Anda di halaman 1dari 44

RANGKUMAN

PROFESI KEGURUAN / MKDK 4005

Tutor : Bp. Suhono M.Pd


Nama : Zumrotul Farida
NIM : 836904286

SEMESTER 3 / TAHUN 2019


MODUL 1 HAKIKAT PROFESI KEGURUAN
KB 1 Pengertian dan Rasional Profsi Guru
A. PENGERTIAN PROFESI KEGURUAN
Sebuah profesi memerlukan persyaratan khusus bagi orang yang melakukannya ,
sedangkan orang yang menggeluti sebuah profesi dapat disebut sebagai professional.
Rofesionalisme (kata benda) dimaknai sebagai mutu, kuaitas atau tindak tanduk yang
mencerminkan ciri suatu profesi atau orang yang professional. Dapat disimpulkan bahwa
profesi keguruan dapat dimaknai ilmu yang mencakup berbagai hal atau aspek yng
berkaitan dengan pekerjaan sebagai guru yng professional.
B. KARAKTERISTIK PROFESI GURU
Menurut Darling-Hamond dan Goodwin ( 1993) menyatakan bahwa pekerjaan yang
bersifat professional paling tidak memiliki 3 ciri (1.) Dalam melaksanakan pekerjaan
penerapan ilmu yang melandasi profesi didasarkan pada kepentingan individu dalam
setiap kasus. (2) mempunyai mekanisme internalyang terstruktur, yang mengatur
rekrutmen, peatihan dan pemberian lisensi (izin kerja) (3) memiliki ukuran standar untuk
praktik yang etisdan memadai dalam mengemban tanggung jawabutama terhadap
kebutuhan kliennya. Berdasarkan undang undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen pasal 8 yang berbunyi ‘ guru wajib memiiki kuaifikasi akademis,
kompetensisertifikat pendidik,sehat jasmani dan rohani, serta memiiki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.’ Dari sisi lain karakeristik guru juga mengacu
pada 2 piar penyangga utama yaitu ayanan ahli yang aman menjamin keselamatan klien
serta pengakuan dan penghargaan dari masyarakat.
4 kompetensi yng disebut daam undang undang ( yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi
kepribadian, professional dan kepribadian) muncu secara terintegrasi, sebaginama yang
diisyaratkan daam peraturan mentri pendidikan nasional Nomor 8 tahun 2009 dan Nomor
9 tahun 2010
C. RASIONAL
Dalam ungkapan yang berbeda ketiga karakteristik profesionaisme adaah (1) pekerjaan
diandasi atau dilaksanakan berdasarkn ilmu yang terkaityang disebut sebagai bidang imu
yang sesuai. (2) ad mekanisme yang terstruktur untukmengatur perekrutan, pendidikan,
dan penetapan standar praktik yng etis dan tepat. (3) tanggung jwab utama adalah
kepuasan dan keseamatan klien. Undang undang Nomor 14/2005 tentang guru dan dosen
yang mensyaratkan guru harus berkuaifikasi minimal sarjana (S1) atau dipoma empat
(D4).
KB 2 Peran, Fungsi, dan Ruang Lingkup Profesi Keguruan
A. PERAN DAN FUNGSI PROFESI KEGURUAN
Peran profesi keguruan yang utama adalah memperkenakan karakteristik profesi guru
kepada caon guru ataupun para guru yang sedang mengikuti pendidikan lanjut. Fungsi
utama profesi keguruan adalah mewuudkan wawasan keguruan para guru dan calon guru
sehingga mereka bersikap positif terhda profesi guru. Wawasan yang memadahi dan sikap
positif terhadap profesi guru akan terwujud daam berbagai tindakan guru ketika
melaksanakan tugas sebagai guru professional. Disamping itu wawasan yag memadai dan
sikap positif ini dapat tercermin dalam tutr katadan tindakan para guru dan calon guru
dalam berbagai peristiwa.
B. RUANG LINGKUP PROFESI KEGURUAN
Cakupan profesi keguruan meliputi gambarn menyeluruh tentang profesi guru dan ilmu
keguruan.
Gambaran menyuruh profesi keguruan dapat dibgi menjadi 2 kelompok. Keompok 1
merupakan materi atau topic topic yang diuraikan secara lengkap dalam mata kuliah ini
yang terdiri atas hakikat profesi guru, standar kompetensi guru secara utuh, kode etik
guru, serta upaya pengembangan kemampuan professional secara berkelanjutan. Keopok
ke 2 berisi atas topic topic yng disajikan secara umum, sedangkan uraian lebih lanjut dapat
ditemukan daam berbagai mata kuliah. Wawasan yang memadai dn sikap positif terhadap
profesi guru mestinya secara nyata dicontohkan oeh para guru yang sudah menyandang
predikat guru professional. Idealnya sesuai dengan UU Nomor 20/2003 tentang system
pendidikan nasional dan UU nomor 14/2005 tentang guru dan dosen. Kenya yang terdapat
dipeosok tanah air Indonesia. Utuk kondisi tersebur kriteria guru professional belum bisa
diterapkan.

MODUL 2 SOSOK UTUH KOMPETENSI GURU


Kegiatan Belajar 1 Hakikat dan Pengertian Kompetensi Guru
UU nomor 14/2005 tentang guru dan dosen pasal 4,guru sebagai agen pembelajaran
berfungsi meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. Tujuan pemerintah membuat undang undang ini adalah
meningkatkan martabat guru, meningkatkan kompetensi guru, dan meningkatkan mutu
pembelajaran.
A. PENGERTIAN KOMPETENSI GURU
Keputusan Mendiknas RI Nomor 45/U/2002 Pasal 1,kompetensi adalah seperangkat
tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap
mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas tugas di bidang pekerjaan tertentu.
Pasal 2 menetapkan 1) kompetensi adalah hasil didik suatu program studi yang terdiri
atas kompetensi utama, kompetensi pendukung dan kompetensi lain yang bersifat khusus dan
gayut dengan kompetensi utama. 2) elemen-elemen kompetensi terdiri atas landasan
kepribadian, penguasaan ilmu dan keterampilan, kemampuan berkarya, sikap dan perilaku
dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai,
pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam
berkarya.
Menurut Dikti perangkat kompetensi guru dapat dipilah menjadi tiga tingkatan yaitu 1)
kompetensi utama terdiri atas perangkat kemampuan yang mutlak diperlukan dalam
melakukan unjuk kerja keguruan pendidikan yang memungkinkan guru dapat mengambil
keputusan - keputusan profesional dalam pelaksanaan tugasnya. 2) kompetensi pendukung
adalah perangkat kemampuan yang berfungsi meningkatkan kemantapan pelaksanaan layanan
ahli sesuai dengan jenis dan kewenangannya. 3) kompetensi lain merupakan kemampuan
tambahan yang dapat melengkapi kompetensi pelaksanaan tugas pokok sebagai guru kelas.
Aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi menurut Gordon adalah 1)
pengerahuan (knowlege), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, 2) pemahaman
(understanding) yaitu kedalaman kognitif dan afekyif yang dimiliki oleh individu, 3) kemampuan
(skill) untuk melakukan tugas yang dibebankan kepadanya. 4) nilai (value) standar perilaku yang
telah diyakini dan menyatu dalam diri seseorang, 5) sikap (attutide) reaksi terhadap suatu
rangsangan dari luar, 6) minat (interest) kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu
pekerjaan.
Kompetensi menurut Hall dan Jones adalah pernyataan yang menggambarkan
penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara
pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Puskur, Balitbang dan
Depdikdas, kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Lefrancois menyatakan kompetensi
merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses belajar.
Kompetensi Guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan kewajiban dan tugaanya
sebagai guru. Para ahli sependapat kompetensi adalah kemampuan yang diperoleh melalui
belajar atau kompetensi adalah hasil belajar.
Bloom dkk mengklasifikasikan tujuan pendidikan sebagai taxonomy of education objective
dalam tiga domainyang menjadi acuan dan dimensi tujuan dari hasil pembelajaran yaitu 1)
domain kognitif, adalah aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
aspek evaluasi. 2) domain afektif 3) domain psikomotor
Hall dan Jones membedakan kompetensi menjadi lima jenis. 1) kompetensi kognitif
meliputi pengetahuan, pemahaman, dan perhatian. 2) kompetensi afektif meliputi nilai, sikap,
minat dan apresiasi. 3) kompetensi penampilan meliputi demonstrasi penampilan fisik dan
psikomotor. 4) kompetensi produk meliputi ketrampilan melakukan perubahan. 5) kompetensi
eksploratif atau ekspresif yang berkaitan dengan pengalaman yang berguna untuk kehidupan
Pada prinsipnya kompetensi adalah semua daya rasa, daya cipta, daya pikir dan daya
tindak seseorang yang permanen yang meleka dalam dirinya dan siap diakltualisasikan saat
menghadapi masalah atau tantangan kehidupan untuk masa sekarang dan masa yang akan
datang.
B. BAGAIMANA MENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU
UU Nomor 14/2005 Tentang Guru dan Dosen mendefinisikan profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Sebagai tenaga profesional,
guru dituntut untuk selalu mengembangkan diri sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni karena guru adalah salah satu tumpuan bagi negara dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
Komponen kompetensi terdiri atas tiga kompetensi berikut
1. Kompetensi Pengembangan Profesi, terdiri atas mengikuti informasi perkembangan
IPTEK yang mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah, mengalihbahasakan
buku pelajaran /karya ilmiah, mengembangkan berbagai model pembelajaran, menulis
makalah, menyusun/menulis diklat pelajaran,menulis buku pelajaran /karya
ilmiah/modul,melakukan penelitian ilmiah, menemukan teknologi tepat guna,
membuat alat peraga atau media, menciptakan karya seni, mengikuti pelatihan
terakreditasi/pendidikan kualifikasi /kegiatan pengembangan kurikulum.

2. Kompetensi Pemahaman Wawasan, indikatornya adalah Memahami visi dan misi,


memahami hubungan pendidikan dan pengajaran, memahami konsep pendidikan dasar
dan menengah, memahami fungsi sekolah, mengidentifikasi permasalahan umum
pendidikan dalam hal proses dan hasil pendidikan, membangun sistem yang
menunjukkan keterkaitan pendidikan dan luar sekolah.

3. Kompetensi Penguasaan Bahan Kajian Akademis, indikatornya memahami struktur


pengetahuan,menguasai substansi materi,menguasai substansi kekuasaan sesuai
dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan siswa.

