Anda di halaman 1dari 28

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AKIDAH

AKHLAK TERHADAP ADAB SISWA DALAM KELUARGA

( Studi Kasus di Mts Darul Ulum Cimapar )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) Program Strata Satu Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam

SITI ROBIATUL ADAWIYAH

NPM: 171104090864

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

2021 M/1142
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kompetensi Profesional guru

1. Pengertian Kompetensi Profesional

Menurut Didi Pianda (2018:30) Pengerian kompetensi adalah

karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektifitas

kinerja individu dalam perkerjaannya atau karakteristik dasar yang

memiliki hubungan kasual atau sebagai sebab akibat dengan keriteria yang

dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima atau superior di tempat kerja

atau pada situasi tertentu.

Kompetensi diartikan oleh Riswadi (2019:20-21), Kompetensi

dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa inggis,

competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Kompetensi adalah

kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki

guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi

berarti kemampuan mewujudkan sesuai dengan tugas yang diberikan

kepada seseorang. Kompetensi juga berkaitan dengan standar dimana

seseorang dikatakan kompeten dalam bidangnya jika pengetahuan,

keterampilan, dan sikap serta hasil kerjanya sesuai standar (ukuran) yang

ditetapkan oleh lembaganya.

Berdasarkan uraian diatas. maka dapat disimpulkan kompetensi

merupakan satu kesatuan yang utuh yang mengembangkan potensi,

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang berkaitan dengan

profesi tertentu berkenaan denngan bagian-bagian yang dapat


diaktualisasikan dan diujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk

menjalankan profesi tertentu, suatu pekerjaan yang bersifat profesional

memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari

dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum.

Menurut Rina Febriana (2019:12) Kompetensi profesional adalah

kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas

dan mendalam, yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik

dalam menguasai materi yang diajarkan. kompetensi profesional

merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam,

yang mencangkup penguasaan materi kurikulum mata pelajarandisekolah

dan subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan

terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.

Subkompetensi profesional adalah menguasai subtansi keilmuan

yang terkait dengan bidang stadi dengan memiliki indikator esensial,

memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami

struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi dengan materi ajar,

memahami hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait, dan

menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan, memiliki

indikator esensial, menguasai langkah-langkah penelitian, dan kajian kritis

untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.


2. Kompetensi Guru Profesional

Menurut Riswadi ( 2019 : 19) Guru profesional adalah seseorang

yang mengemban tugas untuk mendidik, melatih, membimbing, mengajar,

menilai, dan menjadi teladan bagi peserta didik baik pada jalur pendidikan

formal, non formal maupun informal dan dibekali ilmu pengetahuan yang

cukup sehingga dalam menjalankan tugas tersebut mampu dan terampil

dalam melaksanakan tugasnya dengan baik serta bertanggung jawab.

Dalam Undang-undang sistem pendidikan Nasional (SISDIKNAS)

Nomor 20 pada bab XI pasal 39 ayat 2 disebutkan pendidik merupakan

tenaga profesional yang bertugas merancang dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,

terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Menurut Irjus Indrawan (2020 : 19) Profesionalisme menunjukan

pada dua hal, yakni orangnya dan penampilan atau kinerja orang itu dalam

melaksanakan tugas atau pekerjaannya (dia orang profesional muda yang

berkerja secara profesional). Sementara profesionalisme adalah

menunjukan kepada derajat atau tingkat penampilan seseorang sebagai

seorang profesional dalam melaksanakan profesi yang mulia itu. Guru

merupakan salah satu pekerja yang profesional yang harus sesuai dengan

tugas dan fungsi.

Sebagai pekerja profesional, guru harus memiliki kemampuan

mengemban fungsi pendidikan, yaitu mengembanhkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, dan memiliki

kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan

potensi peserta didik secara optimal. (Zainal Aqib 2020 : 123)

Pada prinsipnya profesionalisme guru dapat diartikan sebagai guru

yang dapat menjalankan tugasnya secara profesional. Untuk melihat apakah

seorang guru dikatakan profesional atau tidak, dapat dilihat dari dua

perspektif (Muhammad Anwar ( 2018 :29) yaitu : pertama, dilihat dari

tingkat pendidikan minimal dari latar belakang pendidikan untuk jenjang

sekolah tempat berkerja menjadi guru. Kedua, Penguasaan guru terhadap

materi bahan ajar, mengelola proses pembelajaran, mengelola siswa,

melakukan tugas – tugas bimbingan, dan lain – lainnya.

