Anda di halaman 1dari 26

ISSN : 2087-

0760
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA
SISWA KELAS X AP 5 SMK NEGERI 1 AMALAPURA
TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh
I MADE SUBAGIA1)

e-journal.stkip-amlapura.ac.id/index.php/jurnallampuhyang/.../26

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan flipped classroom


untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X AP 5 SMK Negeri 1
Amlapura. Penelitian ini dilatar belakani oleh kuranya referensi yang dimiliki oleh
siswa sehingga siswa masuk kelas tanpa pengetahuan awal yang cukup sehingga
berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa. Penelitian ini merupakan
penelitian PTK dengan dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
metode fidded classroom dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Rerata
prestasi belajar siswa pada siklus I sebesar 72,22 eningkat menjadi
74, 38. Dengan ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 80,08 persen dan pada
siklus II sebesar 91,89 persen. Pembelajaran dengan flipped classroom dapat
mengefektifkan proses pembelajaran karena aktivitas pembelajaran yang biasanya
diselesaikan dikelas dikerjakan di rumah begitu pula sebaliknya aktivitas
pembelajaran yang biasanya dikerjakan dirumah diselesaikan di kelas. Model
pembelajaran ini mengacu pada sistem pendidikan pada abad 21.

Kata Kunci : Prestasi Belajar,Flipped


Classroom

I. PENDAHULUAN Salah

1.1 Latar Belakang


Model pembelajaran merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
Sehingga pemilihan model pembelajaran
merupakan salah satu ketrampilan penting
yang harus dikuasai oleh guru. Model
pembelajaran yang direkomen- dasikan
dewasa ini adalah model pembelajaran yang
menuntut siswa untuk aktif menyusun
pengetahuannya sendiri (student centred).
LAMPUHYANG Vol. 8 No. 2 Juli 14
2017
ISSN : 2087-
satu model pembelajaran yang menuntut 21, menurut PBB adalah 0760 membangun
siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran masyarakat berpengetahuan (knowledge-
adalah model pembelajaran Flipped based society) yang memiliki (1)
Classroom. keterampilan melek TIK dan media, (2)
Model pembelajaran Flipped keterampilan berpikir kritis, (3) keterampilan
Classroom sangat sejalan dengan memecahkan masalah, (4) kemampuan
pendidikan abad 21. Pendidikan pada abad

I Made Subagia adalah guru IPA SMK Negeri 1 Amlapura dan Staf pengajar STKIP Agama
1)

