Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN DARI KELOMPOK 3

Nama Anggota Kelompok

1. Anisa Fadhia Haya (2011050015)


2. Mega Putri Andesya (2011050104)
3. Nadila Tri Anisa (2011050114)
4. Nur Annisa (2011050124)
5. Nurul Fitriyani (2011050129)
6. Umi Afifah (2011050175)

Kelas : 6A

Materi : Bilangan Bulat dan Bilangan Pecahan

MENJELASKAN DAN MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DAN


PECAHAN DENGAN MEMANFAATKAN BERBGAI SIFAT OPERASI

A. Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan bukan pecahan ini terdari dari bilangan bulat negatif,
bilangan nol, dan bilangan bulat positif. Bilangan bulat juga mencakup dalam beberapa
macam himpunan yaitu :
1. Himpunan bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat yang tidak negatif atau
himpunan bilangan asli ditambah dengan 0, dengan bentuk himpunan W = {0, 1, 2, 3, 4,
5, ...}.
2. Himpunan bilangan prima adalah himpunan bilangan bulat yang hanya dapat dibagi
dengan bilangan itu sendiri atau kelipatan bilangan itu sendiri dan anggotanya tidak
negatif, dengan bentuk himpunan P = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17,...}
3. Himpunan bilangan asli adalah semua bilangan bulat positif tidak termasuk 0, dengan
bentuk himpunan N = {1, 2, 3, 4, 5,....} Operasi hitungan bilangan bulat kali ini yang
akan dipelajari: Operasi Hitung Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian dan Pembagian
Bilangan Bulat.1

B. Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan Bulat


Pada operasi hitung penjumlahan berlaku sifat :
 Sifat 1 : Tertutup
𝑎+𝑏 =𝑥
{ 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎, 𝑏, 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑩
𝑎×𝑏 =𝑦

1
Ponidi and Masayuki Nugroho, “Modul Operasi Hitung Bilangan Bulat Dan Pecahan,” 2020, 1–76.
 Sifat 2: Komutatif
Secara umum, Jika a dan b adalah sembarang bilangan bulat, maka berlaku :
a+b=b+a
Contoh: 7 + 2 = 2 + 7 = 9

 Sifat 3 : Asosiatif
Secara umum, jika a, b dan c adalah sembarang bilangan bulat maka berlaku :
a+(b+c)=(a+b)+c
Contoh : (5 + 3 ) + 4 = 5 + ( 3 + 4 ) = 12

 Sifat 4 : Distributif
Secara umum, jika a, b dan c adalah sembarang bilangan bulat maka berlaku :
a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
a x (b - c) = (a x b) - (a x c)
Contoh: 2 x (3+4) = (2x3) + (2x4) = 6 + 8 = 14

 Sifat 5: Unsur identitas


𝑎 + 0 = 𝑎 dan 𝑎 × 1 = 𝑎

 Sifat 6: Lawan
Lawan dari 𝑎 adalah −𝑎
Lawan dari (−𝑎) adalah 𝑎
𝑎 + (−𝑎) = 0
𝑎 − 𝑏 = 𝑎 + (−𝑏)
𝑎 − (−𝑏) = 𝑎 + 𝑏

C. Operasi Hitung Pengurangan Bilangan Bulat


Pada operasi hitung pengurangan ini ada beberapa catatan yang harus dipahami Dalam
operasi hitung bilangan bulat ada beberapa, antara lain:
Secara umum, jika: p dan q adalah bilangan bulat, maka mengurangkan q dari p sama
dengan menjumlahkan p dengan lawan dari q , dapat dinyatakan : p – q = p + (-q).
Contoh:
Hasil dari: 7 – 9
Alternatif Penyelesaian: 7 – 9 = 7 + (-9) = -2
 Positif dikurangi dengan positif
Penulisan : 8 - 3
 Positif dikurangi dengan ngeatif
Penulisan : 8 - (-3)
 Negatif dikurangi dengan negatif
Penulisan : -8 - (-3)
 Negatif dikurangi dengan positif
Penulisan : -8 – 3

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Berlaku :

1. a+b=a+b
2. a – b = a + (-b )
3. -a + (-b) = – (a + b)
4. a – (-b) = a + b
Penyelesaian
1. 4+3=7
2. 6 – 4 = 6 + (-4) = 2
3. -3 + (-2) = – (3+2) = -5
4. 9 – (-5) = 9 + 5 = 14

Sifat Komutatif dan asosiatif tidak berlaku

a–b≠b-a

(a – b ) – c ≠ a – ( b – c )

