PENDAHULUAN
Pembahasan pada bagian pendahluan ini mencakup beberapa sub pokok
bahsan, antara lain : Sistem Bilangan Riil, Desimal dan Kalkulator, Ketaksamaan,
Nilai Mutlak, Sistem Koordinat Siku Empat, Garis Lurus, dan Grafik Persamaan.
A. Sistem Bilangan Riil
Kalkulus didasarkan atas sistem bilangan riil. Berikut sifat-sifatnya,
sistem bilangan riil terdiri atas himpunan unsur yang dinamakan bilangan riil
dan dua operasi dasar yang dinamakan penjumlahan dan perkalian. Untuk
memaparkan bilangan riil itu dan sifat-sifatnya, dimulai dari beberpa sistem
bilangan yang lebih sederhana, yaitu:
1. Bilangan Bulat dan Rasional
Diantara sistem bilangan riil yang paling sederhana adalah bilanganbilangan asli.
1, 2, 3, 4, 5, .
1,5
1,33
100,89
pecahan decimal
5/6
11/2
7 8/9
pecahan biasa
p
2. Bilangan Irrasional
Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan
sebagai pecahan biasa yang dicirikan dengan bilangan pembilang
(nominator) dan bilangan penyebut (denominator) 2/3
2 adalah bilangan pembilang
3 adalah bilangan penyebut
Bilangan rasional tidak dapat difungsikan untuk mengukur semua
panjang. Hal yang mengejutkan ini ditemukan oleh orang Yunani kuno
beberapa abad sebelum Masehi. Mereka memperlihatkan bahwa
1
Gambar 2.
Bilangan ini tidak dapat dituliskan sebagai suatu hasil bagi dari dua
bilangan bulat. Jadi
5,
11 ,.
3. Bilangan-bilangan Riil
Sekumpulan bilangan rasional dan irrasional yang dapat mengukur
panjang, bersama-sama dengan negatif dan nol dinamakan bilanganbilangan riil. Bilangan-bilangan riil dapat dipandang sebagai pengenal
(label) untuk titik-titik sepanjang sebuah garis mendatar. Disini bilanganKalkulus 1
bilangan ini mengukur jarak ke kanan atau ke kiri (jarak berarah) dari satu
titik tetap yang disebut titik asal dan diberi label 0 (gambar 3).
-
-3
-2
-1
7
3
2
1
3
3
Gambar 3.
Setiap titik mempunyai label tunggal bilangan riil yang disebut
koordinat titik tersebut. Mulai sekarang, N melambangkan bilangan asli
(bilangan bulat positif), Z melambangkan bilangan bulat (termasuk positif,
negatif dan nol), Q menyatakan himpunan bilangan rasional (hasil bagi
bilangan bulat) dan R himpunan bilangan riil dan I menyatakan himpunan
bilangan kompleks (gambar 4).
N. Bilangan asli
Z. Bilangan bulat
Q. Bilangan
rasional
Gambar
4.
R. Bilangan ril
I. Bilangan kompleks
NZQRI
tanpa penjelasan khusus maka dapat dianggap bahwa yang dimaksud adalah
bilangan riil.
4. Operasi Hitung
Dengan dua bilangan riil x dan y dapat dilakukan penambahan atau
perkalian keduanya untuk memperoleh dua bilangan riil baru x + y dan x . y
(biasa xy). Pengurangan didefinisikan sebagai:
x y = x + (-y) dan
x
1
Pembagian didefenisikan: y x.y
Hukum komutatif :
x + y = y + x dan xy = yx
b.
Hukuman asosiatif :
c.
Hukuman distributif:
x (y + z) = xy + xz
yz y z
x
x x
d.
Elemen identitas
e.
Balikan (invers)
Soal-soal
1. Nyatakan mana diantara yang berikut ini yang rasional dan mana yang
tidak rasional
a.
c. 1 +
Kalkulus 1
b. 0,375
4
2
d. (1 +
3 )2
e. (3 2 ) (5 2 )
f. 5 2
1
4
5
8
= 0,25
17
= 1,545454
11
= 0,625
5
= 0,8333 .