Hindu Amlapura

LAMPUHYANG Vol. 8 No. 2 Juli 15


2017
bekomunikasi memiliki sumber pembelajaran kelas. Siswa masuk
efektif, (5) bacaan terkait materi sebagai upaya untuk kedalam kelas tanpa
keterampilan yang dipelajari, (2) mengatasi modal awal yang
berkerjasama secara siswa masih terbatasnya buku cukup padahal agar
kolaboratif berpegang pada pola sumber yang ada. siswa dapat
(Mutmaninah, pembelajaran Sehingga mengkontruksi
2017). Pendidikan konvensional yaitu berdasarkan masalah pengetahuan sendiri
diharapkan guru sebagai sumber yang ditemukan seperti harapan
mampu utama pengetahuan, dapat diduga pada pada model
mengantarkan (3) siswa masuk dasarnya rendahnya pembelajaran
peserta didiknya kelas tanpa hasil belajar siswa student centered
untuk memiliki lima pengetahuan awal karena kurangnya pengetahuan awal
keterampilan yang memadai, (4) referensi yang sangat diperlukan.
tersebut. Salah satu hasil belajar siswa dimiliki oleh siswa Berdasarkan
model pembelajaran masih sangat rendah sehingga siswa tidak analisis terhadap
inovatif yang dapat jauh dari KKM mempersiapkan diri permasalahan di
dimanfaatkan guru yang telah lebih awal untuk kelas X AP 5 pada
agara peserta ditetapkan sebesar mempelajari materi mata pelajaran IPA
didik dalam 70. (5) siswa yang akan dipelajari maka dipilih solusi
proses memandang materi di dalam dengan cara
pembelajaran adalah IPA bersifat menerapkan model
Flipped Classroom. hapalan belaka pembelajaran yang
Peserta didik dan tidak ada menuntut siswa
untuk bisa memiliki kontribusinya untuk mempelajari
lima kemampuan terhadap materi yang akan
tesebut khususnya keberlanjutan dipelajari di dalam
siswa SMK Negeri propesi siswa kelas untuk
1 Amalapura kelas selanjutnya yang dipelajari terlebih
X Akomodasi lebih menekankan dahulu di rumah
Perhotelan (AP) 5 kemanpuan dengan cara
menjadi tantangan pariwisata menonton vidio,
tersendiri. Hala ini ketimbang sains. (6) mempelajari
karena dari hasil belum adanya sumber belajar yang
observasi pasilitas internet dapat dicari di
diketemukan yang memadai untuk internet dengan
beberapa menunjang proses menggunakan HP
permasalahan di pembelajaran atau perangkat lain
anataranya (1) semua terutama dalam yang telah
siswa tidak mengakses materi dimiliki oleh
siswa. Model pembelajaran
pembelajaran seperti pembelajaran yang
ini sangat mungkin biasa dikerjakan
untuk dilakukan dirumah sekarang
mengingat hampir dapat diselesaikan
semua siswa telah di kelas. Aktivitas
memiliki pembelajaran
HPAndroid yang dengan model ini
sangat representatif disebut dengan
untuk melakukan model pembelajaran
aktivatas Flipped Slassroom
pembelajaran (Bergmann & Sams
tersebut. Disamping dalam Mutmainah,
itu semua siswa telah 2017). Dengan
mampu model ini peserta
menggunakan HP didik membaca
untuk mencari materi, menonton
informasi di dunia vidio
maya. Proses
pencaraian materi
tersebut hanya bisa
dilakukan dirumah
mengingat
kebijakan sekolah
yang tidak
memperbolehkas
siswanya
membawa HP
dengan aplikasi
multimedia.
Sehingga model
pembelajaran ini
dapat mengefektifkan
waktu belajar siswa
karena aktivitas
pembelajaran yang
biasanya diselaikan
di kelas sekarang
dapat diselesaikan di
rumah. Dan aktivitas
pembelajaran sebelum mereka datang ke native, dimana mereka dengan mudahnya
kelas dan mereka mulai berdiskusi, menggunakan perangkat Teknologi
bertukar pengetahuan, menyelesaikan Informasi dan Komunikasi (TIK). Dalam
masalah dengan bantuan siswa lain maupun mengimplementasikan kurikulum yang
guru. Sehingga proses pembelajaran dibalik menggunakan pendekatan ilmiah, pendidik
oleh guru dengan tujuan untuk mengontrol perlu
proses pembelajaran yang lebih besar.
Sehingga siswa masuk kelas tidak dengan
kepala kosong dengan demikian hasil
belajar siswa akan menjadi meningkat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan, masalah yang dirumuskan dalam
penelitian ini sebagai berikut. Apakah
denganpenerapan model pembelajaran
flipped classroom dapat meningkatkan
prestasi belajar IPAsiswa kelas X AP 5 SMK
Negeri 1 Amlapura tahun ajaran 2016/2017?

1.3 Tujuan
Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut,
maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut. Mendeskripsikanpenerapan model
pembelajaran flipped classroom dalam
meningkatkan prestasi belajar IPAsiswa kelas
X AP 5 SMK Negeri 1
Amlapura tahun ajaran
2016/2017.