Contoh : 7 – 3 ≠ 3 -7 → 4 ≠ - 4

(9 – 4) – 3 ≠ 9 – (4-3) → 2 ≠ 8

D. Operasi Hitung Perkalian Bilangan Bulat


Perkalian merupakan penjumlahan secara berulang.
Berlaku:
1. a x b = ab
Hasil perkalian dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif Contoh: 7 x 6 = 6
x 7 = 42

a x –b = -ab
Hasil pekalian bilangan bulat positif dan negatif hasilnya adalah bilangan bulat negatif
Contoh : 3 x -4 = -12
-a x -b = ab
Hasil perkalian dua bilangan negatif adalah bilangan bulat positif Contoh : -4 x -5 = 20
2. Sifat Asosiatif
(a x b) x c = a x (b x c)
Contoh: (2 x 3) x 4 = 2 x (3x4) = 24
3. Sifat komutatif
axb=bxa
Contoh : 5 x 4 = 4 x 5 = 20
4. Sifat distributif
a x (b+c) = (a x b ) + (a x c)
Contoh : 3 x ( 2 +6) = (3 x 2) + (3 x 6) = 24

E. Operasi Hitung Pembagian Bilangan Bulat


Pembagian merupakan kebalikan/invers dari perkalian.
Contoh: 30 : 5 = 30 x ⅕ = 6
Berlaku:
1. a : b = a x 1/b
2. a : (– b) = a x –(1/b)
3. (-a) : b = –(a) x 1/b
4. (-a) : (-b) = -(a) x –(1/b)

Diketahui bahwa dua bilangan bertanda sama, maka hasilnya adalah bilangan positif.
Sedangkan bilangan dengan tanda berbeda akan menghasilkan bilangan negatif.

Tidak berlaku sifat komutatif dan asosiatif

a:b≠b:a

(a:b):c ≠ a : (b:c)

Contoh :

4 :2 ≠ 2 : 4 → 2 ≠ 1
2

(8:2) : 4 ≠ 8 : (2:4) → 1 ≠ 16

F. Bilangan Pecahan
Konsep bilangan pecahan dapat dihubungkan dengan konsep besar (luas), panjang, maupun
himpunan. Bilangan pecahan dapat diilustrasikan sebagai perbandingan himpunan bagian
yang sama dari suatu himpunan terhadap keseluruhan himpunan semula.2

2
“OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT Untuk Jenjang SMP / MTs Kelas VII Anwar Fauzan
Dr . Bambang Sri Anggoro , M
. Pd .,” n.d.
G. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
Untuk menjumlahkan dua pecahan yang penyebutnya sama diperoleh dengan
menjumlahkan pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Demikian juga untuk
pengurangan. Hasil pengurangan dua pecahan adalah pecahan yang pembilangnya diperoleh
dari pengurangan pembilang pecahan semula dan penyebutnya tetap. Untuk lebih jelasnya
perhatikan beberapa contoh berikut ini.
Contoh :
1 3
Tentukan 2 + =
5 5 5
2 4
Tentukan 6 − =
7 7 7

H. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan yang Penyebutnya Tidak Sama


Untuk menjumlahkan dan mengurangkan dua pecahan akan lebih mudah jika keduanya
dinyatakan dalam bentuk yang sama. Pada bagian sebelumnya kita sudah membicarakan
tentang bagaimana cara menjumlahkan dan mengurangkan dua pecahan yang penyebutnya
sama. Pada bagian ini dibahas penjumlahan dan mengurangkan dua pecahan yang
penyebutnya tidak sama.
Untuk lebih jelasnya perhatikan beberapa contoh berikut ini:
1 2 2 2 4
+ = + =
3 6 6 6 6
1 1 2 1 1
− = − =
3 6 6 6 6

I. Operasi Perkalian Pecahan


Setelah memahami cara menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan pecahan, maka
selanjutnya kita akan membahas tentang perkalian pecahan. Pada penjumlahan dan
pengurangan pecahan kita perlu menyamakan penyebut pecahan yang akan dijumlahkan
atau dikurangi terlebih dahulu, pada perkalian tidak perlu mengubah sehingga peyebutnya
sama. Berbeda dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan, mengalikan pecahan lebih
mudah. Perhatikan beberapa contoh berikut ini.
2
Tentukan 2 𝑥 3 = 6 =
3 5 15 5

J. Operasi Pembagian Pecahan


Menentukan hasil bagi dua pecahan caranya sangat berbeda dengan penjumlahan dan
pengurangan.
Contoh :
𝟐 𝟏 𝟐 𝟔 𝟏 =𝟒
: x
= = 𝟐
𝟑 𝟔 𝟑 𝟏
𝟑
INTEGRASI BILANGAN BULAT DAN BILANGAN PECAHAN KE DALAM
LINGKUNGAN
A. Integrasi Bilangan Bulat ke dalam Lingkungan
Integrasi bilangan bulat kedalam lingkungan diantaranya yaitu:
1. Penerapan pada Termometer(berkaitan dengan suhu atau cuaca)
Termometer merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk mengukur suhu suatu
zat. Pada saat melakukan pengukuran, termometer menyatakan suhu yang berada
dibawah 0° C dengan menggunakan tanda – (negatif).

