Anda di halaman 1dari 7

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PERKALIAN

MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF BERBANTUAN ALAT PERAGA SISWA


KELAS 2 SDN 81 KENDARI

1
Yunita Ningsi

1)
Mahasiswa Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
2)
Dosen Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka

KUTIFAN LANSUNG ARTIKEL

Artikel 1

Hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan sebanyak tiga kali siklus, maka
penelitian disimpulkan bahwa proses penelitian ini melalui beberapa tahapan, yaitu tahap
persiapan/ perencanaan, tahap pelaksanaan dan observasi, serta tahap refleksi sebagai bahan
evaluasi tentang palaksanaan penelitian. Pelaksanaan penelitian ini ada tiga siklus, dan tiap
siklus ada 3 tahapan seperti yang dijelaskan diatas. Pelaksanaan siklus 1 sampai dengan
siklus 3 dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Pelaksanaan penelitian tiap siklus
tentang kemampuan berhitung melalui pembelajaran kooperatif berbantuan media permainan
ular tangga selalu mengalami peningkatan, baik dari siklus pertama, kedua dan ketiga.
Bondowoso tentang indikator berkembang sesuai harapan dan mampu berkembang sangat
baik pada siklus pertama 69% mengalami peningkatan ke siklus 2 yaitu 77% dan pada siklus
ketiga meningkat menjadi 86%. Sehingga dapat dinyatakan bahwa penelitian Tindakan kelas
dengan menerapkan pebelajaran kooperatif berbantuan media permainan ular tangga dapat
meningkatkan kemampuan berhitung di KB An Nawawi Bondowoso.

Artikel 2

Berdasarkan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Penggunaan


alat peraga dalam pembelajaran matematika telah dilaksanakan dengan baik, walaupun masih
ada kekurangan tetapi membuat pelajaran matematika lebih menyenangkan dan siswa pun
lebih aktif dibandingkan dengan sebelum menggunakan alat peraga; 2) Respon siswa
terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga sangat baik. Siswa
sangat antusias dalam belajar, siswa pun menjadi lebih berani bila ditunjuk ke depan oleh
guru. Masih ada beberapa siswa yang merasa bosan mungkin karena mereka tidak
mendapatkan giliran untuk menggunakan alat peraga tersebut; dan 3) Pembelajaran
matematika dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
walaupun peningkatannya tidak terlalu signifikan. Meningkatnya hasil belajar siswa ini
dipicu dari suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga siswa lebih memahami
materi yang disampaikan oleh guru.

Artikel 3
Hasil pendampingan pembelajaran Matematika yang dilaksanakan di kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Tanamon menunjukkan bahwa melalui penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif berbantuan Media Pembelajaran Alat Peraga Kelereng dapat
meningkatkan hasil belajar Matematika peserta didik khususnya pada materi operasi hitung.
Peningkatan hasil belajar matematika dapat dilihat dari nilai rerata tes evaluasi Matematika
peserta didik sebesar 96,50 dimana dari 24 peserta didik yang mengikuti tes evaluasi hanya
4,17% yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Oleh karena itu, dalam
proses pembelajaran Matematika guru diharapkan menerapkan model pembelajaran yang
variatif dan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan pokok bahasan materi ajar
Matematika.

Artikel 4
Kriteria keberhasilan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pengajaran matematika dengan
menggunakan alat peraga adalah nilai rata-rata siswa minimal 70 dan tingkat partisipasi siswa
minimal 75%. Hasil tes matematika siswa pada siklus 1 belum mencapai kriteria keberhasilan
sehingga harus dibuat modifikasi dalam hal penerapan metode alat peraga untuk
pembelajaran matematika. Modifikasi tersebut guru menggunakan alat peraga berupa batu
kerikil dan guru akan memotivasi siswa. Pada temuan siklus 2 menunjukkan bahwa alat
peraga (batu kerikil) benarbenar membantu siswa dalam pelajaran matematika khususnya
operasi perkalian. Hasil observasi kelas menunjukkan bahwa pada siklus 2 pertemuan

Artikel 5
Penelitian ini dilaksanakan untuk membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa model kooperatif tipe make a match berbantuan flash card
efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan perkalian dan pembagian siswa kelas IV.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perbedaan kualitas pembelajaran menggunakan
model kooperatif tipe make a match berbantuan flash card dengan modelekspositori terhadap
peningkatan kemampuan perkalian dan pembagian siswa kelas IV dimana terdapat perbedaan
rata-rata antara hasil kelas ekperimen dengan hasil kelas kontrol sebesar 2,30. Selain itu,
terdapat pengaruh model kooperatif tipe make a match berbantuan flash card terhadap
peningkatan kemampuan perkalian dan pembagian siswa kelas IV dimana thitung = 14,974 >
ttabel = 0,344. Hasil penelitian ini juga dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan
perkalian dan pembagian siswa kelas IV dengan menggunakan model kooperatif tipe make a
match berbantuan flash card dimana terdapat peningkatan rata-rata antara hasil pretest
dengan hasil posttest sebesar 4,3.

