Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN AWAL MATERI BAB I

BILANGAN REAL, PERTIDAKSAMAAN DAN NILAI MUTLAK


1.1 Sistem Bilangan Real
Di sekolah, kita telah akrab dengan berbagai bentuk bilangan, seperti bilangan bulat, bilangan
rasional, bilangan irrasional dll. Gabungan dari kumpulan bilangan rasional dan irrasional disebut
dengan bilangan real atau bilangan riil.
Simbol atau lambang baku untuk mengenali himpunan bilangan, antara lain:
R = {x| x bilangan real}
N = {x| x bilangan asli} = {1, 2, 3, 4, ...}
Z = {x| x bilangan bulat} = {..., -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, ... }
Q = {x| x bilangan rasional}
R\Q (Bilangan Irrasional) = {x| x bilangan real yang bukan bilangan rasional}
Berbagai nama bilangan khusus yang terdapat dalam himpunan bilangan bulat, antara lain:
Bilangan Prima adalah bilangan asli yang hanya mempunyai dua faktor: 2,3,5,7,11,…
Bilangan Komposit adalah bilangan asli yang mempunyai lebih dari dua faktor: 4,6,8,10,…
Bilangan Cacah adalah bilangan asli beserta unsur nol: 0,1,2,3,4,…
Bilangan Genap adalah bilangan bulat kelipatan dua (ditulis 2n, n bil bulat): …, -4,-2,0,2,4,6,…
Bilangan Ganjil adalah bilangan bulat bukan kelipatan dua (2n-1 atau 2n+1): …, -5,-3,-1,1,3,5,…

p
Bilangan Rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk dimana p dan q bilangan
q
bulat q ≠ 0 atau p bilangan bulat dan q bilangan asli
Perhatikan, bilangan rasional bila ditulis dalam bentuk desimal, maka desimal dari bilangan ini akan
selalu berulang, sebagai contoh
1 2
= 0,25000… = 0,250 ; = 0,66666… = 0,6 ; 5 = 10/2 = 5,000…=5 , 0
4 3
Dari contoh di atas, tampaklah bahwa bilangan bulat juga merupakan bilangan rasional termasuk juga
bilangan nol bukan?
Catatan: Tanda garis diatas desimal dibaca dengan bar yakni menyatakan desimal yang berulang
Contoh.

1
Tunjukkan bahwa bilangan desimal berulang x = 3,2464646… = 3, 246 adalah bilangan rasional.
Jawab:
p
Harus kita tunjukkan bahwa x = 3, 246 dapat dinyatakan dalam bentuk dimana p dan q bilangan
q
bulat, q ≠ 0.
Karena x = 3, 246 , maka
1000 kali x = 1000x = 3246,46
10x = 32,46
990x = 3214
3214
Jadi x = . Ini berarti bahwa x merupakan bilangan rasional.
990
Bilangan Irrasional atau Bilangan Tak Rasional adalah bilangan real yang tak dapat dinyatakan
p
dalam bentuk dengan p , q bilangan bulat dan q ≠ 0. Jadi bilangan irrrasional adalah bilangan real
q
yang bukan rasional. Contoh: √ 3, log 5, √ 3/ 7 dll
Bentuk desimal dari bilangan-bilangan tak rasional adalah tak berulang.
Misalnya √ 2 = 1,414213562...... ; π = 3,141592… (desimalnya tak berulang)
Contoh:
Tunjukkan bahwa √ 2 adalah bilangan tak rasional.
Bukti: (Kita buktikan dengan cara kontradiksi)
Andaikan √ 2 bukan bilangan tak rasional.
Oleh pengandaian di atas, berarti √ 2 adalah bilangan rasional. Akibatnya ada bilangan bulat a dan b,
a
dimana b ≠ 0 sehingga √ 2 = dengan pembagi sekutu terbesar dari a dan b hanya 1 (tidak mempunyai
b
faktor persekutuan kecuali 1). Sehingga diperoleh 2b2 = a2 . Dari sini tampak bahwa a2 kelipatan dua,
akibatnya a juga merupakan kelipatan 2 .. (*)
Namakan a=2p untuk suatu bilangan bulat p, sehingga diperoleh
2b2 = (2p)2 = 4p2
b2 = 2p2
Analog dengan argument di atas, dari hasil ini juga dapat disimpulkan bahwa b kelipatan 2 …(**).