Sebagai contoh.
Pada saat bulan januari di kota berlin, jerman. memiliki suhu tertinggi berkisar 2° C
di atas titik beku (0° C) dan suhu terendahnya bisa mencapai 3° C dibawah titik beku
(0° C). Lalu untuk menuliskan cuaca di Berlin, Bilangan apakah yang bisa kita pakai
? Cukupkah bilangan asli atau bilangan cacah untuk menyatakan kondisi suhu
tersebut?

Coba Perhatikan Uraian berikut!


Untuk suhu 2° C di atas titik beku (0° C) kita bisa menuliskannya dengan +2° C
atau 2° C, sedangkan untuk suhu 3° C dibawah titik beku (0° C) kita bisa
menuliskannya dengan -3° C. Bilangan +2° C dan -3° C merupakan contoh dari
bilangan bulat secara berurutan yakni bilangan bulat positif dan bilangan bulat
negatif ( +2 kita baca positif 2 dan –3 kita baca negatif 3.
2. Penerapan Pada Kapal Selam(berkaitan dengan perairan)
Selain pada termometer dan Tes Ujian (SPMB), ternyata bilangan bulat juga bisa
kita jumpai pada kapal selam. Kapal selam Umumnya digunakan untuk keperluan
pengaman atau pengawasan, perang, dan bisa juga digunakan untuk operasi
penyelamatan.

Oleh Sebab itu penting bagi para penyelam dan kapal selam untuk mengetahui
tingkat kedalaman air laut. Jika permukaan air laut di nyatakan dengan 0 meter,
maka tinggi yang berada diatas permukaan air laut dinyatakan dengan bilangan
positif, dan untuk kedalaman dibawah permukaan air laut dapat dinyatakan dengan
bilangan negatif. Contohnya jika kedalaman 15 m dibawah permukaan air laut maka
ditulis -15 m.

B. Integrasi Bilangan Pecahan ke dalam Lingkungan


Bilangan pecahan sangat berkaitan dengan lingkungan, terutama kegiatan sehari-hari
manusia di lingkungan sekitar. Misalnya, menebang pohon, pembagian lahan sawah atau
tanah yang dilakukan petani, ini juga menggunakan konsep bilangan pecahan. Contoh
lainnya diantaranya sebagai berikut:
1. Hari minggu Meli belajar kelompok bersama 4 temannya. Meli membuat kue dan
dipotong menjadi 8 bagian . Kue dibagikan dengan bagian yang sama. Berapa
bagiankah kue yang sudah dimakan Meli bersama teman-temannya?
Penyelesaian:
Kue yang sudah dimakan ada 4 bagian dari 8 potongan kue. Banyak kue yang sudah
dimakan adalah 4/8 bagian.
Pecahan yang senilai dengan 4/8 adalah :
8/16 = 12/24 + 16/32

2. Ibu mempunyai persediaan mentega sebanyak 3/4 kg. Ibu membuatkan roti untuk
kakak. Untuk membuat roti diperlukan 1/3 kg mentega. Supaya tidak kehabisan
mentega, Ibu membeli lagi 1/2 kg mentega untuk persediaan. Berapa kg mentega
yang dimiliki Ibu sekarang?
Penyelesaian :
Persediaan mentega adalah 3/4
Mentega yang digunakan adalah 1/3
Mentega yang tersisa adalah
3/4 – 1/3 = 3(3) – 1(4)/12 = 5/12

Mentega tambahan adalah 1/2 Banyak mentega sekarang adalah :


Dalam menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan dua pecahan, samakan
penyebut kedua pecahan tersebut, yaitu dengan cara mencari KPK dari penyebut-
penyebutnya.
5/12 + 1/2 = 5(1) + 1(6)/12 = 11/12
Jadi, mentega yang dimiliki Ibu sekarang adalah 11/12 kg.

3. Meli menemani Ibu berbelanja di pasar tradisional. Ibu membeli beras 5 kg, daging
ayam 2,5 kg, wortel 1/2 kg, dan kentang 3/4 kg. Berapa kg seluruh belanja Ibu?

Penyelesaian :
Jumlah seluruh belanjaan adalah
5 + 2,5 + 1/2 + 3/4
= 5 + 2,5 + 0,5 + 0,75
= 8,75

Jadi, seluruh belanjaan ibu adalah 8,75 kg.