KUTIFAN TIDAK LANSUNG ARTIKEL


Artikel 1
Bermain ular tangga adalah permainan yang sudah banyak dikenali dan disukai oleh anak-
anak sehingga tidak butuh waktu yang lama untuk mengenalkan dan menjelaskan nama
permainan ini kepada anak. Permainan ular tangga sebagai bisa dijadikan media
pembelajaran yang sangat menarik bagi anak-anak sehingga anak-anak akan menjadi senang,
anak akan terasa seperti sedang bermain walaupun pada kenyataannya permainan ini
merupakan belajar sambil bermain.

Artikel 2

Sesuai pembahasan, maka dapat kita dapat menari kessimpulan sebagai berikut: 1)
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika telah dilaksanakan dengan sangat
baik, walaupun masih terdapat kekurangan akan tetapi membuat pelajaran matematika lebih
menarik dan peserta didik pun lebih aktif dalam pembelajaran dibandingkan dengan sebelum
menggunakan alat peraga; 2) Respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan alat peraga sangat baik. Siswa sangat antusias dalam belajar, siswa pun
menjadi lebih berani bila ditunjuk ke depan oleh guru.

Artikel 3
Dari hasil pendampingan pembelajaran Matematika yang dilakukan di kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Tanamon menunjukkan bahwa melalui penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif berbantuan Media Pembelajaran Alat Peraga Kelereng dapat
meningkatkan hasil belajar Matematika peserta didik khususnya pada materi operasi hitung.
Peningkatan hasil belajar matematika dapat dilihat dari nilai rerata tes evaluasi Matematika
peserta didik sebesar 96,50 dimana dari 24 peserta didik yang mengikuti tes evaluasi hanya
4,17% yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Artikel 4
Temuan pada siklus ini menunjukan bahwa alat peraga (batu kerikil) benar-benar membantu
siswa dalam pelajaran matematika khususnya operasi perkalian. Alat peraga membuat siswa
senang dan aktif belajar karena alat peraga yang digunakan menarik mereka. Siswa dapat
melakukan operasi perkalian dan mengerjakan soal latihan yang diberikan.

Artikel 5
Dengan menggunakan model serta media pembelajaran, kemampuan perkalian dan
pembagian siswa kelas IV mengalami peningkatan. Maka dari itu peneliti akan
mendeskripsikan efektivitas model kooperatif tipe make a match berbantuan flash card
terhadap peningkatan kemampuan perkalian dan pembagian siswa kelas IV di SDN
Petukangan Utara 07 pagi Jakarta.

KUTIFAN LANSUNG BUKU


Buku 1
Buku ini menjelaskan berbagai model pembelajaran matematika yang dapat diterapkan dalam
lingkungan pendidikan. Setiap model disajikan dengan contoh-contoh praktis dan panduan langka
demi langkah untuk mengimplementasikannya dalam pembelajaran matematika. Isi buku mencakup
berbagai model pembelajaran matematika seperti konkret, model Representaatif, model penemuan
dan model kooperatif. Setiap model ini memiliki pendekatan dan strategi yang berbeda untuk
membantu siswa memehami kosep mateatika dengan lebih baik.

Buku 2
Buku ini membahas peran penting media dalam pembelajaran matematika. Ia menguraikan berbagai
jenis media yang dapat digunakan termasuk gambar,video,perangkat dan alat peraga pembelajaran
interaktif untuk meningkatkan pemahaman dan minat siswa dalam matematika. Kontennya mencakup
strategi pemanfaatan media dalam pengajaran matematika yang mencakup desain pembelajaran. Buku
ini juga membahas penilaian media dalam pembelajaran matematika dan cara mengukur efektifitas
dalam meningkatkan presasi siswa.

Buku 3
Buku matematika yang berjudul Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar merupakan buku
karya Imaludin Agus & Evvy Lusyana. Buku ini disusun dengan tujuan untuk menjadi
referensi bagi mahasiswa pada Program Studi PGMI/PGSD serta guru-guru Matematika di
SD/MI dalam mengajarkan Matematika di kelas. Buku ini terdiri atas tujuh (7) chapter yang
diawali dengan Chapter 1. Matematika Sekolah Berdasarkan NCTM; Chapter 2.
Pembelajaran Matematika di SD/MI; Chapter 3. Bilangan Bulat; Chapter 4. Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB); Chapter 5. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK); Chapter 6.
Pecahan; dan Chapter 7. Perbandingan dan Skala. Materi dalam buku ini dilengkapi dengan
contoh-contoh kontekstual yang dapat menjembatani siswa pada level SD/MI menuju
pemahaman Matematika formal.

