Bila kita mempelajari Bilangan bulat maka (integers) maka taidak dapat dipisahkan dari bilangan asli
(natural/ counting numbers).
Bilangan asli dimulai dari 1, 2, 3,...sampai tak terhingga, biasanya mulai dipelajari anak-anak dengan
menghitung dengan jari jemarinya.
Bilangan Bulat merupakan perluasan dari himpunan bilangan asli, yang dipergunakan untuk proses
perhitungan yang lebih luas dan kompleks, misalnya untuk pembukuan, proses hutang-piutang, maju
mundur, dsb.
Bilangan bulat dimulai dari 0, ada bilangan bulat positif (0.1.2.3,...) dan bilangan bulat negatif (0, -1, -2, -3,
...).
1. Pada abad 200 SM di Cina, bilangan negatif ditandai dengan warna merah.
2. Pada abad 7 M kaum Hindu Brahmagupta, bilangan negatif diberi lingkaran kecil / noktah.
4. Pada tahun 1545, seorang ahli bernama Chardan menyebut bilangan positif sebagai bilangan sungguh-
sungguh, dan bilangan negatif sebagai bilangan fiktif.
MODUL 2.1
OPERASI HITUNG PADA BILANGAN BULAT ( PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN)
Untuk mengenalkan konsep operasi hitung pada sistem bilangan bulat dapat dilakukan dalam 3
tahap, yaitu :
Caranya :
negatif.
contoh :
caranya :
1. buatlah garis bilangan atau papan bilangan, dengan warna berbeda antara
2. gunakan boneka atau wayang untuk digerakkan pada garis bilangan, atau
4. jika bilangan pertanda positif maka bagian muka model menghadap bilangan
positif, dan bila bilangan pertanda negatif maka muka model menghadap
bilangan negatif
5. bila operasi bilangan tambah (+) maka model bergerak maju, dan bila operasi
contoh :
II. TAHAP PENGENALAN KONSEP SECARA SEMI KONKRET dan SEMI ABSTRAK
Model peragaan pada tahap ini hampir sama dengan yang menggunakan garis bilangan namun
model diganti dengan tanda panah, dengan arah ujung anak panah menghadap pada bilangan positif atau
negatif.
caranya :
2. Bila menunjukan bilangan positif, arah anak panah ke arah positif, bila menunjukan bilangan negatif,
arah anak panah negatif
3. Pada operasi penjumlahan arah anak panah bergerak maju dan operasi pengurangan arah anak panah
bergerak mundur
Contoh :
Penggunaan alat peraga ataupun garis bilangan untuk melakukan operasi hitung bilangan bulat
mempunyai keterbatasan, karena tidak dapat menjangkau bilangan-bilangan yang cukup besar. Dengan
demikian kita harus menyampaikan nya tanpa alat bantu yng didahului oleh proses abstraksi.
2. Jumlah dua bilangan bulat yang satu negatif satu positif hasil nya dapat berupa bilangan bulat positif
atau bilangan negatif
Ini adalah materi pengayaan untuk memperluas wawasan pengetahuan, untuk membekali agar tidak
terjadi penyampain konsep yang salah.
1. Sifat tertutup
Himpunana bilangan bulat tertutup terhadap operasi penjumlahan , artinya setiap jumlah dua bilangan
bulat merupakan bilangan bulat lagi
Contoh : 5 + 6 = 6 + 5 -3 + 5 = 5 + -3
-2 + 4 = 4 + -2 -1 + -9 = -9 + -1
2. Sifat pertukaran (komutatif)
Jumlah dua buah bilangan bulat hasilnya akan tetap walaupun letak ke dua bilangan tersebut di
pertukarkan
Contoh : 5 + 6 = 6 + 5 -3 + 5 = 5 + -3
-2 + 4 = 4 + -2 -1 + -9 = -9 + -1
Penjumlahan tiga buah bilangan bulat hasilnya akan sama bila pengelompokan pada penjumlahan itu di
pertukarkan
Contoh : 3 + (4 + 2 ) = (3 +4 ) + 2
Suatu bilanagn bulat apabila di jumlahakan dengan bilangan nol hasilnya dalah bilangan bulat itu sendiri
Contoh : 8 + 0 = 8 -5 + 0 = -5
0+4=4 0 + -7 = -7
Sebuah bilangan positif berlawanan letaknya terhadap titik nol dengan titik yang bertanda negatif.
