BILANGAN ASLI
A.1 HIMPUNAN BILANGAN ASLI DAN SIFAT DASAR BILANGAN
ASLI
Nama lain untuk bilangan bulat positif adalah bilangan asli (natural number).
Apabila N adalah himpunan bilangan asli maka N = {1,2,3,4,...} sifat dasar
bilangan asli terhadap operasi penjumlahan dan penggandaan adalah:
1. Sifat tertutup (closure)
(
Counter example (contoh penyangga/penyangkal). Bilangan asli terhadap
operasi pembagian tidak berlaku sifat tertutup. Bilangan asli terhadap operasi
pengurangan tidak berlaku sifat tertutup.
Contoh:
Ambil
Ambil
2. Sifat Komutatif
Bilangan asli terhadap operasi pembagian dan penguranagn tidak berlaku sifat
komutatif.
3. Sifat Assosiatif
Bilangan asli terhadap operasi pembagian dan pengurangan tidak berlak sifat
assosiatif.
4. Sifat Distributif
Distributif kiri
Distributif kanan
5. Sifat Identitas
Identitas terhadap penggandaan
Bilangan asli tidak mempunyai identitas terhadap penjumlahan.
6. Sifat Subtitusi
Apabila a = b maka c + a = c + b
Definisi:
Kesamaan (identity): Suatu pernyataan persamaan yang berlaku untuk
semua nilai variabel yang ada didalam pernyataan tersebut.
1
Contoh:
Kesamaan
Jawab: untuk x =
Untuk x =
Contoh : 4 + 2 x 3 = 4 +6 = 10
A.2
2. Sifat Transisi
3.
4.
5.
6.
7.
A.3
KETAKSAMAAN DAN PERTAKSAMAAN
Definisi:
a. Ketaksamaan absolut (ketaksamaan) jika ketaksamaan itu berlaku untuk
semua nilai variabelnya
b. Ketaksamaan bersyarat (pertaksamaan) jika ketaksamaan itu tidak berlaku
untuk semua nilai variabelnya (tidak semua nilai variabel memnuhi
ketaksamaan).
Contoh:
a. Ketaksamaan:
1.
2.
b. Pertaksamaan:
1. 2x > 10
2. 5x < 10
B. BILANGAN BULAT
B.1
, ,
a.b = b.a
, ,
Contoh:
1. 5 + 6 = 6 + 5 = 11
+=+
.=.
2. 9 . 3 = 3 . 9 = 27
3.Jika B = {. . . ,-3,-2,-1,0,1,2,3,. . .} maka -2 1
2+1= 1 2. 1. = 2.
2. Sifat Assosiatif:
(a + b) + c = a + (b + c) , , , ,,+.+ =+(+)
(a . b).c = a.(b . c)
(xy) z = x (yz)
Contoh:
1. (5 + 2) + 3 = 5 + (2 + 3) = 10
2. (5 x 2) x 3 = 5 x (2 x 3) = 30
3. -7, 5, 9; ,7+5.+9=7+,5+9., ,
7.5..9= 7.,5.9.
3. Sifat Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan
a x (b + c) = ab + ac , , , + .= + distributif
kiri
(y +z)x = yx + zx distributif kanan
Contoh: 5, 3, 6
5 x (3 + 6) = 5 . 3 + 5 . 6
= 15 + 30
= 45
4. Terdapat Dua Elemen Identitas
Setiap bilangan a mempunyai dua elemen identitas, yaitu 1 dan 0,
sehingga memenuhi:
a+0=a
. ,
+0=;
x.0 = 0;
a.1=a
.1= ,
x:1=x
,1-Setiap a 0
B.2
1.
2.
3.
4.
Contoh:
B.3
FAKTOR, BILANGAN KOMPOSIT, DAN BILANGAN PRIM
Definisi: Jika a, b, dan c bilangan bulat dan a.b = c , maka a dan b disebut faktor
c, atau pembagi c, sedangkan c disebut kelipatan a atau b
Definisi: Suatu bilangan bulat dinamai genap, jika, dan hanya jika, bilangan itu
dapat dinyatakan sebagai 2x, dimana x bilangan bulat.
Sifat: Jika a genap, maka a2 genap.
Bukti: a genap dapat tulis a = 2x, dimana x suatu bilangan bulat. Jadi a2 = (2x)2 =
4x2 = 22x2
Buktikan dengan cara langsung:
Jika p genap maka p2 genap
Bukti: p genap artinya p = 2k; k
p2 = (2k)2 = 4k 2 = 2(2k)2 ; 2k Jadi p2 genap
Sifat 2: Jika a ganjil, maka a2 ganjil.
