Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN
Pembahasan pada bagian pendahluan ini mencakup beberapa sub pokok
bahsan, antara lain : Sistem Bilangan Riil, Desimal dan Kalkulator, Ketaksamaan,
Nilai Mutlak, Sistem Koordinat Siku Empat, Garis Lurus, dan Grafik Persamaan.
A. Sistem Bilangan Riil
Kalkulus didasarkan atas sistem bilangan riil. Berikut sifat-sifatnya,
sistem bilangan riil terdiri atas himpunan unsur yang dinamakan bilangan riil
dan dua operasi dasar yang dinamakan penjumlahan dan perkalian. Untuk
memaparkan bilangan riil itu dan sifat-sifatnya, dimulai dari beberpa sistem
bilangan yang lebih sederhana, yaitu:
1. Bilangan Bulat dan Rasional
Diantara sistem bilangan riil yang paling sederhana adalah bilanganbilangan asli.

1, 2, 3, 4, 5, .

Bilangan asli ini dapat digunakan untuk menghitung jumlah obyek


seperti orang, mobil, dan sebagainya. Jika bilangan asli dikombinasikan
dengan tanda negatif dan nol, maka didapat bilangan bulat.
-5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5,
Selanjutnya untuk menyatakan hasil pengukuran sesuatu (panjang,
berat, tegangan, dan sebagainya) yang biasanya sangat bervariasi dan tidak
selalu menghasilkan bilangan bulat, maka ukuran seperti itu dinyatakan
dalam bentuk bilangan pecah atau pecahan.
0,2

1,5

1,33

100,89

pecahan decimal

5/6

11/2

7 8/9

pecahan biasa
p

Bilangan-bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk q dengan p adan


q bulat dan q 0 disebut bilangan rasional.
Kalkulus 1

2. Bilangan Irrasional
Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan
sebagai pecahan biasa yang dicirikan dengan bilangan pembilang
(nominator) dan bilangan penyebut (denominator) 2/3
2 adalah bilangan pembilang
3 adalah bilangan penyebut
Bilangan rasional tidak dapat difungsikan untuk mengukur semua
panjang. Hal yang mengejutkan ini ditemukan oleh orang Yunani kuno
beberapa abad sebelum Masehi. Mereka memperlihatkan bahwa

merupakan panjang sisi miring sebuah segitiga siku-siku samakaki (gambar


2).

1
Gambar 2.
Bilangan ini tidak dapat dituliskan sebagai suatu hasil bagi dari dua
bilangan bulat. Jadi
5,

2 adalah suatu bilangan irrasional. Demikian juga

11 ,.

3. Bilangan-bilangan Riil
Sekumpulan bilangan rasional dan irrasional yang dapat mengukur
panjang, bersama-sama dengan negatif dan nol dinamakan bilanganbilangan riil. Bilangan-bilangan riil dapat dipandang sebagai pengenal
(label) untuk titik-titik sepanjang sebuah garis mendatar. Disini bilanganKalkulus 1

bilangan ini mengukur jarak ke kanan atau ke kiri (jarak berarah) dari satu
titik tetap yang disebut titik asal dan diberi label 0 (gambar 3).

-
-3

-2

-1

7
3

2
1

3
3

Gambar 3.
Setiap titik mempunyai label tunggal bilangan riil yang disebut
koordinat titik tersebut. Mulai sekarang, N melambangkan bilangan asli
(bilangan bulat positif), Z melambangkan bilangan bulat (termasuk positif,
negatif dan nol), Q menyatakan himpunan bilangan rasional (hasil bagi
bilangan bulat) dan R himpunan bilangan riil dan I menyatakan himpunan
bilangan kompleks (gambar 4).

N. Bilangan asli
Z. Bilangan bulat
Q. Bilangan
rasional

Gambar
4.

R. Bilangan ril
I. Bilangan kompleks

NZQRI

dengan dibaca himpunan bagian dari

Himpunan bilangan kompleks ditentukan sebagai a + bi dimana a dan


b bilangan bulat dan i =
Kalkulus 1

1 . Kenyataannya, jika dikatakan bilangan

tanpa penjelasan khusus maka dapat dianggap bahwa yang dimaksud adalah
bilangan riil.
4. Operasi Hitung
Dengan dua bilangan riil x dan y dapat dilakukan penambahan atau
perkalian keduanya untuk memperoleh dua bilangan riil baru x + y dan x . y
(biasa xy). Pengurangan didefinisikan sebagai:
x y = x + (-y) dan
x

1
Pembagian didefenisikan: y x.y

Penambahan dan perkalian mempunyai sifat-sifat yang dikenal


sebagai berikut:
a.

Hukum komutatif :

x + y = y + x dan xy = yx

b.

Hukuman asosiatif :

x + (y + z) = (x + y) + z dan x (yz) = (xy) z

c.

Hukuman distributif:

x (y + z) = xy + xz
yz y z

x
x x

d.

Elemen identitas

Terdapat dua bilangan riil yang berlainan 0


dan 1, yang memenuhi x + 0 = x dan x . 1 = x

e.

Balikan (invers)

Setiap bilangan x mempunyai balikan aditif


(disebut juga sebuah negatif) x yang
memenuhi x + (-x) = 0, juga setiap bilangan
x kecuali 0 mempunyai balikan perkalian
(disebut juga kebalikan) x1, yang memenuhi
x . x-1 = 1.

Soal-soal
1. Nyatakan mana diantara yang berikut ini yang rasional dan mana yang
tidak rasional
a.

c. 1 +
Kalkulus 1

b. 0,375

4
2

d. (1 +

3 )2

e. (3 2 ) (5 2 )

f. 5 2

B. Desimal dan Kalkulator


Sebuah bilangan rasional dapat dituliskan sebagai suatu desimal. Ini
berdasarkan definisi bilangan ini yaitu selalu dapat dinyatakan sebagai hasilnya
bagi dua bilangan bulat. Jika pembilang dibagi dengan penyebut, akan
diperoleh suatu desimal.
Misalnya:

1
4

5
8

= 0,25

17
= 1,545454
11

= 0,625

5
= 0,8333 .
6

Bilangan-bilangan irrasional juga dapat dinyatakan sebagai desimal-desimal.


Contoh:

= 1,4142135623 ..

= 1,7320508075 ..

= 3,1415926535 ..

= 2,718281828459045 ..

Pernyataan desimal suatu bilangan rasional dapat mempunyai akhir


(misalnya = 0,25) atau akan berulang dalam daur yang tetap selamanya
(misal

17
= 1,545454 ..).
11

Sebuah desimal yang mempunyai akhir dapat dipandang sebagai suatu


desimal berulang yang angka-angka akhirnya semuanya nol. Misalnya:
1
= 0,2500000 ..
4
5
= 0,6250000 ..
8
Kalkulus 1

Jadi setiap bilangan rasional dapat dituliskan sebagai suatu desimal


berulang. Kenyataan sebaliknya juga berlaku, yaitu setiap desimal berulang
menyatakan suatu bilangan rasional.
Contoh:
Buktikan bahwa: 1. x = 0,136136136 ..
2. y = 0,2717171 ..
Menyatakan bilangan-bilangan rasional.
Jawab:
Soal 1. x = 0,136136136 ..
Angka perulangan ada 3, maka kurangkan x ke 1000x didapat:
1000 x = 136,136136136
x =

0,136136136

999 x = 136
x =

136
999

Soal 2. y = 0,2717171
Angka perulangan ada 2, maka kurangkan y ke 100y didapat:
100 y =27,1717171
y = 0,2717171
99 y = 26,9
y =

26,9
269
=
99
990

Soal-soal
Soal 1 sampai 6, ubah tiap bilangan rasional menjadi desimal dengan melakukan
pembagian panjang.
1.