6
= 1,4142135623 ..
= 1,7320508075 ..
= 3,1415926535 ..
= 2,718281828459045 ..
17
= 1,545454 ..).
11
0,136136136
999 x = 136
x =
136
999
Soal 2. y = 0,2717171
Angka perulangan ada 2, maka kurangkan y ke 100y didapat:
100 y =27,1717171
y = 0,2717171
99 y = 26,9
y =
26,9
269
=
99
990
Soal-soal
Soal 1 sampai 6, ubah tiap bilangan rasional menjadi desimal dengan melakukan
pembagian panjang.
1.
7
8
2.
3
7
3.
3
20
4.
5
13
5.
11
3
6.
11
7
Kalkulus 1
Dalam soal 7 sampai 10, ubah masing-masing desimal berulang menjadi suatu
hasil bagi dua bilangan bulat.
7.
0,123123123 ..
8.
0,271717171 ..
9.
2,56565656 ..
10.
3,929292 ..
dalam soal 11 sampai 14, cari lampiran desimal yang terbaik, yang dapat
dilakukan oleh kalkulator anda.
11.
13.
2 1
12.
130 5
14.
31, 2 3
1,215 3 1,015
(16,34 10 7 )(5,23 10 6 )
4,21 10 9
- 7 =
x 3 + 11 =
x 3
- 2
pentingnya
dalam
kalkulus
adalah
pengertian
penyelesaian
-2
-1
-2
-1
(
[
[
(
)
]
)
]
]
)
Penulisan Selang
(a,b)
[a,b]
Kalkulus 1
[
(
Grafik
{x : a < x < b }
{x : a < x < b }
{x : x < b }
{x : x < b }
{x : x > a }
{x : x > a }
R
[a,b)
(a,b]
(- ,b]
(- ,b)
[a, )
(a, )
(- ,)
maka
2 + 3x 2 < 5x + 8 2
3x < 5x + 6
3x 5x < 6
-2x < 6
-x<3
x>-3
Telah dapat dibuktikan bahwa jika 2 + 3x < 6x + 8, maka x > -3.
Kalkulus 1
Himpunan (-3,)
-3
2<x<4
Jadi penyelesaiannya {x 2 < x < 4 } atau (2,4] atau
0
-1
Kalkulus 1
10
Titik Uji
Nilai dari
Tanda
-3
0
5
(x-3) (x+2)
6
-6
14
+
+
(+)
(-)
-3 -2
Titik uji
(
-2
)
0
Titik-titik pemecah
(+)
Kalkulus 1
11
-6 -5
3 4
Titik-titik uji
x5
0
2x 1
x5
hanya dapat
2x 1
berubah tanda pada titik-titik dari pembilang dan penyebut, yaitu pada
titik-titik 5 dan . Titik-titik uji diambil 6, 0 dan 1, akan
memperlihatkan hasil seperti berikut:
x 5
0
x5
0 atau
1
x
2x 1
2
(+) -5
-6
(-) (+)
0
Titik-titik uji
Didapat titik-titik (himpunan) penyelesaian [-5, ).
Kalkulus 1
12
Soal-soal
Untuk soal 1 sampai dengan 9, tentukan himpunan jawaban dan lukis
grafiknya.
1. 5x + 2 > x 6
2.
2
1
x 0
3
2
3. 13 > 2x 3 > 5
4.
2 < 5 3x < 11
6.
1
2
0
x 1 3x11
8.
(x + 2) (2x 1) ( 3x + 7) > 0
5.
4
2
3 7
x
3
7. 4x2 + 9x < 9
9. x3 5x2 6x < 0
D. Nilai Mutlak
Konsep nilai mutlak sangat berguna dalam kalkulus dan anda perlu
terampil dalam menggunakannya. Nilai mutlak suatu bilangan riil x,
dinyatakan oleh x, didefinisikan sebagai berikut:
x = x untuk
x>0
= - x untuk
x<0
Contoh: 3 = 3, 0 = 0, -7 = -(-7) = 7
Jadi nilai mutlak x selalu tak negatif. Adalah benar bahwa -x = x
Nilai mutlak dengan baik dapat dibayangkan sebagai jarak tak berarah,
jadi x adalah jarak titik x ke titik 0. Dengan jalan yang sama, x - a adalah
jarak titik x ke a (dengan a).
