Anda di halaman 1dari 51

PENDIDIKAN MATEMATIKA 1

MODUL 2
DISUSUN OLEH :

1. Sulistyo 836904967
2. Anang

1
MODUL 2
BILANGAN CACAH

KEG. BELAJAR 1
BILANGAN DAN LAMBANGNYA
SERTA PEMBELAJARANNYA DI SD

2
A. BILANGAN DAN LAMBANGNYA
menulis lambang bilangan

nama bilangan Lambang bilangan


 tiga ratus enam Puluh  360
 dua ratus tiga puluh  236

enam
 empat ratus lima  452
puluh dua

3
B. BILANGAN KARDINAL DAN
ORDINAL
 Bilangan Kardinal
 Bilangan Kardinal adalah bilangan yang menyatakan
banyaknya anggota suatu himpunan.
 Contoh :
 {a, b, c, d, e}
 Banyaknya anggota himpunan ini adalah 5.
 Jadi, bilangan kardinal dari himpunan tersebut adalah 5
 Ditulis : ({a, b, c, d, e}) = 5
 –  Bilangan Ordinal
 Bilangan Ordinal (bilangan urutan) diperoleh dengan
menambahkan “ke” kepada nama bilangan asli. Contoh :
kesatu, kedua, ketiga, keempat,…

4
C. NILAI TEMPAT DAN
KETIDAKSAMAAN

5
MODUL 2
KEGIATAN BELAJAR 2
BILANGAN CACAH,
OPERASINYA SERTA TEKNIK
PENYELESAIAN DAN
PEMBELAJARANNYA DI SD

6
A. BILANGAN CACAH
1. Bilangan cacah adalah bilangan 0, 1, 2, 3,
4, ..... Dst.
2. Bilangan cacah merupakan bilangan asli
yang ditambah dengan bilangan nol.
(bilangan asli dimulai dari angka 1 dan
selanjutnya bertambah satu-satu.
3. Ketidaksamaan pada bilangan cacah
• Sifat ketidaksamaan pada bilangan cacah
dinyatakan dengan tanda < dan >

7
• Sifat urutan pada bilangan cacah
a. Dua bilangan cacah dianggap tidak sama
apabila salah satu dari bilangan itu lebih kecil
dari bilangan yang lain.
b. Pada garis bilangan, suatu bilangan dikatakan
lebih besar bila berada di sebelah kanan salah
satu bilangan. Sedangkan bilangan dikatakan
lebih kecil apabila berada di sebelah kiri dari
salah satu bilangan.

8
c. Jika antara dua bilangan terdapat suatu
urutan dan kedua bilangan itu ditambah
bilangan yang sama maka urutan
jumlahnya sama dengan urutan bilangan
yang semula. Misalnya kita mengetahui
bahwa 3 < 8. sekarang 3 kita tambah 4
dan 8 kita tambah 4, ternyata hasil dari
penambahan bilangan tersebut mempunyai
urutan yang sama, yakni 7 dan 12 sama
dengan urutan antara 3 dan 8
a <b
a+c<b+c

9
B. PENJUMLAHAN
1. Pengerjaan jumlah atau
penjumlahan merupakan pengerjaan
hitung yang pertama kali dikenalkan
ke anak, baik di sekolah maupun di
masyarakat.

10
2. Fakta-fakta dasar penjumlahan

Yang dimaksud fakta-fakta dasar


penjumlahan adalah penjumlahan
atau kombinasi bilangan 0 sampai 9,
misalnya 9 + 1, 6 + 3, 4 + 5.
sedangkan 12 + 9 bukan fakta
dasar penjumlahan karena 12
bukan bilangan yang lambangnya
terdiri dari satu angka

11
3. Empat pendekatan untuk menerangkan
penjumlahan
a. Penjumlahan melalui Kumpulan
Penjumlahan dengan menggunakan dasar
kumpulan didasarkan kepada gabungan dua
kumpulan lepas dengan menggunakan benda
konkret/gambar

2 + 3 = 5
12
b. Penjumlahan melalui Pengukuran
1. Garis Bilangan
dengan garis bilangan yang dihitung bukan
titik-titik pada garis bilangan tetapi jaraknyaBuat garis
bilangan pada kertas dalam bentuk tangga bilangan

Seorang anak melompat 2 satuan ke sebelah


kanan dari titik nol. Kemudian dilanjutkanoleh
anak kedua sebanyak 3 satuan. Berapa kotak
yang telah mereka lalui?

