Anda di halaman 1dari 16

B I L A N G A N B U L AT

DAN PECAHAN

M AT E R I M AT E M AT I K A K E L A S 7
SMP KRISTEN IMMANUEL II
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat membandingkan, mengurutkan, dan
mengoperasikan bilangan bulat, bilangan rasional,
bilangan desimal.
BILANGAN BULAT
✓Definisi Bilangan Bulat
✓Penjumlahan Bilangan Bulat
✓Pengurangan Bilangan Bulat
✓Perkalian Bilangan Bulat
✓Pembagian Bilangan Bulat
✓Operasi Hitung Campuran
DEFINISI BILANGAN BULAT
Bilangan bulat adalah bilangan bukan pecahan yang terdiri dari
bilangan negatif, nol, dan bilangan positif. Notasi bilangan bulat:
Z = {…,-3,-2,-1,0,1,2,3, …}
Bilangan bulat terbagi menjadi bilangan bulat positif dan negatif.
1. Bilangan Bulat Positif 𝑍 + = {1, 2, 3, …}
2. Bilangan Bulat Negatif 𝑍 − – = {…, -3, -2, -1}
PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT
Sifat-sifat operasi hitung penjumlahan:
a. Asosiatif (Pengelompokan) : (a+b) + c = a+(b + c)
b. Komutatif (Pertukaran) a+b = b+a
c. Mempunyai Unsur Identitas yaitu nol : a + 0 = 0 + a = a
d. Invers (Lawan) dari a adalah -a → a +(-a) = 0
e. Tertutup Jika a dan b bilangan bulat, maka dapat dipastikan hasil
penjumlahan a dan b juga bilangan bulat.
PENGURANGAN BILANGAN BULAT
Sifat-sifat operasi hitung pengurangan:
a. Untuk Sembarang Bilangan Bulat
1) a - b = a + (-b)
2) a - (-b) = a + b
3)-a – b = - (a+b)
b. Tidak Asosiatif : (a - b) - c ≠ a - (b - c)
c. Tidak Komutatif : a – b ≠ b – a
d. Tertutup Jika a dan b bilangan bulat, maka dapat dipastikan
hasil pengurangan a dan b juga bilangan bulat.
PERKALIAN BILANGAN BULAT
Sifat-sifat operasi hitung perkalian:
a. Hukum Tanda d. Distributif (Penyebaran)
1) a × (b + c) = (a × b) + (a × c)
2) a × (b – c) = (a × b) – (a × c)
e. Unsur identitas yaitu 1
a×1=1×a=a
f. Tertutup Jika a dan b bilangan
b. Asosiatif (Pengelompokan) bulat, maka dapat dipastikan
a × (b × c) = (a × b) × hasil perkalian a dan b juga
c. Komutatif (Pertukaran) bilangan bulat.
a×b=b×a
PEMBAGIAN BILANGAN BULAT
Sifat-sifat operasi hitung pembagian:
a. Hukum Tanda d. Tidak Komutatif
a:b ≠ b: a
e. Tidak Tertutup: Jika dua
bilangan bulat dibagi, maka
hasilnya belum tentu
bilangan bulat.
b. Hasil bagi suatu bilangan dengan
bilangan 0 tidak terdefinisi.
c. Tidak Asosiatif
(a : b):c ≠ a : ( b: c)
OPERASI HITUNG CAMPURAN
1. Jika dalam operasi hitung campuran ada tanda kurung, maka
operasi di dalamnya dikerjakan paling awal.
2. Jumlah (+) dan kurang (–) adalah setingkat, mana yang lebih
awal dikerjakan terlebih dahulu. Urutan pengerjaannya mulai
dari kiri.
3. Kali (×) dan bagi (:) adalah setingkat, mana yang lebih awal
dikerjakan terlebih dahulu. Urutan pengerjaannya mulai dari kiri.
4. Kali (×) dan bagi (:) mempunyai tingkatan yang lebih tinggi
daripada jumlah (+)/kurang (-) sehingga operasi kali (×)/bagi (:)
dikerjakan terlebih dahulu.
CONTOH SOAL
Jika a = 6, b = -10, dan c = -2, maka nilai dari a + c – 3b adalah …
A. 31
B. 32
C. 32
D. 34
Jawaban:
a + c – 3b = 6 + (-2) – 3(-10) = 6 – 2 + 30 = 34 + 30 = 34
Jadi, jawabannya D. 34
DEFINISI PECAHAN
Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai
𝑝
𝑞
dengan p dan q bilangan bulat, q ≠ 0. Bilangan p disebut
pembilang dan bilangan q disebut penyebut.
JENIS PECAHAN
1. Pecahan Murni
Pecahan murni ialah pecahan yang pembilang dan penyebutnya
merupakan bilangan bulat dan berlaku pembilang kurang atau lebih kecil
1 3 4
dari penyebut. , ,
2 5 7
2. Pecahan Biasa
Pecahan biasa ialah pecahan dengan pembilang dan penyebutnya
merupakan bilangan bulat. Pecahan murni dapat dikatakan sebagai
pecahan biasa, tetapi pecahan biasa belum tentu dapat dikatakan sebagai
3 11 5 6
pecahan murni. Contoh: , , ,
7 6 7 5
JENIS PECAHAN
3. Pecahan Campuran
Pecahan campuran ialah pecahan yang terdiri dari bagian bilangan
bulat dan bagian pecahan murni. Pecahan campuran dapat diperoleh
13 3
jika pembilang lebih besar dari penyebut. (biasa) = 2 (campuran)
5 5
4. Pecahan Desimal
Pecahan desimal ialah pecahan dengan penyebut 10, 100, 1.000, dan
seterusnya, dan ditulis dengan tanda koma (,).
5
Contoh: (biasa) = 0,5 (decimal)
10
5. Persen atau Perseratus
Persen adalah pecahan dengan penyebut 100 dan dinotasikan dengan %.
56
Contoh: = 56%
100
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
PECAHAN
a. Jika penyebut sudah sama, maka:
𝑎 𝑏 𝑎+𝑏 𝑎 𝑏 𝑎−𝑏
+ = atau − =
𝑐 𝑐 𝑐 𝑐 𝑐 𝑐

b. Jika penyebut belum sama, maka penyebut harus


disamakan terlebih dahulu:
𝑎 𝑏 𝑎𝑑+𝑏𝑐 𝑎 𝑏 𝑎𝑑−𝑏𝑐
+ = atau − =
𝑐 𝑑 𝑐𝑑 𝑐 𝑑 𝑐𝑑
PERKALIAN PECAHAN
2. Perkalian Operasi hitung perkalian pecahan berlaku:
𝑎 𝑐 𝑎×𝑐
× =
𝑏 𝑑 𝑏×𝑑

3. Pembagian Operasi hitung pembagian pecahan berlaku:


𝑎 𝑐 𝑎 𝑑 𝑎×𝑑
: = × =
𝑏 𝑑 𝑏 𝑐 𝑏×𝑐

Tips: Jika pecahan dalam bentuk campuran, maka akan lebih mudah bila diubah
menjadi pecahan biasa terlebih dahulu kemudian melakukan operasi hitung.
CONTOH

Anda mungkin juga menyukai