Buku 4
Penulis telah lama berkeinginan menuangkan hasil peneltian tindakan kelas yang berkenaan
dengan pembelajaran yang penggunaan model problem based learning (PBL) berbantuan
aplikasi giesoft cloud assessment (GCA) ke dalam bentuk sebuah buku. Melalui buku
tersebut, penulis berharap setiap pembaca dapat memetik manfaat bahkan dapat
menginspirasi pembaca untuk mengembangkan berbagai ide atau inovasi yang berkaitan
dengan model PBL khusunya maupun model mlainnya serta aplikasi penilaian untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil pembelajaran. Selain itu penulis juga berharap
adanya saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan buku ini.

Buku 5
Buku ini terbagi dalam dua belas bab. Setiap babnya berisi materi berupa hakikat
pembelajaran, model dan media pembelajaran inovatif yang diterapkan dalam pembelajaran
matermatika. Hakikat pembelajaran matematika terdiri dari hakikat matematika, hakikat
belajar, hakikat berhitung, pembelajaran matematika di SD, dan kecakapan abad 21. Hakikat
media pembelajaran berisi media pembelajaran, media pembelajaran Augmented Reality,
media pembelajaran Flashcard, media pembelajaran plotagon, dan media
pembelajaran Zenius land. Dan untuk model pembelajaran inovatif berupa model
pembelajaran problem based learning dan model pembelajaran project based learning.

KUTIPAN TIDAK LANGSUNG BUKU


Buku 1
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang disajikan oleh guru, agar siswa dapat
memahami materi yang disampaikan. Model ini nantinya digunakan guru untuk
mengorganisasikan kelas, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Model
pembelajaran tentunya tidak sekadar alat penyampai materi, tapi juga dapat memberikan
dorongan dan minat belajar bagi siswa. Tak terkecuali pada mata pelajaran matematika. Mata
pelajaran matematika umumnya hanya mengandalkan metode konvensional berupa
penjelasan yang dijabarkan oleh guru, dan siswa hanya mencatat atau menghafal
rumus/konsep.

Buku 2
Media Pembelajaran Matematika merupakan segala sesuatu yang bisa menyalurkan
pengetahuan dari pendidik (sumber informasi) kepada siswa (penerima informasi ) dalam
pembelajaran matematika. Media pembelajaran sendiri terbagi menjadi 2 yaitu manipulatif
dan ICT. Manipulatif adalah media yang dapat dimanipulasikan dengan tangan, diputar,
dipegang, dipindah, dan dipotong-potong atau bisa dikatakan bahwa manipulatif adalah
media yang dapat dimain-mainkan dengan tangan. Media pembelajaran manipulatif bisa
dikatakan sebagai media tradisional.

Buku 3
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari dari SD hingga perguruan
tinggi. Menurut Suriasumantri (Adjie, 2007), “Matematika adalah salah satu alat berpikir,
selain bahasa, logika, dan statistika”. Selanjutnya, pengertian matematika menurut
(Ruseffendi, 2006) adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian
secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari
unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan
akhirnya ke dalil

Buku 4
Penilaian ranah pengetahuan yang berlangsung selama ini dengan menggunakan tes tertulis
sedangkan penilaian ranah sikapnya dengan menggunakan teknik observasi.

Buku 5
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu ilmu lainnya. Belajar matematika
berkaitan erat dengan belajar proses berpikir karena ilmu matematika sangat menarik untuk
dipelajari.
Daftar Pustaka
Ali, I. (2021). Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Dalam Pengajaran
Pendidikan Agama Islam. Jurnal Mubtadiin, 7(01), 247–264
Astuti, S. W. (2017). Pendidikan Seks Pada Anak Taman Kanak-Kanan Melalui
Metode Permainan Ular Tangga “Aku Anak Berani” (Studi Deskripsi
Komunikasi Interpersonal Anak Dalam Bermain Ular Tangga “ Aku Anak
Nugraha, A. dan Sundayana, R. (2014). Penggunaan Alat Peraga sebagai Upaya
untukMeningkatkan Prestasi Belajar dalam Memahami Konsep Bentuk Aljabar pada Siswa
Kelas VIII di SMPN 2 Pasirwangi. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 3(3),133– 142.
Khotimah, S. H., & Risan. (2019). Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar
Matematika Pada Materi Bangun Ruang. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan,
3(1), 48–55
Suprijono, A. (2015). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Wulan, L. P. D., Dibia, I. K., & Suarjana, M. (2013). Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif
Tipe TGT Berbantuan Kartu Domino untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas IV.
MIMBAR PGSD Undiksha, 1(1).
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/1445
Nwabuze, A. I. (2013). The Implications of Cooperative Learning Strategy on Student’s
Academic Achievements. African Journal of Education and Technology. 3(1) : 115-124.

Anda mungkin juga menyukai