2
Dari (*) dan (**) disimpulkan bahwa a dan b mempunyai faktor sekutu lain yaitu 2. Hal ini kontradiksi
dengan pengambilan a dan b di atas. Jadi, pengandaian √ 2 bilangan rasional adalah salah, ini berarti
bahwa √ 2adalah bilangan tak rasional (telah terbukti).

1.1.1. Sifat Lapangan Bilangan Real


Operasi penjumlahan dan perkalian pada R memenuhi sifat lapangan atau sifat medan bilangan
real. Adapun sifat lapangan bilangan real adalah sebagai berikut:

Untuk setiap x,y,z R, berlaku

1. Sifat komutatif (terhadap penjumlahan dan perkalian)


x+y=y+x
x.y =y.x
2. Sifat asosiatif (terhadap penjumlahan dan perkalian)
x + (y + z) = (x+y) + z
x(yz) = (xy) z
3. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan
x(y + z) = xy + xz
4. Unsur kesatuan
Terdapat unsur 0 (unsur kesatuan tambah atau unsur nol) dan 1 (unsur kesatuan kali atau unsur
satuan) yang memenuhi x + 0 = 0 + x = x dan x.1 = 1.x = x
5. Unsur balikan (invers)

(i) Untuk setiaap x R, terdapat - x R sehingga x + (-x)=0 (-x lawan dari x )

(ii) Untuk setiap x R, x 0 terdapat x-1 R sehingga x. x-1 = 1 (x-1 kebalikan dari x )

Berdasarkan sifat lapangan pada bilangan real dapat didefinisikan operasi biner lainnya, yaitu
operasi pengurangan (-) dan pembagian (÷ ¿.
Definisi 1.1.1 ( Pengurangan dan Pembagian Bilangan Real):

Misalkan x,y R.

a). Pengurangan bilangan real x dan y ditulis x – y didefinisikan dengan x – y = x + (-y)

3
x
b). Pembagian bilangan real x oleh y (y 0) ditulis x : y didefinisikan dengan x : y = y = x.y-1

Perlu diingat bahwa operasi pengurangan saling invers dengan operasi penjumlahan, dan
operasi pembagian saling invers dengan operasi perkalian. Selain itu , dari sifat lapangan pada R dapat
diturunkan rumus-rumus aljabar elementer yang disajikan pada teorema berikut.
Teorema 1.1.2 ( Sifat-sifat Aljabar Elementer Bilangan Real) :
Misalkan a, b, c adalah bilangan real.
(a) Jika a = b, maka a + c = b + c dan ac = bc
(b) Jika a + c = b + c, maka a = b

(c) Jika ac = bc dan c 0 , maka a = b


(d) -(-a) = a

(e) (a-1)-1 = a,a 0


(f) a(b-c) = ab – ac
(g) a . 0 = 0 = 0. a
(h) a(-b) = (-a)b = -ab, khususnya (-1)a = -a
(i) (-a)(-b) = ab
(j) Jika ab = 0, maka a = 0 atau b = 0
a c
(k) Jika = , maka ad = bc, b 0, d 0
b d
a c ad +bc
(l) + = , b 0, d 0
b d bd
1.1.2 Sifat Urutan pada Billangan Real
Sifat urutan pada bilangan real menurunkan suatu konsep yang membandingkan di antara
bilangan real, sehingga diperoleh suatu bilangan real lebih dari atau kurang dari bilangan real lainnya.
Pada bilangan real R, jika b terletak di sebelah kanan dari a pada garis bilangan, dikatakan b lebih
dari a dan ditulis b > a .
Sedangkan sebaliknya dikatakan a kurang dari b dan ditulis a < b.
Bilangan real bukan nol dibedakan menjadi bilangan real positif dan bilangan real negatif. Dari fakta
tersebut dapat diperkenalkan relasi urutan “<” yang disajikan pada definisi-definisi berikut.
Definisi 1.1.3:

