Anda di halaman 1dari 37

INISIASI 3

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD –PDGK 4406/3SKS

MODUL 3

BILANGAN BULAT

Prof. Drs. YL. Sukestiyarno, M.S, Ph.D.


sukestiyarno@gmail.com
Nama Penelaah
Email penelaah
Bilangan-bilangan yang
bertanda negatif (-1, -2,
-3, -4, …) yang
selanjutnya disebut
bilangan bulat negatif

Bilangan
bulat terdiri Bilangan 0 (nol)
dari :

Bilangan-bilangan yang
bertanda positif (1, 2, 3,
4, …) yang selanjutnya
disebut bilangan bulat
positif
Penjumlahan dan Pengurangan Dua Bilangan
Bulat
(pendekatan model garis bilangan maju-mundur)

positif 
Bilangan maju
nol  diam
bulat
negatif  mundur

tambah  terus
Operasi
kurang  balik
By Adi Wijaya arah
Contoh : bentuk pelengkap dari kalimat-kalimat 6 + …. = 4
dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :

Keterangan :
• Mula-mula dari skala 0 kita melangkah maju sebanyak 4
langkah sampai berhenti di skala 4  bilangan positif 4
• Kemudian dari skala 4 melangkah mundur sebanyak 6
langkah sampai berhenti di skala -2 dengan ujung panah
tetap mengarah ke bilangan positif
• Jadi bilangan -2 inilah bentuk pelengkap dari kalimat 6 + …
= 4 yaitu
6 + (-2) = 4 atau 4 – 6 = -2
Untuk mengenalkan konsep operasi hitung
pada sistem bilangan bulat dapat dilakukan
melalui 3 tahap yaitu
1. Tahap Pengenalan Konsep secara
Konkret
Pertama, model yang menggunakan pendekatan
himpunan (alat peraga manik-manik). Contoh : 3 + (-5) =
…?
• Tempatkan 3 buah manik-manik yang bertanda positif
ke papan

• Gabungkan atau tambahkan ke dalam papan manik-


manik yang bertanda negatif 5 buah.
1. Tahap Pengenalan Konsep secara
Konkret
• Lakukan pemetaan antara manik-manik yang bertanda
negatif dan positif sehingga bernilai netral lalu
keluarkan

• Dari hasil pemetaan terlihat adanya 3 buah lingkaran


penuh dan menyisakan 2 buah manik-manik yang
bertanda negatif.
• Jadi: 3 + (-5) = -2
1. Tahap Pengenalan Konsep secara
Konkret
Kedua menggunakan pendekatan hukum kekekalan
panjang (penggunaan alat peraga balok garis bilangan)

• Tangga garis bilangan dari triplek yang bentuknya


memanjang, pada potongan triplek dibuat skala yang
berurutan dan jarak antar skalanya sama. Pemeraga oleh
siswa akan melakukan loncatan-loncatan maju atau
mundur diatas mistar sesuai bilangan yang dioperasikan.
• Pita garis bilangan adalah alat bantu dari karton duplek,
prinsip sama dengan tangga garis bilangan. Model
digantikan orang-orangan atau mobil-mobilan yang
terbuat dari karton duplek.

• Balok garis bilangan terbuat dari kayu kaso 4 x 6 cm dan


bagian atas diberi lubang-lubang skala untuk pijakan
model. Panjang alat  1,5 m dan mempunyai 2 warna
(bilangan positif biru dan bilangan negatif kuning).
Contoh Balok Garis Bilangan : a. 3 + (-5) = …?
• Tempatkanlah model pada skala nol dan menghadap ke
bilangan negatif

• Langkahkan model tersebut satu langkah demi satu


langkah maju dari angka 0 sebanyak 3 skala. Hal ini
untuk menunjukkan bilangan pertama dari operasi
tersebut, yaitu negatif 3.
• Karena bilangan penjumlahnya merupakan bilangan
positif, maka pada skala 3 tersebut posisi model (sisi
mukanya) harus kita hadapkan ke bilangan positif.

