MODUL 3
KB 1 pelajaran yang Mendidik dan Tindakan Reflektif untuk Mencapai Peningkatan
Kualitas Pendidikan
A. Prinsip Dasar Pembelajaran yang Mendidik
Kompetensi guru sesuai dengan persyaratan standar nasional sebagai berikut
1. Guru mampu menguasai prinsip-prinsip dasar pembelajaran yang mendidik
2. Guru mampu mengembangkan kurikulum dan mata pelajaran yang diampu secara kreatif
dan inivatif
3. Guru mampu merancang pembelajaran yang mendidik
4. Guru mampu menilai proses dan hasil pembelajaran yang mengacu pada tujuan utuh
pendidikan
B. Pendekatan Pembelajaran yang Terkait
Rusman dkk (2011) menyatakan pendekatan pembelajaran dapat dipandang sebagai suatu
keseluruhan terpadu yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berinteraksi secara
fungsional dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
1. Pendekatan Pembelajaran Perkembangan Psikologi Kognitif
Jean Pieget menyatakan model pendekatan perkembangan psikologi kognitif tidak
mementingkan hasil belajar, tapi lebih mementingkan proses belajar. Menurut pendekatan
belajar ini, perilaku belajar seseorang dipengaruhi oleh internal dari setiap orang.
Winataputra (2011) aspek koknitif mempersoalkan masalah bagaimana seseorang
memperoleh pengetahuan mengenai diri sendiri dan lingkungannya serta bagaimana
mereka berhubungan dengan lingkungan mereka dan dengan menggunakan kesadarannya.
Sedangkan aspek psikologinya menekankan pada hubungan antara orang dan hubungan
psikologinya secara bersamaan dan saling bersamaan dan saling berhubungan secara
timbal balik.
Ada tiga fungsi perkembangan kognitif anak dalam proses pembelajaran berikut;
1) Perkembangan kognitif dalam pembelajaran ada 3 tahapan yaitu 1. Asimilasi, 2.
Akomodasi, 3. Ekuilibrasi (penyeimbang)
2) Pembentukan pengetahuan terjadi berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang ada
dalam pikiran peserta didik.
3) Tahap-tahap perkembangan intelektual. Ada 4 periode berpikir yaitu 1. Periode sensori
motor 2. Periode praoperasional 3. Periode operasi konkret 4. Periode operasi formal
Menurut Solso (1991) model perkembangan psikologi kognitif ini terbukti memenuhi
berbagai persyaratan sebagai model yang dapat diterima.
2. Pendekatan Belajar Algoritmik-aheuristik (Algo-Heoristik)
Menurut Thomas Dwyer, dalam tailor (1980) pendidikan adalah sesuatu yang melepaskan
potensi manusia. Artinya melalui pendidikan peserta didik dapat mengatur kehidupan
pribadinya sesuai dengan lingkungan hidup yang berkaitan dengan faktor sosial, ekonomi,
budaya, dsb.
a. Pendekatan Algoritmik
Adalah suatu pendekatan yang berkaitan dengan aktivitas belajar prosedur. Tugas
guru dalam hal ini sebagai berikut
Pertama menggunakan penuntun dan mengarahkan siswa menyelesaikan masalah
Kedua memberikan siswa untuk meggunakan panutan ini dalam menyelesaikan masalah
mereka. Penuntun masalah tersebut adalah 1. Menyajikan masalah dalam bentuk umum, 2.
Menyajikan kembali masalah dalam bentuk operasional 3. Menentukan strategi atau
prosedur untuk menyelesaikan masalah 4 menyelesaikan masalah lima menganalisis dan
mengevaluasi penyelesaian masalah, dan metode menemukan strategi penyelesaian
masalah.
Ada tiga jenis algoritmik yang relevan dengan proses pembelajaran. yang pertama
algoritmik bisa digunakan untuk perkembangan kognitif peserta didik lebih optimal. Kedua
algoritmik bisa digunakan oleh guru untuk mengajar peserta didik dalam mata pelajaran
lain atau masalah kehidupan lainnya. Ketiga algoritmik bisa digunakan oleh seseorang
untuk digunakan menolong dosen belajar bagaimana mengajar mahasiswa.
b. Pendekatan heuristik
Menurut Dwyer pendekatan heuristik merupakan pengembangan dan akselerasi untuk
memecahkan berbagai macam masalah. Pendekatan heuristik berorientasi pada
peningkatan kemampuan berpikir sistematis, diagramatis, dan lateral.
3. Pendekatan pembelajaran konstruktivisme
Belajar dengan menerapkan teori konstruktivisme harus menampilkan ciri-ciri yaitu 1.
aktif, 2. Kumulatif 3. Reflektif 4. Diarahkan oleh tujuan dan dilakukan secara sengaja.
