Anda di halaman 1dari 24

i

Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala kudrah dan iradah-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Modul ini sesuai dengan yang direncanakan.
Shalawat beriring salam penulis sanjung sajikan ke pangkuan Nabi Muhammad SAW yang telah
berhasil mengubah peradaban manusia dari masa jahiliah ke masa islamiah dan dari masa
kebodohan ke masa yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Salah satu nikmat dan anugerah
dari Allah SWT penulis dapat menyelesaikan modul ini dengan Materi “Haji dan Umroh”
Maksud dan tujuan penulisan modul ini adalah untuk mempermudah peserta didik dalam
mempelajari materi dan memperaktekkan Ibadah Haji dan Umroh. Dalam proses penulisan modul
ini tidak terlepas dari petunjuk Allah SWT serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan spesial yang setinggi-tingginya kepada
istri dan putra pitri penulis tercinta.
Untuk yang teristimewa kepada Dr. Dirgantara Wicaksana, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Desain Instruksional yang telah membimbing, mengarahkan dan
memberikan kontribusi yang sangat banyak dalam penyelesaian modul ini.
Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan modul ini, namun penulis menyadari
bahwa dalam keseluruhan bukan tidak mungkin terdapat kesalahan baik dari penulisan maupun
isi didalamnya. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat
menjadi masukan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya atas segala bantuan,
dukungan, pengorbanan dan jasa-jasa yang telah diberikan semuanya penulis serahkan kepada
Allah untuk membalasnya. Amin

Penyusun
Agus Salim

i
Standar Kompetensi

 Standar Kompetensi Inti


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan

 Standar Kompetensi Dasar


1.5 Meyakini ibadah haji dan umroh sebagai bagian dari rukun Islam
2.5 Memiliki sikap disiplin dan tertib sebagai cerminan pelaksanaan ibadah haji dan umroh
3.5 Memahami ketentuan ibadah haji dan umrah
4.5 Mempraktikan ibadah haji dan umroh

Petunjuk Penggunaan Modul


1. Sebelum Pembelajaran
 Di dalam modul ini terdiri dari 2 kegiatan pembelajaran. Sebelum masuk ke materi,
akan disajikan pendahuluan terlebih dahulu.
 Silabus yang terdiri dari kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu yang disajikan
pada awal bab, sebagai pedoman bagi pangguna modul untuk mencapai arah dan
tujuan pembelajaran.

2. Selama Pembelajaran
 Pendalaman materi pada modul.
 Mempelajari, mencatat, dan bertanya mengenai materi.
 Pengawasan kegiatan belajar dan menjawab pertanyaan.
 Latihan soal (evaluasi) yang diajukan pada akhir pembahasan.
 Mengevaluasi jawaban pada lembar jawaban dengan kunci jawaban.

3. Setelah Pembelajaran
 Menerima keputusan guru untuk meneruskan belajar pada materi selanjutnya atau
tetap pada materi yang sama.

Hasil Akhir

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan kepada para pengguna modul untuk dapat
memahami hukum Islam tentang haji dan umrah dan menarik kesimpulan sendiri serta mengambil
nilai-nilai untuk diaplikasikan dalam ibadah kepada Allah.

ii
Daftar Isi

Lembar Judul/Sampul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Lembar Pembuka ............................................................
Kata Pengantar ............................................................i
Standar Kompetensi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
Petunjuk Penggunaan Modul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
Hasil Akhir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat ......................................................1
2. Relevansi / Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
3. Tujuan Instruksional Khusus Modul-1 ....................................1
4. Peta Kompetensi Modul-1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

B. Kegiatan Belajar-1 (KB-1)


1. Pengertian Haji ......................................................2
2. Syarat Wajib dan Syarat Syah Haji . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
3. Rukun Haji ......................................................3
4. Wajib Haji ......................................................4
5. Sunah Haji ......................................................5
6. Bacaan-bacaan Haji dan Umroh ..........................................6
7. Larangan bagi yang melakukan Haji . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
8. Dam (denda) ......................................................7
9. Tata urutan melakukan ibadah Haji . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
10. Pengertian Umroh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
11. Macam-macam Haji . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
12. Contoh Penerapan Praktis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
13. Latihan Penguasaan dan Penerapan Teori . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
14. Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
15. Tes Formatif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
16. Cara Mengerjakan dan Menilai Tes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

C. Penutup
1. Kunci Jawaban . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
2. Penguatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
3. Tindak Lanjut . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

D. Rangkuman
E. Glosari
F. Daftar Pustaka

iii
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Modul ini merupakan modul pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
DAN Budi Pekerti (fiqh) untuk SMALB Tunagrahita Kelas X yang bila digunakan dengan
tepat akan mempermudah dalam proses pembelajarannya. Di dalam modul ini terdapat 1
kegiatan pembelajaran dengan tema besar haji dan umrah, yang membahas tentang materi
pengertian Haji dan Umroh, syarat wajib dan syarat sunah haji, rukun haji, wajib haji, Sunah
haji, bacaan-bacaan haji, larangan-larangan haji, dam, tata urutan melakukan haji, pengertian
umrah dan kegiatan pembelajaran macam-macam haji.

2. Relevansi / Manfaat
Ibadah haji dan Umrah penuh dengan simbol ritual dan teologis yang mengingatkan
kita pada peristiwa- peristiwa tertentu yang dialami oleh Nabi Ibrahim AS, istrinya Siti
Hajar, serta anaknya Ismail AS. Bila peristiwa tersebut kita refleksikan ke dalam berbagai
peristiwa yang dilakukan oleh para Hujjaj saat melaksanakan manasik haji. Banyak sekali
Hikmah yang terkandung dalam ibadah Haji, baik yang dinyatakan dalam Al Quran
maupun yang harus dicari sendiri oleh pelakunya. Nilai-nilai tersebut antara lain;
a. Kedisiplinan.
b. Kepatuhan kepada Allah semata.
c. Menumbuhkan jiwa sabar
d. Motivasi peningkatan diri.
e. Menumbuhkan Solidaritas.
f. Menjiwai perjuangan para rasul.
Selain itu manfaat ibadah Haji dan Umroh di antaranya:
a. Dapat membuka wawasan, sehingga benar-benar memahami bahwa ajaran islam itu luas
b. Timbulnya pemahaman akan anggunnya syi’ar islam , dengan begitu akan timbul
kesadaran untuk selalu mensyukuri nikmat Allah SWT (agar tidak timbul sifat tamak
dalam menjalani kehidupan)
c. Semakin meningkatnya ubudiyah
d. Dapat mengendalikan diri dari sikap qatar (rafas,fusuk, dan jidal)
e. Melahirkan kematangan hidup dengan berbekal perenungan masa lalu (persiapan yang
matang dan optimisme akan menyangsang masa depan yang cerah)

3. Tujuan Instruksional Khusus Modul-1


3.5.1 Menjelaskan Pengertian Haji dan Umroh serta dasar hukumnya
3.5.2 Menjelaskan syarat-syarat Haji dan Umroh
3.5.3 Menjelaskan Rukun dan Wajib Haji
3.5.4 Menjelaskan Rukun Umroh
3.5.5 Menjelaskan Sunah Haji dan Umroh
3.5.6 Menjelaskan larangan-larangan pada waktu melaksanakan Haji dan Umroh
3.5.7 Menjelaskan hikmah dan fungsi ibadah Haji dan Umroh
3.5.8 Menjelaskan bentuk-bentuk pelaksaan ibdah Haji dan Umroh
3.5.9 Menjelaskan tata cara pelaksanaan ibadah Haji dan Umroh
4.5.1 Memperaktekkan pelaksanaan Haji dan Umrah