Upaya pengembangan standar kompetensi guru menurut Majid sebagai berikut


1. Kejelasan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dari profesi guru, antisipasi kendala
yang bakal dihadapinya, identifikasi alternatif -alternatif pemecahan serta pengembangan
alternatif yang dipilih dalam skala terbatas.
2. Permasalahan yang jelas serta tujuan yang spesifik, jika perlu dilengkapi dengan kriteria
keberhasilan yang dijadikan ukuran, merupakan titik awal yang sangat penting dalam upaya
pengembangan standar kompetensi guru.
3. Antisipasi kendala. Pemahaman terhadap kendala yang ada sangat berguna dalam proses
mengidentifikasikan/menyeleksi alternatif pemecahan atas standar kompetensi yang akan
dikembangkan.
Kegiatan Belajar 2 Standar Utuh Kompetensi Guru
Menurut BSNP, sosok utuh standar kompetensi guru terdiri atas 1) kompetensi akademis
adalah landasan scientific yang merupakan penyelenggaraan layanan ahli keguruan yang terdiri
atas empat rumpun kompetensi yaitu kemampuan mengenal peserta didik secara mendalam,
kemampuan menguasai bidang studi, kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik, sera kemampuan mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan. 2)
Kompetensi profesional guru dijabarkan melalui empat kompetensi utama. Menurut Peraturan
Mendiknas Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi Akademis dan
kompetensi guru, standar kompetensi profesional dikembangkan secara utuh dari empat
kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
dan kompetensi profesional.
Menurut Mulyasa, dakan pendidikan terdapat dua jenis standar yaitu 1) standar
akademis, merefleksikan pengetahuan dan keterampilan esensial setiap disiplin ilmu yang harus
dipelajari oleh peserta didik. 2) standar kompetensi ditunjukkan dalam bentuk proses atau hasil
kegiatan yang didemonstrasikan oleh peserta didik sebagai penerapan dari pengetahuan dan
keterampilan yang dipelajarinya.
A. KOMPETENSI AKADEMIS
1. Kemampuan Mengenal Peserta Didik Secara Mendalam : guru harus mampu
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.
2. Kemampuan Menguasai Bidang Studi :guru harus menguasai substansi dan metodologi
bidang ilmu sesuai dengan bidang ilmu yang bersangkutan disertai kemampuan mengemas dan
memilih bidang ilmu tersebut menjadi bahan ajar yang sesuai dengan konteks kurikuler dan
kebutuhan peserta didik
3. Kemampuan Menyelenggarakan Pembelajaran yang Mendidik : guru harus memiliki
kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, kemampuan menilai proses, dan
hasil pembelajaran serta kemampuan menindaklanjuti hasil asesmen untuk perbaikan
pembelajaran secara berkelanjutan
Dalam taksonomi Bloom pada domain kognitif, jika diaplikasikan dalam tujuan
instruksional khusus (TIK) dalam materi belajar matematika sebagai berikut 1)Tingkat
pengetahuan (knowledge) yaitu kemampuan peserta didik dalam mengingat definisi definisi,
notasi notasi, konsep konsep, an dalil dalil. 2) Tingkat Pemahaman (cimprehension) sebagai
kemampuan peserta didik menerjemahkan data dari satu bentuk ke bentuk lainnya dengan
caranya sendiri menafsirkan atau menyimpulkan arti data dan mengembangkan nalar. 3)Tingkat
Penerapan (application) sebagai kemampuan peserta didik dalam menggunakan pengetahuan
ke situasi baru untuk memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari hari.
4) Tingkat analisis (analysis) kemampuan peserta didik dalam menganalisis informasi yang
diberikan dalam berbagai bagian serta mengklasifikasikan menjadi beberapa kategori agar
dapat menghubungkannya dengan data data lain atau kemampuan peserta didik dalam
memerinci dan membandingkan data yang rumit. 5) Tingkat sintesis (synthesis) kemampuan
peserta didik dalam menyatukan elemen - elemen yang diberikan sehingga membentuk pola
baru atau struktur yang lebih menyeluruh. 6) Tingkat Evaluasi (evaluation) kemampuan peserta
didik membuat pertimbangan dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat
berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya atau menilai informasi sebagai hasil
analisis.
4. Kemampuan Mengembangkan Kemampuan Profesional secara Berkelanjutan : guru harus
memiliki kemampuan dalam memanfaatkan setiap peluang untuk belajar dan untuk
meningkatkan profesionalitas sehingga pembelajaran yang dikelolanya selalu mengedepankan
kemashlahatan peserta didik.
B. KOMPETENSI PROFESIONAL
1. Kompetensi Pedagogis
Terdiri atas kompetensi inti guru yang a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek
fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual. b) menguasai teori belajar dan prinsip
prinsip pembelajaran yang mendidik. c) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang
pengembangan yang diampu. d) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik. e)
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan
kegiatan pengembangan yang mendidik. f) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. g) berkomunikasi secara efektif,
empati dan santun dengan peserta didik. h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses
dan hasil belajar. i) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran. j) melaksanakan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
(Dikti BSNP, 2007)
Dapat diartikan, kompetensi pedagogis yang harus dilaksanakan guru adalah
mengembangkan dan memahami potensi peserta didik semaksimal mungkin dalam aspek-
aspek fisik, emosional, moral, spiritual, sosial, kultural dan intelektual.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi inti guru yang a) bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan
kebudayaan nasional Indonesia. b) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia
dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. c) menampilkan sebagai pribadi yang mantab,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa. d) menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi,
raaa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri. e) menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
Menurut Satori, kompetensi kepribadian guru mencakup sikap, nilai nilai dan kepribadian
sebagai elemen perilaku dalam kaitannya dengan performance yang ideal sesuai dengan bidang
pekerjaan yang dilandasi oleh latar belakang pendidikan, peningkatan mutu kemampuan dan
pelatihan, serta legalitas kewenangan mengajar. Perkembangan kepribadian dipengaruhi faktor
internal (faktor dari dalam guru itu sendiri ldan faktor eksternal (berasal dari luar seperti
kebijakan ditempat bekerja, kesempatan mengembangkan diri, teman kerja, biaya, dan beban
kerja)
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi inti guru yang menjabarkan tentang a) bersikap inklusif, bertindak objektif,
tidak diskriminatif. b) berkomunikasi secara efektif, empati dan santun dengan sesama pendidik
dan masyarakat. c) beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang
memiliki keragaman sosial budaya. d) berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan
profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
4. Kompetensi profesional
Kompetensi inti guru yang a) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yang mendukung mata pelajaran yang diampu. b) menguasai standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu. c)
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. d) mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. e) memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Menurut Depdikbud (1980)ada 10 kemampuan dasar guru, yaitu penguasaan bahan
pelajaran beserta konsep konsep dasar keilmuannya, pengelolaan program belajar mengajar,
pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber pelajaran, penguasaan landasan -landasan
kependidikan, pengelolaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi siswa, pengenalan
fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan, pengenalan dan penyelenggaraan administrasi
sekolah, serta pemahaman prinsip -prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk
kepentingan peningkatan mutu pengajaran. Menurut Gagne, ada delapan tipe belajar yang
dilakukan secara prosedural atau hierarki dalam belajar, yaitu sebagai berikut :
1. Tipe belajar pertama : belajar sinyal (signal learning)
Terjadi apabila ada suatu stimulus yang tidak disengaja yang keduanya dapat
menimbulkan respon yang emosional. Oleh karena itu guru harus dapat mengembangkan hasil
pembelajaran yang memberikan stimulus yang menyenangkan agar dapat menimbulkan emosi
yang menyenangkan bagi peserta didik.
2. Tipe belajar kedua : stimulus respon (stimulus respon learning)
Menyatakan bahwa suatu respon itu akibat adanya stimulus. Implikasi dari konsep ini
dalam proses pembelajaran, materi, atau bahan pelajaran tang diberikan untuk peserta didik
dipilih yang menarik agar menimbulkan respon secara tepat untuk mendorong peserta didik
belajar.
3. Tipe belajar ketiga : Belajar merangkai tingkah laku (behavior chaining learning)
Tipe belajar yang menunjukkan adanya dua atau lebih stimulus respon yang bergabung
bersama. Supaya rangkaian terjadi peserta didik harus sudah mempelajari setiap mata rantai
stimulus respon yang diperlukan dalam rantaian. Jika setiap mata rantai telah dipelajari dan
dikuasai, rantaian dapat dilakukan dengan cara membantu dan memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk menyusun rangkaian yang lebih benar. Semua kegiatan berkaitan dengan
stimulus respon untuk rantaian tersebut. Jika peserta didik berhasil melaksanakannya dengan
baik, sebaiknya guru kembali memberikan penguatan kepada peserta didik.
4. Tipe belajar keempat : Asosiasi Verbal (verbal association)
Tipe ini penting dalam proses pembelajaran yang bersifat rangkaian verbal untuk
menyatakan ide dan gagasan.
5. Tipe belajar kelima : belajar diskriminasi (multiple discrimination)
Menunjukkan peserta didik bisa membedakan objek- objek menurut karakteristiknya
serta mengenal objek fisik dan objek konseptual yang ada dalam lingkungannya.
6. Tipe belajar keenam : belajar konsep (concept learning)
Kemampuan menggeneralisasikan suatu hal konkret ke hal abstrak atau dari konsep ke
situasi baru.
7. Tipe belajar ketujuh : belajar aturan (principle learning)
Tipe belajar yang mengaitkan antara dua konsep atau lebih dengan aturan. Dalam belajar
aturan, guru menyetujui aturan yang akan dipelajari sehingga dapat membantu aktifitas untuk
peserta didik dan menggunakannya dengan cara yang tepat.
8. Tipe belajar kedelapan : belajar memecahkan masalah (problem solving)
Guru harus memberikan prioritas pada usaha bagaimana berpikir dengan jelas dalam
memecahkan suatu masalah.
Menurut Gagne enam tipe belajar yang diuraikan di atas adalah tipe belajar dasar yang
harus dikuasai peserta didik sebelum ia dapat mempelajari masalah yang lebih tinggi
tingkatannya. Selanjutnya 2 tipe belajar yang lebih kompleks dan tinggi adalah belajar
pemecahan masalah dan belajar aturan. Mulyasa mengatakan bahwa upaya peningkatan mutu
pendidikan dilakukan dengan menetapkan standar kompetensi guru, yaitu melalui konsensus
nasional antara pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat.

