Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENGENALAN BILANGAN OPERASI DASAR

1. Konsep Bilangan

Bilangan adalah suatu unsur atau objek yang tidak didefinisikan (underfined
term). Bilangan merupakan suatu konsep yang abstrak, bukan simbol, bukan pula
angka. Bilangan menyatakan suatu nilai yang bisa diartikan sebagai banyaknya atau
urutan sesuatu atau bagian dari suatu keseluruhan. Bilangan merupakan konsep yang
abstrak, bukan simbol, dan bukan angka. Tanda-tanda yang sering ditemukan bukan
suatu bilangan tetapi merupakan lambang bilangan. Lambang bilangan memuat angka
dengan nilai tempat tertentu.

2. Macam-Macam Bilangan

Macam-macam bilangan antara lain adalah sebagai berikut.

1. Bilangan Kardinal

Bilangan kardinal menyatakan hasil membilang (berkaitan dengan


pertanyaan berapa banyak). Bilangan kardinal juga digunakan untuk menyatakan
banyaknya anggota suatu himpunan.

Contoh: ibu membeli 3 keranjang buah-buahan.

2. Bilangan Ordinal

Bilangan ordinal menyatakan urutan dari suatu objek.

Contoh: mobil yang ke-3 di halaman itu berwarna hitam.

3. Bilangan Asli

Bilangan asli juga disebut dengan Natural Numbers. Himpunan bilangan asli
¿ {1 , 2 ,3 , 4 , ...}. Bilangan asli dapat digolongkan menurut faktornya yaitu: bilangan
genap, bilangan ganjil, dan bilangan prima.

Contoh: 1 , 2, 3 , 4 ,5 , dan seterusnya.

4. Bilangan Komposit

Bilangan komposit adalah bilangan asli yang memiliki lebih dari 2 faktor.
Suatu bilangan bulat positif dinamakan bilangan komposit jika bilangan itu
mempunyai pembagi lain kecuali bilangan itu sendiri dan1.
Himpunan bilangan komposit ¿ {4 , 6 , 8 , 9 ,10 ,12 , 14 , ...}

5. Bilangan Cacah

Bilangan cacah dapat didefinisikan sebagai bilangan yang digunakan untuk


menyatakan kardinalitas suatu himpunan. Himpunan bilangan cacah
¿ {0 ,1 , 2 ,3 , ... }.

6. Bilangan Sempurna

Bilangan sempurna adalah bilangan asli yang jumlah faktornya (kecuali


faktor yang sama dengan dirinya) sama dengan bilangan tersebut.

Perhatikan contoh berikut:

a. 6 merupakan bilangan sempurna, karena faktor dari 6 kecuali dirinya sendiri


adalah 1 , 2, dan 3. Jadi, 1+2+3=6.
b. 28 merupakan bilangan sempurna, karena faktor dari 28kecuali dirinya sendiri
adalah 1 , 2, 4 , 7, dan 14 . Jadi, 1+2+4 +7+14=28 .
7. Bilangan Bulat

Himpunan yang merupakan gabungan dari himpunan bilangan asli dengan


lawannya dan juga bilangan nol disebut himpunan bilangan bulat.

Himpunan bilangan bulat ¿ {... ,−3 ,−2 ,−1 , 0 , 1, 2 , 3 ,... }.

8. Bilangan Rasional

Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk


dengan a dan b bilangan bulat, b ≠ 0 (setelah disederhanakan, a dan b tidak
memiliki faktor sekutu kecuali 1).

Contoh :
a. 2 , 5=25 /10 (dapat diubah ke bentuk a /b)
b. 1/4=0 ,25 (berhenti di suatu bilangan)

9. Bilangan Irasional

Bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai


perbandingan bilangan-bilangan bulat a dan b , dengan b ≠ 0. Bilangan irasional
bukan merupakan bilangan bulat dan juga bukan merupakan bilangan pecahan. Jika
bilangan irasional ditulis dalam bentuk desimal, bilangan itu tidak mempunyai pola
yang teratur.

Contoh :

Bilangan irasional √ 3=1,732050807 yang ternyata tidak mempunyai pola berulang


secara teratur, dan tidak akan berakhir bilangan √ 3 merupakan salah satu contoh
bilangan irasional.

10. Bilangan Real

Bilangan real adalah gabungan antara himpunan bilangan rasional dengan


bilangan irasional. Bilangan real dapat dinyatakan dengan lambang R .

11. Bilangan Kompleks

Himpunan bilangan kompleks dapat didefinisikan sebagai pasangan terurut


(a ,b) dengan a , b ∈ R atau K={z∨z=(a , b), a , b∈ R }. Bentuk umum bilangan
kompleks adalah a+ bi.

