MAKALAH
Disusun Oleh :
Agus Salim NIM : 2018860016
Banban Mulyana NIM : 2018860014
B. PEMBAHASAN
2.1 Kompetensi Guru
Kompeten dan Kompetensi merupakan dua kata yang tidak
asing lagi di telinga kita. Baik di lingkup organisasi, pemerintahan,
bahkan sampai pendidikan pun sering menggunakan kata kompeten
dan kompetensi. Karena terlalu sering diucapkan, makna hakiki dari
kedua kata tersebut cenderung di sederhanakan. Misalnya saja,
kompeten dan kompetensi sering hanya di artikan sebagai sebuah
keahlian atau kemampuan. Sebagai contohnya, orang yang ahli di
bidang teknik bangungan, sering kali disebut sebagai orang yang
berkompeten di bidang bangunan. Padahal pada kenyataannya,
kompetensi seorang ahli teknik bangunan yang berprofesi sebagai
dosen, dengan kompetensi yang dimiliki oleh ahli teknik bangunan
yang berprofesi pada bidang proyek jelas sangat berbeda. Disini
terlihat dengan jelas, bahwa sebuah kompetensi individu tidak dapat
berdiri sendiri hanya karena didasarkan pada sebuah kemampuan atau
kebiasaan individu. Namun, sebuah kompetensi sangat berkaitan erat
daengan tugas dan profesi yang dijalani oleh individu tersebut.
Kompetensi diakui sebagai salah satu faktor terpenting seseorang
mencapai keberhasilan dalam profesi yang dijalaninya.
Sebagai salah satu contoh konkrit yang ada di Indonesia, dimana
kita semua mengingat bahwa guru ataupun tenaga pengajar
merupakan salah satu profesi yang memiliki andil sangat besar dalam
kemajuan negara dan dunia. Pada Undang – Undang RI Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyatakan bahwa Guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Identifikasi kompetensi guru yang tepat
dianggap memiliki nilai prediksi yang valid untuk keberhasilan guru
dalam proses belajar dan mengajar.
Atas beberapa penjelasan diatas, maka terlintas pertanyaan yang
wajib dijawab yaitu apa arti sebenarnya dari kompetensi dan
bagaimana pula pengertian dari kompetensi guru? Pemahaman yang
mendasar tentang pengertian kompetensi akan memberikan dasar
dalam upaya menjadi guru yang berhasil sebagaimana standar
kompetensi yang telah di tetapkan. Surat Keputusan Mendiknas
nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi
mengemukakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan
cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat
untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam menjalankan tugas –
tugas di bidang pekerjaan tertentu.
Selain itu, Robert A. Roe (2001) mengemukakan bahwa definisi
dari kompetensi adalah kemampuan untuk menjalankan suatu tugas,
peran, atau kemampuan untuk mengintegrasikan suatu pengetahauan,
keterampilan – keterampilan yang berdasarkan pada pengalaman dan
pembelajaran yang dilakukan.
Istilah kompetensi menunjuk pada suatu kemampuan sebab
competence mean fitness of ability yang berarti kemampuan atau
kecakapan. Sumber dari Depdiknas (1982:51), menyatakan bahwa
kompetensi menunjuk kepada kemampuan melaksanakan sesuatu
yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan. Kompetensi
merupakan kemampuan untuk menjalankan aktivitas dalam suatu
pekerjaan, yang ditunjukkan oleh kemampuan mentransfer
keterampilan dan pengetahuan pada situasi yang baru. Oleh sebab itu,
seorang yang memiliki kompetensi berarti yang bersangkutan
memiliki kemampuan yang dapat diamati dan diukur.
Guru merupakan tenaga pendidik yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tugas guru tidaklah ringan
karena harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai
standar kompetensi tertentu serta sesuai dengan norma dan nilai – nilai
yang berlaku. Tugas guru meliputi “instruction, education, dan
management”. Dalam aspek instruction, guru bertugas mentransfer
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Dalam tugas instruction ini, guru berfungsi untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik sehingga kelak akan
menjadi orang memiliki pengetahuan yang luas serta keterampilan
yang tinggi. Guru harus pandai-pandai memberikan motivasi kepada
peserta didiknya agar peserta didik bersedia dengan senang hati
mengembangkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilan yang
diberikan di kelas dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi
yang ada baik dari informasi media cetak maupun elektronik. Oleh
sebab itu, menurut pendapat penulis guru yang berhasil adalah guru
yang mampu mendorong anak didik untuk secara terus menerus
belajar, mencari ilmu dan pengetahuan baru sehingga pengetahuan dan
keterampilan yang ada selalu berkembang serta mampu mengatasi
permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang telah dimilikinya. Dalam realita banyak guru yang
pintar tetapi tidak mampu membuat peserta didiknya menjadi pintar.
Dalam aspek education, guru bertugas untuk membentuk manusia
yang memiliki nilai-nilai luhur sesuai dengan norma dan nilai yang
tersirat dalam falsafah negara serta perkembangan masyarakat yang
berlaku. Oleh sebab itu, selain guru berfungsi untuk melestarikan dan
mengembangkan nilai luhur kepribadian bangsa guru harus
menanamkan sikap kedisiplinan, kreativitas dan inovasi sehingga anak
didik memiliki entrepreneurship yang tinggi yang sangat berguna
untuk mengembangkan motif berprestasi. Jika sebagian besar
penduduk Indonesia memiliki motif berprestasi yang tinggi, besar
kemungkinan akan mampu mengejar ketertinggalannya dan bahkan
kemungkinan besar akan mampu mencapai posisi yang sejajar dengan
negara-negara maju dengan tetap memegang teguh nilai-nilai luhur
sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia. Dalam aspek
manajemen, tugas guru adalah menciptakan iklim kelas yang
favorable sehingga anak didik merasa senang dan betah dalam
mengikuti proses belajar mengajar.