MODUL 3
KB 1 pelajaran yang Mendidik dan Tindakan Reflektif untuk Mencapai Peningkatan
Kualitas Pendidikan
A. Prinsip Dasar Pembelajaran yang Mendidik
Kompetensi guru sesuai dengan persyaratan standar nasional sebagai berikut
1. Guru mampu menguasai prinsip-prinsip dasar pembelajaran yang mendidik
2. Guru mampu mengembangkan kurikulum dan mata pelajaran yang diampu secara kreatif
dan inivatif
3. Guru mampu merancang pembelajaran yang mendidik
4. Guru mampu menilai proses dan hasil pembelajaran yang mengacu pada tujuan utuh
pendidikan
B. Pendekatan Pembelajaran yang Terkait
Rusman dkk (2011) menyatakan pendekatan pembelajaran dapat dipandang sebagai suatu
keseluruhan terpadu yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berinteraksi secara
fungsional dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
1. Pendekatan Pembelajaran Perkembangan Psikologi Kognitif
Jean Pieget menyatakan model pendekatan perkembangan psikologi kognitif tidak
mementingkan hasil belajar, tapi lebih mementingkan proses belajar. Menurut pendekatan
belajar ini, perilaku belajar seseorang dipengaruhi oleh internal dari setiap orang.
Winataputra (2011) aspek koknitif mempersoalkan masalah bagaimana seseorang
memperoleh pengetahuan mengenai diri sendiri dan lingkungannya serta bagaimana
mereka berhubungan dengan lingkungan mereka dan dengan menggunakan kesadarannya.
Sedangkan aspek psikologinya menekankan pada hubungan antara orang dan hubungan
psikologinya secara bersamaan dan saling bersamaan dan saling berhubungan secara
timbal balik.
Ada tiga fungsi perkembangan kognitif anak dalam proses pembelajaran berikut;
1) Perkembangan kognitif dalam pembelajaran ada 3 tahapan yaitu 1. Asimilasi, 2.
Akomodasi, 3. Ekuilibrasi (penyeimbang)
2) Pembentukan pengetahuan terjadi berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang ada
dalam pikiran peserta didik.
3) Tahap-tahap perkembangan intelektual. Ada 4 periode berpikir yaitu 1. Periode sensori
motor 2. Periode praoperasional 3. Periode operasi konkret 4. Periode operasi formal
Menurut Solso (1991) model perkembangan psikologi kognitif ini terbukti memenuhi
berbagai persyaratan sebagai model yang dapat diterima.
2. Pendekatan Belajar Algoritmik-aheuristik (Algo-Heoristik)
Menurut Thomas Dwyer, dalam tailor (1980) pendidikan adalah sesuatu yang melepaskan
potensi manusia. Artinya melalui pendidikan peserta didik dapat mengatur kehidupan
pribadinya sesuai dengan lingkungan hidup yang berkaitan dengan faktor sosial, ekonomi,
budaya, dsb.
a. Pendekatan Algoritmik
Adalah suatu pendekatan yang berkaitan dengan aktivitas belajar prosedur. Tugas
guru dalam hal ini sebagai berikut
Pertama menggunakan penuntun dan mengarahkan siswa menyelesaikan masalah
Kedua memberikan siswa untuk meggunakan panutan ini dalam menyelesaikan masalah
mereka. Penuntun masalah tersebut adalah 1. Menyajikan masalah dalam bentuk umum, 2.
Menyajikan kembali masalah dalam bentuk operasional 3. Menentukan strategi atau
prosedur untuk menyelesaikan masalah 4 menyelesaikan masalah lima menganalisis dan
mengevaluasi penyelesaian masalah, dan metode menemukan strategi penyelesaian
masalah.
Ada tiga jenis algoritmik yang relevan dengan proses pembelajaran. yang pertama
algoritmik bisa digunakan untuk perkembangan kognitif peserta didik lebih optimal. Kedua
algoritmik bisa digunakan oleh guru untuk mengajar peserta didik dalam mata pelajaran
lain atau masalah kehidupan lainnya. Ketiga algoritmik bisa digunakan oleh seseorang
untuk digunakan menolong dosen belajar bagaimana mengajar mahasiswa.
b. Pendekatan heuristik
Menurut Dwyer pendekatan heuristik merupakan pengembangan dan akselerasi untuk
memecahkan berbagai macam masalah. Pendekatan heuristik berorientasi pada
peningkatan kemampuan berpikir sistematis, diagramatis, dan lateral.
3. Pendekatan pembelajaran konstruktivisme
Belajar dengan menerapkan teori konstruktivisme harus menampilkan ciri-ciri yaitu 1.
aktif, 2. Kumulatif 3. Reflektif 4. Diarahkan oleh tujuan dan dilakukan secara sengaja.
Menurut Nugraheni (2007), pendekatan konstruktivisme dalam implementasinya
melahirkan pendekatan scl yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Afiatin 2004
secara umum menyebutkan bahwa karakteristik guru tersebut antara lain mengakui dan
menghargai keunikan masing-masing siswa dengan cara mengakomodasi pemikiran, siswa
gaya belajar, tingkat perkembangan, kemampuan bakat, persepsi diri, serta kebutuhan
akademis, dan non akademis siswa.
C. Pelaksanaan Pembelajaran Mendidik
Leshin (1996) strategi pembelajaran adalah salah satu cara yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Dick dan carey (1978) mengatakan bahwa strategi pembelajaran itu lebih
daripada sekedar deskripsi mengenai bahan pembelajaran yang disajikan untuk siswa.
Garlach and elly (1990) strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu yang terdiri
atas urutan kegiatan metode dan prosedur yang dapat memberikan pengalaman belajar
kepada siswa guna mencapai tujuan belajar. Reigeluth (1993) strategi pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, strategi
pengelolaan. Suparman (1995) menyatakan strategi pembelajaran terdiri atas empat
komponen urutan yaitu 1. Urutan kegiatan, 2. Metode pembelajaran 3. media pembelajaran
dan 4. Waktu.
Fungsi strategi pembelajaran 1. Menyampaikan isi pembelajaran kepada pembelajar, 2.
Menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pembelajar untuk
menampilkan unjuk kerja. Menurut Gagne (1985). Kegiatan pembelajaran sebagai berikut
1) Menarik perhatian
2) Memberitahukan tindakan pemberitahuan tujuan instruksional khusus kepada peserta
didik
3) Memacu kembali kemampuan belajar
4) Menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik
5) Memberikan petunjuk kepada peserta didik
6) Memancing tercapainya penampilan
7) Pemberian umpan balik
8) Penilaian penampilan
9) Memacu kemampuan mengingat-ingat dan transfer
Untuk lebih meningkatkan pemahaman Anda selanjutnya akan dijabarkan 7 metode
pembelajaran menurut heinich tahun 1996 berikut ini
a. Pembelajaran ceramah
Guru mendominasi seluruh pembicaraan sedangkan peserta didik hanya mendengar
memperhatikan dan membuat catatan seperlunya. Komunikasi terjadi adalah searah yaitu
dari guru kepada peserta didik.
b. Demonstrasi
Metode demonstrasi pada umumnya sangat dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran
jika terdapat hal-hal berikut
1. Kegiatan proses belajar mengajar bersifat formal latihan atau keterampilan kerja
2. Materi pembelajaran berkaitan dengan keterampilan gerak psikomotor dan prosedur
melaksanakan suatu kegiatan
3. Guru bermaksud menggantikan atau menyederhanakan kegiatan-kegiatan prosedural yang
cukup panjang
4. Guru menginginkan adanya suatu kontrol yang dapat dijadikan dasar penilaian untuk
menentukan standar nilai
c. Diskusi
d. Latihan dan praktik
e. Permainan
f. Simulasi
Arti simulasi adalah meniru tindakan atau perbuatan suatu sistem kerja prosedur atau
pekerjaan apapun yang dilakukan oleh manusia. Tujuan simulasi adalah memberikan
pengajaran melalui pengalaman
g. Penemuan
Metode penemuan menggunakan pendekatan belajar induktif atau inkuiri
D. Melakukan Tindakan Refleksi untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Melakukan tindakan refleksi dalam melaksanakan tugas itu sangat penting agar
pengalaman yang tidak menyenangkan tidak terulang kembali. Menurut Wardani tahun
2012 sebaiknya refleksi dilakukan berdasarkan analisis dan sistematis serta induksi dan
deduksi.
KB 2 Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Kepentingan Pembelajaran
dan Pengembangan Diri
A. Peran dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai media belajar
Dirjen Dikti Depdiknas (2007) Dalam proses pembelajaran secara umum TIK mempunyai
peranan sebagai berikut
1. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesional tenaga pengajar
2. Sebagai sumber belajar dalam pembelajaran
3. Sebagai alat bantu interaksi pembelajaran
4. Sebagai wadah pembelajaran
Menurut budianingsih tahun 2007 Dalam proses pembelajaran secara umum teknologi
informasi dan komunikasi memiliki potensi untuk memberdayakan mahasiswa yaitu
mendorong tumbuhnya keterampilan belajar mahasiswa, keterampilan Keterampilan
bernalar mahasiswa keterampilan berkomunikasi dan juga kemampuan mahasiswa untuk
menemukan beragam sumber belajar.
Guru Adalah fokus yang tepat dalam proses pembelajaran tetapi media belajar yang dapat
memanfaatkan TIK merupakan dorongan untuk mencari solusi dan mencairkan masalah
yang membelenggu guru yang baik
Manfaat TIK dalam proses pembelajaran sebagai berikut
1. Materi pembelajaran dapat diterapkan sebelumnya tanpa harus menggantungkan
sepenuhnya pada guru
2. Program pembelajaran yang memanfaatkan TIK dapat menyajikan informasi dan peserta
didik menanggapinya, kemudian program pembelajaran yang menentukan arah
selanjutnya
3. Perintah dasar yang ada dalam program pembelajaran memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk membuat keputusan dan mempelajari beberapa kontrol terhadap hasil
belajar mereka secara individualis
4. Aplikasi penggunaan program pembelajaran difokuskan untuk menyelesaikan masalah-
masalah pembelajaran tertentu yang dapat berperan untuk memperkaya dan
menyempurnakan pembelajaran pada lazimnya
5. Program Pembelajaran dapat dirancang dengan cara menggabungkan beberapa metode
pembelajaran yang terdapat pada tingkat perintah dasar perbaikan atau pengayaan
6. Salah satu karakteristik penting yang dimiliki oleh program pembelajaran adalah fleksibel
sistem dalam menangani input data dan informasi output
7. Menurut para ahli dua aspek yang penting dari hubungan peserta didik dan materi
pelajaran adalah stimulus dan respon dari pelajaran dan keperluan belajar untuk jenis
perilaku yang diajarkan
Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam program pembelajaran TIK
1. Biaya perangkat keras dan perawatan merupakan faktor biaya yang terbesar
2. Seringkali terjadi masalah mengenai ketidakcocokan antara hardware dan software
3. Harapan yang besar
4. Keterbatasan pada jangkauan sasaran
5. Pengembang perangkat lunak yang digunakan dengan komputer merupakan pekerjaan
yang sulit karena dibutuhkan tingkat keahlian yang tinggi dan harus dikembangkan oleh
ahlinya
6. Perintah-perintah yang diberikan dalam program pembelajaran berbasis TIK seringkali
menyebabkan kurangnya interaksi sosial
7. Dalam program pembelajaran berbasis TIK kreativitas sangat kaku dan tidak berkembang
8. Keterbatasan program pembelajaran berbasis TIK dalam membantu peserta didik karena
program ini tidak bisa berbicara mendengarkan dan mengetahui sesuatu dengan
sendirinya
B. Multimedia Interaktif berbasis Teknologi informasi dan Komunikasi
Menurut Heinich (1996) program multimedia interaktif ini berfungsi sebagai sarana
interaksi antara guru dan peserta didik. Multimedia interaktif ini terdiri atas kombinasi
antara teks grafik animasi suara dan video karakteristik utama dalam proses pembelajaran
interaktif adalah respon peserta didik terhadap materi pembelajaran dan adanya
pemberian umpan balik dalam oleh guru terhadap respon tersebut.
Rata-rata perintah dasar dalam program ini membantu peserta didik meningkatkan
perolehan nilai tes mereka dari 10% sampai 18% dibandingkan dengan perintah perintah
guru yang berada di dalam ruangan kelas biasa.
C. Prinsip-prinsip Dasar pemilihan Media Belajar Berbasis TIK
Fungsi media di sini baru berperan sebagai alternatif yang mengacu pada suatu hal yang
memberikan atau membawa informasi dari suatu sumber pesan kepada penerima pesan
atau bisa juga berperan untuk mempercepat suatu inovasi.
Menurut (AECT) Amerika, media belajar adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan
untuk menyalurkan pesan dan informasi pembelajaran. British Audio Visual Association
menunjukkan komposisi yaitu
1. Melalui media penglihatan atau visual 83%
2. Melalui indra pendengaran atau audio Tori 13%
3. Melalui indra penciuman dan rasa 6%
Oleh karena itu Rowtree dan Bates sependapat bahwa pemilihan media belajar perlu
memperlihatkan beberapa faktor yaitu:
1. Akses terhadap media baik bagi peserta didik maupun institusi
2. Biaya
3. Peranan media dalam proses pembelajaran
Gagne and Reister menambahkan pemilihan media harus mempertimbangkan tiga faktor
yaitu:
1. Atribut media itu sendiri
2. Karakteristik peserta didik
3. Setting dan faktor praktis
Kemp mengatakan bahwa secara umum beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
memilih jenis media belajar yang akan digunakan untuk keperluan proses pembelajaran
sebagai berikut
1. Setting, 2. Atribut media, 3. Tujuan, 4.perangkat lunak dan perangkat keras, 5. Biaya.
Heinick dkk, mengatakan berbagai prinsip umum yang digambarkan di sini harus
digunakan sebagai dasar untuk memilih dan menggunakan semua jenis media belajar
sebagai berikut
1. Media belajar harus mengikuti bukan menentukan tujuan belajar
2. Guru harus memahami secara mutlak media belajar yang digunakan dalam pembelajaran
3. Media belajar harus sesuai dengan format pembelajaran
4. Nadia belajar harus konsisten dengan kemampuan cara belajar peserta didik
5. Media belajar harus dipilih secara objektif dan tidak berdasarkan pilihan secara pribadi
6. Tidak ada media paling baik untuk semua tujuan
Dua jenis media belajar yaitu
1. Media yang dimanfaatkan atau media terapan
2. Media yang dirancang yang harus dipersiapkan dan dikembangkan sendiri
MODUL 4 kb 1 Hakikat pembelajaran
A. Pembelajaran
1. Pengertian pembelajaran
 Sudjana Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja
untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak yaitu antara
peserta didik “warga belajar” dan pendidik “sumber belajar” yang melakukan kegiatan
membelajarkan.
 Usman Pembelajaran merupakan upaya dalam mengorganisasikan lingkungan
pendidikan untuk menciptakan situasi dan kondisi belajar bagi siswa.
 Tardif (dalam Adrian, 2004) mendefinisikan, mengajar adalah any action performed
by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another
individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang
(dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal
ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.[4]
 Biggs (dalam Adrian, 2004) seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar
menjadi tiga macam pengertian yaitu (1) Pengertian Kuantitatif. Mengajar diartikan
sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru
hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa
dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab
pengajar. (2) Pengertian institusional. Mengajar berarti the efficient orchestration of
teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini
guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa
yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan
kebutuhannya. (3) Pengertian kualitatif. Mengajar diartikan sebagai the facilitation of
learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan
pemahamannya sendiri.[5] Burton (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan mengajar
adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa
agar terjadi proses belajar.[6]
 Dari definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan
pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang
dimaksud antara lain adalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa, (2) memanfaatkan
lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, dan (3) memberikan stimulus,
bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa.

2. Taksobomi tujuan pembelajaean

Taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan telah lama dikembangkan, dan
tokoh yang begitu terkenal dengan konsep taksonominya adalah Benjamin, S. Bloom.
Sehingga taksonomi pendidikan yang cetuskannya diabadikan dengan sebutan nama
penemunya yaitu Taksonomi Bloom.
Secara teoritis, menurut taksonomi Bloom ini, tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga
domain, yaitu:
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. 
2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. 
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang
berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai
tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan
menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam
ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga
diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.
1. Domain Kognitif

Pada dasarnya Kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir,


menegtahui dan memecahkan masalah. Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut
aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan
kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami,
mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi Dalam ranah
kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah
sampai dengan jenjang yang paling tinggi.
Berikut adalah kenam jenjang ranah kognitif : 
1. Pengetahuan (Knowledge) Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat atau
menghafal.
2. Pemahaman (Comprehension) Adalah kemampuan untuk mengerti atau memahami
sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
3. Aplikasi (Application) Adalah kemampuan menggunakan atau menerapkan materi
yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan
prinsip.
4. Analisis (Analysis) Adalah kemampuan untuk merinci atau menguraikan suatu
bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami
hubungan di antara bagian-bagian tersebut.
5. Sintesis (Synthesis) Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari
proses berfikir analisis.
6. Evaluasi (Evaluation) Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah
kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan untuk
membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi.
2 . Domain Afektif
       Domain afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah
memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada
peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
1. Penerimaan (Receiving/Attending)  Penerimaan atau Receiving adalah kepekaan
seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya
dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
2. Tanggapan (Responding) Tanggapan atau Responding mengandung arti “adanya
partisipasi aktif.
3. Penghargaan (Valuing) Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau
memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek.
4. Pengorganisasian (Organization)Mengatur atau mengorganisasikan artinya
mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang
membawa pada perbaikan umum.
5. Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value
Complex) Ini lebih mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Tujuan dalam
kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa.
3.  Domain Psikomotor
       Domain psikomotor adalah kemampuan yang dihasilkan oleh fungsi motorik manusia
yaitu berupa keterampilan untuk melakukan sesuatu. Keterampilan melakukan sesuatu
tersebut, meliputi keterampilan motorik, keterampilan intelektual, dan keterampilan
sosial. Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, namun dibuat oleh ahli lain tetapi
tetap berdasarkan pada domain yang dibuat Bloom. Ranah psikomotorik ini dikembangkan
oleh Simpson, dan klasifikasi ranah psikomotorik tersebut adalah:
1. Persepsi (Perception) Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu
gerakan. 
2. Kesiapan (Set) Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
3. Guided Response (Respon Terpimpin)  Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang
kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba. 
4. Mekanisme (Mechanism)Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga
tampil dengan meyakinkan dan cakap.
5. Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response) Gerakan motoris yang terampil
yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks. Gerakan kompleks
mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu ketrampilan, yang terdiri atas beberapa
komponen, dengan lancar, tepat dan efisien. 
6. Penyesuaian (Adaptation)Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat
disesuaikan dalam berbagai situasi.
7. Penciptaan (Origination) Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau
permasalahan tertentu.
Kb 2 : Komponen-Komponen Pembelajaran
A. Komponen Pembelajaran
1. Pengertian komponen pembelajaran
Pembelajaran merupakan sebuah aktivitas kompleks yang dikelola oleh guru untuk
membantu peserta didik mencapai suatu kemampuan dan nilai yang baru. Pencapaian
keberhasilan pembelajaran ini tergantung kepada berbagai komponen pembelajran yang
satu sama lainnya saling berkaitan.
2. Jenis-jenis komponen pembelajaran
a) Tujuan pembelajaran
- Arti tujuan pembelajaran
 Menurut Robert F Meager : maksud yang dikomunikasikan melalui pernyataan yang
menggambarkan perubahan yang diharapkan dari siswa.
 Menurut H. Daryanto : tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan,
ketrampilan dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran
yang dinyatakan dalam bentuk tingakh laku yang dapat diamati dan diukur.
 Menurut B Suryosubroto : rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh
siswa sesudah ia melewati kegiatan pembelajaran yang bersangkutan dengan berhasil.