4
Diberikan a,b ∈ R.
(1) a < b berarti b – a positif atau b – a > 0
(2) a ≤ b berarti a = b atau a < b
(3) b > a berarti a < b atau b – a positif

Berikut ini diperkenalkan aksioma urutan yang sering disebut dengan sifat trikhotomi. Adapun
aksioma urutan tersebut disajikan seperti di bawah ini.
Aksioma 1.1.4 (Aksioma urutan):

(1) Jika a R, maka salah satu dari pernyataan-pernyataan berikut berlaku:

a = 0 atau a positif atau a negatif ATAU a < 0; a = 0; a > 0


(2) Jumlah dua bilangan real positif adalah bilangan positif
(3) Perkalian dua bilangan real positif adalah bilangan positif.
Selanjutnya, akan dibicarakan sifat-sifat urutan yang disajikan pada teorema berikut.
Teorema 1.1.5 (Sifat-sifat Urutan)

Diberikan x, y, z ,a, b, c R.
(1) Jika x < y dan y < z, maka x < z ( sifat transitif)
(2) Jika x < y, maka x + c < y + c
(3) Jika x < y dan c > 0, maka cx < cy
(4) Jika x < y dan c < 0, maka cx > cy
(5) Jika 0 < a < b dan 0 < x < y, maka a.x < b.y
1 1
(6) Jika 0 < x < y atau x < y < 0, maka >
x y
Teorema ini akan dibuktikan hanya no (2), sedangkan bagian yang lainnya dikerjakan para
pembaca sebagai latihan.
Bukti:
(2) x < y berarti y – x > 0 (definisi),
y < z berarti z – y > 0 (definisi).
Dari sini diperoleh (y – x) + (z – y) > 0 ( jumlah dua bilangan positif)
⇒y–x+z–y>0

5
⇒ –x + z > 0
⇒z–x>0 (komutatif)
⇒x<z (definisi) ….. sifat 2 terbukti

Sifat kerapatan bilangan real menyatakan bahwa diantara sebarang dua bilangan real
yang berbeda (bagaimanapun dekatnya) terdapat suatu bilangan real (bahkan takhingga
banyak bilangan real). Konsep mendalam tentang sifat kerapatan/kepadatan bilangan real dapat
dibahas pada matakuliah Kalkulus Diferensial dan Analisis Real. Berikut akan diberi illustrasi
sederhana untuk mengenal sifat dimaksud.
Misalkan x dan y dua bilangan real yang berlainan, kemudian dibentuk bilangan real z = (x+y)/2 yang
merupakan bilangan pertengahan di antara x dan y. Situasi ini diperlihatkan pada gambar di bawah ini .

x z= (x+y)/2 y
Gambar 1.1.2
Dengan cara yang sama, diperoleh suatu bilangan s diantara x dan z, dan bilangan lain t di
antara z dan y. Proses ini dapat diulangi sampai tak berhingga kali, sehingga diantara dua bilangan real
sebarang (tidak perduli berapapun dekatnya) terdapat tak berhingga banyaknya bilangan real lain.
Akibatnya bahwa diantara dua bilangan rasional terdapat suatu bilangan rasional, dan di antara setiap
dua bilangan tak rasional terdapat suatu bilangan tak rasional. Dengan kata lain, bahwa bilangan
rasional dan tak rasional keduanya rapat sepanjang garis bilangan real. Hal ini berarti bahwa setiap
bilangan mempunyai tetangga bilangan rasional dan bilangan tak rasional yang cukup dekat
dengannya.

6
Latihan 1.1 Untuk soal nomor 9 sd 14, selidiki apakah

Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor 9, pernyataan yang di berikan benar ?. Jika benar

buktikan kebenaran dari setiap pernyataan yang buktikan, jika salah, berikan contoh penyangkal

di berikan . 9. a ≤ b, maka a – 4 ≤ b – 4
10. a ≤ b, maka a – a ≤ -b
1. √ 3 adalah bilangan tak rasional .
2. Jumlah dua bilangan rasional adalah 11. a ≤ b, maka a 2 ≤ ab

rasional. 12. a ≤ b, maka a 3 ≤ a2 b

3. 0 <a <b jika hanya jika a 2 < b2 13. Jumlah dua bilangan tak rasional adalah tak

