Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS KOMPETENSI GURU

(Pengaruh Kompetensi Guru dalam Proses Peningkatan Motivasi dalam Belajar


Siswa SMA)

Oleh:

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latarbelakang Masalah...............................................................................................
Rumusan Masalah.............................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya


memerlukan/menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang
tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu
dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada yang
berpendapat bahwa guru adalah jabatan semi profesional, namun sebenarnya lebih dari itu.
Hal ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada lembaga pendidikan
yang lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada
aturan tentang jabatan fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).

Semakin dituntutnya profesionalitas seorang guru, maka guru sebagai tenaga


pengajar dan pemberi informasi kepada siswanya tentu harus mengetahui bagaimana
seorang guru yang professional itu. Secara umum, sikap profesional seorang guru dilihat
dari faktor luar. Akan tetapi, hal tersebut belum mencerminkan seberapa baik potensi yang
dimiliki guru sebagai seorang tenaga pendidik. Menurut PP No. 74 Tahun 2008 pasal 1.1
Tentang Guru dan UU. No. 14 Tahun 2005 pasal 1.1 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalar
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi (UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1.4). Guru sebagai
pendidik professional dituntut untuk selalu menjadi teladan bagi masyarakat di
sekelilingnya. Masyarakat akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru sehari-hari,
apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak.

Walaupun segala perilaku guru selalu diperhatikan masyarakat, tetapi guru memiliki
beberapa perilaku yang berhubungan dengan profesinya, hal yang berhubungan dengan
pola tingkah laku guru dalam memahami, menghayati, serta mengamalkan sikap
profesionalnya,

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi dan standar kompetensi guru ?
2. Apa saja tujuan standar kompetensi guru ?
3. Apa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik ?
4. Apa yang dimaksud dengan kompetensi profesional?
5. Apa yang dimaksud dengan kompetensi sosial?

C. TUJUAN
1. Memberikan informasi tentang definisi kompetensi dan standar kompetensi seorang
guru.
2. Mengetahui pengertian pedagogik dan bagian-bagiannya
3. Mengetahui sikap profesional seorang guru.
4. Mengenal bagaimana sikap kompetensi sosial.

BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT KOMPETENSI GURU


Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat, guru
tidak hanya bertindak sebagai penyaji informasi tetapi juga harus mampu bertindak
sebagai fasilitator,motivator dan pembimbing yang lebih banyak memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengelola sendiri informasi.
Dengan demikian keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas
pada penguasaan prinsip mengajar seperti telah diuraikan.
Kompetensi guru pada hakikatnya tidak bisa lepas dari konsep hakikat guru dan
hakekat tugas guru(Spencer 1993:7). Kompetensi guru mencerminkan tugas dan
kewajiban guru yang harus dilakukan sehubungan dengan arti jabatan guru yang
menuntut suatu kompetensi tertentu sebagaimana telah disebutkan. Ace Suryadi
(1999:298-304) mengemukakan bahwa untuk mencapai taraf kompetensi seorang guru
memerlukan waktu lama dan biaya mahal. Status kompetensi yang profesional tidak
diberikan oleh siapapun, tetapi harus dicapai kelompok profesi bersangkutan. Awalnya
tentu harus dibina melalui penguatan landasan profesi, misalnya pembinaan tenaga
kependidikan yang sesuai, pengembangan infrastruktur, pelatihan jabatan (in service
training) yang memadai, efisiensi dalam sistem perencanaan, serta pembinaan
administrasi dan pembinaan kepegawaian.

B. PENGERTIAN KOMPETENSI

Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar


yang direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dengan demikian,
kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang
sebenarnya.Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan
dari perbuatan secara profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru.

Kepmendiknas No. 045/U/2002 menyebutkan kompetensi sebagai seperangkat


tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai
dengan pekerjaan tertentu. Jadi kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan
penetehuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh
tanggungjawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.
Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan
menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam
bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai
guru. Diyakini Robotham (1996:27), kompetensi yang diperlukan oleh seseorang
tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman.