Kesimpulan : tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci mengenai apa yang
harus dikuasai oleh siswa sebagai hasil dari aktivitas pembelajaran yang diikutinya.
- Syarat tujuan pembelajaran yang baik
 Spesifik : tidak mengandung penafsiran yang berbeda-beda
 Operasional : mengandung satu perilaku yang dapat diukur untuk memudahkan
penyusunan alat evaluasi
- Implementasinya dalam pembelajaran
 Harus dapat memahami tujuan pembelajaran dan mengarahkan proses pembelajaran pada
tercapainya tujuan pembelajaran.
 Harus memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tujuan pembelajaran yang
akan dicapai agar merekan mengetahui secar jelas tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapainya.
b) Materi pembelajaran (instructional materials)
- Pengertian
Materi pembelajaran pada hakikatnya merupakan substansi dari kurikulum, yakni berupa
mata pelajaran dengan topik/subtopik dan perinciannya. Materi pembelajaran secara garis
besar terdiri atas pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
- Syarat materi pembelajaran yang baik
 Kriteria tujuan pembelajaran
 Materi pembelajaran supaya terjabar
 Relevan dengan kebutuhan siswa
 Kesesuaian dengan kondisi masyarakat
 Materi pembelajaran menagndung segi-segi etik
 Materi pembelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematis dan logis
 Materi pembelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan
masyarakat
- Implementasinya dalam pembelajaran
 Harus menyusun materi pembelajaran secara komprehensif dan sistematis dengan
mengacu pada prinsip-prinsip psikologi
 Materi pembelajaran harus mempunyai lingkup yang jelas dan urutan yang sistematis
 Lingkup dan urutan materi pembelajaran harus sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan
 Materi pembelajaran harus disusun dengan mengacu pada ruang lingkup isi kurikulum
3. Metode pembelajaran
a) Pengertian
Merupakan suatu prosedur atau acar yang dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan,
menjelaskan, dan memberikan latihan materi pembelajaran tertentu kepada para siswa
untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
b) Syarat metode pembelajaran yang baik
- Harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa
- Harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa
- Harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya
- Harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut serta melakukan
eksplorasi dan inovasi
- Harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh
pengetahuan melalui usaha pribadi
- Harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan
pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan
- Harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang
diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari
c) Implementasinya dalam pembelajaran
- Guru harus memilih metode pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk aktif dalam
proses pembelajaran, selain juga mendapatkan hasil atau produk belajar yang baik
- Guru dituntut untuk mampu memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen
penting dalam mencapai kualitas pembelajaran
4. Media pembelajaran
- Pengertian
Merupakan segala jenis komponen sumber belajar yang digunakan guru dalam kegiatan
pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian siswa
sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung
secara efektif serta dapat mencapai hasil pembelajaran yang berkualitas.
- Jenis-jenis media berdasarkan tempat penggunaannya
 Penggunaan media di kelas
 Penggunaan media di luar kelas
Dibedakan menjadi 2 kelompok : 1) penggunaan media tidak terprogram
2) penggunaan media secara terprogram
- Kriteria media yang efektif
 Kesesuaian dengan tujuan
 Kesesuaian dengan materi pembelajaran
 Kesesuaian dengan teori
 Kesesuaian dengan gaya belajar siswa
 Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung dan waktu yang tersedia
Kriteria khusus: acces, cost, technology, interactivity, organization novelity.
- Implementasinya dalam pembelajaran
 Guru perlu merancang media pembelajaran sedemikian rupa dengan mempertimbangkan
relevansinya terhadap materi dan tujuan pembelajaran
 Media pembelajaran itu jenisnya sangat beragam, maka guru harus ceramt dalam memilih
media.
5. Evaluasi pembelajaran
- Pengertian
Merupakan usaha untuk memperoleh informasi tentang perolehan belajar peserta didik
secara menyeluruh, baik pengetahuan, konsep, nilai, maupun proses.
- Fungsi evaluasi
 Kemampuan mengajar guru akan diketahui setelah diadakan evaluasi
 Taraf penguasaan pembelajaran terhadap materi pembelajaran yang akan diketahui
setelah diadakan evaluasi
 Letak kesulitan peserta didik akan diketahui setelah diadakan evaluasi
 Tingkat kesukaran dan kemudahan bahan pelajaran yang diberikan kepada peserta didik
akan diketahui setelah diadakan evaluasi
 Termanfaatkan sarana dan fasilitas pendidikan akan diketahui setelah diadakan evaluasi
 Remedial-remedial akan diketahui setelah diadakan evaluasi
 Tujuan pembelajaran yang dirumuskan akan diketahui setalah diadakan evaluasi
 Peserta didik dapat dikelompokkan dalam kelompok juga akan diketahui setelah diadakan
evaluasi
 Peserta didik perlu mendapat prioritas dalam bimbingan penyuluhan dan tidak menjadi
prioritas akan diketahui setelah diadakan evaluasi
- Syarat-syarat evaluasi pembelajaran
 Keterpaduan
 Koherensi
 Pedagogis
 Akuntabilitas
- Pengertian penilaian
Adalah kegiatan menafsirkan hasil belajar peserta didik. Penilaian dapat digunakan oleh guru
sebagai balikan maupun keputusan yang tepat ataupun dalam memperbaiki proses belajar
mengajar.
- Tindak lanjut penilaian, standar penilaian, dan pedoman penilaian
Beberapa hal yang dilakukan oleh guru:
 Melaksanakan pengajaran perbaikan
 Pengajaran pengayaan
 Program akselerasi
 Pembinaan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
 Peningkatan motivasi belajar
Standar penilaian pendidikan menurut PP No 19 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 11 adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrument
penilaian hasil belajar peserta didik.
Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan berpedoman pada :
 Penilaian acuan norma : dilakukan dengan mengetahui kedudukan hasil belajar yang
dicapai berdasarkan norma kelas
 Penilaian acuan patokan : sangat bergantung pada soal-soal tes yang dikuasai oleh peserta
didik
- Implementasinya dalam pembelajaran
 Memiliki kompetensi yang memadai dalam merancang alat evaluasi
 Harus mampu menentukan cara-cara evaluasi
 Harus mampu menggunakan hasil penilaian tersebut sebagai balikan atau keputusan
6. Peserta didik
- Pengertian
Menurut UU No 20 Tahun 2003, adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
- Karakteristik peserta didik
Bersifat internal : strutur kognitif, pengalaman, sikap, minat, ketrampilan, kebutuhan belajar,
aspirasi.
Bersifat eksternal : keadaan keluarga dalam segi ekonomi, pendidikan, status sosial, biaya,
sarana belajar, serta cara dan kebiasaan belajar.
- Implementasinya dalam pembelajaran
 Kreator yang mengkreasi metode, cara, atau proses pembelajaran
 Motivator yang memotivasi peseta didik agar memiliki kemandirian dalam belajar.
 Moderator/fasilitator peserta didik yang memberikan jalan kemudahan dalam belajar
 Resource yang menjadi sumber dan tempat bertanya bagi peserta didik
 Leader yang memimpin warga belajar dalam proses pembelajaran
7. Pendidik /guru
- Pengertian
Menurut UU No 14 Tahun 2005, guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.
- Implementasinya dalam pembelajaran
 Guru harus berusaha untuk mendapatkan dirinya sebagai teladan
 Guru harus mengenal siswanya secara lengkap
 Guru harus mengetahui dan terampil memilih dan menggunakan media dan metode
pembelajaran
 Guru harus memiliki wawasan yang luas tentang materi pembelajaran yang
disampaikannya
Guru dituntut untuk mampu berperan sebagai agent of learning (agen pembelajaran) dan
agent of change (agen perubahan) yang mampu membangkitkan motivasi peserta didiknya
sehingga mereka dapat meraih prestasi yang diinginkannya.
8. Lingkungan
- Pengertian
Menurut Dalyono, adalah segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik
yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosiokultural.
Lingkungan belajar menurut D Sudjana meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sosial,
lapangan kerja, kelompok sosial.
- Jenis-jenis lingkungan siswa
 Lingkungan keluarga : lingkungan yang paling berpengaruh pada pencapaian prestasi
belajar siswa. Unsur yang dapat mempengaru prestasi anak di sekolah yang bersumber
dari lingkungan keluarga:
1) Kemampuan ekonomi
2) Siswa mengalami broken home
3) Kurangnya kontrol keluarga

Beberapa hal yang harus dilakukan:


1) Orang tua atau saudara dekat bertanggung jawab atas sitausi yang terjadi
2) Keluarga harus berusaha menerapkan disiplin kepada anaknya
3) Keluarga yang menahalami kesulitan ekonomi harus memacu semangat belajar anaknya
sambil terus berusaha mencari peluang untuk meningkatkan pendapatannya
4) Keluarga harus tetap mengawasi anaknya

 Lingkungan sekolah
Beberapa hal yang harus diperhatikan:
1) Dalam proses pembelajaran : guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang
tepat dan relevan dengan karakteristik siswa, materi, media, dan tujuan pembelajaran.
2) Faktor fasilitas sekolah : fasilitas sekolah yang memadai dan lengkap sangat mendukung
semangat belajar siswa.
 Lingkungan masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan sosial ketiga bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa
setelah keluarga dan sekolah karena dalam pergaulan masyarakat, siswa menerima
berbagai macam pengaruh. Lingkungan belajar siswa mencakup unsur-unsur biotik,
abiotik, dan budaya manusi Sumber belajar dari lingkungan akan dapat memperkaya
wawasan dan pengetahuan siswa karena mereka belajar tidak terbatas oleh dinding kelas.
Selain itu kebenarannya lebih akurat sebab siswa dapat mengalami langsung dan dapat
mengoptimalkan potensi pancainderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan
tersebut.

MODUL 5
KB 1 Tugas Guru sebagai Pendidik
A. HAKIKAT GURU SEBAGAI PENDIDIK
1. Latar belakang
Dalam PP NO 19 Tahun 2005tentang standar nasional pendidikan, menerangkan pentingnya
susunan standar proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga pendidik, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan, serta standar penilaian.
Guru merupakan pemeran utama berlangsungnya proses pendidikan.
2. Eksistensi Guru sebagai Pendidik
Guru adalah orang yang patut “digugu dan ditiru”. Guru adalah orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam
perkembangan jasmani dan rohani agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri
dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah serta sebagai makhluk sosial dan
individu yang sanggup berdiri sendiri.
Untuk melaksanakan tugasnya guru berpegang teguh pada prinsip ing ngarso sung tulodho,
ing madyo mangun karso, tutwuri handayani.
3. Tugas Guru sebagai Pendidik
a. Jenis-jenis tugas guru sebagai pendidik
 Guru sebagai teladan bagi siswanya
 Guru harus mengenal siswanya
 Guru harus mengetahui metode metode penanaman nilai dan bagaimana menggunakannya
 Guru harus memiliki pengetahuan luas tentang tujuan pendidikan secara umum
 Guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang materi yang diajarkan.
Apabila dikelompokkan, tugas guru sebagai pendidik itu meliputi
 Tugas guru dalam bidang profesi
 Tugas guru dalam bidang kemanusiaan
 Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan
b. Tugas guru sebagai pendidik abad XXI
Menurut Muhaimin ( 2001: 63), seorang guru dikatakan telah mempunyai kemampuan
profesional jika pada dirinya melekat dedikasi yang tinggi terhadap tugasnya, sikap
komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continous improvement yakni
selalu memperbaiki dan memperbarui cara kerja sesuai dengan tuntutan zaman.
4. Kewajiban Guru Sebagai Pendidik
Dalam UURI Nomor 20/2003, bab XI, pasal 40, ayat 2 menyatakan bahwa pendidik dan tenaga
pendidikan berkewajiban
a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan
dialogis.
b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan
c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya.

5. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan Guru sebagai Pendidik


a. Guru harus dapat menempatkan dirinya sebagai teladan bagi peserta didiknya
b. Guru seyogyanya mengenal peserta didiknya
c. Guru seyogyanya mengetahui media dan metode penanaman nilai dan bagaimana
menerapkannya.
d. Guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan Indonesia pada
umumnya
e. Guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang materi yang akan diajarkan.
f. Guru harus memiliki bekal berbagai ilmu keguruan sebagai dasar.
6. Kompetensi yang Harus Dimiliki Guru sebagai Pendidik
a. Kompetensi pedagogis
b. Kompetensi profesional
c. Kompetensi pribadi
d. Kompetensi sosia
Kegiatan Belajar 2 karakteristik Peserta Didik

karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti tabiat, watak, pembawaan, atau
kebiasaan yang dimiliki oleh individu yang relatif tetap (Pius Partanto dan Dahlan, 1984).
karakteristik adalah mengacu pada karakter dan gaya hidup seseorang serta nilai-nilai
yang berkembang serta teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah
diperhatikan (Moh. User Usman, 1989).
peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau
sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.

