Anda di halaman 1dari 15

LK 0.

1: LEMBAR KERJA BELAJAR MANDIRI


MODUL 2 PROFESIONAL (PPKN)
WULAN NURAENI (201901123032)

Judul Modul Kompetensi Guru PPKn Dalam Mengembangkan


Potensi Peserta Didik Di Era Revolusi Industri 4.0
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Profesionalisme Guru PPKn Dalam Era Industri 4.0
2. Psikologi Perkembangan Peserta Didik
3. Teori Dan Perangkat Pembelajaran PPKn
4. Komunikasi Interaksi Profesional Guru PPKn
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang KB 1. Profesionalisme Guru PPKn Dalam Era Industri
dipelajari 4.0
Menurut Kunandar (2007), Profesi diartikan sebagai
bidang pekerjaan yang ingin atau ditekuni oleh seseorang.
Menurut Mulyasa (2008) Profesi diartikan sebagai suatu
jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan
pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari
pendidikan akademis yang intensif.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut kemampuan
intelektual khusus yang diperoleh melalui kegiatan belajar
dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai keterampilan
dan keahlian dalam melayani dan memberikan saran kepada
orang lain dengan memperoleh upah atau gaji dalam jmlah
tertentu. ( Vollmer dan Mills-dikutip oleh Danim, 2010)
Profesi merupakan pekerjaan yang ditekuni seseorang
dengan tujuan mengabdi untuk kepentingan orang banyak
yang menuntut keahlian khusus yang diperoleh melalui
pendidikan akademis ataupun pelatihan.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.(UU No. 14/2005 Pasal 1
ayat (4))
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. (UU No. 14/2005 Pasal 1)
Guru disebut sebagai jabatan profesional karena profesi
seorang guru memerlukan kemampuan atau keahlian khusus
untuk melakukannya.
Menurut Surya (2004) ciri guru profesional yang
diperkirakan sesuai dengan tuntutan era industri 4.0 adalah
sebagai berikut:
1. Memiliki semangat juang tinggi.
2. Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan diri sesuai
tuntutan lingkungan dan perkembangan iptek. Guru
PPKn era industri 4.0.
3. Mampu belajar dan bekerjasama antar profesi lain.
4. Memiliki etos kerja yang kuat, ditandai dengan adanya
disiplin kerja, kerja keras, menghargai waktu dan
berprestasi.
5. Memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan
jenjang karier.
6. Berjiwa profesional.
7. Sejahtera lahir batin.
8. Memiliki wawasan masa depan.
9. Mampu melaksanakan fungsi dan perannya secara
terpadu.
Tiga ruang lingkup layanan profesi guru yaitu :
1. Layanan Administrasi,
2. Layanan Instruksional.
3. Layanan Bantuan.
Administrasi pendidikan adalah suatu proses
keseluruhan, kegiatan bersama dalam bidang pendidikan
yang meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan,
dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang
tersedia, baik personel, materil, maupun spiritual, untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Peran guru dalam layanan administrasi yang berkaitan
dengan kurikulum misalnya menyusun silabus, RPP, absen,
instrumen evaluasi dan sebagainya.
Layanan administrasi menuntut guru untuk memahami
bagaimana sekolah itu dikelola, apa peranan guru di
dalamnya, bagaimana memanfaatkan prosedur serta
mekanisme pengelolaan tersebut untuk kelancaran tugas-
tugasnya sebagai guru.
Layanan instruksional merupakan penyelenggaraan
proses belajar mengajar, yang menempati porsi terbesar dari
profesi keguruan. Peran guru dalam layanan instruksional
berkaitan dengan tugas-tugas bantuan dan dorongan, tugas
pengawasan dan pembinaan serta tugas yang berkaitan
dengan mendisplinkan anak agar patuh terhadap aturan-
aturan dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
Layanan bantuan berhubungan dengan tugas membantu
murid dalam mengatasi masalah belajar pada khususnya dan
masalah-masalah pribadi yang akan berpengaruh terhadap
keberhasilan belajarnya.
Peran guru dalam bimbingan dan konseling diantaranya
adalah :
1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan
konsling kepada siswa,
2. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi
siswa yang memerlukan layanan bimbingan &
konseling, serta pengumpulan data tentang siswa
tersebut,
3. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan
bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing/konselor,
4. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa
yag memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling untuk mengikuti/menjalani layanan yang
dimaksud itu,
5. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan
masalah siswa.
Profesi guru dibagi ke dalam dua gugus yaitu :
1. Gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar
profesional, dan
2. Gugus kemampuan profesional.
(Soedijarto seperti dikutip Satori (2007)
Gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar
profesional meliputi pengetahuan dan penguasaan tentang
disiplin ilmu pengetahuan, karakteristik belajar, model teori
belajar, proses belajar, media dan sumber belajar, menyusun
instrumen belajar serta teknik mengamati proses belajar
mengajar.
Gugus kemampuan profesional, mencakup perencanaan
program belajar mengajar, perumusan tujun instruksional,
menguraikan deskripsi bahasan, merancang kegiatan belajar
mengajar, memilih media dan sumber belajar, menyusun
instrumen evaluasi, melaksanakan dan memimpin proses
belajar mengajar, memimpin dan membimbing proses
belajar mengajar, mengatur dan mengubah suasana belajar
mengajar, menetapkan dan mengubah urutan kegiatan
belajar, menilai kemajuan belajar, memberikan skor atas
hasil evaluasi, mentransformasikan skor menjadi nilai,
menetapkan rangking dan menafsirkan dan memanfaatkan
berbagai informasi hasil penilaian dan penelitian untuk
memecahkan masalah profesional kependidikan.
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan. Menurut Sagala (2008)
Standar kompetensi guru Pendidikan
Kewarganegaraan dapat dikelompokkan pada 4
rumpun yaitu:
1. penguasaan bidang studi berkaitan dengan penguasaan
substansi pendidikan kewarganegaraan, keterkaitan
dengan ilmu lain, penugasan kerangka dasar struktur dan
materi kurikulum, kemampuan menyesuaikan materi
pembelajaran dengan perkembangan siswa dan
mengelola laboratorium pendidikan kewarganegaraan,
2. pemahaman peserta didik berkaitan dengan tahapan
perkembangan aspek intelektual, personal spiritual dan
sosial peserta didik,
3. penguasaan prinsip- prinsip dasar proses pendidikan dan
pembelajaran dalam perencanaan, pelaksanaan,
penilaian dan pengembangan proses pembelajaran,
4. pengembangan kepribadian dan keprofesionalan terkait
intuisi keagaman, kebangsaan yang religius dan
kepribadian, pemilikan sikap dan kemampuan
mengaktualisasikan diri serta mengembangkan
profesionalisme pendidikan. (Depdiknas, 2004).
Berdasarkan Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen Pasal 10 ayat (1) dinyatakan bahwa
kompetensi yang harus dimiliki guru mencakup kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.
1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
2. Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang
berkaitan dengan tingkah laku pribadi guru itu sendiri
yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga
terpantul dalam perilaku sehari-hari.
3. kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
(Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat
(3) butir b)
4. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga pendidikan, orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar.
Kompetensi inti guru dalam cakupan kompetensi sosial
yaitu : 1) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak
diskrimatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras,
kondisi fisik, latar belakang, keluarga, dan status sosial
ekonomi. 2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua, dan masyarakat, 3) Beradaptasi di tempat bertugas di
seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya, 4) Berkomunikasi dengan
komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain. ( Permendiknas No.16 Tahun 2007)
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan.
kompetensi inti guru dalam cakupan kompetensi
profesionalisme yaitu : 1) Menguasai materi, struktur,
konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu, 2) Menguasai standar kompetensi
dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, 3)
Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara
kreatif, 4) Mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, 5)
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri. (Permendiknas No.16 Tahun 2007)

