Anda di halaman 1dari 3

Soal:

1. Membicarakan mengenai peran penting HAM berarti membicarakan kelangsungan


hidup setiap individu, perkembangannya, dan kemerdekaannya. Jelaskan argumen
dari pernyataan tersebut!

Jawab:

Mmebicarakan tentang peran penting HAM bermakna membicarakan kelangsungan


hidup setiap individu, juga perkembangan dan kemerdekaannya. Maksud argumen
ini adalah HAM merupakan instrumen penting yang berkaitan dengan kehidupan
manusia, kemerdekannya dalam hidup dan juga bagaimana ia mengembangkan
dirinya dalam kehidupan yang ia jalani. HAM yang paling mendasar berkaitan dengan
kelangsungan hidup dan kemerdekaan dalam hidup itu sendiri sedangkan HAM-nya
berkaitan dengan bagaimana jaminan dan kesempatan yang didapatkan seseorang
dalam mengembangkan dirinya.

2. UU No 26 Tahun 2000 merupakan aturan yang mengatur tentang pengadilan HAM


yang akan mengadili tentang pelanggaran HAM berat. Salah satu pelanggaran HAM
berat adalah genosida. Jelaskan pendapat saudara, dab bagaimana Undang-undang ini
mengatur?

Jawab:

Undang Undang  Nomor 26 Tahun 2000 adalah sebuah Undang-undang yang


mengatur Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Secara historis UU Pengadilan HAM lahir karena amanat Bab IX Pasal 104 Ayat (1)
UU No. 39 Tahun 1999. Dengan lahirnya UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
HAM tersebut, maka penyelesaian kasus HAM berat dilakukan dilingkungan
Peradilan Umum. Ini merupakan wujud dari kepedulian negara terhadap warga
negaranya sendiri. Negara menyadari bahwa perlunya suatu lembaga yang menjamin
akan hak pribadi seseorang. Jaminan inilah yang diharapkan nantinya setiap individu
dapat mengetahui batas haknya dan menghargai hak orang lain. Sehingga tidak terjadi
apa yang dinamakan pelanggaran HAM berat untuk kedepannya.
Dengan diundangkannya UU ini, setidaknya memberikan kesempatan untuk
membuka kembali kasus pelanggaran HAM berat yang penah terjadi di Indonesia
sebelum diundangkan UU Pengadilan HAM sebagaimana diatur dalam Pasal 43-44
tentang Pengadilan HAM Ad Hoc. Dan Pasal 46 tentang tidak berlakunya ketentuan
kadaluwarsa dalam pelanggaran HAM yang berat. Masuknya ketentuan tersebut
dimaksudkan agar kasus-kasus yang terjadi sebelum diundangkannya UU No. 26
Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM dapat diadili.
Dalam UU No. 26 Tahun 2000 hukum acara atas pelanggaran HAM berat dilakukan
berdasarkan ketentuan hukum acara pidana yang terdiri dari:
1. Jaksa Agung sebagai penyidik berwenang melakukan penangkapan.
2. Jaksa Agung sebagai penyidik berwenang melakukan penahanan.
3. Komnas HAM sebagai penyelidik berwenang melakukan penyelidikan.
4. Jaksa Agung sebagai penyidik berwenang melakukan penyidikan.
5. Jaksa Agung sebagai penyidik berwenang melakukan penuntutan.
6. Pemeriksaan dilakukan dan diputuskan oleh Majelis Hakim Pengadilan HAM.
Sumber: https://referensi.elsam.or.id/2014/09/uu-nomor-26-tahun-2000-tentang-
pengadilan-hak-asasi-manusia/

3. War Crimes adalah kejahatan HAM yang sangat berat dalam pergaulan internasional.
Bagaimana Statuta Roma mengaturnya? 

Jawab:

