Anda di halaman 1dari 16

Study Objectives :

1. Mengidentifikasi klasifikasi pada akun persediaan


2. Mengidentifikasi sistem persediaan perpetual dan
periodik
3. Mengidentifikasi pengaruh kesalahan pencatatan
persediaan yethadap laporan keuangan
4. Menjelaskan asumsi arus biaya dalam perhitungan
persediaan
5. Menjelaskan metode FIFO dan Average Cost

A. KLASIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN

Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi
bisnis, atau sebagai bahan baku yang akan digunakan dalam membuat suatu produk. Sebuah
perusahaan dagang, biasanya membeli barang dagangan berbentuk produk jual. Perusahaan
dagang melporkan biaya yang terkait dengan unit-unit yang belum terjual dan masih ada di
tangan sebagai persediaan barang dagang. Hanya satu akun persediaan, persediaan barang
dagang, yang mucul dalam laporan keuangan.

Sementara untuk perusahaan manufaktur memiliki tiga akun pada umumnya, yaitu
persediaan bahan baku, yaitu biaya yang dibebankan terhadap barang maupun bahan baku yang
terdapat di tangan tapi belum dialihkan ke proses produksi; persediaan barang dalam proses,
yaitu biaya bahan baku untuk produk yang telah diproduksi namun belum selesai ditambah
117
dengan biaya tenaga kerja langsung dalam proses produksi ini; dan persediaan barang jadi yang
siap dijual, yaitu produk jadi yang siap dijual.

Sistem akuntansi yang akurat dan catatan yang aktual merupakan hal yang sangat penting.
Penjualan dan pelanggan bisa hilang apabila produk-produk yang dipesan oleh pelanggan tidak
tersedia. Sehingga perusahaan harus selalu mengendalikan ketersediaan produk secara baik
untuk membatasi biaya akibat banyaknya timbunan persediaan ataupun kekurangannya.
Perusahaan menggunakan salah satu dari dua jenis sistem agar pencatatan persediaan tetap
akurat, yaitu :

Sistem Perpetual

Sistem persediaan perpetual secara terus-menerus melacak perubahan akun persediaan.


Yaitu, semua pembelian dan penjualan barang dicatat secara langsung ke akun persediaan pada
saat terjadi. Karakteristik utama dari sistem perpetual adalah sebagai berikut :

1. Pembelian barang dagang untuk dijual kembali atau pembelian bahan baku untuk proses
produksi didebit ke akun persediaan.
2. Biaya angkut, retur pembelian, diskon pembelian dan pengurangan harga lainnya, didebit
ke akun persediaan.
3. Harga pokok penjualan dicatait untuk setiap penjualan dengan mendebit akun harga
pokok penjualan, dan mengkredit persediaan.
4. Persediaan merupakan akun pengendali yang didukung oleh buku besar pembantu yang
berisi catatan persediaan individual. Buku besar pembantu menunjukkan kuantitas dan
biaya dari setiap jenis persediaan yang ada di tangan.

Sistem Periodik

Menurut sistem persediaan periodik, seluruh pembelian persediaan selama satu periode
dicatat dengan mendebit akun pembelian. Total akun pembelian pada akhir periode ditambahkan
ke biaya persediaan on hand pada awal periode selanjutnya untuk menentukan total biaya barang
yang siap dijual selama periode berjalan. Kemudian total biaya barang yang siap dijual dikurangi
dengan persediaan akhir periode berjalan untuk menentukan harga pokok penjualan pada periode
tersebut.

118
Jika yang digunakan adalah system persediaan perpetual dan terdapat perbedaan antara saldo
persediaan perpetual dengan hasil perhitungan fisik, maka diperlukan suatu ayat jurnal terpisah
untuk menyesuaikan akun persediaan perpetual.

B. MASALAH MENDASAR DALAM PENILAIAN PERSEDIAAN

Biaya semua barang yang tersedia untuk dijual atau digunakan harus dialokasikan di antara
barang yang terlah terjual atau digunakan dan barang yang masih ada di tangan. Biaya barang
yang tersedia untuk dijual atau digunakan untuk produksi adalah jumlah dari (1) biaya barang on
hand pada awal periode dan (2) biaya barang yang dibeli atau diproduksi selama satu siklus

119
operasi. Harga pokok penjualan adalah perbedaan antara biaya barang on hand pada akhir
periode dan biaya barang yang tersedia untuk dijual selama periode berjalan.

