– lain.
- Bilangan real (bilangan nyata): Sekumpulan bilangan (rasional dan irrasional)
yang dapat mengukur panjang, bersama – sama dengan negatifnya dan nol.
Himpunan semua bilangan real dinotasikan dengan R.
Masih terdapat sistem bilangan yang lebih luas dari sistem bilangan real yaitu
bilangan yang secara umum dapat dinyatakan dalam bentuk a + b√ −1 dengan a dan b
keduanya bilangan bulat, atau a + bi dengan i = √−1. Bilangan demikian dinamakan
bilangan kompleks dan himpunan semua bilangan kompleks dinotasikan dengan C.
Dalam buku ajar ini bilangan kompleks tidak dibicarakan lebih lanjut. Jadi,
apabila dalam buku ini disebutkan suatu bilangan tanpa keterangan apapun
dimaksudkan adalah bilangan real.
1.3 Urutan
Bilangan – bilangan real bukan nol secara baik dipisahkan menjadi dua himpunan
terpisah yaitu bilangan – bilangan real positif dan bilangan – bilangan real negatif. Fakta
ini memungkinkan kita memperkenalkan relasi urutan < (dibaca “kurang dari”) yaitu
𝑥 < 𝑦 ⇔ 𝑦 − 𝑥 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓
Sifat – sifat urutan :
1. Trikotomi : jika x dan y adalah bilangan – bilangan, maka pasti satu diantara
yang berikut berlaku :
x < y atau x = y atau x > y
2. Ketransitifan : x < y dan y < z maka x < z
3. Penambahan : x < y ⇔ x + z < y + z
4. Perkalian : bilangan z positif, x < y ⇔ xz < yz. Bilamana z negatif,
x < y ⇔ xz > yz
Relasi urutan ≤ (bibaca “kurang dari atau sama dengan”), didefinisikan dengan
𝑥 ≤ 𝑦 ⇔ 𝑦 − 𝑥 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑛𝑜𝑙
Sifat-sifat ini adalah:
1) Transitif: jika x ≤ y dan y ≤ z maka x ≤ z.
2) Penambahan: x ≤ y ⇔ x + z ≤ y + z
3) Perkalian:
Jika z positif maka x ≤ y ⇔ xz ≤ yz
Jika z negatif maka x ≤ y ⇔ xz ≥ yz
1.4 Ketaksamaan
Gambar 1.
Gambar. 2
Menyelesaikan Ketaksamaan. Alat utama adalah sifat urutan yang telah dipelajari
pada pasal sebelumnya, ini berarti kita dapat melaksanakan operasi – operasi tertentu
pada suatu ketaksamaan tanpa mengubah himpunan pemecahannya. Khususnya :
1. Kita dapat menambahkan bilangan yang sama pada kedua ruas ketaksamaan
2. Kita dapat mengalikan kedua ruas ketaksamaan dengan suatu bilangan positif
3. Kita dapat mengalikan kedua ruas dengan suatu bilangan negatif, tetapi
kemudian kita harus membalikkan arah tanda ketaksamaan.
[a, ∞) {𝑥| 𝑥 ≥ 𝑎} a b
(−∞, ∞) R
a b
Catatan : −∞ dan ∞ bukan bilangan real, jadi tidak pernah termasuk dalam subset
bilangan real.
Titik – titik
uji
Grafik himpunan penyelesaiannya :
𝑥−1
Contoh 4. Selesaikanlah ≥0
𝑥+2
Penyelesaian : kita amati bahwa hasil bagi (x – 1)/(x + 2) hanya dapat berubah tanda
pada titik – titik pemecah dari pembilang dan penyebut, yaitu pada 1 dan – 2. titik – titik
ini membagi garis real menjadi tiga selang (-∞, -2), (-2,1) dan (1, ∞), Titik uji -3,0,2.
Latihan Soal :
1. Diantara bilangan yang diberikan di bawah ini, mana yang merupakan bilangan
bulat, rasional, dan irrasional ?
5 24 1
(a) 7 (b) 0 (c) (d) 0,25 (e) - 16 (f) 2 2
(g) 0,020202.. (h) 7,000..
8
2. Desimal berulang 0,137137137…..dapat dinyatakan sebagai pembagian bilangan
bulat dengan menuliskannya
x = 0,137137137….
1000 x = 137,137137137…..
137
Dan keduanya dikurangkan diperoleh 999x = 137 atau x = . Gunakan
999
Ini, jika perlu, untuk menyajikan bentuk decimal di bawah ini sebagai pembagian
bilangan bulat.
(a) 0,12123123… (b) 12,777… (c) 38,07818181…. (d) 0,4296000….
3. Jika x y berikut ini mana yang selalu benar ?
(a) x – 3 y – 3 (b) – x – y (c) 3 – x 3 – y
4. Daftarkan anggota-anggota himpunan di bawah ini
(a) x : x 2 5 x 0 (b) x : x bilangan bulat yang memenuhi -2 < x <3
5. Sketsalah pada garis kordinat semua nilai x yang memenuhi syarat yang diberikan.
(a) x 4 (b) x -3 (c) -1 x 7 (d) x 2 = 9
6. Pada bagian (a)-(d), sketsalah pada garis koordinat semua nilai x, jika ada, yang
memenuhi syarat yang diberikan
(a) x > 4 dan x 8 (b) x 2 atau x 5
(c) x > -2 dan x 3 (d) x 5 dan x >7
7. Buatlah sketsa himpunan di bawah ini pada garis koordinat
Definisi : Nilai mutlak suatu bilangan real x, dinyatakan oleh |𝑥|, didefinisikan sebagai
𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≥ 0
|𝑥| = {
−𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 < 0
Contoh 1: |6| = 6 dan |−5| = 5
Salah satu cara terbaik untuk membayangkan nilai mutlak adalah sebagai jarak
(tak-berarah), khususnya |𝑥| adalah jarak antara x dengan titik asal.
Gambar 1
Sifat – sifat . Nilai mutlak berprilaku baik dalam perkalian dan pembagian, tetapi
tidak begitu baik dalam penambahan dan pengurangan.
Sifat – sifat nilai mutlak
1. |𝑎𝑏| = |𝑎||𝑏|
2. |𝑎/𝑏| = |𝑎|/|𝑏|
3. |𝑎 + 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏| (ketaksamaan segitiga)
Gambar 2.
Atau secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut :
|𝑥| < 𝑎 ⇔ −𝑎 < 𝑥 < 𝑎
|𝑥| > 𝑎 ⇔ 𝑥 < −𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 > 𝑎
Gambar 3.
Jadi himpunan penyelesaiannya berupa gabungan dua selang yaitu (−∞, 4/3] ∪ [2, ∞)
Himpunan penyelesaian pada garis real :
Akar Kuadrat. Setiap bilangan positif mempunyai dua akar kuadrat, akar kuadrat dari
x, ditulis √x adalah bilangan real non-negatif sehingga a2 = x
Ilustrasi : (a). √9 = 3 𝑑𝑎𝑛 − 3 (b). √(−4)2 = 4 𝑑𝑎𝑛 − 4
Latihan Soal:
Untuk soal 1-10, selesaikan pertidaksamaan berikut dan buatlah sketsa penyelesaiannya
pada garis real
1. |𝑥 + 2| < 4 2. |𝑥 − 2| < 5
3. |2𝑥 − 7| > 4 4. |5𝑥 − 6| > 1
3𝑥 𝑥
5. | 5 + 1| ≤ 4 6. |3 − 2| ≤ 6
𝑥
7. |4𝑥 + 2| ≥ 10 8. |2 + 7| ≥ 2
2 1
9. |2 + 𝑥| > 1 10. |𝑥 − 3| > 6
Gambar 1.
Titik – titik P pada bidang dapat dinyatakan dengan sepasang bilangan, yang
dinamakan koordinat – koordinat cartesiusnya. Jika garis – garis mendatar dan tegak
yang melalui P masing – masing memotong sumbu x dan sumbu y di a dan b, maka P
mempunyai koordinat (a, b) (lihat Gambar 2). Kita sebut (a, b) suatu pasangan terurut
bilangan – bilangan, dimana bilangan pertama a adalah koordinat x (atau absis);
bilangan yang kedua b adalah koordinat y (atau ordinat).
Gambar 2.
Garis Lurus
Bentuk umum: Ax + By + C = 0 dengan A, B, dan C konstanta. Nilai A dan B
tidak boleh nol secara bersamaan. Grafik garis lurus ditentukan oleh dua titik (x1, y1)
dan (x2, y2) yang memenuhi persamaan tersebut.
Catatan:
−𝐶
Bila A = 0, persamaan berbentuk 𝑦 = , grafiknya sejajar sumbu -x.
𝐵
−𝐶
Bila B = 0, persamaan berbentuk 𝑥 = , grafiknya sejajar sumbu-y.
𝐴
−𝐴 𝐶
Bila A ,B tak nol, 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 ⇐⇒ 𝑦 = 𝑥−𝐵
𝐵
Persamaan garis lurus yang melalui dua titik (x1, y1) dan (x2, y2) :
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
Persamaan garis lurus dengan kemiringan m dan melalui titik (x1, y1) :
y − y1 = m(x − x1)
Misalkan garis l1 dan l2 dua buah garis dengan kemiringan m1 dan m2. Kedua garis
tersebut sejajar jika dan hanya jika m1 = m2
Kedua garis tersebut saling tegak lurus jika dan hanya jika m1・m2 = −1
Persamaan Lingkaran. Lingkaran adalah
himpunan titik – titik yang terletak pada suatu jarak
tetap (jari – jari) dari suatu titik tetap (pusat).
Misalnya, pandang lingkaran dengan jari – jari 3
berpusat di (-1,2). Andaikan (x, y) menyatakan titik
sebarang pada lingkaran ini. Menurut rumus jarak
√(𝑥 + 1)2 + (𝑦 − 2)2 = 3
(𝑥 + 1)2 + (𝑦 − 2)2 = 9
Yang disebut persamaan dari lingkaran ini.
Gambar 5. Secara umum, lingkaran berjari – jari r dan pusat
(0, 0) mempunyai persamaan :
𝑥2 + 𝑦2 = 𝑟2
Disebut persamaan lingkaran
Sedangkan untuk lingkaran berjari – jari r dan pusat (h, k) mempunyai persamaan :
(𝑥 − ℎ)2 + (𝑦 − 𝑘)2 = 𝑟 2
Disebut persamaan baku sebuah lingkaran
Latihan Soal:
1. Tentukan titik – titik yang diberikan dalam bidang koordinat dan kemudian carilah
jarak antara titik – titik tersebut
a. (2,-1), (5,3) b. (-2,1), (7,13)
c. (4,2), (2,4) d. (-1,5), (6,3)
Sebuah fungsi
Gambar 1.
Definisi di atas tidak memberikan pembatasan pada domain dan range. Domain
dapat berupa himpunan yang beranggotakan orang atau yang lain, demikian pula range.
Dalam uraian selanjutnya domain dan range dibatasi pada himpunan-himpunan bilangan
real.
Notasi Fungsi : Untuk memberi nama fungsi digunakan huruf tunggal seperti f (atau g,
atau f), maka f(x) menunjukkan nilai yang diberikan oleh f kepada x. Jadi jika
f(x) = x3– 4, maka
𝑓(2) = 23 − 4 = 4
𝑓(−1) = (−1)3 − 4 = −5
Penyelesaiaan :
a. 𝑓(4) = 42 − 2 ∙ 4 = 8
b. 𝑓(4 + ℎ) = (4 + ℎ)2 − 2(4 + ℎ) = 16 + 8ℎ + ℎ2 − 8 − 2ℎ
= 8 + 6ℎ + ℎ2
c. 𝑓(4 + ℎ) − 𝑓(4) = 8 + 6ℎ + ℎ2 − 8 = 6ℎ + ℎ2
𝑓(4+ℎ)−𝑓(4) 6ℎ+ℎ2
d. = = 6+ℎ
ℎ ℎ
Daerah asal alami. Adalah suatu fungsi yang daerah asalnya tidak dirinci, kita
selalu menganggap bahwa daerah asalnya adalah himpunan terbesar bilangan real
sedemikian sehingga aturan fungsi ada maknanya dan memberikan bilangan real.