• Karena operasi hitungnya berkenaan dengan penjumlahan


(menambah), yaitu oleh bilangan 5, berarti model
tersebut harus dilangkahkan maju dari angka -3 satu
langkah demi satu langkah sebanyak 5 skala

• Kedudukan terakhir dari model pada langkah keempat di


atas terletak pada skala 2, dan ini menunjukkan hasil dari
Contoh Balok Garis Bilangan : b. 3 – (-5) = ....?

• Tempatkanlah model pada skala nol dan menghadap ke


bilangan positif

• Langkahkan model tersebut satu langkah demi satu


langkah maju dari angka 0 sebanyak 3 skala. Hal ini
untuk menunjukkan bilangan pertama dari operasi
tersebut, yaitu positif 3.
• Karena bilangan pengurangnya merupakan bilangan
negatif, maka pada skala 3 tersebut posisi model (sisi
mukanya) harus kita hadapkan ke bilangan negatif.

• Karena operasi hitungnya berkenaan dengan


pengurangan, yaitu oleh bilangan -5, berarti model
tersebut harus dilangkahkan mundur dari angka 3 satu
langkah demi satu langkah sebanyak 5 skala

• Kedudukan terakhir dari model pada langkah keempat di


2. Tahap Pengenalan Konsep secara Semi Konkret
atau Semi Abstrak
Prinsipnya adalah
• Setiap akan melakukan peragaan, posisi awal aktivitas
peragaan harus dimulai dari bilangan atau skala 0
• Jika bilangan pertama bertanda positif, maka ujung
panah diarahkan ke bilangan positif dan bergerak sesuai
skala bilangan pertama. Jika bilangan pertama bertanda
negatif, maka ujung panah diarahkan ke bilangan
negatif dan bergerak sesuai skala bilangan pertama.
• Gerakan maju : apabila bilangan penambahnya bilangan
positif, maka gerakan maju anak panah ke arah
bilangan positif. Bila penambahnya bilangan negatif,
maka gerakan maju anak panah ke arah bilangan
negatif.
• Gerakan mundur : apabila bilangan pengurangannya
bilangan positif, maka gerakan mundur anak panah ke
arah bilangan positif. Apabila bilangan pengurangannya
Contoh
a. 2 + 5 = …
2