7
8

2.

3
7

3.

3
20

4.

5
13

5.

11
3

6.

11
7

Kalkulus 1

Dalam soal 7 sampai 10, ubah masing-masing desimal berulang menjadi suatu
hasil bagi dua bilangan bulat.
7.

0,123123123 ..

8.

0,271717171 ..

9.

2,56565656 ..

10.

3,929292 ..

dalam soal 11 sampai 14, cari lampiran desimal yang terbaik, yang dapat
dilakukan oleh kalkulator anda.
11.
13.

2 1

12.

130 5

14.

31, 2 3

1,215 3 1,015

(16,34 10 7 )(5,23 10 6 )
4,21 10 9

15. Perlihatkan bahwa 2x3 7x2 + 11x 2 = [(2x 7) x + 11]x 2


Untuk menghitung suku deren kanan untuk x = 3 tekan tombol-tombol berikut
pada sebuah kalkulator aljabar.
2 x 3

- 7 =

x 3 + 11 =

x 3

- 2

Gunakanlah pemikiran itu untuk menghitung persamaan ruas kanan yang


diberikan dengan harga-harga:
a) x =
b) x = 2,15
c) x = 11,19

16. Gunakanlah cara yang diberikan pada soal 15 untuk menghitung


x4 3x3 + 5x2 + 6x 10 pada setiap nilai x yang diberikan
a) x = 1
b) x =
c) x = 13,33
C. Ketaksamaan
Kalkulus 1

Menyelesaikan suatu persamaan adalah merupakan hal yang sudah biasa


dilakukan. Umpama 7x 2 = 19 atau x 2 x 12 = 0. Namun hal yang tak
kurang

pentingnya

dalam

kalkulus

adalah

pengertian

penyelesaian

ketaksamaan, misalnya 7x 2 < x atau x2 x 12 > 0


Menyelesaikan suatu ketaksamaan adalah mencari semua himpunan
bilangan riil yang memuat ketaksamaan berlaku. Berbeda dengan persamaan
dimana himpunan pemecahannya secara normal terdiri dari satu bilangan atau
mungkin sejumlah bilangan berhingga, sedangkan himpunan pemecahan suatu
ketaksamaan biasanya terdiri dari suatu keseluruhan selang bilangan, atau juga
kadang-kadang terdiri dari gabungan beberapa selang.
Di sini akan diperkenalkan beberapa jenis selang yang akan muncul
dalam pekerjaan nanti dan akan diperkenalkan istilah dan cara penulisan
khusus untuk selang ini.
Ketaksamaan ganda a < x < b menyatakan selang terbuka yang terdiri
dari semua bilangan antara a dan b, dan tidak termasuk titik-titik ujung a dan b,
dinyatakan dengan lambang (a,b)

-2

-1

(-1, 5 ) = {x : -1< x < 5}


Ketaksamaan a < x < b menyatakan selang tertutup yang berpadanan
yang memuat titik-titik ujung a dan b, ini dinyatakan dengan [a,b].

-2

-1

[-1, 5 ] = {x : -1< x < 5}

(
[
[
(

)
]
)
]
]
)

Berikut ini ditunjukan beberapa kemungkinan dan diperkenalkan cara


penulisannya
Penulisan Himpunan
{x : a < x < b }
{x : a < x < b }

Penulisan Selang
(a,b)
[a,b]

Kalkulus 1

[
(

Grafik

{x : a < x < b }
{x : a < x < b }
{x : x < b }
{x : x < b }
{x : x > a }
{x : x > a }
R

[a,b)
(a,b]
(- ,b]
(- ,b)
[a, )
(a, )
(- ,)

Prosedur untuk menyelesaikan ketaksamaan sama seperti hanlnya dengan


persamaan, yaitu terdiri dari pengubahan ketaksamaan satu langkah demi satu
langkah. Pembantu utama adalah sifat-sifat urutan pada bagian terdahulu. Ini
berarti bahwa kita dapat melaksanakan operasi-operasi tertentu pada suatu
ketaksamaan tanpa mengubah pemecahannya, seperti:
1. Kita dapat menambahkan bilangan yang sama pada kedua ruas suatu
ketaksamaan.
2. Kita dapat mengalikan kedua pihak ketaksamaan dengan suatu bilangan
positif.
3. Dapat dilakukan pengalian kedua pihak dengan suatu bilangan negatif,
tetapi kemudian kita harus membalikan arah tanda ketaksamaan.
Contoh 1 : Tentukan himpunan jawaban ketaksamaan 2 + 3x < 5x + 8 dan
tentukan interval serta grafiknya pada garis bilangan.
Jawab: 2 + 3x < 5x + 8

maka

2 + 3x 2 < 5x + 8 2
3x < 5x + 6
3x 5x < 6
-2x < 6
-x<3
x>-3
Telah dapat dibuktikan bahwa jika 2 + 3x < 6x + 8, maka x > -3.
Kalkulus 1

Himpunan (-3,)

-3

Contoh 2: Tentukan himpunan penyelesaian dari ketaksamaan 4 < 3x 2 <


10. Berikan interval serta grafiknya.
Jawab: 4 < 3x 2 < 10
6 < 3x < 12

tambahkan 2 untuk ketiga ruas persamaan


atau

2<x<4
Jadi penyelesaiannya {x 2 < x < 4 } atau (2,4] atau
0
-1

Contoh 3: Tentukan himpunan penyelesaian adari ketaksamaan x2 x < 6,


dan tentukan interval dan garfiknya.
Jawab: x2 x < 6
x2 x 6 < 0
(x 3) (x + 2) < 0
Terlihat bahwa 2 dan 3 adalah titik-titik pemecah. Titik-titik
membagi garis riil menjadi tiga selang (- ,-2); (-2,-3 ) ( 3, ). Pada
tiap selang ini (x 3) (x+2) bertanda tetap, yaitu selang positif atau
negatif.
Untuk mencari tanda-tanda ini dalam tiap selang kita pakai titik uji 3,
0 dan 5 (sumbarang titik pada ketiga selang tersebut akan memenuhi).
Hasilnya diperlihatkan dibawah ini:

Kalkulus 1

10

Titik Uji

Nilai dari

Tanda

-3
0
5

(x-3) (x+2)
6
-6
14

+
+

Hal yang diperoleh ini dilukiskan sebagai berikut:


Titik pemecah
(+)

(+)

(-)

-3 -2

Titik uji

(
-2

)
0

Contoh 4: Tentukan himpunan penyelesaian dari ketaksamaan x2 + 2x 15 >


0 dan tentukan interval dan grafiknya
Jawab: x2 + 2 x 15 > 0
(x + 5) (x 3) > 0 diperoleh titik pemecah 5 dan 3.
Titik-titik membagi garis bilangan menjadi tiga interval (-,-5);
(-5,3); (3,). Diambil titik-titik uji 6; 0 dan 4. Semua titik pemecah
dan titik uji akan memberikan informasi seperti dibawah ini.