Penilaian persediaan bisa menjadi proses yang kompleks yang memerlukan penentuan atas:

1. Barang fisik yang harus dimasukkan dalam persediaan.


2. Biaya-biaya yang harus dimasukkan dalam persediaan.
3. Asumsi arus biaya yang harus diadopsi.

1. Barang Fisik yang Harus Dimasukkan dalam Persediaan

Pembelian harus dicatat ketika hak legal atas barang berpindah ke pembeli. Namun biasanya,
pencatatan pembelian pada saat barang diterima, karena sulit bagi pembeli untuk menentukan
secara pasti kapan hak legal berpindah untuk setiap pembelian.

a. Barang dalam Perjalanan

Jika barang dikirimkan atas dasar FOB shipping point, maka hak kepemilikan berpindah ke
tangan pembeli ketika penjual menyerahkan barang kepada perusahaan jasa pengangkut, yang
bertindak sebagai agen atau pembeli. Jika barang dikirimkan atas dasar FOB destination, maka
hak kepemilikan belum berpindah sebelum pembeli menerima barang dari perusahaan jasa
pengangkut.

Secara teknis, barang yang hak legalnya telah berpindah ke pembeli harus dicatat sebagai
pembelian pada periode fiskal. Barang yang dikirimkan atas dasar FOB shipping point yang
masih berada dalam perjalanan pada akhir periode akan menjadi milik pembeli dan harus
diperlihatkan dalam catatan pembeli. Hak legal atas barang ini berpindah ke pembeli pada saat
barang dikirimkan.

b. Barang Konsinyasi

Metode ini menjelaskan bahwa terjadi kesepakatan antara perusahaan yang mengirimkan
barang dagang ke sebuah agen dalam menjual barang konsinyasi tersebut. Agen tersebut
menyetujui untuk menerima barang tanpa kewajiban apapun selain melindungi dari kehilangan
atau kerusakan, sampai barang terjual kepada pihak ketiga atau pembeli. Ketika agen menjual

120
barang, pendapatan dikurangi komisi penjualan dan beban penjualan diserahkan kepada
perusahaan. Barang yang telah diserahkan kepada agen, tetap menjadi property perusahaan dan
dimasukkan dalam persediaan perusahaan pada harga beli atau biaya produksi. Sementara agen
tidak membuat ayat jurnal pada akun persediaan untuk barang konsinyasi yang diterima karena
barang tersebut merupakan milik perusahaan.

c. Perjanjian Penjualan Khusus

Seringkali transfer hak legal kepemilikan dan substansi yang mendasari transaksi tidak cocok.
Bisa saja hak legal telah berpindah ke pembeli tetapi penjual barang tetapn menanggung resiko
kepemilikan. Sebaliknya, transfer hak legal mungkin belum terjadi, tetapi substansi ekonomi dari
transaksi itu menyiratkan bahwa resiko kepemilikan telah berpindah ke pembeli. Tiga situasi
penjualan khusus yang sering ditemukan adalah sebagai berikut :

- Penjualan dengan perjanjian beli kembali

Inti dari transaksi ini adalah bahwa pihak pertama membiayai persediaannya dan
mempertahankan risiko kepemilikan, sekalipun hak legal atas barang secara teknis telah
berpindah kepada pihak kedua akibat penjualan. Keuntungan yang diterima pihak
pertama adalah terhindar dari pajak property pribadi, dan terhapusnya kewajiban lancar
dari neraca. Sementara bagi pihak kedua, pembelian barang bisa melakukan perjanjian
respirokal di masa depan.

- Penjualan dengan tingkat retur yang tinggi

Industri-industri yang memiliki perjanjian formal atau informal yang memungkinkan


persediaan dikembalikan dengan menerima seluruh atau sebagian uang yang telah
dibayarkan. Salah satu alternative melaporkan transaksi penjualan tersebut adalah
mencatat penjualan dengan nilai penuh dan kemudian mencatat penjualan sampai
kondisinya menunjukkan jumlah persediaan yang akan dikembalikan oleh pembeli.
Ketika jumlah retur dapat diestimasi secara memadai, maka barang dapat dipandang telah
dijual. Sebaliknya, jika jumlah retur tidak dapat diramalkan, maka penghapusan barang
ini dari persediaan penjual tidaklah tepat.