1 1 rasional .
4. 0 < a < b jika dan hanya jika >
a b Untuk soal nomor 14 sd 17, tunjukkan bahwa
a+b desimal berulang berikut bilangan rasional
5. Jika a< b, maka a < <b
2
15. 2, 56565656....
6. Hasil kali sebuah bilangan rasional yang
16. 0, 217171717....
tak nol dengan sebuah bilangan tak
17. 3,9292929.....
rasional adalah tak rasional
18. Apakah 0,1234567891011121314 rasional
7. Jika bilangan asli m bukan merupakan
atau tak rasional? Jelaskan
bentuk kuadrat sempurna, maka √ m tak 19. Cari dua bilangan tak rasional yang
rasional.
jumlahnya rasional.
8. √ 6+3 adalah bilangan tak rasional.

7
1.2 Pertidaksamaan
Pertidaksamaan adalah hubungan matematika yang mengandung tanda salah satu dari <, >, ≥, ≤
, dan suatu variabel. Semua himpunan bilangan real yang memenuhi pertidaksamaan dinamakan
himpunan penyelesaian. Penyelesaian pertidaksamaan dapat diperoleh dengan menggunakan sifat-sifat
urutan yang telah dibicarakan pada pasal sebelumnya. Himpunan penyelesaian suatu pertidaksamaan
dapat dituliskan dalam bentuk notasi himpunan atau dalam notasi interval.
Sebelum membicarakan pertidaksamaan, terlebih dahulu akan dibahas mengenai pengertian interval
yang sangat erat kaitannya dengan penulisan himpunan penyelesaian suatu pertidaksamaan .
Suatu interval adalah himpunan bagian tak kosong dari R yang memenuhi ketaksamaan tertentu. Suatu
interval terdiri dari interval terbatas dan interval tak terbatas.
Definisi 1.2.1 ( Interval Terbatas)
(a,b) = { x ∈R | a < x < b } ( )
a b
[ a, b ] = { x ∈R | a ≤ x ≤ b } [ ]
a b
( a,b ] = { x ∈ R | a < x ≤ b } ( ]
a b
[a,b) = {x ∈ R∨a ≤ x < b } [ )
a b
Definisi 2.2.2 ( Interval Tak Terbatas ):
(a,+ ∞ ) = { x ∈R | x > a } (
a
[a,+ ∞ ) = { x ∈R | x ≥ a } [
a
(- ∞ , b) = { x ∈R | x < b } )
b
(- ∞ , b) = { x ∈R | x ≤b } ]
b
(- ∞+∞ ) = { x ∈R | (- ∞ < x < + (- ∞ } = R

8
Perlu diingat bahwa lambang +∞ berarti “membesar tanpa batas“ dan lambang -∞ berarti “mengecil
tanpa batas“.
CONTOH 1 : Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan x2 – x – 2 ≥ 4
Penyelesaian:
Perhatikan bahwa x2 – x – 2 ≥ 4
⇒ x2 – x – 6 ≥ 0
⇒ (x+2) (x-3)≥ 0 ....(1)
Nilai batas pertidaksamaan ini ialah x = –2 dan x = 3, yang membuat ruas kiri (1) bernilai nol. Nilai
batas pertidaksamaan tersebut membagi garis atas tiga interval. Diagram berikut cara menentukan
tanda pertidaksamaan pada selang (-∞ ,−2 ¿, (–2,3), dan (3, +∞ ).
++++ 0 ---- 0 + + ++
x < -2 -2 -2 < x <3 3 x>3

x+2<0 x+2>0 x+2 >0


x–3<0 x–3<0 x–3>0
(x+2) (x – 3) > 0 (pos) (x+2) (x – 3) < 0 (neg) (x + 2) (x–3) > 0 (pos)

Selanjutnya cara menentukan penyelesaian pertidaksamaan x2 – x – 2 ≥ 4 dilakukan dengan


memperhatikan gambar garis bilangannya, carilah interval bagian yang bertanda sama dengan
pertidaksamaan (1) yaitu positif atau nol. Dari sini diperoleh hasil (−∞ ,–2] ∪ [ 3, +∞ ) yang
merupakan penyelesaian pertidaksamaan tersebut.
Proses penyelesaian pertidaksamaan pada ilustrasi di atas ditulis secara singkat sebagai berikut:

+++++++++++0 -------------0+++++++++++
-2
Himpunan penyelesaiannya: (-∞ ,-2 ] ∪ [ 3, +∞ ) atau {x ∈R | -∞ < x ≤ -2 V 3 ≤ x < ∞ }
CONTOH 2: Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan x3 ( x+1)2 (x–2) > 0
Penyelesaian :
Nilai batas pertidaksamaan adalah x = 0, x = –1 dan x = 2 .Gambarkan semua nilai ini pada garis
bilangan dan tentukan tandanya.

9
+++++++0++++++++0-----------0++++++++
-1 0 . 2
Himpunan penyelesaiannya adalah (-∞ ,–1) ∪ (–1, 0) ∪ (2, + ∞ )
Catatan : Himpunan penyelesaian ini seringkali ditulis {(-∞ , 0) ∪ ( 2, +∞ )} – {-1}.
Aturan Umum Menentukan Tanda Pertidaksamaan
Untuk pertidaksamaan yang terdiri dari sejumlah berhingga faktor linear di ruas kiri dengan
ruas kanannya nol, tandanya dapat ditentukan dengan cara berikut:
 Tetapkan tanda dari suatu interval bagiannya.
 Bila melintasi nilai batas yang berasal dari faktor linear berpangkat bilangan ganjil, maka tanda
interval bagian berikutnya berubah.
 Bila melintasi nilai batas yang berasal dari faktor linear berpangkat bilangan genap, maka tanda
interval bagian berikutnya tetap.
2
CONTOH 3: Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan ≥ x +1
x
Penyelesaian:
Pada kasus ini, x ≠ 0 (mengapa ?) . Disini tidak boleh mengalikan kedua ruas pertidaksamaan dengan
faktor x (mengapa ?)
2
Perhatikan bahwa ≥ x +1
x
2
⇒x + 1 - ≤0
x
2
x +x−2
⇒ ≤0
x
( x +2)( x−1)
⇒ ≤0
x
---------0++++++++↓----------0++++++++
-2 0 1
Himpunan penyelesaiannya adalah (−∞ ,−2 ¿ ∪ ¿
Catatan: Lambang “↓” menyatakan tak terdefinisi

x+ 1 x
CONTOH 4 : Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan ≥
2−x x +3

10
Penyelesaian :

x+ 1 x
Perhatikan bahwa ≥
2−x x +3
x +1 x
⟹ − ≥0
2−x x +3
(x+ 1)(x +3)−x (2−x )
⟹ ≥0
( 2−x ) (x +3)
2 2
x +4 x +3−2 x + x
⟹ ≥0
( 2−x ) ( x+ 3)
2
2 x +2 x+3
⟹ ≥0
( 2−x )(x +3)
Karena 2 x2 +2 x+ 3 definit positif (bernilai positif untuk setiap x sifat diskriminan), maka
1
pertidaksamaan terakhir ekuivalen dengan ≥0
( 2−x )( x +3 )
Dengan menyelesaikan pertidaksamaan ini, diperoleh tanda-tanda pada garis bilangan real
--------↓+++++++++ ↓ -------
-3 2
Dengan demikian, himpunan penyelesaiannya adalah interval (-3,2)

Latihan 1.2
Carilah semua nilai x yang memenuhi setiap sistem pertidaksamaan yang diberikan.

1. 3x + 7 > 1 dan 2x + 1 < 3 4. 3x + 7 > 1 dan 2x + 1 > –4


2. 3x + 7 > 1 dan 2x + 1 < –5 5. 3x + 7 > 1 atau 2x + 1 < –5
3. 3x + 7 ≤ 1atau 2x + 1 < –8 6. 3x + 7 ≤ 1atau 2x + 1 > –8
Tentukan himpunan penyelesaian dari setiap pertidaksamaan berikut.