Titik-titik pemecah
(+)
Kalkulus 1

11

-6 -5

3 4

Titik-titik uji

Didapat himpunan penyelesaian: (- , -5) ( 3, )

Contoh 5: Tentukan himpunan penyelesaian dari ketidaksamaan

x5
0
2x 1

dengan menentukan interval dan grafiknya.


Jawab: Mengalikan kedua ruas dengan 2x1 akan menimbulkan dilema,
karena 2x1 mungkin positif atau mungkin negatif. Kalau dia negatif,
maka perkalian akan mengubah arak pertidaksamaan. Kita amati
bahwa tanda pertindaksamaan atau hasil bagi

x5
hanya dapat
2x 1

berubah tanda pada titik-titik dari pembilang dan penyebut, yaitu pada
titik-titik 5 dan . Titik-titik uji diambil 6, 0 dan 1, akan
memperlihatkan hasil seperti berikut:
x 5
0
x5
0 atau
1
x

2x 1
2

4Titik-titik pemecah adalah x = -5 dan x =


Titik-titik pemecah

(+) -5

-6

(-) (+)
0

Titik-titik uji
Didapat titik-titik (himpunan) penyelesaian [-5, ).

Kalkulus 1

12

Soal-soal
Untuk soal 1 sampai dengan 9, tentukan himpunan jawaban dan lukis
grafiknya.
1. 5x + 2 > x 6

2.

2
1
x 0
3
2

3. 13 > 2x 3 > 5

4.

2 < 5 3x < 11

6.

1
2

0
x 1 3x11

8.

(x + 2) (2x 1) ( 3x + 7) > 0

5.

4
2
3 7
x
3

7. 4x2 + 9x < 9
9. x3 5x2 6x < 0

D. Nilai Mutlak
Konsep nilai mutlak sangat berguna dalam kalkulus dan anda perlu
terampil dalam menggunakannya. Nilai mutlak suatu bilangan riil x,
dinyatakan oleh x, didefinisikan sebagai berikut:
x = x untuk

x>0

= - x untuk

x<0

Contoh: 3 = 3, 0 = 0, -7 = -(-7) = 7
Jadi nilai mutlak x selalu tak negatif. Adalah benar bahwa -x = x
Nilai mutlak dengan baik dapat dibayangkan sebagai jarak tak berarah,
jadi x adalah jarak titik x ke titik 0. Dengan jalan yang sama, x - a adalah
jarak titik x ke a (dengan a).

-5
-5

0
-4

-3

-2 -1

5
1

Kalkulus 1

13

xa ax
a

Sifat-sifat nilai mutlak


1. ab = a b
2.

a
a

b
b

3.

a + b < a + b

4.

a - b > a - b

x < a, jika dan hanya jika a < x < a untuk a > 0

Sebagai akibat:

x < a, jika dan hanya jika a < x < a untuk a > 0

Teorema

x > a, jika dan hanya jika x > a atau x < - a

Sebagai akibat:

x > a, jika dan hanya jika x > a atau x < - a

Teorema

Semua fakta di atas membantu kita dalam menyelesaikan soal yang


menyangkut ketaksamaan nilai mutlak, karena teori-teori di atas itu
memberikan cara untuk menghilangkan harga mutlak.
Contoh 1: Tentukan himpunan jawaban ketaksamaan x -5 < 4. Gambarkan
hasilnya pada garis bilangan.
Jawab: Jika x -5 < 4, maka

4 < x 5 < 4 atau


-4+5<x5+5<4+5
1<x<9

Kalkulus 1

14

9
(1,9)

Contoh 2: Tentukan himpunan jawab ketaksamaan 3x + 2 > 5


Jawab:

3x + 2 > 5 jika dan hanya jika 3x + 2 > 5 atau 3x + 2 < - 5


Bila 3x + 2 > 5

3x + 2 < - 5

3x > 3

3x < - 7

x>1

x<

Jawabannya adalah: (- , 2

7
1
2
3
3

1
) (1, ).
3

Contoh 3
Jika

x 3, maka

x lebih besar dari -3; yaitu -3 < x < 3. Berlainan jika

x 3,

maka x < -3 atau x > 3

Contoh 4
Selesaikan ketaksamaan

x 4 1,5

dan perlihatkan himpunan peyelesaiannya

Pada garis rill


Penyelesaian :
x 4 1,5

1,5 x 4 1,5
1,5 4 x 4 4 1,5 4
2,5 x 5,5

Grafik

Kalkulus 1

15

(2.5,5.5)
Contoh 5
Selesaikan ketaksamaan

3x 5 1 ,

kemudian perlihatkan himpunan

penyelessaian pada garis rill


Penyelesaian :
3 x 5 1 atau 3 x 5 1
3 x 4 atau 3 x 6
x

4
atau x 2
3

Himpunan peneyelesaian berupa gabungan dua selang yaitu himpunan


(-,4/]}U[2,)
Akar kuadrat
Setiap bilangan positif mempunyai akar dua akar kuadrat. Misal 9 adalah -3 dan 3.
untuk a 0, lambang

, disebut akar kuadrat utama dari a, yang menunjukkan

akar kuadrat tak negatif

Rumus kuadrat
Penuyelesaian untuk ax2 + bx + c = 0
x

Kalkulus 1

16

b 2 4ac
2a

Soal-soal:
Tentukan himpunan jawaban ketaksamaan berikut:
1.

4x + 3 > 7

2.

5x - 3 > 3x + 5

3.

3x2 + x > 1

4.

7x < 4 x

5.

5x -6 > 1

6.

x + 7 < 7

7.

3x - 4 < 2

8.

5 - x > 7

9.

7 4x < 9

10.

2x - 5 > 3

Kalkulus 1

17

11.

9 2x > 4

12.

2x2 -5x 4 0

E. Sistem Koordinat Siku Empat


Sekarang akan dipelajari pasangan bilangan riil. Suatu kumpulan dari dua
bilangan riil berbentuk pasangan bilamana urutan pasangan dibuat dinamakan
pasangan terurut bilangan riil. Jika x adalah bilangan riil pertama dan y yang
kedua, dinyatakan pasangan berurut ini dengan menulis keduanya di dalam
kurung biasa dengan suatu koma yang memisahkannya, yaitu (x,y). Perhatikan
bahwa pasangan terurut (3,7) berbeda dengan pasangan berurut (7,3).
Definisi: Himpunan semua pasangan terurut bilangan riil dinamakan bidang
bilangan, dan setiap pasangan terurut (x,y) dinamakan titik di dalam
bidang bilangan. Bidang bilangan dinyatakan dengan R2.
Bila sebelumnya dapat diidentifikasi R dengan titik-titik pada mata
sumbu (ruang berdimensi satu), sekarang dapat diidentifikasikan R 2 dengan
titik-titik di dalam mata ilmu ukur bidang (ruang berdimensi dua). Metode
untuk menuliskan R2 pertama kali dikenalkan oleh matematik Bangsa Prancis
Rem Descarter (1596 1650), yang banyak berjasa dalam mengorganisasikan
Ilmu Ukur Analitik dalam tahun 1637.
Suatu garis mendatar dipilih dalam bidang ilmu ukur dan dinamakan
sumbu X. Suatu garis tegak dipilih dan dinamakan sumbu Y. Titik potong
sumbu X dan sumbu Y dinamakan titik asal dan dinyatakan dengan huruf O.
suatu satuan panjang dipilih, dan biasanya satuan panjang pada setiap sumbu
tersebut sama. Kita tetapkan arah positif pada sumbu X ke kanan titik O dan
arah positif sumbu Y ke atas titik O. lihat gambar:

Kalkulus 1

18

Y
x (absis P)
P (x,y)
y (Ordinat P)

(a)
Gambar 1.