Menurut Nugraheni (2007), pendekatan konstruktivisme dalam implementasinya
melahirkan pendekatan scl yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Afiatin 2004
secara umum menyebutkan bahwa karakteristik guru tersebut antara lain mengakui dan
menghargai keunikan masing-masing siswa dengan cara mengakomodasi pemikiran, siswa
gaya belajar, tingkat perkembangan, kemampuan bakat, persepsi diri, serta kebutuhan
akademis, dan non akademis siswa.
C. Pelaksanaan Pembelajaran Mendidik
Leshin (1996) strategi pembelajaran adalah salah satu cara yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Dick dan carey (1978) mengatakan bahwa strategi pembelajaran itu lebih
daripada sekedar deskripsi mengenai bahan pembelajaran yang disajikan untuk siswa.
Garlach and elly (1990) strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu yang terdiri
atas urutan kegiatan metode dan prosedur yang dapat memberikan pengalaman belajar
kepada siswa guna mencapai tujuan belajar. Reigeluth (1993) strategi pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, strategi
pengelolaan. Suparman (1995) menyatakan strategi pembelajaran terdiri atas empat
komponen urutan yaitu 1. Urutan kegiatan, 2. Metode pembelajaran 3. media pembelajaran
dan 4. Waktu.
Fungsi strategi pembelajaran 1. Menyampaikan isi pembelajaran kepada pembelajar, 2.
Menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pembelajar untuk
menampilkan unjuk kerja. Menurut Gagne (1985). Kegiatan pembelajaran sebagai berikut
1) Menarik perhatian
2) Memberitahukan tindakan pemberitahuan tujuan instruksional khusus kepada peserta
didik
3) Memacu kembali kemampuan belajar
4) Menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik
5) Memberikan petunjuk kepada peserta didik
6) Memancing tercapainya penampilan
7) Pemberian umpan balik
8) Penilaian penampilan
9) Memacu kemampuan mengingat-ingat dan transfer
Untuk lebih meningkatkan pemahaman Anda selanjutnya akan dijabarkan 7 metode
pembelajaran menurut heinich tahun 1996 berikut ini
a. Pembelajaran ceramah
Guru mendominasi seluruh pembicaraan sedangkan peserta didik hanya mendengar
memperhatikan dan membuat catatan seperlunya. Komunikasi terjadi adalah searah yaitu
dari guru kepada peserta didik.
b. Demonstrasi
Metode demonstrasi pada umumnya sangat dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran
jika terdapat hal-hal berikut
1. Kegiatan proses belajar mengajar bersifat formal latihan atau keterampilan kerja
2. Materi pembelajaran berkaitan dengan keterampilan gerak psikomotor dan prosedur
melaksanakan suatu kegiatan
3. Guru bermaksud menggantikan atau menyederhanakan kegiatan-kegiatan prosedural yang
cukup panjang
4. Guru menginginkan adanya suatu kontrol yang dapat dijadikan dasar penilaian untuk
menentukan standar nilai
c. Diskusi
d. Latihan dan praktik
e. Permainan
f. Simulasi
Arti simulasi adalah meniru tindakan atau perbuatan suatu sistem kerja prosedur atau
pekerjaan apapun yang dilakukan oleh manusia. Tujuan simulasi adalah memberikan
pengajaran melalui pengalaman
g. Penemuan
Metode penemuan menggunakan pendekatan belajar induktif atau inkuiri
D. Melakukan Tindakan Refleksi untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Melakukan tindakan refleksi dalam melaksanakan tugas itu sangat penting agar
pengalaman yang tidak menyenangkan tidak terulang kembali. Menurut Wardani tahun
2012 sebaiknya refleksi dilakukan berdasarkan analisis dan sistematis serta induksi dan
deduksi.
KB 2 Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Kepentingan Pembelajaran
dan Pengembangan Diri
A. Peran dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai media belajar
Dirjen Dikti Depdiknas (2007) Dalam proses pembelajaran secara umum TIK mempunyai
peranan sebagai berikut
1. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesional tenaga pengajar
2. Sebagai sumber belajar dalam pembelajaran
3. Sebagai alat bantu interaksi pembelajaran
4. Sebagai wadah pembelajaran
Menurut budianingsih tahun 2007 Dalam proses pembelajaran secara umum teknologi
informasi dan komunikasi memiliki potensi untuk memberdayakan mahasiswa yaitu
mendorong tumbuhnya keterampilan belajar mahasiswa, keterampilan Keterampilan
bernalar mahasiswa keterampilan berkomunikasi dan juga kemampuan mahasiswa untuk
menemukan beragam sumber belajar.