1
4. Peta Kompetensi Modul-1

Haji dan Umroh

Pengertian Hukum Syarat Rukun


Haji &Umroh Haji &Umroh Haji &Umroh Haji &Umroh

Sunah Dam
Haji &Umroh Haji &Umroh

B. Kegiatan Belajar-1 (KB – 1)


1. Pengertian Haji dan Umrah
a. Haji
Haji menurut bahasa menyengaja. Sedangkan menurut istilah, haji adalah sengaja
mengunjungi Ka’bah dan tempat-tempat lainnya dengan niat beribadah pada waktu
tertentu dengan syarat-syarat dan dengan cara-cara tertentu pula. Sayyid Sabiq dalam
fiqh sunnah menjelaskan bahwa Haji adalah menyengaja ke Makkah untuk menunaikan
ibadah thawwaf, sa’i, wukuf di Arafah dan menunaikan rangkaian manasik dalam
rangka memenuhi perintah Allah dan mencari ridhaNya.
Mengerjakan haji hukumnya wajib ‘ain bagi orang yang telah memenuhi syarat-
syaratnya, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an:
﴾٩٧﴿ َ‫ي َع ّن ا ْلعَالَ ّمين‬
ٌّ ّ‫سبّيالً َو َمن َكفَ َر فَإّ َّن هللا َغن‬
َ ‫ع ّإلَ ْي ّه‬ ّ ‫اس ّح ُّج ْالبَ ْي‬
َ َ ‫ت َم ّن ا ْست‬
َ ‫طا‬ ّ َّ‫و ّ هلِلّ َعلَى الن‬...
َ
Artinya,“….mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu
(bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam” (QS. Ali Imran,3:97).
Melaksanakan ibadah haji hanya diwajibkan sekali seumur hidup bagi mereka
yang telah memenuhi syarat-syarat wajib haji, selebihnya hukumnya sunah. Karena
Rasulullah sendiri selama hidupnya hanya melakukan ibadah haji sekali saja.

b. Umrah
Umrah secara bahasa ziarah. Sedang menurut istilah umrah adalah ziarah ke
ka’bah, thawaf, sa’i dan tahallul. Atau dengan pengertian lain, bahwa umrah adalah
ibadah yang dilakukan dengan ihram dari miqat, kemudian thawaf, sa’i dan diakhiri
dengan tahallul (mencukur/mengunting rambut) serta dilakukan dengan tertib. Jika haji
hanya diwajibkan sekali dalam seumur hidup dan waktunya tertentu saja. Maka Umrah
dapat dikerjakan sewaktu-waktu di luar waktu mengerjakan haji.

2. Syarat Wajib Dan Syarat Sah Haji


a. Syarat Wajib Haji
Syarat wajib haji ialah syarat-syarat yang apabila terpenuhi, maka wajiblah orang
tersebut untuk melaksanakan haji. Sebaliknya apabila syarat-syaratnya tidak terpenuhi,
maka gugurlah kewajiban haji tersebut. Para ahli fiqh sepakat bahwa syarat-syarat wajib
seseorang untuk melaksanakan haji adalah sebagai berikut:
1) Islam.
2) Berakal sehat.
3) Baligh (dewasa).
4) Merdeka, bukan hamba sahaya.
5) Istitha’ah (mampu), baik biaya, kesehatan, maupun keamanan dalam perjalanan.
b. Syarat Sah Haji
2
1) Agama Islam.
2) Dewasa / baligh (bukan mumayyis).
3) Tidak gila / waras.
4) Bukan budak (merdeka).

3. Rukun Haji
Rukun Haji adalah perbuatan-perbuatan yang harus dilaksanakan atau dikerjakan
sewaktu melaksanakan ibadah haji, dan apabila ditinggalkan ibadah hajinya tidak sah.
Adapun rukun haji itu ialah:
a. Ihram.
b. Wukuf di Arafah.
c. Thawaf ifadah.
d. Sa’i.
e. Tahallul (mencukur atau mengunting rambut sedikitnya 3 helai).
f. Tertib.
Ad. 1 Irham
Irham ialah berniat memulai mengerjakan haji atau umrah atau keduanya
sekaligus. Ihram wajib dimulai dari miqat zamani maupun miqat makani. Sebelum
memulai ihram disunnahkan mandi, membersihkan badan, memotong kuku, mencukur
kumis, dan memakai wangi-wangian pada tubuh dan rambut. Setelah memakai pakaian
ihram disunahkan shalat dua rakaat dan selalu membaca talbiah.
Pakaian irham bagi pria, memakai dua helai kain yang tidak terjahit, satu
diselendangkan dan satu lagi sarungkan. Pakaian ihram disunatkan yang berwarna putih.
Boleh memakai ikat pinggang yang tidak disimpul mati, tetapi tidak boleh memakai baju
dan celana dalam. Sedangkan bagi wanita, memakai pakaian yang menutupi seluruh
tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.