Setiap bilangan bulat (kecuali 0) dapat di pasangkan dengan bilangan bulat lain sedemikian sehingga
jumlah pasangan itu nol
Contoh : / 9 + -9 = 0
-7 + 7 = 0
tanda ( dikurangi) berarti berbalik arah ke negative, tanda + (tambah ) berarti kea rah positif
- (kurang) = mundur
a (-b) = a + b
3. Masih banyak guru yang kurang menguasai tanda dan + sebagai operasi hitung atau jenis bilangan
- dibaca minus
- dibaca dikurang
- dibaca negatif
Guru tidak menjelaskan asal mula dan terbentuknya bilangan bulat dengan jelas
5. Sulitnya memberikan penjelasan bagaimana melakukan operasi bilangan bulat secara konkrit dan abstrak
Maka guru harus berusaha mencari metode dan alat peraga yang menarik dan sesuai dengan peembelajaran
matematika, dan harus menguasainya dengan baik.
MODUL 2.2
Perkalian Dan Pembagian Pada Bilangan Bulat Serta Sistem
Persamaan Linear
A. Operasi Hitung Perkalian Pada Bilangan Bulat Dalam Tahap Pengenalan
Konsep Secara Konkret
B. Perkalian pada bilangan cacah dapat diartikan sebagai penjumlahan
berulang
Contohnya :
3 x 2 = 6, yang berarti menuliskan angka 2 sebanyak 3 atau dapat dituliskan
2+2+2 = 6
Bentuk-Bentuk Peragaan Perkalian Bilangan Bulat
a x b dengan a > 0 dan b > 0 , dimana skala 0 menghadap pada bilangan postif
a x b dengan a > 0 dan b < 0, dimana skala 0 menghadap pada bilangan negatif
a x b dengan a < 0 dan b > 0 , dimana skala 0 dan menghadap pada bilangan positif namun langkah
mudur ke arah negatif
Operasi hitung perkalian pada bilangan bulat dalam tahap pengenalan konsep secara semi konkret atau
semi abstrak
c) Adanya unsur identitas, yaitu 1 artinya untuk setiap bilangan cacah berlaku a x 1 = 1 x a = a
Contoh : 3 x 6 = 6 + 6 + 6 = 18
Contoh : (-1) x 5 = -5 didapat dari hasil kali bilangan diatasnya, yaitu 0, dikurang 5
c. P dan x dalam kaliamt tersebut bisa juga dinyatakan bisa juga dinamakan sebagai peubah (variabel)
sedangkan bilangan 5 dan 9 sebagai konstanta.
e. Dalam menentukan pengganti suatu kalimat terbuka harus dilakukan seteliti mungkin, karena tidak
tertutup kemungkinan bahwa jawabannya tidak hanya satu /bisa lebih dari 1
g. Contoh : a x +b = c, dengan a 0 dan b, c adalah konstanta disebut persamaan linear dengan satu
peubah karena dalam persamaan tersebut hanya memuat satu peubah (x) yang pangkatnya paling
tinggi berderajat 1
i. Untuk menyelesaikan persamaan linear selain menggunakan cara substitusi seperti pada waktu
mencari penyelesaian dari kalimat terbuka, dapat juga menggunakan persamaan ekuivalen yaitu
persamaan-persamaan yang himpunan penyelesaiannya sama
j. Contoh : 4 x + 9 = 17 atau 4 x + 2 = 10
k. 4 x = 8 dan x = 2
o. Apabila tanda = pada persamaan tersebut diganti dengan salah satu lambang ketidaksamaan seperti
<,> atau atau maka diperoleh bentuk kalimat terbuka yang baru atau yang disebut juga kalimat
pertidaksamaan. Seperti x + 5 < 7 atau x + 5 > 7 atau x + 5 7 atau x + 5 7 yang berarti
pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang dinyatakan dengan salah satu tanda ketidaksamaan.
MODUL 4.2
Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Bilangan Rasional
MODUL 4.3
PERLUASAN NILAI TEMPAT DESIMAL
Notasi decimal dapat diperluas sehingga dapat digunakan untuk menyatakana bilangan yang
nilainya kurang dari 1
Decimal yang berakhir/ berulang (bilangan rasional) dapat dinyatakan sebagai pecahan
Operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian decimal mempunyai pola yang sama
dengan operasi pada bil bulat, tetapi perlu memperhatikan letak tanda komayang benar untuk
membedakan bil bulat dan tidak bulat
1. Siswa kurang memahami makna pecahan , maka sebaiknya diajarkan dengan potongan karton
bagian itu 1/5
PERSEN = perseratusan
RASIO = petbandingan
1. Sulit memahami proporsi sebagai konsep yang lebih luas dari rasio
2. Sulit melakukan pemilihan perhitungan untuk memperoleh suatu nilai dalam proporsi