Sifat 3: Jika n suatu bilangan bulat; dan n2 genap, maka n genap.
Buktikan secara langsung:
Jika m faktor dari n dan n faktor dari k , maka m faktor dari k
Bukti : m faktor dari n artinya n = m . x ; x
n faktor dari k artinya k = n . y ; y
k=m.x.y
k=m.z;zz=x.y
m faktor dari k artinya k = m .z
Bilangan komposit adalah bilangan positif yang dapat dinyatakan sebagai produk
dua bilangan atau lebih yang masing masing merupakan bilangan bulat
positif yang bukan 1.
Bilangan prim adalah bilangan bulat positif yang lain, kecuali bilangan 1.
Contoh:
8 komposit
8=24
9 komposit
9=33
7 prim
7=17
B.4
BILANGAN DASAR
B.4.1 NILAI TEMPAT DALAM BILANGAN DASAR SEPULUH
Sistem blangan dengan bilangan dasar sepuluh maksudnya adalah
pengelompokan unsur yang terdapat dalam suatu himpunan, sepuluh
sepuluh.
Contoh:
37 = 3. 10 + 8
257 = 2.102 + 5. 10 + 7
123 = 1. 102 + 2.10 + 3
B.4.2 BILANGAN DASAR BUKAN SEPULUH
Contoh :
32
a) 3.101 + 2. 100
(tiga puluhan dan dua)
b) 3.41 + 2. 40
(tiga empatan dan dua)
c) 3.71 + 2. 70
(tiga juhan dan dua)
untuk membedakan bilangan yang satu dengan yang lain, mengingat
adanya perbedaan bilangan dasar terebut bilangan itu dibubuhi subindeks.
Misalnya:
a) 3210
berarti tiga puluhan dan dua
b) 325
berarti tiga limaan dan dua
c) 328
berarti tiga delapanan dan dua
Atau cara menyebutkannya dapat pula sebagai berikut :
a) 3210
dibaca tiga puluh dua
b) 324
dibaca tiga dua, bilangan dasar empat
Contoh:
8910 = 11214
123
12130
301 +
21 1030
11311
21(203) = ...
3120 : 102 = ...?
203
21 x
203
1002 +
10223
B.4.3 BILANGAN DASAR DUA
Pada sistem bilangan dengan bilangan dasar dua hanya dua lambang saja
yang digunakan, yaitu 0 dan 1.
Contoh :
1010112 = (1.25) + (0.24) + (1.23) + (0.22) + (1.21) + (1.20)
= 4310
Contoh:
a). 101 + 11 = 1000
b). 10000 11 = 1101
c). 11(101) = 1111
d). 1111 : 11 = ..... ?
B.4.4 BILANGAN DASAR DUA BELAS
Dalam bilangan dasar dua belas ini maka kita harus menambahakan dua
lambang bilangan lagi, yaitu t untuk 10 dan e untuk 11. Maka bilangan
dasar dua belas itu jika ditulis antara lain : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, t, e.
Oleh karena itu 1012 = 1210, t12 = 1010, e 12 = 1110.
Contoh :
a). t3 + e9 =
b). 100 4t =
t3
100
e9 +
4t ee2
52
c). 100(3t) = ....?
d). 7e : 5 = ... ?
B.5
KETAKSAMAAN, PERTAKSAMAAN DAN GARIS BILANGAN
Sifat dasar urutan yang terdapat dalam himpunan bilangan asli berlaku
pula untuk himpunan bilangan bulat dengan beberapa tambahan. sifat dasar urutan
untuk himpunan bilangan bulat itu keseluruhannya adalahsebagai berikut:
Jika B adalah himpunan bilangan bulat maka,
1. , ;.
> , .
.<
2. , ,
(x>>) +(>)
3., , ,
,<.(+<+)
(>) (+>y +z)
4. , ,
,<.(<
(x >)(>)
5.., , ,
(z>0)
6., ,,
(<0)
7. , , ,
(z<0)
8. , , ,
(<0)
9.,
,<., . < ..
,>.( .> .)
,<., .> ..
,>.( .> .)
,<.( x +z < :)
, >.( : >:)
,<., : > :.
(>), : <:.
,<0<0.,+<0.
,>0>0.,+>0.
10., ,
,<0<0., .<0.
(x>>0), .<.
,<>0., . <0.
,>0<0.( . <0)
Definisi :
1. , ,
2. , ,
,<.,>.
, >., >.
3. , ,
, <., >.
4. , ,
, >., >0.
8
, >.,<.