KB 2 : Psikologi Perkembangan Peserta Didik


Psikologi : Ilmu tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas
individu ( Walgito 2010 )
Psikologi : Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah
laku terbuka dan tertutup pada manusia baik laku individu
maupun kelompok , dalam hubungannya dengan lingkungan
( Syah 2006 )
Tingkah laku terbuka : Tingkah laku yang bersifat
psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk,
berjalan dan lain sebagainya ( Syah 2006 )
Perkembangan : Merujuk pada bagaimana orang tumbuh,
menyesuaikan diri, dan berubah sepanjang perjalanan
hidupnya melalui perkembangan fisik, perkembangan
kepribadian, perkembangan sosio emosi, perkembangan
kognisi dan perkembangan bahasa ( Slavin 2011 )
Perkembangan: Perubahan-perubahan yang dialami
individu atau organism menuju tingkat kedewasaannya atau
kematangannya yang berlangsung secara sistematis,
progresif dan berkesinambungan baik menyangkut fisik
maupun psikis ( Yusuf 2001 )
Psikologi perkembangan : Cabang dari psikologi yang
membahas tentang gejala-gejala jiwa seseorang, baik yang
menyangkut perkembangan maupunataupun kemunduran
perilaku seseorang sejak masa konsep sehingga dewasa (
Ahmadi & Shaleh 2005)
Tujuan utama dari psikologi perkembangan adalah
untuk mengumpulkan informasi penting terkait
perkembangan manusia
Hurlock (2005) menjelaskan tiga tujuan penting
psikologi perkembangan yaitu :
1. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa
yang diharapkan masyarakatdari mereka pada usia
tertentu
2. Sebagai petunjuk untuk setiap individu tentang apa yang
akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan
dari mereka kalau sampai pada tingkatan perkembangan
berikutnya
3. Sebagai bekal dalam penyesuaian diri pada situasi baru
Psikologi perkembangan memiliki dua objek kajian
yaitu objek material dan objek formal. Objek material
berhubungan dengan apa yang dibahas, dipelajari, diselidiki
atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran sedangkan
objek formal adalah cara pandang peneliti terhadap objek
materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek
formal membedakan ilmu satu dengan lainnya sehingga satu
cabang ilmu hanya memiliki satu objek formal.
Menurut perkembangan teori piaget setiap individu akan
melewati serangkaian perubahan kualitatif yang sifatnya
selalu tetap, tidak melompat atau mundur.
Piaget mengemukakan bahwa sejak usia balita, seseorang
telah memiliki kemampuan tertentu untuk menghadapi
objek-objek yang ada disekitarnya dan kemampuan ini
masih sangat sederhana yakni dalam bentuk kemampuan
sensor motorik. Dalam memahami dunia mereka secara
aktif, anak-anak menggunakan skema asimilasi, akomodasi,
organisasi dan equilibrasi (Santrock 2007 )
Tahapan perkembangan kognitif piaget :
1. Tahap Sensorimotor : usia 0-2 tahun, terbentuknya
konsep “ kepermanenan objek” dan kemampuan gradual
dalam perilaku reflektif ke perilaku yang mengarah pada
tujuan
2. Tahap Pra Operasional : usia 2-7 tahun, perkembangan
kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk
menyatakan objek-objek
3. Tahap Operasional Konkret : usia 7-11 tahun,
kemampuan berfikir secara logis menjadi lebih baik
4. Tahap Operasional Formal : 11- dewasa, pemikiran
abstrak dan murni simbolis bisa dilakukan tanpa
kehadiran benda konkrit
Kohlberg mendefinisikan penalaran moral sebagai
penilaian nilai, penilaian social, dan juga penilaian terhadap
kewajiban yang mengikat individu dalam melakukan suatu
tindakan (Slavin 2011)
Moralitas Prakonvensional adalah tingkatan terendah dari
penalaran moral, pada tahap ini baik dan buruk
diinterpretasikan melalui reward ( imbalan ) dan punishment
( hukuman )
Moralitas Konvensional pada tahap ini individu
memberlakukan standar tertentu, tetapi standar ini
ditetapkan oleh orang lain, misalnya orang tua atau
pemerintah
Moralitas Pascakonvensional dibagi menjadi dua tahapan:
1. Kontrak sosial dan hak-hak individual, pada tahap ini
seseorang memahami bahwa dalam masyarakat yang
majemuk terdapat kelompok-kelompok social yang
berbedadalam pandangan dan nilai
2. Prinsip-prinsip universal, tahap ini adalah tahap
tertinggi dan tahapan perkembangan moral yang diteliti
oleh Kohlberg. Prinsip keadilan harus bersifat
universal, dapat diterapkan pada semua pihak tanpa ada
kelompok yang diistimewakan
Bruner membagi perkembangan kognitif anak atas tiga
tahapan :
1. Enaktif (enactive) : merupakan tahap representasi
pengetahuan dalam melakukan tindakan
2. Ikonik ( iconic ) : tahap ini anak melihat dunia melalui
gambar-gambar atau visualisasi
3. Simbolik (symbolic) : merupakan tahap memanioulasi
symbol-simbol secara langsung dan tidak lagi
menggunakan obyek-obyek atau gambaran obyek
Periode perkembangan itu terdiri atas tiga periode
(Santrock 2007 ) :
1. Periode Anak (Childhood)
2. Periode Remaja (Adolescence)
3. Periode Dewasa (Adulthood)