(b)
Gambar 2.

Sekarang perhatikan suatu pasangan terurut bilangan riil (x,y) dengan


suatu titik P di dalam bidang ilmu ukur. Lihat gambar 2. jarak P ke sumbu Y,
ditentukan positif bila P di kanan sumbu Y dan negatif bila y di kiri sumbu Y,
dinaman absis (atau koordinat x) dari P dan dinyatakan dengan x. Jarak P ke
sumbu X ditentukan positif bila P di ata sumbu x dan negatif bila P di bawah
sumbu X, dinamakan ordinat (atau koordinat y) dari P dan dinyatakan dengan
y. absis dan ordinat suatu titik dinamakan koordinat kartesis tegak lurus dari
titik itu. Terdapat koresponden satu-satu diantara titik-titik di suatu bidang ilmu
ukur dan R2, yaitu setiap titik dikaitkan dengan pasangan terurut yang tunggal
(x,y) dan setiap pasangan terurut (x,y) dikaitkan dengan satu titik. Konsep
ordensi satu-satu dinamakan Sistem koordinat kartesis tegak lurus. Gambar 6
memberikan ilustrasi suatu sistem koordinat kartesis tegak lurus dengan
beberapa titik.

Kalkulus 1

19

(8,5)

Kuadrat
kedua

(1,2)
(-6,0)

(2,0)

Kuadrat
pertama

(0,-4)

X
Kuadrat
ketiga

Gambar. 3

Kuadrat
keempat

Gambar. 4

Sumbu X dan Y dinamakan sumbu koordinat. Kedua sumbu tersebut


membagi bidang atas empat bagian yang dinamakan kuadrat. Di kuadrat
pertama absis dan ordinatnya positif, yaitu kuadrat kanan atas. Kuadrat lainnya
diberi nomor sesuai dengan arah yang berlawanan putara jarum jam sehingga
kuadrat keempat terletak di kanan bawah. Lihat gambar 4.
Karena adanya koresponden satu-satu tersebut, kita mengidentifikasi R 2
dengan Ilmu Ukur. Dengan alasan ini kita menamakan suatu pasangan berurut
(x,y) sebagai titik. Dengan acara yang sama suatu garis diri R2 dihubungkan
dengan suatu garis di bidang ilmu ukur.
Rumus Jarak, Lingkaran dan Rumus Tumpuh
Sekarang akan dibahas masalah menentukan jarak antara dua titik di R2.
Jika A adalah titik (x1,y2) adan B adalah titik (x2,y1), (yaitu A dan B memiliki
Kalkulus 1

20

ordinat yang sama tetapi absis berbeda). Maka jarak dari A ke B dinyatakan
dengan d(AB) dan didefinisikan:

d(AB) = x2 x1

Perhatikan gambar 1(a), 1(b) dan 1(c)


Y

A (3,4)

B (9,4)

A (-8,0)

d(AB) = 6

B (6,0)

d(AB) = 14

Gambar 1(a)

Gambar 1(b)
Y
B (1,2)

A (4,2)

X
d(AB) = - 3 = 3
Gambar 1(c)
Jika adalah titik A(3,4) aan B(9,4), maka jarak d(AB) = 9 - 3 = 6.
Gambar 1(a). Pada gambar 1(b) diketahui titik A(-8,0) dan B(6,0) maka jarak
AB = 6 + 8 = 14, dan gambar 1(c) diketahui titik A(4,2) adan B(1,2), maka
(AB) = 1 - 4 =

- 3 = 3. Kemudian jika C adalah titik (x1,y1) dan D adalah

titik (x1, y2) maka jarak dari C dan D dinyatakan dengan d(CD) dan
didefinisikan sebagai d(CD) = y2 y1.
Kalkulus 1

21

Contoh: Perhatikan gamabr 2(a) dan 2(b). Jika titik C(1,-2) dan D(1,-8) maka
jarak CD dinyatakan dengan d(CD) = -8 (-2) = -6 = 6. Jika C
adalah titik (-2,-3) an D(-2,4) maka jarak CD = 4 (-3) = 7 = 7
Y
Y

D(-2,4)

X
C(1,-2)
C(-2,-3)
D(1,-8)

Gambar 2(a)

Gambar 2(b)

Sekarang kita ingin mendapatkan rumus untuk menghitung jarak P dan Q


dengan menggunakan koordinat kedua titik. Jika P(x,y) dan Q(x2,y2) adalah dua
titik dibidang, kita menggunakan dalil Pythagoras dari Ilmu Ukur bidang yang
menyatakan:
Dalam suatu segitiga siku-siku, jumlah kuadrat panjang sisi-sisi sikusikunya sama dengan kuadrat panjang sisi miring
Gambar 10 menunjukkan P, Q dan M segitiga siku-siku dengan PQ
adalah sisi miring dan titik M (x2,y1) dengan menggunakan dalil Pythagoras
diperoleh:
d(PQ) = ( x 2 x 1 ) 2 ( y 2 y1 ) 2 ................................................................ ( 1 )

Kalkulus 1

22

Q(x2,y2)

Dalam rumus (1) kita tidak memakai


tanda + didepan akar di ruas kanan,
karena d(PQ) adalah mata bilangan
tak negatif. Rumus (1) berlaku untuk
semua posisi yang mungkin bagi P
dan Q di dalam ke empat kuadrat.

M(x2,y1)

P(x1,y1)

teorema berikut:

Gambar 3.

Teorema:

Kita menyatakan hasil ini dalam

Jarak tak berarah dua titik P(x1,y1) dan Q (x2,y2) ditentukan oleh:
d(PQ) = ( x 1 x 2 ) 2 ( y1 y 2 ) 2

Perhatikan bahwa jika P dan Q terletak pada garis mendatar yang sama,
maka y1 = y2 dan jarak d(PQ) = ( x 1 x 2 ) 2 0 2 maka d(PQ) = y1 y2
Selanjutnya, bila P dan Q terletak pada garis tegak yang sama, maka x 1 =
x2 dan d(PQ) = 0 2 ( y1 y 2 ) 2 = x1 x2

Contoh 1: Tentukan jarak antara:


a) P(-2,7) dan Q(3,-5)
b) A(-2,-8) dan B(7,5)
Jawab: a)

d(PQ) =
=

b) d(AB) =
=

Kalkulus 1

23

( 2 3) 2 (7 ( 5)) 2

25 144

169

250

( 5) 2 (12) 2

= 13

( 2 7) 2 ( 8 5) 2

81 169

( 9) 2 (13) 2

5 10

Contoh 2: Buktikan bahwa segitiga dengan titik sudut A(-2,4); B(-5,1) dan
C(-6,5) adalah sama kaki, dengan cara menujukkan bahwa dua
sisinya sama panjang.
C(-6,5)
A(-2,4)

B(-5,1)
Gambar 4.
Perhatikan gambar 4.
d(BC)

( 5 6) 2 (1 5) 2

1 16

17

d(AC) =

( 2 6) 2 (4 5) 2

16 1

17

d(AB) =

(5 2) 2 (1 4) 2

99

Jadi d(BC) = d(AC) =

18

17

Dengan demikian ABC sama kaki


PERSAMAAN LINGKARAN
Definisi:Suatu lingkaran adalah himpunan semua titik dibidang yang berjarak
sama dari suatu titik tetap. Titik tetap tersebut dinamakan pusat
lingkaran dan jarak yang tetap dinamakan jari-jari lingkaran
Dengan definisi di atas, maka rumus (persamaan) lingkaran hanya sebuah
langkah kecil saja dari rumus jarak.

