Anda di halaman 1dari 18

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

KELOMPOK 1 :

FADILATUL HIRUDIA ( NIM : 858939303 )


RIA DEVI ARDIANY ( NIM : 858940401 )
MODUL 3
BILANGAN BULAT

KB 1 KB 2
PEMBELAJARAN MATERI BILANGAN BULAT DI SD PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PADA BILANGAN
SERTA RAGAM PERMASALAHANNYA BULAT SERTA SISTEM PERSAMAAN LINEAR

A. Operasi Hitung Pada Bilangan Bulat A. Operasi Hitung Perkalian Pada Bilangan Bulat
(Penjumlahan dan Pengurangan) Dalam Tahap Pengenalan Konsep Secara Konkret
B. Sifat-sifat Operasi Hitung Penjumlahan Pada B. Sifat-sifat Perkalian Pada Bilangan Bulat
Bilangan Bulat C. Operasi Pembagian Pada Bilangan Bulat
C. Sifat-sifat Operasi Hitung Pengurangan Pada D. Persamaan dan Pertidaksamaan dengan Satu
Bilangan Bulat Peubah
D. Tahap Pengenalan Konsep Secara Abstrak
E. Ragam Permasalahan Dalam Pembelajaran
Bilangan Bulat di SD
Bilangan Bulat

KEGIATAN BELAJAR 1

PEMBELAJARAN MATERI BILANGAN BULAT DI SD SERTA RAGAM


PERMASALAHANNYA
A. Operasi Hitung Pada Bilangan Bulat
(Penjumlahan dan Pengurangan)

Untuk mengenalkan konsep oprasi hitung pada sistim bilangan


bulat dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :
1. Tahap pengenalan konsep secara kongkret
2. Tahap pengenalan konsep secara semi kongkret atau semi
abstrak
3. Tahap pengenalan konsep secara abstrak.
1. Tahap pengenalan konsep secara konkret

Pada tahap pengenalan konsep secara konkret kita bisa menggunakan model
Peraga. Koin negatif, positif atau lebih dikenal dengan peraga manik – manik. yang
dibentuk lingkaran kemudian di bagi menjadi 2 bagian ,yaitu bagian sisi negatif dan
Contoh :
Netral = bernilai 0, Sisi Negatif sisi Positif
Contoh penggunaan peraga pada soal

3 + ( -5 ) = ….

Gambar ini menunjukkan bahwa 3 + (-5) = -2.

Gambar 1 Gambar 2
2. Tahap pengenalan konsep secara semi konkret atau semi abstrak

Pada tahap ini, proses pengerjaan operasi hitung pada sistem bilangan bulat diarahkan
bagaiamana “menggunakan garis bilangan”. Cara kerja pada garis bilangan sama
dengan cara kerja pada balok, tangga, atau pita garis bilangan yaitu langkah “maju”
untuk operasi penjumlahan dan langkah “mundur” untuk operasi pengurangan.
Misalkan contoh soal bentuk-bentuk penjumlahan dua buah bilangan berikut:
1. 2 + 5 = …
2. 2. 2 + (-5) = …
Untuk soal pertama, caranya adalah sebagai berikut:

Posisi akhir dari ujung panah pada langkah kedua tepat berada di atas skala 7, dan ini
menunjukkan hasil dari 2 + 5. Jadi 2 + 5 = 7.
Untuk soal kedua, caranya adalah sebagai berikut:

Posisi akhir dari ujung panah pada langkah ketiga tepat berada di atas skala –3 dan ini menunjukkan
hasil dari 2 + (-5). Jadi 2 + (-5) = -3.
B. Sifat-sifat Operasi Hitung Penjumlahan Pada Bilangan Bulat

1. Sifat tertutup
2. Sifat pertukaran (komutatif)
3. Sifat pengelompokan (Asosiatif)
4. Sifat bilangan nol.
5. Sifat Invers Penjumlahan (Lawan suatu bilangan)

C. Sifat-sifat Operasi Hitung Pengurangan Pada Bilangan Bulat


1. Sifat tertutup
2. Sifat bilangan 0 (Unsur Identitas)
d. TAHAP PENGENALAN KONSEP SECARA ABSTRAK

Penggunaan alat peraga atau garis bilangan untuk melakukan hitung bilangan bulat
mempunyai keterbatasan, karna tidak dengan menjangkau bilangan-bilangan yang cukup
besar.

e. RAGAM PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SD


o Penggunaan Garis Bilangan yang Prinsipnya Tidak Konsisten
o Salah penafsiran bentuk a + ( – b ) sebagai a – b atau bentuk a – ( – b ) sebagai bentuk a +
b
o Tidak dapat membedakan tanda – atau + sebagai operasi hitung dengan tanda – atau +
sebagai jenis suatu bilangan.
o Kurang tepat memberikan pengertian bilangan bulat
o Sulitnya memberi penjelasan bagaimana melakukan operasi hitung pada bilangan bulat
secara konkret maupun secara abstrak ( tanpa menggunakan alat bantu )
KEGIATAN BELAJAR 2

PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PADA BILANGAN BULAT SERTA SISTEM


PERSAMAAN LINEAR

A.Operasi Hitung Perkalian Pada Bilangan Bulat Dalam Tahap Pengenalan Konsep Secara
Konkret

Sebelum membahas tentang operasi perkalian bilangan bulat mari terlebih dahulu memahami konsep
perkalian .
Contoh :
3 x 4 diartikan dengan 4 + 4 + 4 = 12
4 x 3 diartikan dengan 3 + 3 +3 + 3 = 12
Maka dari contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa operasi perkalian pada suatu bilangan dapat
diartikan dengan penjumlahan berulang. a X b = b + b + b + … sebanyak a kali
• Dengan konsep tersebut guru dapat menjelaskan konsep perkalian bilangan bulat kepada siswa
dengan peraga perkalian bilangan bulat berupa balok garis.
Contoh :

1) a x b dengan a > 0 dan b > 0


3x2=
Cara :
Tempatkan model pada posisi bilangan 0 dan menghadap ke bilangan positif
Maju sebanyak 3 langkah setiap Langkah 2 loncatan
Maka kedudukan akhir model menunjukkan hasil dari perkalian 3 x 2 = 6
2) a x b dengan a > 0 dan b < 0
3 x (-2 ) =
Cara :
tempatkan model pada posisi bilangan 0 menghadap ke bilangan negative ( karena
penjumlahannya bilangan –2) model maju 3 langkah, setiap langkah loncat 2 maka
model di akhir menunjukkan pada posisi negative 6,
jadi 3 x ( -2 ) = -6
3) a x b dengan a 0 -3 x 2 =
Cara :
Tempatkan model pada posisi bilangan 0 menghadap ke bilangan positif
( karena 2 adalah positif )
Model mundur 3 langkah ( karena 3 bernilai negative ) setiap langkah 2 kali
loncatan.
Maka hasil dari perkalian -3 x 2 = -6

4) a x b dengan a < 0 dan b < 0 -3 x -2 =


4)

Cara :
Tempatkan model pada posisi bilangan 0 menghadap arah bilangan negative
Model mundur 3 langkah tiap langkah 2 kali loncatan.
Maka hasil dari perkalian -3 x -2 = 6
B. Sifat-sifat Perkalian Pada Bilangan Bulat
o Tertutup
o Komutatif
o Asosiatif
o Memiliki unsur identitas perkalian yaitu 1
o Distributif perkalian terhadap penjumlahan dan distributif perkalian terhadap
pengurangan
C. Operasi Pembagian Pada Bilangan Bulat

Oprasi pembagian pada dasarnya sama dengan mencari faktor (bilanga) yang belum diketahui. Karena bentuk
pembagian dapat dipandang sebagai bentuk oprasi perkalian dengan salah satu faktornya belum diketahui. Seperti
halnya pada oprasi hitung penjumlahan, pengurangan dan perkalian, maka pada oprasi hitung pembagian pada
bilangan bulat pada tahap “pengenalan konsep secara konkret” juga dapat didekati dengan menngunakan alat
peraga balok garis bilangan.
• Dapat kita kenalkan dengan menggunakan balok garis bilangan Ketentuan : Untuk menunjukkan bilangan yang
akan dibagi misal : a
• Dengan skala bilangan pembaginya misal : b
• Jika b >0 ( bilangan positif ) à posisi awal model menghadap ke bilangan positif
• Jika b < 0 ( bilangan negative ) à posisi model menghadap ke bilangan negative
• Bilangan yang merupakan hasil pembaginya ditentukan dari jumlah langkah Jenis bilangannya ditentukan
oleh gerakan maju atau mundur model
Contoh :
-6 : 2 =
b > 0 à posisi awal model menghadap ke bilangan positif di skala 0 Untuk sampai
pada bilangan -6 , model bergerak mundur 2 loncatan ( bilangan pembaginya / b )
setiap 1 langkahnya 3 2 1 Hasil dari –6 : 2 = -3 , diperoleh dari menghitung jumlah
langkah mundur model yaitu 3 langkah mundur yang artinya bernilai negative.

-6 : -2 =
b < 0 à posisi awal model menghadap ke bilangan negative di skala 0 untuk sampai ke bilangan -6 , model bergerak
maju sebanyak 3 langkah dengan 2 loncatan setiap langkah hasil dari -6 : -2 = 3, diperoleh dari menghitung jumlah
langkah maju model yaitu 3 langkah maju yang menandakan bernilai positif
D. Sifat-sifat Perkalian Pada Bilangan Bulat

Persamaan dan pertidaksamaan dengan satu perubah yang perlu diperhatikan adalah
kalimatnya yaitu :
1. Kalimat terbuka
2. Persamaan linier dengan satu perubah
3. Pertidak samaan linier dengan satu perubah
Terima
kasih!

Anda mungkin juga menyukai