4. Edo membagi-bagi kue dengan bagian yang sama kepada 3 temannya, jika kue itu
dipotong menjadi 12 bagian. Berapa bagiankah kue yang diperoleh setiap temannya?
Tuliskan pecahan yang senilai dengannya.
Penyelesaian :
Jika Edo akan memberikan kue kepada 3 temannya sama rata maka jumlah bagian
kue dibagi jumlah teman Edo adalah 12÷3=4.

Jadi setiap teman Edo mendapat 4 bagian kue.

5. Siti membeli pita sepanjang 8,24 m. Kemudian, Siti memotong pita tersebut untuk
membuat bunga sebesar 1,5 m. Berapakah taksiran sisa pita yang tidak dipakai Siti?
Penyelesaian :
Sisa pita Siti
= 8,24-1,5
= 8-2
=6
Jadi sisa pita Siti adalah 6 meter.

INTEGRASI BILANGAN BULAT DAN BILANGAN BERBENTUK PECAHAN PADA


ISLAM

Klasifikasi Ayat Alqur’an yang Memuat Konsep Operasi Bilangan Opreasi pada bilangan ada
empat, yaitu operasi penjumlahan, operasi pengurangan, operasi perkalian dan operasi pembagian.
a. Operasi Penjumlahan (+)
Berdasarkan hasil kajian literature yang dilakukan terdapat beberapa ayat yang memuat konsep
operasi penjumlahan pada bilangan, yaitu Q.S. Al Baqarah (2): 196 dan 234, Q.S. Al A‟raf
(7): 142 dan Q.S. Al Kahf (8): 25. Berikut beberapa penjelasannya:
1) Q.S. Al Baqarah (2): 196
‫ص ْر ت ُمْ ف َ َم ا ا سْ ت َي ْ س َ َر ِم َن ال ْ َه د ْي ِ ۖ َو ََل ت َ ْح ل ِ ق ُ وا ُر ءُ و س َ ك ُ مْ حَ ت َّى ي َ ب ْ ل ُ َغ‬ ِ ‫ّلِل ِ ۚ ف َ إ ِ ْن أ ُ ْح‬ َّ ِ َ ‫ج َو ال ْ ع ُ ْم َر ة‬َّ َ‫َو أ َت ِ ُّم وا ال ْ ح‬
‫ص ي َ ا ٍم أ َ ْو صَ د َ ق َ ةٍ أ َ ْو‬ ِ ‫س هِ ف َ ف ِ د ْ ي َ ة ٌ ِم ْن‬ِ ْ ‫ال ْ هَ د ْ يُ َم حِ ل َّ ه ُ ۚ ف َ مَ ْن ك َا َن ِم ن ْ ك ُ مْ مَ ِر ي ضً ا أ َ ْو ب ِ هِ أ َذ ً ى ِم ْن َر أ‬
ُ‫ص ي َا م‬ ْ
ِ َ ‫ح ج ِ ف َ َم ا ا سْت َي ْ س َ َر ِم َن ال َه د ْي ِ ۚ ف َ َم ْن ل َ مْ ي َ ِج د ْ ف‬ َ ْ ‫ك ۚ ف َ إ ِذ َ ا أ َ ِم ن ْ ت ُمْ ف َ َم ْن ت َ َم ت َّ َع ب ِ ال ْ ع ُ ْم َر ة ِ إ ِ ل َ ى ال‬ ٍ ُ‫ن ُس‬
ُ ‫ك ل ِ َم ْن ل َ ْم ي َ ك ُ ْن أ َهْ ل ُ ه‬
َ ِ ‫ل‬ َ ‫ذ‬ ۗ ٌ ‫ة‬ َ ‫ل‬ ‫م‬
ِ ‫َا‬ ‫ك‬ ٌ ‫ة‬ ‫ر‬ ‫ش‬
َ َ َ َ‫ع‬ ‫ك‬ ْ ‫ِل‬ ‫ت‬ ۗ ‫م‬ ُ ‫ت‬ ‫ع‬
ْ ْ َ َ ‫ج‬ ‫ر‬ ‫ا‬ َ ‫ذ‬ ‫إ‬ ‫ة‬ ‫ع‬ ْ
ِ ٍ َ َ َ ِ َ ‫ب‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ج‬ ‫ح‬ ْ ‫ال‬ ‫ِي‬ ‫ف‬ ‫م‬ٍ ‫َّا‬ ‫ي‬ َ ‫أ‬ ِ َ ‫ث َ ََل ث‬
‫ة‬
ْ َ ْ
ِ ‫اض ِر ي ال َم س ِْج ِد ال حَ َر ا ِم ۚ َو ات َّق ُ وا َّللاَّ َ َو ا ع ْ ل َ مُ وا أ َّن َّللاَّ َ ش َ ِد ي د ُ ال ِع ق َ ا ب‬ ْ ِ ‫ح‬ َ