Kalkulus 1

24

Y
r
P(x,y)
-r
O

(,)

-r
Gambar 6.

Gambar 7.

Misalkan perhatikan lingkaran dengan jari-jari 5 dan berpusat di (2,3).


Gambar 5, misalkan (x,y) menyatakan titik sembarang pada lingkaran itu.
Menurut rumus jarak:

( x 2) 2 ( y 3) 2 5

Y
P(x,y)
5
(2,3)
O

Gambar 5.

Bila kedua ruas dikuadratkan, akan diperoleh: (x 2)2 + (y 3)2 = 25


Persamaan ini disebut persamaan lingkaran.
Secara lebih umum, lingkaran dengan jari-jarijari r dan pusat m(,)
mempunyai persamaan (x - )2 + (y - )2 = r2 yang disebut persamaan baku
sebuah lingkaran.

Kalkulus 1

25

Gambar 6 menunjukkan lingkaran yang berpusat di (,) yang berjari-jari


r, jika pusat lingkaran ini ada dititik asal maka = 0 dan = 0 sehingga
persamaan menjadi x2 + y 2 = r2. Lingkaran ini ditunjukkan oleh gambar 7.
Keterangan: Persamaan x2 + y2 = 9 adalah suatu lingkaran yang berpusat di
(0,0) dan berjari-jari 3.
Contoh: Tunjukkan bahwa persamaan x2 + y2 + 6x 2y 15 = 0 adalah suatu
lingkaran, dan tentukan pusat dan jari-jarinya.
Jawab: Persamaan yang diberikan dapat ditulis sebagai:
(x2 + 6x)2 + (y2 2y)2 = 15
Dengan cara menambah 9 dan 1 pada kedua ruas persamaan, kita
peroleh:
(x2 + 6x + 9) + (y2 2y + 1) = 15 + 9 + 1 = 25
(x + 3)2 + (y 1)2 = 25
Terlihat bahwa ini adalah suatu persamaan lingkaran yang berpusat di
(-3,1) dan jari-jari 5.
Dari persamaan baku lingkaran (x - )2 + (y + )2 = r2 ....................

(1)

Hilangkan kurungnya dan tau suku-sukunya sehinga diperoleh


x2 + y2 - 2x - 2y + 2 + 2 + r2 = 0 .........................................................

(2)

Persamaan (2) berbentuk x2 + y2 + Ax + By + C = 0 .................................

(3)

dimana A = -2 ; B = -2 dan C = 2 + 2 r2 ...........................................

(4)

Persamaan (1) dinamakan bentuk umum suatu persamaan lingkaran


sedangkan

(x - )2 + (y - )2 = r2 dinamakan bentuk pusat dan jari-jari, maka

persamaan lingkaran ditulis dalam kedua bentuk ini yaitu bentuk pusat dan jarijari dan bentuk umum.
Sekarang timbul pertanyaan apakah persamaan yang berbentuk
x2 + y2 + Ax + By + C = 0 merupakan suatu lingkaran atau bukan? Untuk
menentukan hal ini kita berusaha untuk menuliskan persamaan ini adalam
bentuk pusat dan jari-jari. persamaan tersebut dapat ditulis sebagai:
x2 + y2 + Ax + By = - C
Kalkulus 1

26

dan untuk melengkapi bentuk kuadrat dari suku-suku tersebut dengan


menambahkan

1
x A
2

1 2 1 2
A B pad akedua ruas, maka hasilnya adalah:
4
4
2

1
y B
2

1 2
(A B 2 4C ) .........................................
4

(5)

Bentuk (5) akan berbentuk lingkaran jika dan hanya jika


1 2
( A B 2 4 C) r 2
4

Ada tiga kemungkinan: (1) A2 + B2 4C > 0


(2) A2 + B2 4C = 0
(3) A2 + B2 4C < 0
Kemungkinan (1): A2 + B2 4C > 0
Maka r2 =

1 2
( A B 2 4C) sehingga Pers (5) merupakan suatu lingkaran
4

dengan jari-jari =

1
2

1
1
,
2
2

A 2 B 2 4C dan pusat

Kemungkinan (2): A2 + B2 4C = 0
2

Persamaan (5) menjadi x A

1
2

x B
2

0 . Terlihat disini r = 0,

sehingga lingkaran yang didapat adalah suatu lingkaran titik.


Kemungkinan (3): A2 + B2 4C < 0
Terdapat bahwa ruas kanan bilangan negatif, sdangkan diruas kirinya jumlah
kuadrat dua bilangan riil. Jadi tidak terdapat nilai riil x dan y yang memenuhi
persamaan tersebut. sehingga persamaan tersebut adalah himpunan kosong.
Dari apa yang diuraikan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut: Grafik suatu persamaan berderajat dua dalam R2 dalam x dan y dengan
koefisien x2 dan y2 sama dan tidak memiliki suku xy membentuk suatu
lingkaran, satu lingkaran titik atau himpunan kosong.
Kalkulus 1

27

Contoh 1. Diketahui persamaan berbentuk 2x2 + 2y2 + 12x 8y + 31 = 0


Tentukan apakah persamaan itu bebrbentuk atau lingkaran titik atau
lingkaran kosong.
Jawab: 2x2 + 2y2 + 12x 8y + 31 = 0
:2

x2 + y2 + 6x 4y +

31
=0
2

(x2 + 6x) + (y2 4y) = -

31
2

(x2 + 6x + 9) + (y2 4y + 4) = (x + 3)2 + (y 2)2 = -

31
+ 13
2

5
2

Karenanya grafik berbentuk himpunan kosong


Contoh 2. Tentukan persamaan lingkaran yang melalui P(4,5); Q(3,-2) dan
R(1-4)
Jawab: Bentuk persamaan umum lingkaran
x2 + y2 + Ax + By + C = 0
Karena ketiga titik P, Q dan R harus terletak pada lingkaran, koordinat
titik tersebut harus memenuhi persamaan, jadi:
16 + 25 + 4A + 5B + C = 0
9 + 4 + 3A 2B + C = 0
1 + 16 + A 4B + C = 0 atau
4A + 5B + C = - 41
3A 2B + C = - 13
A 4B + C = - 17
Dari ketiga persamaan di atas dapat ditentukan harga A, B dan C
yaitu: A = 7 ; B = -5 dan C = - 44
Kalkulus 1

28

Jadi persamaan lingkaran adalah: x2 + y2 + 7x 5y 44 = 0


Soal-soal
Soal 1 sampai 4, lukis titik-titik yang diberikan dalam bidang R 2 dan tentukan
jarak antara titik-titik tersebut.
1.

(3,-2) dan (5,3)

2.

(-5,1) dan (6,3)

3.

(4,2) dan (2,4)

4.

(3,4) dan (7,2)

5.

Tentukan panjang ruas garis segitiga dengan titik sudut A(3,5); B(2,4) :
dan C(-1,-4)

6.