Contoh : Z=7−9 i

3. Jenis Operasi Hitung Bilangan

Operasi hitung bilangan pada dasarnya dibedakan menjadi 4 jenis operasi


hitung dasar. Keempat operasi hitung dasar bilangan tersebut disebut operasi
aritmatika. Terdapat 3 operasi hitung lain yang sering
digunakanyaitu perpangkatan, akar, dan tanda kurung. Berikut digunakan bilangan
bulat sebagai contoh dari operasi hitung tersebut.

1. Penjumlahan (+)

Menurut David Glover (2006), penjumlahan adalah cara yang digunakan


untuk menghitung total dua bilangan atau lebih. Penjumlahan bilangan bulat adalah
operasi penjumlahan yang digunakan untuk menghitung total dua atau lebih
bilangan bulat.

Tips Penjumlahan 1: Penjumlahan dengan bilangan negatif sama dengan


(ekuivalen) mengurangi suatu bilangan dengan lawan bilangan negatif.

Bilangan + (-Bilangan) = Bilangan – Bilangan

Contoh:
3+(−2)=3−2=1
4 +(−7)=4−7=(−3)
(−2)+(−8)=(−2)−8=(−10)

Tips Penjumlahan 2: Penjumlahan antar bilangan negatif dapat diubah dalam


operasi kurung.

(-Bilangan ) + (-Bilangan) = - ( Bilangan + Bilangan)

Contoh:
(−3)+(−7)=−( 3+7)=−10

2. Pengurangan (-)

Pengurangan adalah operasi dasar matematika yang digunakan untuk


mengeluarkan beberapa angka dari kelompoknya.

Tips Pengurangan : Pengurangan dengan bilangan negatif sama dengan


menambahkan bilangan dengan lawan bilangan negatif.

Bilangan - (-Bilangan) = Bilangan + Bilangan

Contoh:
3−(−4)=3+ 4=7

3. Perkalian (×)

Perkalian adalah salah satu operasi aritmatika (operasi dasar matematika)


yang berfungsi sebagai simbol operasi penjumlahan berulang.

a × b=b+b+ b+…+ b

Penjumlahan b sebanyak a
Tips Perkalian 1: Bilangan positif kali bilangan positif menghasilkan bilangan
positif

Positif × Positif = Positif

Contoh:
2 ×3=6

Tips Perkalian 2: Bilangan positif kali bilangan negatif atau sebaliknya


menghasilkan bilangan negatif.

Positif × Negatif = Negatif


Negatif × Positif = Negatif

Contoh:
2 ×(−4)=(−8)
(−3) ×4=(−12)

Tips Perkalian 3: Bilangan negatif kali bilangan negatif menghasilkan bilangan


positif.

Negatif × Negatif = Positif

Contoh:
(−2)×(−3)=6

4. Pembagian (:)

Operasi pembagian digunakan untuk menghitung hasil bagi suatu bilangan


terhadap pembaginya.

Dalam operasi perkalian diketahui

c ×b=a

Dalam operasi pembagian, bentuk di atas dapat ditransformasi (diubah) menjadi


a :b=c

Contoh:

8 ÷ 2=4karena4 ×2=¿8

Tips 1 Pembagian: Bilangan positif dibagi bilangan positif menghasilkan bilangan


positif.

Positif : Positif = Positif

Contoh:

8 :2=4

Tips 2 Pembagian: Bilangan positif dibagi bilangan negatif atau sebaliknya


menghasilkan bilangan negatif.

Positif : Negatif = Negatif

Negatif : Positif = Negatif

Contoh:

6 :(−3)=(−2)

(−12): 4=(−3)

Tips 3 Pembagian: Bilangan negatif dibagi bilangan negatif menghasilkan


bilangan positif.

negatif : negatif = positif

Contoh:
(−16):(−4)=4
Tips 4 Pembagian Nol (Division by Zero): setiap bilangan yang dibagi 0
menghasilkan nilai tidak terdefinisi

5. Tanda Kurung

Operasi matematika yang menggunakan tanda kurung dikerjakan terlebih


dahulu atau diprioritaskan. Berikut jenis tanda kurung yang sering digunakan dalam
ilmu matematika.

Tanda Kurung ( ) yang disebut bracket untuk operasi bilangan secara umum

Contoh:
(7+ 8)×(4−2)=15 × 2=30

Tanda Kurung Siku [ ] yang disebut square bracket, yang biasa digunakan dalam
operasi vektor, matriks, dan interval.
Tanda Kurung Kurawal { } yang disebut curly bracket, yang biasa digunakan
dalam notasi himpunan.