KB 3. Teori Dan Perangkat Pembelajaran PPKn

A. Teori Belajar
Adalah seperangkat pernyataan umum yang digunakan
untuk menjelaskan kenyataan mengenai belajar.
1. Pendekatan Empirisme
Suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia.
aposteriori : semua kebenaran adalah kebenaran melalui
observasi.
Tokoh-tokoh aliran empirisme:
a. Francis Bacon, pengetahuan yang sebenarnya adalah
pengetahuan yang diterima melalui persentuhan indra
dengan dunia fakta. Pengalaman merupakan sumber
pengetahuan sejati.
b. Thomas Hobbes, menyusun suatu sistem yang lengkap
berdasar kepada empirisme secara konsekuen.
c. John Locke, membedakan antara kulaitas primer dan
kualitas sekunder. Yang dimaksud dengan kualitas
primer adalah luas, berat, gerakan, jumlah dan
sebagainya. Kita akan mengatakan bahwa sesuatu itu
manis atau pahit, hijau atau merah. Locke menyebut ini
sebagai kualitas sekunder
d. David Hume adalah pelopor para empiris, yang
percaya bahwa seluruh pengetahuan tentang dunia
berasal dari indra.
2. Pendekatan Behavoristik
Memandang bahwa lingkungan adalah pembentuk perilaku
individu (Baruque, 2014). Aliran behavioristik memiliki
pandangan bahwa hasil belajar dalam hal ini perubahan
perilaku bukanlah berasal dari kemampuan internal manusia
tetapi karena faktor stimulus yang menimbulkan respons.
Teori-teori belajar dari aliran behavioristik merupakan teori
tentang belajar manusia yang mengemukakan bahwa
seseorang akan belajar karena adanya reward (penghargaan)
dan reinforcement (penguatan).
Tokoh-tokoh teori behavioristik antara lain:
a. Teori Belajar Connectionism (Thorndike), dikenal
dengan teori stimulus-respon. Apabila suatu organisme
berada dalam suatu situasi yang mengandung masalah,
maka organisme itu akan mengeluarkan tingkah laku
yang serentak dari kumpulan terjadi karena adanya
syarat-syarat (conditions) yang kemudian
menimbulkan reaksi (response) maupun manusia
berlangsung berdasarkan tiga macam hukum pokok
belajar, yaitu : 1) hukum Kesiapan (Law of Readiness)
yaitu dalam belajar seseorang harus dalam keadaan siap
baik fisik maupun psikis, 2) hukum Latihan (Law of
Exercise) yaitu untuk menghasilkan tindakan yang
cocok dan memuaskan untuk merespon suatu stimulus
maka seseorang harus mengadakan percobaan dan
latihan yang berulang- ulang, 3) hukum Akibat (Law of
Effect) yaitu jika suatu tindakan diikuti oleh suatu
perubahan yang memuaskan dalam lingkungan,
kemungkinan tindakan itu diulangi dalam situasi yang
mirip akan meningkat.

