Anda di halaman 1dari 116

1.

1 Sistem Bilangan Real


Matematika didasarkan pada sistem bilangan real dan sifat – sifatnya. Tetapi
apakah bilangan real itu dan apa sifat – sifatnya? Untuk menjawab, kita mulai dengan
beberapa sistem bilangan yang lebih sederhana.
Bilangan – bilangan bulat dan rasional :
- Bilangan asli : ℕ = {1, 2, 3, 4, 5, 6, … }
- Bilangan bulat : ℤ = {…,-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, … }
- Bilangan rasional : Dalam hal ini bilangan bulat tidak dapat memberikan
ketelitian yang cukup. Untuk keperluan ini maka dapat digunakan bilangan-
2 5 12
bilangan rasional, seperti 3, − 7, , Bilangan rasional didefinisikan sebagai
9
𝑎
bilangan yang dapat ditulis dengan 𝑏, dengan a dan b keduanya bilangan bulat

dan b ≠ 0. Dengan demikian bilangan-bilangan bulat termasuk bilangan


rasional juga. Bilangan bulat 4 merupakan bilangan rasional sebab 4 dapat
8
ditulis sebagai 2. Himpunan semua bilangan rasional biasa dinotasikan dengan
𝑎
ℚ. Jadi ℚ = {𝑏 |𝑎𝜖𝑍, 𝑏𝜖𝑍, 𝑏 ≠ 0}.

- Bilangan rasional yang dapat menjadi ukuran dengan ketelitian yang


cukup ternyata masih tidak dapat menjadi ukuran semua besaran
misalnya panjang sisi miring gambar segitiga siku-siku disamping,
Dengan menggunakan bilangan irrasional maka hal tersebut di atas
tidak menjadi masalah. Panjang sisi miring segitiga siku-siku
tersebut adalah √2. Jadi bilangan irrasional adalah bilangan yang
𝑎
tidak bias dituliskan dalam bentuk 𝑏, seperti : √2, √3, √5, 𝜋 dan lain

– lain.
- Bilangan real (bilangan nyata): Sekumpulan bilangan (rasional dan irrasional)
yang dapat mengukur panjang, bersama – sama dengan negatifnya dan nol.
Himpunan semua bilangan real dinotasikan dengan R.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 1


Gambar 1: Garis Bilangan Real

Terdapat lambang – lambang baku untuk mengenali kelas – kelas bilangan. ℕ


akan menyatakan himpunan bilangan asli (bilangan bulat positif), ℤ akan menyatakan
himpunan bilangan bulat, ℚ akan menyatakan himpunan bilangan rasional dan ℛ
menyatakan himpunan bilangan real.
ℕ⊂ℤ⊂ℚ⊂ℝ
⊂ adalah lambang himpunan bagian

Gambar 2. Himpunan bagian dari kelas – kelas bilangan

Masih terdapat sistem bilangan yang lebih luas dari sistem bilangan real yaitu
bilangan yang secara umum dapat dinyatakan dalam bentuk a + b√ −1 dengan a dan b
keduanya bilangan bulat, atau a + bi dengan i = √−1. Bilangan demikian dinamakan
bilangan kompleks dan himpunan semua bilangan kompleks dinotasikan dengan C.
Dalam buku ajar ini bilangan kompleks tidak dibicarakan lebih lanjut. Jadi,
apabila dalam buku ini disebutkan suatu bilangan tanpa keterangan apapun
dimaksudkan adalah bilangan real.

1.2 Operasi Bilangan


Dengan dua bilangan real x dan y, kita dapat menambahkan atau mengalikan
keduanya untuk memperoleh dua bilangan real baru x + y dan x.y sifat – sifat operasi
penjumlahan dan perkalian pada bilangan real adalah sebagai berikut :
1. Hukum komutatif : x + y = y + x dan xy = yx
2. Hukum asosiatif : x + (y + z) = (x + y) + z dan x(yz) = (xy)z
3. Hukum distributif: x(y + z) = xy + xz.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 2


4. Elemen – elemen identitas : terdapat dua bilangan real yang berlainan 0 dan 1
yang memenuhi x + 0 = x dan x.1 = x.
5. Balikan (invers) : setiap bilangan x mempunyai balikan aditif (disebut juga
sebuah negatif), - x, yang memenuhi x + (-x) = 0. Juga setiap bilangan x kecuali
nol mempunyai invers multiplikatif (disebut juga balikan perkalian), x-1, yang
memenuhi x.x-1 = 1.
Pengurangan dan pembagian didefinisikan sebagai
x – y = x + (-y)
dan
𝑥
= 𝑥 ∙ 𝑦 −1
𝑦

1.3 Urutan
Bilangan – bilangan real bukan nol secara baik dipisahkan menjadi dua himpunan
terpisah yaitu bilangan – bilangan real positif dan bilangan – bilangan real negatif. Fakta
ini memungkinkan kita memperkenalkan relasi urutan < (dibaca “kurang dari”) yaitu
𝑥 < 𝑦 ⇔ 𝑦 − 𝑥 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓
Sifat – sifat urutan :
1. Trikotomi : jika x dan y adalah bilangan – bilangan, maka pasti satu diantara
yang berikut berlaku :
x < y atau x = y atau x > y
2. Ketransitifan : x < y dan y < z maka x < z
3. Penambahan : x < y ⇔ x + z < y + z
4. Perkalian : bilangan z positif, x < y ⇔ xz < yz. Bilamana z negatif,
x < y ⇔ xz > yz
Relasi urutan ≤ (bibaca “kurang dari atau sama dengan”), didefinisikan dengan
𝑥 ≤ 𝑦 ⇔ 𝑦 − 𝑥 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑛𝑜𝑙
Sifat-sifat ini adalah:
1) Transitif: jika x ≤ y dan y ≤ z maka x ≤ z.
2) Penambahan: x ≤ y ⇔ x + z ≤ y + z
3) Perkalian:
Jika z positif maka x ≤ y ⇔ xz ≤ yz
Jika z negatif maka x ≤ y ⇔ xz ≥ yz

1.4 Ketaksamaan

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 3


Menyelesaikan suatu ketaksamaan adalah mencari semua himpunan bilangan real
yang membuat ketaksamaan berlaku.
Contoh 1 : beberapa jenis penulisan selang

Gambar 1.

Gambar. 2
Menyelesaikan Ketaksamaan. Alat utama adalah sifat urutan yang telah dipelajari
pada pasal sebelumnya, ini berarti kita dapat melaksanakan operasi – operasi tertentu
pada suatu ketaksamaan tanpa mengubah himpunan pemecahannya. Khususnya :
1. Kita dapat menambahkan bilangan yang sama pada kedua ruas ketaksamaan
2. Kita dapat mengalikan kedua ruas ketaksamaan dengan suatu bilangan positif
3. Kita dapat mengalikan kedua ruas dengan suatu bilangan negatif, tetapi
kemudian kita harus membalikkan arah tanda ketaksamaan.

Beberapa interval ditunjukkan dalam daftar berikut.


Penulisan Interval Penulisan Himpunan Dalam Garis Bilangan
(a, b) {𝑥|𝑎 < 𝑥 < 𝑏}
a b
[a, b] {𝑥|𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏}
a b
[a, b) {𝑥|𝑎 ≤ 𝑥 < 𝑏}
a b
(a, b] {𝑥|𝑎 < 𝑥 ≤ 𝑏}
a b
(−∞, b) {𝑥| 𝑥 < 𝑏}
a b
(−∞, b] {𝑥| 𝑥 ≤ 𝑏}

(a, ∞) {𝑥| 𝑥 > 𝑎} a b

[a, ∞) {𝑥| 𝑥 ≥ 𝑎} a b
(−∞, ∞) R
a b
Catatan : −∞ dan ∞ bukan bilangan real, jadi tidak pernah termasuk dalam subset
bilangan real.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 4


Contoh 2 . Selesaikan ketaksamaan 2x – 7 < 4x – 2
Penyelesaian : 2x – 7 < 4x – 2
2x < 4x + 5 (kedua ruas ditambahkan 7)
-2x < 5 (kedua ruas ditambahkan -4x)
x > -5/2 (kedua ruas dikalikan -1/2)
grafik himpunan penyelesaiannya :

Contoh 3. Selesaikan ketaksamaan kuadrat x2 – x < 6


Penyelesaian : x2 – x < 6
x2 – x – 6 < 0 (kedua ruas ditambahkan -6)
(x – 3)(x + 2) < 0 (faktorkan)
Dari hasil faktorisasi diatas terlihat bahwa – 2 dan 3 adalah titik – titik pemecah,
titik – titik ini membagi garis real menjadi tiga selang (-∞, -2), (-2,3) dan (3, ∞), pada
tiap selang ini (x – 3)(x + 2) bertanda tetap, yakni selalu positif atau selalu negatif.
Untuk mencari tanda ini dalam tiap selang kita memakai titik uji, misal titik 0 dalam
selang (-2,3).
Titik – titik pemecah

Titik – titik
uji
Grafik himpunan penyelesaiannya :

𝑥−1
Contoh 4. Selesaikanlah ≥0
𝑥+2

Penyelesaian : kita amati bahwa hasil bagi (x – 1)/(x + 2) hanya dapat berubah tanda
pada titik – titik pemecah dari pembilang dan penyebut, yaitu pada 1 dan – 2. titik – titik
ini membagi garis real menjadi tiga selang (-∞, -2), (-2,1) dan (1, ∞), Titik uji -3,0,2.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 5


Himpunan penyelesaiannya adalah (-∞, -2) ∪ [1, ∞). Perhatikan bahwa – 2 tidak berada
dalam himpunan penyelesaian karena hasil bagi tidak terdefinisi di sana.

