Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU

MAKALAH

Disusun Oleh :
Agus Salim NIM : 2018860016
Banban Mulyana NIM : 2018860014

PROGRAM STUDI : MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN


MK MANAJEMEN SISTEM PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu : Prof. Armai Arief

Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ)


Magister Teknologi Pendidikan
Jakarta 2019
A. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia di mana
setiap orang yang telah lahir akan mendapat pendidikan dari orang
tuanya. Mendidik seorang anak sejak kecil adalah bagian dari
pendidikan dini yang diberikan oleh keluarga yang lambat laun akan
memperoleh pendidikan di institusi tertentu dan masyarakat.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk memanusiakan manusia, di mana
saat ini tugas seorang guru bukan hanya sebagai pengajar namun juga
menjadi seorang pendidik. Seorang pendidik diharapkan mampu
melaksanakan fungsi pendidikan dan dapat mencapai tujuan
pendidikan. Pendidik adalah seorang manusia yang dengan
kesadarannya mampu mempengaruhi orang lain dengan tujuan
transfer pengetahuan dan karakter. Pembelajaran dengan memberikan
pengetahuan yang tinggi tanpa dibarengi dengan karakter yang baik,
maka akan menjadikan ilmu yang diperoleh kurang bermanfaat.
Begitu juga sebaliknya, orang berkarakter tetapi tidak berilmu, maka
sama saja kebermanfaatanya kurang maksimal. Sehingga perlu adanya
keseimbangan antara keduanya.
Peran pendidik dalam menjadikan peserta didik yang
berwawasan luas dan berkarakter sangat penting. Sehingga kualitas
pendidik sangat diperhatikan demi terciptanya peserta didik yang
diharapkan. Ada beberapa syarat agar sesorang bisa dikatakan
pendidik. Noeng Muhadjir menyebutkan sebagaimana dikutip oleh
Siswoyo (2013: 117), bahwa prasyarat seseorang bisa sebagai
pendidik apabila seseorang tersebut: (1) memiliki pengetahuan lebih,
(2) mengimplisitkan nilai dalam pengetahuan itu dan (3) bersedia
menularkan pengetahuan beserta nilainya kepada orang lain.
Di era yang serba modern di mana belajar itu mudah dilakukan
dengan berbagai media yang ada, membuat guru sebagai pendidik
harus bisa memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik
sesuai kebutuhan dan jamannya. Dengan begitu guru harus memiliki
kemampuan mengelola pembelajaran, kemampuan memberikan
teladan yang baik, kemampuan menjadi guru yang profesioanl, dan
kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Dengan
kemampuan – kemampuan yang telah disebutkan tersebut, termuat
dalam empat kompetensi guru yaitu, pedagogik, kepribadian,
profesional, dan sosial. Setiap kompetensi tersebut akan dibahas
dalam makalah ini dengan terperinci.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini
adalah :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kompetensi guru?
1.2.2 Apa saja prinsip-prinsip kompetensi guru?
1.2.3 Bagaimana upaya mengembangkan kompetensi guru?

1.3. TUJUAN PENULISAN


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.3.1 Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kompetensi
guru.
1.3.2 Dapat mengetahui apa saja prinsip-prinsip kompetensi guru.
1.3.3 Dapat mengetahui bagaimana upaya mengembangkan
kompetensi guru.