Sering kali range fungsi diperoleh dengan mudah lewat pengamatan persamaannya.
a. f ( x) x 2 b. g ( x) 2 x 1
Penyelesaian (a). Karena domain tidak dinyatakan secara eksplisit, maka domain dari f
adalah domain alami (natural) (,) . Untuk mendapatkan range f, diperkenalkan
peubah tak bebas
y x2
– ubah pada 0, , sehingga nilai y 2 x 1 berubah – ubah pada selang 2, .
Selang ini adalah range dari g.
Contoh berikut ini mengilustrasikan suatu teknik yang kadang – kadang dapat
digunakan untuk mendapatkan range suatu fungsi yang tidak jelas dari pengamatan.
x 1
Contoh 3.Carilah daerah hasil dari fungsi f ( x)
x 1
Penyelesaian. Domain alami dari f terdiri dari semua x, kecuali x = 1. Seperti pada
contoh sebelumnya, diperkenalkan peubah tak bebas
x 1
y
x 1
Himpunan semua y yang mungkin dapat diperoleh dengan menyatakan x sebagai fungsi
y yaitu
( x 1) y x 1
xy y x 1
xy x y 1
x( y 1) y 1
y 1
x
y 1
Jelas bahwa y = 1 tidak didalam range, sehingga range fungsi f adalah
y : y 1 ,1 1, .
Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil/Gasal:
Fungsi f disebut fungsi genap bila memenuhi f (−a) = f (a), untuk setiap bilangan
a di dalam daerah asalnya. Ciri geometris suatu fungsi genap adalahgrafiknya simetri
terhadap sumbu-y, artinya bahwa jika kita telah mempunyai grafik f untuk 𝑥 ≥ 0,
seluruh grafik akan diperoleh cukup dengan cara mencerminkan terhadap sumbu-y.
Gambar 2
𝑥 3 +3𝑥
Contoh 5. Apakah 𝑓(𝑥) = 𝑥 4 −3𝑥 2 +4 genap, ganjil atau tidak satu pun?
Penyelesaian :
(−𝑥)3 + 3(−𝑥) −(𝑥 3 + 3𝑥)
𝑓(−𝑥) = = = −𝑓(𝑥)
(−𝑥)4 − 3(−𝑥)2 + 4 𝑥 4 − 3𝑥 2 + 4
Maka f adalah fungsi ganjil, grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) simetris terhadap titik pusat. (gambar 3)
Gambar 3
Gambar 4
Perenggangan dan pencerminan tegak dan mendatar. Andaikan c > 1, maka untuk
memperoleh grafik (Gambar 5) :
𝑦 = 𝑐𝑓(𝑥), regangkan grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) secara tegak dengan faktor c.
1
𝑦 = (𝑐 )𝑓(𝑥), mampatkan grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) secara tegak dengan faktor c.
Gambar 6
b) Untuk memperoleh grafik 𝑦 = 1 − sin 𝑥, kita mulai lagi dengan y = sin x. kita
cerminkan terhadap sumbu x untuk memperoleh grafik y = −sin x dan kemudian
kita geser 1 satuan ke atas untuk memperoleh 𝑦 = 1 − sin 𝑥 (lihat Gambar 7)
Gambar 7.
y= y= y=
Gambar 8.
Contoh 8: Buatlah sketsa grafik y 4 x 2 .
mendapatkan grafik dari y = - x 2 , dan kemudian geser grafik ini ke atas 4 satuan
Gambar 9.
Diskusi: Jika c > 0, jelaskan cara memperoleh grafik-grafik h = f(x + c), l(x) = f(x) +
cdan m(x) = f(x) – c dari grafik f(x).
Untuk soal 6 - 23, Tentukan daerah asal dan daerah hasil dari fungsi-fungsi yang
diberikan.
1 1
6. f ( x) 7. f ( x) 8. g ( x) x 2 3
x3 5x 7
x 1
9. g ( x) x 2 3 10. h( x) 11. h( x) x 3x 2
x2
x
12. ( x ) 13. ( x) 3 x
x 1
14. f ( x) x 5 8 x 15. F ( x) 3 x x 2 4
x2 4
16. G( x) x 2 2 x 5 17. G ( x)
x4
x x2 1
18. f ( x) 19. f ( x) 20. g ( x) sin x
x x 1
1 1 3
21. g ( x) cos 22. h( x) 23. h( x)
x 1 sin x 2 cos x
Untuk soal 24 - 28, nyatakannlah apakah fungsi yang diberikan genap, ganjil atau tidak
sama sekali dan gambarlah garafiknya.
x2 4 ( x 2)( x 2 1)
24. f ( x) 25. f ( x)
x2 ( x 2)( x 1)
x2 x x2 9 x 3 2 x 2 3x
26. f ( x) 27 f ( x) 28. f ( x)
x x 3 ( x 1)( x 3)
Untuk soal 29-40, Buatlah sketsa grafik dari fungsi di bawah ini
35. ( x)
x x x3
36. (x) =
|x| x
x 2, x 3 x 1, x 1
37. f ( x) 38. g(x) =
x, 4, x 3 3, x 1
1, 0 x 1 2, 2 x 1
39. h( x) 3, 1 x 2 40. h( x) 1, x0
1, 2 x3 2, 0 x 1
0, x yanglainny a 0, x yanglainny a
Penyelesaiaan :
(𝑓 + 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) = 4√𝑥 + 1 + √9 − 𝑥 2 , daerah asalnya [-1, 3]
(𝑓 − 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥) = 4√𝑥 + 1 − √9 − 𝑥 2 , daerah asalnya [-1, 3]
(𝑓 ∙ 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) ∙ 𝑔(𝑥) = 4√𝑥 + 1 ∙ √9 − 𝑥 2 , daerah asalnya [-1, 3]
4
𝑓 𝑓(𝑥) √𝑥+1
(𝑔) (𝑥) = 𝑔(𝑥) = √9−𝑥 2, daerah asalnya [-1, 3]
4 5
𝑓 5 (𝑥) = [𝑓(𝑥)]5 = ( √𝑥 + 1) , daerah asalnya [-1, ∞]
( f g )( x) f ( x) g ( x) (1 x 2 ) ( x 1) x x 2
( f g )( x) f ( x) g ( x) (1 x 2 ) ( x 1) 2 x x 2
( f . g )( x) f ( x) . g ( x) (1 x 2 ) ( x 1)
(1 x 2)
( f / g )( x) f ( x) / g ( x)
( x 1)
Domain f adalah selang 2, dan domain g adalah selang , . Jadi, Domain f
+g, f –g dan f.g adalah irisan dari dua selang yaitu 2, . Tetapi domain tersebut
adalah domain alami, sehingga domain tersebut tidak perlu dinyatakan secara eksplisit.
Dengan cara serupa, domain f / g terdiri dari semua x dalam 2, .
Kadang – kadang f 2 dituliskan untuk menyatakan hasil ganda f . f sebagai contoh, jika
f (x) = 8x, maka f 2 ( x) f ( x). f ( x) 64 x 2 . Secara umum, jika n adalah bilangan bulat
positif, maka di defenisikan
f n ( x) f1 ( x). f 2 ( x) . f 3 ( x)..... f n ( x)
n faktor
Komposisi Fungsi
Pada bagian ini di bahas suatu operasi pada fungsi – fungsi yang disebut
komposisi fungsi, yang tidak mempunyai analog langsung di dalam aritmatika biasa.
Secara informal dinyatakan bahwa operasi komposisi dibentuk dengan mensubstitusikan
beberapa fungsi pada peubah bebas dari fungsi lainnya. Sebagai contoh, misalkan
6𝑥
Perhatikan dua buah fungsi 𝑓(𝑥) = dan 𝑔(𝑥) = √3𝑥. Dibentuk fungsi baru
𝑥 2 −9
6√3𝑥 6√3𝑥
(𝑓°𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥)). Jadi (𝑓°𝑔)(𝑥) = 𝑓(√3𝑥) = . Jadi (𝑓°𝑔)(𝑥)=3𝑥−9. Fungsi
3𝑥−9
Gambar 10.
Catatan. Meskipun domain f g sekilas tampak rumit, hal tersebut sangat alamiah.
Untuk menghitung f(g(x)) diperlukan x dalam domain g untuk menghitung g(x).
Kemudian diperlukan g(x) dalam domain f untuk menghitung f(g(x)).
Contoh 3. Dimisalkan f ( x) x 2 3 dan g ( x) x . Dapatkan
a). ( f g )( x) b). ( g f )( x)
f ( g ( x)) g ( x) 3
2
x
2
3 x 2
3 x3
Karena domain g adalah 0, dan domain f adalah , , maka domain f g
Karena domain f adalah , , maka domain g f terdiri dari semua x dalam
tidak perlu ditunjukkan bahwa domainnya adalah , , sebab domain ini adalah
f ( x) x 5
f ( g ( x)) g ( x) x 4 h( x)
5 5
Latihan Soal :
1. f ( x) 2 x , g ( x) x 2 1 2. f ( x) 3 x, g ( x) x
x 1
3. f ( x) x 1, g ( x) x 2 4. f ( x) , g ( x)
1 x 2
x
1
5. f ( x) x 2, g ( x) x 3 6. f ( x) x 3 , g ( x)
3
x
5 x, x 0
f ( x) x,0 x 8
x, x 8
Tentukan ( fog )( x ).
12. Misalkan f ( x) 1 .
x
(a). Jika g ( x) x 2 1, Tunjukkan bahwa fog terdefinisi untuk semua x walaupun
f tak terdefinisi untuk x = 0.
(b). Dapatkan fungsi lain g sedemikian sehingga f o g terdefinisi untuk semua x.
(c). Sifat apakah yang harus dimiliki fungsi g agar fog terdefinisi untuk semua x.
Misalkan titik P(x,y) berjarak satu satuan dari titik O(0,0), yaitu x 2 y 2 = 1 dan
misalkan adalah sudut X OP dengan arah positif yaitu arah berlawanan dengan arah
gerakan jarum jam, dengan X titik pada sumbu-x positif. Sebagaimana tampak pada
Gambar 1.
Dalam matematika, besar sudut selalu dinyatakan
atau diukur dengan radian
1800 = radian
10 = radian
180
1800
1 radian =
=3,14159
Gambar 11.
Definisi:
f(t) = sint = y dan g(t) = cos t = x.
Df = Dg = . . . Rf = Rg = . . .
Sudut t + 2π dan t menentukan posisi titik P yang sama, sehingga, sin (t + 2π) = sin t
dan cos(t + 2π) = cos t. Dikatakan fungsi tersebut periodik dengan periode 2π.
sin(−t) = −sin t
cos(−t) = cos t
sin2t + cos2t = 1
Gambar 12.
Gambar 13.
Seperti tampak pada Gambar 3, grafik fungsi y = sin t merupakan fungsi ganjil
dan y = cos t merupakan fungsi genap. Sifat-sifat dari trigonometri :
Gambar 14.
Grafik fungsi trigonometri lainnya diperlihatkan pada Gambar 5, dimana tan dan cot
mempunyai daerah nilai (−∞, ∞), sedangkan sec dan csc mempunyai daerah nilai
(−∞, −1] ∪ [1, ∞). Periode dari fungsi tan dan cot adalah 𝜋, sedangkan csc dan sec
adalah 2𝜋.