, <.( <0)
Contoh :
a. Buktikan: <
Bukti: + <
+<
<
(terbukti)
>20
,2.>2 (+7)-5 ,
20
x>2
2
Jadi, >2. HJ ={ xx
C. BILANGAN RASIONAL
C.1
BILANGAN PECAHAN
Bilangan pecahan adalah bilangan yang dibutuhkan untuk mengukur ukuran yang
lebih kecil dari satu.
Pecahan ialah hasil bagi sebuah pembagian; bilangan yang dibagi kita sebut
pembilang (numerator) dan pembaginya kita sedut penyebut (denominator);
misalnya, dalam , bilangan 7 disebut pembilang dan bilangan 8 disebut penyebut.
Dua pecahan atau lebih disebut tak senama, jika tidak memiliki penyebut yang
sama, misalnya
, ,
Semua contoh di atas disebut pecahan positif. Pada mulanya pecahan positiflah
yang dikenal orang, kemudian menyusul pecahan negatif.
Suatu pecahan disebut pecahan persepuluhan, jika penyebutnya suatu pangkat
bilangan sepuluh, misalnya,
ditulis sebagai berikut: 0,7; 0,24; dan 0,368, yang disebut juga pecahan decimal.
Suatu pecahan biasa, misalnya , dapat diubah menjadi pecahan desimal dengan
jalan membagi pembilang dengan penyebutnya. Jadi, 3 kita bagi dengan 4 dan
diperoleh 0,75. Untuk mengubah menjadi pecahan decimal, kita bagi 3 dengan 8
dan didapat 0,375. Adakalanya pembagian yang kita lakukan itu menghasilkan
angka (digits) yang terbatas banyaknya, tetapi ada pula yang tanpa akhir;
misalnya,
= 0,5
= 0,25
= 0,4545454545.
10
= 0,03125
= 0,015625
= 0,048
= 0,0032
= 0,33333333
Jawab :
Bilangan
( bilangan yang sesungguhnya tidak ada, karena bilangan negatif tidak bisa
di akar 2). Jadi jelas kalau bilangan itu tidak termasuk bilangan rasional
maupun bilangan irasional.
2. Apakah bilangan 0,98787768638 merupakan bilangan rasional ?
Jawab :
Tentu saja merupakan bilangan rasional, karena dapat di ubah menjadi
dimana a = 25, b = 99
11
Jawab:
Ya. Secara keseluruhan itu benar. Akan tetapi, pecahan yang pembilang
atau penyebutnya bukan bilangan rasional belum tentu rasional.
5. Bagaimana menentukan suatu pecahan dari bilangan desimal berpola
dengan cepat?
Jawab:
Pertama tentukan dulu berapa banyak bilangan yang berulang. Lalu,
bilangan yang berulang itu tinggal dibagi 9 atau 99 atau 999 dan
seterusnya (tergantung dari banyak bilangan yang berulang tadi).
Misal bilangan terxebut adalah 0,123123123...
Terdapat 3 bilangan tang terrulang maka
6. Misalkan
adalah
suatu
pecahan
dari
bilangan
12
0).
(a, b
a, b
Jika, jika a
B, maka a adalah bilangan rasional, tetapi jika b
Ra (Ra =
himpunan bilangan rasionl), maka b belum tentu bilangan bulat, sifat dasar yang
terdapat pada himpunan bilangan bulat, semuanya berlaku untuk himpunan
bilangan rasional dengan beberapa tambahan.
Untuk semua bilangan x, y dalam himpunan bilangan rasional, maka x + y, x y,
x y, dan (y 0) adalah dalam himpunan bilangan rasional.
Apa sebabnya kita mengadakan pengecualian, dapat kita pahami segera dari
definisi pembagian berikut ini.
DEFINISI
x,y
x.
Misalnya, y = 0 dan x 0, maka x : 0 berarti bilangan z, sehingga 0 z = x. Tetapi
0
z = x.
Ra ,
0).
Sifat dasar urutan yang berlaku untuk bilangan bulat, berlaku pula untuk bilangan
rasional. Dengan mengganti himpunan bilangan bulat (B) dengan himpunan
bilangan rasional (Rn), dan melenyapkan dua perkataan kalau ada, maka sifat
dasar urutan bilangan bulat menjadi sifat dasar urutan untuk bilangan rasional.
13
Demikian pula definisi untuk bilangan bulat berlaku pula untuk bilangan rasional
dengan beberapa tambahan:
a. Jika dan
adalah pecahan
.
= .
Contoh:
a. Hasilbagi dua pecahan : selalu ada.
Buktikan : =
= .