-5
-5
0
-4
-3
-2 -1
5
1
Kalkulus 1
13
xa ax
a
a
a
b
b
3.
a + b < a + b
4.
a - b > a - b
Sebagai akibat:
Teorema
Sebagai akibat:
Teorema
Kalkulus 1
14
9
(1,9)
3x + 2 < - 5
3x > 3
3x < - 7
x>1
x<
Jawabannya adalah: (- , 2
7
1
2
3
3
1
) (1, ).
3
Contoh 3
Jika
x 3, maka
x 3,
Contoh 4
Selesaikan ketaksamaan
x 4 1,5
1,5 x 4 1,5
1,5 4 x 4 4 1,5 4
2,5 x 5,5
Grafik
Kalkulus 1
15
(2.5,5.5)
Contoh 5
Selesaikan ketaksamaan
3x 5 1 ,
4
atau x 2
3
Rumus kuadrat
Penuyelesaian untuk ax2 + bx + c = 0
x
Kalkulus 1
16
b 2 4ac
2a
Soal-soal:
Tentukan himpunan jawaban ketaksamaan berikut:
1.
4x + 3 > 7
2.
5x - 3 > 3x + 5
3.
3x2 + x > 1
4.
7x < 4 x
5.
5x -6 > 1
6.
x + 7 < 7
7.
3x - 4 < 2
8.
5 - x > 7
9.
7 4x < 9
10.
2x - 5 > 3
Kalkulus 1
17
11.
9 2x > 4
12.
2x2 -5x 4 0
Kalkulus 1
18
Y
x (absis P)
P (x,y)
y (Ordinat P)
(a)
Gambar 1.
(b)
Gambar 2.
Kalkulus 1
19
(8,5)
Kuadrat
kedua
(1,2)
(-6,0)
(2,0)
Kuadrat
pertama
(0,-4)
X
Kuadrat
ketiga
Gambar. 3
Kuadrat
keempat
Gambar. 4
20
ordinat yang sama tetapi absis berbeda). Maka jarak dari A ke B dinyatakan
dengan d(AB) dan didefinisikan:
d(AB) = x2 x1
A (3,4)
B (9,4)
A (-8,0)
d(AB) = 6
B (6,0)
d(AB) = 14
Gambar 1(a)
Gambar 1(b)
Y
B (1,2)
A (4,2)
X
d(AB) = - 3 = 3
Gambar 1(c)
Jika adalah titik A(3,4) aan B(9,4), maka jarak d(AB) = 9 - 3 = 6.
Gambar 1(a). Pada gambar 1(b) diketahui titik A(-8,0) dan B(6,0) maka jarak
AB = 6 + 8 = 14, dan gambar 1(c) diketahui titik A(4,2) adan B(1,2), maka
(AB) = 1 - 4 =
titik (x1, y2) maka jarak dari C dan D dinyatakan dengan d(CD) dan
didefinisikan sebagai d(CD) = y2 y1.
Kalkulus 1
21
Contoh: Perhatikan gamabr 2(a) dan 2(b). Jika titik C(1,-2) dan D(1,-8) maka
jarak CD dinyatakan dengan d(CD) = -8 (-2) = -6 = 6. Jika C
adalah titik (-2,-3) an D(-2,4) maka jarak CD = 4 (-3) = 7 = 7
Y
Y
D(-2,4)
X
C(1,-2)
C(-2,-3)
D(1,-8)
Gambar 2(a)
Gambar 2(b)
Kalkulus 1
22
Q(x2,y2)
M(x2,y1)
P(x1,y1)
teorema berikut:
Gambar 3.
