlah semua akun yang terpengaruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan untuk semua
periode pelaporan. Data dari setiap tahun yang telah disajikan harus dinyatakan kembali sampai
benar,dan setiap penyesuaian susulan (cacth-up) harus ditampilkan sebagai penyesuaian
periode sebelumnya atas laba ditahan selama periode terdahulu yang dilaporkan. Sebagai
contoh, dalam kasus Selectric Company, kesalahan mengabaikan penyusutan tahun 2001
sebesar $20.000, yang ditemukan pada tahun 2002, mengharuskan pernyataan kembali laporan
keuangan tahun 2001 apabila disajikan sebagai perbandingan dengan laporan keuangan tahun
2002. Akun-akun berikut ini dalam laporan keuangan tahun 2001 (disajikan sebagai
pembanding dengan laporan tahun 2002) akan dinyatakan kembali:
Dalam neraca:
Akumulasi penyusutan-gedung $20.000 meningkat
Kewajiban pajak yang ditangguhkan $ 8.000 menurun
Laba ditahan, saldo akhir $12.000 menurun
Dalam laporan laba rugi:
Beban penyusutan-gedung $20.000 meningkat
Beban pajak $ 8.000 menurun
Laba bersih $12.000 menurun
Dalam laporan laba ditahan
Laba ditahan, saldo akhir (akibat laba bersih
yang lebih rendah selama periode tersebut) $12.000 menurun
Laporan keuangan tahun 2002 dalam bentuk komparatif dengan laporan keuangan tahun 2001
dibuat seolah-olah kesalahan tidak terjadi. Minimal, laporan komparatif semacam ini dalam
tahun 2002 harus mencakup catatan atas laporan keuangan untuk mengarahkan perhatian pada
pernyataan kembali laporan keuangan tahun 2001 serta pengungkapan dampak koreksi
terhadap laba sebelum pos-pos luar biasa, laba bersih, dan jumlah per saham yang terkait.
Ikhtisar perubahan akuntansi dan koreksi kesalahan
Perubahan prinsip akuntansi akan dianggap tepat hanya apabila perusahaan
menunjukan bahwa prinsip akuntansi alternatif yang berlaku umum yang telah diadopsi lebih
disukai daripada prinsip sebelumnya. Dalam menetapkan pedoman profesi akuntansi,
preferensi di antara prinsip akuntansi harus ditentukan atas dasar apakah prinsip yang baru
dapat memperbaiki pelaporan keuangan, bukan atas dasar dampak pajak penghasilan semata.
Namun tidaklah selalu mudah untuk menentukan perbaikan apa dalam pelaporan keuangan.
Bagaimana seseorang menentukan ukuran atau perbaikan mana yang lebih disukai? Sebagai
contoh The Quaker Oats Company berargumen bahwa perubahan prinsip akuntansi ke
penilaian persediaan LIFO akan lebih baik menandingkan biaya periode berjalan dengan
pendapatan periode berjalan. Sebaliknya, perusahaan lain mungkin beralih dari LIFO ke FIFO
karena ingin melaporkan persediaan akhir yang lebih realistis. Bagaimana anda menentukan
mana yang terbaik dari kedua argumen itu? Auditor harus mempunyai beberapa standar‟ atau
tujuan‟ sebagai dasar untuk menentukan metode yang disukai. Karena tidak ada standar atau
tujuan universal yang diterima umum, makamasalah penentuan preferensi akan terus menjadi
masalah yang sulit. Pada awalnya SEC berpendapat bahwa auditor harus mengindikasikan
apakah perubahan prinsip akuntansi lebih disukai. SEC telah memodifikasi pendekatan ini
mengingat betapa besarnya ketergantungan pada pertimbangan manajemen dalam menilai
preferensi. Meskipun kriteria dari preferensi sulit diaplikasikan namun pedoman umum yang
ditetapkan telah bertindak sebagai pencegah terhadap perubahan prinsip akuntansi yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan. Jika standar FASB menciptakan prinsip baru atau menunjukkan
preferensi atau penolakan atas prinsip akuntansi spesifik, maka perubahan tersebut secara jelas
dianggap dapat diterima. Demikian juga, dokumen otoritatif lainnya,seperti laporan posisi
AcSEC dan pedoman audit industri dari AICPA, dianggap sebagai akuntansi yang lebih disukai
apabila perubahan prinsip akuntansi dipertimbangkan.