Latihan Soal :
1. Diantara bilangan yang diberikan di bawah ini, mana yang merupakan bilangan
bulat, rasional, dan irrasional ?
5 24 1
(a) 7 (b) 0 (c) (d) 0,25 (e) - 16 (f) 2 2
(g) 0,020202.. (h) 7,000..
8
2. Desimal berulang 0,137137137…..dapat dinyatakan sebagai pembagian bilangan
bulat dengan menuliskannya
x = 0,137137137….
1000 x = 137,137137137…..
137
Dan keduanya dikurangkan diperoleh 999x = 137 atau x = . Gunakan
999
Ini, jika perlu, untuk menyajikan bentuk decimal di bawah ini sebagai pembagian
bilangan bulat.
(a) 0,12123123… (b) 12,777… (c) 38,07818181…. (d) 0,4296000….
3. Jika x  y berikut ini mana yang selalu benar ?
(a) x – 3  y – 3 (b) – x  – y (c) 3 – x  3 – y
4. Daftarkan anggota-anggota himpunan di bawah ini
 
(a) x : x 2  5 x  0 (b) x : x bilangan bulat yang memenuhi -2 < x <3 
5. Sketsalah pada garis kordinat semua nilai x yang memenuhi syarat yang diberikan.
(a) x  4 (b) x  -3 (c) -1  x  7 (d) x 2 = 9
6. Pada bagian (a)-(d), sketsalah pada garis koordinat semua nilai x, jika ada, yang
memenuhi syarat yang diberikan
(a) x > 4 dan x  8 (b) x  2 atau x  5
(c) x > -2 dan x  3 (d) x  5 dan x >7
7. Buatlah sketsa himpunan di bawah ini pada garis koordinat

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 6


(a)  3,2  1,4 (b) 4,6  8,11
(c)  4,0   5,1 (d) 2,4   4,7 
Untuk soal 8-20, selesaikan pertidaksamaan berikut dan buatlah sketsa penyelesaiannya
pada garis koordinat
8. 4x – 1 < 8 9. 𝑥/3 + 6 > 10
10. 4x – 7  3x + 5 11. 7x – 1 > 10x + 9
12. 3  4 – 2x < 7 13. -2  3 – 8x  -11
14. (𝑥 + 5)/(2𝑥 − 1) ≤ 0 15. 1/𝑥 < 5
16. 1/(2𝑥 − 1) ≤ 4 17. (2𝑥 − 1)/(𝑥 − 3) > 3
18. x 2 > 9 19. x 2  5
20. (𝑥 + 2)(2𝑥 − 1)(3𝑥 + 7) > 0

1.5 Nilai Mutlak, Akar Kuadrat, Kuadrat


Konsep nilai mutlak sangat diperlukan untuk mempelajari matematika. Oleh
karena pembaca yang ingin memahami betul konsep-konsep dalam matematika
disarankan mempunyai ketrampilan dalam bekerja menggunakan nilai mutlak.

Definisi : Nilai mutlak suatu bilangan real x, dinyatakan oleh |𝑥|, didefinisikan sebagai
𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≥ 0
|𝑥| = {
−𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 < 0
Contoh 1: |6| = 6 dan |−5| = 5
Salah satu cara terbaik untuk membayangkan nilai mutlak adalah sebagai jarak
(tak-berarah), khususnya |𝑥| adalah jarak antara x dengan titik asal.

Gambar 1

Sifat – sifat . Nilai mutlak berprilaku baik dalam perkalian dan pembagian, tetapi
tidak begitu baik dalam penambahan dan pengurangan.
Sifat – sifat nilai mutlak
1. |𝑎𝑏| = |𝑎||𝑏|
2. |𝑎/𝑏| = |𝑎|/|𝑏|
3. |𝑎 + 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏| (ketaksamaan segitiga)

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 7


4. |𝑎 − 𝑏| ≥ ||𝑎| − |𝑏||
Ketidaksamaan yang menyangkut nilai mutlak, misalkan |𝑥| < 3, maka x harus
secara sekaligus lebih kecil dari 3 dan lebih besar dari -3; yakni -3 < x < 3. Berlainan
jika |𝑥| > 3, maka x < -3 atau x >3.

Gambar 2.
Atau secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut :
|𝑥| < 𝑎 ⇔ −𝑎 < 𝑥 < 𝑎
|𝑥| > 𝑎 ⇔ 𝑥 < −𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 > 𝑎

Contoh 2. Selesaikan ketaksamaan |𝑥 − 4| < 1,5 dan perlihatkan himpunan


penyelesaiannya pada garis real.
Penyelesaian :
|𝑥 − 4| < 1,5 ⇔ −1,5 < 𝑥 − 4 < 1,5
2, 5 < 𝑥 < 5,5 (kedua ruas ditambahkan 4)
Himpunan penyelesaian pada garis real :

Gambar 3.

Contoh 3. Selesaikan ketaksamaan |3𝑥 − 5| ≥ 1 dan perlihatkan himpunan


penyelesaiannya pada garis real.
Penyelesaian : ketaksamaan dapat dituliskan secara berurutan sebagai
3𝑥 − 5 ≤ −1 atau 3𝑥 − 5 ≥ 1
3𝑥 ≤ 4 atau 3𝑥 ≥ 6 (kedua ruas ditambahkan 5)
4
𝑥≤3 atau 𝑥≥2 (kedua ruas dikalikan 1/3)

Jadi himpunan penyelesaiannya berupa gabungan dua selang yaitu (−∞, 4/3] ∪ [2, ∞)
Himpunan penyelesaian pada garis real :

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 8


Gambar 4.

Akar Kuadrat. Setiap bilangan positif mempunyai dua akar kuadrat, akar kuadrat dari
x, ditulis √x adalah bilangan real non-negatif sehingga a2 = x
Ilustrasi : (a). √9 = 3 𝑑𝑎𝑛 − 3 (b). √(−4)2 = 4 𝑑𝑎𝑛 − 4

atau secara umum : √𝑥 2 = |𝑥|

Kuadrat. Kita perhatikan bahwa |𝑥|2 = 𝑥 2


Operasi pengkuadratan tidak mempertahankan ketaksamaan.
Ilustrasi : - 3 < 2, tetapi (-3)2 > 22. Sebaliknya 2 < 3 dan 22 < 32
atau secara umum :
|𝑥| < |𝑦| ⇔ 𝑥 2 < 𝑦 2

Latihan Soal:
Untuk soal 1-10, selesaikan pertidaksamaan berikut dan buatlah sketsa penyelesaiannya
pada garis real
1. |𝑥 + 2| < 4 2. |𝑥 − 2| < 5
3. |2𝑥 − 7| > 4 4. |5𝑥 − 6| > 1
3𝑥 𝑥
5. | 5 + 1| ≤ 4 6. |3 − 2| ≤ 6
𝑥
7. |4𝑥 + 2| ≥ 10 8. |2 + 7| ≥ 2
2 1
9. |2 + 𝑥| > 1 10. |𝑥 − 3| > 6

Untuk soal 11-15, selesaikan pertidaksamaan berikut dan buatlah sketsa


penyelesaiannya pada garis real
11. |𝑥 − 2| < 3|𝑥 + 7| 12. |2𝑥 − 5| < |𝑥 + 4|
13. 2|2𝑥 − 3| < |𝑥 + 10| 14. |3𝑥 − 1| < 2|𝑥 + 6|
15. |𝑥 − 2| > 3|𝑥 + 7|

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 9


1.6 Sistem Koordinat Persegi – Panjang
Koordinat Cartesius. Dalam bidang, gambar dua garis real, satu mendatar dan
lainnya tegak, sedemikian sehingga keduanya berpotongan pada titik – titik nol dari
kedua garis tersebut. Dua garis itu dinamakan sumbu – sumbu koordinat
perpotongannya diberi label O dan disebut titik asal. Menurut perjanjian, garis yang
mendatar dinamakan sumbu x dan garis yang tegak lurus dinamakan sumbu y.
Setengah bagian positif dari sumbu x adalah ke kanan; setengah bagian positif sumbu y
adalah ke atas. Sumbu – sumbu koordinat membagi bidang menjadi 4 daerah/kuadran,
seperti diperlihatkan pada Gambar 1 dibawah.