Teorema:
Jarak tak berarah dua titik P(x1,y1) dan Q (x2,y2) ditentukan oleh:
d(PQ) = ( x 1 x 2 ) 2 ( y1 y 2 ) 2
Perhatikan bahwa jika P dan Q terletak pada garis mendatar yang sama,
maka y1 = y2 dan jarak d(PQ) = ( x 1 x 2 ) 2 0 2 maka d(PQ) = y1 y2
Selanjutnya, bila P dan Q terletak pada garis tegak yang sama, maka x 1 =
x2 dan d(PQ) = 0 2 ( y1 y 2 ) 2 = x1 x2
d(PQ) =
=
b) d(AB) =
=
Kalkulus 1
23
( 2 3) 2 (7 ( 5)) 2
25 144
169
250
( 5) 2 (12) 2
= 13
( 2 7) 2 ( 8 5) 2
81 169
( 9) 2 (13) 2
5 10
Contoh 2: Buktikan bahwa segitiga dengan titik sudut A(-2,4); B(-5,1) dan
C(-6,5) adalah sama kaki, dengan cara menujukkan bahwa dua
sisinya sama panjang.
C(-6,5)
A(-2,4)
B(-5,1)
Gambar 4.
Perhatikan gambar 4.
d(BC)
( 5 6) 2 (1 5) 2
1 16
17
d(AC) =
( 2 6) 2 (4 5) 2
16 1
17
d(AB) =
(5 2) 2 (1 4) 2
99
18
17
Kalkulus 1
24
Y
r
P(x,y)
-r
O
(,)
-r
Gambar 6.
Gambar 7.
( x 2) 2 ( y 3) 2 5
Y
P(x,y)
5
(2,3)
O
Gambar 5.
Kalkulus 1
25
(1)
(2)
(3)
(4)
persamaan lingkaran ditulis dalam kedua bentuk ini yaitu bentuk pusat dan jarijari dan bentuk umum.
Sekarang timbul pertanyaan apakah persamaan yang berbentuk
x2 + y2 + Ax + By + C = 0 merupakan suatu lingkaran atau bukan? Untuk
menentukan hal ini kita berusaha untuk menuliskan persamaan ini adalam
bentuk pusat dan jari-jari. persamaan tersebut dapat ditulis sebagai:
x2 + y2 + Ax + By = - C
Kalkulus 1
26
1
x A
2
1 2 1 2
A B pad akedua ruas, maka hasilnya adalah:
4
4
2
1
y B
2
1 2
(A B 2 4C ) .........................................
4
(5)
1 2
( A B 2 4C) sehingga Pers (5) merupakan suatu lingkaran
4
dengan jari-jari =
1
2
1
1
,
2
2
A 2 B 2 4C dan pusat
Kemungkinan (2): A2 + B2 4C = 0
2
1
2
x B
2
0 . Terlihat disini r = 0,
27
x2 + y2 + 6x 4y +
31
=0
2
31
2
31
+ 13
2
5
2
28
2.
3.
4.
5.
Tentukan panjang ruas garis segitiga dengan titik sudut A(3,5); B(2,4) :
dan C(-1,-4)
6.
Buktikan bahwa segitiga dengan titik sudut A(3,-6); B(8,2) dan C(-1,-1)
adalah suatu segitiga siku-siku.
7.
8.
Jika suatu ruas garis adalah (-4,2) dan titik tengahnya (3,-1), tentukan titik
ujung yang satu lagi dari ruas garis tersebut.
Dalam soal 9 sampai dengan 12, tentukan suatu persamaan lingkaran yang
berpusat di C dan berjari-jari r. Tulis persamaan tersebut dalam dua bentuk,
bentuk pusat jari-jari dan bentuk umum.
9.
C(4,-3) dan r = 5
10.
C(0,0) dan r = 8
11.
C(-5,-12) dan r = 3
12.
C(-1,1) dan r = 2
13.
Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di (1,2) dan melalui titik (3,1)
14.
Tentukan persamaan lingkaran yang melalui titik-titik (2,8); (7,3); dan (2,0)
15.
x2 + y2 6x 8y + 9 = 0
16.