II. KAJIAN
PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran Flipped


Classroom Pada era digital saat ini,
peserta didik merupakan generasi digital
menggunakan model pembelajaran yang dimana pendidik membimbing peserta
mengintegrasikan TIK dalam proses didikdalam mengimplementasikan konsep
pembelajaran. Salah satu model yang dapat dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
digunakan oleh pendidik yaitu model Perbedaan anatra
pembelajaran flipped classroom yang
menggabungkan dua pendekatan pada
proses pembelajaran (online dan di kelas).
Model Flipped Classroomyakni
aktivitas pembelajaran yang biasanya
diselesaikan di kelas sekarang
dapatdiselesaikan di rumah, dan aktivitas
pembelajaran yang biasanya dikerjakan
dirumah sekarang dapat diselesaikan di
kelas (Bergmann & Sams, 2012).
Pesertadidik membaca materi, menonton
video pembelajaran sebelum mereka datang
kekelas dan mereka mulai berdiskusi,
bertukar pengetahuan, menyelesaikan
masalah,dengan bantuan siswa lain maupun
guru, melatih siswa mengembangkan
kefasihanprosedural jika diperlukan, inspirasi
dan membantu mereka dengan proyek-
proyekyang menantang dengan memberikan
kontrol belajar yang lebih besar. Jadi,sebagai
pendidik perlu membalik aktivitas
pembelajaran.
Model pembelajaran Flipped
Classroom didukung dengan metode atau
strategibelajar flipped learning, dimana
pendidik dapat menggunakan satu atau
lebihmetode belajar di dalam kelas. Flipped
learningmerupakan suatu
pendekatanpedagogik yang mengubah
penyampaian instruksi langsung dari
kelompok kepadaindividu yang membutuhkan,
hasil diskusi kelompok disampaikan secara
dinamis,serta lingkungan belajar yang kreatif
ISSN : 2087-
0760
ISSN : 2087-
pembelajaran tradisional dan Flipped pada malam 0760
sebelumnya. Sehingga
learning padaawal pembelajaran, pendidik menjawab
dapat dicermati dalam gambar 2.1. pertanyaan- pertanyaan tersebut agarpeserta
Pada pembelajaran tradisional, biasanya didik tidak salah dalam memahami materi
peserta didik datang kekelas dalam keadaan yang telah mereka tonton melaluivideo.
bingung karena belum memahami pekerjaan Waktu pembelajaran digunakan untuk
rumah yangdikerjakan pada malam mengerjakan aktivitas mandiri dan
sebelumnya. Umumnya, pendidik akan atauaktivitas di laboratorium.
menghabiskan waktupada awal Berikut ini beberapa kelebihan
pembelajaran untuk melakukan aktivitas menggunakan model flipped classroom
pembelajaran yang digunakanuntuk (Bergmann & Sams, 2012). Adapun
mengingatkan kembali materi yang telah kelebihan dari model flipped classroom
berlalu atau membahas pekerjaanrumah yang adalah sebagai berikut:
belum dipahami peserta didik. Kemudian a. Model Flipping menjawab tantangan
materi baru akan disampaikansekitar 30 peserta didik masa kini
sampai 45 menit dan waktu pembelajaran Peserta didik saat ini sudah terbiasa
dihabiskan untuk mengingatkanpesera didik mengerjakan pekerjaan rumah sambil
tentang tugas mandiri yang harus mereka berkomunikasi dengan teman melalui
kerjakan.Pada pembelajaran Flipped sms/ what’sapp, media sosial
Classroom, peserta didik menyampaikan (facebook),serta mendengarkan musik
pertanyaanpertanyaanyang terkait dengan melalui hp/mp3.
materi yang disampaikan melalui Peserta didik saat ini sudahmenjadi
videopembelajaran dan telah mereka tonton generasi

Gambar 2.1 Gambar perbedaan Flipped classroom dan tradisional.


digital. Peralatan mempelajari “GURU” peserta didik
digital, seperti materi Melalui yang
handphone, lebihdahulu tayangan video pandailebih
tablet, ipad, melalui video yang yang suka menonton
danlaptop yang pembelajaran dibuat, secara cepat,
mereka miliki yang di berikan memungkinka sementara bagi
lebih canggih atau web n peserta didik peserta didik
daripada pembelajaran.K untuk yang
komputer yang etika mereka menghentikan lambatbelajar
tersedia datang ke , perlu
disekolah. sekolah, hanya mempercepat, menyaksikan
Tetapi perlu atau video secara
sayangnya, menanyakan apa mengulang berulang-ulang.
masih banyak yang kembali f. Flipping
sekolah yang belummereka tayangan video meningkatkan
melarang peserta pahami atau tersebutsesuai interaksi antara
didik untuk berdiskusi dengan peserta didik
membawa dengan teman kebutuhan dengan pendidik
perlengkapan sambil mereka. g. Flipping
digital ke menyelesaikan Penyerapan memungkinkan
sekolah. tugas dikelas. materi belajar pendidik
b. Flipping c. Flipping melalui memahami
membantu membantu tayanganvideo peserta didik
peserta didik peserta didik ini dapat lebih baik lagi.
yang memiliki yang mau dilakukan h. Flipping
banyak kegiatan berusaha untuk peserta didik di meningkatkan
di luarsekolah memahamimater rumah. Karena interaksi antar
Peserta didik i belajar keberagaman peserta didik
yang banyak d. Flipping kemampuan i. Flipping
memiliki membantu peserta didik, memungkinka
kegiatan diluar semua peserta maka apabila n perbedaan
tidak akan didik untuk Anda sebagai karakteristik
kesulitan dalam menjadi yang pendidik peserta didik
memahami terbaik menyajikanvideo j. Flipping
materi e. Flipping di kelas akan mengubah
manajemen kelas
pembelajaran. memungkinkan terjadi
k. Flipping
Bahkan peserta peserta didik ketidakseimbang
mengubah
didik tersebut untuk an. Bagi
cara pendidik
dapat mengendalikan
berkomunikasi
dengan orangtua melakukan simulasi
l. Flipping Hasil penelitian
mengedukasi orangtua Jacob Enfield,
m. Flipping dalam Damayanti
membuat kelas (2016) disebutkan
Anda terbuka, bahwa pada
dapat diakses kegiatan di kelas
oleh siapa saja siswa terlibat dalam
n. Flipping kegiatan kelompok
merupakan dan menyelesaikan
teknik yang baik konsep dan
untuk digunakan
ketika pendidik
tidakdapat hadir
di kelas