3. Ciri – ciri Guru Profesional

Jika pendidikan merupakan salah satu instrumen utama

pengenbangan sumber daya manusia, berarti guru memiliki tanggung

jawab untuk mengemban tuga itu. siapa saja yang menyandang profesi

sebagai guru, dia harus secara continue menjalani profesionalisasi. namun

demikian, masalah esensial yang dihadapi dalam pengelolaan guru di

Indonesia saat ini tidak lagi semata-mata terletak pada bagaimana

menghasilkan guru yang bermutu melalui lembaga pendidikan tenaga

kependidikan, melainkan sejauhmana profesi itu dapat diakui oleh negara

sebagai profesi yang sesungguhnya. Ciri-cirinya ialah (Muhammad

Anwar,2018 : 29-31) sebagai berikut :


a. Ahli dalam teori dan peraktik keguruan. Guru profesional adalah

guru yang menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkan dan ahli

mengajarkannya (menyampaikannya).

b. Senang memasuki organisasi profesi keguruan. Suatu pekerjaan

dikatakan sebagai jabatan profesi salah satu syaratnya adalah

pekerjaan tersebut memiliki organisasi profesi dan anggota -

anggotanya senang memasuki organisasi profesi tersebut.

c. Memiliki latar pendidikan keguruan yang memadai. keahlian guru

dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setelah

menempu pendididkan keguruan tertentu, dan kemampuan tersebut

tidak dimiliki masyarakat pada umumnya yang tidak pernah

mengikuti pendidikan keguruan.

d. Melaksanakan kode etik guru. Sebagai jabatan profesional guru

dituntut untuk memiliki kode etik.

e. Memiliki rasa tanggung jawab. Mampu mengatur diri sendiri,

dengan demikian guru harus memiliki sikap mandiri dalam

mengambil keputusan sendiri dan dapat mempertanggung

jawabkan keputusan yang dipilih.

f. Memiliki rasa pengabdian kepada masyarakat. pendidikan

memiliki peran sentral dalam membangun masyarakat untuk

mencapai kemajuan, guru sebagai tenaga pendidikan memiliki

peran penting dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat.


g. Bekerja atas panggilan hati nurani. Dalam melaksanakan tugas

pengabdian kepada masyarakat hendaknya didasari atas dorongan

atau panggilan hati nurani.

Dijelaskan pula dalam Al-Qur’an mengenai bagaimana ciri-ciri guru

perofesional itu, Q.S Ar-Rahman ayat 1-4

Artinya (Tuhan) yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-


Qur’an. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara /Al-
Bayun. (Q.S Ar-Rahman :1-2)

Ayat ini menjelaskan bagaimana seorang guru yang profesional. kata

Ar-Rahman menunjukan bahwa sifat-sifat pendidik adalah murah hati,

penyayang dan lemah lembut, santun dan berakhlak mulia kepada anak

didiknya dan siapa saja yang menunjukan profesionalisasi pada

profesinya.

4. Indikator Kompetensi Profesional

Secara umum beberapa indikator yang terdapat pada profesional,

Shilphy A. Octavia (2019:2) yaitu:

a. Adanya keahlian atau pengetahuan khusus yang linier dengan

bidang pekerjaan yang didapatkan dari pendidikan atau

pengalaman.

b. Adanya aturan dan standar moral yang sangat tinggi yang berlaku

bagi para profesional berdasarkan kegiatan pada kode etik profesi.

c. Adanya unsur pengabdian dalam pelaksanaan profesinya yang

lebih mementingkan kepentingan masyarakat diatas kepentingan

pribadi.
d. Adanya legalitas khusus sesuai profesinya dalam menjalankan

pekerjaan sesuai profesinya.

e. seorang profesional memiliki izin khusus agar dapat menjalankan

tugasnya sesuai profesinya.

f. Pada umumnya seorang profesional merupakan anggota suatu

organisasi profesi dibidang tertentu.

Shilphy A. Octavia merumuskan tugas guru adalah seseorang yang

menjadi panutan dalam melaksanakan pembelajaran yang ada di sekolah

untuk peserta didik. guru memiliki peran yang sangat penting , utamanya

dalam pendidikan, pendidik juga harus memiliki kualifikasi akademik dan

kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional.

5. Upaya Peningkatan Kompetensi Profesional Guru

Menurut Muhammad Anwar (2018:36)Peningkatan profesionalisme

guru pada hakikatnya terpulang dan ditentukan oleh para guru sendiri.

upaya apa sajakah yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan

profesionalismenya, caranya yaitu guru harus selalu berusaha untuk

melakukan hal-hal seperti Memahami tuntutan standar profesi yang ada,

Mencapai kwalifikasi dan kompetensi yang disyaratkan, Membangun

hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat organisasi

profesi, Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang

mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen, Mengadopsi

inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi


komunikasi dan informasi mutakhir agar senantiasa tidak ketinggalan

dalam kemampuannya mengelola pembelajaran.

Upaya pencapaian kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan

juga tidak kalah pentingkan bagi guru. dengan dipenuhinya kualifikasi dan

kompetensi yang memadai, guru akan memiliki posisi tawar yang kuat dan

memenuhu syarat yang dibutuhkan peningkatan kualitas dan kompetensi

ini dapat ditempuh melalui in-service training dan berbagai upaya lain

untuk memperoleh sertifikasi.

Upaya membangun hubungan sejawatan yang baik dan luas dapat

dilakukan guru dengan membina jejaring kerja. guru harus berusaha

mengetahui apa yang telah dilakukan oleh sejawatnya yang telah suskses,

sehingga guru bisa belajar untuk mencapai sukses yang sama atau bahkan

bisa lebih baik lagi. melalui jejaring kerja inilah guru memperoleh akses

terhadap inivasi-inivasi dibidang profesinya.

