Anda di halaman 1dari 14

MODUL 03

Kelompok 02 :
 Fery Mulyadi  Sinta Muliyawati
 Rohaeti  Siti Dewi Kulsum
A. OPERASI HITUNG PADA BILANGAN BULAT (PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN)
1. Tahap Pengenalan Konsep secara Konkret
Dua model yang dapat diterapkan. Pertama, yaitu model yang menggunakan pendekatan himpunan (menggunakan alat peraga
manik-manik), dan kedua menggunakan pendekatan hukum kekekalan panjang (menggunakan alat peraga balok garis bilangan).
 Contoh penggunaan alat peraga manik-manik (Himpunan)
a. 3 + (-5) = …. ?

Tambahkan ke dalam papan Lakukan pemetaan antara Terlihat 3 pasang manik-manik


Tempatkan 3 buah manik- manik-manik positif dengan yang membentuk lingkaran penuh.
peragaan manik-manik yang
manik yang bertanda positif yang negatif dengan tujuan Maka dari papan peragaan terlihat
bertanda negatif sebanyak 5
ke papan peragaan. mencari bilangan bersifat 2 buah manik-manik bernilai
buah.
netral (bernilai nol). negatif.

PERAGAAN INI MENUNJUKAN BAHWA 3 + (-5) = -2


 Contoh penggunaan alat peraga balok garis bilangan (Kekekalan Panjang)

a. 3 + (-5) = … ?

1. Tempatkan model pada skala nol dan menghadap ke 2. Langkahkan model satu langkah demi satu
bilangan positif. langkah maju dari angka 0 sebanyak 3 skala.

3. Karena bilangan penjumlahannya merupakan bilangan negati, 4. Karena operasi hitungnya berkenaan dengan penjumlahan,
maka pada skala 3 posisi muka model harus kita hadapkan ke yaitu bil. (-5) berarti model dilangkahkan maju dari angka 3
bilangan negatif. satu langkah demi satu langkah sebanyak 5 skala.

5. Posisi terakhir dari model pada langkah 4 di atas terletak pada skala -2, dan ini
menunjukan bahwa dari 3 + (-5) = -2.
2. Tahap Pengenalan Konsep secara Semi Konkret atau Semi Abstrak
Prinsipnya cara kerja pada garis bil. Sama dengan cara kerja pada balok, tangga, atau pita garis bilangan, yaitu di
tekankan pada langkah "maju" untuk operasi penjumlahan dan langkah "mundur" untuk operasi pengurangan.
Kemudian sisi muka model yang dihadapkan kearah bilangan positif maupun negative ditunjukan oleh arah ujung
anak panah pada garis bilangannya.

 contoh penggunaan Maju Mundur


a. 2 + (-5) = .... ?

1. Dari skala 0, langkahkan anak panah ke arah 2. Karena bil. Penjumlahannya merupakan bil. Negatif, maka
bil. Positif dan berhenti pada skala 2. pada skala 2 ujung anak panah dihadapkan ke arah bil.
Negatif.

4. Posisi akhir dari ujung panah langkah ketiga tepat


3. Karena operasi hitungnya mengenai penjumlahan, berada di atas skala -3 dan menunjukan hasil dari 2 +
yaitu oleh bil. 5 berarti anak panah dilangkahkan maju (-5) = -3.
5 langkah.
B. SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA BILANGAN BULAT

1. Sifat Tertutup
“Bila kita mengambil sebarang dua buah bilangan bulat, maka jumlah kedua bilangan itu merupakan bilangan bulat lagi”.
Artinya, setiap jumlah dua bilangan bulat merupakan bilangan bulat lagi.
Contoh :
Himpunan bilangan bulat B = {…., -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, ….}
Ambil dua buah bilangan bulat yang berbeda (-3 dan 5)
-3 + 5 = 2 ternyata 2 merupakan bilangan bulat juga.