Pada model
flipped classroom,
peserta didik
datang ke kelas
dengan membawa
pengetahuan atau
informasi yang
sudah mereka
peroleh ketika
menonton
videopembelajaran
di rumah. Pendidik
merancang aktivitas
belajar di kelas
sesuai dengantopik
yang sedang
dibahas, misalnya
berdiskusi untuk
menyelesaikan
permasalahan,berkol
aborasi dalam
melakukan
praktikum di
laboratorium, atau
ISSN : 2087-
0760
ISSN : 2087-
keterampilan belajar, peserta didik, antara ini dikarenakan sifat 0760
sedangkan LKPD
bekerja sama untuk lain: video yang fleksibel digunakan untuk
proyek yang a. Diskusi yaitu dapat pembelajaran tatap
diberikan sedangkan kelompok diberhentikan muka di
instruktur membantu untuk (pause), dapat kelas.Sebagaiman
siswa secara memecahkan dimundurkan a yang
individual. Hal ini masalah atau (rewind), dan dapat dikemukakan oleh
dimaksudkan bahwa menyelesaikan diputar ulang Bergmann & Sams
dengan model suatu kasus. (repeat). Selain itu, (2012), bahwa
pembelajaran b. Lembar Kerja sebagai pendidik
berbasis flipped Simulasi Peserta Didik perlu membuat
dan
classroom (LKPD) juga dapat video atau mencari
demonstrasi
mengutamakan di kelas. digunakan sebagai video pembelajaran
kerjasama antar c. Praktek kerja di perangkat yang yang dapat
siswa, kegiatan laboratorium mendukung mengajarkan materi
percobaan untuk atau bengkel pembelajaran sesuai dengan
meningkatkan atau di flipped classroom. tujuan pembelajaran
keterampilan siswa lingkungan Video digunakan yang diinginkan.
dalam belajar. sekolah. peserta didik Jika mencari video
Chaeruman (2016) Berdasarkan untuk pembelajaran melalui internet,
juga menyebutkan beberapa penelitian di rumah sebelum maka pastikan bahwa
bahwa peserta didik yang telah tatap muka, video tersebut dapat
melakukan aktivitas dilakukan (menurut diakses oleh peserta
belajar di kelas Apriyanti didik dengan
antara lain: studi dkk,2016), mudah. Ada
kasus/problem perangkat yang beberapa cara
solving, sering digunakan yang dapat
demonstrasi dan dalam dilakukan, antara
simulasi langsung, pembelajaran lain: mengunggah
praktek dalam flipped video ke dalam web
situasi nyata, studi classroomadalah sekolah atau
lapangan, serta video. Peserta didik menyimpan video
latihan kerja/praktek dapat bebas dalam server lokal di
lapangan. Dengan mempelajari materi sekolah sehingga
demikian, ada belajar dengan video, dapat diakses secara
beberapa aktivitas sehingga membuat offline, atau
belajar di sekolah peserta didik lebih menyimpan video
dan di kelas yang antusias dan tertarik dalam CD atau
dapat dilakukan oleh dalam belajar. Hal flashdisk dan
ISSN : 2087-
dibagikan kepada sebagai hasil yang 0760
peserta didik. diperoleh berupa
kesan-kesan yang
2.2 mengakibatkan
Pengert perubahan dalam
ian
Prestasi diri individu sebagai
Belajar hasil dari aktivitas
Dilihat dari asal dalam belajar. Kalau
katanya prestasi perubahan tingkah
belajar berasal dari laku adalah tujuan
kata “prestasi” dan yang mau dicapai
“belajar”. Prestasi dari aktivitas
berarti hasil yang belajar, maka
telah dicapai perubahan tingkah
sedangkan belajar laku itulah salah
adalah berusaha satu indikator yang
memperoleh
kepandaian/ilmu
(Depdiknas, 2011:
4). Moh. Surya
(2004:75),
menyebutkan bahwa
prestasi belajar
adalah hasil belajar
atau perubahan
tingkah laku yang
menyangkut ilmu
pengetahuan,
keterampilan dan
sikap setelah
melalui proses
tertentu, sebagai hasil
pengalaman individu
dalam interaksi
dengan
lingkungannya.
Djamarah (1994:23)
mendefinisikan
prestasi belajar
ISSN : 2087-
0760
ISSN : 2087-
dijadikan pedoman dalam waktu yang dapat 0760
Prestasi belajar
