Anda di halaman 1dari 11

Nama : ERNI SETIAWATI

Unit Kerja : SMA Negeri 1 Pabuaran

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


MODUL 2 PROFESIONAL
Judul Modul Kompetensi Guru PPKn Dalam Mengembangkan Potensi Peserta
Didik Di Era Revolusi Industri 4.0
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Profesionalisme Guru PPKn Dalam Era Industri 4.0
2. Psikologi Perkembangan Peserta Didik
3. Teori Dan Perangkat Pembelajaran PPKn
4. Komunikasi Interaksi Profesional Guru PPKn
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar KB 1. Profesionalisme Guru PPKn Dalam Era Industri 4.0
materi yang
a. Profesionalisme Guru PPKn
dipelajari
1. Profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang ingin atau ditekuni oleh seseorang.
(Kunandar 2007)
2. Profesi diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan
pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis
yang intensif. Mulyasa (2008)
3. Profesi merupakan pekerjaan yang ditekuni seseorang dengan tujuan mengabdi
untuk kepentingan orang banyak yang menuntut keahlian khusus yang diperoleh
melalui pendidikan akademis ataupun pelatihan.
4. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.(UU No. 14/2005 Pasal 1 ayat (4))
5. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. (UU No. 14/2005 Pasal 1)
6. Guru disebut sebagai jabatan profesional karena profesi seorang guru memerlukan
kemampuan atau keahlian khusus untuk melakukannya.
7. Menurut Surya (2004) ciri guru profesional yang diperkirakan sesuai dengan
tuntutan era industri 4.0 adalah sebagai berikut:
1) Memiliki semangat juang tinggi.
2) Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan diri sesuai tuntutan lingkungan
dan perkembangan iptek. Guru PPKn era industri 4.0.
3) Mampu belajar dan bekerjasama antar profesi lain.
4) Memiliki etos kerja yang kuat, ditandai dengan adanya disiplin kerja, kerja
keras, menghargai waktu dan berprestasi.
5) Memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan jenjang karier.
6) Berjiwa profesional.
7) Sejahtera lahir batin.
8) Memiliki wawasan masa depan.
9) Mampu melaksanakan fungsi dan perannya secara terpadu.

Ruang Lingkup Profesionalisme Guru

1. Tiga ruang lingkup layanan profesi guru yaitu :


1) layanan administrasi
Suatu proses keseluruhan, kegiatan bersama dalam bidang pendidikan
yang meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan,
pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau
memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personel, materil, maupun spiritual,
untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Menjadi seorang administrator, berarti tugas guru ialah merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, mengawasi dan mengevaluasi program
kegiatan dalam jangka pendek, menengah ataupun jangka panjang yang
menjadi perioritas tujuan sekolah.
Peran guru dalam layanan administrasi yang berkaitan dengan
kurikulum misalnya menyusun silabus, RPP, absen, instrumen evaluasi dan
sebagainya.
2) layanan instruksional.
Layanan instruksional merupakan penyelenggaraan proses belajar
mengajar, yang menempati porsi terbesar dari profesi keguruan. Peran guru
dalam layanan instruksional berkaitan dengan tugas-tugas bantuan dan
dorongan, tugas pengawasan dan pembinaan serta tugas yang berkaitan dengan
mendisplinkan anak agar patuh terhadap aturan-aturan dan norma hidup dalam
keluarga dan masyarakat
Layanan instruksional terbagi menjadi empat yaitu : 1) peran guru dalam
pengembangan (mengembangkan perangkat pembelajaran), 2) peran guru
dalam pelaksanaan pembelajaran dan manajemen kelas serta perkembangan
peserta didik dalam memilih strategi pembelajaran, 3) peran guru dalam
evaluasi pembelajaran.
3) layanan bantuan.
Layanan bantuan berhubungan dengan tugas membantu murid dalam
mengatasi masalah belajar pada khususnya dan masalah-masalah pribadi yang
akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya
2. Profesi guru dibagi ke dalam dua gugus yaitu: 1) gugus pengetahuan dan
penguasaan teknik dasar profesional, dan 2) gugus kemampuan profesional.
(Soedijarto seperti dikutip Satori (2007)
3. Gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar profesional meliputi
pengetahuan dan penguasaan tentang disiplin ilmu pengetahuan, karakteristik
belajar, model teori belajar, proses belajar, media dan sumber belajar, menyusun
instrumen belajar serta teknik mengamati proses belajar mengajar.
4. Gugus kemampuan profesional, mencakup perencanaan program belajar
mengajar, perumusan tujun instruksional, menguraikan deskripsi bahasan,
merancang kegiatan belajar mengajar, memilih media dan sumber belajar,
menyusun instrumen evaluasi, melaksanakan dan memimpin proses belajar
mengajar, memimpin dan membimbing proses belajar mengajar, mengatur dan
mengubah suasana belajar mengajar, menetapkan dan mengubah urutan kegiatan
belajar, menilai kemajuan belajar, memberikan skor atas hasil evaluasi,
mentransformasikan skor menjadi nilai, menetapkan rangking dan menafsirkan dan
memanfaatkan berbagai informasi hasil penilaian dan penelitian untuk
memecahkan masalah profesional kependidikan.