2 5

Jadi, 2 + 5 = 7
b. 2 + (-5) = … 2

Jadi, 2 + (-5) = -3
Contoh
c. (-2) + 5 = …
-2

5
-2

Jadi, (-2) + 5 = 3
b. (-2) + (-5) = … -2

-5 -2

Jadi, (-2 )+ (-5) = -7


SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG
PENJUMLAHAN PADA BILANGAN
BULAT
1.Sifat Tertutup
5 + 6 = 11
9 + 7 = 16
Untuk setiap bilangan bulat a dan b,
berlaku a + b = c dengan c juga bilangan bulat
2. Sifat Pertukaran (Komutatif)
Apakah 12 + 33 = 33 + 12 ?
Bukti 12 + 33 = 45
33 + 12 = 45
Maka 12 + 33 = 33 + 12 = 45
Untuk sembarang dua bilangan bulat a dan b berlaku
a+b=b+a
3.Sifat Pengelompokan (Asosiatif)
Contoh: 3 + 11 + 9 dapat diselesaikan 3 + (11 + 9) = (3
+ 11) + 9
3 + 20 = 14 + 9
23 = 23
Untuk sebarang tiga bilangan bulat a, b, dan c berlaku :
(a + b) + c = a + (b + c)
4. Sifat Bilangan Nol (sebagai Unsur Identitas
Penjumlahan)
Contoh: (-3) + 0 = -3
0 + (-3) = -3
Untuk setiap bilangan bulat a selalu berlaku :
a+0=0+a
5. Sifat Invers Penjumlahan (Lawan suatu bilangan)
Contoh : lawan dari 4 adalah -4 atau -4 lawannya 4 dan
dapat ditentukan –(-4) = 4
Setiap bilangan bulat a mempunyai invers tambah –a (dapat
3. Tahap Pengenalan Konsep secara
• Penggunaan alat peraga atau garis bilangan untuk
Abstrak
melakukan operasi hitung bilangan bulat mempunyai
keterbatasan karena tidak dapat menjangkau bilangan-
bilangan yang cukup besar  sehingga harus dapat
menyampaikan tanpa menggunakan alat bantu yang
didahului oleh proses abstraksi.
• Contoh : 2+(-5) = -3 atau (-5) + 2 = -3
Pada penjumlahan ini, angka dari bilangan bulat
negatifnya (yaitu 5) lebih besar dari angka bilangan
bulat positifnya (yaitu 2), sehingga hasil penjumlahannya
adalah selisih dari 5 dengan 2 yang ditandai negatif.
• Contoh : a. (-6) + (-7) = -(6 + 7)
= -13
b. 11 – (-19) = 11 + 19
= 30
RAGAM PERMASALAHAN DALAM
PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SD
1. Penggunaan Garis Bilangan yang Prinsipnya
Tidak Konsisten
Untuk memperagakan pengurangan 2 – 5, hampir semua
buku memperagakan sebagai berikut :
5
2

Hasil selalu ditunjukkan oleh ujung anak panah. Padahal,


pangkal panah bisa berfungsi sebagai penunjuk hasil dari
operasi hitung. Seharusnya..
5
2
2. Masih banyak guru yang salah dalam menafsirkan
bentuk a + (-b) sebagai a– b atau bentuk a –(-b)
sebagai bentuk a + b
Contoh : 8 + (-5) atau 6 – (-7) oleh guru penulisan +(-…)
ditafsirkan dan disampaikan kepada siswa sebagai bentuk
perkalian antara positif dan negatif. Sedangkan bentuk –
(-..) ditafsirkan sebagai perkalian antara negatif dengan
negatif.
Seharusnya berdasar konsep a – b = a + (-b) atau a –(-b)
3.=Masih
a + b banyak para guru dan siswa yang tidak
dapat membedakan tanda – atau + sebagai operasi
hitung dengan tanda – atau + sebagai jenis suatu
bilangan
Contoh : 8 + (-5) dibaca “delapan ditambah minus lima /
delapan ditambah min 5”  harusnya “ delapan ditambah
negatif lima / delapan plus negatif lima”
Tanda – atau + sebagai operasi hitung dibaca minus/min
dan plus/tambah
Tanda – atau + sebagai jenis suatu bilangan dibaca negatif
4. Kurang tepatnya memberikan pengertian bilangan
bulat
Banyak buku tidak menerangkan ilustrasi anak berjalan
maju untuk menandakan bilangan positif dan anak
mundur untuk bilangan negatif tanpa adanya penjelasan
kenapa harus ada bilangan negatif. Padahal untuk
menjelaskan pengertian bilangan bulat harus dikaitkan
dengan jenis atau bentuk operaso pada bilangan asli

5. Sulitnya memberikan penjelasan bagaimana


melakukan operasi hitung pada bilangan bulat
secara konkret maupun secara abstrak (tanpa
menggunakan alat bantu)
PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PADA
BILANGAN BULAT SERTA SISTEM
PERSAMAAN LINIER
1. Tahap Pengenalan Konsep secara
Konkret
2. Tahap Pengenalan Konsep secara Semi Konkret
atau Semi Abstrak

Pada perkalian bilangan cacah, beberapa sifat :


• Komutatif  setiap bilangan cacah a dan b,
berlaku axb=bxa
• Asosiatif  setiap bilangan cacah a, b, dan c
berlaku (a x b)x c = a x (b x c)
• Adanya unsur identitas yaitu 1 artinya setiap
bilangan cacah a berlaku a x 1 = 1 x a = 1
Perkalian pada sistem bilangan bulat dengan
cakupan
1. Perkalian Bilangan Bulat Positif dengan
Bilangan Bulat Positif
• 3 x 6 = 6 + 6 + 6 = 18
• 4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20