6. Perpangkatan

Perpangkatan adalah operasi hitung perkalian berulang dengan bilangan


yang dipangkatkan sebanyak pangkatnya.
n
a =a × a ×a ×... × a

sebanyak n kali

Contoh:

24=2 ×2 ×2 ×2=16

Adapun sifat-sifat umum operasi perpangkatan


m n m +n
a × a =a
m n m−n
a : a =a
n
( a m ) =am × n
Contoh:
3 4 3+ 4 7
2 ×2 =2 =2
4 2 4 −2 2
3 :3 =3 =3
2
( 22 ) =22× 2=24

7. Operasi Akar

Operasi akar adalah kebalikan dari operasi perpangkatan atau dalam ilmu
matematika disebut invers dari perpangkatan.

Contoh: Akar Pangkat 2

√ 144=12

Karena12²=12× 12=144

Contoh: Akar Pangkat 3

³ √ 1000=10

Karena 10³=10× 10 ×10=1000

D. Sifat-Sifat Operasi Hitung Bilangan

1. Sifat Komutatif (Pertukaran)


a. Pengertian Sifat Komutatif

Sifat komutatif adalah sifat operasi hitung terhadap 2 bilangan yang


memenuhi pertukaran letak antar bilangan sehingga menghasilkan hasil yang
sama. Sifat komutatif juga disebut dengan hukum komutatif. Sifat komutatif
dapat dirumuskan sebagai berikut,

a+ b=b+a=c

a dan b adalah2 bilangan yang dioperasikan


c adalah hasil dari operasi hitung

Keterangan: Operasi hitung yang memenuhi sifat komutatif menghasilkan hasil


yang sama, walaupun letak bilangan yang dihitung saling ditukarkan.

b. Sifat Komutatif Pada Bilangan Dan Contohnya

Operasi hitung pada bilangan yang memenuhi sifat komutatif adalah


penjumlahan dan perkalian.

1) Sifat Komutatif Pada Penjumlahan

Sifat komutatif pada operasi penjumlahan dapat dirumuskan sebagai berikut,

a+ b=b+a=c

Contoh:

2+3=3+2=5

karena 2+3=5 dan 3+2=5

7+6=6+ 7=13

karena 7+6=13 dan 6+7=13

2) Sifat Komutatif Pada Perkalian

Sifat komutatif pada operasi perkalian dapat dirumuskan sebagai berikut,

a × b=b ×a=c

Contoh:

3 × 4 = 4 × 3 = 12

karena 3 × 4 = 12 dan 4 × 3 = 12

5 × 2 = 2 × 5 = 10

karena 5 × 2 = 10 dan 2 × 5 = 10

3) Sifat Komutatif Tidak Berlaku Pada Pengurangan Dan Pembagian


Sifat komutatif tidak berlaku pada operasi pengurangan dan
pembagian bilangan bulat, karena hasil pertukaran bilangan terhadap operasi
tersebut tidak menghasilkan nilai yang sama.

Contoh:

7−3=4tidak sama dengan 3−7=(−4 )

8 :2=4 tidak sama dengan 2 :8=0 ,25

2. Sifat Asosiatif (Pengelompokan)


a. Pengertian Sifat Asosiatif

Sifat asosiatif adalah sifat operasi hitung terhadap 3 bilangan


menggunakan bantuan pengelompokan 2 bilangan dengan tanda kurung dan
apabila pengelompokan ditukarkan hasil tetap sama. Sifat asosiatif juga disebut
dengan hukum asosiatif. Sifat asosiatif dapat dirumuskan sebagai berikut,

(a+ b)+c=a+(b +c)=d

a , b , danc adalah bilangan yang dioperasikan

d adalah hasil operasi bilangan

Keterangan: Operasi hitung yang memenuhi sifat asosiatif menghasilkan nilai


yang sama, walaupun tanda kurung (pengelompokan) ditukarkan.

b. Sifat Asosiatif Pada Bilangan Dan Contohnya

Operasi hitung pada bilangan yang memenuhi sifat asosiatif adalah


penjumlahan dan perkalian.

1) Sifat Asosiatif Pada Penjumlahan

Sifat asosiatif pada operasi penjumlahan dapat dirumuskan sebagai berikut,

(a+ b)+c=a+(b +c)=d

Contoh:
(1+2)+ 3=1+(2+3)=6

karena

(1+2)+ 3=3+3=6

1+(2+ 3)=1+5=6

2) Sifat Asosiatif Pada Perkalian

Sifat asosiatif pada operasi perkalian dapat dirumuskan sebagai berikut,

(a × b)× c=a ×(b × c)=d

Contoh:

(2 ×3)×4=2 ×(3 × 4)=24

karena

(2 ×3)×4=6 × 4=24

2 ×(3× 4)=2× 12=24

3) Sifat Asosiatif Tidak Berlaku Pada Pengurangan Dan Pembagian

Sifat asosiatif tidak berlaku pada operasi pengurangan dan pembagian


karena pertukaran pengelompokan bilangan mengubah hasil akhir dari operasi
3 bilangan yang dihitung.