4. Tunjukkan bahwa luas segitiga dengan sisi yang panjangnya a dan b dan sudutnya
1
adalah 𝐴 = 2 𝑎𝑏 𝑠𝑖𝑛 𝜃
𝑎=8
𝑎 + 4𝑑 = 18
−
4𝑑 = 10
𝑑 = 2,5
𝐴 = 8 + 2,5 = 10,5
𝐵 = 8 + 5 = 13
𝐶 = 8 + 7,5 = 15,5
Sehimgga rata-rata aritmatika yang dinyatakan adalah 10.5, 13, 15.5
3.1.2 Deret Geometrik (Deret Ukur)
Setiap suku dapat ditulis dari suku sebelumnya dengan cara mengalikannya
dengan faktor konstanta. Faktor konstanta ini disebut rasio dan dapat dicari dengan
memilih salah satu suku dengan membaginya dengan suku sebelumnya.
Contoh 1: 1 + 3 + 9 + 27 + 81 + ...
Dengan demikian deret geometrik akan memiliki bentuk :
𝑎 + 𝑎 + 𝑎2 + 𝑎3 …
diman 𝑎 = suku pertama dan 𝑟 = rasio
Jadi, dalam deret geometrik 5 – 10 + 20 – 40 + ... rasionya (𝑟) adalah
20
𝑟= = −2
−10
Catatan
a. Suku ke-𝑛 = 𝑎𝑟 𝑛−1
𝑎(1 − 𝑟 𝑛 )
b. Jumlah dari 𝑛 suku pertama diperoleh dari 𝑆𝑛 = 1−𝑟
1
Contoh 2: untuk deret 8 + 4 + 2 + 1 + 2 + ... carilah jumlah dari 8 suku pertama
2 1
Jawab dik : 𝑎 = 8, 𝑟 = = 2,
4
𝑎(1 − 𝑟 𝑛 )
𝑆𝑛 =
1−𝑟
𝐴 𝑄
= 𝑟 dan = 𝑟
𝑃 𝐴
𝐴 𝑄
=
𝑃 𝐴
𝐴2 = 𝑃𝑄
𝐴 = √𝑃𝑄
Contoh 3 : Sisipkan 4 rata-rata geometrik diantara 5 dan 1215
Jawab Misalkan rata-rata yang dinyatakan adalah𝐴, 𝐵, 𝐶, dan D maka 5 + 𝐴 + 𝐵 + 𝐶 +
1215 membentuk suatu deret geometrik
Dimana𝑎 = 5, dan 𝑎𝑟 5 = 1215
1215
𝑟5 = = 243; 𝑟 = 3
5
𝐴 = 5 𝑥 3 = 15
𝐵 = 5 𝑥 9 = 45
𝐶 = 5 𝑥 27 = 135
𝐷 = 5 𝑥 81 = 405
Maka rata-rata geometriknya adalah 15, 45, 135, 405
3.1.3 Deret Pangkat dari Bilangan-Bilangan Asli
Deret 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + ⋯ + 𝑛 = ∑𝑛𝑟=1 𝑟
Deret ini merupakan deret aritmatika, dimana 𝑎 = 1 dan 𝑑 = 1
Jumlah dari 𝑛 suku pertama diberikan oleh
∑𝑟 = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + ⋯+ 𝑛
𝑟=1
𝑛 𝑛(𝑛 + 1)
= (2𝑎 + 𝑛 − 1. 𝑑) =
2 2
𝑛
𝑛(𝑛 + 1)
∑𝑟 =
2
𝑟=1
𝑛
∑ = 5050
𝑟=1
Selain itu masih ada deret khusus yang perlu diketahui. Salah satunya adalah deret
pangkat dari bilangan-bilangan asli.
3.1.4 Deret Tak-Berhingga
Jika kita ingin mencari jumlah dari suatu suatu deret yang banyak sukunya tak-
berhingga, maka kita akan memperhatikan langkah-langkah yang kita ambil
1 1 1
Sebagai contoh tinjaulah deret tak terhingga 1 + 2 + 4 + 8 + ⋯
1
Deret ini kita ketahui sebagai sebuah deret geometrik dimana 𝑎 = 1 dan 𝑟 = 2 dengan
1
Sekarang jika 𝑛 sangat besar maka 2𝑛 akan sangat besar dan dengan demikian 2𝑛 akan
1
menjadi sangat kecil. Sebenarnya jika → ∞, → 0. Jumlah dari semua suku dari deret
2𝑛
tak-berhingga ini dengan demikian diperoleh dari 𝑆∞ = nilai limit dari 𝑆𝑛 jika 𝑛 → ∞.
Dengan kata lain 𝑆∞ = lim 𝑆𝑛 = 2(1 − 0) = 2. Hasil ini menunjukan bahwa kita bisa
𝑛→∞
membuat jumlah dari deret ini sedekat mungkin dengan nilai 2 seperti yang kita
inginkan dengan menggunakan lebih banyak lagi suku dari deret ini.
Ini tidak selalu bisa dilakukan terhadap suatu deret takhingga, karena untuk kasus
deret aritmatika ada perbedaan yang sangat besar
Perhatikan deret takterhingga 1 + 3 + 5 + 7 + ...
Deret ini kita ketahui sebagai deret aritmatika, dimana 𝑎 = 1 dan 𝑑 = 2
𝑛 𝑛
𝑆𝑛 = (2𝑎 + 𝑛 − 1. 𝑑) = (2 + 𝑛 − 1.2)
2 2
Dalam kasus seperti ini, jika 𝑛 besar maka nilai 𝑆𝑛 akan semakin besar.
Kenyataannya jika 𝑛 → ∞, 𝑆𝑛 → ∞ yang bukan merupakan nilai numerik yang
berhingga sehingga tidak banyak berguna bagi kita. Ini selalu terjadi untuk suatu deret
aritmatika, jika kita mencoba mencari jumlah tak berhingga kita akan selalu
mendapatkan hasil +∞, atau −∞, bergantung pada deret yang ada. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa :
a. Kita tidak bisa menghitung jumlah dari suku-suku suatu deret aritmatika yang
banyaknya tak-berhingga karena hasilnya akan selalu tak-berhingga.
b. Kadang-kadang kita bisa menghitung jumlah dari suku-suku suatu deret geometri
𝑎(1−𝑟 𝑛 )
yang banyaknya tak-berhingga karena untuk deret yang seperti ini 𝑆𝑛 = 1−𝑟
𝑛
dan asalkan 𝑟 < 1, maka jika 𝑛 → ∞, 𝑟 → 0. Dalam kasus seperti ini.
𝑎(1 − 0) 𝑎
𝑆𝑛 = = 𝑆𝑛 =
1−𝑟 1−𝑟
Contoh 1 : carilah jumlah sampai tak-berhingga dari deret 20 + 4 + 0,8 + 0, 16 + 0,032
+ ...
Jawab 20 + 4 + 0,8 + 0, 16 + 0,032 + ...
0,8 1
𝑎 = 20; 𝑟 = = 0,2 =
4 5
𝑎
𝑆𝑛 =
1−𝑟
20
𝑆𝑛 =
1
1−
5
5
= (20) = 25
4
3.1.5 Deret Konvergen dan Deret Divergen
Suatu deret dimana jumlah (𝑆𝑛 ) dari 𝑛 suku dari deret tersebut cenderung
mendekati suatu nilai tertentu yaitu ketika 𝑛 → ∞ disebut deret konvergen. Sedangkan
jika (𝑆𝑛 ) tidak mendekati suatu nilai tertentu ketika 𝑛 → ∞ deret ini disebut deret
konvergen.
Coba selidiki deret geometrik dibawah ini 1 + 3 + 9 + 27 + 81 + ...
Dimana 𝑎 = 1 dan 𝑟 = 3
Dan seterusnya.....
𝑓′′(0) 𝑓′′′(0) 𝑓′𝑣(0)
Sehingga diperoleh 𝑎 = 𝑓(0); 𝑏 = 𝑓 ′ (0); 𝑐 = ;𝑑= ; 𝑒= ;
2! 3! 4!
𝑓′′(0) 𝑓′′′(0) 𝑓′𝑣(0)
Maka : 𝑓(𝑥) = 𝑓(0) + 𝑓 ′ (0) + 𝑥+ 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯
2! 3! 4!
Atau
𝑥2 𝑥3
: 𝑓(𝑥) = 𝑓(0) + 𝑥. 𝑓 ′ (0) + 𝑓′′(0) + 𝑓 ′′′ (0) + ⋯
2! 3!
∑ 𝑎𝑛 atau ∑ 𝑎𝑛
𝑛=1
Kita gunakan gagasan yang serupa untuk menentukan apakah suatu deret yang
umum (1) mempunyai suatu jumlah atau tidak. Kita tinjau jumlah parsialnya
𝑠1 = 𝑎1
𝑠2 = 𝑎1 + 𝑎2
𝑠3 = 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3
𝑠4 = 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + 𝑎4
Dan secara umum
∞
𝑠𝑛 = 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + ⋯ + 𝑎𝑛 = ∑ 𝑎𝑖
𝑖=1
Jumlah-jumlah parsial ini membentuk suatu barisan baru {𝑠𝑛 }, yang biasa mempunyai
limit bisa pula tidak. Jika lim 𝑠𝑛 = 𝑠 ada (sebagai suatu bilangan terhingga), maka
𝑛→∞
seperti pada contoh diatas, kita menyebut sebagai jumlah dari deret tak berhingga ∑ 𝑎𝑛
Defenisi (2) Diberikan sebuah deret ∑∞
𝑛=1 𝑎𝑛 = 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + ⋯ misalkan 𝑠𝑛 adalah
𝑠𝑛 = ∑ 𝑎𝑖 = 𝑎1 + 𝑎2 + ⋯ + 𝑎𝑛
𝑖=1
Jika barisan {𝑠𝑛 } konvergen dan lim 𝑠𝑛 = 𝑠 hadir sebagai suatu bilangan real, maka
𝑛→∞
𝑎1 + 𝑎2𝑎 + ⋯ + 𝑎𝑛 + ⋯ = 𝑠 atau ∑ 𝑎𝑛 = 𝑠
𝑛=1
Bilangan 𝑠 disebut sebagani jumlah dari deret tersebut. Jika tidak deret tersebut
dikatakan divergen.
Jadi, ketika kita menulis ∑∞
𝑛=1 𝑎𝑛 = 𝑠 yang kita maksudkan adalah dengan
menjumlahkan cukup banyak suku dari deret tersebut kita dapat mendekati 𝑠 sedekat
yang kita kehendaki.
Perhatikan bahwa
∑ 𝑎𝑛 = lim ∑ 𝑎𝑖
𝑛→∞
𝑛=1 𝑖=1
Contoh 1 : Sebuah contoh penting deret tak hingga adalah deret geometrik
∞
2 3 𝑛−1
𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 + ⋯ + 𝑎𝑟 + ⋯ = ∑ 𝑎𝑟 𝑛−1 𝑎≠0
𝑛=1
Setiap suku diperoleh dari suku sebelumnya dengan cara mengalikannya dengan rasio 𝑟
1 1
yang sama (dimana = 2 dan 𝑟 = )
2
∑ 𝑎𝑟 𝑛−1 = 𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + ⋯
𝑛=1
10 20 40 5 5
5− + − +⋯= = =3
3 9 27 2 5
1 − (− 3)
3
Contoh 2 : Apakah deret ∑∞ 2𝑛 1−𝑛
𝑛=1 2 3 konvergen atau divergen ?
Penyelesaian Marilah kita tuliskan kembali suku ke-𝑛 dari deret diatas dalam bentuk
𝑎𝑟 𝑛−1
∞ ∞ ∞
2𝑛 1−𝑛
4𝑛 4 𝑛−1
∑2 3 = ∑ 𝑛−1 = ∑ 4 ( )
3 3
𝑛=1 𝑛=1 𝑛=1
4
Kita kenali deret ini sebagai deret geometrik dengan 𝑎 = 4 dan 𝑟 = 3. Karena 𝑟 > 1,
∑ 𝑥𝑛 = 1 + 𝑥 + 𝑥2 + 𝑥3 + 𝑥4 + ⋯
𝑛=0
Penyelesaian Ini bukan deret geometrik, maka kita kembali kedefenisi deret konvergen,
dan tentukan jumlah-jumlah parsialnya.