2. Perkalian Bilangan Bulat Positif dengan


Bilangan Bulat Negatif
• 3 x (-7) = (-7) + (-7) + (-7) = -21
• 4 x (-3) = (-3) + (-3) + (-3) + (-3) = -12
3. Perkalian Bilangan Bulat Negatif dengan

Bilangan
5 x 5 =Bulat
25 Positif
4 x 5 = 20
3 x 5 = 15
2 x 5 = 10
1x5=5
0x5=0
(-1) x 5 = …
(-2) x 5 = …
(-3) x 5 = …
(-4) x 5 =
Jadi :
(-1) x 5 = (-5) didapat dari hasil kali bilangan diatasnya
yaitu 0 - 5
(-2) x 5 = (-10) didapat dari hasil kali bilangan diatasnya
yaitu (-5) - 5
(-3) x 5 = (-15) didapat dari hasil kali bilangan diatasnya
yaitu (-10) - 5
4. Perkalian Bilangan Bulat Negatif dengan
Bilangan Bulat Negatif
• Hasil kali dua buah bilangan bulat negatif adalah
bilangan bulat positif
• Contoh :
(-7) x (-3) = 21
(-4) x (-5) = 20
(-9) x (-6) = 54
SIFAT – SIFAT PERKALIAN
PADA BILANGAN BULAT
ax0=0xa=0

ax1=1xa=a

axb=bxa

(a x b) x c = a x (b x c)

a x (b + c) = (a x b) + (a
x c)
a x (b - c) = (a x b) - (a x
c)
(a + b) x c = (a x c) + (b
x c)
(a - b) x c = (a x c) - (b x
c)
(-a) . (-b) + (-a) . b + a . b = (-a) . (-b) + (-a) . b + a . b
• (-a) . (-b) + [(-a) . b + a . b] = [(-a) . (-b) + (-a) . b] + a .
b (sifat asosiatif)
• (-a) . (-b) + [((-a) + a) . b] = [(-a) . ((-b) + b] + a . b (sifat
distributif perkalian terhadap penjumlahan)
• (-a) . (-b) + [0 . b] = [(-a) . 0] + a . b (sifat invers
penjumlahan)
• (-a) . (-b) + 0 = 0 + a . b (setiap bilangan dikali
0, hasilnya 0)
• (-a) . (-b) = a . B ( sifat identitas pada
penjumlahan)
Contoh :
[(-6) x (-5)] + [(-6) x 5] = (-6) [(-5) + 5] (sifat distributif
perkalian terhadap penjumlahan
= (-6).0 (sifat invers penjumlahan)
= 0 (setiap bilangan dikali 0, hasilnya 0)
Operasi Pembagian pada Bilangan
Bulat
• (Bilangan bulat positif) : (bilangan bulat positif) =
(bilangan bulat positif)
• (Bilangan bulat positif) : (bilangan bulat negatif) =
(bilangan bulat negatif)
• (Bilangan bulat negatif) : (bilangan bulat positif) =
(bilangan bulat negatif)
• (Bilangan
Contoh : bulat negatif) : (bilangan bulat negatif) =
(bilangan bulat positif)
• 40 : (-8) = -5, sebab (-5) x (-8) = 40
• Pembagian dengan nol tidak didefinisikan
• (-48) : 6 = -8, sebab (-8) x 6 = -48
• (-72) : (-9) = 8, sebab 8 x (-9) = -72
• 45 : 5 = 9, sebab 9 x 5 = 45
• 15 : 0 = ?  a x 0 = 15  tidak bisa sehingga tidak
didefinisikan
PERSAMAAN DAN
PERTIDAKSAMAAN DENGAN
SATU PEUBAH
1. Kalimat Terbuka, Pernyataan, Peubah, dan
Konstanta
a. Sebuah kubus mempunyai p titik sudut Kalimat
terbuka
b. 12 – (-18) = 40 Pernyataan
c. x + 5 = 9 Kalimat
Pernyataanterbuka
d. Jakarta adalah ibukota negara RI
peubah Konstanta