untuk mengetahui tertentu dikatagorikan mempunyai arti dan
kemajuan individu (Nurkancana, 1964: menjadi tiga ranah, manfaat yang sangat
dalam segala hal 2). Menurut Puger yakni ranah penting bagi anak
yang diperolehnya di (2004), untuk kognitif, afektif, didik, pendidik,
sekolah. Dengan meningkatkan dan psikomotor. orang tua/wali murid
kata lain prestasi prestasi belajar Berdasarkan dan sekolah, karena
belajar merupakan peserta didik sejumlah sejumlah nilai atau angka yang
kemampuan- diperlukan strategi devinisi yang diberikan merupakan
kemampuan yang dan metode disampaikan oleh manifestasi dari
dimiliki oleh pembelajaran yang para ahli pada prestasi belajar
peserta didik dapat dasarnya prestasi peserta didik dan
sebagai akibat mengembangkan belajar adalah berguna dalam
perbuatan belajar penanaman konsep, perubahan tingkah pengambilan
atau setelah penalaran dan laku peserta didik keputusan atau
menerima memotivasi kegiatan yang dapat diukur kebijakan terhadap
pengalaman belajar, belajar peserta sebagai hasil dari peserta didik yang
yang dapat didik. Maka prestasi proses mengikuti bersangkutan
dikatagorikan belajar adalah hasil pembelajran. maupun sekolah.
menjadi tiga ranah, yang dicapai peserta Faktor-faktor yang
yakni ranah kognitif, didik setelah dapat
afektif, dan melakukan mempengaruhi
psikomotor. kegiatan belajar prestasi belajar
Sardiman (1988: yang berbentuk menurut Purwanto
25) menyatakan angka sebagai (2000: 102) antara
prestasi belajar simbol dari lain: (1) faktor yang
sangat vital dalam ketuntasan belajar. ada pada diri
dunia pendidikan, Dengan kata lain organisme itu
mengingat prestasi prestasi belajar sendiri yang dapat
belajar itu dapat merupakan disebut faktor
berperan sebagai kemampuan- individual, seperti
hasil penilaian dan kemampuan yang kematangan/
sebagai alat motivasi. dimiliki oleh pertumbuhan,
Prestasi belajar peserta didik kecerdasan, latihan,
adalah hasil yang sebagai akibat motivasi, dan faktor
dicapai seseorang perbuatan belajar pribadi, (2) faktor
sebagai individu atau setelah yang ada diluar
setelah mengalami menerima individu yang
suatu proses belajar pengalaman belajar, disebut faktor
ISSN : 2087-
sosial., seperti mengatakan bahwa 0760
faktor fungsi prestasi
keluarga/keadaan belajar adalah: (a)
rumah tangga, guru sebagai indikator dan
dan cara kuantitas
mengajamya, alat-alat pengetahuan yang
yang dipergunakan telah dimiliki oleh
dalam belajar- pelajar, (b) sebagai
mengajar, lambang
lingkungan dan pemenuhan
kesempatan yang keingintahuan, (c)
tersedia dan informasi tentang
motivasi sosial. prestasi belajar
Mohammad Surya dapat menjadi
(1979), mengatakan perangsang
bahwa faktor-faktor untuk
yang mempengaruhi peningkatan
prestasi belajar dapat ilmu
dilihat dari berbagai
sudut pandang, antara
lain dari sudut si
pebelajar, proses
belajar dan dapat
pula dari sudut
situasi belajar.
Dalam penelitian ini
faktor ke dua yaitu
faktor yang dari luar
seperti guru dan
metode pembelajran
yang akan
menentukan prestasi
belajar peserta didik.
Prestasi belajar
memiliki fungsi
yang strategis dalam
proses pembelajaran.
Abdullah (dalam
Mamik Suratmi,
1994: 22),
ISSN : 2087-
0760
pengetahuan dan (d) sebagai indikator daya pelajaran 2016/
serap dan kecerdasan murid. 2017 yang berjumlah 37 orang.Objek dalam
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar IPA adalah hasil yang
dicapai peserta didik setelah melakukan
kegiatan pembelajran yang berbentuk angka
sebagai simbol dari ketuntasan belajar.
Prestasi belajar ini sangat dipengaruhi oleh
factor luar yaitu guru dan model pembelajaran.
Hal inilah yang menjadi titik perhatian peneliti
ini.