∞
1 1 1 1 1
𝑠𝑛 = ∑ = + + +⋯+
𝑖(𝑖 + 1) 1 . 2 2 . 3 3 . 4 𝑛(𝑛 + 1)
𝑖=1
Kita dapat menyederhanakan bentuk ini jika kita menggunakan dekomposisi pecahan
parsial
1 1 1
= +
𝑖(𝑖 + 1) 𝑖 𝑖 + 1
Jadi kita peroleh
∞ ∞
1 1 1
𝑠𝑛 = ∑ = ∑( − )
𝑖(𝑖 + 1) 𝑖 𝑖+1
𝑖=1 𝑖=1
1 1 1 1 1 1 1
= (1 − ) + ( − ) + ( − ) + ⋯ + ( − )
2 2 3 3 4 𝑛 𝑛+1
1
=1−
𝑛+1
Dan karenanya
1
lim 𝑠𝑛 = lim (1 − )=1−0=1
𝑛→∞ 𝑛→∞ 𝑛+1
Jadi, deret ini konvergen dan
∞
1
∑ =1
𝑛(𝑛 + 1)
𝑛=1
Penyelesaian
𝑠1 = 1
Catatan 1 Untuk sebarang deret ∑ 𝑎𝑛 kita kaitkan dua barisan. Barisan {𝑠𝑛 } yang terdiri
dari jumlah parsialnya dan barisan {𝑎𝑛 } yang terdiri dari suku-sukunya. Jika ∑ 𝑎𝑛
konvergen, maka limit dari barisan {𝑠𝑛 } adalah 𝑠 (jumlah dari deret tersebut) dan,
sebagaimana dinyatakan oleh teorema (6), limit barisan {𝑎𝑛 } adalah 0
Catatan 2 Kebalikan dari teorema (6) tidak berlaku secara umum. Jika lim 𝑎𝑛 = 0,
𝑛→∞
kita tidak dapat menyimpulkan bahwa ∑ 𝑎𝑛 konvergen. Perhatikan bahwa untuk deret
harmonik ∑ 1⁄𝑛 kita mempunyai 𝑎𝑛 = 1⁄𝑛 → 0 seraya 𝑛 → ∞, tetapi kita melihat
dalam contoh 7 bahwa ∑ 1⁄𝑛 divergen.
(x mendekati 1).Perhatikan nilai f(x) untuk beberapa x seperti terlihat pada daftar dan
grafik y = f(x) dapat dilihat pada gambar berikut.
dan ini dibaca “limit (x3– 1)/ (x – 1) untuk x mendekati 1 adalah 3.”
Dalam contoh ini kita menghubungkan limit dengan perilaku fungsi dekat dengan
1, bukannya di 1.
Dengan menggunakan aturan aljabar, maka kita dapat menyelesaikan persoalan
tersebut:
𝑥3 − 1 (𝑥 − 1)(𝑥 2 + 𝑥 + 1)
lim = lim
𝑥→1 𝑥 − 1 𝑥→1 𝑥−1
= lim(𝑥 2 + 𝑥 + 1) = 1 + 1 + 1 = 3
𝑥→1
sin 𝑥
lim
𝑥→0 𝑥
Penyelesaian :
sin 𝑥
x 𝑦=
𝑥
1,0 0,84147
0,5 0,95885
0,1 0,99833
0,01 0,99998
↓ ↓
0 ?
↑ ↑
-0,01 0,99998
-0,1 0,99833
-0,5 0,95885
Penyelesaiaan : Ingat kembali bahwa ⟦𝑥⟧ menyatakan bilangan bulat terbesar lebih
kecil dari atau sama dengan x. grafik 𝑦 = ⟦𝑥⟧ dapat di lihat pada gambar untuk semua
bilangan x yang lebih kecil dari 2 tetapi dekat dengan 2, ⟦𝑥⟧ = 1, tetapi untuk semua
bilangan x yang lebih besar dari 2 tetapi dekat dengan 2, ⟦𝑥⟧ = 2, apakah ⟦𝑥⟧ dekat
pada suatu bilangan L bilamana x dekat dengan 2? Jawabannya tidak. Berapapun
bilangan yang kita usulkan untuk L, akan terdapat nilai-nilai x sebarang yang dekat ke 2
1
pada suatu sisi atau sisi lainnya, dimana ⟦𝑥⟧ berada dari L sebesar paling sedikit 2.
Limit-Limit Sepihak.
Bila suatu fungsi mempunyai suatu lompatan (seperti contoh 2) untuk setiap bilangan
bulat, maka limit tidak ada pada setiap titik lompatan. Untuk fungsi-fungsi yang
demikian, adalah wajar untuk memperlihatkan limit-limit sepihak. Anggaplah
lambang𝑥 → 𝑐 + berarti bahwa x mendekati c dari kanan dan andaikan 𝑥 → 𝑐 − berarti
bahwa x mendekati c dari kiri.
dekat ke L. hal serupa mengatakan bahwa lim− 𝑓(𝑥) = 𝐿 berarti bahwa bilangan x
𝑥→𝑐
Gambar 1
Latihan Soal :
Pada soal-soal 1-6, dapatkan limit fungsinya dengan melihat grafiknya dan menghitung
nilai untuk beberapa pemilihan nilai x yang sesuai. Jika anda menggunakan suatu CAS,
dibandingkan jawaban anda dengan nilai yang dihasilkan sistem tersebut.
2x 8 sin x sin 1
1. lim (1 x)1 / x lim lim
x 0 x 3 x 3 x1 x 1
1 1
2. lim x 2 (1.001) x lim ( x x x ) lim (3 x 5 x ) x
x 0 x x
Soal 7 – 20 Carilah limit berikut, kalau perlu dilakukan beberap operasi aljabar terlebi
dahulu
x 3 3x 1 lim ( x 12 x 17 x 2) lim ( y 12 1)
2 6 y
7. lim
X 5 X 0 y 1
x 2 2x ( y 1)( y 2) 6x 9
9. lim x 1 lim lim x 3 12r 3
x 3 y2 y 1 x 0
x 2 4x 4 x 2 6x 5 t 3 t 2 5t 3
10. lim lim x 2 3 x 4 lim
x 2 x2 x 6 x 1 t 1 t 3 3t 2
x x y6
11. lim lim x 2 4 lim y 2 36
x 3 x 3 x 2 y6
3 x x 1
12. lim 2 lim lim | x 3 |
x 4 x 2 x 8 x 0 |x| x 3
x9 4 y
13. lim lim
x 9 x3 y4 2 y
21. Untuk fungsi f yang digambarkan grafiknya dalam gambar di bawah ini, carilah
limit yang ditunjukkan atau nilai fungsi, atau nyatakan bahwa limit tersebut tidak
ada.
a. lim 𝑓(𝑥) e. f(-3)
𝑥→−3
mendekati c dari salah satu sisi (tetapi tetap berbeda dari c). Tanpa definisi matematika
yang tepat, “f(x) mendekati L” dan “x mendekati c” merupakan gagasan intuitif.
Diberikan definisi limit umum yang sering digunakan.
Jika kita mengatakan bahwa 𝑓(𝑥) berbeda dari L sebesar lebih kecil dari sama
saja dengan mengatakan bahwa
|𝑓(𝑥) − 𝐿| < 𝜀
atau
𝐿 − 𝜀 < 𝑓(𝑥) < 𝐿 + 𝜀
Berarti f(x) terletak dalam selang buka (𝐿 − 𝜀, 𝐿 + 𝜀) yang diperlihatkan pada grafik
dalam gambar 1 Selanjutnya mengatakan bahwa x cukup dekat dengan c sama saja
dengan mengatakan bahwa untuk suatu , x terletak dalam suatu selang buka
(𝑐 − 𝛿, 𝑐 + 𝛿) dengan c tidak diikutkan. Hal ini dapat ditulis sebagai berikut
0 < |𝑥 − 𝑐| < 𝛿
Perhatikan bahwa |𝑥 − 𝑐| < 𝛿 akan menguraikan selang 𝑐 − 𝛿 < 𝑥 < 𝑐 + 𝛿, sedangkan
0 < |𝑥 − 𝑐| mensyaratkan bahwa x = c. lihat gambar 3
Gambar 2 gambar 3
Gambar 4
Perhatikan :
(√𝑥 − √𝑐)(√𝑥 + √𝑐
|√𝑥 − √𝑐| = | |
√ 𝑥 + √𝑐
𝑥−𝑐
=| |
√𝑥 + √𝑐
|𝑥 − 𝑐|
=
√𝑥 + √𝑐
|𝑥 − 𝑐|
≤
√𝑐
Dapat dipilih 𝛿 = 𝜀 √𝑐
Bukti : Ambil sebarang bilangan ε > 0 dipilih 𝛿 = 𝜀 √𝑐. Oleh karenanya jika
0 < |𝑥 − 𝑐| < 𝛿, maka berlaku
(√𝑥 − √𝑐)(√𝑥 + √𝑐
|√𝑥 − √𝑐| = | |
√ 𝑥 + √𝑐
𝑥−𝑐
=| |
√𝑥 + √𝑐
|𝑥 − 𝑐|
=
√𝑥 + √𝑐
|𝑥 − 𝑐| 𝛿
≤ < =𝜀
√𝑐 √𝑐
Jika satu nilai ditemukan memenuhi syarat-syarat dari definisi, maka sebarang
nilai positif yang lebih kecil dari juga memenuhi syarat-syarat tersebut. Untuk melihat
Hal ini mengakibatkan bahwa 5 <x + 3 < 7, yang selanjutnya berakibat bahwa
x3 7
Latihan Soal :
Pada soal 1-10 , dikatakan bahwa lim f ( x) L dan diberikan suatu nilai . Pada setiap
x 0
x2 4 x 2 1
5. lim 4; 0.05 6. lim 2; 0,05
x2 x 2 x 1 x 1
1 1
9. lim ; 0,05 10. lim x 0; 0,05
x 5 x 5 x 0
Pada soal 11-24, gunakan Definisi Pengertian limit yang tepat untuk membuktikan
bahwa pernyataan limit yang diberikan adalah benar.