Syah (2000:229) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah


kemampuan atau kecakapan. Usman (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti
suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang
kualitatif maupun yang kuantitatif. McAhsan (1981:45), sebagaimana dikutip oleh
Mulyasa (2003:38) mengemukakan bahwa kompetensi: “…is a knowledge, skills, and
abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to
the extent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and
psychomotor behaviors”. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian
dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya


tujuan pembelajaran dan pendidikan disekolah, namun kompetensi guru tidak berdiri
sendiri, tetapi dipengaruhi latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan
lamanya mengajar. Kompetensi guru dapat dinilai penting sebagai alat seleksi dalam
penerimaan calon guru, juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan
dan pengembangan tenaga guru.Sealain itu, penting dalam hubungannya kegiatan
belajar mengajar dan hasil belajar siswa.
Dengan kata lain kompetensi adalah pemilikan,penguasaan,ketrampilan dan
kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang.(A.Piet Sahertian :4)

C. PENGERTIAN STANDAR KOMPETENSI GURU

Standar Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau


dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi
seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang
tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan.
D. TUJUAN STANDAR KOMPETENSI GURU

Standar Kompetensi Guru bertujuan untuk memperoleh acuan baku dalam


pengukuran kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam
meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

Dengan demikian, Standar Kompetensi Guru berfungsi sebagai :

1) Tolok ukur semua pihak yang berkepentingan di bidang pendidikan dalam rangka
pembinaan, peningkatan kualitas dan penjenjangan karir guru.
2) Meningkatkan kinerja guru dalam bentuk kreatifitas, inovasi, keterampilan,
kemandirian, dan tanggung jawab sesuai dengan jabatan profesional.

Seorang guru yang mendidik banyak siswa dan siswi di sekolah harus memiliki Standar
kompetensi yang layak dan sesuai, karena figur guru adalah faktor yang menentukan
berhasis atau tidaknya sebuah pendidikan.

E. DIMENSI-DIMENSI KOMPETENSI GURU


1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yang dimaksud yakni kemampuan pemahaman tentang
peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik.
Pemahaman tentang peserta didik meliputi pemahaman tentang psikologi
perkembangan anak sedangkan Pembelajaran yang mendidik meliputi kemampuan
merancang pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses dan
hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Sedangkan
menurut PP tentang Guru, bahwasanya kompetensi pedagogik guru merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-
kurangnya meliputi:
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.
Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki
keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan
pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki
kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain
itu, guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan
pembelajaran di kelas. Secara otentik kedua hal tersebut dapat dibuktikan
dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dari
lembaga pendidikan yang diakreditasi pemerintah.
b. Pemahaman terhadap peserta didik
Guru memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan anak, sehingga
mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak
didiknya. Guru dapat membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam usia
yang dialami anak. Selain itu, Guru memiliki pengetahuan dan pemahaman
terhadap latar belakang pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-
problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan yang tepat.
c. Pen gembangan kurikulum atau silabus

Guru memiliki kemampuan mengembangkan kurikulum pendidikan nasional


yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.

d. Perancangan pembelajaran
Guru memiliki merencanakan sistem pembelajaran yang memanfaatkan
sumber daya yang ada. Semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir
telah dapat direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang
kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.

e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.

Guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan
menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat
mengeksplor potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan
dikembangkan.

f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran.

Dalam menyelenggarakan pembelajaran, guru menggunakan teknologi


sebagai media. Menyediakan bahan belajar dan mengadministrasikan dengan
menggunakan teknologi informasi. Membiasakan anak berinteraksi dengan
menggunakan teknologi.

g. Evaluasi hasil belajar

Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran yang


dilakukan meliputi perencanaan, respon anak, hasil belajar anak, metode dan
pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan
penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat
kesimpulan dan solusi secara akurat.

h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang


dimilikinya.

Guru memiliki kemampuan untuk membimbing anak, menciptakan


wadah bagi anak untuk mengenali potensinya dan melatih untuk
mengaktualisasikan potensi yang dimiliki. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan kemampuan ini adalah dengan melaksanakan
penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas, berbasis pada perencanaan
dan solusi atas masalah yang dihadapi anak dalam belajar. Sehingga hasil
belajar anak dapat meningkat dan target perencanaan guru dapat tercapai. Pada
prinsipnya, Kesemua aspek kompetensi pedagogik di atas senantiasa dapat
ditingkatkan melalui pengembangan kajian masalah dan alternatif solusi.