Upaya membangun etos kerja yang mengutamakan pelayanan

bermutu tinggi kepada konstituen merupakan suatu keharusan di era

global, seperti ini. semua bidang dituntut untuk memberikan pelayanan

prima kepada siswa, orang tua dan sekolah pemangku kepentingan.

terlebih lagi pelayanan pendidikan adalah termasuk pelayanan publik yang

didanai, diadakan, dan dikontrol dan untuk kepentingan publik. oleh karna

itu guru harus mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

publik.
Dari uraian diatas bahwa upaya-upaya peningkatan kompetensi

profesional guru dapat ditempuh melalui program pelatihan, dan

pengembangan kompetensi guru, sehingga dapat meningkatkan kinerja

dan profesional dalam menjalankan profesinya.

6. Deskripsi Pendidikan Akidah Akhlak

Menurut Dewi Prasari Suryawati (2016:313) Akidah menurut

bahasa artinya kepercayaan, keyakinan, sedangkan menurut istilah akidah

adalah sesuatu yang dipercayai dan diyakini kebenarannya oleh hati

manusia, sesuai ajaran islam dengan pedoman kepada al-Qur’an dan

hadist.

Secara etimologi akhlak berasa dari bahasa arab akhlak jamak dari

mufradnya khuluk yang berarti akhlak. sedangkan menurut Al-Ghazali

adalah khuluk adalah tabiat atau sifat yang tertanam di dalam jiwa yang

dari padanya lahir perbuatan yang mudah dan gampang tanpa memerlukan

pemikiran dan pertimbangan.

Akidah dan Akhlak selalu disandingkan sebagai satu kajian yang

tidak bisa lepas satu sama lain. hal tersebut dikarenakan sebelum

melakukan sesuatu akhalak, maka terlebih dahulu meniatkannya dalam

hati (akidah). semakin baik akidah seseorang, maka semakin baik pula

akhlak yang diaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. sebaliknya

semakin buruk tingkag keyakinan akidahseseorang, maka akhalaknya pun

akan sebanding dengan akidah akhlak dalam kehidupan sehari-hari.


Pembelajaran Akidah akhlak merupkan salah satu mata pelajaran

pendidikan agama islam yang mengandung pengertian pengetahuan

pendidikan dan penghayatan tentang keyakinan atau kepercayaan dalam

islam yang menetap dan melekat dalam hati yang berfungsi sebagai

pandangan hidup, perkataan dan amal perbhatan siswa dalam segala aspek

kehidupannya sehari-hari.

7. Tujuan Pendidikan Akidah Akhlak

Menurut Arya Rahmandhani (2020:31) Semakin banyak seorang

anak diberikan pendidikan akidah dan akhlak maka semakin baik budi

pekerti anak tersebut. Tujuan pendidikan akidah akhlak dalam agama

islam adalah membentuk karakter seseorang yang islami, bertutur kata

baik, memiliki sopan santun terhadap siapapun dan memiliki adab yang

unggul. bisa dikatakan bahwa pendidikan akidah akhlak bertujuan untuk

membentuk sorang anak yang memiliki karakter serta tingkah laku yang

baik dan beradab.

B. Pengertian Adab Siswa Dalam Keluarga

1. Pengertian Adab

Menurut Masykur (2018:21) Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) menyebutkan, kata ‘adab’ berarti ketulusan dan kebaikan budi

pekerti,kesopanan. adapun kata al-adab dalam bahasa arab berarti husnu

al-akhlaq dan fi’lu al-makarim yang berarti budi pekerti yang baik edan

perilaku yang terpuji. adab juga bermakna sopan santun dan melatih atau

mendidikjiwa serta memperbaiki akhlak.


Menurut Rahendra Maya (2017:25) Secara literasi –etimilogis, term

al-adab (adab) dengan bentuk jama’ al-adab memiliki arti al-du’a, yang

berarti undangan, seruan, atau panggilan. dan juga berarti al-zaraf wa husn

al-tanawul, yaitu sesuatu bentuk kesopanan dan etika berinteraksi yang

baik dengan orang atau pihak lain.

Menurut Toha Machsun (2016 :224) Adab memiliki arti kesopanan,

keramahan, dan kehalusan budi pekerti, menempatkan sesuatu pada

tempatnya, jamuan. Prof. Naquib Al-Attas memberi arti adab dengan

mendisiplinkan jiwa dan fikiran, maka ini merupakan uraian dari kata adab

yang memaknai jamuan.

Menurut Muhammad Arif (2019 : 70) Jika di serupakan dengan

pohon, adab berperan sebagai batang, sedangkan akar adalah iman dari

seseorang. Karena batang lebih banyak dilihat oleh orang, maka adab

menjadi tolak ukur keimanan seseorang. Jika batang bagus maka

kemungkinan terbesar iamempunyai akar bagus dan kokoh kedalam.

