Anda di halaman 1dari 16

Perubahan Akuntansi dan Analisis Kesalahan

Perubahan Akuntansi
Dan
Analisis kesalahan

Perubahan akuntansi Analisis kesalahan

 Jenis-jenis perubahan  Kesalahan-kesalahan pada


akuntansi neraca
 Perubahan prinsip  Kesalahan-kesalahan pada
akuntansi laporan lara-rugi
 Perubahan estimasi  Pengaruh terhadap neraca
akuntansi dan laporan laba-rugi
 Pelaporan perubahan  Ilustrasi komprhensif
dalam perusahaan  Penyusunn laporan dengan
 Pelaporan koreksi keslahan koreksi kesalahan
 Ikhtisar
 Motivasi melakukan
perubahan

JENIS-JENIS PERUBAHAN AKUNTANSI


Tiga jenis perubahan akuntansi antara lain:
1. Perubahan Prinsip Akuntansi. Perubahan dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum ke
prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya. Sebagai contoh, perubahan metode
penyusutan dari saldo menurun berganda ke penyusutan garis lurus atas aktiva pabrik.
2. Perubahan Estimasi Akuntansi. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari informasi baru
atau diperolehnya pengalaman tambahan. Contonya adalah perubahan estimasi umur
manfaat aktifa yang dapat disusutkan.
3. Perubahan EStimasi Pelaporan. Perubahan dari pelaporan sebagai satu jenis entitas ke jenis
entitas lainnya. Sebagai contoh, perubahan anak perusahaan spesifik dalam satu kelompok
perusahaan di mana laporan keuangan konsolidasi disusun.
Kategori keempat membutuhkan perubahan akuntansi, walaupun hal ini tidak diklasifikasikan
sebagai perubahan akuntansi.
4. Kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan. Kesalahan yang terjadi sebagai akibat dari
kesalahan matematis, kesalahan penerapan prinsip akuntansi, atau kelalaian atau
penyalahguanaan fakta yang ada pada saat laporan keuangan disusun. Contohnya adalah
penerapan metode persediaan eceran yang tidak tepat dalam menentukan nilai persediaan
akhir.

Perubahan-perubahan itu diklasifikasi dalam empat kategori ini karena karakteristik individual
dari setiap kategori membutuhkan metode yang berbeda untuk mengakui perubahan itu dalam
laporan keuangan. Masing-masing kategori tersebut akan dibahas secara terpisah untuk
menyelidiki karakteristiknya yang tidak biasa, dan untuk menentukan bagaimana masing-
masing kategori harus dilaporkan dalam akun serta bagaimana informasi harus diungkapkan
dalam laporan komparatif.

PERUBAHAN PRINSIP AKUNTANSI


Perubahan prinsip akuntansi melibatkan perubahan dari satu prinsip akuntansi yang
berlaku umum ke yang lain. Sebagai contohnya, suatu perusahaan dapat mengubah dasar
penetapan harga persedian dari biaya rata-rata ke LIFO.Atau perusahaan itu dapat mengubah
metode penyusutan aktiva lancar dari metode dipercepat kegaris lurus, atau sebaliknya.
Perubahan prinsip akuntansi tidak dianggap berasal dari penerapan prinsip baru dalam
mengakui kejadian-kejadian yang telah terjadi untuk pertama kalinya atau yang terjadi
sebelumnya tetapi tidak material.Akhirnya, jika prinsipakuntansi yang sebelumnya diikuti tidak
dapat diterima, atau prinsip itu diterapkan secara tidak benar, maka perubahaan ke prinsip
akuntansi yang berlaku umum dianggap sebagai koreksi kesalahan.Perpindahan dari akuntansi
dasar kas atau pajak penghasialan kedasar akrual dianggap juga sebagai koreksi kesalahan.Jika
perusahaan mengurangi nilai sisa ketika menghitung penyusutan aktiva pabrik dengan metode
slado menurun berganda dan akhirnya menghitung kembali penyusutan itu tanpa mengurangkan
estimasi nilai sisa, maka suatu keslahan telah dikoreksi.
Tiga pendekatan berikut telah disarankan untuk melaporkan perubahan prinsip akuntansi
dalam akun-akun:
Retroaktif.Pengaruh komulatif dari penggunaan metode baru terhadap laporan keuangan pada
awa periode harus dihitung.Penyesuaian retroaktif atas laporan keuanagan kemudian dibuat,
dengan menyusun kembali laporan keuanagan tahun sebelumnya atas dasar yang konsisten
dengan prinsip yang baru diterapkan.Pendukung pendapatan ini berpendapat bahwa hanya dengan
menyusun kembali laporan periode sebelumnya yang dapat menyebabkan perubahan prinsip
akuntansi untuk laporan keuangan yang dapat dibandingkan.