Ad. 2 Wukuf di Arafah


Wukuf adalah hadir dan berada di padang Arafah yang dilakukan pada waktu
yang telah ditentukan, yaitu mulai tergelincirnya matahari tanggal 9 Dzulhijjah sampai
terbitnya fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Artinya orang yang sedang mengerjakan haji
wajib berada di padang Arafah pada waktu tersebut. Hal ini didasarkan pada sabda
rasulullah SAW :
‫ ه‬:‫عن عبد الرحمن ابن يعمر‬
‫أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال الح هج عرفة من جاء لـيلة جمع قـبل طلوع‬
)‫الفجر فقد أدرك (رواه أحمد وأصحاب السنن‬
Artinya: ”Dari Abdurrahman bin Ya’mur, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: Haji
itu wukuf di Arafah. Barang siapa yang datang pada tanggal 10 Dzulhijjah sebelum
terbit fajar, sesungguhnya ia telah mendapatkan waktu yang sah (haji). (HR. Ahmad dan
ashhabus Sunan).
Wukuf dilakukan setelah shalat jama’ taqdim zhuhur dan ashar. Wukuf dapat
dilaksanakan dengan berjamaah atau sendiri-sendiri, dengan memperbanyak dzikir,
istighfar, dan ashar. Wukuf dapat dilaksanakan dengan berjamaah atau sendiri-sendiri,
dengan memperbanyak dzikir, istighfar, dan do’a. Sesuai dengan sunnah Rasul, wukuf
dilakukan dengan berjamaah kemudian diberikan khutbah. Dalam wukuf, jama’ah haji
tidak disyaratkan suci dari hadats. Oleh karena itu wanita-wanita yang sedang haid atau
nifas boleh melakukan wukuf. Pelaksanaan wukuf jamaah yang sakit dilakukan dengan
pelayanan khusus sesuai dengan kondisi kesehatannya, yang penting berada di Arafah
sebagaimana yang telah diisyaratkan Rasul. Bagi yang tidak melakukan wukuf di Arafah
maka hajinya tidak sah. Berarti masih berkewajiban melaksanakan haji di tahun-tahun
berikutnya apabila memiliki kemampuan.
Ad. 3 Thawaf ifadah
3
Thawaf adalah perbuatan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Thawaf ada
empat macam yaitu thawaf rukun yang disebut thawaf ifadhah, sehingga apabila
ditinggallkan atau tidak dikerjakan hajinya tidak sah/batal. Sedangkan tiga yang lainnya
adalah thawaf qudum (thawaf selamat datang), thawaf wada’ (thawaf selamat tinggal)
yang oleh madzhab syafi’i dimasukkan sebagai wajib haji sehingga apabila ditinggalkan
dikenakan dam, serta thawaf Tathawwu’ atau thawaf sunah.
Adapun syarat-syarat orang yang melakukan thawaf adalah sebagai berikut :
a. Suci dari hadats (hadats kecil maupun besar) dan najis.
b. Menurut aurat.
c. Sempurna tujuh kali putaran. Apabila ragu mengenai jumlah putarannya maka
hitunglah jumlah yang sedikit, kemudian tambah putarannya sampai mencukupi
tujuh kali.
d. Thawaf dimulai dari hajar Aswad dan diakhiri pula di hajar Aswad.
e. Ka’bah berada di sebelah kiri orang yang thawaf, apabila berada di sebaliknya maka
thawafnya tidak sah.
f. Thawaf itu di luar Ka’bah dan masih berada di dalam Masjidil haram.
Ad. 4 Sa’i
Sa’i adalah berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
Adapun syarat-syarat Sa’i adalah sebagai berikut:
a. Waktu sa’i hendaknya dilakukan setelah thawaf.
b. Sa’i hendaknya dilakukan tujuh kali.
c. Sa’i dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah.
Ad. 5 Tahallul (mencukur atau mengunting rambut sedikitnya 3 helai)
Mencukur rambut adalah salah satu rukun haji yang berfungsi sebagai bagian dari
tahallul (penghalal) terhadap beberapa hal yang diharamkan dalam haji. Dalam mencukur
rambut paling sedikit tiga helai rambut. Bagi wanita tidak perlu mencukur rambut tetapi
cukup memotong atau digunting. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi SAW
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda ”Semoga Allah
merahmati orang-orang yang mencukur rambut (Muhallaqin), lalu para sahabat bertanya
apa juga termasuk orang yang memotong rambut ya Rasul, yang diulang-ulang sampai
tiga kali. Beliau pun mengulang jawaban sampai tiga kali, Allah merahmati orang yang
mencukur, baru beliau menjawab yang keempat kalinya, semoga juga orang yang
memotong rambut (muqashirin)”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Sebab dari diulang-ulangnya doa yang diucapkan Rasulullah bagi orang-orang
yang mencukur (muhallaqin), menandakan bahwa mencukur atau memotong rambut itu
wajib dilakukan, seperti hadits tersebut di atas. Hal itu juga diisyaratkan oleh al-Qur’an
dalam surat al-Fath (48) ayat 27. Adapun orang melakukan pemotongan itu haruslah
orang lain yang sudah haji atau sudah tahalul lebih dahulu.
Ad. 6 Tertib
Menertibkan rukun artinya mendahulukan rukun yang semestinya lebih dahulu
dikerjakan. Seperti mendahulukan ihram dari rukun-rukun lain, mendahulukan wukuf di
Arafah daripada thawaf, mendahulukan Sa’i daripada bercukur (tahallul).

4. Wajib Haji
Wajib haji adalah ketentuan-ketentuan haji baik berupa perbuatan maupun perkataan
yang wajib dilaksanakan dalam ibadah haji, jika ditinggalkan hajinya tetap sah tetapi wajib
membayar dam (denda). Wajib haji itu meliputi Ihram dari miqat, mabit di Muzdalifah,
mabit di Mina, melempar jumrah, menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang selama ihram,
serta thawaf wada’.

a. Ihram dari Miqat.

4
Disini yang menjadi wajib haji adalah dari miqat-nya dan bukan ihramnya karena
ihram sendiri termasuk rukun haji. Yang dimaksud Miqat adalah tempat dan waktu yang
ditentukan untuk mengerjakan haji. Ihram dari miqat artinya niat haji dan atau umrah dari
miqat, baik miqat makani maupun miqat zamani. Diantara miqat makani (tempat
memulai ihram) adalah Bir Ali, Ji’ronah, Tan’im, dan Bandara King Abdul ’Aziz.

b. Mabit (bermalam) di Muzdalifah


Secara harfiah mabit berarti bermalam. Sedangkan menurut istilah, mabit di
muzdalifah adalah berada di Muzdalifah hingga lewat tengah malam, boleh dalam
kondisi jaga maupun tidur. Mabit di Muzdalifah dilakukan setelah wukuf di Arafah, yaitu
sesudah terbenam matahari tanggal 9 Dzulhijjah. Pada saat mabit di Muzdalifah biasanya
dipergunakan untuk mengambil kerikil sebanyak 49 buah atau 70 buah guna melempar
jumrah. Jamaah haji yang tidak melakukan mabit di Muzdalifah diwajibkan membayar
dam.
c. Melempar Jumrah
Melempar jumrah yaitu melempar tugu/jumroh yang telah ditentukan
sebanyak tujuh kali lemparan dengan menggunakan kerikil/batu kecil.
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, melempar jumroh yang wajib dilakukan jamaah haji
hanyalah melempar jumroh ’aqabah sebanyak tujuh kali lontaran hingga mengenai tugu
aqabah atau minimal masuk pada kubangan yang ada pada tugu tersebut dengan niat
mengusir syaitan. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan tahallul awal yang ditandai
dengan pemotongan rambutnya oleh orang yang sudah berhaji guna memperoleh halalnya
semua larangan-larangan haji, selain larangan bersetubuh. Adapun waktu yang syah
untuk melempar dimulai setelah lewat tengah malam sampai terbenam matahari,
sedangkan waktu yang paling utama dalam melempar jumrah Aqabah adalah waktu
dhuha.
Sedangkan melempar jumroh yang disyariatkan pada tanggal 11, 12, dan 13
Dzulhijjah, pada setiap harinya ada tiga jumroh yaitu jumroh ula, jumroh wustha, dan
jumroh ’aqabah yang utamanya dilaksanakan sesudah tergelincir matahari (matahari
mulai condong ke barat). Masing-masing jumroh dilempar sebanyak tujuh kali, dengan
setiap lemparan satu kerikil. Melempar jumroh itu boleh hanya sampai pada tanggal 12
Dzulhijjah saja lalu kembali ke Mekkah yang disebut nafar awal. Dan bagi orang yang
ingin menyempurnakannya sampai tanggal 13 Dzulhijjah disebut nafar tsani.

d. Mabit (bermalam) di Mina.


Pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah diwajibkan bermalam di Mina atau berada di
Mina hingga lewat tengah malam. Bagi yang nafar awal boleh bermalam di Mina hanya
pada malam 11 dan 12 Dzulhijjah saja.
e. Menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang (muharramat).
Menjauhkan diri dari muharramat artinya meninggalkan atau menghindarkan diri
dari melakukan hal-hal yang terlarang dalam haji. Orang yang melanggar hal-hal yang
terlarang, wajib baginya membayar denda (dam).

f. Thawaf Wada’
Thawaf Wada’ (thawaf perpisahan) dilakukan ketika akan meninggalkan baitullah
di Mekkah. Cara melakukannya sama dengan thawaf yang lain, yaitu mengelilingi
Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.