Guru Adalah fokus yang tepat dalam proses pembelajaran tetapi media belajar yang dapat
memanfaatkan TIK merupakan dorongan untuk mencari solusi dan mencairkan masalah
yang membelenggu guru yang baik
Manfaat TIK dalam proses pembelajaran sebagai berikut
1. Materi pembelajaran dapat diterapkan sebelumnya tanpa harus menggantungkan
sepenuhnya pada guru
2. Program pembelajaran yang memanfaatkan TIK dapat menyajikan informasi dan peserta
didik menanggapinya, kemudian program pembelajaran yang menentukan arah
selanjutnya
3. Perintah dasar yang ada dalam program pembelajaran memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk membuat keputusan dan mempelajari beberapa kontrol terhadap hasil
belajar mereka secara individualis
4. Aplikasi penggunaan program pembelajaran difokuskan untuk menyelesaikan masalah-
masalah pembelajaran tertentu yang dapat berperan untuk memperkaya dan
menyempurnakan pembelajaran pada lazimnya
5. Program Pembelajaran dapat dirancang dengan cara menggabungkan beberapa metode
pembelajaran yang terdapat pada tingkat perintah dasar perbaikan atau pengayaan
6. Salah satu karakteristik penting yang dimiliki oleh program pembelajaran adalah fleksibel
sistem dalam menangani input data dan informasi output
7. Menurut para ahli dua aspek yang penting dari hubungan peserta didik dan materi
pelajaran adalah stimulus dan respon dari pelajaran dan keperluan belajar untuk jenis
perilaku yang diajarkan
Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam program pembelajaran TIK
1. Biaya perangkat keras dan perawatan merupakan faktor biaya yang terbesar
2. Seringkali terjadi masalah mengenai ketidakcocokan antara hardware dan software
3. Harapan yang besar
4. Keterbatasan pada jangkauan sasaran
5. Pengembang perangkat lunak yang digunakan dengan komputer merupakan pekerjaan
yang sulit karena dibutuhkan tingkat keahlian yang tinggi dan harus dikembangkan oleh
ahlinya
6. Perintah-perintah yang diberikan dalam program pembelajaran berbasis TIK seringkali
menyebabkan kurangnya interaksi sosial
7. Dalam program pembelajaran berbasis TIK kreativitas sangat kaku dan tidak berkembang
8. Keterbatasan program pembelajaran berbasis TIK dalam membantu peserta didik karena
program ini tidak bisa berbicara mendengarkan dan mengetahui sesuatu dengan
sendirinya
B. Multimedia Interaktif berbasis Teknologi informasi dan Komunikasi
Menurut Heinich (1996) program multimedia interaktif ini berfungsi sebagai sarana
interaksi antara guru dan peserta didik. Multimedia interaktif ini terdiri atas kombinasi
antara teks grafik animasi suara dan video karakteristik utama dalam proses pembelajaran
interaktif adalah respon peserta didik terhadap materi pembelajaran dan adanya
pemberian umpan balik dalam oleh guru terhadap respon tersebut.
Rata-rata perintah dasar dalam program ini membantu peserta didik meningkatkan
perolehan nilai tes mereka dari 10% sampai 18% dibandingkan dengan perintah perintah
guru yang berada di dalam ruangan kelas biasa.
C. Prinsip-prinsip Dasar pemilihan Media Belajar Berbasis TIK
Fungsi media di sini baru berperan sebagai alternatif yang mengacu pada suatu hal yang
memberikan atau membawa informasi dari suatu sumber pesan kepada penerima pesan
atau bisa juga berperan untuk mempercepat suatu inovasi.
Menurut (AECT) Amerika, media belajar adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan
untuk menyalurkan pesan dan informasi pembelajaran. British Audio Visual Association
menunjukkan komposisi yaitu
1. Melalui media penglihatan atau visual 83%
2. Melalui indra pendengaran atau audio Tori 13%
3. Melalui indra penciuman dan rasa 6%
Oleh karena itu Rowtree dan Bates sependapat bahwa pemilihan media belajar perlu
memperlihatkan beberapa faktor yaitu:
1. Akses terhadap media baik bagi peserta didik maupun institusi
2. Biaya
3. Peranan media dalam proses pembelajaran
Gagne and Reister menambahkan pemilihan media harus mempertimbangkan tiga faktor
yaitu:
1. Atribut media itu sendiri
2. Karakteristik peserta didik
3. Setting dan faktor praktis
Kemp mengatakan bahwa secara umum beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
memilih jenis media belajar yang akan digunakan untuk keperluan proses pembelajaran
sebagai berikut
1. Setting, 2. Atribut media, 3. Tujuan, 4.perangkat lunak dan perangkat keras, 5. Biaya.
Heinick dkk, mengatakan berbagai prinsip umum yang digambarkan di sini harus
digunakan sebagai dasar untuk memilih dan menggunakan semua jenis media belajar
sebagai berikut
1. Media belajar harus mengikuti bukan menentukan tujuan belajar
2. Guru harus memahami secara mutlak media belajar yang digunakan dalam pembelajaran
3. Media belajar harus sesuai dengan format pembelajaran
4. Nadia belajar harus konsisten dengan kemampuan cara belajar peserta didik
5. Media belajar harus dipilih secara objektif dan tidak berdasarkan pilihan secara pribadi
6. Tidak ada media paling baik untuk semua tujuan
Dua jenis media belajar yaitu
1. Media yang dimanfaatkan atau media terapan
2. Media yang dirancang yang harus dipersiapkan dan dikembangkan sendiri
MODUL 4 kb 1 Hakikat pembelajaran
A. Pembelajaran
1. Pengertian pembelajaran
Sudjana Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja
untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak yaitu antara
peserta didik “warga belajar” dan pendidik “sumber belajar” yang melakukan kegiatan
membelajarkan.
