PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
Nama : Agus Salim
NIM : 2018860016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia Pendidikan diharapkan dapat membentuk manusia yang berpikir
kritis, kreatif, inovatif, produktif, bertanggung jawab, dan berkepribadian
yang baik. Pada dasarnya pendidikan adalah suatu lembaga atau instansi
pemerintahan yang berusaha untuk mengajar dan mendidik anak-anak bangsa
untuk menjadi orang dewasa yang cerdas dan berkepribadian luhur.
Sebagaimana cita-cita bangsa kita yang tertuang dalam alinea ke empat UUD
1945. Pendidikan sangat dibutuhkan masyarakat kita, baik dari kalangan
ekonomi tinggi maupun rendah. Dengan pendidikan, masyarakat akan
mendapatkan ilmu dan pengalaman sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia.
Namun demikian, kenyataan menunjukkan mutu pendidikan di Indonesia
sampai saat ini masih rendah. Menurut Jusuf Kalla seperti yang dilansir
Apakabar.ws tanggal 24 April 2009, dilihat dari peringkat Negara, kualitas
pendidikan Indonesia berada pada urutan ke-160 dunia dan urutan ke-16 di
Asia. Bahkan secara rata-rata, Indonesia masih berada di bawah Vietnam.
(Sumber: www.topix.com/forum/world/malaysia/)
Menurut M. J Langeveld (Rubiyanto dkk, 2003:20) Pendidikan adalah
kegiatan membimbing anak manusia menuju pada kedewasaan dan mandiri.
Dalam pendidikan terdapat perbuatan belajar baik siswa maupun guru. Kegiatan
belajar menimbulkan terbentuknya kebiasaan yang berupa tingkah laku yang
semakin terampil dan efisien. Kegiatan belajar ini bertujuan untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang permanen dan lebih maju.
Seiring dengan perubahan paradigma pembelajaran, maka
keberhasilan kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar tidak hanya
ditentukan oleh faktor pengajar/guru, melainkan sangat dipengaruhi oleh
penggunaan media pembelajaran dan keaktifan siswa. Kurikulum baru tahun
2006 mempertegas bahwa proses pembelajaran harus berpusat pada peserta
belajar, pengajar bukan sebagai satu-satunya sumber belajar atau sumber
3
B. Batasan Masalah
Meskipun banyak permasalahan yang berkaitan dengan pemanfaatan
media dan sumber belajar dalam proses pembelajaran yang berbasis TIK,
namun dalam penelitian ini hanya membatasi pada masalah sebagai berikut:
a. media yang digunakan adalah Komputer dan LCD Proyektor.
b. perancangan media pembelajaran menggunakan progam Microsoft Power
Point Animasi.
c. pengembangan media pembelajaran pada mata pelajaran Matematika
Kelas V.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka untuk
memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka masalah tersebut
dirumuskan sebagai berikut :
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah ingin :
1. Mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis TIK pada mata pelajaran Matematika melalui progam
Microsoft Power Point Animasi?
2. Mendeskripsikan tanggapan guru tentang media pembelajaran berbasis TIK
dengan progam Microsoft Power Point Animasi dalam kegiatan belajar
mengajar?
7
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
perkembangan pendidikan di Indonesia. Terutama bagi perkembangan media
pembelajaran IPA berbasis komputer pada jenjang Sekolah Dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, untuk lebih meningkatkan pemanfaatan media pembelajaran
berbasis TIK sebagai sumber belajar, sehingga mempercepat
pemahaman dan daya serap siswa terhadap materi pembelajaran.
b. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan
dan program kerja yang berkaitan dengan fasilitas sumber belajar.
c. Bagi peneliti, sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan penguasaan
teknologi informasi sehingga dapat memperbaiki kemampuan dalam
mengajar.
F. Definisi Operasional
1. Media
Media adalah alat yang memungkinkan anak muda untuk mengerti dan
memahami sesuatu dengan mudah dan dapat untuk mengingatnya dalam
waktu yang lama dibangdingkan dengan penyampaian materi pelajaran
dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantuan.
2. Prestasi belajar adalah seluruh kecakapan hasil (achievement) yang
diperoleh melalui belajar di sekolah, yang dinyatakan dengan nilai-nilai
prestasi belajar berdasarkan hasil tes prestasi belajar.
3. Sumber Belajar
Segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara
terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
A. Kajian Pustaka
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana
proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik.
Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi
tindakannya yang berhubungan dengan belajar. Dan tidak setiap orang
mempunyai pandangan yang sama dalam belajar. Diantara para ahli
psikologi maupun ahli pendidikan terdapat keragaman dalam cara
mendefinisikan dan menjelaskan tentang belajar.
Namun demikian baik secara eksplisit pada akhirnya nampak ada
suatu kesamaan dalam hal maknanya. Pengertian belajar adalah : “suatu
proses yang mengarah kepada perubahan tingkah laku seseorang berkat
adanya pengalaman” (Slameto,2003:2).