5. Sunah Haji

5
Sunah haji adalah hal-hal yang dianjurkan untuk dilakukan dalam haji guna
kesempurnaan ibadah haji dan apabila ditinggalkan hajinya tetap syah. Adapun hal-hal
termasuk sunnah haji, yaitu:
a. Membaca talbiyah dengan suara nyaring bagi laki-laki dan dibaca dengan suara pelan
bagi perempuan. Waktu membacanya yaitu sejak ihram sampai saat melempar jumrah
’aqabah pada hari raya qurban. Lafadz talbiyah sebagai berikut:
‫ ل ّبـيك ال شريـك لـك ل ّبـيك انّ الحمـد و النّعـمة لك والملك ال شريك لك‬,‫ل ّبـيك اللّه ّم ل ّبـيك‬
Artinya, “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi
panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu, Sesungguhnya
segala puji dan kebesarannya untuk-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu”.
b. Membaca shalawat dan do’a sesudah membaca talbiyah.
c. Melaksanakan thawaf qudum. Thawaf qudum disebut juga dengan thawaf talbiyah,
karena thawaf ini adalah thawaf penghormatan kepada Ka’bah.
d. Masuk ke Ka’bah (baitullah) dari Hijir Ismail. Hal ini sesuai hadits yang diriwayatkan
oleh Baihaqi.

6. Bacaan-bacaan Haji
a. Doa ketika sedang ihram
Allaahumma innii uharrimu nafsii min kulli maa harramta ‘alal muhrimi farhamnii yaa
arhamarraahimiin

b. Niat Haji dan Umrah


Labbaykallaahumma hajjan
Labbaykallaahumma ‘umratan

c. Bacaan Talbiah
Labbaykallaahumma labbayka. Labbayka laa syariika laka labbayka. Innal hamda wan ni’mata
laka wal mulka laa syariika laka

d. Doa Ketika masuk Kota Mekah


Allaahumma haadza haramuka wa amnuka faharrimlahmii wadamii wasya’rii wabasyarii
‘alannar, wa aminnii min ‘adzabika yauma tab’atsu ‘ibaadaka waj’alnii min auliyaa ika wa ahli
thaa’atik

e. Doa Masuk Masjidil Haram


Allaahumma antassalaam, waminkassalaam fahayyinaa rabbanaa bissalaam wa adkhilnal
jannata daarassalaam tabaarakta wata’aalaita yaa dzaljalaali wal ikraam. Allahummaftah lii
abwaaba rahmatika wamaghfiratika wa adkhilnii fiihaa. Bismillaahi walhamdulillaahi
wasshalaatu wassalaamu ‘alaa rasuulillaah

f. Doa Saat Melihat Kakbah


Allaahumma zid haadzal baita tasyriifan wata’dziiman watakriiman wamahaabatan wazid man
syarroffahu wa karramahu mimman hajjahu awi’tamarahu tasyriifan wata’dzhiiman
watakriiman wabirran

g. Doa saat melintasi Maqam Ibrahim


Rabbi adkhilnii mudkhola sidqin wa akhrijnii mukhraja sidqin waj’allii milladunka sulthaanan
nasiiraa. Waqul jaa alhaqqu wazahaqal baathilu innal baathila kaana zahuuqaa

h. Doa Tawaf
Bismillaahi, Allaahu akbar

i. Doa setelah Tawaf

6
Allaahumma yaa rabbal baital ‘atiiqi a’tiq riqaabanaa wa riqaaba aabaa inaa wa
ummahaatinaa wa ikhwaaninaa wa aulaadinaa minannaari yaa dzaljuudi wal karami wal fadhli
wal manni wal ‘athaa’i wal ihsaani
Allaahumma ahsin ‘aaqibatanaa fi; umuuri kullihaa wa ajirnaa min khizyid dunyaa wa
‘adzaabil aakhirati. Allaahumma innii ‘abduka wabnu ‘abdika waa qifun tahta baabika
multazimun bi a’tabika mutadzallilun baina yadaika arjuu rahmataka wa akhsya ‘adzaabaka
yaa qadiimal ihsaani.
Allaahumma innii as aluka an tarfa’a dzikrii wa tadha’a wazrii wa tushliha amrii wa tuthahhira
qalbii wa tunawwira lii fi qabrii wa tagghfira lii dzanbii wa as alukad darajaatil ‘ula fil jannati.

j. Doa setelah Salat Sunah Tawaf


Allaahuma innaka ta’lamu sirrii wa ‘alaa niyatii faqbal ma’dziratii wa ta’lamu haajatii fa’thinii
suaalii wa ta’lamu maa fii nafsii faghfirlii dzunuubi. Allaahuma laa ilaaha illaa anta
subhaanaka wa bihamdika rabbi innii zhalamtu nafsii faghfirlii innaka anta khairul ghaafiriin
Allaahumma laa ilaaha illaa anta subhaanaka wa bihamdika rabbi innii zhalamtu nafsii
ffarhamnii innaka anta khairur raahimiin. Allaahumma laa ilaaha illaa anta subhaanaka wa
bihamdika rabbi innii zhalamtu nafsii fatub ‘alayya innaka antat tawwaaburrahiim

k. Doa Selepas Salat Sunah di Hijir Ismail


Allaahumma anta rabbi laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘alaa
‘ahdika wawa’dika mas tatha’tu a’uudzubika min syarri maa shana’tu abuu ulaka bi ni’matika
‘alayya wa abuu ubidzanbii fagfirlii fa innahuu laa yaghfirudz dznuuba illaa anta
Allaahumma inni as aluka min khairi maa sa alaka bihi ‘ibaadukash shaalihuuna wa
a’uudzubika min syarri masta’aadzaka minhu ‘ibaadukash shaalihuun.

l. Doa Sebelum Minum Air Zamzam


Allaahumma innii as aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan waasi’an wa syifaa an min kulli daa in wa
saqamin birahmatika yaa arhamarraahimiin

7. Larangan-larangan Bagi Orang yang Melakukan Haji


a. Memakai pakain yang dijahit (menyarung). Kecuali wanita.
b. Menutup kepala bagi laki-laki dan menutup muka bagi wanita. (boleh melakukan sesuatu
yang tidak dianggap tidak menutup, misalnya meletakkan tangan di atas kepala).
c. Memotong atau mencabut kuku kecuali jika kuku itu pecah dengan sendirinya dan
pecahnya itu menganggu terlaksananya amalan ihram maka boleh menghilangkan kuku
yang pecah itu.
d. Memotong atau mencabut atau menyisir rambut.
e. Memakai wangi-wangian.
f. Berburu binatang yang halal dimakan dagingnya.
g. Memotong pohon yang tumbuh ditanah haram.
h. Nikah atau menikahkan.
i. Bersetubuh.
j. Bersentuhan kulit dengan maksud menyalurkan nafsu sahwat.

