Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
NIM : 825602745
UPBJJ-UT : KUPANG
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Pada suatu hari disekolah TK IE HARI Dinta sedang melakukan kegiatan bermain peran yaitu memainkan
peran profesi seorang dokter. Anak-anak disana ada yang berperan sebagai dokter, perawat, dan
apoteker. Sebelum permainan dimulai anak –anak diberikan penjelasan bagaimana profesi dokter,
perawat, dan apoteker. Kemudian anak dibagi alat dan bahan perlengkapan dokter-dokteran, serta
diberi penjelasan tentang alat dan bahan tersebut.
Anak di kelas B1 , berjumlah 14 orang anak kemudian dibagi menjadi dua kelompok yang diberi nama
berdasarkan warna yaitu kelompok warna merah dan kelompok warna hijau.
Judith (pasien ) : Selamat siang pak dokter , pak saya mau berobat , saya jatuh tadi pada saat naik
ayunan.
Dinta( Dokter ) : Waduh luka ya parah juga, itu harus segera diobati nanti bisa infeksi . saya panggil
perawat dulu ya.
Dinta (dokter ) : Pak, setelah dibersihkan lukanya nanti kita kasih obat ya pak , biar lukanya kering .
Nanti bapak bisa beli di apotek . Saya kasih resep ya pak.
Dinta (dokter) : sama –sama bapak semoga lekas sembuh dan lebih berhati-hati dalam bermain ya
pak…..
Setelah Judith menemui dokter untuk mengobati lukanya, Judith pun pergi menuju apoteker untuk
membeli obat yang disarankan dokter agar lukanya cepat kering dan sembuh.
Judith (pasien) : Bu, saya mau beli obat ni resep ya dari dokter serina.
Berdasarkan scenario di atas aspek kognitif anak usia dini yang dapat dikembangkan adalah rasa
percaya diri yaitu:
a) Komunikasi:
- Mendiskusikan hasil kegiatan dalam bentuk komentar sederhana
- Menyesuaikan diri dalam hal bekerja sama dengan teman baik kelompok bermain dan belajar
b) Ketegasan:
- Menyatakan kebutuhan yang mereka inginkan
- Berani menunjukkan jiwa kepemimpinannya dalam suatu kelompok
c) Penampilan Diri:
- Menunjukkan sikap yang baik kepada teman atau guru
- Bersikap menghargai terhadap
d) Pengendalian Perasaan:
- Berani menghadapi tantangan yang diberikan
- Mengendalikan rasa khawatir, gugup saat melakukan kegiatan atau tugas yang dilakukan
2. Contoh permainan mengukur/menakar benda cair pada kegiatan belajar anak usia dini dengan
memperhatikan aspek berikut:
Judul permainan : Aku bisa melayang
Tujuan : Anak dapat mengetahui Air garam memiliki massa jenis yang lebih
besar dari air. Air garam memiliki massa jenis yang lebih besar dari
air, semakin tinggi massa jenis cairan, akan semakin mudah suatu
benda mengapung di atasnya. Makin banyak garam yang
dimasukkan ke dalam air, telur akan lebih mengapung ke atas.
Sasaran : Siswa Paud umur 5-6 Tahun
Alat dan bahan : Air, telur, gelas, garam dapur
Langkah permainan :
Tuangkan air ke dalam gelas
Masukkan telur ke dalam gelas tersebut
Minta anak mengamati apa yang terjadi (telur tenggelam sepenuhnya)
Keluarkan telur dari gelas Masukkan beberapa sendok garam, kemudian diaduk
Masukkan kembali telur ke dalam gelas berisi air garam tersebut
Minta anak mengamati apa yang terjadi (telur mengambang)
Masukkan lebih banyak garam ke dalam gelas berisi air garam tersebut
Minta anak mengamati apa yang terjadi (telur justru lebih mengambang ke atas)
1. Bermain
2. Melatih Kemampuan Otak Kanan
3. Berkreasi Setiap Hari
4. Beri Anak Pengalaman Baru
5. Meningkatkan Perbendaharaan Kata pada Anak
6. Melatih Kemampuan Mendengar Anak
7. Sediakan fasilitas yang mendukung kreativitas anak
Berdasarkan dari pertanyaan diatas Meningkatkan Kreatifitas Anak melalui Permainan tali:
Tali merupakan mainan edukatif anak terbuat dari kumpulan lapisan linear, benang atau sehelai
tali yang bengkok atau dikepang bersama dalam rangka untuk menggabungkan mereka ke
dalam bentuk yang lebih besar dan lebih kuat.
Kegiatan lompat tali terutama di sekolah. Selain menyenangkan, permainan ini tak banyak
memakan waktu, murah, dan menyehatkan. Jadi cocok untuk mengisi waktu senggang para
murid ketimbang mereka main lari-larian tanpa tujuan. Salah satu cara yang diimbau Anggani
dengan memberi kesempatan anak untuk main lompat tali di waktu istirahat. Atau saat ada
pertemuan siswa, lakukan perlombaan lompat tali sehingga para murid makin bergairah
memainkannya.
Beberapa perkembangan anak yang dapat didorongkan dengan permainan lompat tali :
1. Motorik kasar
Main lompat tali merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara fisik anak jadi lebih
terampil, karena bisa belajar cara dan teknik melompat yang dalam permainan ini memang
memerlukan keterampilan tersendiri. Lama-kelamaan, bila sering dilakukan, anak dapat
tumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi, kuat
serta terlatih. Lompat tali juga dapat membantu mengurangi kejadian obesitas pada anak.
2. Emosi
Untuk melakukan suatu lompatan dengan tinggi tertentu dibutuhkan keberanian dari si
anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu keputusan besar; mau
melakukan tindakan melompat atau tidak.
3. Ketelitian dan Akurasi
Anak juga belajar melihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana ketika tali
diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tak sampai terjerat tali dengan
berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan tali, semakin cepat ia harus
melompat.
4. Sosialisasi
Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti memberi
kesempatannya untuk bersosialisasi. Ia dapat belajar berempati, bergiliran, menaati aturan,
dan lainnya.
5. Intelektual
Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar
lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan.
Umpamanya, anak harus melakukan tujuh kali lompatan saat tali diayunkan. Bila lebih atau
kurang, ia harus menjadi pemegang tali.