Prinsip Guru dalam Melaksanakan Tugas Secara Profesional


Menurut UU Nomor 14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen pasal 7 dijelaskan
tentang prinsip guru dalam melaksanakan tugas secara profesional sebagai berikut
a) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
b) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia
c) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas
d) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
g) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan
b. Kompetensi Guru PPKn

1. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang


harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan. Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pasal 1, Ayat 10
2. Berdasarkan Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10
ayat (1) dinyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki guru mencakup
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
 Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
 Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak mulia. (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir b)
 Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga pendidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat
sekitar.
 Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan.
3. kompetensi inti guru dalam cakupan kompetensi profesionalisme yaitu : 1)
Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu, 2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar
mata pelajaran yang diampu, 3) Mengembangkan materi pembelajaran yang
diampu secara kreatif, 4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan melakukan tindakan reflektif, 5) Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mengembangkan diri. (Permendiknas No.16 Tahun 2007)

KB 2 : Psikologi Perkembangan Peserta Didik

a) Psikologi Perkembangan Anak

1. Secara bahasa psikologi berasal dari bahasa Yunani (Psyche) yang berarti jiwa
dan (logia) yang artinya ilmu. Sehingga secara etimologis Psikologi dapat
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
2. Psikologi : Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup
pada manusia baik laku individu maupun kelompok , dalam hubungannya dengan
lingkungan ( Syah 2006 )
3. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang
meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan dan lain sebagainya, sedangkan
tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan,
4. Perkembangan: Merujuk pada bagaimana orang tumbuh, menyesuaikan diri, dan
berubah sepanjang perjalanan hidupnya melalui perkembangan fisik,
perkembangan kepribadian, perkembangan sosio emosi, perkembangan kognisi
dan perkembangan bahasa ( Slavin 2011 )
5. Psikologi perkembangan : Cabang dari psikologi yang membahas tentang gejala-
gejala jiwa seseorang, baik yang menyangkut perkembangan ataupun kemunduran
perilaku seseorang sejak masa konsep sehingga dewasa ( Ahmadi & Shaleh 2005 )
6. Tujuan utama dari psikologi perkembangan adalah untuk mengumpulkan
informasi penting terkait perkembangan manusia
7. Hurlock (2005 ) menjelaskan tiga tujuan penting psikologi perkembangan yaitu :
a. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan
masyarakatdari mereka pada usia tertentu
b. Sebagai petunjuk untuk setiap individu tentang apa yang akan mereka
hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka kalau sampai pada
tingkatan perkembangan berikutnya
c. Sebagai bekal dalam penyesuaian diri pada situasi baru
8. Psikologi perkembangan memiliki dua objek kajian yaitu objek material dan
objek formal. Objek material berhubungan dengan apa yang dibahas, dipelajari,
diselidiki atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran sedangkan objek formal
adalah cara pandang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang
digunakannya. Objek formal membedakan ilmu satu dengan lainnya sehingga satu
cabang ilmu hanya memiliki satu objek formal (Sobur 2003 )