8. Dam (Denda)
Denda atau tebusan bagi mereka yang menunaikan haji atau umrah tetapi melakukan
pelanggaran ketentuan atau peraturan yang telah ditetapkan. Pelanggaran itu misalnya
melakukan larangan – larangan Ihram atau tidak dapat menyempurnakan wajib haji seperti
mabit di Mina atau Muzdalifah. Para Ulama tela sepakat bahwa seseorang yang menunaikan
ibadah haji akan dikenakan Dam apabila melakukan antara lain pelanggaran – pelanggaran
sebagai berikut:
a. Melakukan Haji Qiran atau Tamattu
b. Tidak Ihram dari Miqat.
c. Tidak Mabit I di Muzdalifah.
7
d. Tidak Mabit II di Mina.
e. Tidak melontar Jumrah.
f. Tidak melakukan Tawaf Wada.
1) Dam Takhyir Ta’dil yaitu membayar dam untuk kesalahan melakukan salah satu dari
dua perkara yaitu: memburu binatang darat yang boleh dimakan dagingnya, atau
menebang, memotong dan mencabut tanaman di tanah suci. Dendanya adalah salah
satu berikut ini : Memotong seekor kambing atau memberi Fidayah kepada fakir
miskin senilai satu kambingitu atau berpuasa selama 10 hari.
2) Dam Takhyir Takdir yaitu membayar denda karena melakukan satu dari larangan-
larangan berikut ini:
a) Memotong ,mencabut rambut atau bulu badan
b) Mengenakan pakaian terlarang sewaktu ihram.
c) Memakai minyak wangi pada rambut atau jenggot.
d) Memakai wewangian pada badan atau pakaian.
e) Bersetubuh sebelum Tahallul kedua.
Dam yang dikenakan terhadap pelanggaran tersebut adalah memotong seekor
kambing atau memberi makan fakir miskin senilai kambing itu atau berpuasa
selama 10 hari.
3) Dam Tartib Ta’dil yaitu membayar denda karena bersetubuh dengan istri sebelum
tahallul, yaitu dengan menyembelih seekor unta atau 7 ekor kambing atau memberi
makan fakir miskin senilai satu unta atau berpuasa selama 10 hari.
4) Dam Tartib Takdir yaitu membayar denda karena melakukan salah satu perkara –
perkara sebagai berikut:
a) Melakukan Haji Tamattu atau Qiran.
b) Tidak melakukan Wukuf di Arafah.
c) Tidak Melontar Jumrah.
d) Tidak Mabit di Muzdalifah.
e) Tidak Mabit di Mina.
f) Tidak Ihram di Miqat
g) Tidak melakukan Tawaf Wada.
h) Tidak memenuhi nazar yang diikrarkan.
Dam yang dikenakan terhadap pelanggaran tersebut adalah memotong seekor
kambing atau memberi makan fakir miskin senilai kambing itu atau berpuasa
selama 10 hari.

9. Tata Urutan Melakukan Ibadah Haji


a. Melakukan ihram dari miqat
b. Wukuf di Arrafah
c. Mabit di Muzdalifah, Mekah
d. Melempar jumrah ‘aqabah
e. Tahalul
f. Mabit di Mina
g. Tawaf ifadah

10. Pengertian Umrah


Umrah secara bahasa ziarah. Sedang menurut istilah umrah adalah ziarah ke ka’bah,
thawaf, sa’i dan tahallul. Atau dengan pengertian lain, bahwa umrah adalah ibadah yang
dilakukan dengan ihram dari miqat, kemudian thawaf, sa’i dan diakhiri dengan tahallul
(mencukur/menggunting rambut) serta dilakukan dengan tertib. Jika haji hanya diwajibkan
sekali dalam seumur hidup dan waktunya tertentu saja. Maka Umrah dapat dikerjakan
sewaktu-waktu di luar waktu mengerjakan haji.

8
11. Macam-macam Haji
Haji terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Haji Tamattu', Haji Ifrad dan yang terakhir adalah haji
Qiran.
a. Haji Tamattuk
Haji Tamattuk artinya bersenang-senang, yang berarti pelaksanaan ibadah haji
disebut Tamattuk apabila seseorang melaksanakan ibadah umrah dan Haji di bulan haji
yang sama dengan mendahulukan ibadah Umroh. Maksudnya, ketika seseorang
mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, hanya berniat melaksanakan ibadah Umroh.
Jika ibadah Umrohnya sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali
untuk melaksanakan ibadah Haji.
Haji Tamattuk dapat juga berarti melaksanakan ibadah Umroh dan Haji didalam
bulan-bulan serta di dalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri
asalnya.
b. Haji Ifrad
Haji Ifrad artinya menyendiri, yang berarti pelaksanaan ibadah haji bisa disebut
ifrad apabila seseorang melaksanakan ibadah haji dan umroh dilaksanakan secara sendiri-
sendiri, dengan mendahulukan ibadah haji. Artinya, ketika calon jamaah haji mengenakan
pakaian ihram di miqat-nya, hanya berniat melaksanakan ibadah haji. Jika ibadah hajinya
sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan
ibadah umroh.
c. Haji Qiran
Haji Qiran artinya menggabungkan, yang berarti pelaksanaan ibadah Haji disebut
Qiran jika seseorang melaksanakan ibadah Haji dan Umroh disatukan dengan berihram
untuk melaksanakan ibadah haji dan umroh. Haji Qiran dilakukan dengan tetap
berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji
sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Demikian sedikit
penjelasan mengenai pembagian dan macam-macam serta jenis dari ibadah haji yang
merupakan pengetahuan dasar haji bagi setiap calon jamaah yang akan melaksanakannya.

12. Contoh Penerapan Praktis dan Non Contoh


Pelestarian Ibadah haji dilaksanakan dengan merealisasikan apa yang dilakukan
selama haji dalam kehidupan sehari-hari. Keterkaitan antara pelaksanaan haji dengan
kehidupan sehari-hari antara lain terwujud dalam:
a. Pengambilan sikap untuk berbuat sesuai aturan Allah sebagai realisasi dari pengambilan
miqat ihram.
b. Menjaga diri dengan aturan dan membatasi diri dari hal yang mengharamkan sebagai
realisasi dari ihram.
c. Senantiasa mendahulukan panggilan Allah dan tidak membaurkan dengan niat dan tujuan
lain sebagai realisasi dari ungkapan Talbiyah.
d. Memperjuangkan syiar Allah sehingga Allah dan Islam menjadi pusat dari perputaran
dunia sebagai realisasi kepatuhan dan kekhusyuan dalam ibadah Thawaf.
e. Senantiasa berintrospeksi sebagai perwujudan makna Wukuf di Arafah.
f. Senantiasa berkurban di jalan Allah dengan harta dan jiwa sebagai realisasi dan makna
berqurban dan tahalul.
g. Kesediaan untuk sewaktu –waktu beriktikaf, berkhalwat dan tadabur alam sebagai
realisasi makna mabit.
h. Keharusan berusaha dan berjuang sekuat tenaga untuk meraih kehidupan dan cita-cita
masa depan sebagai realisasi Sa’i antara Safa dan Marwah.
i. Memelihara kelestarian alam dan menghindari seluruh aktivitas yang merusak lingkungan
hidup sebagai realisasi larangan berburu, memotong pohon dan menyakiti orang lain
selama berhaji.

9
j. Berjiwa toleran dan saling menghormati sesama sebagai realisasi makna larangan untuk
berbuat rafats, fusuq, dan jidal.