Usman Pembelajaran merupakan upaya dalam mengorganisasikan lingkungan
pendidikan untuk menciptakan situasi dan kondisi belajar bagi siswa.
Tardif (dalam Adrian, 2004) mendefinisikan, mengajar adalah any action performed
by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another
individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang
(dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal
ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.[4]
Biggs (dalam Adrian, 2004) seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar
menjadi tiga macam pengertian yaitu (1) Pengertian Kuantitatif. Mengajar diartikan
sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru
hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa
dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab
pengajar. (2) Pengertian institusional. Mengajar berarti the efficient orchestration of
teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini
guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa
yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan
kebutuhannya. (3) Pengertian kualitatif. Mengajar diartikan sebagai the facilitation of
learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan
pemahamannya sendiri.[5] Burton (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan mengajar
adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa
agar terjadi proses belajar.[6]
Dari definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan
pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang
dimaksud antara lain adalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa, (2) memanfaatkan
lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, dan (3) memberikan stimulus,
bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa.
Taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan telah lama dikembangkan, dan
tokoh yang begitu terkenal dengan konsep taksonominya adalah Benjamin, S. Bloom.
Sehingga taksonomi pendidikan yang cetuskannya diabadikan dengan sebutan nama
penemunya yaitu Taksonomi Bloom.
Secara teoritis, menurut taksonomi Bloom ini, tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga
domain, yaitu:
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang
berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai
tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan
menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam
ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga
diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.
1. Domain Kognitif
Kesimpulan : tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci mengenai apa yang
harus dikuasai oleh siswa sebagai hasil dari aktivitas pembelajaran yang diikutinya.
- Syarat tujuan pembelajaran yang baik
Spesifik : tidak mengandung penafsiran yang berbeda-beda
Operasional : mengandung satu perilaku yang dapat diukur untuk memudahkan
penyusunan alat evaluasi
- Implementasinya dalam pembelajaran
Harus dapat memahami tujuan pembelajaran dan mengarahkan proses pembelajaran pada
tercapainya tujuan pembelajaran.
Harus memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tujuan pembelajaran yang
akan dicapai agar merekan mengetahui secar jelas tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapainya.
b) Materi pembelajaran (instructional materials)
- Pengertian
Materi pembelajaran pada hakikatnya merupakan substansi dari kurikulum, yakni berupa
mata pelajaran dengan topik/subtopik dan perinciannya. Materi pembelajaran secara garis
besar terdiri atas pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
- Syarat materi pembelajaran yang baik
Kriteria tujuan pembelajaran
Materi pembelajaran supaya terjabar
Relevan dengan kebutuhan siswa
Kesesuaian dengan kondisi masyarakat
Materi pembelajaran menagndung segi-segi etik
Materi pembelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematis dan logis
Materi pembelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan
masyarakat
- Implementasinya dalam pembelajaran
Harus menyusun materi pembelajaran secara komprehensif dan sistematis dengan
mengacu pada prinsip-prinsip psikologi
Materi pembelajaran harus mempunyai lingkup yang jelas dan urutan yang sistematis
Lingkup dan urutan materi pembelajaran harus sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan
Materi pembelajaran harus disusun dengan mengacu pada ruang lingkup isi kurikulum
3. Metode pembelajaran
a) Pengertian
Merupakan suatu prosedur atau acar yang dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan,
menjelaskan, dan memberikan latihan materi pembelajaran tertentu kepada para siswa
untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
b) Syarat metode pembelajaran yang baik
- Harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa
- Harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa
- Harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya
- Harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut serta melakukan
eksplorasi dan inovasi
- Harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh
pengetahuan melalui usaha pribadi
- Harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan
pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan
- Harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang
diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari
c) Implementasinya dalam pembelajaran
- Guru harus memilih metode pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk aktif dalam
proses pembelajaran, selain juga mendapatkan hasil atau produk belajar yang baik
- Guru dituntut untuk mampu memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen
penting dalam mencapai kualitas pembelajaran
4. Media pembelajaran
- Pengertian
Merupakan segala jenis komponen sumber belajar yang digunakan guru dalam kegiatan
pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian siswa
sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung
secara efektif serta dapat mencapai hasil pembelajaran yang berkualitas.