Dari paparan tentang definisi adab secara etimologis dapat

didefinisikan bahwa adab dapat dimaknai sebagai budi pekerti yang baik,

perilaku yang terpuji, jiwa dan akhlak yang terdidik, kedisiplinan untuk

menjadi orang yang beradab.

2. Ruang Lingkup Adab

Secara umum ada lima hal yang termasuk di dalam ruang lingkup

adab siswa, Winda Misniaty (2020:29) yaitu:

a. Adab Kepada Allah SWT


Sungguh Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya

bentuk dan telah memeberikan manusia rezeki dari yang baik-baik serta

melebihkan manusia dibanding makhluk lainnya. sudah seharusnya

manusia memiliki kewajiban-kewajiban, hak-hak dan adab-adab

kepada Allah. Mka diantara adab-adab penuntut ilmu kepada Allah

SWT, Yazid Bin Abdul Qodir Jawas membaginya menjadi beberapa

bagian, yaitu :

1) Menghambakan diri hanya beribadah kepada Allah SWT secara

mutlak pada segala sisi kehidupannya.

2) Menaati segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangannya.

yaitu dengan cara menjaga dan berusaha melakukan amalan-

amalan yang menjadi wajib amaupun sunnah.

3) Ridha terhadap takdir yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT

disertai dengan bersabar dan menyerahkan diri secara

menyeluruh.

4) Mengakui keagungan, kenikmatan dan karunia yang hanyalah

dimiliki oleh Allah dan tidak lupa untuk mensyukuri-Nya. yang

paling mulia adalah iman dan menuntut ilmu syar’i.

5) Bertaqwa kepada Allah SWT dalam keadaan bersembynyi

ataupun secara terang-terangan dan mencintai Allah SWT

melebihi cintanya terhadap diri sendiri, keluarga, anak dan harta.

b. Adab Kepada Orang Tua

Ibu dan bapak adalah orang yang harus mendapat penghormatan

secara tulus dari anak-anaknya. jika dilihat jasa dan pengorbananya


maka tidak ada orang yang paling berjasa kecuali orang tua. Mereka

telah memebesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang. adapun adab

kepada orang tua yaitu:

1) Berbakti dan menaati keduanya selama keduanya tidak

menyuruh kepada kemungkaran dan memutuskan silaturahmi.

2) Merendahkan diri di hadapan keduanya dengan tawadhu dan

penuh kasih sayang

3) Berdoa untuk kedua orang tua dengan memohon rah,at dan

ampunan dari Allah Ta’ala

4) Memenuhi segala kebutuhan keduanya dengan cara membantu,

memberikan harta, waktu luang, dan usaha yang sungguh-

sungguh. namun semuanya itu belum mampu membalas segala

jasa dan hak keduanya.

5) berbakti dan menyambung kekerabatan setelah satu atau ketika

keduanya telah meninggal, serta melaksanakan wasiatnya.

c. Adab Kepada Guru

Menurut Winda Misniaty (2020 :30-32) Guru adalah orang yang

palig besar jasanya dalam mengembangkan kemampuan berpikir

seseorang. guru juga yang membimbing, memimpin dan mengarahkan

muridnya untuk menjadi orang yang shaleh, orang yang berilmu serta

bertaqwa. Guru adalah pelita dunia, dan guru pula garamnya negara.

orang yang malas bisa menjadi rajin, orang yang bakhil bisa menjadi

dermawan, orang yang kejam bisa menjadi lembut hatinya berkat


bimbingan dan didikan seorang guru yang tulus. dibawah ini adalah

adab-adab murid terhadap gurunya, yaitu:

1) Memilih guru yang berkualitas, baik dari segi keilmuannya dan

akhlaknya.

2) Menaati perintah dan nasehat guru.

3) Mengagungkan dan menghormati guru sebagaimana para ulama

salaf mengangungkan guru mereka.

4) Menjaga hak-hak guru dan mengingat segala jasa-jasa sepanjang

hidupnya dan setelah wafatnya.

5) Sabar terhadap perlakuan kasar atau akhlak yang buruk dari

gurunya.

6) menunjukan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada gurunya

yang telah mengasuhya dalam naungan keilmuannya.

7) Meminta izin terlebih dahulu kepada gurunya, jika ingin

mengunjunginya atau duduk di majelisnya.

8) Duduk dengan sopan dihadapan guru

9) Berkomunikasi dengan guru secara santun dan lemah lembut.

10) Membantu guru, hendaknya murid membantu dengan tangan

kanan.

d. Adab Kepada Diri sendiri

Menurut Winda Misniaty (2020 :33-35) Seorang muslim dalam

hidupnya harus berupaya dan membina dirinya serta membersihkan dan

menyucikannya. sebab diri sendiri lebih layak untuk dibina dengan

adab-adab yang membuat suci dan memebersihkan kotoran-


kotorannya. untuk memperbaiki, meluruskan dan membina jiwa agar

menjadi bersih dan suci langkah-langkahnya yaitu:

1) Taubat artinya menghindarkan diri dari perbuatan dosa dan

kemaksiatan, serta menyesalli segala perbuatan dosa yang telah

lalu dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.