13. Latihan Penguasaan dan Penerapan Teori yang telah diuraikan (bukan tes)

Tiap tahunnya jutaan umat Muslim dari penjuru dunia berkumpul di Arab Saudi
untuk melaksanakan ibadah haji. Apa saja rangkaian ibadah yang berlangsung selama
beberapa hari ini?
a. Ihram dan niat
Pelaksanaan ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah. Jamaah melakukan
ihram dibarengi dengan niat dari tempat asal. Setelah persiapan, seluruh jamaah haji
berteduh di tenda sambil menunggu waktu wukuf di Arafah yang dimulai pada tanggal
9 Dzulhijjah, ketika matahari tergelincir ke barat.
b. Wukuf di Arafah
Pada tanggal 9 Dzulhijjah, mulai waktu dzuhur sekitar pukul 12 siang hingga
matahari terbenam sekitar pukul 6 sore, adalah waktu wukuf. Saat itulah jamaah
memohon doa kepada Allah SWT.
c. Mabit di Muzdalifah
Ketika matahari tenggelam pada hari itu, jamaah meninggalkan Arafah menuju
Muzdalifah untuk menginap (mabit). Perjalanan dari Arafah ke Muzdalifah disebut
melelahkan dan macet karena jutaan manusia berbondong-bondong menuju ke sana,
sambil mengambil kerikil untuk melontar jumrah.
d. Jumrah Aqobah
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah bertolak dari Muzdalifah menuju Mina
sebelum matahari terbit untuk melontar Jumrah Aqobah tujuh lontaran.Setelah
merampungkan lontar jumrah, jamaah dilanjutkan bertahallul (mencukur rambutnya),
kemudian diperbolehkan menggunakan baju biasa.
e. Mabit di Mina
Setelah tahallul awal, jamaah kembali Mina untuk menginap minimal 2 hari,
yaitu pada tanggal 11-12 Dzulhijjah. Disunnahkan melontar jumrah dengan tiga sasaran
f. Thawaf Ifadah
Setelah merampungkan mabit dan melontar jumrah di Mina, jamaah menuju
Mekah untuk melaksanakan Thawaf Ifadah dilanjutkan dengan Sai. Bagi yang telah
melaksanakan tahallul dan mabit di Mina, berarti rangkaian hajinya rampung bersama
dengan pelaksanaan Sai.
g. Thawaf Wada
Wa’da berarti perpisahan. Setelah menyelesaikan seluruh ritual haji, jamaah
melaksanaan thawaf wada sebelum meninggalkan Mekah untuk kembali ke negaranya
masing-masing.

10
14. Rangkuman (Ringkasan dan Kesimpulan tentang Teori dan Penerapannya untuk KB-1
a. Pertemuan Pertama
 Guru meminta peserta didik mengamati gambar dan menyimak narasi melalui
tayangan power point atau media pembelajaran pendukung tentang Manasik Haji.
 Peserta didik mengemukakan hasil pengamatan dan menyimak
 Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang dikemukaan peserta
didik tentang hasil pengamatan
 Guru meminta kembali peserta didik untuk mengamati gambar yang ada di kolom
“Amatilah Gambar!”.
 Peserta didik secara bergantian mengemukakan isi gambar.
 Guru memberikan penjelasan tambahan kembali dan penguatan yang dikemukaan
peserta didik tentang isi gambar tersebut.
 Guru memberikan beberapa contoh pelaksanaan salah satu rukun ibadah haji.
 Peserta didik mengomentari dari beberapa contoh yang diberikan oleh guru.
 Guru memotivasi peserta didik untuk menemukan jawaban sesuai dengan ketentuan
syaratsahnya pelaksanaanrukun haji.
 Guru menjelaskan secara singkat melalui media/alat peraga/ alat bantu berupa tulisan
manual dipapan tulis kertas karton (tulisan yang besar dan mudah dilihat/dibaca) atau
bisa juga menggunakan multimedia berbasis ICT atau media lainnya.
 Peserta didik memperdalam materi tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji.
 Peserta didik mendiskusikan materi pembelajaran sesuai dengan kelompok yang
dibuat.
 Secara bergantian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, dan
kelompok lainnya mendengarkan/menyimak sambil memberikan tanggapan serta
membuat catatan-catatan kecil.
 Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap hasil diskusi
tersebut.
b. Pertemuan Kedua
 Kelas dibuat menjadi 3 kelompok.
 Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan menyebutkan sarana atau alat
pendukung yang dibutuhkan.
 Guru mendesain tempat atau miniatur tempat-tempat ibadah haji secara sederhana.
 Guru mencontohkan tata cara manasik haji setiap kelompok mengamatinya.
 Guru meminta tiap kelompok untuk mendiskusikan dan belajar memperagakan tata
cara ibadah haji.
 Guru memberikan kesempatan kepada kelompok secara bergantian untuk
mendemonstraiskan tata acara pelaksanan ibadah haji untuk dilakukan penilaian.
 Guru menanya kepada siswa apakah ada kesulitan untuk memperagakan tema yang
diberikan kepada siswa.
 Guru meluruskan sekaligus menambahkan terhadap yang telah dihasilkan oleh
peserta didik.
c. Kegiatan Akhir Pembelajaran
 Guru memberikan penguatan, sekaligus mengajak para siswa untuk menyimpulkan
materi
 Guru mengingatkan untuk mempelajari materi berikutnya.
 Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan dan
membuat tugas untuk mengunduh undang-undang tentang haji yang kemudian
dikomentari.

15. Tes Formatif-1 (boleh obyektif, esai, kinerja atau praktek)


a. Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tepat!
11
1. Pengertian haji secara bahasa adalah . . . .
a. menyengaja
b. berziarah
c. berkunjung
2. Pengertian haji menurut syara’ mengunjungi ka’bah di Mekah dengan waktu yang .
...
a. tidak ditentukan
b. ditentukan
c. dibebaskan
3. Pengertian umroh secara bahasa adalah . . . .
a. berziarah
b. menyengaja
c. disenagaja
4. Pengertian umroh menurut syara’ mengunjungi ka’bah di Mekah dengan waktu yang
....
a. tidak ditentukan
b. ditentukan
c. dibatasi
5. Syarat Wajib Haji dan Syarat Umrah di antaranya adalah . . . .
a. berpangkat tinggi
b. beragama Islam
c. orang-orang kota
6. Rukun haji Lari-lari kecil disebut dengan . . . .
a. wukuf
b. thowaf
c. sa’i
7. Ihram dari Miqat termasuk . . . .
a. wajib haji
b. rukun haji
c. sunah haji
8. Mencukur rambut saat umroh termasuk . . . .
a. rukun
b. wajib
c. sunah
9. Larangan saat ibadah haji di antaranya adalah ….
a. melakukan thawaf
b. berlari-lari kecil
c. menggunting kuku
10. Melangsungkan pernikahan termasuk larangan saat . . . .
a. ibadah haji
b. puasa ramadhan
c. setelah idhul fitri

b. Esai
1. Jelaskan pengertian Haji dan Umroh!
2. Jelaskan syarat-syarat Haji dan Umroh!
3. Jelaskan rukun Haji!
4. Jelaskan wajib Haji!
5. Jelaskan rukun Umroh!
12
6. Jelaskan Sunah Haji dan Umroh!
7. Jelaskan larangan-larangan pada waktu melaksanakan Haji dan Umroh!
8. Jelaskan hikmah dan fungsi ibadah Haji dan Umroh!
9. Jelaskan tatacara pelaksaan ibdah Haji dan Umroh!
10. Jelaskan perbedaan ibadah Haji dan Umroh!

c. Praktek
1. Peraktekkan/peragakan pelaksanaan Haji dan Umroh!