b) Teori Psikologi Pendidikan Perkembangan Anak

1. Teori Psikodinamik adalah teori yang menjelaskan hakikat dan perkembangan


kepribadian. Unsur-unsur utama dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-
aspek internal lainnya
2. Teori kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif merupakan
sesuatu yang fundamental dan mempengaruhi tingkah laku anak.
3. Teori kontekstual, Teori konstektual memandang perkembangan sebagai proses
yang terbentuk dari hubungan timbal-balik antara anak dan konteks
perkembangan sistem fisik, sosial, kultural dan historis dimana interaksi tersebut
terjadi
4. Teori behavior dan belajar sosial menegaskan bahwa dalam mempelajari
individu, yang seharusnya dilakukan oleh para ahli psikologi adalah menguji dan
mengamati perilakunya dan bukan mengamati kegiatan bagian dalam tubuh.
(Desmita, 2013).

Teori Perkembangan Kognitif Piaget

1. Teori Piaget sesuai dengan konstruktivisme yang memandang perkembangan


kognitif sebagai suatu proses dimana peserta didik secara aktif membangun sistem
makna dan pemahaman nyata menggunakan pengalaman dan interaksi yang
dimiliki (Trianto, 2011).
2. Tahapan perkembangan kognitif piaget :
a. Tahap Sensorimotor : usia 0-2 tahun, terbentuknya konsep “ kepermanenan
objek” dan kemampuan gradual dalam perilaku reflektif ke perilaku yang
mengarah pada tujuan
b. Tahap Pra Operasional : usia 2-7 tahun, perkembangan kemampuan
menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan objek-objek
c. Tahap Operasional Konkret : usia 7-11 tahun, kemampuan berfikir secara
logis menjadi lebih baik
d. Tahap Operasional Formal : 11- dewasa, pemikiran abstrak dan murni
simbolis bisa dilakukan tanpa kehadiran benda konkrit

Teori Perkembangan Moral Kohlberg

1. Moral berasal dari bahasa latin “Mores”, yang berarti budi bahasa, adat istiadat,
dan cara kebiasaan rakyat. Kohlberg menegaskan bahwa moral merupakan bagian
dari penalaran. Maka ia pun menamakannya dengan penalaran moral (Hurlock,
2005).
2. Kohlberg mendefinisikan penalaran moral sebagai penilaian nilai, penilaian
social, dan juga penilaian terhadap kewajiban yang mengikat individu dalam
melakukan suatu tindakan ( Slavin 2011)
3. Tahapan Perkembangan Moral Kohlberg
4. Moralitas Prakonvensional adalah tingkatan terendah dari penalaran moral, pada
tahap ini baik dan buruk diinterpretasikan melalui reward (imbalan) dan
punishment ( hukuman )
5. Moralitas Konvensional pada tahap ini individu memberlakukan standar tertentu,
tetapi standar ini ditetapkan oleh orang lain, misalnya orang tua atau pemerintah
6. Moralitas Pascakonvensional dibagi menjadi dua tahapan :
a. Kontrak social dan hak-hak individual, pada tahap ini seseorang
memahami bahwa dalam masyarakat yang majemuk terdapat kelompok-
kelompok social yang berbedadalam pandangan dan nilai
b. Prinsip-prinsip universal, tahap ini adalah tahap tertinggi dan tahapan
perkembangan moral yang diteliti oleh Kohlberg. Prinsip keadilan harus
bersifat universal, dapat diterapkan pada semua pihak tanpa ada kelompok
yang diistimewakan