B. PEMBAHASAN
2.1 Kompetensi Guru
Kompeten dan Kompetensi merupakan dua kata yang tidak
asing lagi di telinga kita. Baik di lingkup organisasi, pemerintahan,
bahkan sampai pendidikan pun sering menggunakan kata kompeten
dan kompetensi. Karena terlalu sering diucapkan, makna hakiki dari
kedua kata tersebut cenderung di sederhanakan. Misalnya saja,
kompeten dan kompetensi sering hanya di artikan sebagai sebuah
keahlian atau kemampuan. Sebagai contohnya, orang yang ahli di
bidang teknik bangungan, sering kali disebut sebagai orang yang
berkompeten di bidang bangunan. Padahal pada kenyataannya,
kompetensi seorang ahli teknik bangunan yang berprofesi sebagai
dosen, dengan kompetensi yang dimiliki oleh ahli teknik bangunan
yang berprofesi pada bidang proyek jelas sangat berbeda. Disini
terlihat dengan jelas, bahwa sebuah kompetensi individu tidak dapat
berdiri sendiri hanya karena didasarkan pada sebuah kemampuan atau
kebiasaan individu. Namun, sebuah kompetensi sangat berkaitan erat
daengan tugas dan profesi yang dijalani oleh individu tersebut.
Kompetensi diakui sebagai salah satu faktor terpenting seseorang
mencapai keberhasilan dalam profesi yang dijalaninya.
Sebagai salah satu contoh konkrit yang ada di Indonesia, dimana
kita semua mengingat bahwa guru ataupun tenaga pengajar
merupakan salah satu profesi yang memiliki andil sangat besar dalam
kemajuan negara dan dunia. Pada Undang – Undang RI Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyatakan bahwa Guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Identifikasi kompetensi guru yang tepat
dianggap memiliki nilai prediksi yang valid untuk keberhasilan guru
dalam proses belajar dan mengajar.
Atas beberapa penjelasan diatas, maka terlintas pertanyaan yang
wajib dijawab yaitu apa arti sebenarnya dari kompetensi dan
bagaimana pula pengertian dari kompetensi guru? Pemahaman yang
mendasar tentang pengertian kompetensi akan memberikan dasar
dalam upaya menjadi guru yang berhasil sebagaimana standar
kompetensi yang telah di tetapkan. Surat Keputusan Mendiknas
nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi
mengemukakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan
cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat
untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam menjalankan tugas –
tugas di bidang pekerjaan tertentu.
Selain itu, Robert A. Roe (2001) mengemukakan bahwa definisi
dari kompetensi adalah kemampuan untuk menjalankan suatu tugas,
peran, atau kemampuan untuk mengintegrasikan suatu pengetahauan,
keterampilan – keterampilan yang berdasarkan pada pengalaman dan
pembelajaran yang dilakukan.
Istilah kompetensi menunjuk pada suatu kemampuan sebab
competence mean fitness of ability yang berarti kemampuan atau
kecakapan. Sumber dari Depdiknas (1982:51), menyatakan bahwa
kompetensi menunjuk kepada kemampuan melaksanakan sesuatu
yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan. Kompetensi
merupakan kemampuan untuk menjalankan aktivitas dalam suatu
pekerjaan, yang ditunjukkan oleh kemampuan mentransfer
keterampilan dan pengetahuan pada situasi yang baru. Oleh sebab itu,
seorang yang memiliki kompetensi berarti yang bersangkutan
memiliki kemampuan yang dapat diamati dan diukur.
Guru merupakan tenaga pendidik yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tugas guru tidaklah ringan
karena harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai
standar kompetensi tertentu serta sesuai dengan norma dan nilai – nilai
yang berlaku. Tugas guru meliputi “instruction, education, dan
management”. Dalam aspek instruction, guru bertugas mentransfer
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Dalam tugas instruction ini, guru berfungsi untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik sehingga kelak akan
menjadi orang memiliki pengetahuan yang luas serta keterampilan
yang tinggi. Guru harus pandai-pandai memberikan motivasi kepada
peserta didiknya agar peserta didik bersedia dengan senang hati
mengembangkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilan yang
diberikan di kelas dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi
yang ada baik dari informasi media cetak maupun elektronik. Oleh
sebab itu, menurut pendapat penulis guru yang berhasil adalah guru
yang mampu mendorong anak didik untuk secara terus menerus
belajar, mencari ilmu dan pengetahuan baru sehingga pengetahuan dan
keterampilan yang ada selalu berkembang serta mampu mengatasi
permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang telah dimilikinya. Dalam realita banyak guru yang
pintar tetapi tidak mampu membuat peserta didiknya menjadi pintar.