121
- Penjualan cicilan

Barang yang dijual secara cicilan menjelaskan bahwa setiap jenis penjualan yang
pembayarannya dicicil secara periodik sepanjang periode waktu tertentu. Karena resiko
kerugian dari piutang tak tertagih lebih besar dalam penjualan cicilan dibandingkan
dengan transaksi penjualan lain, maka penjualan biasanya menahan hak legal atas barang
sampai seluruh pembayaran dilakukan. Barang harus dihapus dari persediaan penjual jika
persentase piutang tak tertagih dapat diestimasi secara memadai.

d. Pengaruh Kesalahan Persediaan

Pos-pos yang dimasukkan atau dikeluarkan secara tidak tepat ketika penentuan harga pokok
penjualan akibat kesalahan penyajin persediaan akan menyebabkan laporan keuangan tidak
sesuai. Kesalahan yang umum terjadi adalah sebagai berikut :

- Salah saji persediaan akhir


Jika persediaan akhir kurang saji, maka modal kerja dan rasio lancar kurang saji. Jika
harga pokok penjualan lebih saji, maka laba bersih kurang saji.

Pengaruh kesalahan-kesalahan ini dapat menurunkan laba bersih pada periode berjalan,
dan meningkatkan laba bersih pada periode selanjutnya. Kesalahan tersebut akan dioffset
pada periode berikutnya karena persediaan awal akan kurang saji, dan laba bersih akan
lebih saji.

122
- Salah saji pembelian dan persediaan
Kesalahan ini adalah barang tertentu perusahaan tidak dicatat sebagai pembelian dan
tidak diperhitungkan dalam persediaan akhir. Pengaruh dari kesalahan ini terhadap
laporan keuangan adalah seperti berikut :

Kesalahan dalam pencantuman barang dari pembelian dan persediaan akan menyebabkan
persediaan dan hutang usaha kurang saji dalam neraca serta pembelian dan persediaan
akhir periode akan kurang saji dalam laporan laba rugi. Namun, laba bersih untuk periode
berjalan tidak dipengaruhi oleh pengabaian seperti itu, karena pembelian dan persediaan
akhir sama-sama kurang saji dengan jumlah yang sama. Kesalahan tersebut kemudian
akan saling mengoffset dalam harga pokok penjualan. Modal kerja juga tidak berubah,
tetapi rasio lancar akan lebih saji karena persediaan dan utang usaha kurang saji dengan
jumlah yang sama.

C. BIAYA-BIAYA YANG HARUS DIMASUKKAN DALAM PERSEDIAAN

Salah satu masalah paling penting dalam menangani persediaan berhubungan dengan berapa
jumlah persediaan yang harus dicatat dalam akun. Pembelian persediaan, seperti aktiva lain,
umumnya diperhitungkan atas dasar biaya-biaya berikut :

1. Biaya Produk

Biaya produk adalah biaya-biaya yang melekat pada persediaan dan dicatat pada
akun persediaan. Biaya-biaya tersebut berkaitan langsung dengan perpindahan barang ke
pembeli dan pengubahan barang tersebut yang siap jual. Beban seperti itu mencakup
ongkos pengangkutan barang yang dibeli, biaya pembelian langsung lainnya, dan biaya

123
tenaga kerja serta produksi lainnya yang dikeluarkan dalam memproses barang ketika
dijual.

2. Biaya Periode

Biaya periode merupakan biaya-biaya yang terkait secara tidak langsung dengan
akuisisi atau produksi barang. Biaya-biaya periode seperti beban umum sertaadministrasi
tidak dianggap sebagai bagian dari biaya persediaan. Namun, konsepnya, beban ini
merupakan biaya dari produk seperti harga beli awal dan biaya angkut. Beban penjualan
secara umum dianggap lebih berhubungan dengan harga pokok penjualan daripada
dengan persediaan yang belum terjual. Pada umumnya, biaya tersebut terutama beban
administrasi tidak berhubungan secara lansung dengan proses produksi.

Biaya periode lainnya adalah biaya bunga. Biaya bunga terkait dengan penyiapan
persediaan agar siap dijual harus dibebankan pada saat dikeluarkan. Biaya bunga dapat
dibedakan menjadi dua pendekatan, yaitu sebagai biaya pembiayaan dan sebagai biaya
untuk membiayai aktivitas yang terkait dengan penciptaan dan pengangkutan persediaan
ke kondisi serta lokasi siap jual merupakan biaya aktiva seperti bahan, tenaga kerja, dan
overhead, sehingga harus dikapitalisasi.