Teori Perkembangan Psikososial Erikson

1. Psikososial : hubungan antara kesehatan mental atau emosional seseorang dengan


kondisi sosialnya ( Chaplin 2011 )
2. Erikson membagi tahapan perkembangan psikososial menjadi delapan tahapan
1) Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya) (0– 18 bulan)
2) Autonomy vs Doubt (kemandirian vs keraguan) (18 bulan – 3 tahun)
3) Initiative vs Guilt (inisiatif vs rasa bersalah) (3 tahun – 6 tahun)
4) Industry vs Inferiority (ketekunan vs rasa rendah diri) (6-12 tahun)
5) Identity vs Role Confusion (identitas vs kekacauan identitas) (12 -18 tahun)
6) Intimacy vs Isolation (keintiman vs isolasi) (± 18 tahun – 40 tahun)
7) Generativity vs Self Absorption (generativitas vs stagnasi) (± 40-65 tahun)
8) Integrity vs despair (integritas vs keputusasaan) (± 65 ke atas)

Teori Perkembangan Kognitif Bruner

1. Pendewasaan pertumbuhan intelektual atau pertumbuhan kognitif seseorang


menurur bruner ditunjukkan oleh berkurangnyaketergantungan respon dari sifat
stimulus ( Dahar 2006 )
2. Bruner membagi perkembangan kognitif anak atas tiga tahapan :
a. Enaktif (enactive) : merupakan tahap representasi pengetahuan dalam
melakukan tindakan
b. Ikonik ( iconic ) : tahap ini anak melihat dunia melalui gambar-gambar atau
visualisasi
c. Simbolik (symbolic) : merupakan tahap memanioulasi symbol-simbol
secara langsung dan tidak lagi menggunakan obyek-obyek atau gambaran
obyek

Tahap-Tahap Psikologi Perkembangan


1. Periode perkembangan itu terdiri atas tiga periode (Santrock 2007 ) :
- Periode anak (childhood)
- Periode remaja (adolescence)
- Periode dewasa (adulthood)
2. Dari ketiga periode tersebut diklasifikasikan lagi menjadi beberapa periode,
yaitu: 1) Periode anak : sebelum kelahiran (pranatal), masa bayi (infacy),
masa awal anak-anak (early childhood), masa pertengahan dan akhir anak (midle
and late childhood); 2) Periode remaja (adolescence); dan 3) Periode dewasa :
masa awal dewasa (early adulthood), masa pertengahan dewasa (middle
adulthood), dan masa akhir dewasa (late adulthood).