16. Cara Mengerjakan dan Menilai Hasil Tes Formatif


a. Cara Mengerjakan
1) Soal Pilihan Ganda
Untuk peserta didik SLB Tunagrahita ringan © baik jenjang SD, SMP maupun
SMA soal pilihan ganda setiap soal dengan 3 opsion/pilihan yaitu, a, b dan c.
Peserta didik membaca soal dan memilih salah satu jawaban yang paling tepat.
2) Soal Esai
Untuk peserta didik SLB Tunagrahita ringan ©, yang dimaksud soal esai adalah
dengan isian singkat. Peserta didik membaca soal dengan saksama dan menjawab
secara singkat.
3) Soal Praktek
Peserta didik memperagakan manasik haji secara sederhana dengan poin-poin
tertentu.
b. Cara Menilai Hasil Tes
1) Soal Pilihan Ganda
 Setiap jawaban benar nilai 1
 Setiap jawaban salah nilai 0
 Nilai maksimal 10
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
 Nilai akhir = 𝑥 100
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
2) Soal Esai/Isian singkat
Kriteria penilaian soal isian singkat adalah
 Nilai 4 jika jawaban lengkap dan benar
 Nilai 3 jika jawaban kurang lengkap dan kurang benar
 Nilai 2 jika jawaban separuh benar
 Nilai 1 jika jawaban salah
 Nilai maksimal 40
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
 Nilai Akhir = 𝑥 100
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
3) Soal Praktek
Mendemonstrasikan Manasik Haji
Praktikanlah manasik haji sesuai dengan syarat dan rukunnya secara tertib !

Nama :
Kelas :

N Aspek Skor (1-5)


o 5 4 3 2 1
13
1 Persiapan
a. Performance
b. Kesiapan alat dan bahan
2 Pelaksanaan
a. Rukun Haji dan Umroh
b. Wajib Haji dan Umroh
c. Sunah-sunah Haji dan Umroh
d. Meninggalkan larangan Haji
Total Skor
Keterangan: Nilai

Keterangan Penilaian 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛


1 = Sangat tidak baik 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑥 100
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
2 = Tidak Baik Nilai Maksimal = 36
3 = Cukup Baik Catatan : ……………………………………………..
4 = Baik ……………………………………………………….
5 = Sangat Baik ……………………………………………………….
Guru Kelas SMALB-C X

Agus Salim

14
C. Penutup
1. Kunci Jawaban
a. Pilihan Ganda
1. a 3. c 5. b 7. a 9. c
2. b 4. a b. c 8. b 10. A

b. Isian singkat
1. Pengertian haji dan umroh
Secara bahasa haji artinya menyengaja sesuatu. Yaitu menyengaja mengunjungi
baitullah di Mekah dengan niat beribadah kepada Allah swt pada waktu dan cara
tertentu.
Sedangkan umrah secara bahasa artinya berziarah atau berkunjung. Artinya
berkunjung ke kakbah di Mekah dengan cara tertentu sedangkan waktunya tidak
ditentukan.

2. Syarat Wajib Haji


a. Islam.
b. Berakal sehat.
c. Baligh (dewasa)
d. Merdeka, bukan hamba sahaya.
e.Istitha’ah (mampu), baik biaya, kesehatan, maupun keamanan dalam perjalanan.
Syarat Sah Haji
a. Agama Islam.
b. Dewasa / baligh (bukan mumayyis).
c. Tidak gila / waras.
d. Bukan budak (merdeka).
3. Rukun Haji
a. Ihram
b. Wukuf di Arafah
c. Tawaf
d. Sa’i
e. Tahalul
f. Tertib
4. Wajib Haji
a. Ihram di Miqat
b. Mabit di Muzdhalifah
c. Melempar Jumrah
d. Mabit di Mina
e. Menjauhkan yang dilarang
f. Thawaf Wada’
5. Rukun Umroh
a. Ihram berniat memulai Umroh
b. Thawaf
c. Sa’i
d. Tahalul
e. Tertib
6. Sunah Haji dan Umroh
a. Membaca Talbiah
b. Membaca shalawat dan do’a sesudah membaca talbiyah
c. Melaksanakan thawaf qudum

15
d. Masuk ke Ka’bah (baitullah) dari Hijir Ismail
7. Larangan Haji dan Umroh
a. Memakai pakain yang dijahit
b. Menutup kepala bagi laki-laki dan menutup muka bagi wanita
c. Memotong atau mencabut kuku
d. Memotong atau mencabut atau menyisir rambut.
e. Memakai wangi-wangian.
f. Berburu binatang yang halal dimakan dagingnya.
g. Memotong pohon yang tumbuh ditanah haram.
h. Nikah atau menikahkan
i. Bersetubuh.
j. Bersentuhan kulit dengan maksud menyalurkan nafsu sahwat.
8. Hikmah Haji dan Umroh
a. Penyerahan diri kepada Allah
b. Melatih disiplin
c. Mewujudkan persaudaraan
d. Memperoleh ketenangan batin
e. Menghayati perjalanan hidup Nabi Ibrahim as
f. Manusia sama di mata Allah
g. Terikat dalam Tauhid
h. Perjuangan mencari rizki
i. Memotong kesombongan
j. Menginat padang Masyar
k. Selalu bersiap melawan musuh
l. Selalu siap melawan godaan syetan
m. Siap berkurban untuk agama Allah
9. Tatacara pelaksanaan Haji dan Umroh
a. Melakukan ihram dari miqat
b. Wukuf di Arrafah
c. Mabit di Muzdalifah, Mekah
d. Melempar jumrah ‘aqabah
e. Tahalul
f. Mabit di Mina
g. Tawaf ifadah
10. Perbedaan Haji dan Umroh
a. Pertama, dari sisi pelaksanaan, aturan ibadah haji atau rukun haji lebih banyak
daripada umrah. Pada saat mengerjakan umrah tidak diwajibkan wukuf di
Arafah, bermalam di Muzdalifah dan Mina, dan melempar jumrah. Sementara
ibadah haji, selain ihram, tawaf, sa’i, dan tahalul, wukuf, mabit, dan melempar
jumrah wajib dilakukan
b. Kedua, umrah boleh dilakukan kapanpun dan di bulan apapun, sementara haji
hanya boleh dilakukan pada bulan Dzulhijah, khususnya tanggal 9 sampai 13
dzulhijah. Melakukan haji pada selain waktu yang ditentukan, menurut
mayoritas ulama hajinya tidak sah.
c. Ketiga, mayoritas ulama menyepakati hukum haji ialah wajib bagi orang yang
telah memenuhi persyaratan haji. Sedangkan umrah, menurut sebagian ulama,
hukumnya wajib sekali seumur hidup bagi yang mampu. Pandangan lain
menyebutkan, umrah tidak wajib sebagaimana haji, tetapi sunnah muakkadah.