Periode Berjalan.Penyeseuian ini dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan sebagai pos
khusus dengan judul ‘Pos-pos luar angkasa’ dan ‘Laba Bersih’. Pendukung metode ini
berpendapat bahwa menyatakan kembali laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya akan
mengakibatkan hilangnya kepercayaan para investor atas laporan keuangan.

Prospektif (di masa depan). Pendukung pendekataan ini berargumen bahwa setelah manajemen
menyajikan laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang dapat diterima, maka laporan
teresebut telah final, manajemen tidak dapat mengubah periode sebelumnya dengan menerapkan
prinsip baru.

Perubahan Akuntansi Jenis Pengaruh Komulatif


Persyaratan umum yang ditetapkan oleh profesi akuntansi adalah bahwa metode periode
berjalan, atau ‘catch-up’, harus digunakan untuk memperhitungkan perubahan prinsip akuntansi.
Peryaratan umum tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan periode berjalanatau catch-up harus dijalankan. Pengaruh komulatif dari
penyesuian harus diperoleh dalam laporan laba-rugi di antara ‘pos-pos luar biasa’ dan ‘laba
rugi’.
2. Laporan keuangan periode sebelumnya yang dimasukkan untuk tujuan komparatif tidak
perlu dinyatakan kembali.
3. Laba sebelum pos-pos luar biasa dan laba bersih, yang dihitung atas dasar pro-forma
(seolah-olah) harus ditampilkan pada laporan laba rugi untuk semua periode. Laba tersebut
disajikan seolah-olah prinsip yang baru diadopsi telah diterpkan selama seluruh periode
yang terpengaruh. Data laba per saham yang terkait juga harus dilaporkan. Jadi, para
pembaca memiliki pemahaman tentang bagaimana laporan keuangan yang dinyatakan
kembali itu diperoleh.

Penyajian laporan keuangan


2002 2001
Laporan sebelum pos luar biasa dan pengaruh komulatif
Perubahan prinsip akutansi $130.000 $111.000
Pos luar biasa setelah pajak (30.000) 10.000
Pengaruh komulatif pada tahun sebelumnya dari penerapan
Retroaktif metode penyusutan yang baru, setelah pajak 7.800
Laba bersih $107.800 $121.000

Jumlah per Saham


Laba per saha (10.000 lembar saham)
Laba sebelum pos luar biasa dan pengaruh
Komulatif perubahan prinsip akuntansi $13,00 $11,10
Pos luar biasa (3,00) 1,00
Pengaruh komulatif pada tahun sebelumnya dari penerapan
Retroaktif metode penyusutan yang baru 0.78
Laba bersih $10,78 $12,10

Komulatif ini bukan merupakan pos luar biasa tetapi dilaporkan atas dasar setelah pajak yang
sama dengan yang digunakan untuk pos-pos luar biasa.

Informasi pro-forma bermanfaat bagi individu-individu yang berkepentingan dalam


penilaian kecenderungan laba selama suatu periode waktu.Informasi pro-forma, yang
hanya ditampilkan sebagai informasi pelengkap, dapat dilaporkan pada laporan laba-
rugi, dalam skedul terpisah, atau dalam catatan atas laporan keuangan.