KB 3. Teori Dan Perangkat Pembelajaran PPKn

a. Teori Belajar

Teori Belajar adalah seperangkat pernyataan umum yang digunakan untuk


menjelaskan kenyataan mengenai belajar. Teori belajar bertujuan untuk menjelaskan
bagaimana proses belajar dengan menaruh perhatian terhadap hubungan antar variabel
yang menentukan hasil belajar (Budinigsih, 2005)
1. Pendekatan Empirisme
Suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan
berasal dari pengalaman manusia. aposteriori : semua kebenaran adalah kebenaran
melalui observasi.
Tokoh-tokoh aliran empirisme:
a. Francis Bacon, pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang
diterima melalui persentuhan indra dengan dunia fakta. Pengalaman
merupakan sumber pengetahuan sejati.
b. Thomas Hobbes, Ia telah mempersatukan empirisme dengan rasionalisme
matematis. Ia mempersatukan empirisme dengan rasionalisme dalam bentuk
suatu filsafat materialistis yang konsekuen pada zaman modern. Menurut
Hobbes, tidak semua yang diamati pada benda-benda adalah nyata, tetapi yang
benar-benar nyata adalah gerak dari bagian-bagian kecil benda-benda itu.
c. John Locke, Teori yang sangat penting darinya adalah tentang gejala kejiwaan
yaitu bahwa jiwa itu pada saat mula-mula seseorang dilahirkan masih bersih
bagaikan sebuah tabula rasa (Solomon &Higgins,2002).
Pengenalan manusia terhadap seluruh pengalaman yang dilaluinya melalui
mencium, merasa, mengecap, dan mendengar menjadi dasar bagi hadirnya
gagasan-gagasan dan pikiran sederhana.
d. David Hume adalah pelopor para empiris, yang percaya bahwa seluruh
pengetahuan tentang dunia berasal dari indra.
2. Pendekatan Behavoristik
Memandang bahwa lingkungan adalah pembentuk perilaku individu
(Baruque, 2014). Aliran behavioristik memiliki pandangan bahwa hasil belajar
dalam hal ini perubahan perilaku bukanlah berasal dari kemampuan internal
manusia tetapi karena faktor stimulus yang menimbulkan respons. Teori-teori
belajar dari aliran behavioristik merupakan teori tentang belajar manusia yang
mengemukakan bahwa seseorang akan belajar karena adanya reward (penghargaan)
dan reinforcement (penguatan).
Tokoh-tokoh teori behavioristik antara lain:
1. Teori Belajar Connectionism (Thorndike), dikenal dengan teori stimulus-
respon. Apabila suatu organisme berada dalam suatu situasi yang mengandung
masalah, maka organisme itu akan mengeluarkan tingkah laku yang serentak
dari kumpulan terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian
menimbulkan reaksi (response) maupun manusia berlangsung berdasarkan tiga
macam hukum pokok belajar, yaitu : 1) hukum Kesiapan (Law of Readiness)
yaitu dalam belajar seseorang harus dalam keadaan siap baik fisik maupun
psikis, 2) hukum Latihan (Law of Exercise) yaitu untuk menghasilkan
tindakan yang cocok dan memuaskan untuk merespon suatu stimulus maka
seseorang harus mengadakan percobaan dan latihan yang berulang- ulang, 3)
hukum Akibat (Law of Effect) yaitu jika suatu tindakan diikuti oleh suatu
perubahan yang memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan tindakan itu
diulangi dalam situasi yang mirip akan meningkat.
2. Teori Classical Conditioning (Pavlov), Menurut teori conditioning belajar itu
adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat
(conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (response). Dari eksperimen
yang dilakukan Pavlov menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya : 1)
Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika
dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi
sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat, 2) Law
of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks
yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan
kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
3. Teori Contigous Conditioning (Guthrie), Menurut teori contiguous
conditioning, belajar itu adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena
adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi
(respons). Beberapa metode Guthrie dalam mengubah tingkah laku ialah:
metode reaksi berlawanan (incompatible respinse method), metode
membosankan (exhaustion method), metode mengubah lingkungan (change of
environment method).
4. Teori Operant Conditioning (Skinner), perilaku manusia dapat dijelaskan
hanya dengan melihat berbagai faktor eksternal yang menyebabkan seseorang
berperilaku tertentu, dan karena itulah kita tidak perlu melihat ke dalam
pikiran dan motivasi internal seseorang. Terdapat dua konsep dasar yang
paling utama dalam teori operant conditioning, yaitu reinforcement
(peneguhan) dan punishment (hukuman). Positive reinforcement
menguatkan perilaku dengan cara menyuguhkan stimulus positif segera setelah
terjadinya perilaku. Negative reinforcement menguatkan perilaku dengan cara
menghilangkan stimulus negative segera setelah terjadi perilaku. Selain
kedua konsep dasar tersebut, konsep dasar teori operant conditioning lainnya
adalah Extinction yaitu terjadi ketika perilaku yag diperkuat sebelumnya tidak
lagi diperkuat dengan peneguhan positif maupun peneguhan negatif,
Spontaneous recovery terjadi ketika perilaku yang telah hilang kembali
muncul tanpa adanya peneguhan, Generalization terjadi ketika seorang
individu belajar untuk membuat tanggapan tertentu terhadap stimulus tertentu
dan kemudian membuat tanggapan yang sama atau serupa namun dalam situasi
yang berbeda , Shaping adalah metode pengkondisian yang banyak digunakan
dlam pelatihan hewan dan mengajarkan bahasa nonverbal manusia,
Discrimination terjadi ketika seorang individu belajar untuk memperhatikan
berbagai aspek unik atau tidak biasa dari situasi yang sama dan kemudian
memberikan tanggapan secara berbeda
5. Teori Social Learning (Bandura), menguraikan kumpulan ide mengenai cara
perilaku dipelajari dan diubah. Menurut pemikiran Bandura, hadiah dan
hukuman jauh lebih sesuai untuk menunjukkan perilaku baru daripada untuk
belajar.
3. Pendekatan Konstruktivisme
Suatu pendekatan terhadap belajar yang berkeyakinan bahwa orang secara
aktif membangun atau membuat pengetahuannya sendiri dan realitas ditentukan
oleh pengalaman orang itu sendiri pula (Abimanyu,2008)
Pembelajaran model konstruktivisme menurut Karli dan Margaretha (2002)
adalah proses pembelajaran yang diawali konflik kognitif, yang pada akhirnya
pengetahuan akan dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalaman dan hasil
interaksi dengan lingkungannya.
Tujuan dilaksanakan pembelajaran konstruktivisme
 memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung kepada
benda- benda konkrit ataupun model artifisial,
 memperhatikan konsepsi awal siswa guna menanamkan konsep yang benar,
 sebagai proses mengubah konsepsi-konsepsi siswa yang sudah ada dan
mungkin salah (Karfi, dkk, 2002).
Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat dipindahkan
begitu saja dari pikiran guru kepada peserta didik. Artinya, bahwa peserta didik
harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan
kematangan kognitif yang dimilikinya, dengan kata lain peserta didik tidak
diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan berbagai ilmu
pengetahuan sesuai dengan kehendak guru.
Langkah-langkah penerapan pendekatan konstruktivisme :
 Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri
pengalaman dan keterampilan barunya
 Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik
 Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
 Ciptakan “Masyarakat Belajar” (Abimanyu,2008).