2. Sifat pertukaran (Komunitatif)


“Jumlah dua buah bilangan bulat hasilnya akan tetap walaupun letak kedua bilangan itu dipertukarkan.
Contoh :
3. Sifat Pengelompokan (Asosiatif)
“Penjumlahan tiga buah bilangan bulat hasilnya akan sama, bila pengelompokan pada penjumlahan itu
dipertukarkan”.
Contoh :

4. Sifat Bilangan Nol (Sebagai Unsur Identitas Penjumlahan)


“Suatu bilangan bulat apabila dijumlahkan dengan bilangan 0, hasilnya adalah bilangan bulat itu sendiri”.
Contoh :
a. (-3) + 0 = -3
b. 0 + (-50) = -50
c. 70 + 0 = 70
5. Sifat Invers Penjumlahan (Lawan Suatu Bilangan)
C. RAGAM PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SD

01 02 03
Masih banyak para guru dan
Masih banyak guru yang
Penggunaan garis bilangan siswa tidak dapat membedakan
salah dalam menafsirkan
yang prinsipnya tidak tanda –/+ sebagai operasi hitung
bentuk a + (-b) sebagai a – b
konsisten. dengan tanda –/+ sebagai jenis
sebagai bentuk a + b.
suatu bilangan.

05
Sulitnya memberikan penjelasan
Kurang tepatnya bagaimana melakukan opererasi hitung
memberikan pengertian pada bilangan bulat secara konkret
bilangan bulat maupun secara abstrak (tanpa
menggunakan alat bantu)
A. OPERASI HITUNG PERKALIAN PADA BILANGAN
BULAT DALAM TAHAP PENGENALAN KONSEP SECARA
KONKRET.

1. Perkalian Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat Positif


Mengalihkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif caranya sama seperti pada waktu melakukan
perkalian pada bilangan cacah atau pada bilangan asli.
Contoh :
a. 3 x 6 = 6 + 6 + 6 =18.
b. 4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20.
“Hasil kali dua buah bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif”.

2. Perkalian Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat Negatif


Contoh :
a. 3 x (-7) sama artinya dengan (-7) + (-7) + (-7) = -21, jadi 3 x (-7) = -21.
“Hasil kali bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat negatif”.
3. Perkalian Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan Bulat Positif
Contoh :
a. (-4) x 6 = -24
b. (-5) x 7 = -35
“Hasil kali bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif adalah bilangan bulat negatif”.

4. Perkalian Bilangan Bulat Negatif Dengan Bilangan Bulat Negatif


Contoh :
a. (-7) x (-3) = 21
b. (-4) x (-5) = 20
“Hasil kali dua buah bilangan bulat negatif merupakan bilangan bulat positif”.
B. SIFAT-SIFAT PERKALIAN PADA C. OPERASI PEMBAGIAN PADA
BILANGAN BULAT BILANGAN BULAT

 Tertutup Konsep operasi hitung pembagian pada


 Komunitatif (pertukaran) bilangan bulat secara semi abstrak atau
 Asosiatif (pengelompokan) abstrak.
 Memiliki unsur identitas perkalian yaitu 1 Contoh :
 Distribusi perkalian terhadap penjumlahan a. 3 x a = 15
dan distribusi perkalian terhadap Untuk mencari nilai a :
pengurangan.  Bilangan manakah yang jika dikalikan
dengan 3 menghasilkan 15
 Berapakah nilai 15 : 3 = .... ?
D. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN DENGAN SATU PEUBAH

1. Kalimat Terbuka, Pernyataan, Peubah, dan Konstanta


a. Penyelesaian Kalimat Terbuka
Dalam menentukan pengganti suatu kalimat terbuka harus dilakukan seteliti mungkin, karena tidak kemungkinan bahwa
jawabannya tidak hanya 1.
Contoh :
Tentukanlah penyelesaian dari : “x adalah semua faktor positif dari 12”
Jawab :
Dapat ditentukan bahwa pengganti x yang tepat adalah : 1, 2, 3, 4, 5, dan 12
2. Persamaan Linear dengan Satu Peubah
b. Penyelesaian Persamaan Linear dengan satu Peubah
Menentukan pengganti dari peubahnya sehingga persamaan menjadi kalimat yang benar atau penyelesaian suatu persamaan
adalah proses untuk mendapatkan himpunan penyelesaian.
Contoh :
4x + 9 = 17 dan x = 2
Jawab :
4.2 + 9 = 17
3. Pertidaksamaan Linear dengan Satu Peubah
c. Penyelesaian Pertidaksaan Linear dengan Satu Peubah
Contoh :
X + 3 < 6, dengan x peubah pada himpunan C = {0, 1, 2, 3}
Jawab :
Bila x = o, maka didapat kalimat 0 + 3 < 6 (kalimat yang benar)
Bila x = 1, maka didapat kalimat 1 + 3 < 6 (kalimat yang benar)

Anda mungkin juga menyukai