= (terbukti)
= bd
=
ad = bc ( terbukti)
D. BILANGAN IRASIONAL
D.1
Telah kita ketahui, bahwa himpunan bilangan irasional, ialah himpinan bilangan
yang dapat dinyatakan oleh desiml berulang*. Jadi, tiap bilangan rasional dapat
14
dinyatakan oleh sebuah decimal berulang, dan tiap decimal berulang menyatakan
sebuah bilangan rasional. Tetapi ada pula decimal yang tak berulang, mialnya,
0,01001000100001, dimana terdapat satu 0 lebih banyak dibelakang dari pada di
depan 1. Contoh lain, e = 2,71828..(e bilangan pokok logaritma asli);
3,141592653589.;
(lambang
dapat diubah
menjadi decimal yang tak berulang. Himpunan bilangan seperti ini disebut
himpunan irasional.
Definisi:
Himpunan bilangan yang tak dapat ditulis sebagai (a, b anggota dari himpunan
bilangan bulat dan b 0) disebut himpunan bilangan irrasional. Himpunan
bilangan yang terdiri atas desimal tak berulang disebut himpunan bilangan
irrasional.
Dalam pasal ini menghadapi lambang baru, seperti
dan dapat
diubah menjadi decimal yang tak berulang. Selanjutnya himpunan seperti ini
disebut himpunan bilangan irasional. Salah satu lambangnya telah diganti dengan
lambang lain, yaitu 1,414213. Lambang
1,414213.. tetapi, jika
tentulah yang dimaksud ialah
yaitu an.
DEFINISI Jika a dan n bilangan asli maka a n berarti a a
jadi an = a
dengan n faktor
(n faktor a).
Dalam lambang an (dibaca, a pangkat n), a disebut bilangan pokok dan n disebut
eksponen.
Contoh
15
a2 =
23 = 2
24 =
32 =
33 =
b
ba.
SIFAT
Jika a, m, dan n bilangan asli, maka (am)n = amn
Contoh
(23)2 = 26 = 64
(22)3 = 26 = 64
SIFAT
Jika a, b dan n bilangan asli, maka
= .
Contoh
2
= 3, dibaca akar pangkat dua daripada Sembilan sama dengan tiga. Tidaklah
bia dituliskan
, tetapi
DEFINISI AKAR
16
)n = a (a dan n
bilangan asli).
Jadi,
dipangkati eksponen 2.
= 3, sebab 32 = 9
= 5, sebab 52 = 25
E. BILANGAN REAL
E.1
a.
Bilangan Komposit adalah suatu bilangan yang dapat dibagi oleh bilangan
yang lain
Km = {4,6,8,9,....}
6. Bilangan Cacah
Bilangan cacah adalh suatu bilangan yang dimulai dari nol
C = {0,1,2,3,...}
7. Bilangan bulat
Bilangan yang terdari bilangan bulat negtif, bilangan nol dan bilangan
bulat positif.
B = {...,-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,...}
8. Bilangan Pecahan
Suatu bilangan yang dapat di nyatakan dalam
pembilang dan b sebagai penyebut, dengan a ,b
, dimana a sebagai
dimana b 0.
9. Bilangan Rasional
Suatu bilangan yang dapat di nyatakan dalam
, dimana a sebagai
dimana b 0.
dimana b 0.
, = 3,14159..., e = 2,71828....
E.2
Semua bilangan rasional dan irrasional membentuk himpunan bilagan baru yang
disebut dengan himpunan bilangan real . Ciri penting dari bilangan real adalah
setiap bilangan real mempunyai korespondensi satu satu dengan suatu titik pada
suatu gari lurus.
2
1
-2
-1
F. AKAR BILANGAN
Setiap bilangan real x yang berpangkat n (n N dan n
maka y
atau x = y .
0, maka y
Contoh.
= 3, tetapi jika x2 = 9, maka x =
a.
F.1
am
an
19
Contoh :
1. Nyatakan bilangan berpangkat di bawah ini dalam bentuk akar
2
a.
b.
65
5a
2
3
c.
22
3
Jawab :
a.
b.
2
5
6
= 5 62 =
2
5a 3
5
=
c.
36
22
x 3
= x2 x
2
x3
= x2 3 x2
5
= 3
2
a3
a2
b.
a3
a2
c.
b 1
d.
b3
1 3
9
1
81
Jawab :
2
5
3
a. 5 3 2 =
6
b.
a3
c.
b 1
d.
13 1
9
81
a2
= a3 x
b3
a6
= b1 x
= 3 2 x
81
31
3
b2
1
3
b2
= 3 2 x
3 4
1
3
1
3 3
3
1
=
1
33
F.2
MENYEDERHANAKAN BENTUK AKAR
Dalam perhitungan sering menemukan bentuk akar bilangan besar yang bukan
merupakan bilangan prima, pada bagian ini akan dibahas bagaimana cara
menyederhanakan bentuk akar yang dimaksud tadi.