b. Perangkat Pembelajaran PPKn

Perangkat adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman


yang akan digunakan dalam proses pencapaian kegiatan yang diinginkan.
Pembelajaran adalah proses kerjasama antara guru dan siswa dalam
memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber
dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang
dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti
lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan
belajar tententu (Sanjaya, 2010).
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun agar pembelajaran dapat
berjalan dengan interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup untuk
kemandirian, dan kreativitas sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik (Depdiknas, 2008).
Komponen RPP terdiri atas:
1. Identitas mata pelajaran, yang meliputi nama satuan pendidikan,nama
mata pelajaran, kelas dan semester, dan jumlah pertemuan
2. Standar kompetensi (SK), merupakan kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik
3. Kompetensi dasar (KD), yaitu sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik
4. Indikator pencapaian kompetensi, yaitu perilaku yang dapat diukur
untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
5. Tujuan pembelajaran, menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan
6. Materi ajar
7. Alokasi waktu, ditentukan sesuai dengan beban belajar dan keperluan
pencapaian KD
8. Metode pembelajaran, merupakan cara, strategi, atau pendekatan yang
digunakan guru untuk mewujudkan suasana belajar kondusif agar peserta
didik mencapai KD
9. Kegiatan pembelajaran, yang terdiri dari tiga kegiatan pokok yaitu
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
10. Penilaian hasil belajar dan sumber belajar, disesuaikan dengan indikator
pencapaian kompetensi.

