Anda di halaman 1dari 8

Bilangan dan Lambang Bilangan

A. Konsep Bilangan

Bilangan merupakan suatu konsep dalam matematika yang tidak didefinisikan (pengertian
pangkal). Setiap bilangan disimbolkan dengan sebuah lambang yang disebut lambang
bilangan. Misalnya bilangan tujuh belas disimbolkan dengan sebuah lambang bilangan,
yaitu “17”. Lambang “17” tersebut terdiri dari dua angka. Angka merupakan lambang dasar
dari bilangan-bilangan.

Macam-macam bilangan adalah bilangan Asli, bilangan Cacah, bilangan Bulat, bilangan
Rasional, bilangan Irrasional, bilangan nyata (bilangan riil), dan lain-lain. Bilangan Asli
merupakan bilangan hasil dari proses membilang. Bilangan Asli berkaitan dengan urutan
atau ranking. Himpunan bilangan Asli yaitu {1, 2, 3, …}. Bilangan Asli dikelompokkan
menjadi bilangan satu, bilangan Prima dan bilangan Komposit.

Bilangan Cacah merupakan bilangan yang menyatakan banyaknya anggota suatu


himpunan (kardinalitas sebuah himpunan). Himpunan bilangan Cacah yaitu {0, 1, 2, 3, …}.
Bilangan Cacah dikelompokkan menjadi bilangan genap dan bilangan ganjil. Himpunan
bilangan Cacah jika digabung dengan himpunan bilangan Bulat negatip membentuk
himpunan bilangan Bulat. {…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, …} adalah himpunan bilangan bulat.

p
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai dimana p dan q
q
keduanya merupakan bilangan bulat dan q≠0. Contoh : 3; 0; -6; ½ ; 0,73

p
Bilangan irrasional adalah bilangan bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai q
5
dimana p dan q keduanya bilangan bulat, dan q≠0. Contoh : bentuk akar (√7 , 2 √3),
bentuk logaritma (Log 5, log 7), , e.
Dalam penggunaannya untuk mencari keliling dan luas daerah lingkaran, ada dua nilai
22
pendekatan untuk bilangan  yaitu dan 3,14. Perlu disadari bahwa kedua nilai tersebut
7
tidak sama dengan nilai  tetapi hanyalah nilai pendekatan untuk .
Bilangan Kompleks

Bilangan Imajiner Bilangan real (Bil.Nyata)

Akar bilangan negatif

Bilangan Rasional Bilangan Irasional

Bentuk Akar,
Nilai log tidak bulat
Bilangan Pecahan Bilangan Bulat

Persen, Desimal,
Pecahan campuran dan biasa
Blangan Cacah Bilangan Bulat Negatif
(Bilangan Ganjil dan Bilangan Genap)

Bilangan Bulat positif


0 (nol)
(Bilangan Asli)

Bilangan Komposit Bilangan Bilangan Prima


Satu

Gb 1. Diagram Bilangan

B. Lambang Bilangan Romawi

Lambang dasar pada lambang bilangan romawi adalah sebagai berikut.


1=I
5=V
10 = X
50 = L
100 = C
500 = D
1000 = M
Aturan penulisan Lambang Bilangan Romawi adalah sebagai berikut.
 Lambang yang sama, ditulis berturut-turut paling banyak 3 kali.
 Untuk beberapa lambang yang nilainya lebih kecil dari lambang yang disebelah
kanannya, maka nilai gabungan dari kedua lambang tersebut adalah nilai lambang
yang besar (sebelah kanan) dikurangi dengan nilai lambang di sebelah kiri (yang
nilainya lebih kecil)
Contoh:
IV = 5 – 1 = 4
IX = 10 – 1 = 9
XL = 50 – 1 = 40
XC = 100 – 10 = 90
CD = 500 – 100 = 400
CM = 1000 – 100 = 900.
 Nilai keseluruhan sebuah lambang bilangan merupakan jumlah gabungan dari
lambang-lambang penyusunnya.

Berikut ini adalah contoh lambang bilangan Romawi.