Contoh :
Sederhanakan bentuk akar di bawah ini
a.
b.
48
96a 5
c.
54x8
Jawab :
a.
48
16 x 3
16 x
=
b.
96a 5
c.
3
54x8
27 x 6 x 2 x 2
27 x 6 x
= 3x 2 3 2 x 2
4 3
16a 4 x 6a
16a 4 x
6a
20
2x 2
= 4a 2 6a
F.3
Untuk di ingat :
+ b a b dan a b a b
F.3.2. Operasi Perkalian Bentuk Akar
Seperti telah di sebutkan sebelumnya bahwa
a x a = a 2 = a , untuk aR dan a > 0
a x a =
a
a x
= pq
ab
axb
2.
3.
4.
(q
(
5.
+
b
)(
) = pq
)=
)2 = (a + b) + 2
b
) =
ac
) = (a + b ) 2
21
pr
ad
ab
( a b) 2
ab
ab
ab
ac
bc
bd
( a b) 2
Contoh :
Tentukan hasil perkalian bentuk akar di bawah ini
a. 5 x 2
e. 2
b. 2
7 x
3 2
c. 5 2 ( 2 +
d. 3
(4 2 2
3 x
f. ( 2 +
g. (
2)
h. (
5)
, dengan a > b
ab
)(
5 2 x4
5
2)
Jawab :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
= 10
7 x 3 2 = (2 x 3) 14 = 6 14
2 ( 2 + 3 ) = 10 + 5 6
3 (4 2 2 5 ) = 12 6 6 15
3 x 5 2 x 4 3 = ( 2 x 5 x 4 x 3 ) 2 = 120 2
2 + 7 )( 5 + 3 ) = 10 + 6 + 35 + 21
5 + 2 )2 = ( 5 + 2 ) + 2 10 = 7 + 2 10
3 2 )2 = ( 3 + 2 ) 2 6 = 5 2 6
5 x
2
5
3
2
(
(
(
2 =
5x 2
Contoh :
Nyatakan dalam bentuk operasi jumlah untuk bentuk akar
Jawab :
13
a. 15 2 26
26
syarat
2 +
Jumlah
15
F.4
hasil kali
2 26 = (
15
13
2)
DEFINISI
=
x, jika x
x, jika x
x
0;
R, maka| x | =
x, jika x
Jadi,
15 2
0.
=|x|
22
26
Contoh
2
a).
=6
2
Jawab:
= x
1, jika x 1
x1=6
2
x=7
(x
1), jika x
(x
=6
x=
=7
jawab:| x
jika x
x
|x
x = 10
x
jika x
=7
x=
terbukti
G. BILANGAN KOMPLEKS
G.1
BILANGAN IMAJINAR
bilangan itu sendiri, menghasilkan -4? Dalam sistem bilangan real tidak ada,
bukan +2, bukan pula -2 hasilnya. Operasi untuk menarik akar pangkat genap dari
pada bilangan negatif mangharuskan kita menentukan himpunan bilangan yang
baru, yang kita sebut bilangan imajinar. Itu adalah suatu bilangan, yang jika
23
i=
i2 = -1
i3 = i2 . i = -i . i = -i
i4 = (i2)2 = (-i)2 = i
i5 = i4 . i = i . i = i
=
c
=i
=
=i
Tidak boleh
.i
.
=i
= i2
= i (4) = 4i
=-
+ 2i, 7 3i.
X1.2 =
X1.2 =
X1 = - + i
24
X2 = - - i
Contoh :
a. Sederhanakan i5 + 3i4 5i3 + 6i2 3i
jawab:
i5 + 3i4 5i3 + 6i2 3i
=i + 3 + 5i 6 3i
= -3 + 3i
b. Sederhanakan
jawab:
=
=
=
=
=
Dua bilangan kompleks dikatakan sama, jika, dan hanya jika, bagian
realnya sama dan bagian imajinarnya sama.