Gambar 1.
Titik – titik P pada bidang dapat dinyatakan dengan sepasang bilangan, yang
dinamakan koordinat – koordinat cartesiusnya. Jika garis – garis mendatar dan tegak
yang melalui P masing – masing memotong sumbu x dan sumbu y di a dan b, maka P
mempunyai koordinat (a, b) (lihat Gambar 2). Kita sebut (a, b) suatu pasangan terurut
bilangan – bilangan, dimana bilangan pertama a adalah koordinat x (atau absis);
bilangan yang kedua b adalah koordinat y (atau ordinat).

Gambar 2.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 10


Rumus Jarak. Dengan menggunakan koordinat,
kita dapat memperkenalkan sebuah rumus sederhana
untuk jarak antara dua titik pada bidang. Ini
didasarkan pada teorema pythagoras, yang
mengatakan jika a dan b merupakan ukuran dua kali
suatu segitiga siku – siku dan c merupakan ukuran
sisi – sisi miringnya.
a2 + b2 = c2
Gambar 3.
Hubungan antara tiga sisi segitiga ini hanya berlaku
untuk segitiga siku – siku. Sekarang pandang dua
titik P dan Q sebarang, masing – masing dengan
koordinat (x1, y1) dan (x2, y2), bersama dengan R –
titik dengan koordinat – koordinat (x2, y1). P dan Q
adalah titik – titik sudut sebuah segitiga siku – siku.
Panjang PR dan RQ masing – masing |𝑥2 − 𝑥1 | dan
|𝑦2 − 𝑦1 |. Bilamana teorema Pythagoras diterapkan
Gambar 4.
maka diperoleh ungkapan berikut untuk d(P,Q),
jarak (tak berarah) antara P dan Q.

𝑑(𝑃, 𝑄) = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2

Garis Lurus
Bentuk umum: Ax + By + C = 0 dengan A, B, dan C konstanta. Nilai A dan B
tidak boleh nol secara bersamaan. Grafik garis lurus ditentukan oleh dua titik (x1, y1)
dan (x2, y2) yang memenuhi persamaan tersebut.
Catatan:
−𝐶
 Bila A = 0, persamaan berbentuk 𝑦 = , grafiknya sejajar sumbu -x.
𝐵
−𝐶
 Bila B = 0, persamaan berbentuk 𝑥 = , grafiknya sejajar sumbu-y.
𝐴
−𝐴 𝐶
 Bila A ,B tak nol, 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 ⇐⇒ 𝑦 = 𝑥−𝐵
𝐵

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 11


Misalkan (x1, y1) dan (x2, y2) dua titik pada garis tersebut. Kemiringan garis
𝑦 −𝑦 −𝐵
didefinisikan sebagai 𝑚 = 𝑥2 −𝑥1 atau 𝑚 =
2 1 𝐴

Persamaan garis lurus yang melalui dua titik (x1, y1) dan (x2, y2) :
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
Persamaan garis lurus dengan kemiringan m dan melalui titik (x1, y1) :
y − y1 = m(x − x1)
Misalkan garis l1 dan l2 dua buah garis dengan kemiringan m1 dan m2. Kedua garis
tersebut sejajar jika dan hanya jika m1 = m2
Kedua garis tersebut saling tegak lurus jika dan hanya jika m1・m2 = −1
Persamaan Lingkaran. Lingkaran adalah
himpunan titik – titik yang terletak pada suatu jarak
tetap (jari – jari) dari suatu titik tetap (pusat).
Misalnya, pandang lingkaran dengan jari – jari 3
berpusat di (-1,2). Andaikan (x, y) menyatakan titik
sebarang pada lingkaran ini. Menurut rumus jarak
√(𝑥 + 1)2 + (𝑦 − 2)2 = 3
(𝑥 + 1)2 + (𝑦 − 2)2 = 9
Yang disebut persamaan dari lingkaran ini.
Gambar 5. Secara umum, lingkaran berjari – jari r dan pusat
(0, 0) mempunyai persamaan :
𝑥2 + 𝑦2 = 𝑟2
Disebut persamaan lingkaran
Sedangkan untuk lingkaran berjari – jari r dan pusat (h, k) mempunyai persamaan :
(𝑥 − ℎ)2 + (𝑦 − 𝑘)2 = 𝑟 2
Disebut persamaan baku sebuah lingkaran

Latihan Soal:
1. Tentukan titik – titik yang diberikan dalam bidang koordinat dan kemudian carilah
jarak antara titik – titik tersebut
a. (2,-1), (5,3) b. (-2,1), (7,13)
c. (4,2), (2,4) d. (-1,5), (6,3)

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 12


2. Carilah persamaan lingkaran yang memenuhi persyaratan yang diberikan :
a. Pusat (1,-2), Jari – jari 6
b. Pusat (-3,4), jari – jari 8
c. Pusat (2,-1), melalui (5,3)
d. Pusat (4,3), melalui (6,2)
3. Gambar persamaan lingkaran berikut :
a. x2−2x+y2+4y−20 = 0 h. x 2 + y 2 - 2x – 4y – 11 = 0
b. x 2 + y 2 + 8x + 8 = 0 i. 2x 2 + 2y 2 + 4x – 4y = 0
c. 6x 2 + 6y 2 - 6x + 6y = 3. j. x 2 + y 2 + 2x + 2y +2 = 0
d. 9x 2 + 9y 2 = 1 k. x 2 + y 2 - 4x – 6y + 13 = 0
e. x 2 + y 2 + 10y + 26x = 0 l. x 2 / 4 + y 2 /4 =1
f. x 2 + y 2 - 10x – 2y + 29 = 0 m. 16x 2 + 16y 2 + 40x + 16y – 7 = 0
g. 4x 2 + 4y 2 - 16x – 24y = 9

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 13


Obyek mendasar yang kita hadapi dalam matematika adalah fungsi. Bab ini
menyiapkan jalan untuk mengkaji gagasan dasar mengenai fungsi, grafiknya serta cara
mentrasformasikan dan menggabungkan mereka. Kita menekankan bahwa fungsi dapat
dinyatakan dalam beberapa cara: dengan suatu persamaan, tabel, grafik atau kata-kata.
Kita memperhatikan tipe utama dari fungsi-fungsi yang muncul dalam matematika dan
menguraikan proses penggunaan fungsi ini sebagai model matematika dari fenomena -
fenomena dunia nyata.

2.1 Cara Menyajikan Fungsi


Fungsi muncul bilamana satu besaran tergantung pada yang lain. Tinjaulah empat
situasi berikut ini :
a. Luas daerah A dari suatu lingkaran tergantung pada jari-jari r lingkaran tersebut.
Aturan yang mengkaitkan r dan A diberikan oleh persamaan 𝐴 = 𝜋𝑟 2 . Dengan
setiap bilangan positif r terdapat suatu nilai yang berhubungan dengan A, dan kita
katakan bahwa A adalah fungsi dari r.
b. Populasi manusia P di dunia tergantung pada waktu t. Tabel berikut ini
memberikan taksiran populasi dunia P(t) pada waktu t, untuk tahun tertentu.
Sebagai contoh,
𝑃(1950) = 2.520.000.000,
Tetapi untuk setiap nilai waktu t terdapat nilai padanannya P, dan kita katakan
bahwa P adalah fungsi dari t.
c. Biaya pengiriman surat tercatat C tergantung pada beratnya w. Walaupun tidak
terdapat rumus sederhana yang mengkaitkan C dan w, kantor pos mempunyai
aturan untuk menentukan C bilamana w diketahui.
d. Kecepatan tegak tanah a yang diukur oleh seismograf selama gempa adalah fingsi
dari waktu terlewat t, grafik tersebut merupakan nilai perdananya a.
Untuk menyajikan suatu fungsi ada empat cara yang mungkin yaitu:
a. secara lisan, ini dengan uraiaan kata-kata.
b. Secara numerik, dengan tabel nilai.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 14


c. Secara visual, dengan grafik.
d. Secara aljabar, dengan rumus eksplisit.

2.2 Fungsi Dan Grafiknya


Konsep fungsi merupakan salah satu konsep paling mendasar matematika, dan
konsep ini memainkan peran yang sangat penting dalam matematika.