Apabila dalam suatu kalimat terbuka tanda peubahnya kita ganti


sehingga menjadi kalimat yang benar, maka pengganti itu
dinamakan penyelesaian (jawab)
2. Persamaan Linier dengan satu Peubah

• Persamaan adalah suatu kalimat terbuka yang


dinyatakan dengan hubungan “=“. Bentuk ax + b
= c dengan a  0 dan b, c suatu konstanta, adalah
persamaan linier dengan satu peubah.

• Penyelesaian suatu persamaan adalah menentukan


pengganti dari peubahnya sehingga persamaan
(kalimat terbuka) tersebut menjadi kalimat yang
benar.

• Persamaan-persamaan yang ekuivalen adalah


persamaan-persamaan yang himpunan
penyelesaiannya sama. Contoh : Persamaan 4x + 9
= 17; 4x + 2 = 10; 4x = 8 dan x = 2 adalah
persamaan-persamaan yang ekuivalen sebab
himpunan penyelesaiannya sama, yaitu {2}
• Contoh :a. tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan 3x
– 2 = 2x + 10 dengan x  B
3x – 2 = 2x + 10
3x – 2 + 2 = 2x + 10 + 2 (kedua ruas ditambah 2)
3x = 2x + 12
3x + (-2x) = 2x + (-2x) + 12 (kedua ruas ditambah -2x)
x = 12
Jadi himpunan penyelesaian dari persamaan 3x – 2 = 2x + 10, x
 B adalah {12 }

• b. tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan 5x + 6 = 2x


– 3 dengan x  B
5x + 6 = 2x – 3
5x + 6 – 6 = 2x – 3 – 6 (kedua ruas dikurang 6)
5x = 2x - 9
5x - 2x = 2x - 2x - 9 (kedua ruas dikurang 2x)
3x = -9
1/3 . 3x = 1/3 (-9) (kedua ruas dikali 1/3)
x = -3
3. Pertidaksamaan Linier dengan satu Peubah

• Pertidaksamaan adalah suatu kalimat terbuka yang


dinyatakan dengan salah satu tanda
ketidaksamaan <,>, ≤, atau ≥ .

• Penyelesaian pertidaksamaan dapat dilakukan


dengan cara substitusi, dan juga dapat dilakukan
dengan menjadikan pertidaksamaan tersebut ke
dalam bentuk pertidaksamaan ekuivalen paling
sederhana dengan pengerjaan-pengerjaan tertentu
pada kedua ruas pertidaksamaannya.
• Contoh :
a. tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 5x + 5
≥ 4x + 2
Usahakan agar peubah x pada satu ruas (misal di ruas kiri
5x + 5 ≥ 4x + 2  5x + (-4x) + 5 ≥ 4x + (-4x) + 2
x+5≥2
Usahakan agar konstannya berada pada ruas yang sama (misal
kanan)
x+5≥2  x + 5 + (-5) ≥ 2 + (-5)
x ≥ -3
Jadi bentuk pertidaksamaan 5x + 5 ≥ 4x + 2 ekuivalen dengan x
≥ -3

• b. 3x - 4 ≥ 7x + 8
3x + (-7x) - 4 ≥ 7x + (-7x) + 8 (kedua ruas ditambah -7x)
-4x - 4 ≥ 8  -4x – 4 + 4 ≥ 8 + 4 (kedua ruas ditambah 4)
4x ≥ 12
(-1/4) . (-4x) ≤ (-1/4) . 12 (kedua ruas dikalikan -1/4 dan karena
tanda ketidaksamaan berubah dari ≥ menjadi ≤)

Anda mungkin juga menyukai