2x2 + 2y2 2x + 2y + 7 = 0
17.
3x2 + 3y2 + 4y - 7 = 0
18.
x2 + y2 10x 10y + 25 = 0
Kalkulus 1
29
x2 + y2 2x + 10y + 19 = 0
20.
F. Garis Lurus
Garis lurus adalah suatu hal paling sederhana dari sebuah kurva. Kita
pandang suatu garis yang melalui dua buah titik, yakni A (3,2) dan B (8,4) yang
diperlihatkan pada gambar 1.
Suatu garis adalah sebuah objek geometri, yang bila ditempatkan pada
suatu koordinat bidang akan mempunyai persamaan. Untuk mengetahui
persamaan suatu garis lurus, kita harus memahami konsep kemiringan
(gradien).
Dari gambar 2. Jika kita pandang garis dari titik A ke titik B, terlihat
terjadi perubahan tegak (kenaikan) sebesar 2 satuan ukuran dan perubahan
mendatar (penurunan) sebesar 5 satuan. Dalam hal ini dikatakan bahwa garis
tersebut mempunyai tanjakan (kemiringan) 2/5. Secara umum untuk sebuah
garis yang melalui A (x1, y1) dan B (x2, y2), dimana x1 x2, kemiringannya
didefinisikan oleh
Kalkulus 1
30
kenaikan y2 y1
`
turun
x2 x1
Tentu akan timbul suatu pertanyaan bagi kita, yakni apakah nilai yang
didapat untuk sembarang kemiringan garis itu tergantung kepada pasangan
yang dipakai untuk A dan B?. Untuk itu mari kita lihat gambar 3 berikut.
31
lurus itu, misalnya titik (x, y). Jika kita gunakan titik ini dan titik (3, 2) untuk
mengukur kemiringan garis itu, kita pasti memperoleh nilai
/5, yakni
y2 2
atau setelah sama dikalikan dengan 3, kita dapatkan y-2 = 2/5 (x-3).
x3 5
Perhatikan bahwa persamaan yang terakhir ini dipenuhi oleh semua titik
pada garis lurus itu bahkan oleh titik (3, 2) sendiri. Konsep yang baru kita
jelaskan di atas berlaku secara umum, yakni bahwa garis yang melalui titik
tetap dengan koordinat (x, y) dengan kemiringan m memenuhi persamaan:
y y1 m( x x1 )
Hal ini disebut sebagai kemiringan titik dari persamaan garis lurus.
Bila kita pandang sekali lagi garis pada contoh, garis melalui (8, 4)
seperti halnya (3, 2).
1 2
3
, selanjutnya dengan
64
10
Kalkulus 1
32
dengan sumbu y, artinya bahwa garis tersebut memotong sumbu y pada titik (0,
b), seperti diperlihatkan pada gambar 6.
Kalkulus 1
33
34
= 3/5x 11/5, dari sini terbaca bahwa kemiringan garis itu adalah
3
Kalkulus 1
35
Untuk melihat kenapa ini benar, pandanglah dua garis tak tegak l 1 dan l2.
Dengan tidak menyalahi generalisasi, kita menganggapnya berpotongan pada
titik asal, karena jika tidak demikian kita dapat menggesernya sedemikian rupa
sehingga kemiringannya tetap. Misalkan P1 (x1, y1) suatu titik pada l1 dan P2
juga suatu titik pada l2 seperti pada gambar 9.
y1
x
2 .
x1
y2
36
6x 10y = 7
- 18y = - 9 y = 1/2
Dengan mensubtitusikan y = 1/2 dalam satu persamaan awal akan
menghasilkan x = 2. Titik potongnya adalah (2, 1/2).
Bilamana
persamaan
pertama
diselesaikan
untuk
8. P (, 3) dan Q (1,642, 2)
Dari soal 9 sampai 16 cari persamaan garis dan tuliskan dalam bentuk
persamaan linier umum Ax + By + C = 0.