c. Bentuk-Bentuk Evaluasi Pembelajaran PPKn

Tujuan Evaluasi :
1. Mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang
telah ditetapkan.
2. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam proses
belajar, sehingga dapat dilakukan diagnosis dan kemungkinan memberikan
remedial teaching,
3. Mengetahui efisiensi dan efektifitas strategi pembelajaran yang digunakan
guru, baik yang menyangkut metode, media maupun sumber-sumber
belajar.
Tekhnik dan Bentuk Evaluasi
1. Tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan
evaluasi, yang didalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas
yang harus dikerjakan atau dijawab oleh anak didik, kemudian pekerjaan
dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik tersebut.
Adapun jenis jenis tes diantaranya: tes tertulis, tes urain, tes objektif
( bentuk pilihan ganda, menjodohkan, bentuk jawaban singkat), tes lisan,
tes perbuatan
2. Non Tes, Para ahli berpendapat bahwa dalam mengadakan evaluasi
terhadap hasil belajar, kita harus menggunakan teknik tes dan nontes, sebab
hasil-hasil pelajaran bersifat anekaragam. Hasil pelajaran dapat berupa
pengetahuan teoritis, keterampilan dan sikap. Pengetahuan teoritis dapat
diukur dengan menggunakan teknik tes. Keterampilan dapat diukur dengan
menggunakan tes perbuatan. Perubahan sikap dan petumbuhan peserta
didik dalam psikologi hanya dapat diukur dengan teknik nontes, misalnya
observasi, wawancara, skala sikap, angket, check list, dan rating scale

KB 4. Komunikasi Interaksi Profesional Guru PPKn

a. Pembelajaran PPKn Berbasis TIK


1. TIK (Information and Communication Technology) adalah berbagai aspek
yang melibatkan teknologi, rekayasa dan teknik pengolahan yang digunakan
dalam pengendalian dan pemrosesan informasi serta penggunaannya,
hubungan komputer dengan manusia dan hal yang berkaitan dengan sosial,
ekonomi dan kebudayaan.
2. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
3. Teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat
yang satu ke lainnya.
4. Reinforcement yaitu istilah lain dari Pengayaan.
5. TIK memiliki beberapa manfaat
 Presenting information yaitu memiliki keunggulan dalam
menyampaikan pesan atau informasi.
 Quick and automatic completion of routine tasks yaitu memberikan
kemudahan dalam menyelesaikan tugas-tugas.
 Assessing and handling information yaitu memperoleh dan
mengirimkan pesan atau informasi dengan mudah dan cepat.
6. prinsip penggunaan TIK dalam pembelajaran di kelas
 Efektif dan efisien
 Optimal.
 Menarik.
 Merangsang daya kreatifitas

Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK)


1. Pembelajaran Berbasis Komputer adalah penggunaan komputer sebagai alat
bantu dalam proses pembelajaran
2. Model PBK yang dapat diterapkan dalam pembelajaran PKn
antara lain:
 Model drills adalah suatu model pembelajaran dengan cara melatih siswa
terhadap pelajaran yang disajikan.
 Model tutorial adalah model yang memperkenalkan materi pelajaran baru
kepada siswa dan kemudian ditindaklanjuti dengan latihan dan praktek.
 Model simulasi adalah model PBK yang menampilkan materi pelajaran yang
dikemas dalam bentuk simulasi-simulasi pembelajaran dalam bentuk animasi
yang menjelaskan konten secara menarik, hidup dan memadukan unsur teks,
gambar, audio, gerak dan paduan warna yang serasi dan harmoni.
 Model Games adalah program pembelajaran yang lebih menekankan pada
penyajian bentuk-bentuk permainan dengan muatan bahan pelajaran di
dalamnya.

Pembelajaran Berbasis Web


1. Web adalah kumpulan-kumpulan dokumen yang banyak tersebar di beberapa
komputer server yang berada di seluruh penjuru dunia dan terhubung menjadi satu
jaringan melalui jaringan yang disebut internet.
2. Pembelajaran Berbasis Web adalah suatu pembelajaran yang bisa diakses melalui
jaringan internet.
3. Pembelajaran Berbasis Web misalnya (Internet Based Learning, Web Based
Learning, E-Learning dan Computer Supported Learning Resources)
4. Komponen yang harus diperhatikan dalam mengembangkan sistem pembelajaran
berbasis Web, yaitu: 1) learning event plan (rencana pembelajaran), 2) learning
materials presentation (materi pelajaran), 3) learner assessment (penilaian
belajar), 4) internet resources (sumber internet), 5) instructional support
(pendukung pembelajaran), dan 6) technical support (pendukung teknis).