• Perubahan prinsip akuntansi
- Aturan umum:
Menggunakan pendekatan periode berjalan atau catch-up dengan:
a) Melaporkan hasil periode berjalan atas dasar yang baru.
b) Melaporkan pengaruh kumulatif dari penyesuaian dalam laporan keuangan periode
berjalan di antara judul 'Pos-pos luar biasa' dan 'Laba bersih'.
c) Menyajikan laporan keuangan periode sebelumnya seperti dilaporkan sebelumnya.
d) Menyajikan data pro-forma tentang laba dan laba per saham untuk semua periode
sebelumnya yang disajikan.
- Pengecualian
Menggunakan pendekatan retroaktif dengan:
a) Menyatakan kembali laporan keuangan dari semua periode sebelumnya yang disajikan.
b) Mengungkapkan dalam tahun terjadinya perubahan pengaruh terhadap laba bersih dan
laba per saham dari semua periode sebelumnya yang disajikan.
c) Melaporkan penyesuaian atas saldo awal laba ditahan dalam laporan laba ditahan.
- Menggunakan perubahan ke pendekatan LIFO dengan:
a) Tidak menyatakan kembali laba tahun sebelumnya
b) Menggunakan persediaan awal dalam tahun di mana metode baru mulai digunakan
sebagai tahun dasar persediaan untuk semua perhitungan LIFO berikutnya.
c) Mengungkapkan pengaruh dari perubahan pada tahun berjalan, dan alasan-alasan untuk
mengabaikan perhitungan pengaruh kumulatif serta jumlah pro-forma dari tahun
sebelumnya.
• Perubahan estimasi akuntansi:
Menggunakan pendekatan periode berjalan dari prospektif dengan:
a) Melaporkan Iaporan keuangan periode berjalan dari masa datang atas dasar baru.
b) Menyajikan laporan keuangan periode sebelumnya seperti dilaporkan sebelumnya.
c) Tidak melakukan penyesuaian atau saldo awal periode berjalan untuk tujuan catch-up,
dan tidak melakukan penyajian pro-forma
• Perubahan karena kesalahan
Menggunakan pendekatan retroaktif dengan:
a) Memperbaiki semua laporan keuangan periode sebelumnya yang disajikan.
b) Menyatakan kembali saldo awal laba ditahan untuk periode pertama yang disajikan
apabila pengaruh kesalahan terjadi dalam periode sebelumnya.

MOTIVASI UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN


Sangatlah sulit untuk menentukan standar akuntansi mana yang memliki dukungan konseptual
yang kuat, sementara komplikasi lainnya telah membuat prosesnya menjadi semakin kompleks.
Komplikasi ini berasal dari kenyataan bahwa manajer (dan pihak lainnya) memiliki
kepentingan pribadi atas bagaimana laporan keuangan mempengaruhi perusabaan. Para
manajer tentunya ingin memperlihatkan kinerja keuangannya yang baik. Suatu angka laba yang
menguntungkan dapat mempengaruhi investor, dan posisi likuiditas yang kuat dapat
mempengaruhi kreditor. Akan tetapi, angka laba yang terlalu menguntungkan dapat member
amunisi kepada para negosiator serikat pekerja dan pembuat kebijakan pemerintah selama
membicarakan tawar-menawar. Oleh sebab itu, para manajer mungkin memiliki motif laba
yang berbeda-beda tergantung pada waktu dan siapa yang hendak mereka pengaruhi. Penelitian
yang dilakukan telah memberikan masukan tambahan tentang mengapa perusahaan lebih
memilih metode akuntansi tertentu. Beberapa alasannya adalah sebagai berikut:
1. Biaya politik
Semakin besar perusahaan dan terlibat lebih bersifar politis, semakin besar para politisi
serta pembuat peraturan mencurahkan perhatian kepada perusahaan tersebut. Banyak pihak
berpendapat bahwa ara politisi dan pembuat peraturan ini dapat "membuat sarang" dengan
menetapkan peraturan-peraturan dalam organisasi tersebut guna meraih manfaat bagi
pemilih mereka. Jadi semakin besar perusahaan, semakin besar ketergantungan pada
peraturan seperti antitrust dan semakin besar kemungkinannya untuk membayar pajak yang
lebih besar.