13
• Langkah berikutnya kita dapat gunakan kertas
bergaris bilangan yang ditempelkan pada pada
papan. Sebagai pelompat dibuat gambar seekor
kataK dari kertas.

coba ambillah katakmu, suruh ia melompat 2


kotak mulai dari nol dan suruhlah ia
melompat 3 kotak lagi. Berapa kotak yang
dilompati? jadi berapakah 2 + 3?

14
• Setelah diperagakan dengan benda
konkret atau model, kemudian
dilanjutkan dengan yang abstrak, yaitu
garis bilangan.

15
2. Timbangan Bilangan

cara menggunakan alat ini pada penjumlahan 2 dan 3


adalah sbb : Mula-mula diambil satu kepingan batu
timbangan dan dikaitkan pada posisi 2. Kemudian ambil
lagi satu keping timbangan lain dan dikaitkan pada
posisi 3 pada tangan-tangan yang sama. Agar timbangan
seimbang lagi kita harus mengambil satu keping
lagi dan dikaitkan pada posisi 5 pada tangan sebelah
kanan

16
3. Dengan Batang Kuesioner
• Ambil satu batang duaan, yaitu berwarna
merah. Kemudian ambil satu batang tigaan ,
yaitu yang berwarna hijau muda. Tempatkan
kedua batang di atas ujung-ujungnya slin
melekat (lihat gambar)

• Kemudian cari sebuah batang lain yang persis


dapat menutup kedua batang tsb. Ternyata
yang dapat menutup kedua batang tsb adalah
satu batang yang berwarna kuning yang
panjangnya lima satuan. Artinya bahwa 2 + 3 =
5

17
b. Penjumlahan Melalui Mesin Fungsi
• Mesin fungsi tidak digunakan untuk
menerangkan penjumlahan atau pengerjaan
hitung lainnya , tetapi lebih banyak digunakan
untuk latihandan pengenalan pada fungsi.

• Cara pemakaian :
Ambil sebuah kotak mesin fungsi “+3” yang
meggunakan kartu, pada muka kartu yang keluar
kita tulis lambang bilangan untuk bilangan yang
tiga lebih besar dari bilangan yang dimasukkan.
Misalnya kita masukkan kartu yang ditulis bilangan
5, maka pada bagian belakang ditulis angka 5.
18
d. Penjumlahan dengan cara bersusun
panjang dan bersusun pendek
a. Bersusun panjang
2.438 = 2.000 + 400 + 30 +8
1.562 = 1.000 + 500 + 60 +2
3.724 = 3.000 + 700 + 20 +4
6.000 + 1.600 + 110 + 14
6.000 + (1.000+600) + (100+10) + (10+4)
6.000 + 1.000 + (600+100) +(10 + 10) +4
7.000 + 700 + 20 +4
= 7.724
b. Bersusun pendek
2.438
1.562
3.724
7.724

19
Sifat-sifat Penjumlahan
1. Bilangan cacah bersifat tertutup terhadap operasi penjumlahan.
Bila dua buah bilangan cacah dijumlahkan hasilnya adalah bilangan
Cacah.
3 + 6 = 9 (9 termasuk bilangan cacah)

2. Memeliki identitas penjumlahan yaitu 0.


b+0 = 0+b = b
3. Berlaku sifat asosiatif (pengelmpokan) pada operasi
penjumlahan.
Berlaku : a+(b+c) = (a+b)+c
4. Sifat komutatif pada penjumlahan.
Penjumlahan dua bilangan cacah yang kemudian ditukarkan hasilnya
tetap sama
a+b = b+a 3 + 5 = 5 + 3

20
C.PENGURANGAN
 Pada pengurangan kita mencari selisihnya.
 Misalnya :

5 – 3 = ..........
Ket: angka 5 adalah angka yang di kurangi
angka 3 adalah angka pengurang

21
1. Fakta-fakta dasar pengurangan
 Pada fakta dasar pengurangan,bilangan yang
dikurangi harus kurang atau sama dengan
bilangan yang dikurangi,sedangkan
pengurangnya ialah bilangan cacah dari 0
sampai dengan 9,dengan catatan bahwa
selisihnya harus bilangan cacah dan besarnya
dari 0 sampai dengan 9.