Buktikan bahwa segitiga dengan titik sudut A(3,-6); B(8,2) dan C(-1,-1)
adalah suatu segitiga siku-siku.

7.

Buktikan bahwa titik A(6,-13); B(-2,2); C(13,10) dan D(21,-5) adalah


suatu titik sudut suatu bujursangkar. Hitunglah panjang diagonalnya.

8.

Jika suatu ruas garis adalah (-4,2) dan titik tengahnya (3,-1), tentukan titik
ujung yang satu lagi dari ruas garis tersebut.

Dalam soal 9 sampai dengan 12, tentukan suatu persamaan lingkaran yang
berpusat di C dan berjari-jari r. Tulis persamaan tersebut dalam dua bentuk,
bentuk pusat jari-jari dan bentuk umum.
9.

C(4,-3) dan r = 5

10.

C(0,0) dan r = 8

11.

C(-5,-12) dan r = 3

12.

C(-1,1) dan r = 2

13.

Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di (1,2) dan melalui titik (3,1)

14.

Tentukan persamaan lingkaran yang melalui titik-titik (2,8); (7,3); dan (2,0)

15.

x2 + y2 6x 8y + 9 = 0

16.

2x2 + 2y2 2x + 2y + 7 = 0

17.

3x2 + 3y2 + 4y - 7 = 0

18.

x2 + y2 10x 10y + 25 = 0

Kalkulus 1

29

Soal 19 dan 20 selidikilah apakah grafiknya berbentuk lingkaran titik atau


lingkaran kosong.
19.

x2 + y2 2x + 10y + 19 = 0

20.

4x2 + 4y2 + 24x 4y + 1 = 0

F. Garis Lurus
Garis lurus adalah suatu hal paling sederhana dari sebuah kurva. Kita
pandang suatu garis yang melalui dua buah titik, yakni A (3,2) dan B (8,4) yang
diperlihatkan pada gambar 1.

Suatu garis adalah sebuah objek geometri, yang bila ditempatkan pada
suatu koordinat bidang akan mempunyai persamaan. Untuk mengetahui
persamaan suatu garis lurus, kita harus memahami konsep kemiringan
(gradien).
Dari gambar 2. Jika kita pandang garis dari titik A ke titik B, terlihat
terjadi perubahan tegak (kenaikan) sebesar 2 satuan ukuran dan perubahan
mendatar (penurunan) sebesar 5 satuan. Dalam hal ini dikatakan bahwa garis
tersebut mempunyai tanjakan (kemiringan) 2/5. Secara umum untuk sebuah
garis yang melalui A (x1, y1) dan B (x2, y2), dimana x1 x2, kemiringannya
didefinisikan oleh

Kalkulus 1

30

kenaikan y2 y1

`
turun
x2 x1

Tentu akan timbul suatu pertanyaan bagi kita, yakni apakah nilai yang
didapat untuk sembarang kemiringan garis itu tergantung kepada pasangan
yang dipakai untuk A dan B?. Untuk itu mari kita lihat gambar 3 berikut.

Segitiga sebangun dalam gambar 3 ini memperlihatkan bahwa


y ' 2 y '1
y y1
2
x ' 2 x '1
x 2 x1

Jadi titik-titik A dan B akan memenuhi sebagaimana halnya A dan B.


Tidak menjadi masalah apakah A terletak di kiri atau di kanan B, karena
y1 y 2 y 2 y 1

. Yang pokok adalah bahwa koordinat-koordinat dikurangkan


x1 x 2
x 2 x1

dalam urutan sama pada pembilang dan penyebut.


Kemiringan m adalah ukuran kecuraman suatu garis (lihat gambar 4).
Dari gambar ini terlihat bahwa garis mendatar mempunyai kemiringan nol,
garis yang naik ke kanan kemiringannya positif, dan yang menurun ke kanan
mempunyai kemiringan negative. Semakin besar kemiringan suatu garis berarti
semakin curam garisnya. Sedangkan untuk garis vertical, konsep kemiringan
ini tidak terdefinisikan.
`
Gambar 4
Garis-garis dengan Aneka Kemiringan
Sekarang kita lihat konsep kemiringan titik. Seperti dibicarakan di awal
tadi, seperti gambar 5, kita ketahui bahwa lurus melalui titik (3, 2) dan
mempunyai kemiringan 2/5, lalu ambil sekarang sembarang titik pada garis
Kalkulus 1

31

lurus itu, misalnya titik (x, y). Jika kita gunakan titik ini dan titik (3, 2) untuk
mengukur kemiringan garis itu, kita pasti memperoleh nilai

/5, yakni

y2 2
atau setelah sama dikalikan dengan 3, kita dapatkan y-2 = 2/5 (x-3).
x3 5

Perhatikan bahwa persamaan yang terakhir ini dipenuhi oleh semua titik
pada garis lurus itu bahkan oleh titik (3, 2) sendiri. Konsep yang baru kita
jelaskan di atas berlaku secara umum, yakni bahwa garis yang melalui titik
tetap dengan koordinat (x, y) dengan kemiringan m memenuhi persamaan:
y y1 m( x x1 )

Hal ini disebut sebagai kemiringan titik dari persamaan garis lurus.
Bila kita pandang sekali lagi garis pada contoh, garis melalui (8, 4)
seperti halnya (3, 2).

Jika dipakai (8, 4) sebagai (x 1, y1) kita dapat persamaan

y - 4 = = 2/5 (x 8), sepertinya berbeda dari y 2 = 2/5 (x 3), tetapi


sesunggunya dapat dimudahkan menjadi 5y 2x = 4.
Contoh 1. Carilah persamaan garis yang melalui (-4, 2) dan (6, -1).
Penyelesaian: Kemiringan m adalah

1 2
3

, selanjutnya dengan
64
10

menggunakan titik (-4, 2) sebagai titik tetap, kita dapatkan


persamaan garisnya y 2 = -3/10 (x + 4).
Selanjutnya kita lihat bagaimana bentuk persamaan perpotongan suatu
garis. Persamaan suatu garis dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk.
Dimisalkan kemiringan sebagai m untuk suatu garis dan b perpotongannnya

Kalkulus 1

32

dengan sumbu y, artinya bahwa garis tersebut memotong sumbu y pada titik (0,
b), seperti diperlihatkan pada gambar 6.

Dengan memilih (0, b) sebagai (x1, y1) dan menerapkan bentuk


kemiringan y b = m (x 0), yang dapat ditulis ulang y = mx + b. Inilah yang
disebut sebagai kemiringan perpotongan.
Hal ini menarik untuk diamati, karena setiap kali kita melihat persamaan
seperti itu, kita mengetahui itu adalah persamaan suatu garis dan juga dapat
kita cari kemiringan perpotongan y nya. Misalkan kita lihat persamaan
3x 2y + 4 = 0
Jika diselesaikan untuk y, kita dapatkan y = 3/2x + 2. Ini adalah persamaan garis
dengan kemiringan 3/2 dan perpotongan y pada (0, 2).
Sekarang kita tinjau garis tegak. Garis-garis tegak tidak sesuai dalam
pembahasan di atas, karena garis tersebut tidak mempunyai kemiringan. Tetapi
tentu saja garis tegak mempunyai persamaan.