Terjemahan : Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. jika kamu
terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), Maka (sembelihlah) korban yang
mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat
penyembelihannya. jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu
ia bercukur), Maka wajiblah atasnya berfid-yah, Yaitu: berpuasa atau bersedekah atau
berkorban. apabila kamu telah (merasa) aman, Maka bagi siapa yang ingin mengerjakan
'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah
didapat. tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), Maka wajib
berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang
kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. demikian itu (kewajiban membayar fidyah)
bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orangorang
yang bukan penduduk kota Mekah). dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa
Allah sangat keras siksaan-Nya.
Ayat ini menjelaskan bahwa barangsiapa yang mau pergi beribadah haji dan umrah,
hendaklah ia menyembeli hewan korban yang mudah didapat, akan tetapi jika ia tidak
mampu mendapatkan hewan tersebut maka hendaklah ia berpuasa selama 3 hari dalam
massa haji dan 7 hari dalam sesudah haji. Konsep operesari bilangan yang muncul pada
ayat ini adalah jumlah total ibada puasa yang harus dilakukan seseorang ketika melakukan
ibadah haji, jadi 3 hari (dalam massa haji) + 7 hari (sesudah haji) = 10 hari.

2) Q.S. Al A‟raf (7): 142


ِ‫ت َر ب ِ ِه أ َ ْر ب َ ِع ي َن ل َ ي ْ ل َ ة ً ۚ َو ق َ ا َل ُم و س َ ى ِِل َخِ ي ه‬ ُ ‫َو َو ا ع َ د ْ ن َا ُم و س َ ى ث َ ََل ث ِي َن ل َ ي ْ ل َ ة ً َو أ َت ْ َم ْم ن َا ه َا ب ِ ع َ شْ ٍر ف َ ت َمَّ ِم ي ق َ ا‬
ِ ْ ‫خ ل ُ ف ْ ن ِي ف ِي ق َ ْو ِم ي َو أ َصْ ل ِ ْح َو ََل ت َت َّب ِ ْع س َ ب ِ ي َل ال ْ مُ ف‬
‫س ِد ي َن‬ ْ ‫ه َا ُر و َن ا‬

Terjemahan : Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu
waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh
(malam lagi), Maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh
malam. dan berkata Musa kepada saudaranya Yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam
(memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang
yang membuat kerusakan".
Dalam ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT telah menjanjikan kepada Musa AS
dengan memberikan kitab Taurat selama 30 malam + 10 malam = 40 malam. Maka itulah
waktu sempurna yang ditentukan oleh Allah SWT.

3) Q.S. Al Kahf (8): 25

ْ ‫س ن ِي َن َو‬
‫از د َ ا د ُوا ت ِ سْ ع ً ا‬ َ ‫َو ل َ ب ِ ث ُوا ف ِي ك َ ْه ف ِ ِه مْ ث َ ََل‬
ِ ٍ‫ث ِم ا ئ َة‬

Terjemahan : Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah
sembilan tahun (lagi).
Dalam ayat di atas menjelaskan sebuah operasi penjumlahan yang tidak menyebutkan
hasilnya. Menurut Tri Pendra (2012) bahwa dalam penyebutan satuan ada yang berbeda
yaitu kata sanah dan kata „aam. Dalam konsep matematika menjumlah sesuatu dengan
varibel berbeda tidak dapat dilakukan untuk itu perlu menyamakan satuannya. Lebih lanjut
Tri Pendra (2012) mengkaji kata sanah dan kata „aam dalam bahasa Arab dijelaskan
bahwa kata “sanah” berjenis perempuan (muannats) sedangkan kata “‟aam” berjenis laki–
laki (mudzakkar), jadi operasi penjumlahan dalam ayat tersebut harus menyamakan
satuannya dulu. Langkah yang harus dilakukan adalah: Diketahui: 1 tahun Syamsiah
sebanyak 365,2422 hari 1 tahun Qomariah sebanyak 354,361 hari maka: 300 tahun
(Syamsiah) = 300 x 365,2422 hari = 109572,66 hari 300 tahun (Qomariah) = 300 x
354,361 hari = 106308,3 hari Kesimpulannya: 300 S – 300 Q = 109572,66 – 106308,3 hari
= 3264,36 hari atau selisih kedua tahun itu setara dengan 9,211tahun Qomariah, berarti
300 tahun Syamsiah = 309 tahun Qomariah13 . Jadi, Ashabul Kahfi tinggal di dalam gua
tersebut sebagaimana dijelaskan dalam ayat itu adalah 300 tahun Syamsiah + 9 tahun
Qomariah = 309 tahun Qomariah + 9 tahun Qomariah = 318 tahun Qomariah