Dalam aspek education, guru bertugas untuk membentuk manusia
yang memiliki nilai-nilai luhur sesuai dengan norma dan nilai yang
tersirat dalam falsafah negara serta perkembangan masyarakat yang
berlaku. Oleh sebab itu, selain guru berfungsi untuk melestarikan dan
mengembangkan nilai luhur kepribadian bangsa guru harus
menanamkan sikap kedisiplinan, kreativitas dan inovasi sehingga anak
didik memiliki entrepreneurship yang tinggi yang sangat berguna
untuk mengembangkan motif berprestasi. Jika sebagian besar
penduduk Indonesia memiliki motif berprestasi yang tinggi, besar
kemungkinan akan mampu mengejar ketertinggalannya dan bahkan
kemungkinan besar akan mampu mencapai posisi yang sejajar dengan
negara-negara maju dengan tetap memegang teguh nilai-nilai luhur
sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia. Dalam aspek
manajemen, tugas guru adalah menciptakan iklim kelas yang
favorable sehingga anak didik merasa senang dan betah dalam
mengikuti proses belajar mengajar.
Dalam kaitannya dengan tenaga profesional kependidikan, maka
Rastodio (2009) mendefinisikan kompetensi guru sebagai penguasaan
terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang di
realisasikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam
menjalankan profesi sebagai guru. Dari beberapa pendapat para ahli
dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan
guru untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilannya dalam
melaksanakan kewajiban pembelajaran secara profesional dan
bertanggungjawab. Selanjutnya, Kepmendiknas nomor 16 tahun 2007
menetapkan standar kompetensi guru yang di kembangkan secara utuh
dari empat kompetensi utama : Kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Kompetensi Pedagogik
Merupakan kompetensi seorang guru dalam mengelola
pembelajaran. Sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik
yang sekurang-kurangnya meliputi:
1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
2) Pemahaman terhadap peserta didik
3) Pengembangan kurikulum atau silabus
4) Perancangan pembelajaran
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7) Evaluasi hasil belajar
8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
Kompetensi sebagaimana tersebut di atas menurut
Soedijarto, hendaknya dimiliki oleh guru sebelum menjadi guru
profesional dengan kompetensi sebagai berikut:
1. Guru memiliki kemampuan merencanakan program
pembelajaran
2. Mampu melaksanakan program pembelajaran.
3. Mampu mendiagnosis berbagai hambatan dan masalah yang
dihadapi peserta didik.
4. Mampu menyempurnakan program pembelajaran berdasarkan
umpan balik yang telah dikumpulkan secara sistematik.
2. Kompetensi Kepribadian
Merupakan kompetensi seorang guru dalam bidang
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa,
serta menjadi teladan peserta didik.
Sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sekurang-kurangnya
mencakup kepribadian yang:
a. Beriman dan bertaqwa.
b. Berakhlak mulia.
c. Arif dan bijaksana.
d. Demokratis.
e. Mantap.
f. Berwibawa.
g. Stabil.
h. Dewasa.
i. Jujur;
j. Sportif.
k. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
l. Secara objektif mampu mengevaluasi kinerja sendiri.
m. Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
3. Kompetensi Sosial
Merupakan kompetensi seorang guru dalam bidang
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan
peserta didik, sesama guru, orang tua/ wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
Kompetensi ini sekurang-kurangnya meliputi:
a. Berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun.
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional.
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama peserta
didik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang
tua atau wali peserta didik.
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan
mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku.
e. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat
kebersamaan.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional merupakan kemampuan guru dalam
menguasai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan
budaya yang diampunya sekurang-kurangnya meliputi:
a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan
standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran dan/atau
kelompok mata pelajaran yang akan diampu;
b. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni
yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren
dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran dan/atau
kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