2) Muraqabah (merasa diawasi) artinya hendaklah setiap muslim

berusaha merasakan bahwa dirinya selalu diawasi oleh Allah

disetiap waktu dan tempat dalam kehidupannya sehingga

muncullah segala keyakinan yang utuh bahwa Allah selalu

mengawasi gerak-geriknya, mengetahui segala yang di

rahasiakannya, serta memantau segala amal perbuatan.

3) Muhasabah Muhasabah lin-nafs (menghitung-hitung diri),

maksudnya adalah salah satu cara untuk memperbaiki dan

meluruskan jiwa, mendidik, membersihkan dan menyucikannya.

4) Mujahadah (perjuangan melawan nafsu) yaitu seorang muslim

harus mengerti bahwa musuh yang paling besar terhadap dirinya

adalah nafsunya sendiri secara alami memang cenderung untuk

mengajar berbuat kejahatan, lari dari kebaikan dan

memerintahkan kepada hal yang buruk.

e. Adab Kepada Teman

Menurut Winda Misniaty (2020 : 40-41) Ketahuilah bahwa tidak

semua orang dijadikan teman, orang yang dijadikan sahabat patut

memiliki sifat-sifat dan kriteria-kriteria khusus yang dapat mendorong

orang lain untuk bersahabat dengannya. kriteria tersebut menyesuaikan


dengan faidah-faidah yang dicari dari persahabatan, ia bisa bersifat

dunia dan bersifat agamawi.

Adapun kepada teman dan sahabat hendaknya seorang murid

memiliki dua tugas:

1) Memilih teman dengan benar,. hendaknya seorang murid

memperhatikan syarat-syarat berteman, janganlah berteman atau

bersaudara kecuali dengan orang-orang yang pantas dan baik untuk

dijadikan teman. maka seorang murid harus harus memperhatikan

darinya lima perkara:

a) Berakal (cerdas dalam berilmu)

b) Akhlak yang baik

c) Taat beragama

d) Tidak tamak akan dunia

e) Kejujuran

2) Memenuhi kewajiban, ketika persahabatan telah terjalin dengan

baik maka maka telah terikat tali kebersamaan, maka seseorang

harus melakukan kewajiban-kewajiban kepada temannya dengan

baik. Berikut adalah adab-adab berteman:

a) Mengorbankan seluruh harta untuk teman, jika tidak mampu

maka memberikan yang lebih dari hajat untuk kebutuhan-

kebutuhannya.

b) Menolong segala kebutuhannya dengan spontan dan tanpa

diminta.

c) Menyimpan rahasia dan menutupi aibnya


d) Mendengarkan pembicaraan dengan baik dan tidak berdebat

dengannya.

3. Pengertian Adab kepada Keluarga

Menurut Teguh Triwiyanto (2017:71) Terdapat beberapa definisi

keluarga, tetapi secara umum dapat didefinisikan keluarga merupakan

kelompok sosaial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak.

hubungan yang terjadi dalam keluarga didasari atas dasar ikatan darah,

perkawinan, hubungan dalam keluarga juga didominasikan oleh suasana

efeksi dan rasa tanggung jawab. sementara itu, fungsi keluarga adalah

memelihara, merawat, dan saling melindungi.

Menurut Koko Nurcahyo Arianto (2015:4) Dalam lingkungan

keluargalah tempat dasar pembentukam watak dan sikap anak, Hal

tersebut seperti yang dikemukakan oleh D.Gunarsa bahwa lingkungan

keluarga merupakan “lingkungan pertama yang mula-mula membertikan

pengaruh yang mendalam bagi anak”. dari anggota kelarganya (ayah, ibu

dan saudara-saudaranya) anak memperoleh segala kemampuan dasar, baik

intelektual maupun sosial.

Berbakti kepada orangtua adalah salah satu kewajiban yang harus

didahulukan dari pada ibadah yang bersifat fardhu kifayah maupun amalan

– amalan sunah lainnya. Jadi pada hakikatnya seorang anak itu harus

berbuat baik kepada orangtuanya meskipun mereka dalam keadaan

musrik. Dalam al-quran terdapat berbagai konsep, ide atau gagasan yang

berkaitan dengan birull walidain, salah satunya terdapat dalam surat


Maryam ayat 41 - 48. Ada beberapa konsep birul walidain yang terdapat

dalam surat maryam ayat 41 – 48 ini, yaitu : pertama konsep kejujuran,

kedua konsep lemah lembut dan menyayangi orangtua. ( Juwita Puspita

Sari 2020 : 92 )

Ibu dan bapak adalah salah satu orang dalam keluarga yang harus

mendapatkan penghormatan secara tulus dari anak-anaknya. jika dilihat

jasa dan pengorbananya maka tidak ada orang yang paling berjasa kecuali

orang tua. mereka membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang.