Kejahatan perang merupakan tindakan pelanggaran berat menurut Konvensi


Jenewa.Menurut Statuta Roma tentang Mahkamah Pidana Internasional, kejahatan
perang merupakan kejahatan yang luar biasa (extraordinary crimes) yaitu sebagai
pelanggaran berat hak asasi manusia (human rights gross violations). Mahkamah
Pidana Internasional bertujuan untuk mengakhiri impunitas bagi pelaku pelanggaran
berat hak asasi manusia dan memberikan andil bagi pencegahan terjadinya kejahatan
paling serius terhadap hak asasi manusia menurut hukum internasional, serta
menjamin penghormatan abadi bagi diberlakukannya keadilan internasional, serta
mendukung pencapaian tujuan dan prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-
Bangsa.Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normative, yakni
dengan menggunakan bahan-bahan kepustakaan, dengan mempelajari dan menelaah
peraturan-peraturan yang mengatur tentang hukum pidana internasional, baik
peraturan dari pemerintah Indonesia maupun konstitusi yang dikeluarkan Statuta
Roma. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa
mekanisme penegakan hukum pidana internasional berdasarkan Statuta Roma 1998
dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu penyerahan suatu kasus oleh negara pihak,
penyelidikan dan penuntutan, persidangan, pengambilan keputusan, terakhir banding
dan peninjauan ii kembali. Mahkamah Pidana Internasional memiliki kompetensi dan
yurisdiksi konstitusional-internasional untuk mengadili individu-individu yang
bertanggung jawab atas terjadinya kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan yang
menurut Statuta Roma, berarti setiap tindakan pembunuhan, pemusnahan,
perbudakan, atau perbuatan-perbuatan lain yang ditetapkan di dalam Statuta Roma.
Saran yang diberikan penulis dalam penelitian ini adalah penegakan hukum pidana
internasional haruslah sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Statuta Roma
1998.Kemudian penegakan hukum pidana internasional harus terlepas dari intervensi
dari siapapun.Kedepannya perlu dibentuk lembaga atau komisi tersendiri yang khusus
menangani kasus kejahatan internasional yang lebih bersifat independen.
Sumber: http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5824

4. Empat proses (langkah) penyelesaian kasus pelanggaran HAM, diawali dari langkah
pengkajian. Apa saja yang terjadi pada langkah awal ini? 
Jawab;
Adapun proses penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat sesuai uu tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Diadakan penyelidikan
Penyelidikan dilakukan oleh KOMNASHAM
2) Dilanjutkan penyidikan
Penyidikan dilakukan oleh Jaksa Agung
3) Dilanjutkan penuntutan
Penuntutan dilakukan oleh Jaksa Agung juga
4) Dilanjutkan dengan pemeriksaan di pengadilan
Pemeriksaan di pengadilan atas pelanggaran HAM berat dilakukan oleh majlis hakim
pengadilan HAM yang berjumlah 5 orang
5) Keputusan oleh pengadilan HAM
Adapun proses penyelesaian kasus pelanggaran HAM ringan sama dengan proses
penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat hanya bedanyanya yang menanganinya
bukan KOMNASHAM dan Jaksa Agung , namun komnasham dan jaksa tingkat
dibawah jaksa agung .

5. Perlindungan HAM yang terdapat dalam UUD 1945 dapat dikelompokkan menjadi 4
bagian satu diantaranya yaitu, kelompok perlindungan terhadap hak-hak sipil. Uraikan
pendapat saudara!

Jawab:

Hal-hal yang dapat dilihat secara nyata seperti adanya lembaga-lembaga negara
seperti yang dikhususkan untuk melidungi Hak Asasi Manusia seseorang. Seperti
Komisi Perlindungan Hak Asasi Manusia, Komisi Perlindungan Perempuan, Komisi
Perlindungan Anak, Komisi perlindungan saksi dan korban. Selain itu, pemerintah
Indonesia mulai melakukan reformasi hukum. Dengan adanya Undang-undang yang
mengatur tentang perlindungan HAM seperti Undang
undang No 39 tahun 1999 tentang Hak Asai Manusia, Undang undang No 26 tahun
2000 tentang pengadilan HAM membuat warga negara Indonesia lebih terlidungi hak
asasinya. Namun disamping kemajuan-kemajuan itu, tetap masi terdapat banyak
kekurangan yang harus diperbaiki oleh pemerintah Indonesia. Kekurangan tersebut
banyaknya terdapat pada proses implementasinya. banyak peraturan-peraturan yang
tidak dimplementasikan secara tepat oleh aparat penegak hukum kita. Selain itu
lembaga-lembaga yang telah dibuat demi melindungi Hak Asasi Manusia seseorang
difungsikan secara benar. Agar lembaga-lembaga tersebut tidak dibuat percuma dan
tidak hanya sebagai pelengkap sistem ketatanegaraan semata . Tetapi berfungsi demi
kepentingan rakyat Indonesia.

Sumber:
https://media.neliti.com/media/publications/56534-ID-none.pdf

Anda mungkin juga menyukai