b. Teori Classical Conditioning (Pavlov), Menurut teori


conditioning belajar itu adalah suatu proses perubahan
yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions)
yang kemudian menimbulkan reaksi (response). Dari
eksperimen yang dilakukan Pavlov menghasilkan
hukum-hukum belajar, diantaranya : 1) Law of
Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan
yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan
secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai
reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan
meningkat, 2) Law of Respondent Extinction yakni
hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang
sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu
didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer,
maka kekuatannya akan menurun.
c. Teori Contigous Conditioning (Guthrie), Menurut
teori contiguous conditioning, belajar itu adalah suatu
proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-
syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi
(respons). Beberapa metode Guthrie dalam mengubah
tingkah laku ialah: metode reaksi berlawanan (
incompatible respinse method), metode membosankan
( exhaustion method), metode mengubah lingkungan (
change of environment method).
d. Teori Operant Conditioning (Skinner), perilaku
manusia dapat dijelaskan hanya dengan melihat
berbagai faktor eksternal yang menyebabkan seseorang
berperilaku tertentu, dan karena itulah kita tidak perlu
melihat ke dalam pikiran dan motivasi internal
seseorang. Skinner kemudian mengenalkan istilah
operant conditioning yang dapat dimaknai sebagai
sebuah bentuk pembelajaran dimana perilaku
bergantung atau dikendalikan oleh ganjaran dan
konsekuensi. Terdapat dua konsep dasar yang paling
utama dalam teori operant conditioning, yaitu
reinforcement (peneguhan) dan punishment
(hukuman). Positive reinforcement menguatkan
perilaku dengan cara menyuguhkan stimulus positif
segera setelah terjadinya perilaku. Negative
reinforcement menguatkan perilaku dengan cara
menghilangkan stimulus negative segera setelah terjadi
perilaku. Selain kedua konsep dasar tersebut, konsep
dasar teori operant conditioning lainnya adalah
Extinction yaitu terjadi ketika perilaku yag diperkuat
sebelumnya tidak lagi diperkuat dengan peneguhan
positif maupun peneguhan negatif, Spontaneous
recovery terjadi ketika perilaku yang telah hilang
kembali muncul tanpa adanya peneguhan,
Generalization terjadi ketika seorang individu belajar
untuk membuat tanggapan tertentu terhadap stimulus
tertentu dan kemudian membuat tanggapan yang sama
atau serupa namun dalam situasi yang berbeda ,
Shaping adalah metode pengkondisian yang banyak
digunakan dlam pelatihan hewan dan mengajarkan
bahasa nonverbal manusia, Discrimination terjadi
ketika seorang individu belajar untuk memperhatikan
berbagai aspek unik atau tidak biasa dari situasi yang
sama dan kemudian memberikan tanggapan secara
berbeda
e. Teori Social Learning (Bandura), menguraikan
kumpulan ide mengenai cara perilaku dipelajari dan
diubah. Menurut pemikiran Bandura, hadiah dan
hukuman jauh lebih sesuai untuk menunjukkan
perilaku baru daripada untuk belajar. Self Control dan
Modeling satu hal utama dari penelitian Bandura
menguraikan kapasitas “self reactive” pada orang
3. Pendekatan Konstruktivisme
Suatu pendekatan terhadap belajar yang berkeyakinan
bahwa orang secara aktif membangun atau membuat
pengetahuannya sendiri dan realitas ditentukan oleh
pengalaman orang itu sendiri pula (Abimanyu,2008)
Pembelajaran model konstruktivisme menurut Karli dan
Margaretha (2002) adalah proses pembelajaran yang
diawali konflik kognitif, yang pada akhirnya
pengetahuan akan dibangun sendiri oleh siswa melalui
pengalaman dan hasil interaksi dengan lingkungannya.

Tujuan dilaksanakan pembelajaran konstruktivisme

a. memberikan kesempatan kepada siswa untuk


berinteraksi langsung kepada benda- benda konkrit
ataupun model artifisial,
b. memperhatikan konsepsi awal siswa guna
menanamkan konsep yang benar,
c. sebagai proses mengubah konsepsi-konsepsi siswa
yang sudah ada dan mungkin salah (Karfi, dkk, 2002).

Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak


dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru kepada
peserta didik. Artinya, bahwa peserta didik harus aktif
secara mental membangun struktur pengetahuannya
berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya, dengan
kata lain peserta didik tidak diharapkan sebagai botol-botol
kecil yang siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan
sesuai dengan kehendak guru.

Langkah - langkah penerapan pendekatan


konstruktivisme :
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih
bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan
sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengalaman
dan keterampilan barunya
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk
semua topik
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Ciptakan “Masyarakat Belajar”

B. Perangkat Pembelajaran PPKn


Perangkat adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk
dan pedoman yang akan digunakan dalam proses
pencapaian kegiatan yang diinginkan. Pembelajaran adalah
proses kerjasama antara guru dan siswa dalam
memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik
potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri
seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki
termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri
siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai
upaya untuk mencapai tujuan belajar tententu (Sanjaya,
2010).
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun agar
pembelajaran dapat berjalan dengan interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
untuk kemandirian, dan kreativitas sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik
(Depdiknas, 2008).