11. lim 3x 15 12. lim (4 x 5) 7
x 5 x 3
x2 x x2 9
15. lim 1 16. lim 6
x 0 x x 3 x 3
1 1
19. lim 3 20. lim 1
x 1 / 3 x x 2 x 1
x 2, x 1
23. lim f ( x) 3 dengan f x 24. lim ( x 2 3x 1) 9
x 1
10, x 1 x2
1
8 , x 0
25. misalkan f(x) =
1 , x 0
8
2. lim 𝑥 = 𝑐
𝑥→𝑐
Catatan. Walaupun hasil (4), (5) dan (6) dinyatakan untuk dua fungsi f dan g, hasil-
hasil tersebut juga dipenuhi untuk sembarang fungsi yang banyaknya berhingga; yaitu
jika limit dari lim f1(x), lim f2(x), lim f3(x),…,lim fn(x) semuanya ada maka
lim[𝑓1 (𝑥) + 𝑓2 (𝑥) + ⋯ + 𝑓𝑛 (𝑥)] = lim𝑓1 (𝑥) + lim𝑓2 (𝑥) + ⋯ + lim𝑓𝑛 (𝑥)
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
lim[𝑓1 (𝑥) ∙ 𝑓2 (𝑥) ∙ ⋯ ∙ 𝑓𝑛 (𝑥)] = lim𝑓1 (𝑥) ∙ lim𝑓2 (𝑥) ∙ ⋯ ∙ lim𝑓𝑛 (𝑥)
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
= 3 . 32 = 27
√𝑥 2 +9
Contoh 2. Carilah lim
𝑥→4 𝑥
√𝑥 2 +9 lim √𝑥2 +9
lim = 𝑥→4lim 𝑥 teorema 7
𝑥→4 𝑥
𝑥→4
lim (𝑥 2 +9)
√𝑥→4
= , teorema 9
lim 𝑥
𝑥→4
1 2
= 4 √(lim 𝑥) + 9, teorema 2
𝑥→4
1 2 5
= √4 + 9 =
4 4
Penyelesaian :
x 5
2
lim x 4x 3 = lim x lim 4x lim 3
x 5
2
x 5 x 5
Teorema 5
= 52 4(5) 3
= 8
Ingat bahwa fungsi polinomial f mempunyai bentuk
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0
Sedangkan fungsi rasional adalah hasil bagi dua fungsi polynomial yaitu :
𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0
𝑓(𝑥) =
𝑏𝑚 𝑥 𝑚 + 𝑏𝑚−1 𝑥 𝑚−1 + ⋯ + 𝑏1 𝑥 + 𝑏0
Teorema Subsitusi
Jika sembarang fungsi polinom atau fungsi rasional dan sembarang bilangan real c,
maka
lim𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑐)
𝑥→𝑐
Asakan f(c) terdefinisi. Dalam kasus fungsi rasional nilai penyebut di c tidak nol
5 x3 4
Contoh 4. Carilah lim
x2 x 3
Penyelesaian :
5 x3 4 lim
x 2
5 x3 4 5.23 4
lim = = = - 44
x2 x 3 lim x 3 23
x 2
Metode yang disajikan pada contoh di atas tidak dapat digunakan jika
penyebutnya adalah nol, sebab; Teorema limit utama (7) tidak dapat diterapkan pada
situasi ini. Meskipun demikian, jika pembilang dan penyebut keduanya mendekati
Penyelesaian (a). Pembilang dan penyebut keduanya mempunyai nilai limit mendekati
nol untuk x mendekati 3, jadi ada faktor persekutuan x – 3. Kemudian dilanjutkan
sebagai berikut:
lim
x2 6 9
= lim
x 3 lim ( x 3) 0
2
Penyelesaian (b). Pembilang dan penyebut keduanya mempunyai nilai limit mendekati
nol untuk x mendekati -4, jadi ada faktor persekutuan x - (-4) = x + 4.
Kemudian dilanjutkan sebagai berikut:
2x 8 2( x 4) 2 2
lim = lim lim
x4 x x 12
2 x4 ( x 4) ( x 3) x4 x 3 7
Jika limit penyebutnya nol, tetapi limit pembilangnya tidak nol, maka ada 3
kemungkinan untuk limit fungsi rasional untuk x → a
Limit mungkin
Limit mungkin
Limit mungkin dan satu sisi dan dan sisi yang lain.
Gambar 5.
Tujuan selanjutnya dari sub –bab ini adalah menentukan limit dasar:
sinh 1 cosh
lim = 1 dan lim =0
x0 h x0 h
Kedua limit diatas tidak jelas, walaupan kebenarannya sangat jelas ditunjukkan
oleh grafik yang dihasilkan komputer seperti ditunjukkan dalam Gambar 6 dan
Gambar 7. kesulitan untuk menarik kesimpulan hasil limit tersebut disebabkan dari
kenyataan bahwa masing-masing pembilang dan penyebut dari kedua limit tersebut
menuju t 0. akibatnya, terdapat dua pertentangan dalam pembagian tersebut.
Pembilang menuju 0 mempengaruhi nilai pembagian menuju 0. sedangkan penyebut
menuju 0 mempengaruhi nilai pembagi menuju + . Cara yang tepat agar pengaruh-
pengaruh saling mengimbangi satu dengan yang lainnya adalah denganmenunjukkan
apakah limit tersebut ada dan berapa nilainya.
x
-
sin x
y
Gambar 6. x Gambar 7.
Pada suatu persoalan limit dengan pembilang dan penyebut keduanya mendekati
0, kadang-kadang dimungkinkan untuk menghindari kesulitan tersebut menggunakan
manipulasi aljabar dengan menulis limit itu dengan dalam bentuk yang lain. Salah satu
metode yang demikian adalah mendapatkan limit dengan “pengapian” (squeezing)
fungsinya diantara funsi-fungsi yang lebih sederhana dan limitnya diketahui. Sebagai
contoh, tidak dapat menunjukkan bahwa lim f(x) = L secara langsung, tetapi dapat
x c
memperoleh dua fungsi, g dan h, yang mempunyai limit sama yaitu L untuk x c
sedemikian hingga f “diapit” diantaranya g dan h dengan makna ketidak samaan g(x)
f(x) h(x)
Gagasan ini secara formal dituliskan dalam teorema yang disebut Teorema Pengapian
atau kadang disebut Teorema Penjepitan.
Teorema Pengapian
Misalkan f, g, dan h adalah fungsi-fungsi yang memenuhig(x) f ( x) h( x) untuk
semua x pada suatu selang terbuka yang memuat titik c, dengan pengecualian bahwa
mungkin ketidaksamaan tersebut tidak berlaku di c. Jika g dan h mempunyai limit
yang sama untuk x mendekati c, katakan
lim𝑔(𝑥) = limℎ(𝑥) = 𝐿
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
maka f juga mempunyai limit tersebut untuk x mendekati c, yaitu lim f(x) = L
x c
Catatan.Teorema pengapian tetap benar jika lim selain itu untuk lim syarat g(x)
x c x c
f(x) h(x) hanya perlu dipenuhi pada selang terbuka yang diperpanjang kekanan dari c
dan untuk limit lim syarat tersebut hanya perlu dipenuhi pada selang terbuka yang
x c
1
lim x 2 sin 2
=0
x0 x
Teorema : Limit-limit Trigonometri Khusus
sin h 1 cos h
a. lim 1 dan b. lim 0
h 0 h h0 h
Bukti. (a). Diasumsikan h memenuhi 0 h dan bentuklah sudut h pada posisi
2
baku. Sisi akhir dari h memotong lingkaran satuan pada P(cos h, sin h) dan memotong
garis vertikal yang melalui B(1, 0) di titik Q(1, tan h) (Gambar 4). dari gambar tersebut
didapat
0 luasOBP luastemberengOBP luasOBP
Tetapi
1 1 1
Luas OBP alas tinggi 1 sinh sinh
2 2 2
1 2 1
Luas tembereng OBP = (1) h tanh
2 2
1 1 1
Luas OBQ alas tinggi 1 tanh tanh
2 2 2
Oleh karena itu
1 1 1
0 sinh h tan h
2 2 2
Q(1, ta h)
P(cos h, sin h)
P(cos h, sin h) P
Bukti. (b) Dengan bantuan kesamaan trigonometri sin 2 h = cos 2 h dan dengan limit-
limit diperoleh :
1 cosh 1 cosh 1 cosh sin 2 h
lim lim lim
h0 h h0
h 1 cosh h0 h(1 cosh)
sinh sinh 0
= lim lim (1) 0
h0 h h0 1 cosh 1 1
Contoh berikut ini mengilustrasikan bagaimana limit yang didapat pada sub-bab ini
dapat untuk menghitung limit-limit lain termasuk fungsi trigonometri.
tan x
Contoh 2. Carilah lim
x0 x
tan x sin x 1
Penyelesaian. lim = lim = (1)(1) = 1
x0 x x 0
x cos x
Tidak ada. Dikatakan bahwa limit-limit tersebut tidak ada kerena osilasi.
Latihan Soal :
Tentukanlah limit-limit pada Soal 1 - 15
sin sin 2 sin
1. lim 2. lim 3. lim
x 0 x0 3 2
x 0 5
h sin h 2
7. lim 8. lim 9. lim
h 0 tan h h 0 1 cos h 0 1 cos
t2
10. lim 11. lim 12. lim
x 0 1 0 cos t 0 1 cos 2 t
cos
2
16. Pada tiap bagian, dapatkan limitnya dengan menggunakan substitusi yang
diberikan.
1 1
(a) lim sin Misalkan t
(c) lim Misalkan t
sin
cos /
17. Dapatkan lim
x 2 1
tan 1
18. Dapatkan lim
x / 4 / 4
untuk semua x pada (- /2, /2). Apakah lim f ada ? Jika ada, dapatkan
0
24. (a) Buktikan bahwa lim sin h 0 [Petunjuk : Kalikan ketidaksamaan (3.21)
h0
dengan 2 untuk mendapatkan 0 < sin h<h untuk 0 <h</2 dan gunakan
Teorema Pengapitan untuk menunjukkan bahwa lim sin h 0 kemudian
h 0
Contoh 1. Dimisalkan f adalah fungsi dengan grafik seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 1. Untuk x grafik f mendekati garis y = 4 sehingga nilai f(x) mendekati
4. Hal ini dinyatakan dengan
Gambar 9.
Untuk x grafik f cemderung menuju y = -1, sehingga nilai f(x) mendekati -1 dan
dituliskan.
lim f ( x) = -1
x
Contoh 2. Dimisalkan f adalah fungsi dengan grafik seperti dalam gambar 2.
Gambar 11.
y y
1 1
y= y= x
x y y
1 1
y= y=
x x
1
x x 1 x x
x x x x x
1 x 1
x x
1 1
1 lim lim 1
lim 0 x 0 x x 0 x lim 0
x x x x
Gambar 12.
Untuk bilangan real a pada grafik fungsi 1/(x – a) merupakan fungsi translasi
(pergeseran) dari grafik 1/x (gambar 4), jadi limit-limit berikut dapat disimpulkan
dengan menganalisis secara mudah hasil dari limit adalah:
1 1
lim lim
x a xa x a xa
1 1
lim 0 lim 0
x xa x xa
Contoh 4.
lim 2 x lim 2 x
5 5
x x
lim 7 x lim 7 x
6 6
x x
Limit-limit berikut adalah akibat dari contoh 4 untuk n bilangan positif; ini juga
dipengaruhi oleh grafik pada gambar 5:
8 8 8 8
x x x x
-4 4 -4 4 -4 4 -4 4
-8 -8 -8 -8
lim x lim x
2
lim x
3
lim x
4
x x x x
lim x lim x
2
lim x
3
lim x
4
x
x x x
Gambar 13.
n n
1 1 1 1
n n
Hasil ini dapat dimotivasi dengan mengeluarkan faktor x pangkat tertinggi dari
polinomial tersebut dan menghitung limit dari ekspresi yang difaktorkan. Jadi
c c
c0 c1 x ... cn x n = x n 0n n11 ... cn
x x
Untuk bilangan n positif, maka limit daripolinomial adalah 0 untuk x atau
x .
3x 5
Contoh 6. Carilah lim it
x 6x 8
Penyelesaian. Pembilang dan penyebut dibagi dengan x pangkat tertinggi dari penyebut
3x 5 3 5 / x lim it 3 5 / x 3 0 1
; yaitu x1 x . Diperoleh lim it lim it x
x 6 x 8 x 6 8 / x lim it 6 8 / x 6 0 2
x
4x 2 x 5x 3 2 x 2 1
Contoh 7. Carilah (a). lim it (b). lim it
x 4x3 5 x 3x 5
Penyelesaian. (a). Pembilang dan penyebut dibagi dengan x pangkat tertinggi dari
penyebut ; yaitu x 3 . Didapatkan
4x 2 x 4 / x 1 / x 2 4.0 0 0
lim it lim it 0
x 2 x 3 5 x 2 5 / x 3 20 2
Penyelesaian. (b). Pembilang dan penyebut dibagi dengan x. Didapatkan
c0 c1 x cn x n cn x n
lim it lim it
x d d x d x m x d x m
0 1 m m
dan
c0 c1 x cn x n cn x n
lim it lim it
x d d x d x m x d x m
0 1 m m
3 4x 4 4x 4
(c). lim it lim it lim it 4 x 3 .
x x 1 x x x
Catatan. Perlu diperhatikan bahwa rumus di atas hanya dapat digunakan jika
x atau x ; rumus tersebut tidak dapat digunakan untuk limit-limit dengan
x mendekati suatu bilangan hingga c.