2. Kompetensi Pribadi

Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh
karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus
digugu dan ditiru). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi
keberhasilan belajar anak didik. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik
maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku
seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal tersebut
dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku
positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang.

Sebagai seorang guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan


pengembangan kepribadian (personal competencies), di antaranya:

1) kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai


dengan keyakinan agama yang dianutnya;
2) kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama;
3) kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem
nilai yang berlaku di masyarakat;
4) mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan
santun dan tata karma dan;
5) bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.

Zakiah Darajat dalam Syah (2000:225-226) menegaskan bahwa kepribadian


itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik
bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa
depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar)
dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).

Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for
Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi :
1) pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama,
2) pengetahuan tentang budaya dan tradisi,
3) pengetahuan tentang inti demokrasi,
4) pengetahuan tentang estetika,
5) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial,
6) memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan,
7) setia terhadap harkat dan martabat manusia.

Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi personal mengharuskan


guru memiliki kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi bagi
subyek didik, dan patut diteladani oleh siswa.Berdasarkan uraian di atas,
kompetensi kepribadian guru tercermin dari indikator

1) sikap, dan
2) keteladanan.

3. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang
berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini
merupakan kompetensi yang sangat penting. Oleh sebab langsung berhubungan
dengan kinerja yang ditampilkan.
Kompetensi profesional guru adalah merupakan suatu keharusan dalam
mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang
pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia
termasuk gaya belajar (Kariman,2002). Pada umumnya disekolah-sekolah yang
memiliki guru dengan kompetensi profesional akan menerapkan “pembelajaran
dengan melakukan” untuk menggantikan cara mengajar dimana guru hanya
berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan.
Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme yaitu, guru yang
profesional adlah guru yang kompeten (berkemampuan), karena itu kompetensi
profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru
dalam menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi (Muhibbin
Syah : 230).
Oleh sebab itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari
kompetensi sebagai berikut:
(1) kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham
akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional,
institusional, kurikuler dan tujuan pembelajaran;
(2) pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang
tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar;
(3) kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang
studi yang diajarkannya;
(4) kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi
pembelajaran;
(5) kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber
belajar;
(6) kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran;
(7) kemampuan dalam menyusun program pembelajaran;
(8) kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi
sekolah, bimbingan dan penyuluhan dan;
(9) kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk
meningkatkan kinerja.

Dalam suasana seperti itu, peserta didik dilibatkan secara aktif dalam
memecahkan masalah , mencari sumber informasi, data evaluasi , serta
menyajikan dan mempertahankan pandangan dan hasil kerja mereka kepada
teman sejawat dan yang lainnya. Sedangkan para guru dapat bekerja secara
intensif dengan guru lainnya, dalam merencanakan pembelajaran baik individual
maupun tim, membuat keputusan tentang mendesai sekolah kolaborasi tentang
pengembangan kurikulum, dan partisipasi dalam penilaian. Berikut akan diuraikan
tentang kompetensi profesional yang harus menjadi andalan guru dalam
melaksanakan tugasnya.
4. Kompetensi Sosial Kemasyarakatan
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota
masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi:
1) kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat
untuk meningkatkan kemampuan profesional;
2) kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga
kemasyarakatan dan;
3) kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun
secara kelompok.
Keberhasilan pembelajaran kepada peserta didik sangat ditentukan oleh guru,
karena guru adalah pemimpin pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus merupakan
pusat inisiatif pembelajaran. Itulah sebabnya, guru harus senantiasa
mengembangkan kemampuan dirinya. Guru perlu memiliki standar profesi dengan
menguasai materi serta strategi pembelajaran dan dapat mendorong siswanya untuk
belajar bersungguh-sungguh. Selain standar profesi, guru perlu memiliki standar
sebagai berikut:
1) Standar intelektual: guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
memadai agar dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik dan
profesional.
2) Standar fisik: guru harus sehat jasmani, berbadan sehat, dan tidak memiliki
penyakit menular yang membahayakan diri, peserta didik dan
lingkungannya.
3) Standar psikis: guru harus sehat rohani, artinya tidak mengalami gangguan
jiwa ataupun kelainan yang dapat mengganggu pelaksanaan tugas
profesionalnya
4) Standar mental: guru harus memiliki mental yang sehat, mencintai,
mengabdi, dan memiliki dedikasi yang tinggi pada tugas dan jabatannya.
5) Standar moral: guru harus memiliki budi pekerti luhur dan sikap moral yang
tinggi.
6) Standar sosial: guru harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan
bergaul dengan masyarakat lingkungannya.
7) Standar spiritual: guru harus beriman kepada Allah yang diwujudkan dalam
ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
Ada empat pilar pendidikan yang akan membuat manusia semakin maju:

1. Learning to know (belajar untuk mengetahui), artinya belajar itu harus dapat
memahami apa yang dipelajari bukan hanya dihafalkan tetapi harus ada
pengertian yang dalam.
2. Learning to do (belajar, berbuat/melakukan), setelah kita memahami dan
mengerti dengan benar apa yang kita pelajari lalu kita melakukannya.

3. Learning to be (belajar menjadi seseorang). Kita harus mengetahui diri kita


sendiri, siapa kita sebenarnya? Untuk apa kita hidup? Dengan demikian kita
akan bisa mengendalikan diri dan memiliki kepribadian untuk mau dibentuk
lebih baik lagi dan maju dalam bidang pengetahuan.

4. Learning to live together (belajar hidup bersama). Sejak Tuhan Allah


menciptakan manusia, harus disadari bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri
tetapi saling membutuhkan seorang dengan yang lainnya, harus ada penolong.
Karena itu manusia harus hidup bersama, saling membantu, saling menguatkan,
saling menasehati dan saling mengasihi, tentunya saling menghargai dan saling
menghormati satu dengan yang lain.

Pada butir ke 4 di atas, tampaklah bahwa kompetensi sosial mutlak dimiliki seorang
guru. Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3
butir d). Karena itu guru harus dapat berkomunikasi dengan baik secara lisan,
tulisan, dan isyarat; menggunakan teknologi komunikasi dan informasi; bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik; bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Memang guru harus memiliki pengetahuan yang luas, menguasai berbagai


jenis bahan pembelajaran, menguasai teori dan praktek pendidikan, serta menguasai
kurikulum dan metodologi pembelajaran. Namun sebagai anggota masyarakat,
setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat. Untuk itu, ia harus menguasai
psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia, memiliki
keterampilan membina kelompok, keterampilan bekerjasama dalam kelompok, dan
menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan dan juga sebagai
anggota masyarakat, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang
pendidik. Guru harus bisa digugu dan ditiru. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan
yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa
ditiru atau diteladani. Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat, untuk itu guru
harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang di masyarakat tempat
melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.

Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru perlu


memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat misalnya melalui kegiatan
olahraga, keagamaan, dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab
kalau tidak, pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan
kurang bisa diterima oleh masyarakat.

Bila guru memiliki kompetensi sosial, maka hal ini akan diteladani oleh para
murid. Sebab selain kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, peserta didik
perlu diperkenalkan dengan kecerdasan sosial (social intelegence), agar mereka
memiliki hati nurani, rasa perduli, empati dan simpati kepada sesama. Pribadi yang
memiliki kecerdasan sosial ditandai adanya hubungan yang kuat dengan Allah,
memberi manfaat kepada lingkungan, dan menghasilkan karya untuk membangun
orang lain. Mereka santun dan peduli sesama, jujur dan bersih dalam berperilaku.

Sumber kecerdasan adalah intelektual sebagai pengolah pengetahuan antara


hati dan akal manusia. Dari akal muncul kecerdasan intelektual dan kecerdasan
bertindak yang memandu kecerdasan bicara dan kerja. Sedangkan dari hati muncul
kecerdasan spiritual, emosional dan sosial.

Sosial inteligensi membentuk manusia yang setia pada kebersamaan.