Definisi : Sebuah fungsi f adalah suatu aturan korespondensi (padanan) yang


menghubungkan setiap obyek x dalam suatu himpunan, yang disebut daerah asal
(Domain), dengan sebuah nilai tunggal f(x) dari suatu himpunan kedua. Himpunan
nilai yang diperoleh secara demikian disebut daerah hasil (Range) fungsi. (lihat
Gambar 1.)

Sebuah fungsi

Gambar 1.

Definisi di atas tidak memberikan pembatasan pada domain dan range. Domain
dapat berupa himpunan yang beranggotakan orang atau yang lain, demikian pula range.
Dalam uraian selanjutnya domain dan range dibatasi pada himpunan-himpunan bilangan
real.

Notasi Fungsi : Untuk memberi nama fungsi digunakan huruf tunggal seperti f (atau g,
atau f), maka f(x) menunjukkan nilai yang diberikan oleh f kepada x. Jadi jika
f(x) = x3– 4, maka
𝑓(2) = 23 − 4 = 4
𝑓(−1) = (−1)3 − 4 = −5

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 15


𝑓(𝑎) = 𝑎3 − 4
𝑓(𝑎 + ℎ) = (𝑎 + ℎ)3 − 4 = 𝑎3 + 3𝑎2 ℎ + 3𝑎ℎ2 + ℎ3 − 4

Contoh 1. Untuk 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 2𝑥 carilah dan sedaerhanakan :


a. f(4) b. f(4 + h)
b. f(4 + h)-f(4) d. [f(4 + h)-f(4)]/h

Penyelesaiaan :
a. 𝑓(4) = 42 − 2 ∙ 4 = 8
b. 𝑓(4 + ℎ) = (4 + ℎ)2 − 2(4 + ℎ) = 16 + 8ℎ + ℎ2 − 8 − 2ℎ
= 8 + 6ℎ + ℎ2
c. 𝑓(4 + ℎ) − 𝑓(4) = 8 + 6ℎ + ℎ2 − 8 = 6ℎ + ℎ2
𝑓(4+ℎ)−𝑓(4) 6ℎ+ℎ2
d. = = 6+ℎ
ℎ ℎ

Daerah Definisi (daerah asal/wilayah/domain) dari suatu fungsi f(x), dinotasikan Df


adalah himpunan semua bilangan real yang menyebabkan aturan fungsi
berlaku/terdefinisi.

Daerah asal alami. Adalah suatu fungsi yang daerah asalnya tidak dirinci, kita
selalu menganggap bahwa daerah asalnya adalah himpunan terbesar bilangan real
sedemikian sehingga aturan fungsi ada maknanya dan memberikan bilangan real.

Daerah Nilai (daerah hasil/jelajah/range) dari suatu fungsi f(x), dinotasikan


Rf = {y | y = f(x), x ∈Df}(berisi semua pasangan dari x).

Sering kali range fungsi diperoleh dengan mudah lewat pengamatan persamaannya.

Contoh 2.Carilah daerah hasil dari fungsi dengan persamaan

a. f ( x)  x 2 b. g ( x)  2  x  1

Penyelesaian (a). Karena domain tidak dinyatakan secara eksplisit, maka domain dari f
adalah domain alami (natural) (,) . Untuk mendapatkan range f, diperkenalkan
peubah tak bebas
y  x2

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 16


Untuk nilai x yang berubah – ubah pada domain f, nilai y yang bersesuaian dengan x
(yang tak boleh negatif) berubah – ubah pada selang 0, . Selang ini adalah range
dari f.
Penyelesaian (b). Karena tidak ada domain yang dinyatakan secara eksplisit, domain
dari f adalah domain alami 1,  . Untuk menentukan range fungsi g. Misalkan

𝑦 = 2 + √𝑥 − 1. Untuk x yang berubah – ubah pada 1, , nilai y  coth 1 x berubah

– ubah pada 0, , sehingga nilai y  2  x  1 berubah – ubah pada selang 2, .
Selang ini adalah range dari g.
Contoh berikut ini mengilustrasikan suatu teknik yang kadang – kadang dapat
digunakan untuk mendapatkan range suatu fungsi yang tidak jelas dari pengamatan.

x 1
Contoh 3.Carilah daerah hasil dari fungsi f ( x) 
x 1
Penyelesaian. Domain alami dari f terdiri dari semua x, kecuali x = 1. Seperti pada
contoh sebelumnya, diperkenalkan peubah tak bebas
x 1
y
x 1
Himpunan semua y yang mungkin dapat diperoleh dengan menyatakan x sebagai fungsi
y yaitu
( x  1) y  x  1
xy  y  x  1
xy  x  y  1
x( y  1)  y  1
y 1
x
y 1
Jelas bahwa y = 1 tidak didalam range, sehingga range fungsi f adalah
y : y  1   ,1  1, .
Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil/Gasal:
Fungsi f disebut fungsi genap bila memenuhi f (−a) = f (a), untuk setiap bilangan
a di dalam daerah asalnya. Ciri geometris suatu fungsi genap adalahgrafiknya simetri
terhadap sumbu-y, artinya bahwa jika kita telah mempunyai grafik f untuk 𝑥 ≥ 0,
seluruh grafik akan diperoleh cukup dengan cara mencerminkan terhadap sumbu-y.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 17


Fungsi f disebut fungsi ganjil bila memenuhi f (−a) = −f (a), untuk setiap
bilangan a di dalam daerah asalnya. Ciri geometris suau fungsi ganjil adalah grafiknya
simetri terhadap titik asal (titik pusat koordinat), artinya bahwa jika kita telah
mempunyai grafik f untuk 𝑥 ≥ 0, seluruh grafik akan diperoleh cukup dengan cara
memutar sebesar 180 derajat terhadap titik asalnya.(Gambar 2)

Gambar 2

𝑥 3 +3𝑥
Contoh 5. Apakah 𝑓(𝑥) = 𝑥 4 −3𝑥 2 +4 genap, ganjil atau tidak satu pun?

Penyelesaian :
(−𝑥)3 + 3(−𝑥) −(𝑥 3 + 3𝑥)
𝑓(−𝑥) = = = −𝑓(𝑥)
(−𝑥)4 − 3(−𝑥)2 + 4 𝑥 4 − 3𝑥 2 + 4
Maka f adalah fungsi ganjil, grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) simetris terhadap titik pusat. (gambar 3)

Gambar 3

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 18


Pergeseran Grafik Fungsi:
Diberikan grafik fungsi y = f(x) dan c > 0. Selanjutnya dibentuk fungsi
g(x) = f(x − c), maka gambar grafik g(x) dapat diperoleh dengan menggeser grafik f(x)
sejauh a ke kanan (jelaskan !).
Pergeseran tegak dan mendatar. Andaikan c > 0, maka untuk memperoleh grafik
(Gambar 4):
𝑦 = 𝑓(𝑥) + 𝑐, geser grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) sejauh c satuan ke atas.
𝑦 = 𝑓(𝑥) − 𝑐, geser grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) sejauh c satuan ke bawah.
𝑦 = 𝑓(𝑥 − 𝑐), geser grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) sejauh c satuan ke kanan.
𝑦 = 𝑓(𝑥 + 𝑐), geser grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) sejauh c satuan ke kiri.

Gambar 4
Perenggangan dan pencerminan tegak dan mendatar. Andaikan c > 1, maka untuk
memperoleh grafik (Gambar 5) :
𝑦 = 𝑐𝑓(𝑥), regangkan grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) secara tegak dengan faktor c.
1
𝑦 = (𝑐 )𝑓(𝑥), mampatkan grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) secara tegak dengan faktor c.

𝑦 = 𝑓(𝑐𝑥), mampatkan grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) secara mendatar dengan faktor c.


𝑦 = 𝑓(𝑥/𝑐), rengangkan grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) secara mendatar dengan faktor c.
𝑦 = −𝑓(𝑥), cerminkan grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) terhadap sumbu x.
𝑦 = 𝑓(−𝑥), cerminkan grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) terhadap sumbu y.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 19


Gambar 5

Contoh 6. Gambarlah sketsa grafik fungsi berikut :


a. y = sin 2x b. 𝑦 = 1 − sin 𝑥
Penyelesaian.
a) Kita peroleh grafik y = sin 2x dari grafik y = sin x dengan memampatkan secara
mendatar dengan faktor 2 (gambar 6) priode y = sin x adalah 2𝜋, sedang priode
2𝜋
y = sin 2x adalah = 𝜋.
2

Gambar 6
b) Untuk memperoleh grafik 𝑦 = 1 − sin 𝑥, kita mulai lagi dengan y = sin x. kita
cerminkan terhadap sumbu x untuk memperoleh grafik y = −sin x dan kemudian
kita geser 1 satuan ke atas untuk memperoleh 𝑦 = 1 − sin 𝑥 (lihat Gambar 7)

Gambar 7.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 20


Contoh 7: Sketsa grafik (a) y = x3 (b) y = x3

Penyelesaian. Grafik y = x  3 dapat diperoleh dengan menggeser grafik y = x ke

kanan 3 satuan, dan grafik y = x  3 dengan menggeser grafik y = x ke kiri 3


satuan

y= y= y=
Gambar 8.
Contoh 8: Buatlah sketsa grafik y  4  x  2 .