- Jenis-jenis media berdasarkan tempat penggunaannya
Penggunaan media di kelas
Penggunaan media di luar kelas
Dibedakan menjadi 2 kelompok : 1) penggunaan media tidak terprogram
2) penggunaan media secara terprogram
- Kriteria media yang efektif
Kesesuaian dengan tujuan
Kesesuaian dengan materi pembelajaran
Kesesuaian dengan teori
Kesesuaian dengan gaya belajar siswa
Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung dan waktu yang tersedia
Kriteria khusus: acces, cost, technology, interactivity, organization novelity.
- Implementasinya dalam pembelajaran
Guru perlu merancang media pembelajaran sedemikian rupa dengan mempertimbangkan
relevansinya terhadap materi dan tujuan pembelajaran
Media pembelajaran itu jenisnya sangat beragam, maka guru harus ceramt dalam memilih
media.
5. Evaluasi pembelajaran
- Pengertian
Merupakan usaha untuk memperoleh informasi tentang perolehan belajar peserta didik
secara menyeluruh, baik pengetahuan, konsep, nilai, maupun proses.
- Fungsi evaluasi
Kemampuan mengajar guru akan diketahui setelah diadakan evaluasi
Taraf penguasaan pembelajaran terhadap materi pembelajaran yang akan diketahui
setelah diadakan evaluasi
Letak kesulitan peserta didik akan diketahui setelah diadakan evaluasi
Tingkat kesukaran dan kemudahan bahan pelajaran yang diberikan kepada peserta didik
akan diketahui setelah diadakan evaluasi
Termanfaatkan sarana dan fasilitas pendidikan akan diketahui setelah diadakan evaluasi
Remedial-remedial akan diketahui setelah diadakan evaluasi
Tujuan pembelajaran yang dirumuskan akan diketahui setalah diadakan evaluasi
Peserta didik dapat dikelompokkan dalam kelompok juga akan diketahui setelah diadakan
evaluasi
Peserta didik perlu mendapat prioritas dalam bimbingan penyuluhan dan tidak menjadi
prioritas akan diketahui setelah diadakan evaluasi
- Syarat-syarat evaluasi pembelajaran
Keterpaduan
Koherensi
Pedagogis
Akuntabilitas
- Pengertian penilaian
Adalah kegiatan menafsirkan hasil belajar peserta didik. Penilaian dapat digunakan oleh guru
sebagai balikan maupun keputusan yang tepat ataupun dalam memperbaiki proses belajar
mengajar.
- Tindak lanjut penilaian, standar penilaian, dan pedoman penilaian
Beberapa hal yang dilakukan oleh guru:
Melaksanakan pengajaran perbaikan
Pengajaran pengayaan
Program akselerasi
Pembinaan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Peningkatan motivasi belajar
Standar penilaian pendidikan menurut PP No 19 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 11 adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrument
penilaian hasil belajar peserta didik.
Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan berpedoman pada :
Penilaian acuan norma : dilakukan dengan mengetahui kedudukan hasil belajar yang
dicapai berdasarkan norma kelas
Penilaian acuan patokan : sangat bergantung pada soal-soal tes yang dikuasai oleh peserta
didik
- Implementasinya dalam pembelajaran
Memiliki kompetensi yang memadai dalam merancang alat evaluasi
Harus mampu menentukan cara-cara evaluasi
Harus mampu menggunakan hasil penilaian tersebut sebagai balikan atau keputusan
6. Peserta didik
- Pengertian
Menurut UU No 20 Tahun 2003, adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
- Karakteristik peserta didik
Bersifat internal : strutur kognitif, pengalaman, sikap, minat, ketrampilan, kebutuhan belajar,
aspirasi.
Bersifat eksternal : keadaan keluarga dalam segi ekonomi, pendidikan, status sosial, biaya,
sarana belajar, serta cara dan kebiasaan belajar.
- Implementasinya dalam pembelajaran
Kreator yang mengkreasi metode, cara, atau proses pembelajaran
Motivator yang memotivasi peseta didik agar memiliki kemandirian dalam belajar.
Moderator/fasilitator peserta didik yang memberikan jalan kemudahan dalam belajar
Resource yang menjadi sumber dan tempat bertanya bagi peserta didik
Leader yang memimpin warga belajar dalam proses pembelajaran
7. Pendidik /guru
- Pengertian
Menurut UU No 14 Tahun 2005, guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.
- Implementasinya dalam pembelajaran
Guru harus berusaha untuk mendapatkan dirinya sebagai teladan
Guru harus mengenal siswanya secara lengkap
Guru harus mengetahui dan terampil memilih dan menggunakan media dan metode
pembelajaran
Guru harus memiliki wawasan yang luas tentang materi pembelajaran yang
disampaikannya
Guru dituntut untuk mampu berperan sebagai agent of learning (agen pembelajaran) dan
agent of change (agen perubahan) yang mampu membangkitkan motivasi peserta didiknya
sehingga mereka dapat meraih prestasi yang diinginkannya.