Jadi, a + bi = x + yi, jika, dan hanya jika, a = x dan b = y; a + bi = 0, jika
dan hanya jika a = b = 0
G.3
OPERASI
Operasi pada bilangan kompleks :
a. Penjumlahan: (a + bi) + (c + di) = (a + c) + (b + d) i
Contoh : (-2 + 3i) + (3 2i) = (-2 + 3) + (3 2)i = 1 + i
b. Pengurangan : (a + bi) (c + di) = (a c) + (b d) i
Contoh : (-2 + 3i) - (3 2i) = (-2 - 3) + (3 + 2)i = - 5 + 5 i
Jadi, menambah atau mengurang dua bilangan kompleks dilakukan
sebagai berikut: tambahkan atau kurangkan bagian real dan bagian
imajinarnya secara terpisah.
c. Penggandaan : (a + bi) (c + di) = ac + adi + bci + bdi2
=ac + (ad +bc)i bd = (ac bd) + (ad + bc) i
Contoh : (-2 + 3i) (3 2i) = (- 6 + 6) + (4 + 9)i = 13 i
Untuk mendapatkan hasil perbanyakan dua bilangan kompleks, kalikanlah
seperti dua buah suku dua, kemudian gantilah i2 dengan -1.
d. Pembagian
Contoh :
25
a
Jika titik P kita hubungkan dengan 0 dan OP kita nyatakan dengan r, sedangkan
sudut antara garis ini dengan sumbu X+ adalah , maka kita dapatkan:
a = r cos ,
b = r sin ,
r=
tg
Sifat 1:
Bukti:
26
Sifat 2
Bukti:
Contoh:
a. hitunglah 3(cos 380 + i sin 380) . 4 (cos 820 + i sin 820)
jawab
3 (cos 380 + i sin 380) . 4 (cos 820 + i sin 820)
12
12 (cos
+
+ i sin
) = =6 + 6i
hitunglah:
= ...
jawab:
= cos (750 450) + i sin (750 450)
= cos 300 + i sin 300
=
G.5
(cos
+ i
DALIL DE MOIVRE
+ i sin )n = cos n + i sin n , n bilangan asli.
27
Bukti
r1 (cos
+ i sin
r1 r2
) r2 (cos
+ i sin
) + i sin (
. (SIFAT)
.r
... r
jadi,
r
= rn
(n faktor)
n
atau
= rn
28
=
= 342 (-1 + i.0)
= -324
Telah diketahui cos
Sin
= cos (
= sin (
Jadi, r (cos
k bulat.
, k bulat.
+ i Sin ) =
(1)
Untuk mencari akar suatu bilangan kompleks dapat kita pergunakan (1) dan dalil
moivre
Dengan k = 0, 1, 2, 3, ... , (n 1)
Contoh
1. Hitunglah ketiga akar
Jawab:
r=
tg
=6
jadi, 9 + 3i
=6
=
=6.3
= (36 . 3)
=
Dengan k = 0, 1, 2
Ketiga akar itu adalah;
29
K = 0 =>
K = 1 =>
K = 2 =>
2. Hitunglah :
Jawab :
H.
H.1
Salah satu cara untuk mempermudah perhitungan pada operasi pembagian apabila
penyebutnya berbentuk akar yaitu dengan cara merasionalkan penyebut.
Sebagai ilustrasi :
30
Tanpa menggunakan kalkulator atau alat bantu hitung lainnya, tentukan hasil bagi
dari
1
2
, jika
2 = 1,4142
= 1,4142 = ...
2
= 2 = (1,4142) = ...
1. Bilangan Berbentuk
, kalikan dengan
a.
b.
c.
6
3
6
=
3
3
2 5
5
3
b.
6
x
3
3
2 5
5
3
2. Bilangan Berbentuk a
2 5
c.
5
3
6 3
= 2
3
atau
3
3 5
=
10
10
5 x
3
1
3
15
c
a
31
a.
b.
c.
d.
5 + 4 3 adalah 5 4 3
7 2 3 adalah 7 2 + 3
3 + 7 adalah
3 7
5 2 4 5 adalah 5 2 + 4
dan seterusnya
Contoh :
Rasionalkan penyebut bilangan pecahan berikut ini :
2
a. 3 5
b. 4 2 3
c.
2
2 5 4
Jawab :
2
a. 3 5
= 3 5 x
2 (3
4
(3 5 )
2
b. 4 2 3
x
42 3
6 (4 2 3 )
16 12
6 (4 2 3 )
4
6+3
2 5 4
42 3
42 3
6 (4 2 3 )
16 4(3)
Bilangan Berbentuk
5)
2 5 4
2 5 4
2 5 4
2 ( 2 5 4)
20 16
3.
2 (3 5 )
9 5
c.
2 10 4 2
4
1
2
10
c
atau
a b
b 0
32
c
untuk penyebut
a b
b 0 ,
c
a b
c
a b
a b
a b
c
a b
a b
a b
a b
a b
a b
a b
a b
c a b
a2 b
a b
a b
c a b
a2 b
a b
a b
Contoh :
1. Rasionalkan penyebut bilangan pecahan berikut ini :
4
5
2 2 3
b.
Jawab :
a.