Penyelesaian. Grafik persamaan tersebut dapat diperoleh dengan suatu pencerminan


dan dua pergeseran: pertama cerminkan grafik y  x terhadap sumbu-xuntuk

mendapatkan grafik y = - x ; selanjutnya geser grafik ini ke kanan 2 satuan untuk

mendapatkan grafik dari y = - x  2 , dan kemudian geser grafik ini ke atas 4 satuan

untuk mendapatkan graft dari persamaan y=- x  2  4  4  x  2 (Gambar 9)

Gambar 9.
Diskusi: Jika c > 0, jelaskan cara memperoleh grafik-grafik h = f(x + c), l(x) = f(x) +
cdan m(x) = f(x) – c dari grafik f(x).

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 21


Latihan Soal :
Tentukan Df dan Rf dan grafik dari fungsi-fungsi berikut:
1. 𝑓(𝑥) = 𝑥 + √𝑥 2. 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 , −1 ≤ 𝑥 ≤ 1
𝑥2, 𝑥≤0
3. 𝑓(𝑥) = { 4. 𝑓(𝑥) = |𝑥|
1, 𝑥>0
5. 𝑓(𝑥) = ⟦𝑥⟧, bilangan bulat terbesar, yang lebih kecil atau sama dengan x.

Untuk soal 6 - 23, Tentukan daerah asal dan daerah hasil dari fungsi-fungsi yang
diberikan.
1 1
6. f ( x)  7. f ( x)  8. g ( x)  x 2  3
x3 5x  7

x 1
9. g ( x)  x 2  3 10. h( x)  11. h( x)  x  3x 2
x2
x
12.  ( x )  13.  ( x)  3  x
x 1

14. f ( x)  x  5  8  x 15. F ( x)  3 x  x 2  4

x2  4
16. G( x)  x 2  2 x  5 17. G ( x) 
x4
x x2 1
18. f ( x)  19. f ( x)  20. g ( x)  sin x
x x 1

1 1 3
21. g ( x)  cos 22. h( x)  23. h( x) 
x 1  sin x 2  cos x
Untuk soal 24 - 28, nyatakannlah apakah fungsi yang diberikan genap, ganjil atau tidak
sama sekali dan gambarlah garafiknya.
x2  4 ( x  2)( x 2  1)
24. f ( x)  25. f ( x) 
x2 ( x  2)( x  1)

x2  x x2  9 x 3  2 x 2  3x
26. f ( x)  27 f ( x)  28. f ( x) 
x x 3 ( x  1)( x  3)
Untuk soal 29-40, Buatlah sketsa grafik dari fungsi di bawah ini

29. f(x) = 4 x  x2 30. f(x) = 2 + 9  x2


31. f(x) = 2 cos x 32. f(x) = 1 + cos x

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 22


x3  x 2 2 x2  2 x
33. g(x) = 34. f(x) =
x 1 x

35.  ( x) 
x x  x3
36.  (x) =
|x| x
 x  2, x  3  x  1, x  1
37. f ( x)   38. g(x) = 
 x,  4, x  3  3, x 1

 
 1, 0  x 1   2,  2  x  1
 
39. h( x)   3, 1 x  2 40. h( x)   1, x0
 1, 2 x3  2, 0  x 1
 
 0, x yanglainny a  0, x yanglainny a

2.3 Operasi – Operasi Pada Fungsi


Fungsi bukanlah sebuah bilangan, tetapi seperti halnya pada dua bilangan dimana
dapat dilakukan operasi – operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
untuk menghasilkan suatu bilangan, demikian pula dengan dua fungsi, dapat
ditambahkan, dikurangkan, digandakan, dan dibagi untuk menghasilkan suatu fungsi
lain. Pada bagian ini akan dibicarakan operasi – operasi tersebut dan operasi – operasi
lainnya yang tidak mempunyai analogi dalam aritmatik biasa. Sebagai contoh, jika
x3 x3
f ( x)  dan g ( x)  x maka f ( x)  g ( x)   x.
2 2
Rumus ini mendefenisikan suatu fungsi baru yang disebut jumlah dari f dan g dan
x3
dituliskan dengan f + g. Jadi ( f  g )( x)  f ( x)  g ( x)   x . Secara umum,
2
jika diberikan fungsi – fungsi f dan g, maka rumus – rumus untuk jumlah f + g,f – g,
hasil kali f.g dan hasil bagi f / g didefenisikan dengan :
( f  g )( x)  f ( x)  g ( x)
( f  g )( x)  f ( x)  g ( x)
( f .g ) ( x )  f ( x ) . g ( x )
( f / g )( x)  f ( x) / g ( x)

Domain fungsi – fungsi f + g, f – g dan f . g adalah irisan dari domain – damain f


dan g, dan domain f/g adalah irisan domain f dan g kecuali titik – titik yang
menghasilkan g(x) = 0

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 23


4
Contoh 1. Andaikan 𝑓(𝑥) = √𝑥 + 1 dan 𝑔(𝑥) = √9 − 𝑥 2 , dengan daerah asal alami
masing-masing adalah [-1, ∞) dan [-3, 3]. Carilah rumus untuk
𝑓
𝑓 + 𝑔, 𝑓 − 𝑔, 𝑓 ∙ 𝑔, , 𝑑𝑎𝑛 𝑓 5 .
𝑔

Penyelesaiaan :
(𝑓 + 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) = 4√𝑥 + 1 + √9 − 𝑥 2 , daerah asalnya [-1, 3]
(𝑓 − 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥) = 4√𝑥 + 1 − √9 − 𝑥 2 , daerah asalnya [-1, 3]
(𝑓 ∙ 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) ∙ 𝑔(𝑥) = 4√𝑥 + 1 ∙ √9 − 𝑥 2 , daerah asalnya [-1, 3]
4
𝑓 𝑓(𝑥) √𝑥+1
(𝑔) (𝑥) = 𝑔(𝑥) = √9−𝑥 2, daerah asalnya [-1, 3]

4 5
𝑓 5 (𝑥) = [𝑓(𝑥)]5 = ( √𝑥 + 1) , daerah asalnya [-1, ∞]

Contoh 2. Dimisalkan f ( x)  1  x  2 dan g ( x)  x  1


Carilah rumus untuk (f + g)(x), (f – g)(x), (f . g)(x), (f / g)(x) dan tentukan domain –
domain f + g, f-g, f .g dan f / g.

Penyelesaian. Pertama, dapatkan rumus – rumus fungsi tersebut, selanjutnya dapatkan


domainnya, rumus – rumus tersebut adalah

( f  g )( x)  f ( x)  g ( x)  (1  x  2 )  ( x  1)  x  x  2

( f  g )( x)  f ( x)  g ( x)  (1  x  2 )  ( x  1)  2  x  x  2

( f . g )( x)  f ( x) . g ( x)  (1  x  2 ) ( x  1)

(1  x  2)
( f / g )( x)  f ( x) / g ( x) 
( x 1)
Domain f adalah selang 2, dan domain g adalah selang  , . Jadi, Domain f
+g, f –g dan f.g adalah irisan dari dua selang yaitu 2, . Tetapi domain tersebut
adalah domain alami, sehingga domain tersebut tidak perlu dinyatakan secara eksplisit.
Dengan cara serupa, domain f / g terdiri dari semua x dalam 2, .
Kadang – kadang f 2 dituliskan untuk menyatakan hasil ganda f . f sebagai contoh, jika
f (x) = 8x, maka f 2 ( x)  f ( x). f ( x)  64 x 2 . Secara umum, jika n adalah bilangan bulat
positif, maka di defenisikan

f n ( x)  f1 ( x). f 2 ( x) . f 3 ( x)..... f n ( x)

n faktor

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 24


Notasi lazim dipakai khususnya pada fungsi – fungsi trigonometri. Sebagai contoh,
sin x 2 umumnya ditulis dengan sin 2 x .

Komposisi Fungsi
Pada bagian ini di bahas suatu operasi pada fungsi – fungsi yang disebut
komposisi fungsi, yang tidak mempunyai analog langsung di dalam aritmatika biasa.
Secara informal dinyatakan bahwa operasi komposisi dibentuk dengan mensubstitusikan
beberapa fungsi pada peubah bebas dari fungsi lainnya. Sebagai contoh, misalkan
6𝑥
Perhatikan dua buah fungsi 𝑓(𝑥) = dan 𝑔(𝑥) = √3𝑥. Dibentuk fungsi baru
𝑥 2 −9
6√3𝑥 6√3𝑥
(𝑓°𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥)). Jadi (𝑓°𝑔)(𝑥) = 𝑓(√3𝑥) = . Jadi (𝑓°𝑔)(𝑥)=3𝑥−9. Fungsi
3𝑥−9

demikian disebut sebagai fungsi komposisi dari f dan g.