4. x4 – x2 < 0 8. 2 ≤ x2 – x < 6
5. (x +1)¿2 + 2x – 7 )≥ x2 – 1 9. ¿2+ 1)2 – 7( x2 + 1) + 10 < 0
2 4
6. 1+ x+ x 2 + x2 + ....+ x 99 ≤ 0 10. .
x + ≥ 2+
x x

11
x+ 3 x−2 x+ 1
7. 1 ≤ ≤ 2 11. 2 ≤
x
2
x x+ 3

1.3 Nilai Mutlak


1.3.1 Pengertian Nilai Mutlak
Pengertian nilai mutlak sangat berperan dalam pembahasan konsep limit fungsi yang
merupakan dasar dalam kalkulus. Nilai mutlak dari bilangan bilangan real x selalu bernilai tak negatif.
Secara geometri nilai mutlak dari bilangan real x dapat diartikan sebagai jarak dari sebarang bilangan
real x ke 0. Sebagai ilustrasi perhatikan uraian berikut:
Jarak dari 3 ke 0 adalah 3 – 0 = 3
Jarak dari –3 ke 0 adalah 0 –(–3) = 3
Jarak dari 0 ke 0 adalah 0
Jika x > 0, jarak x ke 0 adalah x – 0 = x
Jika x < 0, jarak x ke 0 adalah 0 – x = –x
Jika x = 0, jarak 0 ke 0 adalah 0 .
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut :

Jarak x ke 0 adalah = {−xx , x, x≥0<0


Jarak x ke 0 dinotasikan dengan |x|, sehingga nilai mutlak dari sebarang bilangan real x didefinisikan
seperti di bawah ini .
Definisi 1.3.1 (Nilai Mutlak):
Nilai mutlak dari bilangan real x, ditulis |x| , didefinisikan sebagai

|x| = {−xx , x, x≥0<0


Arti geometri |x| adalah jarak dari x ke 0 pada garis bilangan yang diperlihatkan pada gambar
berikut ini .
x<0 0 x≥ 0
|x| = –x |x| = –x
CONTOH 1 :

12
a) |2| = 2, |–5| = – (–5) = 5
b) |3 – √ 12 | = – (3– √ 12) = √ 12−3 , karena 3 – √ 12< 0
c) Dengan menggunakan definisi nilai mutlak

|x–1| = {1−x
x−1 , x−1 ≥ 0
, x−1<0
atau |x-1| = {
x−1 , x ≥1
1−x , x< 1
Berdasarkan definisi nilai mutlak di atas , diperoleh rumus-rumus yang sering dipakai dalam
pembahasan selanjutnya. Adapun rumuus-rumus tersebut disajikan pada teorema berikut :
Teorema 1.3.2 ( Sifat-sifat Nilai Mutlak ):
1. Untuk setiap bilangan real x dan y berlaku
|x| = |y| jika dan hanya jika x = ± y dan x2 = y2
2. Jika a≥ 0 , maka
a. |x| ≤ a jika dan hanya jika –a ≤ x ≤ a danx2≤ a2
b. |x| ≥ a jika dan dan hanya jika x ≥ a atau x ≤−a danx2≥ a2
3. Untuk setiap bilangan real x dan y berlaku
a. |x + y| ≤ |x| + |y| c. |x| - |y| ≤ |x - y|
b. |x + y| ≤ |x| + |y| d. ‖x∨−¿ y‖ ≤ |x - y|
4. Untuk setiap bilangan real x dan y berlaku
(a) |xy| = |x| . |y|

(b) | xy| = ¿ x∨ ¿ y∨¿¿ ¿ ¿, y ≠ 0


CONTOH 2 : a. |x – 1 |= 2 ⟺ x – 1 = ± 2⟺ x=3 atau x=−1
b. |x-1| < 2⟺−2< x−1<2 ⟺−1< x <3
c. |x-1| > 2 ⟺ x−1>2 atau x−1<−2
⟺ x> 3 atau x <−1

1.3.2 Pertidaksamaan Nilai Mutlak


Sebelum membahas penyelesaian pertidaksamaan yang memuat nilai mutlak, terlebih dahulu
akan disajikan bagaimana cara mengubah bentuk aljabar kedalam bentuk yang tidak memuat nilai
mutlak.
CONTOH 3: Ubahlah bentuk aljabar 3 |x| + |x – 2| kedalam bentuk yang tidak memuat nilai mutlak .