Perubahan Akuntansi Jenis Pengaruh-Retroaktif


Dalam situasi tertentu, perubahan prinsip akuntansi dapat ditangani secara retroaktif.Penyesuaian
retroaktif atas laporan keuangan yang disajikan dibuat dengan menyusun kembali laporan
keuangan tahun sebelumnya atas dasar yang konsisten dengan prinsip yang baru diadopsi.Setiap
bagian dari pengaruh komulatif yang berkaitan dengan tahun-tahun sebelumnya diperlakukan
sebagai penyesuaian laba ditahan awal dari tahun paling awal yang ditampilkan.
Lima situasi yang membutuhkan pelaporan kembali laporan keuangan dari semua periode
sebelumnya adalah:
1. Perubahan dari metode penilaian persediaan LIFO ke metode lainnya.
2. Perubahan metode akuntansi untuk kontrak jenis kontruksi jangka panjang.
3. Perubahan dari atau ke metode akuntansi “biaya penuh” dalam industri ekstraktif.
4. Penerbitan laporan keuangan oleh perusahaan untuk yang pertama kalinya guna
memperoleh modal ekuitas tambahan, mempengaruhi kombinasi bisnis, atau pendaftaran
sekuritas.
5. Pengumuman professional yang merekomendasikan bahwa perubahan prinsip akuntansi
diperlukan secara retroaktif.

Mengapa profesi akuntansi memberikan pengecualian-pengecualian ini?Meskipun alasanya


bervariasi, namun alasan utamanya ialah bahwa pelaporan penyesuian kumulatif dalam periode
perubahan dapat memiliki pengaruh yang besar terhadap laba bersih, dimana angka laba itu dapat
menyesatkan. Suatu ilustrasi yang sesuai adalah pengalaman Chrysler Corporation (sekarang
Daimler Chrysler)ketika mengubah akutansi persediaannya dari LIFO kr FIFO.jika perubahan itu
telah ditangani secara benar, maka Chrysler akan melaporkan penyesuaiannya terhadap laba
bersih sebesar $53.500.000, yang akan mengakibatkan laba bersih sebesar $45.900.000 buka
kerugian bersih sebesar $7.600.000.
Sebagai ilistrasi lainnya, pada awal tahun 1980-an industry kereta api beralih dari metode
retirement-replacement atas penyusutan peralatan kereta api ke metode yang lebih umum
digunakan seperti penyusutan garis lurus. Perlakuan pengaruh komulatif ini berarti bahwa
penyesuian yang substansial akan dilakukan atas laba pada periode terjadinya perubahan. Banyak
perusahaan dalam industry rel kereta api beragumen bahwa penyesuaian tersebut sangatlah besar,
sehingga pengaruh komulatif selama tahun berjalan akan mendistorsi informasi itu dan
membuatnya kurang bermanfaat, dibandingkan menyatakan kembali laporan tahun sebelumnya.
Situasi seperti ini memberi dukungan untuk menyatakan kembali sehingga komparabilitas tidak
terpengaruh secara serius.

Penyajian laporan laba rugi


Bagian bawah dari laporan laba rugi Denson Contruction C0. Sebelum memperhitungkan
pengaruh perubahan retroaktif dalam prinsip akuntansi, adalah sebagai berikut
Laporan laba rugi 2002 2001
Laba berih $144.000 $96.000
Jumlah per Saham
Laba per saham (100.000 lembar saham) $1.14 $0.96

Laba bersih untuk dua periode dihitung sebagai berikut:


2002 $190.000-$0.40($190.000) = $114.000
2001 $160.000-$0.40($160.000) = $96.000

Bagian bawah dari laporan laba rugi Denson Corporation Co. setelah memperhitungkan
perubahan retroaktif dalam prinsip akuntansi, adalah sebagai berikut:

Laporan laba rugi 2002 2001


Laba bersih $120.000 $108.000
Jumlah per Saham
Laba per Saham(100.000lembar saham) $1.20 $1.08

Laba bersih untuk dua periode dihitung sebagai berikut:


2002 $200.000-0.40($200.000) = $120.000
2001 $180.000-0.40($180.000) = $108.000

Perhatikan bahwa laporan laba-rugi komparatif 2 tahun memiliki perbedaan utama dari laporan
laba rugi komparatif 2 tahun sebelumnya.Tidak ada informasi pro-forma yang diperlukan apabila
perubahan prinsip akuntansi ditangani secara retroaktif, karena angka laba dari periode
sebelumnya telah dinyatakan kembali.