Masalah: Bagaimana cara menentukan Dg◦f dan Rg◦f Perhatikan gambar di bawah ini.
Titik-titik dari Df yang dapat dievaluasi oleh fungsi komposisi g ◦ f adalah titik-titik
yang oleh fungsi f dipetakan ke dalam Dg (mengapa?). Sebut saja A = Rf ∩ Dg, maka:

Dg◦f = f−1(A) dan Rg◦f = g(A)

Gambar 10.
Catatan. Meskipun domain f  g sekilas tampak rumit, hal tersebut sangat alamiah.
Untuk menghitung f(g(x)) diperlukan x dalam domain g untuk menghitung g(x).
Kemudian diperlukan g(x) dalam domain f untuk menghitung f(g(x)).
Contoh 3. Dimisalkan f ( x)  x 2  3 dan g ( x)  x . Dapatkan
a). ( f  g )( x) b). ( g  f )( x)

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 25


Penyelesaian (a) Rumus f(g(x)) adalah

f ( g ( x))  g ( x)  3 
2
 x
2
3  x 2
3 x3

Karena domain g adalah 0, dan domain f adalah  , , maka domain f  g

terdiri dari semua x dalam 0, sedemikian sehingga g ( x)  x berada dalam

 , . Jadi domain f  g adalah 0, .

Penyelesaian (b). Rumus g(f(x)) adalah g ( f ( x))  f ( x)  x2  3

Karena domain f adalah  , , maka domain g  f terdiri dari semua x dalam

 , sedemikian sehingga f ( x)  x 2  3 terletak dalam 0, . Jadi domain

g  f adalah  , . Oleh karena itu ( g  f )( x)  x2  3

tidak perlu ditunjukkan bahwa domainnya adalah  , , sebab domain ini adalah

domain alami dari x2  3 .

Pada bagian ini akan diberikan cara untuk mendekomposisikan (menguraikan)


fungsi menjadi komposisi dari fungsi – fungsi yang lebih sederhana. Cara umum untuk
mendekomposisikan suatu fungsi h ke dalam dekomposisi h = f  g
 Pikirkan bahwa mengevaluasi h(x) untuk suatu nilai x tertentu, dengan mencoba
untuk menyelesaikan evaluasi tersebut dalam dua langkah yang dilakukan secara
berurutan.
 Operasi pertama dalam evaluasi tersebut akan menentukan suatu fungsi g dan
yang kedua menentukan fungsi f.
 Rumus h dapat dituliskan dengan h( x)  f ( g ( x))
dalam hal ini, g disebut sebagai “fungsi dalam” dan f sebagai “fungsi luar”. Fungsi
dalam melakukan operasi pertama dan fungsi luar melakukan operasi kedua.

Contoh 4. Nyatakan h( x)  ( x  4) 5 sebagai komposisi dua fungsi


Penyelesaian. Untuk mengevaluasi h(x) pada suatu nilai x yang diberikan, pertama
hitung (x – 4) dan kemudian hasilnya dipangkatkan 5. Oleh karena itu, fungsi dalamnya
(operasi pertama) adalah g ( x)  ( x  4) dan fungsi luarnya (operasi kedua) adalah

f ( x)  x 5

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 26


sehingga h( x)  f ( g ( x)) . Jika diperiksa kembali, maka diperoleh

f ( g ( x))  g ( x)  x  4  h( x)
5 5

Latihan Soal :

Untuk soal 1 - 8, carilah rumus dari fungsi-fungsi (𝑓 + 𝑔)(𝑥), (𝑓 − 𝑔)(𝑥), (𝑓 ∙ 𝑔)(𝑥),


𝑓
(𝑔)(𝑥), (𝑓°𝑔)(𝑥), (𝑔°𝑓)(𝑥). Tentukan dominan dalam setiap kasus berikut:

1. f ( x)  2 x , g ( x)  x 2  1 2. f ( x)  3 x, g ( x)  x

x 1
3. f ( x)  x  1, g ( x)  x  2 4. f ( x)  , g ( x) 
1 x 2
x
1
5. f ( x)  x  2, g ( x)  x  3 6. f ( x)  x 3 , g ( x) 
3
x

7. f ( x)  1  x 2 , g ( x)  sin 3 x 8. f ( x)  sin 2 x, g ( x)  cos x


9. Misalkan
4
f ( x)  dan g ( x)  x
x 5
2

Tentukan fog )( x ) dan ( gof )( x ).

10. Misalkan f ( x)  2 x  10 dan g ( x)  8x 2  5. Carilah ( fog )( x) dan ( gof )( x ).

11. Misalkan g ( x)  x 3 dan

 5 x, x  0

f ( x)   x,0  x  8
 x, x  8

Tentukan ( fog )( x ).

12. Misalkan f ( x)  1 .
x
(a). Jika g ( x)  x 2  1, Tunjukkan bahwa fog terdefinisi untuk semua x walaupun
f tak terdefinisi untuk x = 0.
(b). Dapatkan fungsi lain g sedemikian sehingga f o g terdefinisi untuk semua x.
(c). Sifat apakah yang harus dimiliki fungsi g agar fog terdefinisi untuk semua x.

13. Apakah selalu benar bahwa f o g = g o f ? Mungkinkah f o g = g o f ?

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 27


2.4 Fungsi Trigonometri

Misalkan titik P(x,y) berjarak satu satuan dari titik O(0,0), yaitu x 2  y 2 = 1 dan

misalkan  adalah sudut X  OP dengan arah positif yaitu arah berlawanan dengan arah
gerakan jarum jam, dengan X  titik pada sumbu-x positif. Sebagaimana tampak pada
Gambar 1.
Dalam matematika, besar sudut selalu dinyatakan
atau diukur dengan radian
1800 =  radian

10 = radian
180
1800
1 radian =

 =3,14159
Gambar 11.

Definisi:
f(t) = sint = y dan g(t) = cos t = x.
Df = Dg = . . . Rf = Rg = . . .
Sudut t + 2π dan t menentukan posisi titik P yang sama, sehingga, sin (t + 2π) = sin t
dan cos(t + 2π) = cos t. Dikatakan fungsi tersebut periodik dengan periode 2π.

sin(−t) = −sin t
cos(−t) = cos t
sin2t + cos2t = 1

Gambar 12.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 28


Didefinisikan :
sin  cot 
tan  = , cot  =
cos  sin 
1 1
sec = , csc =
cos  sin 

Gambar 13.

Seperti tampak pada Gambar 3, grafik fungsi y = sin t merupakan fungsi ganjil
dan y = cos t merupakan fungsi genap. Sifat-sifat dari trigonometri :

1. sin2 x + cos2x = 1, 1 + tan2 x = sec2x, 1 + cot2x = csc2x


2. sin(−x) = sinx, dan cos(−x) = cos x
3. cos( x  y )  cos x cos y  sin x sin y
sin( x  y )  sin x cos y  cos x sinh y
1 1 1 1
4. Sin2x = 2 − 2 cos(2𝑥) dan cos2x = 2 + 2 cos(2𝑥)
𝑥+𝑦 𝑥−𝑦
5. sin x + siny = 2 sin( ) cos( )
2 2
𝑥+𝑦 𝑥−𝑦
cos x + cos y = 2 cos( ) cos( )
2 2
𝑥+𝑦 𝑥−𝑦
cos x − cos y = −2 sin( ) sin( )
2 2

Periode dan Amplitudo fungsi-fungsi Trigonometri


Sebuah fungsi f dikatakan priodik jika terdapat bilangan p sedemikian sehingga
𝑓(𝑥 + 𝑝) = 𝑓(𝑥) untuk semua bilangan real x dalam daerah asal f. Bilangan p terkecil
semacam itu disebut priode f. Fungsi sinus dikatakan priodik karena sin(𝑥 + 2𝜋) =
sin 𝑥 untuk semua x. Juga benar bahwa

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 29


sin(𝑥 + 4𝜋) = sin(𝑥 − 2𝜋) = sin(𝑥 + 12𝜋) = sin 𝑥
Untuk semua x. Maka 4𝜋, −2𝜋, dan 12𝜋 adalah bilangan-bilangan p dengan sifat
(𝑥 + 𝑝) = 𝑓(𝑥). Priode didefinisikan sebagai bilangan p terkecil. Untuk fungsi sinus,
bilangan positif p terkecil adalah 𝑝 = 2𝜋.
Fungsi sin(𝑎𝑡) memiliki priode 2𝜋/𝑎 karena :
2𝜋
sin [𝑎 (𝑡 + )] = sin[𝑎𝑡 + 2𝜋] = sin 𝑎𝑡
𝑎
Priode fungsi cos (at) juga adalah 2𝜋/𝑎.