2.3 Hipotesis Tindakan


Berdasarkan kajian teori di atas maka
dapat dibuat jawaban sementara dari
permaslahan yang diajukan sebgai
berikut.Jika model pendekatanpenerapan
model pembelajaran flipped classroom
dilakukan dengan optimal maka dapat
meningkatkan prestasi belajar IPA siswa
kelas X AP 5 SMK Negeri 1 Amlapura
tahun ajaran 2016/2017.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan rancangan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Trianto, 2010; Agung,1999, Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) terdiri atas empat
tahapan, yakni perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi/ evaluasi, dan refleksi.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelasX AP 5 semester 2 Tahun
ISSN : 2087-
penelitian ini adalahmodel pembelajaran 0760
flipped classroomdan prestasi belajar IPA.

3.3 Metode Pengumpulan Data dan


Instrumen Penelitian
Arikunto (2003: 134), berpendapat
bahwa: “metode pengumpulan data yaitu
cara yang digunakan untuk memperoleh data
yang dijadikan dasar kajian, dianalisis dan
disimpulkan”. Teknik pengumpulan data
dapat dilakukan dengan metode yang
disesuaikan dengan sumber data. Dari sekian
banyak metode pengumpulan data, maka
dalam penelitian ini digunakan dua metode
yaitu: metode tes. Metode tes digunakan
untuk mengumpulkan data prestasi belajar.

3.4 Metode Pengolahan Data


Data Hasil belajar.Rerata hasil belajar
diolah menggunakan rumus sebagai berikut.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Prestasi Belajar
No Nama
Siklis I Keterangan Siklus II Ketrangan