Cony R. Semiawan mengemukakan bahwa kompetensi guru


memiliki tiga kriteria yang terdiri dari:
1) Knowledge kriteria, yakni kemampuan intelektual yang
dimiliki seorang guru yang meliputi penguasaan materi
pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar,
pengetahuan mengenai belajar dan tingkahlaku individu,
pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan,
pengetahuan tentang kemasyarakatan, dan pengetahuan
umum.
2) Performance criteria, adalah kemampuan guru yang
berkaitan dengan perbagai keterampilan dan perilaku, yang
meliputi keterampilan mengajar, membimbing, menilai,
menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul dan
berkomunikasi dengan siswa dan keterampilan menyusun
persiapan mengajar atau perencanaan mengajar.
3) Product criteria, yakni kemampuan guru dalam mengukur
kemampuan dan kemajuan siswa setelah mengikuti proses
belajar mengajar.
Dengan demikian jelas bahwa guru merupakan sebuah
profesi, yang hanya dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien
oleh seseorang yang dipersipakan untuk menguasai kompetensi
guru melalui pendidikan dan/atau pelatihan khusus. Selanjutnya
profesi guru merupakan bidang pekerjaan yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip khusus. Di dalam Undang- Undang Nomor 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa prinsip-
prinsip profesi guru adalah sebagai berikut:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas.
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugas.
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas
keprofesionalan.
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerja.
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan
guru.
2.2 Prinsip – Prinsip Kompetensi Guru
Dalam dunia pendidikan terdapat prinsip perinsip yang
mendasari untuk berpikir, bertindak dalam dunia pendidikan itu
sendiri. Dalam pendidikan, terdapat beberapa prinsip dasar yang
dibagi menjadi prinsip umum dan prinsip khusus. Secara umum
program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan
menggunakan prinsip-prinsip seperti berikut ini:
1. Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa.
2. Satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan
multimakna.
3. Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang
berlangsung sepanjang hayat.
4. Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran.
5. Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran
serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan
pendidikan.
Sedangkan prinsip khusus program peningkatan kompetensi
guru diselenggarakan dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti
berikut ini:
1. Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan
dalam kompetensi dan indikator harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan, rumusannya berorientasi pada tugas dan fungsi guru
sebagai tenaga pendidik profesional yakni memiliki kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
3. Sistematis, setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru
berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. Konsisten, adanya hubungan yang taat asas antara kompetensi
dan indikator.
5. Aktual dan kontekstual, yakni rumusan kompetensi dan indikator
dapat mengikuti perkembangan Ipteks.
6. Fleksibel, rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman.
7. Demokratis, setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama
untuk diberdayakan melalui proses pembinaan dan
pengembangan profesionalitasnya, baik secara individual maupun
institusional.
8. Obyektif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan
karirnya dengan mengacu kepada hasil penilaian yang
dilaksanakan berdasarkan indikator-indikator terukur dari
kompetensi profesinya.
9. Komprehensif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan
karirnya untuk mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang
bermutu dalam memberikan layanan pendidikan dalam rangka
membangun generasi yang memiliki pengetahuan, kemampuan
atau kompetensi, mampu menjadi dirinya sendiri, dan bisa
menjalani hidup bersama orang lain.
10. Memandirikan, setiap guru secara terus menerus diberdayakan
untuk mampu meningkatkan kompetensi guru secara
berkesinambungan, sehingga memiliki kemandirian profesional
dalam melaksanakan tugas dan fungsi profesinya.
11. Profesional, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dilaksanakan dengan mengedepankan nilai-nilai profesionalitas.
12. Bertahap, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir
guru dilaksanakan berdasarkan tahapan waktu atau tahapan
kualitas kompetensi yang dimiliki oleh guru.
13. Berjenjang, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dilaksanakan secara berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi
atau tingkat kesulitan kompetensi yang ada pada standar
kompetensi.
14. Berkelanjutan, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir
guru dilaksanakan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, serta adanya kebutuhan
penyegaran kompetensi guru;
15. Akuntabel, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru
dapat dipertanggungjawabkan secara transparan kepada publik;
16. Efektif, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan
karir guru harus mampu memberikan informasi yang bisa
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat oleh
pihak-pihak yang terkait dengan profesi dan karir lebih lanjut
dalam upaya peningkatan kompetensi dan kinerja guru.
17. Efisien, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan
karir guru harus didasari atas pertimbangan penggunaan
sumberdaya seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang
optimal.