b. Operasi Pengurangan (-) Berdasarkan hasil kajian literature yang dilakukan terdapat beberapa
ayat yang memuat konsep operasi pebgurangan pada bilangan, yaitu Q.S. Al Qasas (28): 27,
Q.S. Al Ankabut (29): 14 dan Q.S. Al Muzzammil (73) 3-4. Berikut beberapa penjelasannya.
1) Q.S. Al Qashash (28): 27
َ ‫ج ج ٍ ۖ ف َ إ ِ ْن أ َت ْ َم ْم‬ ْ َ ‫ق َ ا َل إ ِ ن ِي أ ُ ِر ي د ُ أ َ ْن أ ُن ْ ِك‬
‫ت ع َ شْ ًر ا ف َ ِم ْن‬ َ ‫ي ه َات َي ْ ِن ع َ ل َ ى أ َ ْن ت َأ جُ َر ن ِي ث َ َم ا ن‬
َ ِ‫ِي ح‬ َّ َ ‫ك إ ِ ْح د َ ى ا ب ْ ن َت‬ َ ‫ح‬
‫ك ۚ س َ ت َِج د ُن ِي إ ِ ْن ش َا ءَ َّللاَّ ُ ِم َن ال صَّ ا ل ِحِ ي َن‬ َّ ُ ‫ك ۖ َو َم ا أ ُ ِر يد ُ أ َ ْن أ َش‬
َ ْ‫ق عَ ل َ ي‬ َ ‫ع ن ْ ِد‬
ِ
Terjemahan : Berkatalah Dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu
dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku
delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun Maka itu adalah (suatu kebaikan)
dari kamu, Maka aku tidak hendak memberati kamu. dan kamu insya Allah akan
mendapatiku Termasuk orang- orang yang baik". Menurut Tri Pendra, ayat di atas
mengandung operasi pengurangan berdasarkan kalimat “atas dasar bahwa kamu bekerja
denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu
kebaikan) dari kamu”. Setelah dicermati kalimat tersebut, maka 8 tahun sebagai bilangan
yang akan ditambahkan sedangkan 10 tahun sebagai bilangan hasil dari 8 tahun ditambah
suatu bilangan. Jika penambah itu dinotasikan ke dalam rumus matematika yaitu variabel y
maka y diperoleh dari sepuluh tahun dikurangi delapan tahun sama dengan 2 tahun atau
secara terperinci dapat ditulis: 8 + y = 10 ⇒ y = 10 – 8 = 2. 14 Artinya adalah bilangan 2
tersebut merupakan bilangan tahun lamanya Musa bekerja pada keluarga Syuaib sebagai
tambahan atau kebaikan bagi Musa itu sendiri.

2) Q.S. Al Ankabut (29): 14


‫خ ذ َ ه ُ م ُ ال ط ُّ و ف َ ا ُن َو ه ُ ْم ظ َ ا ل ِ ُم و َن‬
َ َ ‫س ي َن ع َ ا ًم ا ف َ أ‬ َ ْ ‫ث ف ِي ِه ْم أ َل‬
َ ‫ف س َ ن َ ةٍ إ ِ ََّل‬
ِ ‫خ ْم‬ ً ‫َو ل َ ق َ د ْ أ َ ْر س َ ل ْ ن َا ن ُ و‬
َ ِ ‫ح ا إ ِ ل َ ى ق َ ْو ِم هِ ف َ ل َ ب‬
Terjemahan :
Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, Maka ia tinggal di
antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir
besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.

Dalam ayat ini menjelaskan tentang operasi pengurangan di mana seorang muslim
dapat mengetahui bahwa Nabi Nuh AS dengan kaumnya tinggal dan menetap 1000
tahun (sanah) – 50 tahun („aam).