3x 5
Contoh 9. Tentukan lim it 3
x 6x 8
3x 5 3 3x 5 3 1
Penyelesaian. lim it 3 lim it
x 6x 8 x 6 x 8 2
Pada kedua kasus di atas akan sangat membantu untuk memanipulasi fungsinya
1
sedemikian hingga perpangkatan dari x menjadi perpangkatan dari . Ini dapat dicapai
x
pada kedua kaus di atas dengan membagi pembilang dan penyebutnya dengan |x| dan
lim
x2 2
= lim
x2 2 / | x | = lim
x2 2 / x2
x 3x 6 x (3 x 6) / | x | x (3x 6) / x
1 2 / x 2
lim 1 2 / x2
= lim = x
x
(3 x 6 / x) lim (3 6 / x)
x
1 ( 2 0) 1
= =
3 ( 6 0) 3
(b). Untuk x - nilai dari x selalu negatif, jadi dapat mengganti [x] dengan –x
dimana. Perlu. Didapat
x2 2 x 2 2 /[ x ]
x2 2 / x2
lim = lim = lim
x 3x 6 x (3 x 6) /[ x ] x (3x 6) /( x)
1 2 / x2 1
= lim =
x (6 / x ) 3 3
Latihan Soal :
Tentukanlan limit dari soal 1 - 15
5x 2 7 x2 3s 7 4s 5
1. lim lim x 2 2 x 1 lim
x 3 x x 2s 7 1
2
x x
5x 2 2 5x 2 2 2 y
2. lim lim lim
x x3 x x3 y 7 6y2
1 1 2
f () = ep [-
2 2
Tidak ada, karena itu terjadi suatu patahan pada grafiknya. Untuk kurva pada
Gambar 1, fungsi f terdefinisi pada c dan limitnya ada, tetapi grafiknya masih
mempunyai patahan di titik c karena.
lim f ( x) f (c)
x c
Berdasarkan pada pembahasan di atas, terlihat adanya suatu patahan atau diskontinuitas
pada grafik dari y f (x) di titik x c jika kondisi-kondisi berikut ini terjadi :
Fungsi f tidak terdefinisi di c.
Limit lim f ( x) tidak ada
x c
Fungsi f terdefinisi di c dan lim f ( x) ada tetapi nilai dari fungsi f (x ) di c dengan
x c
Gambar 14.
3. lim f ( x) f (c)
x c
Jika satu atau lebih syarat-syarat pada Defenisi di atas tidak dipenuhi. Maka f
dikatakan diskontinu di c dan c disebut titik diskontinue dari f. Jika f kontinu di semua
titik pada selang terbuka (a,b) maka f dikatakan kontinu pada (a,b). suatu fungsi yang
kontinu pada (, ) dikatakan kontinu dimana-mana atau sederhananya dikatakan
kontinu.
Contoh 1. Dimisalkan
x2 4 x 4 2
f ( x) dan g ( x ) ,x 2
x2
x 2 3,
x 2
x2 4
lim g ( x) lim lim ( x 2) 4
x 2 x 2 x 2
Sehingga
lim g ( x) g (2)
x2
Gambar 15.
Catatan. Beberapa pengarang mendefenisikan suatu fungsi kontinu di titik c jika hanya
syarat 3 pada Defenisi kekontinuan limit dipenuhi. Ini sebenarnya ekivalen dengan
Defenisi kekontinuan limit sebab jika syarat 3dipenuhi, maka dengan sendirinya syarat
1 dan 2 terpenuhi. (Mengapa?) Tiga syarat tersebut dinyatakan untuk kejelasan. Akan
menunjukan bahwa syarat ketiga tersebut dipenuhi, contoh di atas merupakan kasus
khusus dari hasil yang umum seperti berikut.
Kontinuitas Polinominal
x jika x 0
f ( x) x 0 jika x 0
x jika x 0
Selanjutnya, dari Teorema 3.10 bahwa f ( x) x kontinu jika x 0 atau x 0 sebab x
identik dengan polynomial x pada x >0 dan identik dengan polynomial –x pada x 0 .
Jadi, x 0 satu-satunya titik yang perlu diperhatikan. Di titik ini diperoleh
f (0) 0 0, jadi tinggal ditunjukan bahwa :
lim lim x 0
x 0 x 0
Karena rumus dari f berubah di 0, akan berguna jika diperhatikan limit-limit satu sisi.
Didapatkan
lim x lim x 0 dan lim x lim ( x) 0
x 0 x 0 x0 x 0
f ( x) lim f ( x ) f (c )
lim x c kontinu?
x c g ( x) lim g ( x) g (c)
x c
Teorema : Suatu fungsi rasional kontinu disetiap titik kecuali di titik yang penyebutnya
nol.
lim . Jika lim g ( x) l dan fungsi f kontinu di l maka lim f ( g ( x)) f (l ) . Jadi
x
Catatan. Dengan kalimat, teorema di atas dinyatakan bahwa symbol limit dapat
dipindahkan melalui tanda fungsi asalkan limit fungsi “dalam” dan fungsi “luar”
kontinu di limit ini.
Contoh 5. Telah ditunjukkan pada contoh 3 bahwa x kontinu disetiap titik, jadi
lim 5 x 2 lim 5 x 2 4 4
x 3 x 3
Teorema: Jika fungsi g kontinu dititik c dan fungsi f kontinu dititik g(c), maka
komposisi f o g kontinu di c.
Dan di titik ujung sebelah kanan limit yang mempunyai arti adalah limit satu sisi
lim f x
x b
y y y
x x x
a b a (a) b a (a) b
(a)
Gambar 16.
Definisi. Suatu fungsi f dikatakan kontinu dari sebelah kiri titik c jika syarat-syarat pada
kolom kiri berikut dipenuhi, dan dikatakan kontinu dari sebelah kanan titik c jika syarat-
syarat pada kolom kanan berikut dipenuhi.
1. f(c) terdefinisi 1’. f(c) terdefinisi
2. lim f x ada 2’. lim f x ada
x c x c
Pembaca seharusnya tidak akan menemui kesulitan membuat definisi kontinuitas yang
sesuai pada selang-selang dalam bentuk , , , b, a, b dan a, b.
Contoh 7. Jika f menyatakan fungsi yang grafiknya pada gambar 3a, maka
f a lim f x dan f b lim f x
xa x b
Jadi, f kontinu dari sebelah kiri titik b tetapi tidak kontinu dari sebelah kanan titik a.
lim f x lim 9 x 2 lim 9 x 2 9 c 2 f c
x c x c x c
x 3 x 3 x 3
lim f x lim 9 x 2 lim 9 x 2 0 f 3
Dan
x 3 x 3 x 3
lim f x lim 9 x 2 lim 9 x 2 0 f 3
Buktinya sebagai latihan, tetapi hasilnya diilustrasikan pada Gambar 16 untuk kasus
f(a ) > 0 dan f(b) < 0. Merupakan dasar berbagai cara numerik untuk mendapatkan
hampiran penyelesaian persamaannberbentuk f(x) = 0.
Gambar 17.
x 2 1 x 2 1
lim cos 2 cos lim 2
x 3 x 3
x x
1 x2
cos lim
cos 1
1 3 x
x 2
3. f x 4. f x
x x
x 1
2
x 1
2
x4 3x 1
5. f x 6. f x
x 2 16 x 7x 2
2
7. f x
x
8. f x
5 2x
x 3 x x4
x3
9. f x x 3 2x 2 10. f x
x 2 3x
2 x 3, x 4 3
, x 1
11. f x 16 12. f x x 1
7 x , x 4 3, x 1
13. Dapatkan nilai konstanta k, jika mungkin, yang membuat fungsi-fungsi berikut ini
kontinu.
7 x 2, x 1 kx2 , x 2
(a). f x 2 (b). f x
kx , x 1 2 x k , x 2
x2 4 2 x 3, x 2
16. (a). f x 3 (b). f x 2
x 8 x , x2
3x 2 5, x 1
(c). f x
6, x 1
f (c h ) f (c )
mp =
h
Gambar 1.
Definisi : Garis singgung
Garis singgung kurva y = f(x) pada titik P(c, f(c)) adalah garis yang melalui P dengan
kemiringan
f c h f c
mp= lim m p lim
h 0 h 0 h
Menunjukkan bahwa limit ini ada dan bukan ∞ dan −∞
4 + 4ℎ + ℎ2 − 4
= lim
ℎ→0 ℎ
ℎ(4 + ℎ)
= lim =4
ℎ→0 ℎ
Gambar 2.
Gambar 3.
Sehingga diperoleh
∆𝑦 𝑓(2)−𝑓(𝑥1 )
Laju perubahan sesaat adalah lim = lim = , asalakan limit ini ada dan
∆𝑥→0 ∆𝑥 𝑥2 →𝑥1 𝑥2 −𝑥1
bukan ∞ dan −∞
Contoh 1:
Andaikan sebuah bola dijatuhkan dari anjungan pengamatan sebuah menara, 450 meter
di atas tanah.
a. Berapakah kecepatan bolah setelah 5 detik?
b. Berapa cepat bola tersebut bergerak ketika ia membentur tanah?
Penjelasan : Kita gunakan persamaan gerak 𝑠 = 𝑓(𝑡) = 4,9𝑡 2 untuk mencari
kecepatan𝑣(𝑐) setelah c detik.
𝑓(𝑐 + ℎ) − 𝑓(𝑐) 4,9(𝑐 + ℎ)2 − 4,9𝑐 2
𝑣(𝑐) = lim = lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
4,9(𝑐 2 + 2ch + ℎ2 − 𝑐 2 ) 4,9(2ch + ℎ2 )
lim = lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
lim 4,9(2c + ℎ) = 9,8𝑐
ℎ→0
Contoh 2:
1
Posisi partikel diberikan oleh persamaan gerak 𝑠 = 𝑓(𝑡) = 𝑡+1, dengan t diukur dalam
detik dan s dalam meter. Carilah kecepatan dan laju setelah 2 detik.
Penyelesaian.
1 1
𝑓(2 + ℎ) − 𝑓(2) −
1 + (2 + ℎ) 1 + 2
𝑣(2) = lim = lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
1 1 3 − (3 + ℎ)
−3 3(3 + ℎ)
lim 3 + ℎ = lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
−ℎ −1 −1
lim = lim =
ℎ→0 3(3 + ℎ)ℎ ℎ→0 3(3 + ℎ) 9
−1
Jadi kecepatan setelah 2 detik adalah 9
m/det, dan laju perubahan adalah
1
∣𝑣(2)∣ = m/det
9
Contoh 3 Diberikan y = x2 + 1.
(a) Dapatkan laju perubahan rata-rata dari y pada selang [3.5]
(b) Dapatkan laju perubahan sesaat dari y terhadap x di titik x = -4
(c) Dapatkan laju perubahan sesaat dari y terhadap x di titik x = c
Penyelesaian:
(a) Dari rumus garis singgung dengan f(x) = x2 + 1, c= 3 dan c+h = 5.
f (c h) f (c) f (5) f (3) 26 10
mp 8
(c h) c 53 2
Jadi y, bertambah rata-rata 8 satuan jika x bertambah satu satuan pada [3,5]
(b) Menggunkan rumus laju perubahan sesaat dengan f(x) = x2+1 dan x0 = - 4, di
peroleh
f (c h ) f (c ) f (c h ) f (c )
ms lim = m s lim
c h c (c h ) c h 0 h
f ( x1 ) f ( x0 ) f ( x12 1) f ( x 02 1)
ms lim lim =
x1 x0 x1 x0 x1 x0 x1 x0
( x12 x 02 )
= lim lim ( x1 x0 ) 2 x0
x1 x0 x1 x0 x1 x0
Latihan Soal :
1. Diberikan fungsi y = f(x) dan nilai-nilai x0 dan x1. Yaitu y = x3; x0 = 1, x1 = 2 dan
y = 1/x2; x0 = 1, x1 = 2
Tentukanlah
(a) Dapatkan laju perubahan rata-rata untuk y terhadap x pada selang [x0,x1].