9. Melalui titik (2, 3) dengan kemiringan 4
10. Melalui titik (3, -4) dengan kemiringan 2
11. Dengan perpotongan pada y = 4 dan kemiringan 2
12. Dengan perpotongan pada y = 5 dan kemiringan 2
13. Melalui titik (2, 3) dan titik (4, 8)
14. Melalui titik (4, 1) dan titik (8, 2)
15. Melalui titik (2, -3) dan titik (2, 5)
16. Melalui titik (-5, 0) dan titik (-5,4)
Dari soal 17 sampai 20 carilah kemiringan perpotongan pada y untuk tiap garis.
17. 3y = 2x 4
18. 2y = 5x + 2
19. 2x + 3y = 6
Kalkulus 1
37
20. 4x + 5y = -20
21. Tuliskan persamaan garis melalui titik (3, -3) yang:
a.
sejajar garis y = 2x + 5
b.
tegak lurus y = 2x + 5
c.
sejajar garis 2x + 3y = 6
d.
e.
sejajar garis yang melalui titik (-1, 2) dan titik (3, -1)
f.
sejajar garis x = 8
g.
G. Grafik Persamaan
Penggunaan koordinat untuk titik-titik pada bidang memungkinkan kita
untuk memerikan suatu kurva (objek geometri) dengan memakai suatu
persamaan (ojek aljabar). Kita melihat bagaimana ini dilakukan untuk
lingkaran-lingkaran dan garis-garis dalam pasal terdahulu. Sekarang kita ingin
melihat proses kebalikannya, yakni menggambarkan suatu persamaan. Grafik
suatu persamaan dalam x dan y terdiri atas titik-titik di bidang yang koordinatkoordinat (x, y) nya memenuhi persamaan (persamaannya benar).
Kalkulus 1
38
Kalkulus 1
39
Jika bidang koordinat dilipat sepanjang sumbu y, kedua cabang akan berimpit.
Misalnya (3, 6) akan berimpit dengan (-3, 6), (2, 1) akan berimpit dengan (-2,
1) dan secara lebih umum (x, y) akan berimpit dengan (-x, y). Secara aljabar ini
berpadanan dengan kenyataan bahwa penggantian x oleh x dalam persamaan
y = x2 3 menghasilkan persamaan yang setara.
Pandang suatu persamaan sembarang. Jika penggantian x oleh x
menghasilkan suatu persamaan setara, maka grafik persamaan adalah simetri
terhadap sumbu y. Serupa, jika penggantian y oleh y menghasilkan persamaan
setara, maka grafiknya simetri terhadap sumbu x. Persamaan x = 1 + y 2 adalah
jenis grafik yang simetri terhadap sumbu x itu (lihat gambar 3).
Tipe ketiga adalah simetri terhadap titik asal. Hal ini terjadi jika
penggantian x oleh x dan y oleh y menghasilakn persamaan setara. Secara
geometri ini berpadanan terhadap titik-titik (x, y) dan (-x, -y)yang berada pada
sebuah garis yang melalui titik asal dan sama jauh dari titik asal. Persamaan y
Kalkulus 1
40
41
x=2
adalah
dan
2,
karena
itu
titik-titik
Kalkulus 1
42
Soal-soal
Dari soal 1 sampai 5 gambarlah sketsa grafik persamaan yang diberikan.
Periksa simetri dan yakinkan untuk mencari semua perpotongan pada x dan y.
1. y = -x2 + 4
2. 3x2 + 4y = 0
3. x2 + y2 = 36
4. 4x2 + 9y2 = 36
5. y = x3 3x
Dari soal 6 sampai 10 gambarkan grafik kedua persamaan yang diberikan. Cari
juga titik perpotongan antara dua grafik.
6. y = -x + 1 dan y = x2 + 2x + 1
7. y = -2x + 1 dan y = -x2 - x + 3
8. y = 1,5x + 3,2 dan y = x2 2,9x
9. y = 4x + 3 dan x2 + y2 = 4
10. y 3x = 1 dan x2 + 2x + y2 = 15.
Kalkulus 1
43