3. Perlakuan atas Diskon Pembelian

Pemakaian akun diskon pembelian dalam system persediaan periodik


menunjukkan bahwa perusahaan melaporkan pembelian dan utang usaha pada jumlah
kotor. Jika perusahaan menggunakan metode kotor, maka diskon pembelian dilaporkan
sebagai pengurang dari akun pembelian di laporan laba-rugi. Sedangkan pendekatan
kedua adalah mencatat pembelian dan utang usaha pada jumlah bersih setelah diskon
tunai. Pada pendekatan kedua ini, kegagalan untuk mengambil diskon pembelian selama
periode diskon dicatat dalam akun diskon pembelian yang hilang. Jika perusahaan
menggunakan metode bersih ini, diskon pembelian yang hilang harus dipandang sebagai
beban keuangan dan dilaporkan dalam pos beban serta kerugian lain-lain pada laporan
laba-rugi.

124
D. ASUMSI ARUS BIAYA YANG DIPAKAI

Sebetulnya, arus fisik baranga ktual dan asumsi arus biaya seringkali sangat berbeda. Tidak
ada keharusan bahwa konsisten dalam pemakaian asumsi biaya dengan pergerakan fisik barang.
Tujuan utama dari pemakaian asumsi arus biaya ini adalah untuk memilih asumsi yang paling
merefleksikan laba periodik, sesuai dengan kondisi yang berlaku.

Beginning inventory (2,000 x $4) $ 8,000


Purchases:
6,000 x $4.40 26,400
2,000 x 4.75 9,500
Goods available for sale $43,900

125
Identifikasi Khusus

Identifikasi khusus digunakan dengan cara mengidentifikasi setiap barang yang dijual dan
setiap barang dalam akun persediaan. Seluruh biaya barang yang telah terjual dimasukkan ke
dalam Harga Pokok Penjualan, sementara biaya barang khusus yang masih berada di tangan
dimasukkan pada Persediaan. Metode ini dapat diterapkan dengan baik dalam situasi yang
melibatkan sejumlah item kecil berharga tinggi dan dapat dibedakan.

Contoh :
Asumsikan bahwa 6,000 unit persediaan PT. ADI JAYA terdiri dari 1,000 unit yang berasal
dari pembelian tanggal 2 Maret, 3,000 unit dari pembelian tanggal 15 Maret, dan 2,000 unit dari
pembelian tanggal 30 Maret. Hitung jumlah persediaan akhir dan harga pokok penjualannya!

Biaya Rata-rata

Metode biaya rata-rata menghitung harga item-item yang terdapat di dalam akun
persediaan atas dasar biaya average barang yang sama yang tersedia selama suatu periode.
Sebagai ilustrasi, PT. ADI JAYA menggunakan metode persediaan periodik, di mana persediaan
akhir dan harga pokok penjualan akan dihitung dengan menggunakan metode rata-rata
tertimbang:

126
Metode biaya rata-rata yang lain adalah metode rata-rata bergerak, yang digunakan dalam
system persediaan perpetual.

First-In, First-Out (FIFO)

Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang pertama yang dibeli adalah barang pertama
yang digunakan dalam peruahaan manufaktur atau dijual dalam perusahaan dagang. Maka dari
itu, persediaan yang tersisa merupakan barang yang akan dibeli paling akhir.

Contoh :

Asusmsikan bahwa PT. ADI JAYA menggunakan system persediaan periodik (jumlah
persediaan hanya dihitung pada akhir bulan). Biaya persediaan akan dihitung dengan mengambil
biaya dari pembelian paling terakhir dan dikerjakan kembali sampai semua unit dalam
persediaan diperhitungkan.

127
Jika yang digunakan adalah metode perpetual, maka angka biaya dikaitkan dengan setiap
penarikan barang. Kemudian biaya dari 4,000 unit yang dikeluarkan pada tanggal 19 Maret akan
terdiri dari item-item yang dibeli pada tanggal 2 Maretdan 15 Maret.

Ringkasan Penilaian Persediaan Barang

128
129
1. Jelaskan pengertian dari persediaan yang anda ketahui!