Kalkulus 1

33

Dari gambar 7, persamaan garisnya adalah x = 5/2, karena sebuah titik


berada pada garis jika dan hanya jika memenuhi persamaan ini. Persamaan
sembarang garis tegak dapat dinyatakan danam bentuk x = k, dimana k adalah
suatu konstanta. Patut dicatat bahwa persamaan suatu garis mendatar dapat
ditulis dalam bentuk y = k.
Bentuk Ax + By + C = 0. Akan sangat menarik untuk mempunyai suatu
bentuk yang meliputi semua garis, termasuk gari-garis tegak. Ambil misalnya:
1. y 2 = -4 (x + 2)
2. y = 5x 3
3. x = 5
Ini dapat ditulis ulang (dengan memindahkan semuanya ke ruas kiri) sebagai
berikut:
1. 4x + y + 6 = 0
2. 5x + y + 3 = 0
3. x + 0y 5 = 0
Jelas semuanya berbentuk Ax + By + C = 0, A dan B keduanya tak nol.
Persamaan ini disebut persamaan linier umum. Dengan memikirkan
sesaat kita dapat melihat bahwa sembarang persamaan garis lurus dapat dibuat
dalam bentuk ini. Sebaliknya grafik persamaan linier umum ini selalu berupa
suatu garis lurus.
Sekarang bagaimana pula dengan garis sejajar?. Jika dua garis
mempunyai kemiringan yang sama, maka jelas keduanya sejajar. Jadi y = 2x +
Kalkulus 1

34

2 dan y = 2x +5 merupakan garis sejajar. Keduanya mempunyai kemiringan 2.


Garis yang kedua adalah 3 satuan di ats yang pertama untuk setiap nilai x, lihat
gambar 8 berikut.

Demikian pula garis-garis dengan persamaan 2x + 3y + 12 = 0 dan 4x


6y = 5 adalah garis sejajar. Untuk melihat ini, selesaikan persamaan tersebut
untuk y ( yakni cari bentuk kemiringan perpotongan), kita akan dapatkan
masing-masing y = 2/3x 4 dan y = 2/3x 5/6, Keduanya mempunyai kemiringan
yang sama 2/3, jadi jelaslah bahwa garis itu sejajar. Selanjutnya kita dapat
mengatakan bahwa dua garis taak tegak adalah sejajar jika keduanya
mempunyai kemiringan yang sama.
Contoh 2. Carilah persamaan garis melalui (6, 8) yang sejajar dengan garis
yang mempunyai persamaan 3x 5y = 11.
Penyelesaian: Jika kita selesaikan 3x 5y = 11 untuk y, kita dapatkan

= 3/5x 11/5, dari sini terbaca bahwa kemiringan garis itu adalah
3

/5. Persamaan garis yang diinginkan adalah y 8 = 3/5 (x 6)

atau dalam bentuk persamaan linier 3x 5y + 22 = 0.


Selanjutnya masri kita lihat garis yang saling tegak lurus. Apakah
terdapat persyaratan kemiringan yang sederhana yang mencirikan garis-garis
yang tegak lurus? Ya, dua garis tegak yang saling tegak lurus jika dan hanya
jika kemiringan keduanya saling berbalikan negatif.

Kalkulus 1

35

Untuk melihat kenapa ini benar, pandanglah dua garis tak tegak l 1 dan l2.
Dengan tidak menyalahi generalisasi, kita menganggapnya berpotongan pada
titik asal, karena jika tidak demikian kita dapat menggesernya sedemikian rupa
sehingga kemiringannya tetap. Misalkan P1 (x1, y1) suatu titik pada l1 dan P2
juga suatu titik pada l2 seperti pada gambar 9.

Menurut dalil Pythagoras dan kebalikannya, P 1OP2 merupakan sudut


siku-siku jika dan hanya jika [d(P1, O)]2 + [d(P2, O)]2 = [d(P1, P2)]2, yakni jika
dan hanya jika (x12 + y12) + (x22 + y22) = (x1 x2)2 + (y1 y2)2.
Setelah penguraian dan penyederhanaan, persamaan ini menjadi 2x 1x2 +
2y1y2 = 0 atau

y1
x
2 .
x1
y2

Sekarang y1/x1 adalah kemiringan dari l1, sedangkan y2/x2 adalah


kemiringan dari garis l2. Sehingga P1OP2 adalah sudut siku-siku jika dan hanya
jika kemiringan dua garis berbanding terbalik satu sama lainnya.
Garis-garis y = 3/4x dan y = -4/3x saling tegak lurus. Demikian juga 2x
3y = 5 dan 3x +2y = -4, karena setelah diselesaikan untuk y didapat kemiringan
garis pertama adalah 2/3 dan garis kedua mempunyai kemiringan 3/2.
Contoh 3. Carilah persamaan yang melalui titik potong garis-garis dengan
persamaan 3x + 4y = 8 dan 6x 10y = 7, yang tegak lurus dengan
garis pertama.
Penyelesaian: Untuk mencari titik potong dua garis ini persamaan pertama
dikalikan 2 dan hasilnya ditambahkan pada persamaan kedua
-6x 8y = - 16
Kalkulus 1

36

6x 10y = 7
- 18y = - 9 y = 1/2
Dengan mensubtitusikan y = 1/2 dalam satu persamaan awal akan
menghasilkan x = 2. Titik potongnya adalah (2, 1/2).
Bilamana

persamaan

pertama

diselesaikan

untuk

(membuatnya dalam bentuk kemiringan perpotongan), diperoleh


y = -3/4x + 2. Garis yang tegak lurus padanya mempunyai
kemiringan 4/3. Persamaan garis yang diminta adalah:
y 1/2 = 4/3 (x 2).
Soal-soal
Dari soal 1 sampai 8, cari nilai kemiringan garis lurus antara titik-titik yang
diberikan.
1. A (2, 3) dan B (4, 8)

5. P (3, 0) dan Q (0, 5)

2. A (4, 1) dan B (8, 2)

6. P (-6, 0) dan Q (0, 6)

3. A (-4, 2) dan B (3, 0)

7. P (-1,732, 5,014) dan Q (4,315, 6,175)

4. A (2, -4) dan B (0, -6)

8. P (, 3) dan Q (1,642, 2)

Dari soal 9 sampai 16 cari persamaan garis dan tuliskan dalam bentuk
persamaan linier umum Ax + By + C = 0.
9. Melalui titik (2, 3) dengan kemiringan 4
10. Melalui titik (3, -4) dengan kemiringan 2
11. Dengan perpotongan pada y = 4 dan kemiringan 2
12. Dengan perpotongan pada y = 5 dan kemiringan 2
13. Melalui titik (2, 3) dan titik (4, 8)
14. Melalui titik (4, 1) dan titik (8, 2)
15. Melalui titik (2, -3) dan titik (2, 5)
16. Melalui titik (-5, 0) dan titik (-5,4)
Dari soal 17 sampai 20 carilah kemiringan perpotongan pada y untuk tiap garis.
17. 3y = 2x 4
18. 2y = 5x + 2
19. 2x + 3y = 6
Kalkulus 1

37

20. 4x + 5y = -20
21. Tuliskan persamaan garis melalui titik (3, -3) yang:
a.

sejajar garis y = 2x + 5

b.

tegak lurus y = 2x + 5

c.

sejajar garis 2x + 3y = 6

d.

tegak lurus garis 2x + 3y = 6

e.

sejajar garis yang melalui titik (-1, 2) dan titik (3, -1)

f.

sejajar garis x = 8

g.

tegak lurus garis x = 8

22. Cari nilai k untuk mana garis 4x + ky = 5


a. melalui titik (2, 1)
b. sejajar sumbu y
c. sejajar garis 6x 9y = 10
d. mempunyai perpotongan pada x dan y sama
e. tegak lurus garis y 2 = 2 (x + 1)
23. Tuliskan persamaan garis melalui titik (0, -4) yang tegak lurus pada garis y
+ 2 = -1/2 (x 1).
24. Cari nilai k sedemikian rupa sehingga garis kx 3y = 10:
a. sejajar garis y = 2x + 4
b. tegak lurus garis y = 2x + 4
c. tegak lurus garis 2x + 3y = 6.