A. HAKIKAT KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK


1. Pengertian Karakteristik Peserta Didik
karakteristik peserta didik adalah karakter dan gaya hidup setiap peserta didik serta
nilai-nilai yang berkembang pada diri mereka secara teratur sehingga tingkah laku mereka
menjadi lebih konsisten dan mudah diperhatikan.
2. Jenis-Jenis Karakteristik Peserta Didik
menurut N. A. Suprawoto, jenis-jenis karakteristik peserta didik meliputi :
a. aspek emosional
b. aspek sosial psikologis
c. aspek sosial budaya
d. aspek kemampuan intelektual yang terpadu secara integeratif terhadap faktor lingkungan
Purwanto (1995:107) menyebutkan bahwa karakteristik siswa meliputi fisiologis dan
psikologis. fisiologis meliputi kondisi fisik, panca indra dan sebagainya. psikologis
menyangkut minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognitif.
penjelasan aspek psikologis :
a. bakat dan talenta adalah sebagai sebuah kondisi atau rangkaian karakteristik yang
dianggap sebagai gejala kemampuan seorang individu untuk memperoleh melalui latihan
sebagian pengetahuan, keterampilan, atau serangkaian respons seperti kemampuan
berbahasa dan kemampuan musik.
b. minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan melakukan
berbagai kegiatan.
c. inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional,
dan menghadapi lingkungannya secara efektif.(menurut David Wechster)
d. karakteristik menurut para ahli psikologis gaya kognitif dan ketahanmalangan.

3. Karakteristik Yang Dominan Pada Peserta Didik


perbedaan individual diantara anak didik merupakan hal yang tidak mungkin
dihindari karena hapir tidak ada kesamaan yang dimiliki oleh manusia, kecuali perbedaan
itu sendiri. sejauh mana individu berbeda akan mewujudkan kualitas perbedaan mereka
atau kombinasi-kombinasi dari berbagai unsur perbedaan tersebut.(menurut Khodijah)
Perbedaan yang dominan pada karakteristik peserta didik :
a. perbedaan pada karakteristik fisik
perbedaan dilihat dari ukuran kecil dan ukuran besar, sejak sebelum lahir hingga dewasa,
dapat dilihat oleh indramata dan diukur oleh satuan tertentu.
b. Perbedaan pada karakteristik psikologis
peserta didik memiliki perbedaan dalam minat, motivasi, dan kepribadiannya.
c. perbedaan pada karakteristik inteligensi
ada peserta didik yang sangat pandai, pandai, kurang pandai dan tidak pandai.
d. Perbedaan pada karakteristik bakat
bakat peserta didik merupakan kecenderungan khusus yang dibawa sejak ia lahir, sesuatu
kekuatan yang dinikmati yang terealisasi menjadi nyata sesudah belajar atau berlatih
terlebih dahulu.

e. perbedaan pada karakteristik lainnya


peserta didik laki-laki dan perempuan berbeda baik fisik maupun psikis. secara psikis peserta
didik perempuan lebih ulet dan rajin dibanding laki-laki.
4. Keragaman Karakteristik Peserta Didik dan Implementasi Tugas Guru dalam Pembelajaran
Menurut Purwanto (1995: 107), siswa sebagai raw input dalam proses pembelajaran
umumnya memiliki karakteristik tertentu, baik fisiologis maupun psikologis yang
semuanya mempengaruhi proses hasil pembelajaran. semakin baik karakteristik siswa,
hasil belajar akan cenderung semakin baik atau meningkat. sebaliknya karakteristik siswa
yang tidak baik menyebabkan hasil belajar tidak baik atau menurun.
Dick, et al, menyebutkan bahwa yang menentukan keberhasilan siswa bukan hanya
perancang pembelajaran, tetapi juga faktor kemampuan guru untuk memahami
karakteristik pembelajar, bagaimana pembelajar akan dilakukan, dan penggunaan
keterampilan .
Munandir (1987: 112) juga berpendapat bahwa mengenali tingkah laku masukan dan ciri-
ciri siswa merupakan langkah awal yang sangat penting dalam merancang pengajaran bagi
suatu populasi sasaran tertentu
Menurut Slameto (2003: 54-60), Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
yaitu :
a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi :
1. faktor jasmani
2. faktor psikologis
3. kesiapan faktor kelelahan
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri manusia), meliputi :
1. faktor keluarga
a) cara orang tua mendidik
b) relasi antar anggota keluarga
c) suasana rumah
d) keadaan ekonomi keluarga
2. faktor sekolah
a) metode mengajar
b) kurikulum
c) relasi guru dengan siswa
d) relasi siswa dengan siswa
e) disiplin sekolah
f) alat pelajaran
g) waktu sekolah
h) standar pelajaran di atas ukuran
i) keadaan gedung
j) metode belajar
k) tugas rumah
3. faktor masyarakat
a) kesiapan siswa dalam masyarakat
b) media massa
c) teman bergaul
d) bentuk kehidupan masyarakat
beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menghadapi perbedaan karakteristik
peserta didik, yaitu :
a. Perbedaan karakteristik fisik
beberapa hal yang seharusnya dilakukan oleh guru pada siswa diantara sebagai berikut :
1. menyampaikan informasi dan memberikan keteladanan tentang pentingnya menjaga
kesehatan jasmani dengan cara dibawah ini .
a. menjaga pola makan yang sehat , yakni memperhatikan nutrisi yang masuk dalam tubuh
karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu dan
mengantuk sehingga tidak ada gairah untuk belajar.
b. rajin berolahraga agar memiliki tubuh yang selalu bugar dan sehat
c. beristirahat yang cukup dan menyehatkan.
2. guru berkoordinasi kepada pihak pengelola sekolah agar semua warga sekolah bersama-
sama menjagan kesehatan, termasuk panca indra dengan baik secara preventif ataupun
bersifat kuratif.
b. Karakteristik psikologis
faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial meliputi motivasi siswa,
minat siswa, tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, dan motivasi
siswa serta rasa percaya diri siswa.
faktor psikologis siswa antaralain :
1) faktor motivasi
motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.motivasi
mempunyai kaitan erat dengan minat. motivasi ini akan senantiasa menentukan intensitas
usaha untuk belajar.
Fathurohman dan Sutikno (2007:20) menyebutkan beberapa teknik motivasi belajar peserta
didik, yaitu (a) menjelaskan tujuan kepada peserta didik; (b) pemberian hadiah (reward);
(c) menciptakan iklam persaingan/kompetisi; (d) pujian atau penghargaan; hukuman atau
punishmen; (f) membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar; (g)
membentuk kebiasaan belajar yang baik; (h) membantu kesulitan belajar peserta didik,
baik secara individual maupun kelompok; (i) menggunakan metode yang bervariasi; (j)
menggunakan media pembelajaran yang baik dan harus sesaui dengan tujuan
pembelajaran.

Teknik motivasi yang dikemukan oleh Verma (1996), yaitu :


M = manifest artinya bangkitkan rasa percaya diri ketika pendelagian tugas
O = open artinya terbuka
T = tolerance artinya toleransi terhadap kegagalan, mau, dan boleh belajar dari kesalahan.
I = involve artinya semua pihak terkait dalam pekerjaan (meningkatkan rasa diterima dan
komitmen)
V = value artinya nilai yang diharapkan dan diakui dalam kinerja yang baik (hadiah apa yang
didapat dan bagaimana mendapatkannya)
A = align artinya menyeimbangkan sasaran pekerjaan (proyek) dengan sasaran individu
(orang-orang bersemangat mencapai kepuasan yang mereka inginkan)
T = trust artinya kejujuran setiap anggota tim (vital dalam motivasi)
E = empower artinya berdayakan setiap anggota tim sewajarnya, khususnya dalam
pengambilan keputusan dan pelaksanaannya.
2) Faktor minat
Slameto (1991: 57) menerangkan minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu. minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang.
Khodijah (2011:183) mengatakan bahwa siswa mempunyai minat besar terhadap pelajaran,
motivasi yang tinggi untuk belajar, dan kemampuan memori yang maksimal, hasil belajar
yang dicapai juga akan maksimal.
3) Faktor bakat
Khodijah (2011:186) mengatakan bahwa sudah menjadi asumsi umum bahwa seseorang
akan lebih berhasil kalau dia belajar dalam bidang yang sesuai dengan bakatnya.
Arikunto (2009: 295) menyebutkan bahwa siswa yang memiliki karakteristik atau
kekhususan sendiri-sendiri banyak mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.
4) faktor rasa percaya diri
ditinjau dari sudut psikologi perkembangan, rasa percaya diri akan tumbuh dan
berkembang dengan pesat apabila mendapat dukungan dan pengakuan dari lingkungan.
5) faktor kecerdasan dan inteligensi
kecerdasan merupakan faktor psikologis yang palingpenting dalam proses belajar siswa.
tinggi rendahnya hasil belajar siswa ditentukan oleh faktor tinggi rendahnya inteligensi
yang dimiliki para siswa tersebut.
c. Karakteristik Lain
Menurut Sardiman (2001:119). adalah latar belakang pengetahuan dan taraf
pengetahuan, gaya belajar, usia kronologi, tingkat kematangan, spektrum dan ruang
lingkup minat, lingkungan sosial ekonomi, hambatan-hambatan lingkungan kebudayaan,
inteligensi, keselarasan dan attitude, prestasi belajar, motivasi, dll.
Menurut Cruickshank (1990: 11) sarana pembelajaran yang mempengaruhi
kualitas hasil pembelajaran terdiri atas ukuran kelas, luas ruang kelas, suhu udara, cahaya,
suara dan media pembelajaran.
sarana dan prasarana secara operasional memiliki peraturan pemerintah yang telah
ditetapkan untuk mengatur hal ini, yaitu PP no 19 Tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan.
Menurut sisworo (2006:34) bahwa standar sarana dan prasarana pendidikan
bertujuan menjamin mutu sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka pendukung
peningkatan mutu pendidikan.
Beberapa hal yang harus dilakukan guru untuk mengakomodasi keragaman
karakteristik peserta didik sebagai berikut.
1) Mengelola kelas dengan interaktif yan bersifat dialogis.
Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditmpuh melalui proses komunikasii intensif
denan memanipulasikan isi, metode, serta alat-alat pendidikan menuju pencapaian tujuan
pendidikan.
2) Mengatur peralat kelas dengan variatif
Setting lingkungan kelas yang kondusif untuk belajar peserta didik dilakukan dengan
mengatur peralatan kelas dengan cukup artistik, mengatur meja kursi peserta didik dengan
variatif sesuai kebutuhan, memanfaatkan dinding-dinding ruangan kelas sebagai media
penyampai pesan pembelajaran, serta mengelompokkan siswa sesuai dengan karakteristik
psikologisnya. Haryanto (2001) menyatakan bahwa pengaturan ruang secara tepat dapat
menciptakan suasana yang wajar, tanpa tekanan dan menggairahkan siswa untuk belajar
secara efektif.
3) Penggunaan konsep belajar tuntas (mastery learning)
Kutipan pendapat kunandar (2007), ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan
dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk
masing-masing indikator 75%. Suatu pendidikan harus enentukan kriteria minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber
daya pendukung dalam penyelenggara pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan
meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk encapai ketuntasan
ideal.
Meskipun kegiatan belajarnya klasikal, yakni ditujukan kepada seluruh peserta didik,
layanan pembelajarannya memperhatikan perbedaan – perbedaan individual mereka
sehingga potensi masing-masing peserta didik berkembang secara optimal.
4) Program perbaikan nutrisi, pembelajaran konstektual dan remedial
Khodijah (2001:193) cara untuk mengeliminasi perbedaan karakteristik diantar
peserta didik antar lain.
a. Program nutrisi dan stimulasi harus diberikan kepada anak-anak yang berasal dari
keluarga berpenghasilan rendah.
b. Penciptaan mekanisme sosial yang mendukung
c. Pembelajaran konstektual disesuaikan dengan perbedaaan masing-masing
d. Mengadakan prgram remidiasi dua tahap
e. Pengembangan profesionalisme guru dalam upaya meningkatkan pembelajaran yang
berorientasi perbedaan
Menurut Ibrahim R dan Syaodih S Nana (2003), adalah konsep belajar ketika guru
menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Pembelajran remidial adalah bentuk pembelajran yang sifatnya memperbaiki pemahamna
lebih bagi siswa yang memiliki kelambanan, kesulitan, atau kegagalan dalam belajar agar
mereka secara tuntas dapat menguasai bahan pelajaran yang diberikan.
Program pengayaan merupakan salah satu alternatif untuk meminimalisasi keragaman
peserta didik.
5) Cara mengenal karakteristik peserta didik
Adalah memahami diri sendiri (self understanding) dan juga memahami oranglain (under
standing the other). Memahami peserta didik pada dasarnya merupakan peahaman
terhadap keseluruhan kepribadiannya dengan segala latar belakangnya. Apabila guru tidak
memahami karakteristik peserta didik, peserta didik tidak akan mengalami perkembangan,
potensi belajarnya melemah, dan mobilitas perkembangan mereka monoton atau tidak
bervariasi. Cara mengenal potensi peserta didik dapat dilakukan melalui hal-hal sebagai
berikut:
a. Teknis tes
b. Teknis nontes
c. Observasi
d. Wawancara
e. Angket
f. Studi dokumenter
g. Sosiometri
h. Otobiografi
i. Studi khusus
j. Konferensi khusus