Dalam kaitannya dengan tenaga profesional kependidikan, maka
Rastodio (2009) mendefinisikan kompetensi guru sebagai penguasaan
terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang di
realisasikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam
menjalankan profesi sebagai guru. Dari beberapa pendapat para ahli
dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan
guru untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilannya dalam
melaksanakan kewajiban pembelajaran secara profesional dan
bertanggungjawab. Selanjutnya, Kepmendiknas nomor 16 tahun 2007
menetapkan standar kompetensi guru yang di kembangkan secara utuh
dari empat kompetensi utama : Kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Kompetensi Pedagogik
Merupakan kompetensi seorang guru dalam mengelola
pembelajaran. Sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik
yang sekurang-kurangnya meliputi:
1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
2) Pemahaman terhadap peserta didik
3) Pengembangan kurikulum atau silabus
4) Perancangan pembelajaran
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7) Evaluasi hasil belajar
8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
Kompetensi sebagaimana tersebut di atas menurut
Soedijarto, hendaknya dimiliki oleh guru sebelum menjadi guru
profesional dengan kompetensi sebagai berikut:
1. Guru memiliki kemampuan merencanakan program
pembelajaran
2. Mampu melaksanakan program pembelajaran.
3. Mampu mendiagnosis berbagai hambatan dan masalah yang
dihadapi peserta didik.
4. Mampu menyempurnakan program pembelajaran berdasarkan
umpan balik yang telah dikumpulkan secara sistematik.
2. Kompetensi Kepribadian
Merupakan kompetensi seorang guru dalam bidang
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa,
serta menjadi teladan peserta didik.
Sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sekurang-kurangnya
mencakup kepribadian yang:
a. Beriman dan bertaqwa.
b. Berakhlak mulia.
c. Arif dan bijaksana.
d. Demokratis.
e. Mantap.
f. Berwibawa.
g. Stabil.
h. Dewasa.
i. Jujur;
j. Sportif.
k. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
l. Secara objektif mampu mengevaluasi kinerja sendiri.
m. Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
3. Kompetensi Sosial
Merupakan kompetensi seorang guru dalam bidang
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan
peserta didik, sesama guru, orang tua/ wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
Kompetensi ini sekurang-kurangnya meliputi:
a. Berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun.
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional.
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama peserta
didik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang
tua atau wali peserta didik.
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan
mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku.
e. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat
kebersamaan.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional merupakan kemampuan guru dalam
menguasai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan
budaya yang diampunya sekurang-kurangnya meliputi:
a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan
standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran dan/atau
kelompok mata pelajaran yang akan diampu;
b. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni
yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren
dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran dan/atau
kelompok mata pelajaran yang akan diampu.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari berbagai uraian di atas kami dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
Istilah kompetensi menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menjalankan aktivitas dalam suatu pekerjaan, yang ditunjukkan oleh
kemampuan mentransfer keterampilan dan pengetahuan pada situasi
yang baru. Oleh sebab itu, seorang yang memiliki kompetensi berarti
yang bersangkutan memiliki kemampuan yang dapat diamati dan
diukur. Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
kompetensi guru merupakan kemampuan guru untuk mentransfer
pengetahuan dan keterampilannya dalam melaksanakan kewajiban
pembelajaran secara profesional dan bertanggungjawab. Selanjutnya,
Kepmendiknas nomor 16 tahun 2007 menetapkan standar kompetensi
guru yang di kembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama :
Kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Terdapat beberapa prinsip dasar yang dibagi menjadi prinsip
umum dan prinsip khusus. Prinsip umum diantaranya : Demokratis
dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi
hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa. Mampu memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran. Mampu
memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta
dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan,
dll. Sedangkan prinsip khusus program peningkatan kompetensi guru
diselenggarakan dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti berikut
ini: Ilmiah, Relevan, Sistematis, Konsisten, Aktual dan kontekstual,
Fleksibel, Demokratis, Obyektif, Komprehensif, Profesional,
Bertahap, Berjenjang, Berkelanjutan, Akuntabel, Efektif, Efisien.
Beberapa upaya meningkatkan kompetensi profesional guru,
yaitu : melaksanakan pembinaan profesional guru, mengikutsertakan
guru melalui seminar dan pelatihan yang diadakan Diknas maupun di
luar Diknas, peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG
(Pemantapan Kerja Guru), meningkatkan kesejahteraan guru, dan
mengikutsertakannya pada kegitan pembinaan.
3.2 SARAN
Sekiranya setalah membaca makalah ini, tidak ada lagi para
guru yang mengajar dengan dasar pendidikan bukan pada bidangnya,
para guru dapat senang hati memperbaiki dan menyempurnakan
kompetensi dirinya sebagai seorang guru yang memiliki tingkat
intelegensi tinggi dan memiliki akhlak yang mulia. Setidaknya setelah
membaca makalah ini, para guru dan seluruh calon guru dapat
bersama sama memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia melalui
proses pengajaran yang ada agar dapat mencetak generasi – generasi
penerus bangsa yang berkualitas dan mampu bersaing secara global.
DAFTAR PUSTAKA