8. Lingkungan
- Pengertian
Menurut Dalyono, adalah segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik
yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosiokultural.
Lingkungan belajar menurut D Sudjana meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sosial,
lapangan kerja, kelompok sosial.
- Jenis-jenis lingkungan siswa
Lingkungan keluarga : lingkungan yang paling berpengaruh pada pencapaian prestasi
belajar siswa. Unsur yang dapat mempengaru prestasi anak di sekolah yang bersumber
dari lingkungan keluarga:
1) Kemampuan ekonomi
2) Siswa mengalami broken home
3) Kurangnya kontrol keluarga
Lingkungan sekolah
Beberapa hal yang harus diperhatikan:
1) Dalam proses pembelajaran : guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang
tepat dan relevan dengan karakteristik siswa, materi, media, dan tujuan pembelajaran.
2) Faktor fasilitas sekolah : fasilitas sekolah yang memadai dan lengkap sangat mendukung
semangat belajar siswa.
Lingkungan masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan sosial ketiga bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa
setelah keluarga dan sekolah karena dalam pergaulan masyarakat, siswa menerima
berbagai macam pengaruh. Lingkungan belajar siswa mencakup unsur-unsur biotik,
abiotik, dan budaya manusi Sumber belajar dari lingkungan akan dapat memperkaya
wawasan dan pengetahuan siswa karena mereka belajar tidak terbatas oleh dinding kelas.
Selain itu kebenarannya lebih akurat sebab siswa dapat mengalami langsung dan dapat
mengoptimalkan potensi pancainderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan
tersebut.
MODUL 5
KB 1 Tugas Guru sebagai Pendidik
A. HAKIKAT GURU SEBAGAI PENDIDIK
1. Latar belakang
Dalam PP NO 19 Tahun 2005tentang standar nasional pendidikan, menerangkan pentingnya
susunan standar proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga pendidik, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan, serta standar penilaian.
Guru merupakan pemeran utama berlangsungnya proses pendidikan.
2. Eksistensi Guru sebagai Pendidik
Guru adalah orang yang patut “digugu dan ditiru”. Guru adalah orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam
perkembangan jasmani dan rohani agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri
dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah serta sebagai makhluk sosial dan
individu yang sanggup berdiri sendiri.
Untuk melaksanakan tugasnya guru berpegang teguh pada prinsip ing ngarso sung tulodho,
ing madyo mangun karso, tutwuri handayani.
3. Tugas Guru sebagai Pendidik
a. Jenis-jenis tugas guru sebagai pendidik
Guru sebagai teladan bagi siswanya
Guru harus mengenal siswanya
Guru harus mengetahui metode metode penanaman nilai dan bagaimana menggunakannya
Guru harus memiliki pengetahuan luas tentang tujuan pendidikan secara umum
Guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang materi yang diajarkan.
Apabila dikelompokkan, tugas guru sebagai pendidik itu meliputi
Tugas guru dalam bidang profesi
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan
Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan
b. Tugas guru sebagai pendidik abad XXI
Menurut Muhaimin ( 2001: 63), seorang guru dikatakan telah mempunyai kemampuan
profesional jika pada dirinya melekat dedikasi yang tinggi terhadap tugasnya, sikap
komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continous improvement yakni
selalu memperbaiki dan memperbarui cara kerja sesuai dengan tuntutan zaman.
4. Kewajiban Guru Sebagai Pendidik
Dalam UURI Nomor 20/2003, bab XI, pasal 40, ayat 2 menyatakan bahwa pendidik dan tenaga
pendidikan berkewajiban
a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan
dialogis.
b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan
c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya.
karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti tabiat, watak, pembawaan, atau
kebiasaan yang dimiliki oleh individu yang relatif tetap (Pius Partanto dan Dahlan, 1984).
karakteristik adalah mengacu pada karakter dan gaya hidup seseorang serta nilai-nilai
yang berkembang serta teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah
diperhatikan (Moh. User Usman, 1989).
peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau
sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.
Adapun bagi guru, tujuan khusus pelaksanaan bimbingan dan konseling sebagai berikut.
1. Membantu guru dalam berhubungan dengan peserta didik
2. Membantu guru dalam menyesuaikan keunikan individu dengan tuntutan umum sekolah
dan masyarakat
3. Membantu guru dalam mengenal pentingnya keterlibatan diri dalam keseluruhan program
pendidikan
4. Membantu keseluruhan program pendidikan untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan
seluruh peserta didik.
Bagi sekolah
Dalam kurikulum SMA tahun 1975 buku III C, menyatakan bahwa tujuan bimbingan di
sekolah adalah membantu peserta didik seperti berikut
1. Mengatasi kesulitan belajar
2. Mengatasi kebiasaan peserta didik yang tidak baik yang dilakukannya saat pembelajaran
berlangsung dan dalam hubungan sosial
3. Mengatasi kesulitan dengan kesehatan jasmani
4. Mengatasi kesulitan dengan kesehatan studi
5. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan jenis
pekerjaan setelah mereka tamat.