22
Contoh:

 18 – 9 adalah fakta dasar,karena selisihnya


sama dengan 9.
 18 – 2 adalah bukan fakta dasar, karena

selisihnya lebih dari 9.


 18 – 12 adalah bukan fakta dasar, karena

pengurangnya lebih besar dari 9.


 8 – 9 bukan fakta dasar, sebab selisihnya

bilangan negatif.

23
Persoalan pengurangan dapat dilihat dalam 3
macam keadaan, yaitu
a. membuang,
b. mencari suku yang hilang,
c. membandingkan.
a. Membuang
Dodi mempunyai kelereng 5 buah.
Ia berikan 2 buah kepada adiknya.
Berapa buah kelereng sisanya?

b. Mencari suku yang hilang


Dedi punya kelereng 3 buah. Untuk bermain ia harus
membawa 5 buah kelereng. Berapa buah kelereng lagi
yang harus ia miliki?
24
c. Membandingkan
Budi mempunyai kelereng 3 buah.
Badu mempunyai kelereng 5 buah
Berapa buah lebihnya kelereng Badu?

25
3. Pengurangan Melalui Kumpulan
Ada 5 ekor anak ayam. Dua ekor lari
mengejar belalang. Berapa ekor anak
ayam yang tinggal?

26
4. Pengurangan melalui Pengukuran
a. Pengurangan dengan garis bilangan

cara penjumlahan pada garis bilangan ialah


dengan bergerak maju (ke sebelah kanan)
sedangkan pengurangan adalah lawan dari
penjumlahan maka pengurangan pada
garis bilangan ialah bergerak mundur ( ke
sebelah kiri)
Contoh
Andi melompat satu langkah ke kanan seba –
nyak 5 satuan, kemudian mundur satu langkah
sebanyak 2 satuan.

27
Jika diubah dengan garis bilangan 5 -2 = 3
sebagai berikut :

28
b. Pengurangan dengan Timbangan Bilangan

kaitkan 1 keping batu timbangan pada posisi


5 di sebelah kiri. Kemudian kaitka pula satu
keping batu timbangan pada posisi 3 di sebe
lah kanan. Posisi timbangan menunjukkan
5 – 3 agar seimbang, kita harus menyimpan
1 keping batu timbangan pada posisi 2 di
sebelah kanan. Jadi, 5 – 3 = 2
29
c. Pengurangan dengan Batang Kuesioner

Ambil sebuah batang berwarna dari 6 satuan


(warna hijau tua). Kemudian ambil sebuah yg
berwarna 4 satuan (Warna ungu) dan tempel-
kan di samping warna hijau tua itu sehingga
salah satu ujungnya pas (posisi 6-4).
kemudian cari satu batang warna lain yang dapat
menutup tempat yang kosong dengan pas. Ternyata
batang berwarna merah 2 satuan yang cocok.

30
5. Pengurangan melalui Mesin Fungsi
Prinsip penggunaan alat ini sama dengan
pada penjumlahan
6. Pengurangan dengan cara bersusun pendek
6 14
874 3
528 1
346 2
7. Sifat – sifat Pengurangan
Tidak tertutup
Tidak berlaku sifat pertukaran

31
D. PERKALIAN

1. Fakta Dasar Perkalian


Fakta dasar perkalian ialah bilangan 0 s.d 9,
misalnya 0x9, 3x8x 1x7
3 x 15 bukan fakta dasar sebab 15 terdiri dari
2 angka yaitu 1 dan 5.
Pada perkalian ada 100 kombinasi fakta dasar
mulai dari 0 x 0 s.d 9 x 9

32
1. Perkalian melalui himpunan
(Kumpulan)

4 x 3 = 12

33
2. Perkalian melalui Pengukuran
Pendekatan pengukuran :
a. Garis Bilangan
b. Timbangan Bilangan
c. Batang Kuesioner
d. Luas