Syah (1995:13) menyatakan bahwa belajar dapat dipahami
sebagai tahapan perubahan tingkah lau individu yang relatif menerap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang
berdasatkan praktek atau pengalaman tertentu. Belajar adalah
memodifikasi atau mempertangguh kelakuan melalui pengalaman
(learning is defined as the modification or strengthening of behavior
through experiencing) (Hamalik, 1998:36)
Perubahan dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu
kebiasaan, suatu sikap, suatu pengertian, sebagai pengetahuan atau
apresiasi (penerimaan atau penghargaan). Tentang berbagai definisi
belajar, Surachman (1979 dalam Mulyadi,1998:18) memandang belajar
dari kenyataan-kenyataan yang timbul daripada proses belajar. Dan
menyimpulkan bahwa :
“Belajar dapat dipandang sebagai hasil, di mana guru di
mana melihat bentuk terakhir dari berbagai pengalaman interaksi
edukatif. Belajar dapat pula dipandang sebagai proses di mana guru
terutama melihat apa yang terjadi selama siswa menjalani
pengalaman-pengalaman edukatif untuk mencapai suatu tujuan.
10
2. Model Pembelajaran
Menurut R. Widodo (2009) model pembelajaran dapat diartikan
sebagai “Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran
dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar
mengajar”. Sedangkan menurut A. Suyitno (dalam Hernawati, 2007:22)
‘Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah
pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari
hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif
dan efisien’.
Model pembelajaran mempunyai makna yang berbeda dari pada
pendekatan, strategi, metode, maupun teknik pembelajaran. Menurut A.
Sudrajat (2008) dalam artikelnya yang berjudul ‘Pengertian Pendekatan,
Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran’ menyatakan
bahwa:
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu. Sedangkan strategi pembelajaran
pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-
keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran. Menurut Kemp (dalam Wina Senjaya, 2008)
mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
14
sebagai mahluk homo sapiens dan sekaligus sebagai homo faber telah
mengembangkan teknologi yang menghasilkan berbagai keajaiban.
Manusia disebut homo faber karena ia mahluk yang suka membuat
peralatan, sedangkan sebagai homo sapiens karena ia selalu berpikir
yang mencerminkan kaitan antara pengetahuan yang bersifat teoritis
dengan teknologi yang bersifat praktis. Pada dasarnya ilmu merupakan
kumpulan pengetahuan yang bersifat menjelaskan berbagai gejala alam
yang memungkinkan manusia melakukan serangkaian tindakan untuk
menguasai gejala tersebut berdasarkan penjelasan yang ada
(Suriasumantri, 1999).
Model pembelajaran TIK adalah sebuah model dalam
pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran dengan
bahan pembelajaran interaktif dengan media komputer.
c. Pembelajaran Berbasis TIK
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional , pembelajaran interaktif dengan media
computer memiliki beberapa keuntungan, misalnya penggunaan
komputer yang tepat akan mampu meningkatkan kemampuan siswa,
kecepatan siswa dalam menguasai konsep yang dipelajari, dan retensi
(daya ingat) yang lebih lama.
Komputer merupakan salah satu media audio visual yang mampu
mengemas bahan ajar dalam sebuah rangkaian animasi gambar atau
suara sehingga membuat kesan menarik bagi siswa. Seperti yang
dinyatakan oleh Kusumah (2004:3), bahwa komputer dapat
memberikan pelayanan secara repetitif, menampilkan sajian dalam
format dan desain yang menarik, animasi gambar dan suara yang baik,
serta melayani perbedaan individual.
Pembelajaran berbasis komputer adalah salah satu strategi atau
bentuk pembelajaran dengan menggunakan media komputer untuk
menyampaikan seluruh atau sebagian dari isi kandungan mata
pelajaran. Pembelajaran berbasis komputer ini diperlihatkan dalam
suatu tampilan yang menjadikan aktivitas pembelajaran menjadi lebih
menarik dan berkesan. Pembelajaran ini akan memberikan nuansa baru
17
7. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Jika kita membicarakan mengenai belajar, tentu saja kita tidak
akan terlepas dari bagaimana hasil belajar itu sendiri, dan jika kita
membicarakan mengenai hasil belajar maka kita tidak akan pula
terlepas dari membicarakan bagaimana prestasi belajar. Apalagi jika
hal ini dibahas dalam konteks belajar di lingkungan pendidikan
terutama di sekolah.
Untuk mengetahui hasil belajar para peserta didiknya, maka
guru akan mengukur hasil belajar para peserta didiknya tersebut
dengan melakukan penilaian terhadap hasil belajar mereka misalnya
melalui tes, dapat berupa tes pada setiap akhir pembelajaran, setelah
selesai membahas satu pokok bahasan atau bab, atau pula dapat
berupa tes pada setiap akhir semester atau yang lebih dikenal dengan
sebutan Ujian Akhir Semester (UAS). Kemudian setelah penilaian
terhadap hasil belajar ini selesai barulah dapat dilihat sejauh mana
prestasi para peserta didik tersebut. Bagaimana pula prestasi belajar
para peserta didik ini jika dibandingkan dengan peserta didik yang
lain.
27
e. Alokasi Waktu
Tabel rencana waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
Waktu
No Kegiatan Jun Jul Agt Sep Okt Nov
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
1 Proposal
Bimbingan
2 Proposal
Seminar
3 Proposal
Persiapan
4 Penelitian
5 Penelitian
Pengumpulan
6 Data
Pengolahan
7 Data
Analisis
8 Data
BAB III
PENUTUP
f. Daftar Pustaka