4
3
4( 3
2
2( 3
=
b.
5)
5)
2 5 2 3
5
2 2 3
b q, maka penyebut
menjadi
a b
ab
a.
a b
ab
5
2 2 3
5 ( 2 2 3)
2 12
10 2 15
10
33
2 2 3
2 2 3
1
10
10
1
5
15
2.
=
=
4. PENYEBUT BERBENTUK
Jika penyebut berbentuk
bentuk
Contoh
=
=
=
34
Contoh :
5
k (k 1)
k 1
Jawab:
5
= 1 2 + 2 3 + 3 4 + 4 5 + 5 6
= 2 + 6 + 12 + 20 + 30
Contoh :
2. Tulislah bentuk penjumlahan berikut dalam notasi sigma.
a. 2 + 4 + 6 + 8 + 10
b.
1 2 3 4
2 3 4 5
c. ab 5 + a 2 b 4 + a 3 b 3 + a 4 b 2
Jawab:
a. 2 + 4 + 6 + 8 + 10 = 2 1 + 2 2 + 2 3 + 2 4 + 2 5
= 2 (1 + 2 + 3 + 4 + 5)
5
2k
k 1
35
b.
1 2 3 4
1
= (1)
+ (1)
2 3 4 5
11
2
+ (1)
2 1
3
+ (1)
3 1
4
4 1
4
(1)
k 1
c. ab
4
+a b
2
k
k 1
+ a 3 b 3 + a 4 b 2 = a 1 b 6 1 + a 2 b 6 2 + a 3 b 6 3 + a
b 64
4
a b
k
6k
k 1
Contoh :
3. Tentukan nilai-nilai notasi sigma berikut.
10
a.
b.
p 1
2n
n 3
Jawab:
10
a.
= 1 + 2 + 3 + 4 + + 10
p 1
= 55
6
b.
2n
n 3
= 18 + 32 + 50 + 72
= 172
Contoh :
4
(k
4k )
k 1
Jawab:
Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal di atas.
Cara 1:
4
(k
k 1
(k 2 4k ) =
k 1
k 1
k 1
k 2 4k
4
k 1
k 1
k 2 4 k
36
= (1 2 + 2 2 + 3 2 + 4 2 ) 4( 1 + 2+ 3 + 4)
= (1 + 4 + 9 + 16) 4(10)
= 30 40
= 10
Contoh :
5. Dengan menggunakan sifat notasi sigma, buktikan bahwa :
n
k 1
k 1
k 1
(2k 4) 2 4 k 2 16 k 16n
Jawab:
n
k 1
4k 2 16k 161
k 1
k 1
k 1
k 1
k 1
4 k 2 16 k 16n .............................................(terbukti)
Contoh :
6. Ubahlah batas bawah sigma menjadi 1 dari notasi sigma berikut :
5
a.
(k 1)
k 3
4
b.
(3 2k )
k 0
Jawab:
5
a.
(k 1) =
k 3
(k 2) 1 (k 3)
k 3 2
k 1
4 1
b.
5 2
(3 2k ) = (3 2(k 1))
k 0
k 0 1
k 1
k 1
(3 2k 2) (5 2k )
I.2
NOTASI
Hasil perbanyakan (kali) dapat dinyatakan secara singkat dengan notasi phi ().
Misalnya, jika diketahui a, b, dan c, maka
ab = ab.ac.bc = a2.b2.c2 =
37
a. a = a.b.c
b. a3b2 = a3b2.a3c2.b3c2.c3a2.c3b2
= a10.b10.c10
c.
Contoh :
I.3
NOTASI FAKTORIAL ( ! )
Untuk menyatakan hasilkali bilangan asli dari 1 sampai dengan n, digunakan n!
(n faktorial).
Misalkan:
0!=1
1!=1
2 ! = 2 .1 = 2
3!=3.2.1=6
:
:
10 ! = 10 . 9 . 8. 7 . 6 . 5 . 4 . 3 . 2 . 1 = 1814400 dan seterusnya.
Sehingga secara umum: n! = n(n -1) (n -2) ... 3.2. 1 =
Contoh :
5
5
3
ratusan
puluhan
satuan
Tiap angka dapat diambil sebagai ratusan. Cara itu menghasilkan 5
kemungkinan.
38
Karena tidak diharuskan ketiga angka berlainan, maka tiap angka dapat
diambil sebagai puluhan. Ada 5 kemungkinan lagi. Satuan hanya dapat
dipilih dari 3, 5, 7 sebab harus bilangan ganjil . Ada 3 kemungkinan.
Maka banyak bilangan ada 5 . 5 . 3 = 75 bilangan.
J.