2. Struktur modal
Sejumlah studi telah mengindikasikan bahwa struktur modal perusahaan dapat
mempengaruhi pemilihan metode akuntansi. Sebagai contoh, perusahaan dengan rasio
hutang terhadap ekuitas yang tinggi akan sangat tergantung pada perjanjian hutang. Yaitu,
perusahaan mungkin memiliki perjanjian hutang yang mengindikasikan bahwa perusahaan
tidak dapat membayar dividen jika laba ditahan berada di bawah tingkat tertentu. Sebagai
akibatnya, perusahaan jenis ini cenderung memilih metode akuntansi yang akan menaikan
laba bersih. Sebagai contoh, sekelompok penulis mengindikasikan bahwa struktur modal
perusahaan mempengaruhi keputusan apakah akan membebankan atau mengkapitalisasi
bunga. Pihak lainnya mengindikasi bahwa akuntansi biaya penuh lebih dipilih
dibandingkan upaya yang berhasil oleh perusahaan yang memiliki rasio hutang terhadap
ekuitas yang tinggi.
3. Pembayaran bonus
Jika pembayaran bonus dilakukan kepada manajemen berkaitan dengan laba, maka dapat
dikatakan bahwa manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan
pembayaran bonus mereka. Jadi, dalam memilih meotde akuntansi, manajemen
memperhatikan kepentingannnya berkaitan dengan dampak perubahan laba akuntansi
terhadap rencana kompensasinya.
4. Memperlancar laba
Kenaikan laba yang substansial dapat mengundang perhatian dari para politisi, pembuat
peraturan, dan pesaing. Selain itu, kenaikan laba yang besar juga dapat menciptakan
masalah bagi manajemen karena hasil yang sama akan sulit dicapai pada tahun berikutnya.
Manajemen memperhatikan dengan seksama akuntansi yang mereka terapkan dan seringkali
mengubah metode akuntansi bukan alasan konseptual, tetapi lebih pada alasan ekonomis.
Seperti telah diindikasikan dalam seluruh buku ini, argumen yang diberikan semacam itu telah
dikenal sebagai "argumen konsekuensi ekonomi, karena berfokus pada dampak yang
diharapkan dari metode akuntansi terhadap perilaku investor, kreditor, pesaing, pemerintah,
atau manajer perusahaan yang melaporkan, daripada justifikasi konseptual untuk standar
akuntansi. Untuk menghadapi tekanan-tekanan ini, pembuat standar akuntansi seperti yang
telah diumumkan FASB, sebagai bagian dari kerangka kerja konseptual, akan menilai manfaat
standar yang diusulkan dari posisi netral. Yaitu, standar yang dapat diandalkan tidak boleh
dievaluasi berdasarkan dampak yang mungkin terhadap perilaku. Ini bukanlah waktunya FASB
untuk memilih standar berdasarkan jenis perilaku yang mereka ingin tonjolkan dan yang ingin
mereka hilangkan. Pada saat yang bersamaan, harus diakui bahwa beberapa standar seringkali
memiliki dampak dari perilaku yang mempengarubi. Namun justifikasinya harus ditanyakan
secara konseptual dan bukan dalam istilah dampaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Harnanto, 2003. Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Dua, Edisi 2003/2004, BPFE-
Yogyakarta, Yogyakarta.Kieso Weygandt, 2008, Akuntansi Intermediate, Jilid 2,
Edisi 12, Terjemahan Erlangga

Anda mungkin juga menyukai