I=1
II = 2
III = 3
IV = 4
V=5
VI = 6
VII = 7
VIII = 8
IX = 9
X = 10
XI = 11
XII = 12
XIII = 13
XIV = 14
XV = 15
40 = XL
400 = CD
90 = XC
900 = CM
3000 = MMM
Kelipatan seribu, ditandai dengan satu ruas garis di atas lambang yang dikalikan seribu itu
4000 = IV̅
Kelipatan sejuta, ditandai dengan dua ruas garis di atas lambang yang dikalikan sejuta itu.
4000000 = IV ̿
Perhatikan contoh berikut.
a. 8436 = ̅̅̅̅̅
VIIICDXXXVI
b. 23948 = ̅̅̅̅̅̅̅
XXIIICMXLVIII
c. 9.428.542 = IX̿ ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
CDXXVIII DXLII

C. Definisi Penjumlahan dan Perkalian

Apakah arti a + b ?
Jika A dan B adalah dua himpunan yang saling lepas (disjoint), banyaknya anggota A
adalah N(A) = a, dan banyaknya anggota B adalah N(B) = b, maka a + b = c = n(A⋃B),
yaitu banyaknya anggota A⋃B. Jadi a + b adalah banyaknya anggota gabungan dari
himpunan A dan B. Pada bilangan Asli, operasi penjumlahan bersifat tertutup, artinya hasil
penjumlahan dua bilangan Asli selalu merupakan bilangan Asli.

Apakah arti a × b ?
Jika A dan B adalah dua himpunan, banyaknya anggota A adalah n(A) = a, dan banyaknya
anggota B adalah n(B) = b, maka a × b = c = n(A × B) yaitu banyaknya anggota (A × B).
Operasi perkalian bersifat tertutup pada bilangan Asli dan bilangan Cacah.

Perkalian dapat dipandang sebagai penjumlahan berulang. Contoh:


5 X 3 = 3 + 3 + 3 + 3 + 3 = 15
3X5=5+5+5

D. Definisi Pengurangan dan Pembagian

Berikut ini adalah definisi dari pengurangan.


a – b adalah suatu bilangan x yang memenuhi b + x = a.
7 – 5 adalah suatu bilangan x yang memenuhi 5 + x = 7, yaitu bilangan 2. Dengan
demikian 7 – 5 = 2.
Dengan demikian operasi pengurangan tidak tertutup pada bilangan Asli dan bilangan
Cacah, tetapi bersifat tertutup pada bilangan bulat.

Pembagian didefinisikan sebagai berikut.


a : b adalah suatu bilangan p yang memenuhi b X p = a.
12 : 6 = 2 sebab 6 X 2 = 12

E. Perpangkatan dan penarikan akar

Perpangkatan dapat dipandang sebagai perkalian berulang. Contoh:


23 = 2 X 2 X 2 = 8
32 = 3 X 3 = 9
53 = 5 X 5 X 5  perkalian berulang.
52 = 5 X 5  dibaca lima kuadrat
Bilangan-bilangan kuadrat:
1, 4, 9, 16, 25, 36, 49, 64, 81, 100, 121,144, 169, 196, 225, 256, 289, 324, 361, 400,
441, 484, …., 625, ….., 729

Bilangan yang dipangkatkan 2 disebut bilangan kuadrat. Contoh:


12 = 1
22 = 4
32 = 9
42 = 16
52 = 25
62 = 36
72 = 49

Penarikan akar (maksudnya akar kuadrat) merupakan invers dari proses pengkuadratan.
52 = 25 maka 25 = 5
62 = 36 maka 36 = 6
72 = 49 maka 49 = 7
√16 = 4
√64 = 8
√169 = 13
√729 = 27
√625 = 25
Penghitungan hasil penarikan akar untuk yang bukan bilangan kuadrat tidak sesederhana
proses di atas.

Contoh 1:
√7 = …….
Jawab :
√7 = 2,645
2х2= 4
300
46 х 6 = 276
2400
524 х 4= 2096
30400
5285 х 5 = 26425
3975
Jadi √7 = 2,65.
Contoh 2
√687 = …….
Jawab :
√687 = 26,21
2х2= 4
287
46 х 6 = 276
1100
522 х 2 = 1044
5600
5241 х 1 = 5241
359
Jadi √687 = 26,2.
Contoh 3
386 = …....
386 = 19,64
1X1=1
286
29 X 9 = 261
2500
386 X 6 = 2316
18400
3924 X 4 = 15696
2704
Jadi 386 = 19,6

Contoh 4
365 = ……
365 = 19,104
1X1=1
265
29 X 9 = 261
400
381 X 1 = 381
190000
38204 X 4 = 152816
37184
Jadi 365 = 19,10
F. Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian, dan Pembagian Bersusun