PERMUTASI
J. 1. PENDAHULUAN
Masalah penyusunan kepanitiaan yang terdiri dari ktua, sekretaris dan bendahara
imana urutan diprtimbangkan merupakan salah satu contoh permutasi. Jika
terdapat 3 orang ( masailnya Amir, Budi, dan Cindy) yang akan dipilah untuk
menduduki posisitersebut, maka dengan menggunakan prinsip perkalian kita
dapat menentukan banyaknya susunan panitia yang mungkin, yaitu :
- Pertama menentukan ketua, yang dapat dilakukan dalam 3 cara.
- Begitu ketua ditentukan, sekretaris dapat ditentukan dalam 2 cara.
- Setelah ketua dan sekretaris ditentukan, bendahara dapat ditentukan dalam
1 cara.
- Sehingga banyaknya susunan painita yang mungkin adalah 321 = 6
J.2 PERMUTASI
Secara formal, permutasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
Definisi
Permutasi dari n unsur yang berbeda
n unsur tersebut.
Contoh :
Tentukan permutasi dari 3 huruf yang berbeda pada huruf A B C !
Permutasi dari huruf ABC adalah ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA. Sehingga
terdapat 6 permutasi dari huruf ABC.
Teorema
Terdapat n ! permutasi daari unsur yang berbeda.
Bukti :
Asumsikan bahwa permutasi dari n unsur yang berbeda merupakan aktifitas yang
terdiri dari n langkah yang berurutan. Langkah pertama adalah memilih unsur
pertama yang bisa dilkukan dengan n cara. Langkah kedua adlah memilih unsur
kedua yang bisa dilakukan dengan n 1 cara kerena unsur pertama sudah terpilih.
Lanjutkan langkah tersebut sampai pada langkah ke n yang bisa dilakukan
dengan 1 cara. Berdasarkan prinsip perkalian terdapat n (n 1) (n 2).....21 = n !
permutasi dari n unsur yang berbeda.
Contoh :
1. Berapa banyak permutasi dari huruf ABC ?
39
adalah pengurutan
40
Jadi,
Contoh :
1. Gunakan teorema diatas untuk menentukan permutasi-3 dari 5 huruf yang
berbeda, misalnya ABCDE !
Jawab : Karena r = 3 dan n = 5 maka permutasi-3 dari 5 huruf ABCDE
adalah :
K. KOMBINASI
41
Kombinasi k unsur dari n unsur adalah pemilihan k unsur dari n unsur yang ada
itu tanpa memperhatikun urutannya (k n).
Ciri kombinasi: pemilihan, urutan yang tidak diperhatikan.
n
Ck =
Ada 6 kombinasi 2 unsur dari 4 unsur a, b, c, d yaitu ab, ac, ad, bc, bd, cd.
Contoh:
Dalam sebuah kantong terdapat 6 bola merah dan 5 putih. Tentukan banyak cara
untuk mengambil 4 bola dari kantong tersebut sehingga :
a.Keempat bola tersebut terdiri dari 2 merah dan 2 putih.
b. Keempat bola tersebut warnanya lama.
Jawab:
a. Untuk mengambil 2 dari 6 bola merah ada 6C2 cara, untuk mengambil 2
dari 5 bola putih ada 5C2 cara. Banyak cara untuk mengambil 4 bola terdiri
2 merah 2 putih adalah: 6C2 . 5C2 = 150 cara.
b. 4 bola warna lama, jadi semua merah atau semua putih.
Untuk mengambil 4 dari 6 bola merah ada 6C4 cara. Untuk mengambil 4
dari 5 bola putih ada 5C6 cara. Banyak cara mengambi 14 bola yang
warnanya lama: 6C4 + 5C4 =15 + 5 = 20 cara.
L.
TEOREMA BINOMIUM
1.
(a + b)0 = 1
(a + b )2 = a2 + 2ab +b2
:
:
(a + b)8 = ...
Contoh :
Tentukan koefisien dari a8b2 pada (a + b)10
Jawab :
42
2.
(a + b )2 = a2 + 2ab +b2
M.
PERLUASAN (1 + x)n
Terdapat sebanyak n + 1 suku dan berlaku untuk semua bilangan asli n. Jika n
bilangan real yang lain (n 0), maka perluasan (1) tak terbatas.
Contoh :
Hitunglah sampai dengan empat desimal (1, 03)-5
Jawab :
43
N.
Jawab :
a). Untuk n = 1
5 = 5 Jadi, 1 S
b). Misalkan k S maka untuk n = k(1) menjadi
44
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Rawuh, Koesmartono. 1983.Matematika Pendahuluan. Bandung :
ITB
45