Grafik fungsi trigonometri


Grafik dari fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑠𝑖𝑛 𝑥, yang di tunjukkan pada gambar di peroleh dengan
memplot titik-titik untuk 0 ≤ 𝑥 ≤ 2𝜋 dan menggunakan sifat priodik dari fungsi sinus
untuk melengkapi grafik. Terlihat bahwa akar-akar fungsi sinus terjadi pada kelipatan
bilangan bulat dari 𝜋, yaitu
sin 𝑥 = 0, apabila 𝑥 = 𝑛𝜋, n bilangan bulat.
Grafik cosinus diperoleh dengan menggeser grafik sinus sejauh 𝜋/2 ke kiri. Catatan
bahwa untuk fungsi sin dan cos daerah asalnya adalah (−∞, ∞) dan daerah nilainya
adalah selang tutup [-1, 1].

Gambar 14.
Grafik fungsi trigonometri lainnya diperlihatkan pada Gambar 5, dimana tan dan cot
mempunyai daerah nilai (−∞, ∞), sedangkan sec dan csc mempunyai daerah nilai
(−∞, −1] ∪ [1, ∞). Periode dari fungsi tan dan cot adalah 𝜋, sedangkan csc dan sec
adalah 2𝜋.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 30


Gambar 15.
Latihan Soal :
1. Tentukan semua nilai x pada interval [0,2𝜋] yang sesuai dengan persamaan:
a. 2 cos 𝑥 − 1 = 0 b. 3 cot 2 𝑥 − 1 = 0
c. 2 sin2 𝑥 − 1 = 0 d. |tan 𝑥| = 1
e. sin 2𝑥 = cos 𝑥 f. 2cos 𝑥 + sin 2𝑥 = 0
g. sin 𝑥 = tan 𝑥 h. 2 + cos 2𝑥 = 3 cos 𝑥
2. Periksa apakah fungsi-fungsi tersebut termasuk fungsi ganjil/genap dan gambar
grafiknya
a. y = tan x c. sec x
b. y = cot x d. csc x
3. Buat grafik dengan dimualia dari grafik fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑠𝑖𝑛 𝑥 dan, terapkan
transformasi yang sesuai.
𝜋
a. 𝑓(𝑥) = 𝑐𝑜𝑠 (𝑥 − 3 ) b. 𝑓(𝑥) = 𝑡𝑎𝑛 2𝑥
1 𝜋
b. 𝑓(𝑥) = 3 𝑡𝑎𝑛 (𝑥 − 2 ) d. 𝑓(𝑥) = 1 + 𝑠𝑒𝑐 𝑥
𝜋
c. 𝑓(𝑥) = |𝑠𝑖𝑛 𝑥| f. 𝑓(𝑥) = 2 + 𝑠𝑖𝑛 (𝑥 + 4 )

4. Tunjukkan bahwa luas segitiga dengan sisi yang panjangnya a dan b dan sudutnya
1
 adalah 𝐴 = 2 𝑎𝑏 𝑠𝑖𝑛 𝜃

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 31


3.1 Deret
3.1.1 Deret Aritmatika (Deret Hitung)
Setiap suku dapat ditulis berdasarkan suku sebelumnya cukup dengan
menambahkan suatu nilai konstanta. Penambahan yang konstan ini disebut beda dan
dapat dicari dengan mengurangi suatu suku dengan suku sebelumnya. Dengan demikian
deret aritmatika umum dapat ditulis :
𝑎 + (𝑎 + 𝑑) + (𝑎 + 2𝑑) + (𝑎 + 3𝑑) + ⋯
Dimana : 𝑎 = suku pertama dan 𝑑 = beda
a. Suku ke-n = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑑
𝑛
b. Jumlah dari 𝑛 suku pertama adalah 𝑆𝑛 = (2𝑎 + 𝑛 − 1. 𝑑)
2

Contoh 1: Carilah jumlah 20 suku pertama dari deret 10 + 6 + 2 – 2 – 6 ...


Jawab
Dik : 𝑎 = 10 dan 𝑑 = 2 – 6 = -4
𝑛
𝑆𝑛 = (2𝑎 + 𝑛 − 1. 𝑑)
2
20
𝑆20 = (2.10 + 20 − 1. (−4))
2
= 10(20 + 19 (-40))
= 10(20 – 76)
= -560
Rata-rata Aritmatika
Seringkali kita diminta untuk mencari rata-rata aritmatika dari dua bilangan 𝑃
dan 𝑄. Ini berarti bahwa kita harus menyisipkan satu bilangan 𝐴 diantara 𝑃 dan 𝑄
sedemikian sehingga 𝑃 + 𝐴 + 𝑄 membentuk suatu deret aritmatika.
𝐴 = 𝑃 = 𝑑 𝑑𝑎𝑛 𝑄 − 𝐴 = 𝑑
𝐴−𝑃 =𝑄−𝐴
2𝐴 = 𝑃 + 𝑄
𝑃+𝑄
𝐴=
2

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 32


Contoh 2 : Sisipkan 3 rata-rata aritmatika antara 8 dan 18
Jawab Misalkan rata-rata aritmatika dinyatakan oleh 𝐴, 𝐵, dan 𝐶
Maka 8 + 𝐴 + 𝐵 + 𝐶 + 18 membentuk suatu deret aritmatika
Suku pertamanya 𝑎 = 8, suku kelima = 𝑎 + 4𝑑 = 18

𝑎=8
𝑎 + 4𝑑 = 18

4𝑑 = 10
𝑑 = 2,5
𝐴 = 8 + 2,5 = 10,5
𝐵 = 8 + 5 = 13
𝐶 = 8 + 7,5 = 15,5
Sehimgga rata-rata aritmatika yang dinyatakan adalah 10.5, 13, 15.5
3.1.2 Deret Geometrik (Deret Ukur)
Setiap suku dapat ditulis dari suku sebelumnya dengan cara mengalikannya
dengan faktor konstanta. Faktor konstanta ini disebut rasio dan dapat dicari dengan
memilih salah satu suku dengan membaginya dengan suku sebelumnya.
Contoh 1: 1 + 3 + 9 + 27 + 81 + ...
Dengan demikian deret geometrik akan memiliki bentuk :
𝑎 + 𝑎 + 𝑎2 + 𝑎3 …
diman 𝑎 = suku pertama dan 𝑟 = rasio
Jadi, dalam deret geometrik 5 – 10 + 20 – 40 + ... rasionya (𝑟) adalah
20
𝑟= = −2
−10
Catatan
a. Suku ke-𝑛 = 𝑎𝑟 𝑛−1
𝑎(1 − 𝑟 𝑛 )
b. Jumlah dari 𝑛 suku pertama diperoleh dari 𝑆𝑛 = 1−𝑟
1
Contoh 2: untuk deret 8 + 4 + 2 + 1 + 2 + ... carilah jumlah dari 8 suku pertama
2 1
Jawab dik : 𝑎 = 8, 𝑟 = = 2,
4

𝑎(1 − 𝑟 𝑛 )
𝑆𝑛 =
1−𝑟

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 33


1
8(1 − (2)8 )
𝑆8 =
1
1−2
255 255 15
16 = 15
256 16 16
Rata-rata Geometrik
Rata-rata geometrik dari dua bilangan yang diketahui, 𝑃 dan 𝑄 adalah suatu
bilangan 𝐴 sedemikian sehingga 𝑃 + 𝐴 + 𝑄 membentuk suatu deret geometrik

𝐴 𝑄
= 𝑟 dan = 𝑟
𝑃 𝐴

𝐴 𝑄
=
𝑃 𝐴

𝐴2 = 𝑃𝑄
𝐴 = √𝑃𝑄
Contoh 3 : Sisipkan 4 rata-rata geometrik diantara 5 dan 1215
Jawab Misalkan rata-rata yang dinyatakan adalah𝐴, 𝐵, 𝐶, dan D maka 5 + 𝐴 + 𝐵 + 𝐶 +
1215 membentuk suatu deret geometrik
Dimana𝑎 = 5, dan 𝑎𝑟 5 = 1215
1215
𝑟5 = = 243; 𝑟 = 3
5
𝐴 = 5 𝑥 3 = 15
𝐵 = 5 𝑥 9 = 45
𝐶 = 5 𝑥 27 = 135
𝐷 = 5 𝑥 81 = 405
Maka rata-rata geometriknya adalah 15, 45, 135, 405
3.1.3 Deret Pangkat dari Bilangan-Bilangan Asli
Deret 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + ⋯ + 𝑛 = ∑𝑛𝑟=1 𝑟
Deret ini merupakan deret aritmatika, dimana 𝑎 = 1 dan 𝑑 = 1
Jumlah dari 𝑛 suku pertama diberikan oleh