13
Penyelesaian :
Dari bentuk yang diberikan, nilai mutlaknya berganti tanda di x = 0, dan x = 2. Dengan dua
batas ini, garis bilangannya terbagi atas tiga daerah, x < 0, 0 ≤ x< 2, dan x ≥ 2.

x<0 0 0 ≤ x< 2 2 x≥ 2
3|x| = –3x 3|x| = –3x 3|x| = 3x
|x – 2 | = –x + 2 |x – 2 | = –x + 2 |x – 2 | = –x + 2
3|x| + |x – 2 | = –4x + 2 3|x| + |x – 2 | = 2x + 2 3|x| + |x – 2 | = 4x – 2
Jadi, diperoleh

{
−4 x +2 , x ≥ 0
3 |x| + | x – 2 | = 2 x +2 , 0 ≤ x <2
4 x−2 , x ≥ 2
Setelah memahami bagaimana cara mengubah bentuk aljabar kedalam bentuk yang tidak
memuat nilai mutlak, maka pertidaksamaan yang memuat nilai mutlak dapat diselesaikan dengan salah
satu cara berikut :
(1) Tuliskan bentuknya tanpa nilai mutlak, kemudian melihatnya kasus demi kasus
(2) Menggunakan teorema ketiga nilai mutlak atau mengkuadratkan bentuknya.

CONTOH 4 : Tentukan himpunan penyelesaian (HP) pertidaksamaan berikut :


a. |x – 5 | ≤ 4 d. x2 | x| ≤ 8
b. |x + 1 | > 2x – 7 e. | x – 2 | + 2 | x – 1 | > 1
c. |8 – 3x| ≥∨2 x∨¿
Penyelesaian :
a. Dengan menggunakan teorema bagian 2a, diperoleh
|x – 5 | ≤ 5 ⟺−4 ≤ x −5≤ 4 atau 1 ≤ x ≤ 9
Jadi, HP = [ 1, 9 ]
b. Berdasarkan definisi, diperoleh

14
|x+1|= {–xx−1
+1, x +1≥ 0
={
x +1 , x ≥−1
, x+1< 0 −x−1 , x <−1
Untuk kasus x ≥−1
|x + 1 | > 2x – 7
⟹ x+1>2 x−7
⟹−x >−8
⟹ x< 8
Jadi, HP1 = [-1, + ∞ ¿ ∩ (−∞ , 8 )=¿
Untuk kasus x < - 1
|x + 1 | > 2x – 7
⟹−x −1> 2 x−7
⟹−3 x >−6
⟹ x< 2
Jadi, HP2 = (-∞ ,−1 ¿ ∩ (−∞ , 2 )=(−∞ ,−1)
Oleh karena itu, diperoleh
HP = HP1 U HP2 = [ −1 , 8 ) ∪ (−∞,−1 )= (-∞ , 8 ¿
c. Dengan menggunakan teorema 2b, diperoleh
|8-3x|≥|2 x|
⟹(8−3 x)2 ≥(2 x)2
⟹ 64−48 x +9 x 2≥ 4 x 2
⟹5x2 – 48x + 64 ≥ 0
⟹( 5x – 8) (x– 8)≥0
Nilai batas pertidaksamaan x = 8/5 dan x = 8
+++++++++ 0 ---------- 0 ++++++++ +
8/5 8
Jadi, HP = (–∞, 8/5] ¿ [8, +∞)
d. Untuk kasus x < 0
x2 |x| ≤ 8
⟹x2 (–x) ≤ 8
⟹–x3≤ 8

15
⟹–x3 - 8 ≤ 0
⟹ x3 + 8 ≥ 0
⟹ (x+ 2 ) ( x2 -2x + 4 )≥ 0
Karena x2 -2x + 4 definit positif, maka pertidaksamaan (x+ 2 ) ( x2 –2x + 4 )≥ 0ekuivalen dengan
x + 2 ≥ 0 atau x ≥−2.
Jadi, HP1 = (−∞ , 0 ¿ ∩ [ −2,+ ∞ )=[ −2,0 ) … ..(1)