Komponen RPP terdiri atas:

a. Identitas mata pelajaran, yang meliputi nama satuan


pendidikan,nama mata pelajaran, kelas dan semester,
dan jumlah pertemuan
b. Standar kompetensi (SK), merupakan kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik
c. Kompetensi dasar (KD), yaitu sejumlah kemampuan
yang harus dikuasai peserta didik
d. Indikator pencapaian kompetensi, yaitu perilaku yang
dapat diukur untuk menunjukkan ketercapaian
kompetensi
e. Tujuan pembelajaran, menggambarkan proses dan
hasil belajar yang diharapkan
f. Materi ajar
g. Alokasi waktu, ditentukan sesuai dengan beban belajar
dan keperluan pencapaian KD
h. Metode pembelajaran, merupakan cara, strategi, atau
pendekatan yang digunakan guru untuk mewujudkan
suasana belajar kondusif agar peserta didik mencapai
KD
i. Kegiatan pembelajaran, yang terdiri dari tiga kegiatan
pokok yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup
j. Penilaian hasil belajar dan sumber belajar,
disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi.

C. Bentuk-Bentuk Evaluasi Pembelajaran PPKn


Secara umum, tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk
mengetahui efektivitas proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
1. Tujuan Evaluasi :
a. Mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditetapkan.
b. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami peserta
didik dalam proses belajar, sehingga dapat dilakukan
diagnosis dan kemungkinan memberikan remedial
teaching,
c. Mengetahui efisiensi dan efektifitas strategi
pembelajaran yang digunakan guru, baik yang
menyangkut metode, media maupun sumber-sumber
belajar.

2. Tekhnik dan Bentuk Evaluasi


a. Tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka
melaksanakan kegiatan evaluasi, yang didalamnya
terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang
harus dikerjakan atau dijawab oleh anak didik,
kemudian pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan
nilai tentang perilaku anak didik tersebut. Adapun jenis
jenis tes diantaranya: tes tertulis, tes urain, tes objektif
( bentuk pilihan ganda, menjodohkan, bentuk jawaban
singkat), tes lisan, tes perbuatan
b. Non Tes
Para ahli berpendapat bahwa dalam mengadakan
evaluasi terhadap hasil belajar, kita harus menggunakan
teknik tes dan nontes, sebab hasil-hasil pelajaran
bersifat anekaragam. Hasil pelajaran dapat berupa
pengetahuan teoritis, keterampilan dan sikap.
Pengetahuan teoritis dapat diukur dengan
menggunakan teknik tes. Keterampilan dapat diukur
dengan menggunakan tes perbuatan. Adapun
perubahan sikap dan petumbuhan peserta didik dalam
psikologi hanya dapat diukur dengan teknik nontes,
misalnya observasi, wawancara, skala sikap, angket,
check list, dan rating scale