2.3 Upaya Mengembangkan Kompetensi Guru.


Mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya
pengembangan mutu, relevansi, dan efisiensi pendidikan, maka
peningkatan dan pengembangan aspek kompetensi profesional guru
merupakan kebutuhan. Benar bahwa mutu pendidikan bukan hanya
ditentukan oleh guru semata, melainkan juga oleh beberapa komponen
pendidikan lainnya. Akan tetapi seberapa banyak pendidikan dan
pengajaran mengalami kemajuan dalam perkembangannya selama ini,
banyak bergantung kepada kepiawan guru dalam menerapkan
kompetensi standar yang harus dimiliki termasuk kompetensi
profesional.
Beberapa upaya meningkatkan kompetensi profesional guru, yaitu :
1. Dalam melaksanakan pembinaan profesional guru.
Upaya ini dapat dilakukan oleh kepala sekolah dengan cara
menyusun program penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki
kualifikasi DIII agar mengikuti penyetaraan S1/Akta IV, sehingga
mereka dapat menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan
yang menunjang tugasnya. Dengan para guru yang mengikuti
program penyetaraan S1 maka dengan itu akan bertambah pula
pengalaman dan wawasannya sehingga paara guru dapat membagi
ilmu serta pengalamannya lebih dari sebelumnya kepada para
pesereta didiknya. Dengan terjalinnya hubungan seperti itu antara
guru dan murid, maka para peserta didik akan dapat senang hati
berbagi kisah dan melakukan proses belajar mengajar bersama
guru mereka yang memiliki pengalaman jauh lebih banyak dari
para peserta didik itu sendiri. Dengan demikian secara otomatis
akan membantu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
2. Untuk meningkatkan profesional guru yang sifatnya khusus, bisa
dilakukan kepala sekolah dengan mengikutsertakan guru melalui
seminar dan pelatihan yang diadakan Diknas maupun di luar
Diknas. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru
dalam membenahi dan metodologi pembelajaran. Dengan
metodologi yang lebih baik dan menyenangkan, maka peserta
didik pun akan dengan senang hati mengikuti proses belajar
mengajar.
3. Peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG (Pemantapan
kerja guru). Melalui wadah inilah para guru diarahkan untuk
mencari berbagai pengalaman mengenai metodologi pembelajaran
dan bahan ajar yang dapat diterapkan di dalam kelas.
4. Meningkatkan kesejahteraan guru. Kesejahteraan guru tidak dapat
diabaikan, karena merupakan salah satu faktor penentu dalam
peningkatan kinerja, yang secara langsung terhadap mutu
pendidikan. Apabila kesejahteraan guru terjamin, maka secara
otomatis para guru akan senang hati melakukan proses belajar
mengajar sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada para
peserta didik dalam menjalani pembelajaran di sekolah. Selain itu,
upaya peningkatan kesejahteraan guru juga dapat di lakukan
dengan pemberian insentif di luar gaji, imbalan dan penghargaan,
serta tunjangan-tunjangan yang dapat meningkatkan kinerja guru.
5. Memberikan motivasi dan mengikutsertakannya pada kegitan
pembinaan, yaitu dengan belajar sendiri di rumah, belajar di
perpustakaan, membentuk persatuan pendidik sebidang studi,
mengikuti pertemuan ilmia, belajar secara formal S1 – S3,
mengikuti pertemuan organisasi profesi pendidikan, ikut
mengambil dalam kompetensi ilmiah. Tidak hanya peserta didik
yang memerlukan suatu motivasi dan kegiatan pembinaan. Para
guru pun di harapkan dapat memiliki motivasi yang tinggi serta
dapat mengikuti kegiatan pembinaan tanpa malu dan sungkan,
dengan harapan para guru dapat terus mengembangkan potensi
dirinya menjadi guru – guru yang memiliki kualitas tinggi
sehingga dapat ikut serta membantu negara dalam mencetak
generasi penerus bangsa yang berkualitas.
6. Semakin berkembangnya jaman, kini tidak sulit bagi para
pendidik untuk menambah wawasan mereka untuk meningkatkan
kualitas diri. Selain gadget-gadget serta kemudahan dalam
mengakses internet, tidak jarang pula para pendidik memiliki
perpustakaan pribadi di rumah-rumah mereka sendiri. Buku–buku
dibeli secara rutin maupun insidental. Kemudahan-kemudahan
tersebut diharapkan tidak membuat para pendidik malas dan
mengandalkan kemajuan jaman yang ada, melainkan dapat
membantu para guru dalam mencari dan menggali informasi lebih
dan lebih lagi, mengingat pekerjaan seorang guru tidak lepas dari
buku, informasi, serta pengetahuan.
7. Dengan cara membentuk persatuan pendidik bidang studi atau
yang berspesialisasi sama dan melakukan tukar pikiran atau
berdiskusi dalam kelompok masing-masing. Cara belajar seperti
ini dilakukan lembaga pendidikan sangat intensif sebab masing-
masing peserta akan menyumbangkan pengalaman dan pikirannya
yang memberikan banyak masukan kepada para pendidikan.
8. Mengikuti pertemuan-pertemuan ilmiah dimanapun pertemuan itu
diadakan selama masih dijangkau oleh pendidik (guru).
Pertemuan-pertemuan seperti ini biasanya diisi oleh para ahli
yang sudah mempunyai nama. Dengan mengikuti hasil karya
mereka dan berpartisipasi aktif akan memberikan pengalaman
tambahan kepada para pendidik disamping kemungkinan ada
materi-materi baru yang perlu diserap.
9. Belajar secara formal di lembaga-lembaga pendidikan baik dalam
negeri maupun di dalam negeri. Studi lanjut ini bisa ditingkat S1,
S2, S3 atau dapat juga dalam waktu pendek 1-6 bulan untuk
mendalami bidang studi tertentu yang disahkan dengan pemberian
sertifikat.