(b) Dapatkan laju perubahan sesaat untuk y terhadap x di titik x0 yang diberikan.
(c) Dapatkan laju perubahan sesaat untuk y terhadap x di titik x0 yang umum.
(d) Buatlah sketsa grafik untuk y = f(x) beserta garis potong dan garis singgungnya
dengan kemiringan yang diberkan oleh hasil (a) dan (b).
2. Diberikan fungsi y = f(x) dan nilai x0.
a. f(x) = x ; x0 = 1
1
b. f(x) = ; x0 = 4
x
Tentukan kemiringan garis singgung grafik f di seberang titik x0. Gunakan hasil
tersebut untuk dapatkan kemiringan garis singgung di x0 yang diberikan.
3. Suatu batu dijatuhkan dari ketinggian 576m dan jatuh ke arah bumi membentuk
garis lurus. Dalam t detik batu jatuh sejauh s = 16t2 m.
a. Berapa detik batu tersebut menyentuh tanah setelah dilepaskan?
b. Berapakah kecepatan rata-rata batu tersebut selama waktu jatuh?
c. Berapakah kecepatan rata-rata batu selama 3 detik pertama?
d. Berapakah kecepatan sesaat dari batu pada saat menyentuh tanah?
4. Suatu mobil berjalan pada suatu jalan lurus yang panjangnya 120 km. Untuk 100
km pertama mobil berjalan pada kecepatan rata-rata 50 km/jam. Tunjukkan bahwa
Gambar 4.
Definisi Turunan
Turunan sebuah fungsi f adalah fungsi lain f’ (dibaca f aksen) yang nilainya pada
sebarang bilangan c adalah
f (c h ) f (c )
f’(c) = lim
h0 h
asalkan limit ini ada dan bukan ∞ dan −∞.
Berdasarkan definisi turunan, maka persamaan garis singgung di titik P(c, y0) adalah
y – y0 = f’(c)(x – c)
Karena kemiringan garis singgung bergantung di titik x = c disepanjang kurva y = f(x),
maka ms merupakan fungsi c.
Sebagai contoh, jika f(x) = 2x2 – 1 maka kemiringan garis singgung di titik x = c
disepanjang kurva f(x) = 2x2 – 1
ms= 4c
Bila indeks 0 dihilangkan maka
Contoh 1 : Dapatkan kemiringan dan suatu persamaan garis singgung pada grafik
f(x) = x2 di titik P(3,9).
Penyelesaian. Diketahui c = 3 dan y0 = 9, jadi diperoleh
f (3 h) f (3) (3 h) 2 9
ms = lim = lim
h0 h h0 h
(9 6h h 2 ) 9 6h h 2
= lim = lim
h0 h h0 h
= lim 6 h 6
h 0
f ( x h) f ( x ) xh x
f’ (x) = lim = lim
h0 h h0 h
( x h x )( x h x ) ( x h) x
= lim = lim
h 0
h( x h x ) h 0
h( x h x
h 1
= lim = lim
h0
h( x h x ) h0
( x h x)
1 1
=
x x 2 x
1/6. Laju perubahan sesaat di x = 5 adalah f’ (5), sehingga diperoleh f’ (5) = 1/(2 5 )
Grafik fungsi
1
f(x) = x dan f1(x) =
2 x
Gambar 5.
Notasi Turunan
Jka kita menggunakan notasi tradisional y = f(x) untuk menunjukkan bahwa
variabel bebas adalah x dan variabel takbebas adalah y, maka beberapa notasi alternatif
yang umum untuk turunan adalah sebagai berikut :
𝑑𝑦 𝑑𝑓 𝑑
𝑓 ′ (𝑥) = 𝑦 ′ = = = 𝑓(𝑥) = 𝐷𝑓(𝑥) = 𝐷𝑥 𝑓(𝑥)
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
yang dibaca, “turunan f(x) terhadap x.”
𝑑𝑦
Lambang dan D, disebut operator-operator diferensial karena mereka menunjukkan
𝑑𝑥
𝑑𝑦
operasi diferensial, yang berupa proses perhitungan suatu turunan. Lambang 𝑑𝑥
f c h f c
lim [ f (c h) f c ] = lim .h
h 0 h0
h
f c h f c
= lim . lim h
h0
h h0
= f’ (c) . 0 = 0
Terbukti lim f (c h) f c
h 0
Contoh 3. Fungsi f (x) = |𝑥| adalah kontinu untuk semua x dan akibatnya kontinu
di x = 0. Tunjukkan bahwa f (x) = |𝑥| tak dapat diturunkan di x = 0, kemudian tentukan
f’ (x).
Penyelesaiaan : hasil ini secara geometris jelas, karena grafik dari (x) memiliki suatu
sudut di x = 0 (Gambar 6). Tetapi, penjelasan analitik dapat diberikan sebagai berikut:
f (0 h) f (0) f (h) f (0) h 0 h
f’ (0) = lim lim lim lim
h 0 h h 0 h h 0 h h 0 h
Tetapi
h 1, h 0
h 1, h 0
y
1
x
-1
d
x = 1 x 0
dx 1 x 0
Gambar 6. Gambar 7.
Jika x > 0, maka f (x) = |𝑥| = x, sehingga f (x) = 1, dan jika x < 0, maka f (x) = |𝑥|
= - x , sehingga f (x) = - 1. Dengan menggabungkan hasil-hasil menjadi satu rumus yang
dinyatakan sebagai fungsi sepotong-sepotong, diperoleh :
f (x) =
d
x = 1, x 0
dx 1, x 0
Grafik dari f’ ditunjukkan pada Gambar 7. Perhatikan bahwa f’ bukan fungsi kontinu,
sehingga contoh ini menunjukkan bahwa suatu fungsi kontinu dapat memiliki turunan
yang tidak kontinu.
Latihan Soal :
f (c h ) f (c )
Untuk soal 1-4, gunakan rumus f’(c) = lim untuk mendapatkan f’(x)
h0 h
1
1. f (x) = xa 2. f (x) =
x2
1
3. f (x) = 4. f (x) = x1/3
x
Untuk Soal 5-7, dapatkan f’(a) dan persamaan garis singgung pada titik f di titik
dimana x = a
5. f fungsi untuk Soal 1 ; a = 8
6. Diberikan f (3) = -1 dan f’ (3) = 5, dapatkan persamaan garis singgung pada grafik
y = f (x) di titik dimana x = 3.
7. Misal y = (5/x) + 1. Dapatkan :
(a) dy/dx (b) dy/dxx=-2
Contoh 1. Jika f (x) = -7 untuk semua x, maka f ’(x) = 0 untuk semua x, yaitu :
d
7 0
dx
Bukti :
′ (𝑥)
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥) (𝑥 + ℎ)𝑛 − (𝑥)𝑛
𝑓 = lim = lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
Teorema Aturan Jumlah: Jika f dan g dapat diturunkan di x, maka f + g juga dapat
diturunkaan di x sehingga
d d d
[ f ( x) g ( x)] [ f ( x)] [ g ( x)]]
dx dx dx
Bukti :
d [ f ( x h) g ( x h)] [ f ( x) g ( x)]
[ f ( x) g ( x)] = lim
dx h 0 h
[ f ( x h) f ( x) [ g ( x h)] g ( x)]
= lim
h 0 h
f ( x h) f ( x ) g ( x h) g ( x )
= lim lim
h 0 h h 0 h
d d
= [ f ( x)] [ g ( x)]
dx dx
Catatan : Limit suatu jumlahan adalah jumlahan limit-limit
Teorema aturan jumlah dapat dituliskan dalam notasi fungsi sebagai :
( f g )' f ' g '
Contoh 2
d 4 d 4 d
[x x 2 ] = [x ] [x 2 ] 4x 3 2x
dx dx dx
d d d
[6 x 11 9] = [6 x 11 ] [9] 66 x 10 0 66 x 10
dx dx dx
Teorema aturan pangkat dan teorema aturan jumlah dapat diperluas sehingga diperoleh :
d d d d
a. [ f 1( x) f 2 ( x) ... f n ( x)] [ f 1 ( x)] [ f 2 ( x)] ... [ f n ( x)]
dx dx dx dx
dengan fungsi-fungsi f 1 , f 2 ,..., f n semuanya dapat diturunkan di x.
Contoh 3
d d d d d
[3x 8 2 x 5 6 x 1] = [3x 8 ] [2 x 5 ] [6 x] [1]
dx dx dx dx dx
= 24 x 7 10 x 4 6
= lim f ( x h)
h 0
d
dx
[ g ( x)] lim g ( x)
h 0
d
dx
[ f ( x)]
d d d
[ f ( x) g ( x)] f ( x) [ g ( x)] g ( x) [ f ( x)]
dx dx dx
Aturan perkalian dapat dituliskan dalam notasi fungsi sebagai
( f .g )' f .g ' g. f '
d
Contoh 4: Tentukan jika jika diketahui y (4 x 2 1)(7 x 3 x)
dx
Teorema Aturan Pembagian : Jika f dan g dapat diturunkan di x dan g(x) ≠ 0, maka f/g
juga dapat diturunkan di x, sehingga
d d
g ( x) [ f ( x) f ( x) [ g ( x)]
d f ( x) dx dx
dx g ( x) [ g ( x)] 2
Bukti :
f ( x h) f ( x )
d f ( x) g ( x h) g ( x ) f ( x h).g ( x) f ( x).g ( x h)
lim lim
dx g ( x) h0 h h 0 h.g ( x).g ( x h)
f ( x h) f ( x ) g ( x h) g ( x )
g ( x). f ( x).
h h
= lim
h 0 g ( x).g ( x h)
f ( x h) f ( x ) g ( x h) g ( x)
lim f ( x). lim
h h 0 h 0 h
= lim g ( x). lim
h 0 h 0 lim g ( x). lim g ( x h)
h 0 h 0
d d
g ( x) [ f ( x)] f ( x) [ g ( x)]
d f ( x) dx dx
dx g ( x) [ g ( x)] 2
x2 1
Contoh 5. Misalkan y
x4 1
Tentukan dy/dx. Dan di titik manakah grafik persamaan ini memiliki garis singgung
datar?
Penyelesaian :
d 2 d
( x 4 1) [ x 1] ( x 2 1) [ x 4 1]
dy d x 1
2
dx dx
=
dx dx x 4 1 ( x 4 1) 2
( x 4 1)( 2 x) ( x 2 1)( 4 x 3 )
=
( x 4 1) 2
2 x 5 4 x 3 2 x 2 x( x 4 2 x 2 1)
=
( x 4 1) 2 ( x 4 1) 2
Karena dy/dx dapat dipandang sebagai kemiringan garis singgung dari garfik, dan
karena suatu garis singgung datar memiliki kemiringan 0, maka titik-titik dimana garis
singgungnya datar dapat diperoleh dengan menyelesaikan petsamaan dy/dx =0, maka
2 x( x 4 2 x 2 1)
0
( x 4 1)
Penyelesaian dari persamaan ini adalah nilai-nilai x yang menjadikan pembilangnya nol:
2 x( x 4 2 x 2 1) 0
Faktor yang pertama menghasilkan penyelesaian x = 0, penyelesaian yang lain dapat
diperoleh dengan menyelesaikan persamaan.