2. Jelaskan mengenai perbedaan antara sistem pencatatatn perpetual maupun periodik!

3. PT. Adi Jaya menggunakan sistem perpetual dalam pencatatan persediaan. Persediaan
awalnya adalah 50 unit dan masing masing $34. Selama bulan juni, perusahaan membeli
150 unit masing-masing $34 dengan retur penjualan 6 unit dan terjual 125 unit seharga
$50 per unit. Buatlah jurnal transaksi tersebut!

4. PT. Miftah Sport mempunyai informasi terkait dengan pembelian keperluan sepakbola, : harga
beli : $45.000.000, biaya impor $375.000 , beban bunga $520,000, beban angkut $125.000,.
Tentukan persediaan dari perusahaan tersebut!

5. PT. Surya Abadi menggunakan sistem periodik untuk mencatat persediaannya. Selama bulan
April, perusahaan menjual 600 unit, berikut adalah informasi yang tersedia.
UNIT BIAYA PER UNIT BIAYA TOTAL
PERSEDIAAN, ¼ 250 $10 $2,500
PEMBELIAN, 15/4 400 $12 $4,800
PEMBELIAN, 23/4 350 $13 $4,550
1,000 $11,850

Hitunglah persediaan pada 30 April dan HPP pada bulan April dengan metode rata – rata!

6. Berdasarkan data pada nomor 5, hitunglah persediaan dengan menggunakan metode FIFO!

7. Pengecualian apa saja yang termasuk dalam ketentuan umum siapa pemilik suatu persediaan?
Sebutkan dan jelaskan!

130
1. Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam
operasi bisnis, atau sebagai bahan baku yang akan digunakan dalam membuat suatu
produk. Sebuah perusahaan dagang, biasanya membeli barang dagangan berbentuk
produk jual.

2. Sistem persediaan perpetual secara terus-menerus melacak perubahan akun persediaan.


Yaitu, semua pembelian dan penjualan barang dicatat secara langsung ke akun persediaan
pada saat terjadi. Sedangkan Menurut sistem persediaan periodik, seluruh pembelian
persediaan selama satu periode dicatat dengan mendebit akun pembelian. Total akun
pembelian pada akhir periode ditambahkan ke biaya persediaan on hand pada awal
periode selanjutnya untuk menentukan total biaya barang yang siap dijual selama periode
berjalan.

3. Inventory (150 X $34)................................................... 5,100


Accounts Payable.............................................................. 5,100

Accounts Payable (6 X $34) ........................................... 204


Inventory............................................................................. 204

Accounts Receivable (125 X $50)................................6,250


Sales.................................................................................. 6,250

Cost of Goods Sold (125 X $34)..................................4,250


Inventory......................................................................... 4,250

4. Purchase price................................................ ¥45,000,000

Import duties......................................................... 375,000

Transportation costs.............................................. 125,000

Cost of Inventory.......................................... ¥45,500,000

131
11850
5. Weighted average cost per unit = $ 11.85
1000

Ending inventory 400 X $11.85 = $ 4,740

Cost of goods available for sale $11,850


Deduct ending inventory 4,740
Cost of goods sold (600 X $11.85) $ 7,110

6. April 23 350 X $13 = $ 4,550


April 15 50 X $12 = 600
Ending inventory $ 5,150
Cost of goods available for sale $11,850
Deduct ending inventory 5,150
Cost of goods sold $ 6,700

7. Ketentuan umum dalam pengecualian pencatatan persediaan,


 Barang dalam perjalanan
Terkadang bisa saja suatu barang masih dalam perjalanan pada periode akhir
akuntansi.Disini dilihat tergantung siapa pemilik barang ini.Tergantung metode
pencatatannya apakah menggunakan metode FOB Shipping Point atau menggunakan
FOB Destination Point.
 Barang konsinyasi.
Suatu perusahaan menerima titipan barang namun tidak memiliki kewajiban untuk
menjaga barang tersebut jangan sampai rusak atau hilang sampai barang tersebut terjual
kepihak ketiga.
 Penjualan dengan perjanjian khusus
Seringkali transfer hak legal kepemilikan dan substansi yang mendasari transaksi
tidak cocok. Bisa saja hak legal telah berpindah ke pembeli tetapi penjual barang
tetapn menanggung resiko kepemilikan. Tiga situasi yang sering ditemui terkait
penjualan dengan perjanjian khusus adalah :
a. penjualan dengan pembelian kembali
b. penjualan dengan retur yang tinggi
c. penjualan cicilan

132

Anda mungkin juga menyukai