1.2 Suparilan mengatakan bahwa standar kompetensi guru dapat diartikan sebagai
"suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan". Lebih lanjut dinyatakan bahwa Standar
Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk
penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatanbagi seorang guru agar berkelayakan untuk
menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi dan jenjang
pendidikan.2
1.3 Menurut A. A Anwar Prabu Mangkunegara (2009:67) kinerja berasal dari kata
job performanceatau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakn tugasnya sesuai
dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.3
1
http://eprints.uny.ac.id/16146/3/BAB%20II.pdf, Jurnal Ilmiah Kinerja Guru Bab II halaman 7
2
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/idaarah/article/viewFile/4133/3818 halaman 1
3
http://eprints.uny.ac.id/18307/3/Bab%202%2010401241015.pdf halaman 1
2. Komponen dan Indikator Kinerja Guru
2.1 Komponen Penilaian Guru
Salah satu tugas manajer atau kepala sekolah terhadap guru salah satunya
adalah melakukan penilaian atas kinerjanya. Penilaian ini mutlak dilaksanakan untuk
mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh guru, baik, sedang, atau kurang. Penilaian ini
penting bagi setiap guru dan berguna bagi sekolah dalam menetapkan kegiatannya.
a) Pengelolaan pembelajaran
c) Penguasaan akademik.
Ketiga standar kompetensi guru tersebut, masing - masing terdiri atas beberapa
kompetensi, komponen pertama terdiri atas empat kompetensi, komponen kedua memiliki
satu kompetensi, dan komponen ketiga terdiri atas dua kompetensi. Dengan demikian, ketiga
komponen tersebut secara keseluruhan meliputi 7 kompetensi dasar, yaitu:
e) Pengembangan profesi
g) Penguasaan bahan kajian akademik sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan
(Peraturan Pemerintah RI No. 19,2005:25)4
4
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/idaarah/article/viewFile/4133/3818
2.2 Komponen Penilaian Guru
1) Kompetensi Pedagogik
Slamet PH (2006) dalam Syaiful Sagala (2011:31) mengatakan bahwa kompetensi
pendagogik terdiri dari Sub – Kompetensi:
(2) Mengembangkan silabus mata pelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar;
(3) Merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang telah
dikembangkan;
(5) Melaksanakan pembelajaran yang pro – perubahan (aktif, kreatif, eksperimentatif, efektif
dan menyenangkan;
(7) Membimbing peserta didik dalam berbagai aspek, misalnya: pelajaran, kepribadian,
bakat, minat, dan karir;
(2) Guru memahamkan potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain
strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing - masing peserta didik;
(3) Guru mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk dokumen maupun
implementasi dalam bentuk pengalaman belajar;
(4) Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar;
(5) Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan
interaktif sehinggaa pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan;
(6) Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang
dipersyaratkan;
(7) Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakukuler
dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Syaiful
Sagala, 2011: 31 - 32).
2) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional berkaitan dengan bidang studi menurut Slamet PH
(2006) terdiri dari sub - kompetensi (1) Memahami mata 27 pelajaran yang telah
dipersiapkan untuk mengajar;
(2) Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang tertera dalam
Peraturan Menteri serta bahan ajar yang ada dalam KTSP;
materi ajar;
(5) Menerapkan konsep - konsep keilmuan dalam kehidupan sehari - hari (Syaiful Sagala,
2011: 39-40).5
5
http://eprints.uny.ac.id/18307/3/Bab%202%2010401241015.pdf
Dari berbagai pengertian di atas tentang kompetensi profesional guru maka dapat
disimpulkan bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan
materi pelajaran secara luas dan mendalam. Sehingga memungkinkan guru untuk
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan. Ditjen PMTK (2008: 7) menguraikan tentang kemampuan yang harus
dimiliki guru untuk menunjang kompetensi profesional guru sehingga mampu
membimbing peserta didiknya dalam proses pembelajaran untuk mencapai standar
kompetensi yang ditetapkan. “Kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses
membimbing peserta didiknya yaitu: (a) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola
pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; (b) mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif melalui
penelitian ilmiah dan membuat karya ilmiah; (c) materi pelajaran yang diampu
secara kreatif; (d) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan profesinya sebagai guru; (e) menguasai landasan
pendidikan berupa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran
atau bidang pengembangan yang diampu”.
(3) Mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses dan hasil belajar,
(4) membangun sistem yang menunjukkan keterkaitan pendidikan dan luar sekolah”.
1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
Dari berbagai pengertian di atas terkait kompetensi profesional guru dan aspek -
aspek yang terkandung di dalamnya, maka definisi konsep kompetensi profesional guru
merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang
meliputi kemampuan guru dalam penguasaan bahan kajian akademik, penelitian
ilmiah dan penyusunan karya ilmiah, pengembangan profesi, serta pemahaman
wawasan dan landasan pendidikan. Sehingga memungkinkan guru untuk membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan.6
6
http://eprints.uny.ac.id/7965/3/bab%202%20-10504247012.pdfs
3. Penilaian Kinerja Guru
3.1 Hasil penilaian kinerja guru diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan
berbagai kebijakan yang terkait dengan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru
sebagai ujung tombak pelaksanaan proses pendidikan dalam menciptakan insan yang cerdas,
komprehensif, dan berdaya saing tinggi. Penilaian kinerja guru merupakan acuan bagi
sekolah/madrasah untuk menetapkan pengembangan karir dan promosi guru. Bagi guru,
penilaian kinerja guru merupakan pedoman untuk mengetahui unsur-unsur kinerja yang
dinilai dan sebagai sarana untuk mengkaji kekuatan dan kelemahan individu dalam rangka
memperbaiki kualitas kinerjanya. Penilaian kinerja guru dilakukan terhadap kompetensi guru
sesuai dengan tugas pembelajaran, pembimbingan, atau tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah. Bagi guru kelas/mata pelajaran dan guru bimbingan dan
konseling/konselor, kompetensi yang dijadikan dasar untuk penilaian kinerja guru adalah
kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian, sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007. Keempat kompetensi ini
telah dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator yang harus dapat ditunjukkan dan
diamati dalam berbagai kegiatan, tindakan, dan sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran
atau pembimbingan. Sedangkan, untuk tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah, penilaian kinerja dilakukan berdasarkan kompetensi tertentu sesuai
dengan tugas tambahan yang dibebankan (misalnya; sebagai kepala sekolah/madrasah, wakil
kepala sekolah/ madrasah, pengelola perpustakaan, dan sebagainya) sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
No. 16 Tahun 2009.