Apabila ada satu warganya yang menderita merupakan penderitaan bersama.
Sebaliknya apabila ada kebahagiaan menjadi/merupakan kebahagiaan seluruh
masyarakat. Dalam tingkatan nasional, sosial intelegensi membimbing para
pemimpin untuk selalu peka terhadap kesulitan rakyatnya dengan mengutamakan
kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.

Cara mengembangkan kecerdasan sosial di lingkungan sekolah antara lain:


diskusi, hadap masalah, bermain peran, kunjungan langsung ke masyarakat dan
lingkungan sosial yang beragam. Jika kegiatan dan metode pembelajaran tersebut
dilakukan secara efektif maka akan dapat mengembangkan kecerdasan sosial bagi
seluruh warga sekolah, sehingga mereka menjadi warga yang peduli terhadap
kondisi sosial masyarakat dan ikut memecahkan berbagai permasalahan sosial yang
dihadapi oleh masyarakat.

F. NO. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU KELAS

I. Kompetensi Pedagodik

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual.
1.1 Memahami karakteristik peserta didik usia sekolah dasar yang berkaitan
dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar
belakang sosial-budaya.
1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik usia sekoiah dasar dalam lima mata
pelajaran SD/MI.
1.3 Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar dalam lima
mata pelajaran SD/MI.
1.4 Mengidentifikasi kesulitan peserta belajar usia sekolah dasar dalam lima mata
pelajaran SD/MI.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.


2.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik terkait dengan lima mata pelajaran SD/MI.
2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif dalam lima mata pelajaran SD/MI.
2.3 Menerapkan pendekatan pembelajaran tematis, khususnya di kelas-kelas awal
SD/MI.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang


pengembangan yang diampu.
3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
3.2 Menentukan tujuan lima mata pelajaran SD/MI.
3.3 Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan lima mata
pelajaran SD/MI.
3.4 Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI yang terkait dengan pengalaman
belajar dan tujuan pembelajaran.
3.5 Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang
dipilih dan karakteristik peserta didik usia SD/MI.
3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.


4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.
4.2 Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.
4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di
dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di
lapangan.
4.5 Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan ka-rakteristik peserta didik
dan lima mata pelajaran SD/ MI untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
utuh.
4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam lima mata pelajaran SD/MI
sesuai dengan situasi yang berkembang.

5. Memanfaatkan teknologi in-formasi dan komunikasi untuk kepentingan


pembelajaran.
5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan


berbagai potensi yang dimiliki.
6.1 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta
didik mencapai prestasi belajar secara optimal.
6.2 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan
potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.

7, Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.


7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan
santun, baik secara lisan maupun tulisan.
7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik
dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun
secara siklikal dari
(a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik,
(b) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta
didik untuk merespons,
(c) respons peserta didik,
(d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.


8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.
8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai
dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.
8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrumen.
8.6 Menganalisis hasii penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan.
8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

9.. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran


9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan
ketuntasan belajar.
9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang
program remedial dan pengayaan.
9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku
kepentingan.
9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.


10.1 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan lima
mata pelajaran SD/MI.
10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI.

II. Kompetensi Kepribadian

1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia.
11.1 Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku,
adat-istiadat, daerah asal, dan gender.
11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial
yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang
beragam.

2, Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
pe-serta didik dan masyarakat.
12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
12.2 Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.
12.3 Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat
di sekitarnya.

3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa
13.3 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.

4, Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru,
dan rasa percaya diri.
14.1 Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.
14.2 Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.
14.3 Bekerja mandiri secara profesional.

5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.


15.1 Memahami kode etik profesi guru
15.2 Menerapkan kode etik profesi guru.
15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru.
III. Kompetensi Sosial
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskri-minatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial
ekonomi.
16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan
lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran.
16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang
tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku,
jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.

2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
17.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komuni-tas ilmiah lainnya secara
santun, empatik dan efektif.
17.2 Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun,
empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta
didik.
17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program
pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.

3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang


memiliki keragaman sosial budaya.
18.1 Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan
efektivitas sebagai pendi-dik, termasuk memahami bahasa daerah setempat.
18.2 Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang
bersangkutan.

4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.
19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah
lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan.
19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas
profesi sendiri secara Iisan dan tulisan atau bentuk lain.