6. Mengatasi kesulitan kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial dan emosional di
sekolah yang bersumber dari sikap peserta didik yang bersangkutan terhadap dirinya,
lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.
Howard Gardener pada tahun 1983 menulis buku yang berjudul frames of mind. Ia
menyatakan bahwa semua manusia memiliki bukan hanya satu kecerdasan (intelegensi)
melainkan group abilities yang disebut kecerdasan jamak yaitu semua kemampuan yang
dapat dikembangkan melalui latihan-latihan, pembiasaan, keteladanan, dan berbagai
aktifitas pendidikan lain, termasuk layanan bimbingan dan konseling yang sistematis dan
berkelanjutan yang memungkinkan dapat mengembangkan dan memanfaatkan seluruh
kecerdasannya secara penuh.
Kecerdasan jamak ini meliputi delapan aspek yaitu kecerdasan linguistik, logika matematis,
kecerdasan visual dan spasial, kinestitis jasmani, musikal, interpersonal, intra prasonal,
dan kecerdasan naturalis.
4. Eksistensi Guru sebagai Pembimbing
Standar kualifikasi akademis dan kompetensi konselor dikembangkan dan dirumuskan atas
dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugasdan ekspektasi kinerja konselor.
Dalam surat keputusan menpan Nomor 26/Menpan/1998 tentang angka kredit jabatan guru
dalam lingkungan departemen pendidikan dan kebudayaan, disebutkan bahwa tugas guru
adalah mengajar atau membimbing. SK Mendikbud Nomor 025/1995 sebagai petunjuk
pelaksanaan jabatan fungsional, guru dan angka kreditnya juga memuat hal-hal yang
bersifat substansial, khususnya yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling sebagai
berikut;
a. Istilah bimbingan dan penyuluhan secara resmi diganti dengan bimbingan dan konseling.
b. Pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah adalah guru pembimbing yaitu guru yang
secara khusus ditugasi untuk itu.
c. Guru yang ditugasi yaitu minimal mengikuti Penataran selama 180 jam
d. Kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan pola yang jelas.
Lundquist dan Chamely yang dikutip oleh belkin (1981) menyatakan bahwa konselor
sangat membantu guru, terutama dalam hal berikut
a. Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah efektif yang
mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru.
b. Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan mempengaruhi proses
belajar mengajar
c. Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar peserta didik lebih efektif.
d. Mengatasi masalah -masalah yang ditemui guru dan melaksanakan tugasnya.
5. Tugas-tugas guru pembimbing
a. Tugas guru pembimbing
UU Nomor 20/2003 tugas utama konselor
“memberi bimbingan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya
sehingga mereka mencapai kemandirian, mampu berdiri sendiri, dan dapat melaksanakan
tugasnya sebagai makhluk Allah serta sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup
berdiri sendiri. Potensi, minat, bakat, watak, dan kepribadian peserta didik tidak dapat
berkembang secara optimal tanpa bimbingan, arahan, dan binaan guru pembimbing.”
Klasifikasi guru pembimbing di sekolah dan tugasnya;
1) Guru pembimbing dalam proses pembelajaran
Abu Ahmadi menyatakan bahwa tugas guru pembimbing dalam proses pembelajaran sebagai
berikut.
a) Melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan belajar
b) Guru dapat memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya kepada
peserta didik dalam memecahkan masalah pribadi.
2) Guru pembimbing (konselor) peserta didik di sekolah
Menurut Rochman Natawidjaja dan Moh Surya (1985) tugas guru pembimbing di sekolah
sebagai berikut.
a) Perlakuan terhadap peserta didik didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai individu,
peserta didik memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu mengarahkan
dirinya sendiri untuk mandiri.
b) Sikap yang positif dan wajar terhadap peserta didik
c) Perlakuan dengan peserta didik secara hangat, ramah, rendah hati, dan menyenangkan
d) Pemahaman secara berempati
e) Penghargaan terhadap peserta didik sebagai individu
f) Penampilan diri secara asli dan tidak berpura pura terhadap peserta didik
g) Kekonkritan dalam menyatakan diri
h) Penerimaan peserta didik secara apa adanya
i) Perlakuan kepada peserta didik secara permitif
j) Kepekaan kepada perasaan yang dinyatakan oleh peserta didik dan membantu peserta
didik untuk menyadari perasaannya itu
k) Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan peserta didik
terhadap bahan pengajaran
l) Penyesuaian diri terhadap keadaan yang khusus sebagai proses pembeli.