Untuk memperoleh hasil penilaian yang benar dan tepat, Penilaian kinerja guru harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Valid
Sistem penilaian kinerja guru dikatakan valid bila aspek yang dinilai benar-benar mengukur
komponen-komponen guru dalam melaksanakan pembelajaran, pembimbingan, dan/atau lain
yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
2. Reliabel
Sistem penilaian kinerja guru dikatakan reliabel atau mempunyai tingkat kepercayaan tinggi
bila proses yang dilakukan memberikan hasil yang sama untuk seorang guru yang dinilai
kinerjanya oleh siapapun dan kapan pun.
3. Praktis
Sistem penilaian kinerja guru dikatakan praktis bila dapat dilakukan oleh siapapun dengan
relatif mudah, dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang sama dalam semua kondisi tanpa
memerlukan persyaratan tambahan.
Agar hasil pelaksanaan dan penilaian kinerja guru dapat dipertanggungjawabkan,
penilaian kinerja guru harus memenuhi prinsip-prinsip berikut :
1. Berdasarkan ketentuan
Penilaian kinerja guru harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mengacu pada
peraturan yang berlaku.
2. Berdasarkan kinerja
Aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja guru adalah kinerja yang dapat diamati dan
dipantau sesuai dengan tugas guru sehari-hari dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,
pembimbingan, dan/atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
3. Berlandaskan dokumen
Penilai, guru yang dinilai, dan unsur lain yang terlibat dalam proses penilaian kinerja guru
harus memahami semua dokumen yang terkait dengan sistem penilaian kinerja guru, terutama
yang berkaitan dengan pernyataan kompetensi dan indikator kinerjanya secara utuh, sehingga
penilai, guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses penilaian kinerja guru mengetahui dan
memahami tentang aspek yang dinilai serta dasar dan kriteria yang digunakan dalam
penilaian.
Penilaian kinerja guru dilaksanakan secara teratur setiap tahun diawali dengan evaluasi diri,
dan memperhatikan hal-hal berikut :
a) Obyektif
Penilaian kinerja guru dilaksanakan secara obyektif sesuai dengan kondisi nyata guru dalam
melaksanakan tugas sehari hari.
b) Adil
Penilai kinerja guru memberlakukan syarat, ketentuan, dan prosedur standar kepada semua
guru yang dinilai.
c) Akuntabel
d) Bermanfaat
Penilaian kinerja guru bermanfaat bagi guru dalam rangka peningkatan kualitas kinerjanya
secara berkelanjutan, dan sekaligus pengembangan karir profesinya.
e) Transparan
Proses penilaian kinerja guru memungkinkan bagi penilai, guru yang dinilai, dan pihak lain
yang berkepentingan, untuk memperoleh akses informasi atas penyelenggaraan penilaian
tersebut.
Penilaian kinerja guru tidak hanya terfokus pada hasil, tetapi juga perlu memperhatikan
proses, yakni bagaimana guru dapat mencapai hasil tersebut.
h) Berkelanjutan
Penilaian penilaian kinerja guru dilaksanakan secara periodik, teratur, dan berlangsung secara
terus menerus (on going) selama seseorang menjadi guru.
i) Rahasia
Hasil penilaian kinerja guru hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak terkait yang
berkepentingan.
Dimensi tugas utama ini kemudian diturunkan menjadi indikator kinerja yang terukur
sebagai bentuk unjuk kerja guru dalam melaksanakan tugas utamanya akibat dari kompetensi
yang dimiliki guru. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru terdapat empat (4)
kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu, kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional dengan empat belas (14) subkompetensi sebagaimana yang telah dirumuskan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sedangkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor menjelaskan bahwa seorang guru BK/Konselor juga harus memiliki empat (4)
kompetensi (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional) dengan 17 sub-kompetensi.
Pengembangan instrumen penilaian kinerja guru kelas/mata pelajaran dan guru
BK/Konselor yang mencakup tiga (3) dimensi tugas utama dengan indikator kinerjanya
masing-masing yang dinilai berdasarkan unjuk kerja akibat kompetensi yang dimiliki oleh
guru. Untuk masing-masing indikator kinerja dari setiap dimensi tugas utama akan dinilai
dengan menggunakan rubrik penilaian yang lebih rinci untuk melihat apakah unjuk kerja dari
kepemilikan kompetensi tersebut tergambar dalam hasil kajian dokumen perencanaan
termasuk dokumen pendukung lainnya dan/atau hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh
penilai pada saat melakukan pengamatan dalam pembelajaran selama proses penilaian
kinerja.7
3.2
7
https://www.ekaikhsanudin.net/2015/09/pkg-penilaian-kinerja-guru.html