Adapun adab kepada kedua orang tua yaitu seperti harus, Berbakti dan

menaati keduanya selama keduanya tidak menyuruh kepada kemungkaran

dan memutuskan tali silaturahmi,Merendahkan diri di hadapan keduanya

dengan tawadhu dan penuh kasih sayang, Berdo’a untuk kedua orang tua

dengan memohon rahmat dan ampunan dari Allah Ta’ala, seperti firman

Allah SWT: (QS.Al-isra:24), Memenuhi segala kebutuhan keduanya

dengan cara membantu, memberikan harta, waktu luang dan usaha yang

sungguh-sungguh. Namun semuanya itu belum mampu membelas segala

jasa dan hak keduanya, Berbakti dan menyambung kekerabatan setelah

satu atau ketika kduanya telah meninggal dunia, serta melaksanakan

wasiatnya.

Dari apa yang telah Yazid bin Abdul Qodir jawas sebutkan diatas

hendaklah seorang siswa memiliki adab yang baik kepada orang tuanya

seperti mendoakan mereka, mendengarkan nasihat selama nasihat itu tidak

menyuruh kepada perbuatan yang buruk dan hendaknya menyayangi

mereka seperti mereka menyayangi anak-anaknya.


4. Keutamaan Adab Kepada Keluarga

Menurut Leni Elpita Sari (2020 :82) Pendidikan memang sangat

penting karena hasil akhir dari pendidikan salah satunya adalah

menjadikan pelaku pendidikan sebagai pribadi yang memiliki ilmu

pengetahuan, Hal ini sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-

Mujadalah ayat 11 yang arinya :”Allah SWT akan meninggikan

(mengangkat) orang – orang yang memiliki ilmu beberapa drajat”.

Orang tua adalah orang yang melahirkan, merawat, membesarkan,

dan mendidik kita sejak masih didalam kangdungan hingga dewasa.

sedang guru adalah orang tua kedua yang telah berjasa dalam mendidik

pada jalur lembaga pendidikan baik formal maupun non formal.Jadi adab

kepada orangtua dan guru adalah prilaku sopan dan santun kepada

orangtua atau guru sesuai dengan aturan agama dan dalam lingkup

masyarakat tidak melanggar norma-norma yang ada.

Islam merupakan agama yang sempurna sehingga setiap ajaran yang

ada dalam islam memiliki dasar pemikiran. Begitu pula dengan pendidikan

akhlak anak terhadap kedua orangtua dan gurunya.bukti utama bahwa

berbakti kepada orang tua merupakan salah satu ajaran islam yang paling

tinggi setelah iman kepada Allah SWT. Dimana tertuang dalam Al Qur’an

dan Al Hadist yang dijadikan sebagai sumber utama ajaran islam, saking

dikukuhkannya kewajiban itu Allah SWT selalu mengulang-ulang untuk

kita berbakti kepada orang tua setelah kita beribadah kepadanya didalam

beberapa ayat Al-Qur’an dan Al- Hadist di antaranya sebagai berikut :

1) Q.S. Al- Isra Ayat 23-24


Artinya :“ Dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan
menyembah selai Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu
bapakmu. Jika salah seorang diantara keduanya sampai berusia lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka jangan sesekali janganlah engkau
mengatakan kepadanya perkataan “Ah” dan janganlah engkau
membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya dengan
perkataan yang baik dan redahkanlah dirimu terhadapkeduanya dengan
penuh kasih sayang dan ucapkanlah kepada tuhanku sayangilah
keduanya sebagaimana meraka berdua telah mendidik aku pada waktu
kecil”.
Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada hamba-

hambanya untuk menyembah Allah SWT semata, tidak ada sekutu

baginya. Kandungan ayat tersebut juga menunjukan betapa kaum

muslimin memiliki kedudukan yang sangat amat tinggi dibanding dengan

kaum yang mempersekutukan Allah SWT. Ayat ini juga menjelaskan

tentang ihsan (bakti) kepada orangtua yang diperintahkan agama islam

adalah bersikap sopan kepada keduanya. Ayat ini pula menerangkan

larangan kepada manusia membentak orangtua, bahkan berkata “Ah” saja

tidak diperbolehkan.

2) Q.S. Al- Baqarah Ayat 83

Artinya “Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji dari bani


israil, janganlah kamu menyembah selain Allah SWT, berbuat baiklah
kepada kedua orangtua, kerabat, anak- anak yatim dan orang miskin”.
Ayat tersebut menerangkan bahwa perintah untuk beribadah hanya

kepada Allah SWT. Yang juga disusul dengan segela perintah seperti

berbakti kepada kedua orangtua. Sesungguhnya mengabdi kepada Allah

SWT harus ditempatkan pada tempat yang pertama, karena hanya dia

adalah sumber wujud manusia dan sumber sarana kehidupannya.


Setelah itu barulah kepada orangtua yang menjadi perantara bagi

kehidupan seseorang serta memeliharanya hingga dapat berdiri sendiri.

Berdasarkan ayat dan tafsir diatas jelas bahwa keharusan berbuat baik

kepada orangtua yang didahului dengan menyembah hanya kepada Allah

SWT. Berbuat baik tidak hanya kepada orangtua, namun termasuk kepada

kerabat, anak yatim dan orang miskin.