3) Guru pembimbing di luar kelas
a) Memberikan pengajaran perbaikan (remidial teaching)
b) Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat peserta didik
c) Melakukan kunjungan rumah (home visit)
d) Menyusun kelompok belajar yang bermanfaat
b. Tahap-tahap pelaksanaan tugas pokok guru pembimbing
1. Perencanaan program bimbingan dan konseling
Program tahunan
Program semesteran
Program bulanan
Program mingguan
Program harian
2. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling
Layanan orientasi
Informasi
Penempatan
Penyaluran
Layanan konten
Layanan bimbingan kelompok
Layanan konseling kelompok
Layanan mediasi
Layanan konsultasi
3. Evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling
Penilaian segera (laiseg)
Penilaian jangka pendek (laijapen)
Penilaian jangka panjang (laijapang)
4. Analisis hasil evaluasi bimbingan konseling
5. Tindak lanjut bimbingan dan konseling
Memberikan tindak lanjut singkat dan segera
Menempatkan peserta didik dalam jenis layanan tertentu
Membentuk program satuan atau pendukung yang baru
B. Unsur Utama Tugas Pokok Guru Pembimbing
1. Bidang bimbingan ( bidang pribadi, sosial, belajar, karier, kehidupan beragama, kehidupan
berkeluarga)
2. Jenis layanan BK( layanan orientasi, informasi, penempatan/penyaluran, konten,
bimbingan kelompok, konseling perorangan, konseling kelompok, mediasi, konsultasi)
3. Jenis kegiatan pendukung ( aplikasi instrumentasi, himpunan data, kunjungan rumah,
konverensi kasus, alih tangan, tampilan keperpustakaan)
4. Tahap pelaksanaan ( perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis, tindak lanjut)
5. Jumlah siswa asuh yang ditanggungjawabi minimal 150 siswa.
C. Pelaksanaan Beben Tugas
1. Pembagian siswa asuh di antara guru pembimbing
SKB Mendikbud dan kepala BAKN Nomor 0433/P/1993 dan Nomor 25 Tahun 1992 poin 3,
4, 7, 9
a. Ayat 3; jumlah peserta didik yang harus dibimbing oleh seorang guru pembimbing adalah
150 orang.
b. Ayat 4; kelebihan peserta didik yang dapat diberi angka kredit adalah 75 orang yang
berasal dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling
c. Ayat 7; guru pembimbing yang menjadi kepala sekolah wajib melaksanakan bimbingan dan
konseling terhadap 40 orang peserta didik.
d. Ayat 9; guru sebagaimana tersebut ayat 7 yang menjadi wakil kepala sekolah wajib
melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap 75 orang peserta didik.
2. Beban kerja
UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 35 poin 2 bahwa beban guru
sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 adalah sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka
dan sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka dalam 1 minggu.
3. Waktu pelaksanaan kegiatan
a. Di dalam jam pelajaran sekolah.
b. Di luar jam pelajaran sekolah.
Modul 6
Kb 1 Kode Etik Guru dan Organisasi Profesi guru
2. Rasional
Wardani 2012 mengemukakan ada 4 alasan mendasar yang membuat guru wajib
mengembangkan profesionalisme atau kemampuanprofesional secara berkelanjutan.
1. Hakikat profesionalisme
2. Perkembangan ilmu pengetahuan
3. Paradigma belajar sepanjang hayat (life-long education)
4. Undang-undang no 14 th 2005 tentang guru dan dosen.
Kemampuan yang harus dikuasai guru dalam menjalankan perannya sebagai guru profesional
terfokus pada kemampuan atau kompetensi mengelola pembelajaran yang mendidik.
c. Menilai proses dan hasil belajar serta menindak lanjuti hasil belajar untuk perbaikan
1. Menguasai cara menilai proses dan hasil belajar
2. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan
3. Membimibing siswa yang bermasalah atau yang memerlukan bantuan baik individu
maupun kelompok
Selain itu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru terkait dengan kompetensi ini sebagai
berikut :
1. Berkomunikasi secara efektif, empati, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat
2. Berkomunikasi dengan komunitas dan profesi sendiri dan profesi lain secara lisan maupun
tulisa n
3. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentinga pembelajaran dan
pengembangan diri.
2. Kemungkinan upaya dalam pengembangan kemampuan profesional
Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam mengembangkan kemampuan
profesional. Yaitu
a. Mengkuti pendidikan lanjut bagi guru yang belum memenuhi kualifikasi akademis sarjana
b. Melakukan refleksi secara teratur untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
pembelajaran yang dikelola
c. Mengikuti berbagai program pelatihan yang meningkatkan kemampuan
menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
d. Mengikuti berbagai seminar yang bertemaakan pendidikan
e. Menjadi pembicara dalam pertemuan guru
f. Mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan
g. Melakukan penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas (PTK)
h. Menulis karya ilmiah
i. Mengikuti berita-berrita hangat , melalui berbagai media
j. Menjadi anggota organisasi profesi guru
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.