16
c. Praktek
No Indikator Pencapaian Kompetensi Kunci Penilaian
1. Memperagakan memakai pakaian Perlengkapan baju ihram
ihram dan talbiyah Baca niat haji dan umroh
Kebenaran memakai ihram
Tertib pelaksanaan
2. Memperagakan cara berthawaf Perlengkapan thawaf
Poisis mulai thawaf
Bacaan doa ketika thawaf
Jumlah putaran thawaf
3. Memperagakan cara sa’i Perlengkapan sa’i
Posisi memulai sa’i
Bacaan doa ketika sa’i
Jumlah putaran sa’i
4. Memperagakan cara tahalul Perlengkapan tahalul
Bacaan tahalul
Tatacara tahalul
Tertib pelaksanaan tahalul
5. Memperagakan lempar jumroh aqobah Batu yang digunakan jumroh
Jumlah batu yang dilempar
Cara melempar jumroh
Doa melempar jumroh

2. Penguatan
Pemberian penguatan dapat dilakukan pada saat:
a. Siswa memperhatikan guru, memperhatikan kawan lainnya dan benda yang
menjadi tujuan diskusi.
b. Siswa sedang belajar, mengerjakan tugas dari buku, membaca, dan bekerja di papan
tulis.
c. Menyelesaikan hasil kerja (selesai penuh, atau menyelesaikan format).
d. Bekerja dengan kualitas kerja yang baik (kerapian, ketelitian, keindahan, dan mutu
materi).
e. Perbaikan pekerjaan (dalam kualitas, hasil atau penampilan).
f. Ada kategori tingkah laku (tepat, tidak tepat, verbal, fisik, dan tertulis).
g. Tugas mandiri (perkembangan pada pengarahan diri sendiri, mengelola tingkah
laku sendiri, dan mengambil inisiatif kegiatan sendiri).
Dalam pemberian penguatan perlu dipertimbangkan apakah untuk siswa SLTP atau
SLTA, variasi siswa dalam kelas (kelamin, agama, ras), kelompok usia tertentu. Dalam
memberikan penguatan diperlukan penguatan komponen keterempilan yang tepat.
Komponen tersebut yaitu:
a. Penguatan Verbal
Penguatan verbal, berupa kata-kata atau kalimat seperti saya senang, ya, dan
sebagainya.
Pujian dan dorongan yang diucapkan oleh guru untuk respon atau tingkah laku
siswa adalah penguatan verbal. Ucapan tersebut dapat berupa kata-kata; bagus,
baik, betul, benar, tepat, dan lain-lain. Dapat juga berupa kalimat; misalnya hasil
pekerjaan mu baik sekali atau sesuai benar tugas yang kau kerjakan.
b. Penguatan Non-verbal
Penguatan non-verbal dapat berupa mimik, dan gerakan tubuh dan gerakan tangan,
dengan pendekatan, dan menggunakan sentuhan misalnya, digosok-gosok
punggungnya. Melalui kegiatan menyenangkan seperti menunjuk mereka menjadi
ketua kelas. Menggunakan simbol atau benda, seperti anak disuruh mengerjakan PR

17
dipapan tulis, kemudian diberikan tanda betul, dan penguatan tak penuh seperti
jawabanmu benar, tetapi perlu disempurnakan lagi.

3. Tindak Lanjut
a. Pengayaan
Peserta didik yang sudah menguasai materi mengerjakan soal pengayaan
berupa materi haji dan umrah yang telah disiapkan oleh guru. (Guru mencatat dan
memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan).
b. Remedial
Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh
guru materi tentang haji dan umrah. Guru akan melakukan penilaian kembali
dengan soal yang sejenis atau memberikan tugas individu membuat resume materi
haji dan umrah. Remedial dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan, boleh
pada saat pembelajaran apabila masih ada waktu, atau diluar jam pelajaran (30
menit setelah pulang jam pelajaran selesai).
c. Interaksi Guru Dengan Orang Tua
Guru meminta Peserta didik agar melakukan wawancara dengan orang yang
pernah haji tentang pengalaman ibadah haji dimakkah didaerahnya masing-masing
kemudian membuat laporan dengan ditandai paraf orang tua untuk kemudian
dikumpulkan. Cara lainnya dapat juga dengan mengunakan buku penghubung
kepada orang tua yang berisi tentang perubahan perilaku siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran atau berkomunikasi langsung, maupun melalui telepon,
tentang perkembangan perilaku anaknya.

D. Rangkuman
Manasik haji merupakan sebuah kegiatan pelatihan bagi calon jamaah yang akan
menunaikan ibadah umrah dan haji. Sebelum jamaah haji berangkat ketanah suci, mereka
diajarkan dan dibekali konsep ilmu pengetahuan dan makna-makna yang terkandung dalam
ibadah umrah dan haji. Disamping diajarkan secara teori juga diajarkan dalam bentuk
demontstrasi pelaksanaan ibadah umrah dan haji dengan mempergunakan alat peraga seperti
ka’bah mini, jamarat, maket sa’i, wukuf, dan tahalul.
Kegiatan manasik dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman dan membekali
setiap jamaah haji. Pembelajaran manasik menjadi pedoman bagi mereka dalam
melaksanakan haji dan umrah sesuai dengan alur gerak dan tempat kegiatan
ibadah. Dengan mengikuti bimbingan manasik para calon jamaah haji dapat mengetahui
tata cara kegiatan ibadah secara mandiri yang akan dilakukan selama mereka berada tanah
suci.
Materi inti yang diajarkan dalam kegiatan manasik haji adalah konsep
dasar umrah yang terdiri pengertian, syarat, rukun dan wajib umrah serta larangan-larangan
dalam melakukan ibadah umrah. Disamping itu dijelaskan pula tentang konsep dasar haji
yaitu pengertian, syarat, rukun dan wajib haji serta dam dan larangan-larangan dalam
berhaji..

E. Glosari
18
Haji : menurut bahasa Menyengaja
Umroh : secara bahasa Ziarah
Baligh : Dewasa
Merdeka : Bebas, bukan budak
Istitha’ah : Mampu
Ihram : Berniat memulai mengerjakan haji atau umrah atau keduanya.
Wukuf : Hadir dan berada di padang Arafah
Thawaf : Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali
Sa’I : Berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah
Tahalul : Mencukur atau mengunting rambut
Tertib : Harus dilakukan secara urut.
Miqat : Tempat dan waktu yang ditentukan untuk mengerjakan haji.
Mabit : Bermalam
Thawaf Wada’ : Tawaf Perpisahan
Dam : Denda
Dam Takhyir Ta’dil : Membayar dam untuk kesalahan melakukan salah satu dari dua
perkara
Dam Takhyir Takdir : Membayar denda karena melakukan satu dari larangan-
larangan
Dam Tartib Ta’dil : Membayar denda karena bersetubuh dengan istri sebelum
tahallul
Dam Tartib Takdir : Membayar denda karena melakukan salah satu perkara
Haji Tamattuk : Bersenang-senang. Seseorang melaksanakan ibadah umrah dan
Haji di bulan haji yang sama dengan mendahulukan ibadah
Umroh
Haji Ifrad : Seseorang melaksanakan ibadah haji dan umroh dilaksanakan
secara sendiri-sendiri, dengan mendahulukan ibadah haji.
Haji Qiran : Menggabungkan. Seseorang melaksanakan ibadah Haji dan
Umroh disatukan dengan berihram untuk melaksanakan ibadah haji
dan umroh.

F. Daftar Pustaka

19
Departemen Agama(1999), Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta.
Dahlan, Aziz.dkk (1996), Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta.
______________(2000), Fiqh Haji, Jakarta.
______________(2009), Bimbingan Manasik Haji dan Operasionalnya Bagi Petugas Haji,
Jakarta.
______________ (2009), Penanganan Kasus-Kasus Operasional Ibadah Haji di Arab Saudi,
Jakarta.
______________(2007) Pola Bimbingan Manasik calon Jamaah Haji,
Jakarta.
Depdiknas(2003), Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jakarta.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Sahabuddin, (2014), Implementasi Nilai Haji Dalam Kehidupan Sehari-Hari
http://wacana.siap.web.id/2014/09/implementasnilai- nilaidalamkehidupansehari
hari.html#.VjWtEyspo9I, diunduh 1 Juni pukul 13.00 wib

20

Anda mungkin juga menyukai