5. Hikmah adab kepada keluarga

Menghormati orang tua sangat ditekankan dalam islam. Banyak ayat

didalam Al-Qur’an yang menyatakan bahwa segenap mukmin harus

berbuat baik dan menghormati orangtua. Selain menyeru untuk beribadah

kepada Allah SWT. semata dan tidak menyekutukannya dengan apapun,

Al- Qur’an juga menegaskan kepada umat islam untuk menghormati kedua

orangtunya sebagai muslim yang baik, tentunya kita memiliki kewajiban

untuk selalu berbakti kepada dan taat kepada ibu dan bapak. Taat dan

berbakti kepada orangtua adalah sikap dan perbuatan yang terpuji.

Pentingnya seseorang anak untuk meminta doa restu dari kedua

orangtuanya pada setiap keinginan dan kegiatan melalui restu Allah SWT.

disebabkan karna restu orangtua. Orang yang berbakti kepada orangtuanya

doa dan segala urannya akan lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT.

Seoarang anak mau melakukan atau sedang memiliki keinginan

seperti mencari ilmu, mendapatkan pekerjaan, dan lain sebagainya, yang

paling penting ialah doa dan juga restu kedua orangtuanya. Imam adz-

dzahabi menjelaskan bahwa birrul walidain atau berbakti kepada orangtua,

hanya dapat direalisasikan dengan memenuhi tiga bentuk kewajiban


seperti Menaati segala perintah orangtua kecuali dalam bentuk maksiat,

Menjaga amanah harta yang dititipkan orangtua atau diberikan oleh

orangtua, dan Membantu atau menolong orangtua bila mereka

membutuhkannya. kewajiban kita untuk berbakti kepada orangtua dan

guru bukan tanpa alasan. Penjelasan diatas merupakan alasan betapa

pentingnya kita berbakti kepada orangtua.

Adapun hikmah yang dapat diambil dari kita berbakti kepada

orangtua (Abdul Rahman, 2020:87) antara lain ialah sebagai berikut:

1) Berbakti kepada kedua orangtua merupakan amal yang paling

utama.

2) Apabila orangtua kita ridho atas apa yang kita perbuat maka Allah

SWT pun ridho dengan apa yang kita perbuat.

3) Berbakti kepada orangtua dan menghilangkan kita dari segala

kesulitan yang sedang dialami, yaitu dengan cara bertawasul

dengan amal sholeh tersebut.

4) Berbakti kepada oarangtua akan diluaskan segala rezekinya dan

dipanjangkan umurnya.

5) Berbakti kepada kedua orangtua dapat menuntun kita masuk

kedalam surganya Allah SWT.

6) Berbakti kepada kedua orangtua dapat menjadikannya pelebur

dosa.

Orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak

karena keluarga adalah lingkungan pertama, dimana anakn tumbuh dan


berkembang. Dalam mendidik anak, orangtua tidak hanya memberikan

pendidikan berupa ilmu pengetahuan saja melainkan juga ilmu agama.

Sebagaimana bahwa menanamkan pendidikan agama islam kepada

anak sejenak dini merupakan langkah terbaik, karena selaku orangtua

berkewajiban untuk melindungi dan menjaga anak- anaknya dari hal yang

menyebabkan mereka terjerumusnya kedalam api neraka. Hal ini terdapat

dalam firman Allah SWT surat At- tahrim ayat 6 sebagai berikut :

َ ‫اس َو ْال ِح َج‬


ُ ‫ارة‬ ُ َّ‫َارا َّوقُ ْودُهَا الن‬ َ ُ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا قُ ْٰٓوا ا َ ْنف‬
ً ‫س ُك ْم َوا َ ْه ِل ْي ُك ْم ن‬

َ‫ص ْونَ اللّٰهَ َما ٰٓ ا َ َم َر ُه ْم َويَ ْف َعلُ ْونَ َما يُؤْ َم ُر ْون‬ ٌ ‫علَ ْي َها َم ٰٰۤل ِٕى َكةٌ ِغ ََل‬
ُ ‫ظ ِشدَاد ٌ ََّّل َي ْع‬ َ

Artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka
kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Keluarga adalah tempat pertama bagi anak untuk memperoleh

pendidikan. Itulah mengapa orangtua memiliki peran yang penting dalam

perkembangan dan juga pertumbuhan dalam pendidikan anak. Anak yang

memperoleh pendidikan dalam lingkup keluarga tentunya berasal dari

kedua orangtuanya dan juga anggota keluarga lainnya. dengan demikian,

orangtua memberikan pendidikan kepada anaknya dimulai sejak dini

dalam lingkup keluarga.

Pendidikan yang diberikan orangtua tidak hanya meliputi

pendidikan dalam segi ilmu pengetahuan dan pendidikan moral atau


karakter saja melainkan juga pendidikan dalam bentuk pondasi awal

mereka sebagia bentuk tameng untuk bertindak yaitu ilmu agama sebagai

salah satu akhlak yang diajarkan oleh kedua orangtuanya.