Perubahan Ke Metode LIFO


Seperti diindikasikan, pengaruh komulatif dari setiap perubahan akuntansi harus ditampilkan
dalam laporan laba rugi di antara judul ‘Pos luar biasa’ dan ‘Laba bersih’, kecuali untuk kondisi-
kondisi yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Selain itu, aturan ini tidak dapat
diterapkan apabila perusahaan beralih ke metode penilaian persediaan LIFO.Dalam situasi ini,
persediaan tahun dasar untuk menghitung persediaan LIFO berikutnya merupakan
persediaan awal pada metode ini diadopsi.Tidak ada pernyataan kembali atas laba tahun-
tahun sebelumnya karena dianggap sangat tidak praktis.pernyataan kembali dengan metode
LIFO akan tergantung pada asumsi-asumsi seperti tahun yang berbeda dimana lapisan persediaan
itu ditetapkan.
Pengungkapan ini dibatasi untuk hanya memperlihatkan dampak perubahaan terhadap
hasil operasi pada periode perubahan.Selain iyu, alasan untuk mengabaikan perhitungan
pengaruh komulatif dan jumlah pro-forma dari tahun sebelumnya juga harus dijelaskan.Ahrinya,
perusahaan harus mengungkapkan justifikasi dari perubahan LIFO.Laporan Tahunan Quaker
Oats Company mengindikasikan jenis pengungkpan yang diperlukan.
PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
Penyusunan laporan keuangan memerlukan estimasi dampak dari kondisi-kondisi dan peristiwa
di masa datang. Berikut adalah contoh pos-pos yang memerlukan estimasi:
1. Piutang tak tertagih.
2. Keusangan persediaan.
3. Umur manfaat dan nilai sisa aktiva.
4. Periode yang menerima manfaat dari biaya yang ditangguhkan.
5. Kewajiban untuk biaya garansi dan pajak penghasilan.
6. Cadangan mineral yang dpat dipulihkan kembali.

Perubahan estimasi harus ditangani secara prospektif.Yaitu, tidak ada perubahan yang harus
dibuat dalam hasil yang dilaporkan sebelumnya.Saldo awal tidak perlu disesuaikan, dan tidak
ada usaha untuk ‘menyusul’ atau catch-up’ periode sebelumnya.Jadi, pengaruh dari semua
perubahan estimasi diperhitungkan pada (1) periode perubahan jika perubahan itu hanya
mempengaruhi periode bersangkutan atau (2) periode perubahan atau periode di masa datang jika
perubahan tersebut mempengaruhi keduanya. Akibatnya, perubhan estimasi dipandang sebgai
koreksi atau penyesuian normal yang berulang, hasil alami dari proses akuntansi, dan
diperlakukan retroaktif dilarang.

PELAPORAN PERUBAHAN DALAM ENTITAS


Suatu perubahan akuntansi yang terjadi pada laporan keuanagn yang sebenarnya merupakan
laporan dari entitas yang berbeda harus dilaporkan dengan menyatakan kembali laporan
keuangan yang disajikan selama periode sebelumnya, guna menunjukan informasi keuangan bagi
entitas pelaporan yang baru selama semua periode.

Contoh perubahan dalam entitas pelaporan adalah:


1. Menyajikan laporan konsolidasi untuk menggantikan laporan perusahaan individual.
2. Mengubah anak perusahaan tertentu yang terdiri dari kemolpok perusahaan dimana
laporan keuangan konsolidasi disajikan.
3. Mengubah perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan gabungan.
4. Akuntansi untuk pooling of interests.
5. Perubahan metode akuntansi biaya, ekuitas, atau konsolidasi untuk anak perusahaan dan
investasi. Perubahan dalam entitas pelaporan bukan berasal dari penciptaan, pemutusan
(cessation), pembelian, atau disposisi anak perusahaan atau unit bisnis lainnya.

Laporan keuangan dari tahun dimana perubahan dalam entitas pelaporan dilakukan harus
mengungkapkan sifat perubahan itu dan alasannya.Pengaruh perubahan ini terhadap laba
sebelum pos-pos luar biasa, laba bersih dan laba per saham harus dilaporkan untuk semua
periode yang disajikan.Pengungkapan ini tidak perlu diulang pada laporan keuangan periode
berikutnya.