KB 3 TUGAS GURU SEBAGAI PEMBIMBING


Tugas utama guru Dalam mengelola pembelajaran adalah memengaruhi perubahan
perilaku para peserta didiknya. Tujuan lainnya adalah mendorong dan meningkatkan
kemampuan sebagai hasil belajar yang dengan cara itu guru akan dapat memengaruhi
perubahan perilaku peserta didik.
A. Hakikat Guru sebagai Pembimbing
Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah menurut SKB mendikbud dan kepala BAKN
Nomor 0433/P/1993 dan Nomor 25/1993 adalah tugas fungsional guru, yakni guru
pembimbing.
1. Pengertian bimbingan dan konseling di sekolah
a. Menurut Setzer dan stone : menunjukkan, mengarahkan, menentukan, mengatur, atau
mengemudikan.
b. Jones (1963) ; membantu individu yang dibimbing agar mampu membantu dirinya sendiri
sehingga ia memahami dirinya dan dapat membuat keputusan terakhir yang tepat
c. Prayitno dan Erman amti : proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada orang atau beberapa orang individu baik peserta didik, remaja, maupun dewasa.
d. Winkel; (1) usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengetahuan, dan
informasi tentang dirinya sendiri. (2) cara untuk memberikan bantuan kepada individu
untuk memahami dan mempergunakan secara efektif dan efisien segala kesempatan yang
dimiliki untuk perkembangan pribadinya. (3) proses pemberian bantuan atau pertolongan
kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang
dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai
dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan.
e. Rohman Natawidjaja (1978); proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan
secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri
sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan
dan keadaan keluarga serta masyarakat.
f. I Jumhur dan Moh Surya (1975) ; proses pemberian bantuan yang terus menerus dan
sistematis kepada individu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Sedangkan konseling berasal dari bahasa latin yaitu consiliom yang artinya “dengan” atau “
bersama” untuk menerima atau memahami. Konseling merupakan suatu proses untuk
membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan untuk
mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya. Menurut para ahli
konseling adalah:
a. Prayitno dan Erman Amti: pemberian bantuan dari seorang ahli (konselor) kepada individu
yang sedang mengalami suatu masalah( klien) yang bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi klien.
b. Winkel dalam Anas Salahudin ; serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam
usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat
mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.
c. James P Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976) ; suatu pertalian timbal balik antara
dua orang individu ketika yang seorang(konselor) membantu yang lain (konseli) supaya ia
dapat lebih baik dalam memahami dirinya dan dalam hubungannya dengan masalah hidup
yang dihadapinya pada waktu itu dam pada waktu yang akan datang.
d. Bimo Walgito (1982); bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan
masalah kehidupannya dengan wawancara serta dengan cara-cara yang sesuai dengan
keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidup.
e. Tolber; hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang. Konselor
melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya
membantu klien dalam menangani masalah yang sedang dihadapi serta memahami diri
sendiri, keadaan sekarang, dan masa depan.
2. Hubungan antara bimbingan dan konseling
a. Menurut H. M. Umar Sartono (1998) konseling lebih identik dengan psikoterapi yaitu usaha
untuk menolong individu yang kesukaran dan gangguan psikis yang serius, sedangkan
guidance identik dengan pendidikan.
b. Bimo Walgito (1988) guidance dan counseling mempunyai persamaan, di samping adanya
sifa- sifat khas yang ada pada kegiatan konseling.
c. Abu Ahmadi (1977) pada praktiknya guidance dan counseling saling mengisi.
Pada umumnya guidance dan counseling memiliki persamaan yang sangat berarti dan tidak
ada perbedaan yang fundamental antara keduanya.
3. Tujuan Bimbingan dan Konseling
a. Tujuan umum
Membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan
dari predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat bakat) sesuai
dengan latar belakang mereka sesuai dengan tuntutan positif dari lingkungannya.
b. Tujuan khusus
Menurut H. M Umar dkk (1998)
 Membantu peserta didik untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan
kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada.
 Membantu peserta didik untuk mengembangkan motif-motif dalam belajar sehingga
tercapai kemajuan pengajaran yang berarti.
 Memberikan dorongan dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan
keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan.
 Membantu peserta didik untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri
secara maksimum terhadap masyarakat.
 Membantu peserta didik untuk hidup dalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai
aspek, fisik, mental,dan sosial

Adapun bagi guru, tujuan khusus pelaksanaan bimbingan dan konseling sebagai berikut.
1. Membantu guru dalam berhubungan dengan peserta didik
2. Membantu guru dalam menyesuaikan keunikan individu dengan tuntutan umum sekolah
dan masyarakat
3. Membantu guru dalam mengenal pentingnya keterlibatan diri dalam keseluruhan program
pendidikan
4. Membantu keseluruhan program pendidikan untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan
seluruh peserta didik.
Bagi sekolah
Dalam kurikulum SMA tahun 1975 buku III C, menyatakan bahwa tujuan bimbingan di
sekolah adalah membantu peserta didik seperti berikut
1. Mengatasi kesulitan belajar
2. Mengatasi kebiasaan peserta didik yang tidak baik yang dilakukannya saat pembelajaran
berlangsung dan dalam hubungan sosial
3. Mengatasi kesulitan dengan kesehatan jasmani
4. Mengatasi kesulitan dengan kesehatan studi
5. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan jenis
pekerjaan setelah mereka tamat.
6. Mengatasi kesulitan kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial dan emosional di
sekolah yang bersumber dari sikap peserta didik yang bersangkutan terhadap dirinya,
lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.
Howard Gardener pada tahun 1983 menulis buku yang berjudul frames of mind. Ia
menyatakan bahwa semua manusia memiliki bukan hanya satu kecerdasan (intelegensi)
melainkan group abilities yang disebut kecerdasan jamak yaitu semua kemampuan yang
dapat dikembangkan melalui latihan-latihan, pembiasaan, keteladanan, dan berbagai
aktifitas pendidikan lain, termasuk layanan bimbingan dan konseling yang sistematis dan
berkelanjutan yang memungkinkan dapat mengembangkan dan memanfaatkan seluruh
kecerdasannya secara penuh.
Kecerdasan jamak ini meliputi delapan aspek yaitu kecerdasan linguistik, logika matematis,
kecerdasan visual dan spasial, kinestitis jasmani, musikal, interpersonal, intra prasonal,
dan kecerdasan naturalis.
4. Eksistensi Guru sebagai Pembimbing
Standar kualifikasi akademis dan kompetensi konselor dikembangkan dan dirumuskan atas
dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugasdan ekspektasi kinerja konselor.
Dalam surat keputusan menpan Nomor 26/Menpan/1998 tentang angka kredit jabatan guru
dalam lingkungan departemen pendidikan dan kebudayaan, disebutkan bahwa tugas guru
adalah mengajar atau membimbing. SK Mendikbud Nomor 025/1995 sebagai petunjuk
pelaksanaan jabatan fungsional, guru dan angka kreditnya juga memuat hal-hal yang
bersifat substansial, khususnya yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling sebagai
berikut;
a. Istilah bimbingan dan penyuluhan secara resmi diganti dengan bimbingan dan konseling.
b. Pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah adalah guru pembimbing yaitu guru yang
secara khusus ditugasi untuk itu.
c. Guru yang ditugasi yaitu minimal mengikuti Penataran selama 180 jam
d. Kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan pola yang jelas.
Lundquist dan Chamely yang dikutip oleh belkin (1981) menyatakan bahwa konselor
sangat membantu guru, terutama dalam hal berikut
a. Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah efektif yang
mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru.
b. Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan mempengaruhi proses
belajar mengajar
c. Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar peserta didik lebih efektif.
d. Mengatasi masalah -masalah yang ditemui guru dan melaksanakan tugasnya.
5. Tugas-tugas guru pembimbing
a. Tugas guru pembimbing
UU Nomor 20/2003 tugas utama konselor
“memberi bimbingan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya
sehingga mereka mencapai kemandirian, mampu berdiri sendiri, dan dapat melaksanakan
tugasnya sebagai makhluk Allah serta sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup
berdiri sendiri. Potensi, minat, bakat, watak, dan kepribadian peserta didik tidak dapat
berkembang secara optimal tanpa bimbingan, arahan, dan binaan guru pembimbing.”
Klasifikasi guru pembimbing di sekolah dan tugasnya;
1) Guru pembimbing dalam proses pembelajaran
Abu Ahmadi menyatakan bahwa tugas guru pembimbing dalam proses pembelajaran sebagai
berikut.
a) Melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan belajar
b) Guru dapat memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya kepada
peserta didik dalam memecahkan masalah pribadi.
2) Guru pembimbing (konselor) peserta didik di sekolah
Menurut Rochman Natawidjaja dan Moh Surya (1985) tugas guru pembimbing di sekolah
sebagai berikut.
a) Perlakuan terhadap peserta didik didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai individu,
peserta didik memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu mengarahkan
dirinya sendiri untuk mandiri.
b) Sikap yang positif dan wajar terhadap peserta didik
c) Perlakuan dengan peserta didik secara hangat, ramah, rendah hati, dan menyenangkan
d) Pemahaman secara berempati
e) Penghargaan terhadap peserta didik sebagai individu
f) Penampilan diri secara asli dan tidak berpura pura terhadap peserta didik
g) Kekonkritan dalam menyatakan diri
h) Penerimaan peserta didik secara apa adanya
i) Perlakuan kepada peserta didik secara permitif
j) Kepekaan kepada perasaan yang dinyatakan oleh peserta didik dan membantu peserta
didik untuk menyadari perasaannya itu
k) Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan peserta didik
terhadap bahan pengajaran
l) Penyesuaian diri terhadap keadaan yang khusus sebagai proses pembeli.
3) Guru pembimbing di luar kelas
a) Memberikan pengajaran perbaikan (remidial teaching)
b) Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat peserta didik
c) Melakukan kunjungan rumah (home visit)
d) Menyusun kelompok belajar yang bermanfaat
b. Tahap-tahap pelaksanaan tugas pokok guru pembimbing
1. Perencanaan program bimbingan dan konseling
 Program tahunan
 Program semesteran
 Program bulanan
 Program mingguan
 Program harian
2. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling
 Layanan orientasi
 Informasi
 Penempatan
 Penyaluran
 Layanan konten
 Layanan bimbingan kelompok
 Layanan konseling kelompok
 Layanan mediasi
 Layanan konsultasi
3. Evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling
 Penilaian segera (laiseg)
 Penilaian jangka pendek (laijapen)
 Penilaian jangka panjang (laijapang)
4. Analisis hasil evaluasi bimbingan konseling
5. Tindak lanjut bimbingan dan konseling
 Memberikan tindak lanjut singkat dan segera
 Menempatkan peserta didik dalam jenis layanan tertentu
 Membentuk program satuan atau pendukung yang baru
B. Unsur Utama Tugas Pokok Guru Pembimbing
1. Bidang bimbingan ( bidang pribadi, sosial, belajar, karier, kehidupan beragama, kehidupan
berkeluarga)
2. Jenis layanan BK( layanan orientasi, informasi, penempatan/penyaluran, konten,
bimbingan kelompok, konseling perorangan, konseling kelompok, mediasi, konsultasi)
3. Jenis kegiatan pendukung ( aplikasi instrumentasi, himpunan data, kunjungan rumah,
konverensi kasus, alih tangan, tampilan keperpustakaan)
4. Tahap pelaksanaan ( perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis, tindak lanjut)
5. Jumlah siswa asuh yang ditanggungjawabi minimal 150 siswa.
C. Pelaksanaan Beben Tugas
1. Pembagian siswa asuh di antara guru pembimbing
SKB Mendikbud dan kepala BAKN Nomor 0433/P/1993 dan Nomor 25 Tahun 1992 poin 3,
4, 7, 9
a. Ayat 3; jumlah peserta didik yang harus dibimbing oleh seorang guru pembimbing adalah
150 orang.
b. Ayat 4; kelebihan peserta didik yang dapat diberi angka kredit adalah 75 orang yang
berasal dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling
c. Ayat 7; guru pembimbing yang menjadi kepala sekolah wajib melaksanakan bimbingan dan
konseling terhadap 40 orang peserta didik.
d. Ayat 9; guru sebagaimana tersebut ayat 7 yang menjadi wakil kepala sekolah wajib
melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap 75 orang peserta didik.
2. Beban kerja
UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 35 poin 2 bahwa beban guru
sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 adalah sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka
dan sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka dalam 1 minggu.
3. Waktu pelaksanaan kegiatan
a. Di dalam jam pelajaran sekolah.
b. Di luar jam pelajaran sekolah.

