A. Teori Belajar
adalah seperangkat pernyataan umum
yang digunakan untuk menjelaskan
kenyataan mengenai belajar.
1. Pendekatan Empirisme
Suatu aliran dalam filsafat yang
menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman
manusia.
aposteriori : semua kebenaran adalah
kebenaran melalui observasi.
Tokoh-tokoh aliran empirisme:
a. Francis Bacon, pengetahuan yang
sebenarnya adalah pengetahuan
yang diterima melalui persentuhan
indra dengan dunia fakta.
Pengalaman merupakan sumber
pengetahuan sejati.
b. Thomas Hobbes, menyusun suatu
sistem yang
lengkap berdasar kepada
empirisme secara konsekuen.
c. John Locke, membedakan antara
kulaitas primer dan kualitas
sekunder. Yang dimaksud dengan
kualitas primer adalah luas, berat,
gerakan, jumlah dan sebagainya.
Kita akan mengatakan bahwa
sesuatu itu manis atau pahit, hijau
atau merah. Locke menyebut ini
sebagai kualitas sekunder
d. David Hume adalah pelopor para
empiris, yang percaya bahwa
seluruh pengetahuan tentang dunia
berasal dari indra.
2. Pendekatan Behavoristik
Memandang bahwa lingkungan adalah
pembentuk perilaku individu
(Baruque, 2014). Aliran behavioristik
memiliki pandangan bahwa hasil
belajar dalam hal ini perubahan
perilaku bukanlah berasal dari
kemampuan internal manusia tetapi
karena faktor stimulus yang
menimbulkan respons. Teori-teori
belajar dari aliran behavioristik
merupakan teori tentang belajar
manusia yang mengemukakan bahwa
seseorang akan belajar karena adanya
reward (penghargaan) dan
reinforcement (penguatan).
Tokoh-tokoh teori behavioristik
antara lain:
a. Teori Belajar Connectionism
(Thorndike), dikenal dengan teori
stimulus-respon. Apabila suatu
organisme berada dalam suatu
situasi yang mengandung masalah,
maka organisme itu akan
mengeluarkan tingkah laku yang
serentak dari kumpulan terjadi
karena adanya syarat-syarat
(conditions) yang kemudian
menimbulkan reaksi (response)
maupun manusia berlangsung
berdasarkan tiga macam hukum
pokok belajar, yaitu : 1) hukum
Kesiapan (Law of Readiness) yaitu
dalam belajar seseorang harus
dalam keadaan siap baik fisik
maupun psikis, 2) hukum Latihan
(Law of Exercise) yaitu untuk
menghasilkan tindakan yang cocok
dan memuaskan untuk merespon
suatu stimulus maka seseorang
harus mengadakan percobaan dan
latihan yang berulang- ulang, 3)
hukum Akibat (Law of Effect) yaitu
jika suatu tindakan diikuti oleh
suatu perubahan yang memuaskan
dalam lingkungan, kemungkinan
tindakan itu diulangi dalam situasi
yang mirip akan meningkat.
3. Pendekatan Konstruktivisme
Suatu pendekatan terhadap belajar
yang berkeyakinan bahwa orang
secara aktif membangun atau
membuat pengetahuannya sendiri dan
realitas ditentukan oleh pengalaman
orang itu sendiri pula
(Abimanyu,2008)
Pembelajaran model konstruktivisme
menurut Karli dan Margaretha (2002)
adalah proses pembelajaran yang
diawali konflik kognitif, yang pada
akhirnya pengetahuan akan dibangun
sendiri oleh siswa melalui pengalaman
dan hasil interaksi dengan
lingkungannya.
a. Tujuan dilaksanakan
pembelajarankonstruktivisme
b. Langkah-langkah penerapan
pendekatan konstruktivisme :
a) Kembangkan pemikiran bahwa anak
akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri, menemukan
sendiri, dan mengkonstruksikan
sendiri pengalaman dan keterampilan
barunya
b) Laksanakan sejauh mungkin
kegiatan inquiri untuk semua topik
c) Kembangkan sifat ingin tahu siswa
dengan bertanya.
d) Ciptakan “Masyarakat Belajar”
(Abimanyu,2008).
1. Tujuan Evaluasi :
a. Mengetahui tingkat penguasaan
peserta didik terhadap kompetensi
yang telah ditetapkan.
b. Mengetahui kesulitan-kesulitan
yang dialami peserta didik dalam
proses belajar, sehingga dapat
dilakukan diagnosis dan
kemungkinan memberikan
remedial teaching,
b. Non Tes