PELAPORAN KOREKSI KESALAHAN


Tidak ada perusahaan, baik yang kecil maupun besar yang kebal dari kesalahan.Akan tetapi,
risiko dari kesalahan yang material dapat dikurangi dengan menyelenggarakan pengendalian
internal yang baik dan aplikasi prosedur akuntansi yang baik.
Beikur ini adalah contoh-contoh dari kesalahan akuntansi:
1. Perubahan dari prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum ke prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Dasar pemikiran dari hal ini adalah bahwa periode sebelumnya telah
disajikan secara tidak benar karena penerapan prinsip akuntansi yang tidak benar.
Contoh: perubahan dari akuntansi dasar kas atau pajak penghasilan ke dasar akrual.
2. Kesalahan matematis yang diakibatkan oleh penjumlahan, pengurangan, dan sebagainya.
Contoh: penjumlahan kartu perhitungan persediaan yang salah dalam menentukan nilai
persediaan.
3. Perubahan estimasi yang terjadi karena estimasi-estimasi itu tidak dibuat dengan jujur.
Contoh: penggunaan tariff penyusutan yang secara jelas tidak realistis.
4. Kelalaian, seperti kegagalan untuk mengakrualkan atau menangguhkan beban atau
pendapatan tertentu pada akhir periode.

Segera setelah ditemukan, kesalahan-kesalahan tersebut harus dikoreksi dengan ayat


jurnal yang tepat dalam akun dan dilaporkan dalam laporan keuangan.Profesi akuntansi
mensyaratkan bahwa koreksi kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya,
dicatat dalam tahun di mana kesalahan itu ditemukan, dan dilaporkan pada laporan keuangan
sebagai penyesuaian atas saldo awal laba ditahan.Jika laporan komparatif disajikan, maka
laporan periode sebelumnya yang terpengaruh harus dinyatakan kembali untuk mengoreksi
kesalahan.Pengungkapan ini tidak perlu diulang dalam laporan keuangan periode berikutnya.

Illustrasi

Untuk mengilustrasikannya, misalkan pada tahun 2002 petugas pembukuan selectric company
menemukan bahwa pada tahun 2001 perusahaan lalai mencatat dalam akun beban penyusutan
sebesar $20.000 atas gedung yang baru dibangun. Penyusutan ini telah secara tepat dimasukan
dalam SPT pajak.Karena berbagai perbedaan sementara, laba bersih yang dilaporkan pada tahun
2001 adalah $150.000 dan laba kena pajak adalah $110.000.Ayat jurnal berikut telah dibuat
untuk pajak penghasilan (asumsikan bahwa tarif pajak efektif untuk tahun 2001 adalah 40%).

Beban Pajak Penghasilan 60.000

Hutang Pajak Penghasilan 44.000

Kewajiban Pajak yang Ditangguhkan 16.000

Sebagai akibat dari kesalahan tidak memasukan beban sebesar $20.000 dii tahun 2001:

Beban penyusutan (2001) telah dinyatakan terlalu rendah $20.000


Akumulasi penyusutan telah dinyatakan terlalu rendah 20.000
Beban pajak penghasilan (2001) telah dinyatakan terlalu
tinggi (20.000 x 40%)
Laba bersih (2001) telah dinyatakan terlalu tinggi 12.000
Kewajiban pajak yang ditangguhkan telah dinyatakan
terlalu tinggi ($20.000 x 40%)

Ayat jurnal yang dibuat pada tahun 2002 untuk mengkoreksi pengabaian beban penyusutan tahun
2001 sebesar $20.000 adalah sebagai berikut:

Ayat Jurnal Koreksi 2002


Laba Ditahan 12.000
Kewajiban Pajak yang Ditangguhkan 8.000
Akumulasi Penyusutan – Gedung 20.000

Ayat jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sama baik apakah laporan keuangan
periode tunggal ataupun laporan keuangan komparatif yang disusun; namun penyajian dalam
laporan keuangan akan berbeda. Jika laporan periode tunggal (nonkomparatif) yang disajikan,
maka kesalahan harus dilaporkan sebagai penyesuaian terhadap saldo awal laba ditahan dari
periode di mana kesalahan itu ditemukan (lihat illustrasi di bawah).