Modul 5 KB 4 Pengembangan Potensi Peserta Didik


Setiap individu mengalami pertumbuhan dan perkembangan serta menjadikannya
memiliki ciri khas tertentu. Istilah pertumbuhan berkaitan dengan fisik, sedangkan istilah
perkembangan berkaitan dengan psikis. Pertumbyhan dimaksudkan untuk menunujukkan
bertmabah besarnya ukuran badan dan fungsi fisik yang murni. Menurut Edwina
pertumbahan adalah perubshsn ukuran akibat bertambah banyaknya atau
bertambahbesarnya sel. Menurut A. Ahmadi perkembangan menunjukkan perubahan –
perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju.
Perubahan yang terjadi dalam perkembangan individu muncul karena adanya
kematangan (maturation) sebagai hasil dari adanya aktivitas belajar. Setiap orang pasti
memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Melalui potensi itulah tiap orang dapat
mengembangkan diri dan mencapai taraf perkembangan yang lebih tinggi. Dalam konteks
pendidikan, pesrta didik merupakan subjek sekaligus objek yang memiliki berbagai
potensi.
A. PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK
1. Pengembangan Potensi Kognitif
a. Pengertian
Secara etimologi, kogniitif berasal dari kata cognition yang artinya mengetahui.
Menurut Neisser (1976) dalam Muhibbin Syah kognitif ialah perolehan, penataan, dan
penggunaan pengetahuan. Dalam konteks pendidikan, pengembangan potensi kognitif
pesrta diidk dilakukan melalui berbagai kegiatan pengematan mengingat, berpikir,
menciptakan, serta membangun kreativitas seseorang. Menurut piaget perkembangan
kognitif merupakan suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis dala bentuk
perkembangan sistem syaraf. Makin bertambah umur seseorang makin kompleks susunan
sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya.
Proses perkembangan kognitif seseorang akan berkaitan erat dengan perubahan-
perubahan pada pemikiran, intelgensi, dan bahasa. Tingkat kecepatan pengembangan
potensi kognitif peserta didik, selain dipengaruhi oleh faktor internal seperti bawaan,
minat, dan bakat, juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti faktor sosial ekonomi
keluarga, lingkungan sekolah, guru, dll.
b. Model dan tahap pengembangan kognitif
1) Model Piaget
Dalam pandangan piaget terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia
individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian (adaptasi). Kecenderungan organisme
dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk mengintegrasi
proses-proses sendiri menjadi sistem-sistem yang koheren. Adaptasi dapat dilukiskan
sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial.
Piaget juga berpendapat bahwa ada hubungan antara tingkat perkembangan
konseptual peserta didik, guru harus mempertimbangkan jenis materi dan tingkat
kesulitan materi yang tepat yang akan diajarkan kepada peserta didik.
Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Menurut piaget, operasi
mental tertentu terdapat pada tingkat perkembangan yang berbeda-beda yang membatasi
kesanggupan anak untuk mengelola masalah-masalah tertentu, terutama pada tahap
abstrak. Oleh karena itu, para guru seyogianya mempertimbangkan relevansi materi
pelajaran, khususnya kompleks dengan tahap perkembangan anak.
Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat tahap, yaitu
tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7tahun), tahap operasional
konkret (7-11 tahun), serta tahap operasional formal (11 tahun ke atas).
2) Model William
William (1978) mengemukakan sbuah model yang disebut model tiga dimensional.
Model ini didesain oleh William untuk membantu guru dalam menetapkan tugas-tugasnya
di dalam kelas, khusunya yang berkaitan dengan kurikulum (materi), perilaku anak
(kegiatan belajar), dan perilaku guru (strategi pembelajaran). Model tiga dimensional ini
menyimpulkan bahwa tingkat kreativitas guru seharusnya ters dibina dan dikembang
secara menyeluruh.
3) Model Guilford
Kemampuan kognitif manusia juga mendapat perhatian dari Guilford. Melalui model
yang disebutnya model struktur intelek , mengemukakan pendapat bahwa pengembangan
kemampuan kognitif manusia berisi 120 kemampuan intelektual. Model struktur intelek ini
menggambarkan keragaman
4) Model Bloom
Bloom mengemukakan taksonomi tentang adanya enam tingkat perilaku kognitif
manusia, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Pengembangan Potensi Fisik


a. Pengertian
Pengembangan potensi fisik berarti pengembangan pertumbuhan fisik peserta didik.
Anak harus memiliki perkembangan yang baik dalam potensi fisiknya agar ia memiliki
kesiapan belajar yang baik. Pengembangan potensi fisik dibagi menjadi 4 periode utama.
Dua peridoe ditandai dengan pertumbuhan yang cepat, dan dua periode ditandai dengan
pertumbuhan yang lambat. Pada awal kelahirannya sampai anak usia 6 bulan pertumbuhan
anak snagat cepat. Pada saat usia 1 tahun tingkat perkembangan fisiknya agak lambat dan
selanjutnya mulai stabil sampai anak memasuki usia remaja 8-12 tahun. Saat anak usia 15
atau 16 tahun pertumbuhan fisiknya akan cepat kembali. Tahap selanjutnya memasuki
periode pertumbuhan agak lambat kembali sampai anak memasuki tahap dewasa.
b. Pembelajaran dasar melalui pendidikan jasmani
Kemampuan mengelola tubuh harus menjadi kemampuan dasar anak sejalan dengan
berkembangnya pengetahuan tentang tubuh manusia. Pengetahuan tentang tubuh
meliputi:
 Kesadaran tubuh adalah emampuan utuk mengenal bagian-bagian tubuh dan kemampuan
untuk mengontrol bagian tubuh tersebut secara terpisah pisah .Bagian tubuh melibatkan
tiga wilayah yaitu wilayah kepala, wilayah badan, wilayah badan bagian bawah.
 Kesadaran ruang artinya kesadara mengenai posisi tubuh dan ruang sekelilingnya. Ini
merupakan dasar perkembangan kemampuan gerak perseptual anak, yaitu gerak yang
dihasilkan oleh anak didik untuk mengindra rangsangan dan menemukan gerak yang
sesuai untuk menjawab rangsang itu.
 Kualitas gerak
Dalam hal ini anak akan berhubungan dengan kemampuan untuk menciptakan daya,
menyerap tenaga, mengatur keseimbangan, serta mengatur jarak, kecepatan, dan aliran
gerak.
c. Mekanisme olahraga
Kegiatan olahraga dapat menjadi media untuk mengembangkan potensi fisik anak.
Mekanisme berolahraga untuk meningkatkan potensi fisik anaka dapat dilakukan sebagai
berikut:
 Sebelum beraktifitas anak harus melakukan pemanasan
 Pembelajarn olahraga dilakukan dengan metode permainan
 Membina ketrampilan berolahraga, menghayati nilai-nilai yang didapat dari olahraga, dan
bertanding dengan memberi peluang pada anak untuk berperan langsung
 Memberi porsi olahraga dirumah setiap hari selama 30 menit untuk menjaga kesehatan
dan kebugaran anak.
d. Nilai gizi untuk pengembangan potensi fisik
Asupan gizi yang seimbang perlu diberikan kepada anak agar ia memiliki kesehatan dan
tumbuh kembang yang optimal. Asupan gizi harus sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kebutuan nutrisi pada tiap orang berbeda-beda sesuai dengan unsur metabolis dan genetis
tiap anak.
Menurut Achmad Djaelani Soediaoetama (2000), kelompok rentan terhadap ketidakcukupan
gisi di Indonesia adalah kelompok bayi, balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil, ibu
menyusui, dan usia lanjut. Mekanisme penyadaran gizi pada anak usia sekolah dapat
dilakukan sebagai berikut :
 Memberi asupan kebutuhan gizi dan kesehatannya
 Meekakankan pola makan yan sesuai anjuran kesehatan 4 sehat 5 sempurna
 Anjuran untuk minum 18 gelas per hari
 Membentuk pola kebiasaan yang sehat.

3. Pengembangan Potensi Psikomotor


a. Manfaat pengembangan potensi psikomotor
Pengembangan motoric menurut Hurlock (1996), sebagai berikut:
 Melalui pengembangan motoric anak dapat menghibur dirinya dan dapat merasa senang
 Anak dapat menanjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama kehidupannya
menjadi independen
 Peningkatan potensi psikomotor sangat penting bagi perkembangan self concept
perkembangan anak.
b. Tahapan dalam peningkatan kemampuan motoric
1) Tahap kognitif, kemampuan motorik anak gerakan-gerakannya kaku dan lambat. Anak
berada pada tahap belajar untuk mengendalikan gerakan-gerakannya.
2) Tahap asosiatif , tahap ini memerlukan jangka waktu yang cepat untuk bergerak. Anak
mulai mengasosiasikan semua gerakan yang baru dipelajarinya dengan gerakan yang
sudah lama dia ketahui.
3) Tahap otonomi, seorang anak telah mencapai tahap otonomi yang cukup tinggi dan proses
belajarnya sudah hampir lengkap walaupun mereka masih harus memperbaiki gerakan-
gerakannya.
4) Teknik pengembangan potensi psikomotor
 Model outbond, permainan outbond dapat melatih kemampuan bekerja sama dan
kemampuan psikomotorik anak
 Model meniru
 Model kelompok belajar dan bermain.
5) Simulasi pengembangan psikomotorik peserta didik
Lingkungan yang memotivasi anak untuk bergerak akan menjadikan anak memiliki
perkembangan psikomotorik yang optimal. Stimulant dapat dilakukan dengan
menyediakan ruangan yang membuat anak leluasa bergerak, berlari, melompat, dll.
6) Belajar ketrampilan fisik untuk meningkatkan potensi psikomotorik
Apabila anak melakukan kegiatan yang melibatkan kemampuan lengan dan tungkai maka
anak telh belajar ketrampilan fisiknya. Untuk memiliki ketrampilan fisik siswa perlu
berlatih dan praktik seta mendapatkan kegiatan belajar melalui pengamatan atau belajar
ketrampilan indrawi jasmani.

4. Pengembangan potensi moral


a. Peranan orang tua dan guru dalam pengembangan potensi moral
Moralitas merupakan kebiasaan yang terbentuk dari standar sosial yang yang juga
dipengaruhi oleh luar idividu. Moralitas dipengaruhi oleh sistem kepercayaan,
penghargaan, dan ketetapan yang terjadi dibawah sadar tentang tindakan yang benar dan
yang salah.
Setiap anak memiliki potensi moral. Agar anak memiliki moral yang kuat, potensi
moral anak harus dikembangkan. Pengembangan potensi moral anak ini berkaitan dengan
aturan tentang apa yang seharusnya dilakukan anak dalam beriteraksi dengan orang lain.
Pengembangan potensi moral ini meliputi perubahan penalaran, perasaan, dan perilaku
tentang standar mengenai benar dan salah.
Potensimoral anak sebaiknya dibangun sejak anak masih usia dini di lingkungan
terdekatnya, yakni di rumah, melalui pembiasaan, dan keteladanan, bimbingan, serta
arahan dari orang tuanya. Pada saat anak berusia 4 tahun anak akan mulai memasuki dunia
sekolah. Di sekolah anak dituntut untuk berinteraksi dengan teman-temannya dan juga
gurunya. Perkembangan moral anak semakin bertambah dan berkembang secara luas
sehingga anak akan mengetahui segala yang bernilai baik dan tidak baik. Strategi untuk
menanmkan nilai-nilai pada anak sebagai berikut:
 Memberi keteladanan
 Memberi reward (pujian)
 Menyampaikan cerita yang dapat memotivasi, dll.
b. Tahap-tahap pengembangan potensi moral anak
Menurut piaget tahap perkembangan moral pada anak terdiri dari dua tahap berikut:
1) Tahap moralitas heteronomo, yaitu anak mengetahui bahwa peraturan yang dibuat orang
dewasa itu merupakan batasan-batasan dalam berperilaku
2) Tahap moralitas otonomi, yaitu anak mulai sadar bahwa peraturan dan hukum dibuat
manusia meiliki konsekuensi.
c. Strategi pembelajaran pengembangan potensi moral
Untuk mengembangkan strategi pembelajaran terpadu, diperlukan analisis kebutuhan
pendidikan moral dan diperlukan adanya serangkaian kegiatan berikut:
 Mengidentifikasi isu-isu tentang moral sebagai bahan kajian di kelas dengan metode
klarifikasi nilai
 Mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan siswa tentang pembelajaran moral agar
tercapai kematangan moral yang komprehensif
 Mengidentifikasi, menganalisis, dan menuliskan kendala instruksional guru dan orang tua
dalam membina siswa
 Menertibkan dan mengklarifikasi nilai-nilai moral yang inti dan universal
 Mengidentifikasi sumber lain yang relevan dengan kebutuhan belajar pendidikan moral

5. Pengembangan potensi emosional


a. Strategi pengenmbangan emosional
Pengembangan potensi emosi pada anak identik dengan peningkatan kecerdasan
emosi anak. Beberapa ahli psikologi menyebutkan bahwa kecerdasan intelektual (IQ)
bukan faktor utama untuk menjamin kesuksesan hidup seseorang. Kecerdasan intelektual
(IQ) hanya menjadi penentu sekitar 20% bagi kesuksesan hidup seseorang. Selebihnya
yaitu 80%, kesuksesan hidup seseorang itu ditentukan oleh kecerdasan emosional. Strategi
untuk mebangun ketrampilan emosional anak diantaranya sebagai berikut :
 Self awareness atau kepekaan terhadap diri sendiri
 Decision making atau latihan membuat keputusan
 Managing feeling atau mengelola perasaan
 Self concept atau konsep diri
 Handling stress atau penanganan stress
 Communication atau komunikasi
 Group dynamic atau dinamika kelompok
 Conflict resolution atau pemecahan konflik

Goleman mengemukakan 5 komponen kecerdasan emosional dalam risetnya, yaitu:

 Mampu mengenali perasaan sendiri


 Mampu mengelola perasaan
 Mampu memotivasi diri
 Mampu berempati kepada orang lain
 Mampu menjalin hubungan sosial dengan orang lain

b. Peran lingkungan dalam pengembangan emosi


Agar anak memiliki kecerdasan emosi yang baik, orang tua dan guru harus
memberikan perhatian yang baik kepada anak dengan membangun suasana yang kondusif
baik di lingkungan sekolah maupun dirumah,
Dilingkungan keluarga anak perlu di bimbing dan dididik melalui metode
pembiasaan secara intensif. Dimulai dari kegiatan menidurkan anak hingga
membangunkan anak. Di sekolah guru hendaknya mengelola pembelajaran dengan tepat,
misalnya menggunakan metode diskusi yang intensif. Dalam proses diskusi guru
hendaknya membimbing dan memberi contoh pada anak untuk mengemukakan pendapat
dengan tertib dan saling menghargai pendapat masing-masing.
Pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama antar sekolah, orang tua, dan
masyarakat. Masyarakat dapat melatih kepekaan sosial anak melalui pengembangan emosi
anak seperti berikut:
1) Mengenalkan organisasi-organisasi sosial yang ada di sekitar tempa tinggal peserta didik
2) Mengenalkan kebudayaan di sekitar tempat tinggal
3) Mengembangkan kampanye pembentukan perilaku yang baik.
6. Pengembangan potensi sosial dan bahasa
a. Konsep pengembangan potensi sosial
Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu saling bekerja sama dengn manusia
lain. Kemampuan sosial anak merupakan aspek yang sangat diperlukan karena berkaitan
erat dengan keberhasilan anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
Perkembangan kemampuan bersosialisasi ini dibentuk melalui proses kematangan dan
kesempatan belajar. Anak belajar bersosialisasi dari lingkungan tempat mereka berada
serta di lingkungan keluarga sebagai media belajar anak bersosialisasi untuk pertama kali,
kemudian meluas pada lingkungan sekolah dan masyarakat.
Hurlock (1990) mengatakan bahwa pengembangan potensi sosial berarti perolehan
kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Setiap anak perlu
bersosialisasi. Dari pergaulannya anak aka berkembang sejalan dengan perkembangam
sosialnya yang akhirnya ia akan mempunyai jilai-nilai sosial pada dirinya yang disebut
proses imitasi, identifikasi, dan internalisasi. Tuntutan sosial pada perilaku sosial anak
sejalan dengan karakter budaya masyarakat tempat anak tumbuh dan berkembang.
Proses sosialisasi anak dalam hidup bermasyarakat dapat dilakukan melalui hal-hal
berikut:
1) Belajar berperilaku yang sejalan dengan standar kehidupan sosial
2) Memiliki peran sosial yang dapat diterima
3) Memiliki perkembangan sikap sosial yang sejalan dengan masyarakatnya
b. Strategi pengembangan potensi sosial
Ada 2 strategi untuk menanamkan nilai nilai sosial yaitu sosial/sosialisasi dan kesetiaan
sosial.
1) Sosialisasi, agar anak dapat mencapai perkembagan sosial yang matang, ia perlu belajar
tentang perilaku, kebiasaan, yang sesuai dengan tingkah laku masyarakat setempat.
2) Pembentukan kesadaran sosial, melalui proses pembentukan sosial, perkembangan
kesetiaan sosial muncul berkat kesadaran peserta didik tentang keberadaanya di tengah
kehidupan masyarakat.
c. Pengembangan kecerdasan sosial
The New Science of Succes menyebutkan 5 elemen kunci yang dapat mengasah kecerdasan
sosial kita. Elemen ini disingkat mejadi SCAPE
1) S adalah singkatan dari situational awareness. Hal ini berarti kesadaran akan situasi.
2) Presence (kemampuan membawa diri) , yaitu mampu bersikap santun baik dalam kata-kat
maupun perbuatan.
3) Autencity atau autensitas yakni sinyal dari perilaku kita yang akan membuat orang lain
yang menilai kita layak dipercaya.
4) Clarity atau kejelasan menjelaskan sejauh mana seseorang dibekali kemampuan
menyampaikan gagasan secara persuasive sehingga orang lain dapat menerima secara
terbuka.
5) Empati, yaitu sejauh mana kita dapat menerima pendapat orang lian dan sejauh mana kita
terampil mendengarkan dan memahami pemikiran orang lain.

7. Konsep Peningkatan Potensi Bahasa


Metode pengenmbangan potensi bahasa.
Bahasa merupakan suatu sistem lambing yang dipergunakan sebagai alat komunikasi
oleh anggota masyarakat yang bersifat arbitrer (manasuka) dan manusiawi dalam rangka
bekerja sama, berinteraks, dan mengidentifikasikan diri. Melali kemampuan berbahasa
anak anak dapat mengkomunikasikan pikiran, perasaan, ataupun sikap dan dapat
meningkatkan kemampuan inteleknya.
Metode yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa sebagai berikut:
a. Metode Tanya jawab, melalui beragam pertanyaan dalam metode Tanya jawab, anak akan
aktif berpikir untuk memahami materi dan menjawab soal-soal dari gurunya.
b. Metode bercerita, menurut Winda Gunarti adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
menyampaikan suatu pesan informasi atau dongen yang dapat dilakukan secara lisan atau
tertulis. Selain bermanfaat bagi pengembangan kepribadian, mendongeng atau bercerita
dapat juga bermanfaat untuk meningkatkan pengembangan bahasa anak.

1) Menulis di depan kelas


Tingkat perkembangan kemampuan anak dalam menulis sesuatu merupakan perpaduan dari
kemampuan motoric halus, kemampuan kognitif, dan kemampuan anak dalam berbahasa.
2) Berbicara di depan umum
Kemampuan menyampikan pendapat, gagasan, atau pemikiran anak dapat dikembangkan
melalui latihan berbiacar di depan umum. Henri Tarigan berpendapat bahwa orang yang
sudah pandai berbicara di depan umum berarti ia memiliki kecerdasan linguistik yang
tinggi.

Modul 6
Kb 1 Kode Etik Guru dan Organisasi Profesi guru

a. KODE ETIK GURU


1. Pengertian
Kode etik dimaknai sebagai norma dan asas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu
sebagai landasan tingkah laku. Dapat dikatakan bahwa kode etik guru adalah pola aturan,
tata cara, atau pedoman yang etis dalam melakukan pekerjaan sebagai guru.

2. Deskripsi kode etik guru


Ada 9 kode etik guru :
a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang ber-pancasila
b. Guru memiliki kejujuran profesional
c. Guru mengadakan komunikasi
d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah
e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakaat sekitar
f. Guru bersama-sama meningkatkan mutu profesinya
g. Guru memelihara hubungan dengan sesame guru
h. Guru bersama-sama meningkatkan mutu profesinya
i. Guru melaksanakan kebijakan pemerintah

3. Mengapa Kode Etik diperlukan


Karena sebuah profesi harus memiliki mekanisme internal yang terstruktur dan dikontrol
oleh anggota profesi dalam pengaturan rekrutmen, pelatihan dan izin memasuki profesi.
Kode etik ini berfungsi untuk melindungi klien dari perbuatan atau perilaku yang tidak
profesional yang berakibat merugikan klien.

4. Penerapan kode etik dalam tugas guru


Yaitu dengan cara merefleksi ini secara jujur sehingga kita akan menemukan data yang
benar tentang kode etik yang sudah diterapkan.

B.ORGANISASI PROFESI GURU


1. pengertian dan fungsi organisasi profesi guru
Organisasi profesi merupakan perkumpulan orang dari suatu profesi yang bertujuan
meningkatkan atau memajukan profesi mereka.
Dalam UU noo 14 thn 2005 pasal 41 ayat 2 dinyatakan bahwa organisasi profesi guru
berfungsi untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karir dan wawasan
pendidikan.
2.Berbagai Oraganisasi Profesi guru
Ada beberapa organisasi guru diantaranya yaitu :
 IGI (ikatan Guru Indonesia)
 FGII (forum guru independen Indonesia)
 PGRI
Pgri mempunyai tujuan yaitu:
a. Mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan NKRI
b. Berperan serta aktif mencapai tujuan nasional
c. Berperan mengembangkan sistem pelaksanaan pendidikan
d. Mempertinggi kesadaran dan sikap guru
e. Menjaga, memelihara, membela, serta meningkatkan harkat dan mertabat guru

3.fungsi organisasi profesi dalam pengembangan profesionalisme


Organisasi profesi guru mempunyai fungsi yang konkrit dalam pengembangan
profesionalisme guru yaitu mengembangkan berbagai program dalam upaya
mengembangkan dan peningkatkan profesionalisme para anggotanya.

KB 2 Pengembangan kemampuan Profesional secara Berkelanjutan


Pada modul ini kita diharapkan mampu mengidentikasi berbagai upaya untuk
mengembangkan kemampuaan profesional secara berkelanjutan.
A. Apa dan mengapa pengembangan kemampuan profesional?
1. Pengertian
Kemampuan profesional guru adalah kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru agar
mampu menjalankan tugas sebagai guru profesional.
Wardani 2012 memaparkan bahwa pengembangan kemampuan seorang guru ditandai
dengan meningkatnya kemampuan guru, baik dalam penguasaan pengetahuan (kognitif),
keterampilan maupun sikap.

2. Rasional
Wardani 2012 mengemukakan ada 4 alasan mendasar yang membuat guru wajib
mengembangkan profesionalisme atau kemampuanprofesional secara berkelanjutan.
1. Hakikat profesionalisme
2. Perkembangan ilmu pengetahuan
3. Paradigma belajar sepanjang hayat (life-long education)
4. Undang-undang no 14 th 2005 tentang guru dan dosen.

Ulasan dari keempat alasan tersebut :


Yang Pertama, yaitu hakikat profesionalisme. dikaji dari sebuah karakteristik sebuah
profesi bahwa pekerjaan profesional mempersyaratkan penguasaan ilmu yang melandasi
pelaksanaan tugas profesional. Hal itu disebut the scientific basis of the art of teaching yang
melandasi pelaksanaa tugas sebagai guru profesional.
Yang kedua , IPTEKS berkembang sangat pesat dan perkembangan ini membawa dampak bagi
seluruh segi kehidupan sampai dengan kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk kebutuhan
peserta didik yang harus diantisipasi dengan perubahan strategi pembelajaran.
Yang ketiga, filosofi belajar sepanjang hayat harus mampu dimodelkan oleh guru bagi peserta
didiknya agar mereka mau belajar sepanjang hayat.
Yang keempat, undang-undang tentang guru mewajibkan guru meningkatkan dan
mengembangkan kualifikasi akademis dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

B. Berbagai upaya untuk mengembangkan kemampuan profesional


1. Perincian kemampuan profesional
Sosok utuh kompetensi guru terdiri atas :
1. Pengenalan peserta didik secara mendalam
2. Penguasaan substansi dan metodologi bidang ilmu mata pelajaran yang diajarkan.
3. Mengelola pembelajaran yang mendidik.
4. Mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan.
Kompetensi guru terdiri atas
>kompetensi kepribadian,
>kompetensi pedagogis,
>kompetensi sosial
>kompetensi profesional

Kemampuan yang harus dikuasai guru dalam menjalankan perannya sebagai guru profesional
terfokus pada kemampuan atau kompetensi mengelola pembelajaran yang mendidik.

Dalam mengelola pembelajaran yang mendidik meliputi kemampuan merencanakan


pembelajaran, melaksanakan, menilai proses dan hasil belajar, serta menindaklanjuti hasil
penilaian untuk perbaikan. Berdasarkan kompetensi ini, kita dapat merinci lebih jelas
kompetensi yang dipersyaratkan sebagai berikut.

a. Merencanakan pembelajaran mempersyaratkan kemampuan berikut.


1. Memahami cara merencanakan pembelajaran
2. Mengenal format perencanaan peembelajaran berserta komponen-komponennya
3. Menguasai silabus bidang studi yang diajarkan
4. Menguasai substansi dan cara mengajarkan bidang studi yang diajarkan
5. Mengenal karakteristik (kemampuan, gaya belajar, dan kebutuhan) peserta didik secara
mendalam.
6. Menegembangkan komponen pembelajaran
7. Menyusun rencana pembelajaran secara lengkap
b. Melaksanakan pembelajaran mempersyaratkan seperangkat kemampuan khusus sebagai
berikut
1. Menguasai berbagai pendekatan
2. Menguasai keterampilan dasar mengajar
3. Menguasai prosedur dalam mengajar

c. Menilai proses dan hasil belajar serta menindak lanjuti hasil belajar untuk perbaikan
1. Menguasai cara menilai proses dan hasil belajar
2. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan
3. Membimibing siswa yang bermasalah atau yang memerlukan bantuan baik individu
maupun kelompok
Selain itu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru terkait dengan kompetensi ini sebagai
berikut :
1. Berkomunikasi secara efektif, empati, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat
2. Berkomunikasi dengan komunitas dan profesi sendiri dan profesi lain secara lisan maupun
tulisa n
3. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentinga pembelajaran dan
pengembangan diri.
2. Kemungkinan upaya dalam pengembangan kemampuan profesional
Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam mengembangkan kemampuan
profesional. Yaitu
a. Mengkuti pendidikan lanjut bagi guru yang belum memenuhi kualifikasi akademis sarjana
b. Melakukan refleksi secara teratur untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
pembelajaran yang dikelola
c. Mengikuti berbagai program pelatihan yang meningkatkan kemampuan
menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
d. Mengikuti berbagai seminar yang bertemaakan pendidikan
e. Menjadi pembicara dalam pertemuan guru
f. Mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan
g. Melakukan penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas (PTK)
h. Menulis karya ilmiah
i. Mengikuti berita-berrita hangat , melalui berbagai media
j. Menjadi anggota organisasi profesi guru
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

Anda mungkin juga menyukai