IV. Kompetensi Profesional


1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
Bahasa Indonesia
20.1 Memahami hakikat bahasa dan pemerolehan bahasa.
20.2 Memahami kedudukan, fungsi, dan ragam bahasa Indonesia.
20.3 Menguasai dasar-dasar dan kaidah bahasa Indonesia sebagai rujukan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
20.4 Memiliki keterampilan berbahasa Indonesia (menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis)
20.5 Memahami teori dan genre sastra Indonesia.
20.6 Mampu mengapresiasi karya sastra Indonesia, secara reseptif dan produktif.

Matematika
20.7 Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta keterkaitan keduanya
dalam konteks materi aritmatika, aljabar, geometri, trigonometri, pengukuran,
statistika, dan logika matematika.
20.8 Mampu menggunakan matematisasi horizontal dan vertikal untuk menyelesaikan
masalah matematika dan masalah dalam dunia nyata.
20.9 Mampu menggunakan pengetahuan konseptual, pro-sedural, dan keterkaitan
keduanya dalam pemecahan masalah matematika, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
20.10 Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, dan piranti lunak
komputer.

IPA
20.11 Mampu melakukan observasi gejala alam baik secara langsung maupun tidak
langsung.
20.12 Memanfaatkan konsep-konsep dan hukum-hukum ilmu pengetahuan alam dalam
berbagai situasi kehidupan sehari-hari.
20.13 Memahami struktur ilmu pengetahuan alam, termasuk hubungan fungsional
antarkonsep, yang berhubungan dengan mata pelajaran IPA.

IPS
20.14 Menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi pengetahuan, nilai, dan
keterampilan IPS.
20.15 Mengembangkan materi, struktur, dan konsep keilmuan IPS.
20.16 Memahami cita-cita, nilai, konsep, dan prinsip-prinsip pokok ilrnu-ilmu sosial
dalam konteks kebhinnekaan masyarakat Indonesia dan dinamika kehidupan
global.
20.17 Memahami fenomena interaksi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, kehidupan agama, dan perkembangan masyarakat serta saling
ketergantungan global.

PKn
20.18 Menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi pengetahuan, sikap, nilai,
dan perilaku yang mendukung kegiatan pembelajaran PKn.
20.19 Menguasai konsep dan prinsip kepribadian nasional dan demokrasi
konstitusional Indonesia, semangat kebangsaan dan cinta tanah air serta bela
negara.
20.20 Menguasai konsep dan prinsip perlindungan, pemajuan HAM, serta penegakan
hukum secara adil dan benar.
20.21 Menguasai konsep, prinsip, nilai, moral, dan norma kewarganegaraan Indonesia
yang demokratis dalam konteks kewargaan negara dan dunia.

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang


pengembangan yang diampu.
21.1 Memahami standar kompetensi lima mata pelajaran SD/MI.
21.2 Memahami kompetensi dasar lima mata pelajaran SD/MI.
21.3 Memahami tujuan pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI.

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.


22.1 Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI yang sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
22.2 Mengolah materi lima mata pelajaran SD/MI secara integratif dan kreatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik.

4. Mengembangkan keprofesi-onalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan


reflektif.
23.1 Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.
23.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan.
23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.
23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan


mengembangkan diri.
24.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi.
24.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
sebagai seorang pengajar sangat tegantung pada diri pribadi masing-masing guru
dalam lingkungan tempat ia bertugas. Sedangkan kompetensi guru adalah kemampuan
yang dimiliki guru yang diindikasikan dalam empat kompetensi, yaitu kompetensi
yang berhubungan dengan tugas profesionalnya sebagai guru (profesional), kompetensi
pedagogik, kompetensi yang berhubungan dengan keadaan pribdinya (personal), dan
kompetensi yang berhubungan dengan masyarakat atau lingkungannya (sosial).

SARAN

Apabila syarat-syarat profesionalisme guru telah terpenuhi diharapkan dapat mengubah


peran guru yang tadinya pasif menjadi guru yang kreatif dan dinamis berdasarkan
empat kompetensi dasar guru.
DAFTAR PUSTAKA

Mulmung. 2006.Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung Persada.

Mulyasa, E.2008. Standaar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Yamin, Martinis. 2006. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung Persada

Anda mungkin juga menyukai