Laba ditahan, 1 Januari 2002

Seperti dilaporkan sebelumnya $350.000

Koreksi kesalahan (penyusutan) $20.000

Dikurangi: Reduksi pajak penghasilan yang dibolehkan 8.000 (12.000)

Saldo laba ditahan yang disesuaikan 1 Januari 2002 338.000

Ditambah: Laba bersih tahun 2002 400.000

Laba ditahan, 31 Desember 2002 $738.000


Laporan komparatif
Jika laporan keuangan dibuat, maka penyesuaian harus dilakukan guna mengoreksi jumlah
semua akun yang terpengaruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan untuk semua periode
pelaporan.Data dari setiap tahun yang telah disajikan harus dinyatakan kembali sampai benar,
dan setiap penyesuaian susulan (cacth-up) harus ditampilkan sebagai penyesuaian periode
sebelumnya atas laba ditahan selama periode terdahulu yang dilaporkan.Sebagai contoh, dalam
kasus Selectric Company, kesalahan mengabaikan penyusutan tahun 2001 sebesar $20.000, yang
ditemukan pada tahun 2002, mengharuskan pernyataan kembali laporan keuangan tahun 2001
apabila disajikan sebagai perbandingan dengan laporan keuangan tahun 2002. Akun-akun berikut
ini dalam laporan keuangan tahun 2001 (disajikan sebagai pembanding dengan laporan tahun
2002) akan dinyatakan kembali:

Dalam neraca:
Akumulasi penyusutan-gedung $20.000 meningkat
Kewajiban pajak yang ditangguhkan $ 8.000 menurun
Laba ditahan, saldo akhir $12.000 menurun
Dalam laporan laba rugi

Beban penyusutan-gedung $20.000 meningkat

Beban pajak $ 8.000 menurun

Laba bersih $12.000 menurun

Dalam laporan laba ditahan

Laba ditahan, saldo akhir (akibat laba bersih


yang lebih rendah selama periode tersebut) $12.000 menurun

Laporan keuangan tahun 2002 dalam bentuk komparatif dengan laporan keuangan tahun
2001 dibuat seolah-olah kesalahan tidak terjadi. Minimal, laporan komparatif semacam ini dalam
tahun 2002 harus mencakup catatan atas laporan keuangan untuk mengarahkan perhatian pada
ke pernyataan kembali laporan keuangan tahun 2001 serta pengungkapan dampak koreksi
terhadap laba sebelum pos-pos luar biasa, laba bersih, dan jumlah per saham yang terkait.

Ikhtisar perubahan akuntansi dan koreksi kesalahan

Perubahan prinsip akuntansi akan dianggap tepat hanya apabila perusahaan menunjukan
bahwa prinsip akuntansi alternatif yang berlaku umum yang telah diadopsi lebih disukai daripada
prinsip sebelumnya. Dalam menetapkan pedoman profesi akuntansi, preferensi di antara prinsip
akuntansi harus ditentukan atas dasar apakah prinsip yang baru dapat memperbaiki pelaporan
keuangan, bukan atas dasar dampak pajak penghasilan semata. Namun tidaklah selalu mudah
untuk menentukan perbaikan apa dalam pelaporan keuangan. Bagaimana seseorang menentukan
ukuran atau perbaikan mana yang lebih disukai?Sebagai contoh, The Quaker Oats Company
beragumen bahwa perubahan prinsip akuntansi ke penilaian persediaan LIFO “akan lebih baik
menandingkan biaya periode berjalan dengan pendapatan periode berjalan”. Sebaliknya,
perusahaan lain mungkin beralih dari LIFO ke FIFO karena ingin melaporkan persediaan akhir
yang lebih realistis. Bagaimana anda menentukan mana yang terbaik dari kedua argumen itu?
Auditor harus mempunyai beberapa ‘standar’ atau ‘tujuan’ sebagai dasar untuk menentukan
metode yang disukai. Karena tidak ada standar atau tujuan universal yang diterima umum, maka
masalah penentuan preferensi akan terus menjadi masalah yang sulit.
Pada awalnya SEC berpendapat bahwa auditor harus mengindikasikan apakah perubahan
prinsip akuntansi lebih disukai.SEC telah memodifikasi pendekatan ini, mengingat betapa
besarnya ketergantungan pada pertimbangan manajemen dalam menilai preferensi.Meskipun
kriteria dari preferensi sulit diaplikasikan namun pedoman umum yang ditetapkan telah
bertindak sebagai pencegah terhadap perubahan prinsip akuntansi yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Jika standar FASB menciptakan prinsip baru atau menunjukann
preferensi atau penolakan atas prinsip akuntansi spesifik, maka perubahan

tersebut secara jelas diaanggap dapat diterima. Demikian juga, dokumen otoritatif lainnya,
seperti laporan posisi AcSEC dan pedoman audit industri dari AICPA, dianggap sebagai
akuntansi yang lebih disukai apabila perubahan prinsip akuntansi dipertimbangkan.