1 Adiana I Ketut 73 Tuntas 75 Tuntas


2 Agus Setyawan I Wayan 80 Tuntas 80 Tuntas
3 Anggi Ni Putu 73 Tuntas 75 Tuntas
4 Anggiliani Ni Gusti Ayu 80 Tuntas 80 Tuntas
5 Anik Ariani Sutianingsih Ni Wyn 75 Tuntas 75 Tuntas
6 Arda Primartha Wija Bagus KMG 65 Tidak Tuntas 67 Tidak Tuntas
7 Arda Primartha Wija Bagus GD 65 Tidak Tuntas 67 Tidak Tuntas
8 Ayu Mesani Ni Komang 70 Tuntas 75 Tuntas
9 Bima Wiradana I Gede 73 Tuntas 75 Tuntas
10 Darma I Made 65 Tidak Tuntas 71 Tuntas
11 Desi Aryananti Ni Wayan 73 Tuntas 75 Tuntas
12 Dimas Riastawan I Gede 70 Tuntas 75 Tuntas
13 Dody Prantika Negara I Kadek 73 Tuntas 75 Tuntas
14 Early Purnama Putri Ni Putu 70 Tuntas 75 Tuntas
15 Evita Ariska Ni Putu 73 Tuntas 75 Tuntas
16 intan Rismadianti Ni Wayan 80 Tuntas 80 Tuntas
17 Juliartini Ni Komang 65 Tidak Tuntas 71 Tuntas
18 Lanang Hendrawan I Gede 73 Tuntas 75 Tuntas
19 Mekel Kariase I Gede 80 Tuntas 80 Tuntas
20 Metriani Ni Kadek Ayu 65 Tidak Tuntas 71 Tuntas
21 Nila Sariani ni Kadek 73 Tuntas 75 Tuntas
22 Novi Setianingsih Ni Komang 73 Tuntas 75 Tuntas
23 Oky Ariadi I Komang 73 Tuntas 75 Tuntas
24 Parsa Arimbawa I Gede 65 Tidak Tuntas 65 Tidak Tuntas
25 Pramita Sari Gusti Ayu 65 Tidak Tuntas 75 Tuntas
26 Purjiwa I Gede 80 Tuntas 80 Tuntas
27 Putra Sanjaya I Komang 73 Tuntas 75 Tuntas
28 Rama Suryandika I Komang 70 Tuntas 71 Tuntas
29 Suandiyasa I Komang 73 Tuntas 75 Tuntas
30 Suardika I Nyoman 70 Tuntas 71 Tuntas
31 Surya Kadek 70 Tuntas 71 Tuntas
32 Susila Darma I Gusti Bagus 73 Tuntas 75 Tuntas
33 Wira Adi Suputra I Kadek 70 Tuntas 71 Tuntas
34 Yoga Sastrawan I Gede 70 Tuntas 71 Tuntas
35 Yogy Suryawan I Kadek 80 Tuntas 80 Tuntas
36 Yuni Sunarti Ni Putu 80 Tuntas 80 Tuntas
37 Yuniari Ni Nengah 73 Tuntas 75 Tuntas
JUMLAH 2672 2752
RATA - RATA 72.22 74.38

KETUNTASAN KLASIKAL 80,08 persen 91,89 persen


Gambar 4.1 Grafik Rerata prestasi belajar siklus I dan siklus II.

4.1 Pembahasan diselesaikan dirumah, 4) masih kesulitan


Berdasarkan hasil analisis data yang mengakses referensi karena beberapa alasan
dilakukan maka dapat diketahui bahwa
pembelajaran dengan menggunakan Flipped
Classroom dapat meningkatkan prestasi
belajar IPA siswa kelas X Akomodasi
perhotelan (AP)
5 SMK Negeri 1 Amalapura tahun pelajaran
2017/2018. Hal ini dapat dilihat dari rerata
prestasi belajar IPA pada siklus I sebesar
72,22 dengan ketuntasan klasikal sebesar
80, 08 persen.Peningkatan yang terjadi
belum pada semua siswa hal ini masih ada
tujuh orang siswa yang belum bisa mencapai
nilai sesuai dengan KKM. Penyeban dari
ketidak tuntasannya adalah
1) siswa tersebut secara umum masih sulit
untuk berdiskusi secara aktif dalam
pembelajaran, 2) belum mampu mengakses
tugas yang diberikan secara optimal karena
masih terbawa pada kebiasann belajar yang
lama, 3) masih belum mampu
menyelesaikan kegiatan belajar yang harus
seperti koneksi internet yang terbatas dan
pasilitas lainnya.
Berdasarkan kelemahan yang masih
ditemukan pada siklus I, guru merencanakan
dan melaksanakan rencana yang telah
disusun pada siklus II. Perbaikan yang
dilakukan pada siklus II adalah aktivitas
pembelajaran yang dilakukan dirumah
dengan memberikan tugas menonton vidio
dan mencarai sumber bacaan diiternet
dilakukan secara berkelompok. Dengan
cara ini anak masih terbatas dengan pasilitas
internet dapat meminta pada teman lainnya
yang telah mendapatkan materi di internet.
Dalam proses ini terjadi kemampuan anak
untuk berkolaborasi dengan teman sebaya
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
Hasil dari siklus II diketahui bahwa rerata
prestasi belajar siswa meningkat menjadi
74, 38 dengan ketuntasan belajar 91,89
pesesen karena ada tiga anak yang belum
mencapai nilai sesuai dengan KKM.
Peningkatan prestasi belajar dari siklus I ke
siklus II memang tidak
ISSN : 2087-
0760
begitu tinggi namun melihat dari ketuntasan siklus
klasikalnya sangat efektif. I sebesar 80,08 persen dan pada siklus II
Penggunaan flipped classrom seperti sebesar
yang telah dikemukakan sebelummnya 91,89 persen.
memberikan manfaat yang besar bagi siswa.
Siswa yang tidak masuk pada saat pertemuan
dikelas masih bisa belajar materi secara
mandiri sehingga tidak begitu ketinggalan
dengan temannya. Disamping itu proses
pembelajaran lebih terencana dan sistematis
karena materi dipelajari terlebih dahulu oleh
siswa dirumah sebelum proses pembelajran di
dalam kelas. sehingga penggunaan waktu
pembelajaran lebih efektif dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional. Disamping
itu siswa ketika memasuki kelas memang
benar-benar siap untuk belajar tidak dengan
kepala kosong. Dan pembelajaran ini juga
memberikan efek samping berupa
kemampuan penggunaan ICT kepada siswa
dalam pemelajaran sesuai dengan tuntutan
pendidikan abad 21.

V. PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dipaparkan dalam pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran flipped classroom dapat
meningkatkan prestasi belajar IPAsiswa kelas
X AP 5 SMK Negeri 1 Amlapura tahun
ajaran
2016/2017. Rerata pretasi belajar IPA pada
siklus I 72, 22 meningkat pada siklus II
menjadi
74, 38. Dengan ketuntasan klasikal pada
ISSN : 2087-
5.2 Saran 0760
Berdasarkan simpulan yang telah dibuat
maka dapat dibuat saran sebagai berikut:
1) Guru hendaknya selalu berinovasi dalam
menerapkan model pembelajaran karena
model pembelajaran merupakan salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa.
2) Guru dalam memilih model pembeajaran
hendaknya bisa menyesuaikan dengan
karakteristik peserta didik sehingga
model yang diterapkan bisa menjadi
solusi untuk mengatasi permasalahan
yang dihadapi di dalam kelas.
3) Guru hendaknya berani mencoba
beberapa model pembelajaran inovasi
yang telah ada untuk memperbaiki
proses pembelajaran yang dihadapi
dikelas.

DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Ni Putu. 2012. Biosing Untuk


Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi
Siswa kelas X SMA Negeri 1 Selemadeg.
Hasil Penelitian. Tidak diterbitkan.
Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian.
Yogyakarta : ANDI OFFSET.
Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia. Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta. 2003.
Dwija, I.W. 2004. Hubungan Antara
Konsep Diri, Motivasi Berprestasi dan
Perhatian Orang Tua Dengan
Hasil Belajar
Sosiologi Pada Siswa Kelas II SMA Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan
Unggulan Di Kota Amlapura. Tesis Kelas. Jakarta : Prenada Media Group.
Tidak Diterbitkan. Singaraja :
Seken, I Ketut. Upaya Meningkatkan
Program Pascasarjana IKIP. Negeri.
Kemampuan Guru PendidikanAgama
Elliott, S.N. et al. (2000). Educational Hindu di Kota Amlapura
Psychology: Effective Teaching, dalam Mengimplementasikan
Effective Learning. Boston: Mc.Graw Kurikulum 2013 melalui Pendekatan Tri
Hill. Pramana. Jurnal LAMPUHNYANG
Hanafiah, N., Cucu Suhana. 2010. Konsep Vol. 7 No. 1 tahun
Strategi Pembelajaran. Bandung: 2015. Lembaga Penjaminan mutu:
Refika Aditama. STKIP Amlapura

Hoy, Charles, Colin Bayne-Jardine and Slavin, E Robert,2005. Cooperative


Margaret Wood. (2000). Improving Leraning: theory,research and practice.
Quality in Education. London: Falmer London : Allymand Bacom.
Press. 2006. Stringer, Ernest.1999. Action research
second
Miarso, Yusufhadi.(2004). Menyemai benih
Edition.USA : Sage Publicatian.
Teknologi Pembelajaran. Jakarta :
Pustekkom Diknas & Kencana. Triatno. 2010. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Moore, K. D. (2005). Effective Instructional
Jakarta: Kencana.
Strategies From Theory to Practice.
California: Sage Publications Inc.

Anda mungkin juga menyukai