Langkah yang harus


dilakukan: Diketahui:
1 tahun Syamsiah sebanyak 365,2422 hari
1 tahun Qomariah sebanyak 354,361 hari Maka:
1000 tahun (Syamsiah) = 1000 x 365,2422 hari = 365242,2 hari
50 tahun (Qomariah) = 50 x 354,361 hari = 17718,05 hari Jadi:
1000 tahun (Syamsiah) – 50 tahun (Qomariah) = 365242,2 hari 365242,2
hari – 17718,05 hari = 347524,15 hari
Setelah itu kita konversikan ke masing–masing tahun Tahun Syamsiah
= 347524, 15: 365,2422 hari = 951,489 S
Tahun Qomariyah = 347524, 15:354,361 hari = 980,70 Q

Kesimpulannya adalah Nabi Nuh AS dan kaumnya tinggal atau menetap selama
951,489 tahun Syamsiah = 980,70 tahun Qomariah.
c. Operasi Perkalian (x)
Berdasarkan hasil kajian literature yang dilakukan terdapat beberapa ayat yang
memuat konsep operasi perkalian pada bilangan, yaitu Q.S. Al Baqarah (2): 261. Berikut
beberapa penjelasannya.
ْ َ ‫َم ث َ ُل ال َّ ِذ ي َن ي ُ ن ْ ف ِ ق ُ و َن أ َ ْم َو ا ل َ هُ مْ ف ِي س َ ب ِ ي ِل َّللاَّ ِ ك َ َم ث َ ِل حَ ب َّ ةٍ أ َ ن ْ ب َ ت‬
ٍ‫ت س َ ب ْ َع س َ ن َا ب ِ َل ف ِي ك ُ لِ س ُ ن ْ ب ُ ل َ ة‬
ِ ‫ف ل ِ َم ْن ي َ ش َا ءُ ۗ َو َّللاَّ ُ َو ا‬
ٌ ‫س ٌع ع َ ل ِ ي م‬ ُ ‫ع‬ ِ ‫ضا‬ َ ُ ‫ح ب َّ ةٍ ۗ َو َّللاَّ ُ ي‬ َ ُ ‫ِم ائ َة‬

Terjemahan :
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya
di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.

Dalam ayat ini tidak menjelaskan konsep operasi perkalian secara eksplisit atau
tegas, namun memberikan suatu gambaran untuk memunculkan operasi perkalian bilangan.
Ketika diperhatikan secara jeli terlihat 1 biji akan menumbuhkan 7 tangkai, dan tiap-tiap
tangkai terdapat 100 biji. Karena operasi penjumlahan telah dijelaskan dalam Al- Qur‟an
sebagaimana ada pada ayat-ayat yang telah dijelaskan sebelumnya. Maka untuk
menentukan keseluruhan biji seseorang dapat melakukan perhitungan seperti berikut ini:
100 +100 +100 +100 +100 +100 +100 = 700. Penjumlahan angka seratus berulang
sebanyak tujuh kali sehingga menjadi 700 merupakan konsep operasi perkalian bilangan.
Artinya adalah: 100 +100 +100 +100 +100 +100 +100 = 7 x 100 = 700. Jadi, muncullah
operasi perkalian bilangan bersumber dari operasi penjumlahan

d. Operasi Pembagian (:)


Hal yang berkaitan dengan pembagian yaitu mengenai hart waris. Dalam Al-Qur'an
tercantum penjelasan tentang harta waris yang termaktub dalam surat An-Nisa Ayat 11:

‫ُوصيكُ ُم‬ ِ ‫ٱّلِلُ ي‬ َّ ‫سا ًء كُ َّن فَإِن ۚ ْٱِلُنثَيَي ِْن َح ِظ مِثْ ُل لِلذَّك َِر ۖ أ َ ْولَ ِد ُك ْم فِى‬ َ ِ‫َت َوإِن ۖ ت ََركَ َما ثُلُثَا فَلَ ُه َّن ٱثْنَتَي ِْن فَ ْوقَ ن‬ ْ ‫فَلَ َها َوحِ دَة ً كَان‬
‫ف‬ ُ ْ‫ُس ِم ْن ُه َما َوحِ ٍد ِلكُ ِل َو ِِل َ َب َو ْي ِه ۚ ٱلنِص‬
ُ ‫سد‬ ُّ ‫ث فَ ِِل ُ ِم ِه أ َ َب َواهُ َو َو ِرث َ ۥهُ َولَد ٌ لَّ ۥه ُ َيكُن لَّ ْم فَإِن ۚ َولَد ٌ لَ ۥه ُ َكانَ ِإن ت ََركَ ِم َّما ٱل‬ ُ ُ‫َكانَ فَإِن ۚ ٱلثُّل‬
َُ‫ُس فَ ِِل ُ ِم ِه إِ ْخ َوة ٌ ل ۥه‬
ُ ‫سد‬ُّ ‫صيَّ ٍة بَ ْع ِد مِن ۚ ٱل‬ِ ‫ُوصى َو‬ َ ُ ُ َ َ
ِ ‫ب أيُّ ُه ْم تَد ُْرونَ َل َوأ ْبنَا ُؤك ْم َءابَا ُؤك ْم ۗ دَي ٍْن أ ْو بِ َها ي‬ َ ْ َ
ُ ‫ضةً ۚ نَفعًا لك ْم أق َر‬
ُ َ ْ َ ‫ِمنَ فَ ِري‬
ِ َّ ۗ
‫ٱّلِل‬ ‫ِإ َّن‬ َ َّ
‫ٱّلِل‬ َ‫َكان‬ ‫علِي ًما‬َ ‫َحكِي ًما‬

Artinya: Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu.


Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan
jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta
yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta.
Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang
ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak
mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga;
jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam.
(Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan)
sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak
mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah
ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah memerintahkan kepada setiap muslim untuk membagi-bagi
harta warisan itu menurut Al Qur'an, sesuai dengan sabdanya:

"Dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah berkata: bagi-bagilah harta benda itu di antara ahli faraid
menurut kitab Allah." (HR. Muslim dan Abu Daud).

Melalui hadits ini Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita untuk membagi-bagi harta itu
di antara ahli waris dengan ketentuan yang sudah tercantum dalam Al-Qur'an.

Integrasi Operasi Perkalian dengan Agama Islam


a. Prinsip Kejujuran
Tidak perlu kita pungkiri bahwa alam semesta ini berjalan berdasarkan aturan
ataupun hukum-hukum Allah. Dalam ilmu matematikapun banyak hukum-hukum atau
aturan yang harus dilakukan, misalkan seperti postulat, teorema, lemma corollary. Aturan
tersebut harus dipatuhi dan bersifat mengikat dan memaksa. Apabila tidak maka akan
menyalahi aturan-aturan sehingga kesimpulan akan salah. Sehingga, dalam menjalani
hidup aturan-aturan Allah harus kita

laksanakan sebagai upaya simbol kepatuhan kita pada yang Maha memberi kehidupan di
alam jagad raya ini. Disamping itu, tentunya aturan-aturan itu juga harus kita maknai
sebagai upaya pendekatan diri kita kepaada Allah. Seperti contoh terdapat aturan Allah
bahawa kita sebagai manusia harus berperilaku jujur, dalam konsep matematika itu sendiri
prinsip kejujuran dapat kita liat pada konsep perkalian:
+ * + = +, mengandung makna "jika ada suatu kebenaran dan kita katakan
benar maka kita adalah golongan orang-orang yang benar"
+ * - = - , mengandung makna "jika ada sebuah kebenaran dan kita
mengatakannya salah maka kita merupak Q.S. Al Muzzammil (73): 20an golongan orang
yang salah"
- * + = - , apa artinya " sesuatu yang salah kita katakan benar kitapun menjadi
orang yang salah"
- * - = +, mengandung arti " sesuatu yang salah kita katakan salah maka insya
Alloh kita termasuk golongan orang2 yang berjalan di atas kebenaran"

b. Sikap Sederhana
Dalam matematika juga mengajarkan prinsip kesederhanaan yang artinya seefektif
mungkin menggunakan langkah-langkah untuk menuju pada hasil yang benar. Kita sering
dengan adanya perhitungan cepat. Tentunya dalam perhitungan cepat tidak mengabaikan
langkah-langkah atau prinsip sesuai dengan teorema. Tapi, tentunya ketika seseorang yang
sudah faham dapat melangkah lebih jauh dari setiap langkah itu yang terpenting tidak
menyalahi aturan yang ada dalam matematika. Seperti contoh: Dalam opersai bilangan
perkalian 11. Cara yang kedua lebih tepat dan lebih hemat waktu akan tetapi perlu
mengetahui sifat dan prinsip matematika.

c. Sikap Adil
Dalam matematika terdapat prinsip keadilan dalam hal sebuah persamaan. Seperti
contoh: 2x + 5 = 15, tentukan nilai x! (solusi dari persamaan) untuk mencari solusi dari
persamaan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
2x + 5 = 15
2x + 5 – 5 = 15 – 5
2x = 10
2x = 10
2 2
x = 5 Kalau kita lihat operasi pada ruas kiri harus sama dengan ruas kanan. Jadi
dalam pengerjaanya terdapat prisnsip keadilan dalam matematika.

matematika.
SUMBER MATERI / REFERENSI

“OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT Untuk Jenjang SMP / MTs Kelas VII Anwar Fauzan
Dr . Bambang Sri Anggoro , M . Pd .,” n.d.

Ponidi, and Masayuki Nugroho. “Modul Operasi Hitung Bilangan Bulat Dan Pecahan,” 2020, 1–
76.
Sukismo, Amin Soleh, Siswanto, Budiyono, Isniah, Susanto Edi, Fa’jiah Sri, Imam Nugroho
Waskito, and Krisnandar. Fokus UN. Jakarta: Erlangga, 2017.

Anda mungkin juga menyukai