NIM : 1705110610
KELAS : AKUNTANSI 4
MATA KULIAH : AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II
Pada saat perusahaan mengubah kebijakan akuntansi nya perusahaan harus melaporkan Perubahan
tersebut dengan menggunakan penerapan retrospektif. Secara umum perusahaan tersebut harus
melakukan:
1. Perusahaan menyesuaikan laporan keuangan pada setiap periode sebelumnya yang disajikan.
2. Perusahaan menyesuaikan jumlah tercatat Dari aset dan liabilitas pada awal tahun pertama yang
disajikan dengan demikian Akun tersebut mencerminkan dampak kumulatif pada periode
sebelumnya terhadap perubahan yang disajikan pada kebijakan akuntansi yang baru.
TIDAK PRAKTIS
Perusahaan tidak selalu dapat menentukan bagaimana mereka akan melaporkan informasi
keuangan periode sebelumnya dengan penerapan perubahan kebijakan akuntansi secara retrospektif.
Perusahaan tidak harus menggunakan penerapan retrospektif jika terjadi salah satu dari kondisi berikut:
1. Perusahaan tidak dapat menentukan pengaruh dari penerapan retrospektif
2. Penerapan retrospektif memerlukan asumsi tentang minyak manajemen pada periode sebelumnya
3. Penerapan retrospektif memerlukan estimasi yang signifikan terkait periode sebelumnya, dan
perusahaan tidak dapat secara objektif memverifikasi informasi yang diperlukan dalam
menetapkan estimasi tersebut
PELAPORAN PROSPEKTIF
Perusahaan melaporkan secara prospektif perubahan estimasi akuntansi artinya perusahaan tidak
harus menyesuaikan hasil Yang dilaporkan sebelumnya untuk perubahan estimasi sebaliknya perusahaan
memperhitungkan pengaruh dari semua perubahan estimasi pada
1. Periode perubahan Jika perubahan tersebut hanya mempengaruhi periode bersangkutan
2. Periode perubahan dan periode masa depan jika Perubahan tersebut mempengaruhi keduanya.
KOREKSI KESALAHAN
Kesalahan akuntansi meliputi jenis berikut:
1. Dari kebijakan akuntansi yang umumnya tidak diterima dengan kebijakan akuntansi yang dapat
diterima. Alasannya adalah bahwa perusahaan salah menyajikan periode sebelumnya karena
penerapan kebijakan akuntansi yang tidak benar
2. Tematis seperti salah menghitung jumlah persediaan pada saat menghitung nilai persediaan
3. Perubahan estimasi yang terjadi karena ada iktikad tidak baik dari perusahaan misalnya
perusahaan mungkin telah menggunakan tingkat penyusutan yang tidak realistis
4. Kelalaian, seperti kegagalan untuk mengaku atau menangguhkan beban dan pendapatan tertentu
pada akhir periode
5. Penyalahgunaan fakta, seperti kegagalan menggunakan nilai residu dalam menghitung dasar
penyusutan untuk pendekatan garis lurus
6. Klarifikasi biaya yang tidak tepat sebagai beban dan bukan sebagai aset dan sebaliknya.