KB 4. Komunikasi Interaksi Profesional Guru PPKn

1. TIK (Information and Communication Technology)


adalah berbagai aspek yang melibatkan teknologi,
rekayasa dan teknik pengolahan yang digunakan dalam
pengendalian dan pemrosesan informasi serta
penggunaannya, hubungan komputer dengan manusia
dan hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi dan
kebudayaan.
2. Teknologi informasi dan komunikasi adalah studi atau
penggunaan peralatan elektronika terutama komputer,
untuk menyimpan, menganalisis dan mendistribusikan
informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan dan
gambar.
3. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan
dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi.
4. Teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk
memproses dan mentransfer data dari perangkat yang
satu ke lainnya.
5. Reinforcement yaitu istilah lain dari Pengayaan.
6. Presenting information yaitu memiliki keunggulan
dalam menyampaikan pesan atau informasi.
7. Quick and automatic completion of routine tasks yaitu
memberikan kemudahan dalam menyelesaikan tugas-
tugas.
8. Assessing and handling information yaitu memperoleh
dan mengirimkan pesan atau informasi dengan mudah
dan cepat.
9. One laptop for all student digunakan pada saat guru
memberikan konsep dasar yang harus dikuasai siswa
secara menyeluruh.
10. One student one laptop dan one laptop for four students
digunakan untuk tahap pengembangan konsep, yang
memerlukan aktifitas eksplorasi atau pemecahan
masalah.
11. Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK) yaitu
penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran.
12. Pembelajaran Berbasis Komputer adalah program
pembelajaran dengan menggunakan software komputer
berupa program komputer yang berisi tentang muatan
pembelajaran meliputi judul, tujuan, materi
pembelajaran, evaluasi pembelajaran untuk peserta didik
memperoleh informasi dan pengetahuan yang berguna
bagi dirinya dalam pembelajaran.
13. Model drills adalah suatu model pembelajaran dengan
cara melatih siswa terhadap pelajaran yang disajikan.
14. Model tutorial adalah model yang memperkenalkan
materi pelajaran baru kepada siswa dan kemudian
ditindaklanjuti dengan latihan dan praktek.
15. Model simulasi adalah model PBK yang menampilkan
materi pelajaran yang dikemas dalam bentuk simulasi-
simulasi pembelajaran dalam bentuk animasi yang
menjelaskan konten secara menarik, hidup dan
memadukan unsur teks, gambar, audio, gerak dan paduan
warna yang serasi dan harmoni.
16. Model Games adalah program pembelajaran yang lebih
menekankan pada penyajian bentuk-bentuk permainan
dengan muatan bahan pelajaran di dalamnya.
17. Web adalah kumpulan-kumpulan dokumen yang
banyak tersebar di beberapa komputer server yang
berada di seluruh penjuru dunia dan terhubung menjadi
satu jaringan melalui jaringan yang disebut internet.
18. Pembelajaran Berbasis Web adalah suatu
pembelajaran yang bisa diakses melalui jaringan
internet.
19. Pembelajaran Berbasis Web misalnya (Internet Based
Learning, Web Based Learning, E-Learning dan
Computer Supported Learning Resources)
20. Komponen yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan sistem pembelajaran berbasis Web,
yaitu: 1) learning event plan (rencana pembelajaran), 2)
learning materials presentation (materi pelajaran), 3)
learner assessment (penilaian belajar), 4) internet
resources (sumber internet), 5) instructional support
(pendukung pembelajaran), dan 6) technical support
(pendukung teknis).
21. Blended Learning adalah sebuah model pembelajaran
yang menggabungkan antara pembelajaran tatap muka
dengan e-learning.
22. Face to face driver yaitu melibatkan siswa tidak hanya
sekedar tatap muka tetapi juga kegiatan di luar kelas
dengan mengintegrasikan teknologi web secara online.
23. Rotation yaitu mengintegrasikan pembelajaran online
sambil bertatap muka di dalam kelas dengan pengawasan
guru.
24. Flex yaitu memanfaatkan media internet dalam
penyampai pembelajaran kepada siswa dimana siswa
dapat membentuk kelompok diskusi.
25. Online lap yaitu pembelajaran yang berlangsung di
dalam ruang laboratorium komputer dengan semua
materi pembelajaran disediakan secara softcopy, dimana
guru dan siswa berinteraksi secara online.
26. Self blend yaitu siswa mengikuti kursus online sebagai
pelengkap kelas tradisional yang tidak harus di lakukan
di dalam ruang tetapi juga di luar kelas.
27. Online driver yaitu pembelajaran online dimana seorang
guru mengunggah materi pembelajaran di internet
sehingga peserta dapat mengunduh dari jarak jauh agar
peserta bisa belajar mandiri di luar kelas dan dilanjutkan
dengan tatap muka berdasarkan waktu yang telah
disepakati.
28. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana
seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus
(biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya
(khalayak).
29. Etika berkomunikasi adalah menyimak apa yang
disampaikan lawan bicara dan kemudian merespon atau
menanggapi apa yang telah disampaikan oleh lawan
bicara.
2 Daftar materi yang sulit KB 1. Profesionalisme Guru PPKn Dalam Era Industri
dipahami di modul ini 4.0
1. Layanan bantuan berhubungan dengan tugas membantu
murid dalam mengatasi masalah belajar pada khususnya
dan masalah-masalah pribadi yang akan berpengaruh
terhadap keberhasilan belajarnya.
2. Kompetensi profesional
KB 2. Psikologi Perkembangan Peserta Didik
1. Tahapan perkembangan kognitif piaget
2. Teori Psiko Sosial Erikson
KB 3. Teori Dan Perangkat Pembelajaran PPKn
Macam- macam Teori Pembelajar
KB 4. Komunikasi Interaksi Profesional Guru PPKn
1. Pembelajaran Berbasis Komputer
2. Pembelajaran Berbasis Web

3 Daftar materi yang sering KB 1. Profesionalisme Guru PPKn Dalam Era Industri
mengalami miskonsepsi 4.0
1. Layanan Guru dalam bimbingan dan konseling.
KB 2. Psikologi Perkembangan Peserta Didik
1. Teori Psiko Sosial Erikson
KB 3. Teori Dan Perangkat Pembelajaran PPKn
1. Pendekatan behavioristik
2. Pendekatan konstruktivisme
KB 4. Komunikasi Interaksi Profesional Guru PPKn
1. Pembelajaran PPKn Berbasis TIK

Anda mungkin juga menyukai