Untuk kasus x≥ 0
x2 |x| ≤ 8
⟹ x2 . x ≤ 8
⟹x3≤ 8
⟹ x3 – 8 ≤ 0
⟹x3 + 8 ≤ 0
⟹ (x – 2 ) ( x2 +2x + 4 )≤ 0

Karena x2 –2x + 4 definit positif, maka pertidaksamaan terakhir ekuivalen dengan x – 2 ≤ 0 atau x ≤ 2
Jadi, HP2 = [0,+ ∞ ¿ ∩ (−∞ , 2 ] =|0,2|… … .(2)
Dari (1) dan (2), diperoleh: HP = HP1 ∪HP 2
= ¿ ∪[0,2] = [-2,2]
e. |x – 2| + 2|x – 1| > 1
Karena |x – 2| dan |x – 1| berganti tanda di x = 2 dan x = 1, maka garis bilangannya terbagi atas
tiga selang bagian (-∞ , 1¿ , [ 1,2 ) , dan [ 2 ,+∞ ) .

x<1 1 1≤ x< 2 2 x≥ 2

|x – 2|= – x +2 |x–2| = –x + 2 |x–2| = x – 2


2|x–1| = 2 (–x+1) 2|x–1| = 2 (x–1) 2|x–1| = 2 (x–1)
–x + 2+2 (–x +1) > 1 -x+2+2(x–1 ) > 1 x–2+2(x–1) > 1
–x + 2 – 2x + 2 > 1 -x + 2 + 2x – 2 > 1 x–2+2x – 2 >1
–3x + 4 > 1 x>1 3x-4 > 1

16
–3x > -3 3x > 5
x<1
HP1 = (-∞ , 1¿ ∩ (−∞, 1 ) ,HP2 = [1,2) ∩ ( 1 ,−∞ ) , HP3 = [2,∞ ¿ ∩(5 /3 ,+ ∞)
= (-∞ , 1¿ = (1,2) = (2,+∞ ¿

Jadi , diperoleh
HP = HP1 ∪HP2 ∪HP3
= (-∞ , 1¿ ∪ (1,2) ∪(2,+∞ ¿
= (-∞ ,+∞ ¿−{1}
= R – {1}

17
Latihan 1.3: 17. │ a+b+ c│≥ │a │+│ b│+│ c │
Untuk soal nomor 1 sampai dengan 3, ubahlah 18. Buktikan bahwa
setiap bentuk yang diberikan ke dalam bentuk a. │ x │≥ 0
yang diberikan ke dalam bentuk yang tidak b. −│ x │≤ x ≤ │ x │
memuat niali mutlak. c. −│ x │¿ x
1. 2│ x │+│ x+3 │ d. x 2=│ x │2=│ x 2 │
2. │2 │ x │−x 2│ 19. Buktikan bahwa: Jika h ≥ 0, maka
3. │ x │−¿│ x−1 │+│ x+ 2│ a. │ x −a│≤ h ↔ a−h ≤ x ≤ a+h
Untuk soal nomor 4 sampai dengan 12, b. 0 <│x – a│ ¿ h ↔ a−h< x< a atau
tentukan himpunan penyelesaian dari setiap 0 ¿ x <a+h
pertidaksamaan yang diberikan.
4. │2 x +3│≤ │ x – 3│
2
5. (2 x – 5) −3│ 2 x – 5│¿ 10
│ x −x │≤ 2
2
6.
2
7. │ x −x −1│≤ 1
8. x │ x │¿ x−2
9. 3│ x │+2 │ x – 1│≤ 7
10. │3 x – 2│≥ 2│ x – 1 │
11. (3 x+ 2)2−6 │3 x+ 2│+8 ≤ 0
x−1 x+1
12. │ │≤ │ │
2 x+1 2 x−1

Untuk soal nomor 13 sampai dengan 15,


buktikan bahwa setiap pernyataan yang
diberikan adalah benar.

13. │ x │¿ │ y │jika dan hanya jika x 2< y 2


14. Jika 0< a<b , maka √ a< √ b
15. │ a−b│≤ │a │+│ b│
16. │ a−b│≥ │a │−│ b│

18
19

Anda mungkin juga menyukai