Contoh :

(8−4 )−2=4−2=2 tidak sama dengan

8−(4−2)=8−2=6

(24 : 6):2=4 :2=2 tidak sama dengan

24 :(6 :2)=24 :3=8

3. Sifat Distributif (Penyebaran)


a. Pengertian Sifat Distributif
Sifat distributif adalah sifat operasi hitung dengan 2 operasi hitung yang
berbeda, salah satu operasi hitung berfungsi sebagai operasi penyebaran dan
operasi lainnya digunakan untuk menyebarkan bilangan yang dikelompokkan
dalam tanda kurung. Sifat distributif juga disebut dengan hukum distributif. Sifat
distributif dapat dirumuskan sebagai berikut,

a ×(b+ c)=(a × b)+(a× c)=d

Rumus di atas disebut distributif perkalian terhadap penjumlahan

a adalah bilangan yang didistribusikan

b dan c adalah bilangan yang dikelompokkan

d adalah hasil operasi hitung

b. Jenis Sifat Distributif Bilangan Dan Contohnya


1) Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan

Sifat distributif perkalian terhadap operasi penjumlahan dapat


dirumuskan sebagai berikut,

a ×(b+ c)=(a × b)+(a× c)=d

Contoh:

2 ×(3+4 )=(2 ×3)+(2× 4)

¿ 6+ 8

¿ 14

ini sama dengan

2 × ( 3+ 4 ) =2× 7

¿ 14

2) Distributif Perkalian Terhadap Pengurangan

Sifat distributif perkalian terhadap operasi pengurangan dapat


dirumuskan sebagai berikut,
a ×(b−c )=(a ×b)−(a × c)=d

atau

a ×(b−c )=(a ×b)+(a ×(−c))=d

Contoh Cara 1:

3 ×(4−2)=(3 ×4 )−(3 × 2)

¿ 12−6

¿6

ini sama dengan

3 × ( 4−2 )=3 ×2

¿6

Contoh Cara 2:

3 ×(4−2)=3 ×(4 +(−2))

¿(3× 4)+(3 ×(−2))

¿ 12+(−6)

¿ 12−6

¿6

ini sama dengan

3 ×(4−2)=3 ×2

¿6

Catatan: Cara kedua menghasilkan perhitungan yang lebih panjang, namun


cara kedua dapat mempermudah perhitungan soal-soal yang lebih rumit.
LATIHAN SOAL
1. Tentukan jumlah bilangan genap di antara 1 dan 30adalah …
2. Tentukan jumlah bilangan bulat dari 5 sampai 25 yang tidak habis dibagi 4
adalah …
3. Hitunglah nilai dari persamaan berikut: 7+3 × 2 – 4
4. Suhu di sebuah negara dua bulan lalu adalah −4 derajat celcius. Kini suhunya
naik 25 derajat celcius. Berapa suhu negara tersebut saat ini...
5. Perhatikan bilangan-bilangan berikut ini!−10 ,−5 ,−7 ,−9 ,−3 ,−6Urutkan
bilangan-bilangan bulat negatif tersebut dari yang paling besar ke paling kecil!
6. Andi awalnya diam di suatu titik. Kemudian ia menghadap ke kanan dan
berjalan mundur sebanyak 5 langkah. Setelahnya, ia berjalan mundur lagi
sebanyak 6 langkah. Maka posisi Andi saat ini yaitu…
7. Hasil dari -20 + (-24) adalah ....
8. 5+…=4 +5=…
9. Contoh Soal Sifat Komutatif dan Asosiatif selanjutnya. Hasil dari
– 25 – (−35 ) + 45 adalah…
10. 10 ×…=2 ×10=…
Daftar Pustaka

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi. Modul Calon Guru Pppk

Aisyah Putri 2014. Jenis Operasi Hitung Bilangan: Advernesia Matematika Komputer
Internet

Muhsetyo, G. 2007. Pembelajaran Matematika Sd. Jakarta: Universitas Terbuka.

Aisyah Putri 2014. Sifat-Sifat Operasi Hitung Bilangan: Advernesia Matematika Komputer
Internet

Yasmin 2007. Buku Sakti Metode Per-Bab Matematika : Detik Edu

Anda mungkin juga menyukai