Pembahasan operasi dasar bersusun dilakukan mula-mula pada bilangan cacah. Pada
prinsipnya pembahaan dilakukan dari yang sederhana secara bertahap dilanjutkan dengan
yang lebih tinggi tingkat kesukarannya. Tahap-tahapnya adalah seperti berikut ini.
1. Penjumlahan Bersusun
(1) Penjumlahan bersusun dua bilangan dua angka
a. Bilangan dua angka ditambah dengan bilangan satu angka tanpa menyimpan
b. Bilangan dua angka ditambah dengan bilangan satu angka dengan menyimpan
c. Bilangan dua angka ditambah dengan bilangan dua angka tanpa menyimpan
d. Bilangan dua angka ditambah dengan bilangan dua angka dengan menyimpan
(2) Penjumlahan bersusun dua bilangan tiga angka
a. Bilangan tiga angka ditambah dengan bilangan satu angka tanpa menyimpan
b. Bilangan tiga angka ditambah dengan bilangan satu angka dengan menyimpan
c. Bilangan tiga angka ditambah dengan bilangan dua angka tanpa menyimpan
d. Bilangan tiga angka ditambah dengan bilangan dua angka dengan menyimpan
(3) Penjumlahan bersusun tiga bilangan dua angka
(4) Penjumlahan bersusun tiga bilangan tiga angka

2. Pengurangan Bersusun
(1) Pengurangan bersusun bilangan dua angka dengan bilangan satu angka
tanpa meminjam
(2) Pengurangan bersusun bilangan dua angka dengan bilangan satu angka
dengan meminjam
(3) Pengurangan bersusun bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa
meminjam
(4) Pengurangan bersusun bilangan dua angka dengan bilangan dua angka
dengan meminjam
(5) Pengurangan bersusun bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka
tanpa meminjam
(6) Pengurangan bersusun bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka
dengan meminjam
(7) Pengurangan bersusun bilangan tiga angka dengan bilangan dua angka tanpa
meminjam
(8) Pengurangan bersusun bilangan tiga angka dengan bilangan dua angka
dengan meminjam
(9) Pengurangan bersusun bilangan tiga angka dengan bilangan tiga angka tanpa
meminjam
(10) Pengurangan bersusun bilangan tiga angka dengan bilangan tiga angka
dengan meminjam
3. Perkalian Bersusun
(1) Perkalian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka tanpa teknik menyimpan
(2) Perkalian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka dengan teknik
menyimpan
(3) Perkalian bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan
(4) Perkalian bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik
menyimpan
(5) Perkalian bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka tanpa teknik menyimpan
(6) Perkalian bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka dengan teknik
menyimpan
(7) Perkalian bilangan tiga angka dengan bilangan dua angka dengan teknik
menyimpan
(8) Perkalian bilangan tiga angka dengan bilangan tiga angka dengan teknik
menyimpan
4. Pembagian Bersusun
(1) Pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka
(2) Pembagian bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka
(3) Pembagian bilangan empat angka dengan bilangan satu angka
(4) Pembagian bilangan dua angka dengan bilangan dua angka
(5) Pembagian bilangan tiga angka dengan bilangan dua angka
(6) Pembagian bilangan empat atau lebih angka dengan bilangan dua angka

Ringkasan Materi
a) Bilangan merupakan pengertian pangkal, simbol bilangan atau lambang bilangan terdiri
dari angka-angka.
b) Bilangan Asli merupakan bilangan hasil dari proses membilang, urutan, atau rankng.
c) Bilangan Cacah merupakan bilangan yang menyatakan banyaknya anggota sebuah
himpunan (kardinalitas sebuah himpunan)
d) Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai p/q dimana p dan q
keduanya merupakan bilangan bulat dan q≠0.
e) Angka-angka dalam lambang bilangan Romawi adalah I, V, X, L, C, dan M.
f) Pembahasan operasi dasar bersusun dilakukan mula-mula pada bilangan cacah. Pada
prinsipnya pembahaan dilakukan dari yang sederhana secara bertahap dilanjutkan
dengan yang lebih tinggi tingkat kesukarannya

Daftar Pustaka
Darhim dkk. 1991. Pendidikan Matematika 2. Jakarta: Proyek Penataran guru SD Setara D-II.
Karim, Muchtar A. dkk. 1996/1997. Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Penerbit Depdikbud Dirjen
Dikti BPPPGSD
Sa’dijah, Cholis. 1999/1998. Pendidikan Matematika II. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti
Proyek PGSD.

Anda mungkin juga menyukai