10. Mengikuti pertemuan organisasi pendidikan. Dalam utusan-
utusan dalam beberapa daerah akan berkumpul. Pada umumnya
mereka membawakan makalahnya masing-masing yang berisi
pengalaman, hasil penelitian, atau pemikiran kritis yang bertalian
dengan tugas pendidik di daerahnya masing-masing. Perpaduan
informasi dari seluruh penjuru ini sangat membantu
pengembangan besar bagi pendidik bersangkutan untuk
mengembangkan profesinya.
11. Ikut mengambil dalam kompetensi-kompetensi ilmiah, seperti
kompetensi pengabdian masyarakat, kompetensi desain bangunan
tertentu, kompetensi desain kendaraan bermotor, kompetensi
inovatif dalam bidang tertentu. Kemenangan dalam kompetensi
seperti ini akan memberi dorongan kuat untuk mengembangkan
profesi.
Sesudah mengetahui cara dan pengembangan profesi, sekarang
dilanjutkan dengan apa yang harus dilakukan dalam
mengembangkan profesi sebagai guru berikut ini :
1. Membaca buku atau internet, terutama yang berkenaan dengan
materi-materi baru yang ditekuni dengan cara mendidik baru.
2. Meringkas isi bacaan, ringkasan ini bermanfaat untuk
memudahkan mengingat, sebab disusun atas pemahaman sendiri
dengan sistam sistematika pola. Disamping itu ringkasan ini
menghindarkan pendidik untuk selalu membaca banyak, sebab
sulit mengingat suatu hanya dengan satu kali saja
3. Membuat makalah, yaitu dengan mengemukakan ide baru
didukung oleh informasi-informasi ilmiah. Manfaat utama
membuat makalah adalah belajar menyusun pikiran secara teratur
dalam bentuk tulisan. Manfaat lain adalah belajar rajin
mengumpulkan informasi dan memadukannya dengan ide baru
sehingga menjadi tulisan yang enak dibaca denagan isi yang
menarik
4. Melakukan penelitian, baik penelitian perpustakaan, laboratorium
maupun lapangan
5. Membuat artikel hasil penelitian, atau artikel penelitian inovatif.
Artikel ini adalah untuk konsumsi majalah atau jurnal ilmiah.
Hasil penelitian yang baik adalah apabila ia dikomunikasikan
lewat artikel agar dapat dimanfaatkan oleh banyak orang
6. Menulis buku ilmiah baik untuk perguruan tinggi maupun untuk
sekolah. Penulisan buku ini perlu digalakkan sejak awal agar ilmu
tumbuh di Indonesia
7. Mengaplikasikan ilmu untuk kepentingan masyarakat umum atau
mengadakan pengabdian kepada masyarakat.
Dengan demikian kepala sekolah dalam memberdayakan
kompetensi guru tak hanya memberikan motivasi untuk
memberdayakan potensi diri, melainkan pula mengikutsertakan pada
kegiatan ilmiah diluar sekolah, seperti pendidikan formal, seminar,
penataran serta peningkatan kesejahtraan guru. Melalui upaya
menyeluruh maka kompetensi guru secara bertahap akan mengalami
peningkatan kualitasnya.
Untuk mempelancar kegiatan pengelolaan interaksi belajar
mengajar, masih juga diperlukan kegiatan sarana-sarana pendukung
yang lain, antara lain mengetahui prestasi siswa untuk kepentingan
pengajaran. Setiap siswa itu pada hakikatnya memiliki perbedaan
antara satu dengan yang lainnya, perbedaan-perbedaan semacam ini
dapat membawa akibat perbedaan pada kegiatan yang lain, misalnya
soal kreatifitas, gaya belajar, bahkan dapat membawa akibat
perbedaan dalam hal prestasi siswa. Persoalan ini perlu diketahui oleh
guru dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk
kepentingan pembelajaran, idealnya guru memiliki data tentang siswa.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari berbagai uraian di atas kami dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
Istilah kompetensi menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menjalankan aktivitas dalam suatu pekerjaan, yang ditunjukkan oleh
kemampuan mentransfer keterampilan dan pengetahuan pada situasi
yang baru. Oleh sebab itu, seorang yang memiliki kompetensi berarti
yang bersangkutan memiliki kemampuan yang dapat diamati dan
diukur. Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
kompetensi guru merupakan kemampuan guru untuk mentransfer
pengetahuan dan keterampilannya dalam melaksanakan kewajiban
pembelajaran secara profesional dan bertanggungjawab. Selanjutnya,
Kepmendiknas nomor 16 tahun 2007 menetapkan standar kompetensi
guru yang di kembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama :
Kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Terdapat beberapa prinsip dasar yang dibagi menjadi prinsip
umum dan prinsip khusus. Prinsip umum diantaranya : Demokratis
dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi
hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa. Mampu memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran. Mampu
memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta
dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan,
dll. Sedangkan prinsip khusus program peningkatan kompetensi guru
diselenggarakan dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti berikut
ini: Ilmiah, Relevan, Sistematis, Konsisten, Aktual dan kontekstual,
Fleksibel, Demokratis, Obyektif, Komprehensif, Profesional,
Bertahap, Berjenjang, Berkelanjutan, Akuntabel, Efektif, Efisien.
Beberapa upaya meningkatkan kompetensi profesional guru,
yaitu : melaksanakan pembinaan profesional guru, mengikutsertakan
guru melalui seminar dan pelatihan yang diadakan Diknas maupun di
luar Diknas, peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG
(Pemantapan Kerja Guru), meningkatkan kesejahteraan guru, dan
mengikutsertakannya pada kegitan pembinaan.