2 8
x2 1 2
2
Tanda minus menghasilkan nilai imajiner untuk x (mengapa?); penyelesaian-penyelesaian
ini tidak relevan dengan permasalahan di sini, jadi diabaikan. Tanda plus menghasilkan
penyelsaian.
x 1 2
Secara ringkas, garis singgung datar terjadi di
Latihan Soal :
𝑑𝑦
Tentuknan turunan dari fungsi di bawah ini
𝑑𝑥
1 2 1 1
1. y x x c ( a, b, c, Konstan ). 2. y x
a b x
3. y x 3 7 x 2 8 2 x 3 x 4 . 4. y 2 3x 3 27 .
1 1
x x
5. y x 5 2x 2
6. y
2x 1
x3
x 1
7. y 2 x 7 x 2
x 1
8. Hukum graeitasi Newton menyatakan bahwa besarnya gaya F yang dipengaruhi
oleh snafu titik dengan massa M di suatu titik dengan massa m adalah
GmM
F
r2
Dengan G suatu konstanta dan r adalah jarak antara kedua benda tersebut. Dengan
mengasumsikan bahwa titik-titik tersebut bergerak, dapatkan rumus untuk laju
perubahan sesaat dari F terhadap r.
3 3
9. Volume suatu bola adalah V = r . Dengan mengasumsikan bahwa jari-jarinya
4
berubah, dapatkan suatu rumus untuk laju perubahan sesaat dari V terhadap r.
10. Tunjukkan bahwa y = x3 + 3x + 1 memenuhi y"' + xy" - 2y' = 0.
datar?
12. Dapatkan persamaan garis singgung pada grafik y = f (x) di titik dengan x = - 3 jika f
(- 3) = 2 dan f1 (- 3) = 5
13. Dapatkan persamaan garis yang menyinggung y = (1 – x) / (1 + x) di titik dengan x =
2.
14. Dapatkan suatu fungsi y = ax2 + bx + c yang grafiknya memotong sumbu-x di 1, dan
memotong sumbu-y di – 2, dan garis singgungnya mempunyai kemiringan -1 di
perpotingannya dengan sumbu-y.
15. Dapatkan koordinat-x dari titik pada grafik y x . dengan garis singgungnya
sejajar dengan garis yang memotong kurva tersebut di x = 1 dan x = 4.
16. Tunjukan bahwa sebarang dua garis singgung pada parabola y = ax2, a ≠ 0,
berpotongan di satu titik singgungnya.
17. Misalkan L garis singgung di x = x0 pada geafik persamaan kubik y = ax3 + bx.
Dapatkan koordinat-x dari titik dimana L memotong grafik tersebut yang kedua
kalinya.
18. Dapatkan syarat-syarat untuk a,b,c dan d sedemikian sehingga dari polynomial
f ( x) ax 3 bx 2 cx d memiliki
(a) tepat dua garis singgung datar
(b) tepat satu garis singgung datar
(c) tak satupun garis singgung datar
d
19. Buktikan: Jika fungsi f dapat diturunkan di x, maka [ f 2 ( x)] 2 f ( x) f 2 ( x)] .
dx
[Petunjuk : Gunakan aturan hasil kali.]
20. Dapatkan semua titik dimana f tidak dapat diturunkan. Jelaskan jawaban anda
(a) f ( x) 3x 2 (b) f ( x) x 2 . 4
21. Buktikan: Jika f dapat diturunkan di x dan f (x) 0, maka 1 / f (x) dapat diturunkan
di x dan
d 1 f ' ( x)
dx f ( x) f ( x)2
sin h 1 cos h
lim 1 dan lim 0
h 0 h h 0 h
Perhatikan persoalan penurunan sin x, dengan x sebarang bilangan real. Dari definisi
turunan,
d sin ( x h) sin x
[sin x] = lim
dx h 0 h
cos h 1 sin h
lim sin x ) cos x(
h
=
h 0
h
sin h 1 cos h
= lim cos x sin x
h 0
h h
Karena sin x dan cos x tidak mengandung h, maka keduanya tetap konstan untuk h 0,
jadi
Akibatnya,
d sin h 1 cos h
[sin x] = cos x. lim ( ) sin x lim (
dx h 0 h h 0 h
d
[sin x] cos x
dx
Untuk fungsi-fungsi trigonometri, rumus turunan dapat dicari dengan cara yang sama
dengan memanfaatkan teorema-teorema yang sudah dibahas sebelumnya .
sin x cos x 1 1
tan x , cot x , sec x , csc x
cos x sin x cos x sin x
Sebagai contoh
d d
cos x. [sin x] sin x. [cos x]
d d sin x dx dx
[tan x ] = 2
dx dx cos x cos x
d d
y ' ( x ) = sec x. [tan x] tan [sec x]
dx dx
= sec x. sec 2 x tan x. sec x tan x
= ( 2 ) 3 ( 2 (1) 2 3 2
Latihan Soal :
1. Tentukan turunan 𝑓′(𝑥)
sec x sec x
a. f ( x) b. f ( x)
1 x tan x tan x
𝑓′(𝑥) 𝑦′ 𝐷𝑥 𝑦 𝑑𝑦
Pertama
𝑑𝑥
𝑓′′(𝑥) 𝑦 ′′ 𝐷𝑥2 𝑦 𝑑2 𝑦
Kedua
𝑑𝑥 2
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
f ( n) ( x) 0(n 5)
Bila melibatkan peubah tak bebas,misalkan y f (x), maka notasi turunan ditulis
Latihan Soal :
1. Tentukan turunan keduan atau d2y / dx2. Dari fungsi di bawah ini :
a. f (x) = x sin x – 3 cos x b. f (x) = sin x cos x
2. Tentukan turunan keduan atau d3y / dx3. Dari fungsi di bawah ini :
a. 𝑦 = 𝑥 3 + 3𝑥 2 + 6𝑥 b. 𝑦 = sin(𝑥 3 )
3𝑥 (𝑥+1)3
c. 𝑦 = 1−𝑥 d. 𝑦 = 𝑥−1
Mari kita perjelas kasus khas dari Aturan Rantai, dalam hal fungsi sebelah luar f
berupa fungsi pangkat. Jika 𝑦 = [𝑔(𝑥)], maka kita dapat menuliskan 𝑦 = 𝑓(𝑢) = 𝑢𝑛
dengan 𝑢 = 𝑔(𝑥). Dengan menggunakan Aturan Rantai dan kemudian Aturan Pangkat,
diperoleh
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢 𝑑𝑢
= = 𝑛𝑢𝑛−1 = 𝑛[𝑔(𝑥)]𝑛−1 𝑔′(𝑥)
𝑑𝑥 𝑑𝑢 𝑑𝑥 𝑑𝑥
Definisi :
𝑑 𝑛 𝑑𝑢
(𝑢 ) = 𝑛𝑢𝑛−1
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑
Secara alternatif, 𝑑𝑥 [𝑔(𝑥)]𝑛 = 𝑛[𝑔(𝑥)]𝑛−1 𝑔′(𝑥)
Alasan untuk nama Aturan Rantai menjadi jelas pada waktu kita membuat rantai
yang lebih panjang dengan cara menambahkan mata rantai lain. Andaikan bahwa 𝑦 =
𝑓(𝑢), 𝑢 = 𝑔(𝑥), dan 𝑥 = ℎ(𝑡), dengan fungsi f, g dan h yang dapat diturunkan. Maka
untuk menghitung turunan y terhadap t, kita gunakan Aturan Rantai dua kali :
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢 𝑑𝑡 1
= = ∙ sec 𝑡 tan 𝑡 ∙ 3𝑥 2
𝑑𝑡 𝑑𝑢 𝑑𝑡 𝑑𝑥 2√𝑢
1
∙ sec 𝑥 3 tan 𝑥 3 ∙ 3𝑥 2
2√𝑠𝑒𝑐𝑡
1
∙ 𝑠𝑒𝑐𝑥 3 𝑡𝑎𝑛𝑥 3 ∙ 3𝑥 2
2√sec 𝑥 3
Latihan Soal :
5. y = sin 𝑥 tan(𝑡 2 + 1)
𝑑𝑦 3𝑥 2
= 2
𝑑𝑥 3𝑦 + 7
Perhatikan bahwa ungkapan kita untuk dy/dx mencakup x dan y, suatu kenyataan yang
sering menyusahkan. Tetapi jika kita hanya ingin mencari kemiringan pada sebuah titik
dimana koordinatnya diketahui, tidak ada kesukaran. Untuk titik (2,1),
𝑑𝑦 3(2)2 12 6
= 2
= =
𝑑𝑥 3(1) + 7 10 5
6
Jadi kemiringan garisnya adalah 5
Metode yang baru saja digunakan untuk mencari dy/dx tanpa terlebih dahulu
menyelesaikan persamaan yang diberikan untuk y secara gamblang dalam bentuk x
disebut pendiferensian implisit, tetapi apakah metode tersebut masuk akal, apakah ia
memberikan jawaban yang benar?
Sebuah Contoh Yang Dapat Diperiksa untuk membuktikan kebenaran metode di atas,
lihatlah contoh berikut, yang dapat dikerjakan dengan dua cara.
singgung adalah :
14
𝑦−2= (𝑥 − 1)
13
Aturan Pangkat Lagi. Kita telah mempelajari bahwa Dx(𝑥 𝑛 ) = n𝑥 𝑛−1 , dimana n
adalah sebarang bilangan bulat. sekarang ini kita perluas pada kasus dimana n adalah
bilangan rasional sembarang.
4
Contoh 6. Jika 𝑦 = √2𝑡 + 1 Cari dy/dt.
Penyelesain : Pikirkan ini sebagai
𝑦 = 𝑢1/4 dan u = 2x+1
dan terapkan aturan rantai
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢
=
𝑑𝑡 𝑑𝑢 𝑑𝑥
3
1
= ( 𝑢−4 ) (2)
4
1
= 4 (2𝑥 + 1)−3/4(2)
Latihan Soal :
Untuk soal 1-29, dapatkan dy / dx dengan diferensiasi implisit.
1. x2 + y2 = 100 2. x4 – y3 = 6xy 3. x2y + 3xy3 – x = 3
1 1 x y
4. x3y2 – 5x2y + x = 1 5. 1 6. x2 =
y x x y
xy3
16. = 1 + y4 17. 1 sin 3 ( xy2 ) y
1 sec y
Untuk soal 18 - 23, gunakan diferensiasi implisit untuk mendapatkan kemiringan garis
singgung kurva yang diberikan di titik yang ditentukan.
19. x2y – 5xy2 + 6 = 0; (3,1) 20. x3y + y3x = 10; (1,2)
Garis singgung
Gambar 11.
Sisi kiri dari ungkapan ini disebut ∆𝑦, ini disebut peubah aktual dalam y saat x
berubah dari 𝑥0 sampai 𝑥0 + ∆𝑥. Sisi kanan disebut dy, dan berperan sebagai sebuah
hampiran dari ∆𝑦. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 12, kuantitas dy sama dengan
perubahan garis singgung kurva di P sewaktu x berubah dari 𝑥0 ke 𝑥0 + ∆𝑥. Ketika ∆𝑥
begitu kecil, kita berharap dy merupakan hampiran yang baik terhadap ∆𝑦, dan hanya
berupa konstanta kali ∆𝑥, biasnya lebih muda untuk dihitung.
Gambar 13.
Contoh 2. Andaikan anda memerlukan hampiran yang baik terhadap √4,6 dan √8,2,
tetapi kalkulator anda mati. Apa yang mungkin anda kerjakan?
Penyelesaian : Pandang grafik dari 𝑦 = √𝑥 yang dinyatakan dalam gambar 4. Jika x
berubah dari 4 ke 4,6 maka √𝑥 berubah dari √4 = 2 ke (secara hampiran) √4 + 𝑑𝑦.
1 1
Sekarang 𝑑𝑦 = 2 𝑥 −1/2 𝑑𝑥 = 2 𝑑𝑥
√𝑥
Gambar 14.
2. Johan, W dan Budhi, W.S. 2007, Diktat Matematika 1. Institut Teknologi Bandung,
Indonesia