C. Penelusuran Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan


1. Pengaruh kompetensi profesional guru akidah akhlak terhadap motivasi

belajar murid Mis miftahul ulum. jurnal penelitian ini dilakukan oleh Gunai

di STAIN Sultan Qoimuddin Hasil penelitian ini bahwa terdapat pengaruh

korelasi yang positif antara pengaruh kompetensi profesional guru akidah

akhlak terhadap motivasi belajar murid, dan adanya pengaruh terhadap

motivasi belajar murid sebanyak 38,27%.

2. Korelasi antara religiusitas dengan adab siswa siswa kelas XII MAN 1

Bogor. jurnal penelitian ini dilakukan oleh Winda Misniaty di Universitas

Ibn Khaldun Bogor. Hasil penelitian adalah terdapat pengaruh korelasi yang

posistif antara religiusitas dengan adab siswa dan adanya pengaruh

religiusitas dengan adab siswa sebanyak 36%.

3. Pengaruh kompetensi profesional dan keteladanan guru dalam membentuk

akhlak siswa. jurnal penelitian ini dilakukan oleh Ani Cahyadi dan Lisa

Liana di universitas Uin Antasari. Hasil penelitian adalah terdapat pengaruh

yang signifikan antara kompetensi profesional dan keteladanan guru dengan

akhlak siswa sebanyak 51,1%.

4. Implementasi prinsip adab islam dalam lingkungan keluarga siswa kelas IV

SDIT SUIS Bogor. jurnal penelitian ini dilakukan oleh Akhmad Fauzi Dwi

Cahyo, Rahendra Maya, Muhammad Priyatna di STAI Al-Hidayah Bogor.

Hasil penelitian adalah implementasi prinsip adab islam dalam lingkungan


keluarga siswa kelas IV terlaksana dalam bentuk prilaku sehari-hari anak

ketika dilingkungan keluarga.

5. Kompetensi profesional guru akidah akhalak dalam meningkatkan hasil

belajar peserta didik di MA Ma’ruf. jurnal penelitian ini dilakukan oleh

Choirina Nur Nadiyah Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian

yang saya teliti terletak pada yang dikerjakan oleh guru yaitu pengaruh

kompetensi profesional guru akidah akhlak. Perbedaannya yaitu terletak

pada variabel Y, variabel Y peneliti terdahulu yaitu meningkatkan hasil

belajar peserta didik, sedangkan variabel Y yang saya teliti adalah Adab

siswa dalam keluarga.

Dengan mengkaji beberapa pustaka diatas kemudian penulis

tergerak ingin meneliti “PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL

GURU AKIDAH AKHLAK TERHADAP ADAB SISWA DALAM

KELUARGA DI MTS DARUL ULUM CIMAHPAR BOGOR”. Berbeda

dari penelitian yang sudah diteliti sebelumnya baik dari ruang lingkup

maupum tempatnya dan ini sangat diperlukan untuk menambah wawasan

dan pengetahuan guru dan murid.

D. Kerangka Berfikir
Dari hasil analisis penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain serta

penjabaran teori mengenai masing-masing variabel, maka dapat dirumuskan

suatu kerangka berfikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

Siswa

Komptensi Adab Siswa


profesional guru (Variabel Terkait)
akidah akhlak
(Variabel Bebas)

Aspek Kompetensi Aspek Adab Siswa Dalam Keluarga :

Profesional : 1. Pengertian adab


2. Ruang lingkup adab
1. Pengertian Kompetensi 3. Pengertian adab kepada
Profesional keluarga
2. Kompetensi guru profesional 4. Keutamaan adab kepada
3. Ciri – ciri guru profesional keluarga
4. Indikator kompetensi 5. Hikmah adab kepada keluarga
profesional
5. Upaya peningkatan
kompetensi profesional guru
6. Deskripsi pendidkan akidah
akhlak
7. Tujuan pendidikan akidah
akhlak

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan kesimpulan atau jawaban sementara yang

dapat dari permasalahan penelitian yang akan dibuktikan melalui data


empiris, Hipotesis berasal dari bahasa sansekerta yaitu “hypo” artinya

kurang dan “thesis” berarti pendapat. ada yang berpendapat bahwa

hipotesis yaitu pendapat yang baru setengah benar.

Jadi, dapat definisi dari hipotesis adalah kesimpulan atau jawaban

sementara yang didapat dari suatu permasalahan yang telah diajukan,

namun kebenarannya harus dibuktikan. dan dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan hipotesis sebagai berikut :

Ha 𝑟𝑥𝑦> 0 : Terdapat korelasi yang signifikan antara kompetensi

profesional guru akidah akhlak terhadap adab siswa dalam keluarga di

MTS Darul Ulum Cimahpar Bogor

Ha 𝑟𝑥𝑦> 0 : Terdapat korelasi yang signifikan antara kompetensi

profesional guru akidah akhlak terhadap adab siswa dalam keluarga di

MTS Darul Ulum Cimahpar Bogor MTS Darul Ulum Cimahpar Bogor

Anda mungkin juga menyukai