G. Grafik Persamaan
Penggunaan koordinat untuk titik-titik pada bidang memungkinkan kita
untuk memerikan suatu kurva (objek geometri) dengan memakai suatu
persamaan (ojek aljabar). Kita melihat bagaimana ini dilakukan untuk
lingkaran-lingkaran dan garis-garis dalam pasal terdahulu. Sekarang kita ingin
melihat proses kebalikannya, yakni menggambarkan suatu persamaan. Grafik
suatu persamaan dalam x dan y terdiri atas titik-titik di bidang yang koordinatkoordinat (x, y) nya memenuhi persamaan (persamaannya benar).
Kalkulus 1

38

Bagaimana menggambarkan grafik?. Untuk menggambarkan suatu


persamaan, misalnya y = 2x3 x + 19 ikuti tiga langkah sederhana berikut:
1. Dapatkan koordinat-koordinat beberapa titik yang memenuhi persamaan.
2. Rajah titik-titik tersebut pada bidang.
3. Hubungkan titik-titik tersebut dengan sebuah kurva mulus.
Cara termudah untuk langkah 1 adalah dengan membuat table nilai-nilai.
Berikan nilai yang berpadanan dari salah satu peubah (variable) dengan peubah
lainnya.
Contoh 1. Gambar grafik persamaan y = x2 3
Penyelesaian: Prosedur tiga langkah dapat dilihat pada gambar 1.

Selanjutnya kita amati kesimetrian grafik. Kita dapat


menghemat kerja dan menggambarkan grafik yang lebih tepat
jika kita dapat mengenali simetri tertentu dari suatu grafik itu,
yakni dengan memeriksa persamaan yang berpadanan. Lihat
grafik y = x2 3 di atas daan yang digambarkan lagi pada
gambar 2 berikut.

Kalkulus 1

39

Jika bidang koordinat dilipat sepanjang sumbu y, kedua cabang akan berimpit.
Misalnya (3, 6) akan berimpit dengan (-3, 6), (2, 1) akan berimpit dengan (-2,
1) dan secara lebih umum (x, y) akan berimpit dengan (-x, y). Secara aljabar ini
berpadanan dengan kenyataan bahwa penggantian x oleh x dalam persamaan
y = x2 3 menghasilkan persamaan yang setara.
Pandang suatu persamaan sembarang. Jika penggantian x oleh x
menghasilkan suatu persamaan setara, maka grafik persamaan adalah simetri
terhadap sumbu y. Serupa, jika penggantian y oleh y menghasilkan persamaan
setara, maka grafiknya simetri terhadap sumbu x. Persamaan x = 1 + y 2 adalah
jenis grafik yang simetri terhadap sumbu x itu (lihat gambar 3).

Tipe ketiga adalah simetri terhadap titik asal. Hal ini terjadi jika
penggantian x oleh x dan y oleh y menghasilakn persamaan setara. Secara
geometri ini berpadanan terhadap titik-titik (x, y) dan (-x, -y)yang berada pada
sebuah garis yang melalui titik asal dan sama jauh dari titik asal. Persamaan y

Kalkulus 1

40

= x3 memberikan contoh yang baik, karena y = (-x)3 setara terhadap y = x3


(lihat gambar 4).
Contoh 2. Sketsakan grafik y = x3
Penyelesaian: lihat gambar 4.

Catatan. Dalam menggambar grafik y = x3 di atas dipakai skala


lebih kecil untuk sumbu y. Hal ini untuk memperlihatkana porsi
grafik yang lebih besar.
Sekarang kita amati perpotongan garis kurva pada masing-masing
sumbu. Titik-titik dimana grafik memotong kedua sumbu memainkan peranan
penting dalam banyak hal. Misalnya, pandang
y = x3 2x2 5x + 6 = (x + 2)(x - 1)(x 3)
Perhatikan bahwa y = 0 bilamana x = -2, 1, dan 3. Bilangan-bilangan 2,
1, dan 3 disebut perpotongan pada sumbu x. Sama halnya dengan itu x = 0
bilamana y = 6, sehingga 6 disebut perpotongan pada sumbu y.
Contoh 3. Sketsakan grafik y2 x + y 6 = 0 dengan memperlihatkan semua
perpotongan secara jelas.
Penyelesaian: Dengan meletakkan y = 0 dalam persamaan yang diberikan,
didapat x = -6, sehingga perpotongan pada x adalah 6. Dengan
meletakkan x = 0 dalam persamaan, didapat y2 + y 6 = 0 atau
(y + 3)(y 2) = 0. Berarti perpotongan pada y adalah 3 dan 2.
Kalkulus 1

41

Pemeriksaan kesimetrian menunjukkan bahwa grafiknya tidak


simetri (lihat gambar 5).

Grafik-grafik dari contoh 1 dan 3 berupa parabola. Jika suatu persamaan


berbentuk y = ax2 + bx + c atau x = ay2 + by + c dengan a 0, grafiknya akan
selalu berbentuk parabola. Pada kasus pertama grafik terbuka ke atas atau ke
bawah dan pada kasus kedua terbuka ke kiri atau ke kanan sesuai dengan
apakah a > 0 atau a < 0. Perhatikan bahwa persamaan pada contoh 3 dapat
ditulis dalam bentuk x = y2 + y 6.
Contoh 4. Cari titik-titik perpotongan garis y = -2x + 2 dan parabola y = 2x 2
4x 2 dan sketsakan kedua grafik pada bidang yang sama.
Penyelesaian: Kita harus selesaikan kedua persamaan secara serempak
-2x + 2 = 2x2 4x 2
0 = 2x2 2x 4
0 = 2 (x 2)(x + 1)
x = -1

x=2

Selanjutnya mensubtitusikan nilai tersebut didapat nilai yang


berpadanan

adalah

dan

2,

karena

itu

titik-titik

perpotongannya adalah (-1, 4) dan (2, -2). Lihat gambar 6.

Kalkulus 1

42

Soal-soal
Dari soal 1 sampai 5 gambarlah sketsa grafik persamaan yang diberikan.
Periksa simetri dan yakinkan untuk mencari semua perpotongan pada x dan y.
1. y = -x2 + 4
2. 3x2 + 4y = 0
3. x2 + y2 = 36
4. 4x2 + 9y2 = 36
5. y = x3 3x
Dari soal 6 sampai 10 gambarkan grafik kedua persamaan yang diberikan. Cari
juga titik perpotongan antara dua grafik.
6. y = -x + 1 dan y = x2 + 2x + 1
7. y = -2x + 1 dan y = -x2 - x + 3
8. y = 1,5x + 3,2 dan y = x2 2,9x
9. y = 4x + 3 dan x2 + y2 = 4
10. y 3x = 1 dan x2 + 2x + y2 = 15.

Kalkulus 1

43

Anda mungkin juga menyukai