34
3. Perkalian melalui Jajaran
Jajaran ( arrange ) adalah susunan benda-
benda dalam bentuk persegi panjang.
Jajaran tegak disebut lajur/kolom, sedangkan
yang mendatar disebut baris
Contoh : 3 x 4
Artinya banyaknya baris ada 3 dan banyaknya
lajur ada 4

35
4. Perkalian melalui Produk
Cartesius
Yang dimaksud dengan produk(perkalian)
Cartesius ialah perkalian silang dari 2
himpunan. Contoh:

36
5. Perkalian dengan Alat Peraga
Nilai Tempat
Perkalian dengan alat peraga nilai tempat ialah
perkalian yang menggunakan alat peraga :
a. Kartu Nilai Tempat
b. Blok Model Dienes
c. Kantong Nilai Tempat
d. Abakus

37
6. Perkalian melalui Mesin Fungsi
7. Perkalian sebagai Penjumlahan Berulang
Untuk bilangan cacah r dan s, hasil dari r dan s
adalah jumlah s sebanyak r kali. Hal ini ditulis
sebagai r x s = s + s + s + .... + s
Ket : s sebanyak r kali
Bilangan r dan s disebut faktor. Salah satu cara
untuk mempresentasikan perkalian bilangan cacah
dengan susunan persegi panjang

38
8. Cara mendatar/bersusun panjang/pendek
a. Cara Mendatar
4 x 376 = 4 x ( 300 + 70 + 6 )
= (4x300)+(4x70)+(4x6)
= 1.200+280+24
= 1.480+24
= 1.504

b. Cara bersusun panjang

c. Cara Bersusun Pendek

39
Sifat – sifat operasi perkalian
bilangan cacah:
a. Operasi perkalian pada bilangan cacah bersifat tertutup
b. Berlaku sifat komutatif pada operasi perkalian
c. Berlaku sifat asosiatif pada operasi perkalian
d. Berlaku sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan
e. Ada unsur identitas pada operasi perkalian
Hasil kali setiap bilangan cacah dengan 1 adalah tetap.
Hasil kali setiap bilangan cacah dengan 0 adalah 0

40
E. PEMBAGIAN PADA BILANGAN
CACAH
Definisi pembagian. Untuk bilangan
r dan s, dengan s tidak sama dengan 0, hasil bagi
dari r dibagi oleh s, ditulis r ÷s, adalah bilangan k,
jika itu ada, sedemikian hingga r= s ×k.
Konsep pembagian. Ada dua konsep pembagian
yaitu konsep partisi dan yang kedua adalah
konsep pengukuran.

41
FAKTA DASAR PEMBAGIAN
Bilangan yang harus dibagi adalah dari 0 s.d 81,
Di mana pembaginya ialah bilangan bulat dari
1 s.d 9, dan hasil baginya ialah bilangan bulat
dari 0 s.d 9.
contoh :
81: 9 9 : 1 8:8
Sedangkan 100 : 5 24 : 2 bukan fakta dasar

42
1. Pembagian melalui Himpunan

43
2. Pembagian Melalui Pengukuran
a. Garis Bilangan
b. Timbangan Bilangan
c. Batang Kuesioner

44
Pembagian melalui Jajaran

12 : 4 = 3
45
Pembagian melalui Mesin Fungsi
Ambil mesin fungsi pembagian, misalnya
mesin fungsi 3, maka jika dimasukkan angka 6
angka yang keluar adalah 2

46
Pembagian sebagai Pengurangan
Berulang

47
Pengurangan Berulang

48
Pembagian sebagai Kebalikan
Perkalian

49
50
SIFAT – SIFAT PEMBAGIAN
1. Dalam pembagian tidak bersifat tertutup
2. Tidak memenuhi sifat komutatif dan
asosiatif
3. Bila kita mengambil bilangan sembarang
dan membaginya dengan 0, maka
pembagian itu tak terdefinisikan.Jadi
walaupun fakta dasar pembagian hasil
baginya dari 0 s.d 9, namun pembaginya
hanya dari 1 s.d 9

51

Anda mungkin juga menyukai