 Perubahan prinsip akuntansi


Aturan umum:
Menggunakan pendekatan periode berjalan atau catch-up dengan:
a. Melaporkan hasil periode berjalan atas dasar yang baru.
b. Melaporkan pengaruh kumulatif dari penyesuaian dalam laporan keuangan periode berjalan di antara
judul ‘Pos-pos luar biasa’ dan ‘Laba bersih’.
c. Menyajikan laporan keuangan periode sebelumnya seperti dilaporkan sebelumnya.
d. Menyajikan data pro-forma tentang laba dan laba per saham untuk semua periode sebelumnya yang
disajikan.

Pengecualian

Menggunakan pendekatan retroaktif dengan:

a. Menyatakan kembali laporan keuangan dari semua periode sebelumnya yang disajikan.
b. Mengungkapkan dalam tahun terjadinya perubahan pengaruh terhadap laba bersih dan laba per saham
dari semua periode sebelumnya yang disajikan.
c. Melaporkan penyesuaian atas saldo awal laba ditahan dalam laporan laba ditahan.

Menggunakan perubahan ke pendekatan LIFO dengan:

a. Tidak menyatakan kembali laba tahun sebelumnya


b. Menggunakan persediaan awal dalam tahun di mana metode baru mulai digunakan sebagai tahun dasar
persediaan untuk semua perhitungan LIFO berikutnya.
c. Mengungkapkan pengaruh dari perubahan pada tahun berjalan, dan alasan-alasan untuk mengabaikan
perhitungan pengaruh kumulatif serta jumlah pro-forma dari tahun sebelumnya.
 Perubahan estimasi akuntansi
Menggunakan pendekatan periode berjalan dari prospektif dengan:
a. Melaporkan laporan keuangan periode berjalan dari masa datang atas dasar baru.
b. Menyajikan laporan keuangan periode sebelumnya seperti dilaporkan sebelumnya.
c. Tidak melakukan penyesuaian atau saldo awal periode berjalan untuk tujuan catch-up, dan tidak
melakukan penyajian pro-forma
 Perubahan dalam entitas pelaporan
Menggunakan pendekatan retroaktif dengan:
a. Menyatakan kembali laporan keuangan untuk semua periode sebelumnya yang disajikan.
b. Mengungkapkan dalam tahun terjadinya perubahan pengaruh terhadap data laba bersih dari laba per
saham untuk semua periode sebelumnya yang disajikan.

 Perubahan karena kesalahan


Menggunakan pendekatan retroaktif dengan:
a. Memperbaiki semua laporan keuangan periode sebelumnya yang disajikan.
b. Menyatakan kembali saldo awal Laba ditahan untuk periode pertama yang disajikan apabila pengaruh
kesalahan terjadi dalam periode sebelumnya.

MOTIVASI UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN

Sangatlah sulit untuk menentukan standar akuntansi mana yang memliki dukungan
konseptual yang kuat, sementara komplikasi lainnya telah membuat prosesnya menjadi semakin
kompleks.Komplikasi ini berasal dari kenyataan bahwa manajer (dan pihak lainnya) memiliki
kepentingan pribadi atas bagaimana laporan keuangan mempengaruhi perusahaan.Para manajer
tentunya ingin memperlihatkan kinerja keuangannya yang baik.Suatu angka laba yang
menguntungkan dapat mempengaruhi impestor, dan posisi likuiditas yang kuat dapat
mempengaruhi kreditor.Akan tetapi, angka laba yang terlalu menguntungkan dapat memberi
amunisi kepada para negosiator serikat pekerja dan pembuat kebijakan pemerintah selama
membicarakan tawar-menawar.Oleh sebab itu, para manajer mungkin memiliki motif laba yang
berbeda-beda tergantung pada waktu dan siapa yang ingin mereka pengaruhi.
Penelitian yang dilakukan telah memberikan masukan tambahan tentang mengapa
perusahaan lebih memilih metode akuntansi tertentu. Beberapa alasannya adalah sebagai berikut:

1. Biaya politik. Semakin besar perusahaan dan terlihat lebih bersifar politis, semakin besar
para politisi serta pembuat peraturan mencurahkan perhatian kepada perusahaan tersebut.
Banyak pihak berpendapat bahwa ara politisi dan pembuat peraturan ini dapat “membuat
sarang” dengan menetapkan peraturan-peraturan dalam organisasi tersebut guna meraih
manfaat bagi pemilih mereka. Jadi semakin besar perusahaan, semakin besar
ketergantungan pada peraturan seperti antitrust dan semakin besar kemungkinannya
untuk membayar pajak yang lebih besar.
2. Struktur modal. Sejumlah studi telah mengindikasikan bahwa struktur modal perusahaan
dapat mempengaruhi pemilihan metode akuntansi. Sebagai contoh, perusahaan dengan
rasio hutang terhadap ekuitas yang tinggi akan sangat tergantung pada perjanjian hutang.
Yaitu, perusahaan mungkin memiliki perjanjian hutang yang mengindikasikan bahwa
perusahaan tidak dapat membayar dividen jika laba ditahan berada di bawah tingkat
tertentu. Sebagai akibatnya, perusahaan jenis ini cenderung memilih metode akuntansi
yang akan menaikan laba bersih. Sebagai contoh, sekelompok penulis mengindikasikan
bahwa struktur modal perusahaan mempengaruhi keputusan apakah akan membebankan
atau mengkapitalisasi bunga. Pihak lainnya mengindikasi bahwa akuntansi biaya penuh
lebih dipilih dibandingkan upaya yang berhasil oleh perusahaan yang memiliki rasio
hutang terhadap ekuitas yang tinggi.
3. Pembayaran bonus. Jika pembayaran bonus dilakukan kepada manajemen berkaitan
dengan laba, maka dapat dikatakan bahwa manajemen akan memilih metode akuntansi
yang memaksimalkan pembayaran bonus mereka. Jadi, dalam memilih meotde akuntansi,
manajemen memperhatikan kepentingannnya berkaitan dengan dampak perubahan laba
akuntansi terhadap rencana kompensasinya.
4. Memperlancar laba. Kenaikan laba yang substansial dapat mengundang perhatian dari
para politisi, pembuat peraturan, dan pesaing. Selain itu, kenaikan laba yang besar juga
dapat menciptakan masalah bagi manajemen karena hasil yang sama akan sulit dicapai
pada tahun berikutnya.

Manajemen memperhatikan dengan seksama akuntansi yang mereka terapkan dan


seringkali mengubah metode akuntansi bukan alasan konseptual, tetapi lebih pada alasan
ekonomis. Seperti telah diindikasikan dalam seluruh buku ini, argumen yang diberikan semacam
itu telah dikenal sebagai “argumen konsekuensi ekonomi”, karena berfokus pada dampak yang
diharapkan dari metode akuntansi terhadap perilaku investor, kreditor, pesaing, pemerintah, atau
manajer perusahaan yang melaporkan, daripada justifikasi konseptual untuk standar akuntansi.

Untuk menghadapi tekanan-tekanan ini, pembuat standar akuntansi seperti yang telah
diumumkan FASB, sebagai bagian dari kerangka kerja konseptual, akan menilai manfaat standar
yang diusulkan dari posisi netral. Yaitu, standar yang dapat diandalkan tidak boleh dievaluasi
berdasarkan dampak yang mungkin terhadap perilaku.Ini bukanlah waktunya FASB untuk
memilih standar berdasarkan jenis perilaku yang mereka ingin tonjolkan dan yang ingin mereka
hilangkan.Pada saat yang bersamaan, harus diakui bahwa beberapa standar seringkali memiliki
dampak dari perilaku yang mempengaruhi.Namun justifikasinya harus ditanyakan secara
konseptual dan bukan dalam istilah dampaknya.

Anda mungkin juga menyukai