Blended Learning
1. Blended Learning adalah sebuah model pembelajaran yang menggabungkan antara
pembelajaran tatap muka dengan e-learning.
2. Model blended learning
 Face to face driver yaitu melibatkan siswa tidak hanya sekedar tatap muka
tetapi juga kegiatan di luar kelas dengan mengintegrasikan teknologi web
secara online.
 Rotation yaitu mengintegrasikan pembelajaran online sambil bertatap muka di
dalam kelas dengan pengawasan guru.
 Flex yaitu memanfaatkan media internet dalam penyampai pembelajaran
kepada siswa dimana siswa dapat membentuk kelompok diskusi.
 Online lap yaitu pembelajaran yang berlangsung di dalam ruang laboratorium
komputer dengan semua materi pembelajaran disediakan secara softcopy,
dimana guru dan siswa berinteraksi secara online.
 Self blend yaitu siswa mengikuti kursus online sebagai pelengkap kelas
tradisional yang tidak harus di lakukan di dalam ruang tetapi juga di luar
kelas.
 Online driver yaitu pembelajaran online dimana seorang guru mengunggah
materi pembelajaran di internet sehingga peserta dapat mengunduh dari jarak
jauh agar peserta bisa belajar mandiri di luar kelas dan dilanjutkan dengan
tatap muka berdasarkan waktu yang telah disepakati.

b. Komunikasi dalam Pembelajaran PPKn dengan Memperhatikan Etika Guru

1. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)


menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya (khalayak).
2. Etika berkomunikasi adalah menyimak apa yang disampaikan lawan bicara
dan kemudian merespon atau menanggapi apa yang telah disampaikan oleh
lawan bicara.
3. Beberapa keterampilan berkomunikasi yang perlu dimiliki oleh seorang
guru misalnya (Sukmadinata, 2005):
 Kemampuan berbahasa dengan baik
 Tinggi rendahnya volume suara yang dimiliki oleh seorang guru
 Penampilan guru.
 Penguasaan guru akan bahan yang diajarkan
2 Daftar materi KB 1. Profesionalisme Guru PPKn Dalam Era Industri 4.0
yang sulit 1. Ruang Lingkup Profesionalisme dalam bidang layanan bantuan yang membantu
dipahami di murid dalam mengatasi masalah belajar pada khususnya dan masalah-masalah
pribadi yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya.
modul ini
2. Membedakan Kompetensi Pedagogik dengan Kompetensi Profesional
KB 2. Psikologi Perkembangan Peserta Didik
1. Ciri atau perkembangan kognitif piaget dengan teori perkembangan kognitif
Bruner
2. Teori Psiko Sosial Erikson
KB 3. Teori Dan Perangkat Pembelajaran PPKn
1. Perbedaan pendekatan empirisme dengan rasionalisme dalam teori dari Thomas
Hobbes
2. Macam- macam Teori Pembelajar

3 Daftar materi KB 1. Profesionalisme Guru PPKn Dalam Era Industri 4.0


yang sering 1. Layanan Guru dalam bimbingan dan konseling.
mengalami 2. Kompetensi Pedagogik dengan Kompetensi Profesional
miskonsepsi KB 2. Psikologi Perkembangan Peserta Didik
1. Ciri atau perkembangan kognitif piaget dengan teori perkembangan kognitif
Bruner
2. Teori Psiko Sosial Erikson
KB 3. Teori Dan Perangkat Pembelajaran PPKn
1. Pendekatan behavioristik
2. Pendekatan konstruktivisme

Anda mungkin juga menyukai