3.2 SARAN
Sekiranya setalah membaca makalah ini, tidak ada lagi para
guru yang mengajar dengan dasar pendidikan bukan pada bidangnya,
para guru dapat senang hati memperbaiki dan menyempurnakan
kompetensi dirinya sebagai seorang guru yang memiliki tingkat
intelegensi tinggi dan memiliki akhlak yang mulia. Setidaknya setelah
membaca makalah ini, para guru dan seluruh calon guru dapat
bersama sama memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia melalui
proses pengajaran yang ada agar dapat mencetak generasi – generasi
penerus bangsa yang berkualitas dan mampu bersaing secara global.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2004). Human Development Index (Artikel Suara Merdeka).


Mascom Graphy. Semarang

Anonim. (2006). Rembug Nasional (Makalah). Jakarta

Anwar, Chaerun. (2008). Field Study PPPPTK IPA Bandung (Makalah).


Bandung

Cony R. Semiawan, Pendidikan Anak Berbakat (Jakarta: Universitas


NegeriJakarta, 2003), h.

Mulyasa (2005). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. PT Remaja


Rosdakarya Offset. Bandung

Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru dan Dosen


(Bandung: Citra Umbara, 2009), h. 228-230.

Sahertian, Piet A. (1990). Supervisi Pendidikan dalam rangka program


inservice education. Rineka Cipta. Jakarta

Sanusi, Achmad, et al. (1991). Studi Pengembangan Model Pendidikan


Profesional Tenaga Kependidikan. IKIP Bandung Press, Bandung.

Soedijarto, Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita(Jakarta: Kompas,


2008), h.191.

Soetjipto, Raflis Kosasi (1994). Profesi Keguruan. Rineka Cipta. Bandung

Anda mungkin juga menyukai