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 34


𝑛

∑𝑟 = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + ⋯+ 𝑛
𝑟=1

𝑛 𝑛(𝑛 + 1)
= (2𝑎 + 𝑛 − 1. 𝑑) =
2 2
𝑛
𝑛(𝑛 + 1)
∑𝑟 =
2
𝑟=1
𝑛

∑ = 5050
𝑟=1

Selain itu masih ada deret khusus yang perlu diketahui. Salah satunya adalah deret
pangkat dari bilangan-bilangan asli.
3.1.4 Deret Tak-Berhingga
Jika kita ingin mencari jumlah dari suatu suatu deret yang banyak sukunya tak-
berhingga, maka kita akan memperhatikan langkah-langkah yang kita ambil
1 1 1
Sebagai contoh tinjaulah deret tak terhingga 1 + 2 + 4 + 8 + ⋯
1
Deret ini kita ketahui sebagai sebuah deret geometrik dimana 𝑎 = 1 dan 𝑟 = 2 dengan

demikian jumlah dari 𝑛 suku pertamanya adalah


1
1(1−[ ]𝑛 1
2
𝑆𝑛 = 1 = 2(1 − )
1− 2𝑛
2

1
Sekarang jika 𝑛 sangat besar maka 2𝑛 akan sangat besar dan dengan demikian 2𝑛 akan
1
menjadi sangat kecil. Sebenarnya jika → ∞, → 0. Jumlah dari semua suku dari deret
2𝑛

tak-berhingga ini dengan demikian diperoleh dari 𝑆∞ = nilai limit dari 𝑆𝑛 jika 𝑛 → ∞.
Dengan kata lain 𝑆∞ = lim 𝑆𝑛 = 2(1 − 0) = 2. Hasil ini menunjukan bahwa kita bisa
𝑛→∞

membuat jumlah dari deret ini sedekat mungkin dengan nilai 2 seperti yang kita
inginkan dengan menggunakan lebih banyak lagi suku dari deret ini.
Ini tidak selalu bisa dilakukan terhadap suatu deret takhingga, karena untuk kasus
deret aritmatika ada perbedaan yang sangat besar
Perhatikan deret takterhingga 1 + 3 + 5 + 7 + ...
Deret ini kita ketahui sebagai deret aritmatika, dimana 𝑎 = 1 dan 𝑑 = 2
𝑛 𝑛
𝑆𝑛 = (2𝑎 + 𝑛 − 1. 𝑑) = (2 + 𝑛 − 1.2)
2 2

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 35


𝑛
= (2 + 2𝑛 − 2) = 𝑛2
2

Dalam kasus seperti ini, jika 𝑛 besar maka nilai 𝑆𝑛 akan semakin besar.
Kenyataannya jika 𝑛 → ∞, 𝑆𝑛 → ∞ yang bukan merupakan nilai numerik yang
berhingga sehingga tidak banyak berguna bagi kita. Ini selalu terjadi untuk suatu deret
aritmatika, jika kita mencoba mencari jumlah tak berhingga kita akan selalu
mendapatkan hasil +∞, atau −∞, bergantung pada deret yang ada. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa :
a. Kita tidak bisa menghitung jumlah dari suku-suku suatu deret aritmatika yang
banyaknya tak-berhingga karena hasilnya akan selalu tak-berhingga.
b. Kadang-kadang kita bisa menghitung jumlah dari suku-suku suatu deret geometri
𝑎(1−𝑟 𝑛 )
yang banyaknya tak-berhingga karena untuk deret yang seperti ini 𝑆𝑛 = 1−𝑟
𝑛
dan asalkan 𝑟 < 1, maka jika 𝑛 → ∞, 𝑟 → 0. Dalam kasus seperti ini.
𝑎(1 − 0) 𝑎
𝑆𝑛 = = 𝑆𝑛 =
1−𝑟 1−𝑟
Contoh 1 : carilah jumlah sampai tak-berhingga dari deret 20 + 4 + 0,8 + 0, 16 + 0,032
+ ...
Jawab 20 + 4 + 0,8 + 0, 16 + 0,032 + ...
0,8 1
𝑎 = 20; 𝑟 = = 0,2 =
4 5
𝑎
𝑆𝑛 =
1−𝑟
20
𝑆𝑛 =
1
1−
5
5
= (20) = 25
4
3.1.5 Deret Konvergen dan Deret Divergen
Suatu deret dimana jumlah (𝑆𝑛 ) dari 𝑛 suku dari deret tersebut cenderung
mendekati suatu nilai tertentu yaitu ketika 𝑛 → ∞ disebut deret konvergen. Sedangkan
jika (𝑆𝑛 ) tidak mendekati suatu nilai tertentu ketika 𝑛 → ∞ deret ini disebut deret
konvergen.
Coba selidiki deret geometrik dibawah ini 1 + 3 + 9 + 27 + 81 + ...
Dimana 𝑎 = 1 dan 𝑟 = 3

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 36


𝑎(1 − 𝑟 𝑛 ) 1(1 − 3𝑛 ) 1 − 3𝑛 3𝑛 − 1
𝑆𝑛 = 𝑆𝑛 = = = =
1− 𝑟 1− 3 −2 2
Tentu saja, jika 𝑛 → ∞, maka 3𝑛 → ∞, juga
lim 𝑆𝑛 = ∞
n→∞

Jadi deret ini adalah deret divergen.


3.1.6 Deret Maclaurin
Untuk membentuk deret ini, kita akan menggunakan suatu fungsi umum. Dimana
turunan pertama dari 𝑓(𝑥) adalah 𝑓′(𝑥), turunan kedua dengan 𝑓′′(𝑥), turunan ketiga
dengan𝑓′′′(𝑥) dan seterusnya
Berikut ini adalah prosesnya :
Misalkan 𝑓(𝑥) = 𝑎 + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑥 2 + 𝑑𝑥 3 + 𝑒𝑥 4 + 𝑓𝑥 5 + ⋯
Kemudian kita subsitusi 𝑥 = 0, maka 𝑓(0) = 𝑎 + 0 + 0 + 0 + ⋯ ; 𝑎 = 𝑓(0)
Maka 𝑎 = nilai dari fungsi untuk 𝑥 yang sama dengan 0
Diferensialkan : 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑏 + 𝑐. 2𝑥 + 𝑑. 3𝑥 2 + 𝑒. 4𝑥 3 + 𝑓. 5𝑥 4 + ⋯
Subsitusi 𝑥 = 0; 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑏 + 0 + 0 + ⋯ ; 𝑏 = 𝑓′(0)
Diferensialkan : 𝑓 ′′ (𝑥) = 𝑐. 2.1 + 𝑑. 3.2𝑥 + 𝑒. 4.3𝑥 2 + 𝑓. 5.4. 𝑥 3 + ⋯
𝑓′′(0)
Subsitusi 𝑥 = 0; 𝑓 ′′ (0) = 𝑐2! + 0 + 0 + ⋯ ; ;𝑐= 2!

Diferensialkan : 𝑓 ′′′ (𝑥) = 𝑑3.2.1 + 𝑒4.3.2𝑥 + 𝑓. 5.4.3𝑥 2 + ⋯


𝑓′′′(0)
Subsitusi 𝑥 = 0, 𝑓 ′′′ (0) = 3𝑑! + 0 + 0 + ⋯ ;𝑑= 3!
′𝑣 (𝑥)
Diferensialkan : 𝑓 = 𝑒. 4.3.2.1 + 𝑓5.4.3.2𝑥 + ⋯
𝑓′𝑣(0)
Subsitusi 𝑥 = 0 ; 𝑓 𝑖𝑣 = 𝑒. 4! + 0 + 0 + ⋯ ;𝑒= 4!

Dan seterusnya.....
𝑓′′(0) 𝑓′′′(0) 𝑓′𝑣(0)
Sehingga diperoleh 𝑎 = 𝑓(0); 𝑏 = 𝑓 ′ (0); 𝑐 = ;𝑑= ; 𝑒= ;
2! 3! 4!
𝑓′′(0) 𝑓′′′(0) 𝑓′𝑣(0)
Maka : 𝑓(𝑥) = 𝑓(0) + 𝑓 ′ (0) + 𝑥+ 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯
2! 3! 4!

Atau
𝑥2 𝑥3
: 𝑓(𝑥) = 𝑓(0) + 𝑥. 𝑓 ′ (0) + 𝑓′′(0) + 𝑓 ′′′ (0) + ⋯
2! 3!

Maka persamaan diatas disebut Deret Maclaurin.


Jika kita menjumlahkan suku-suku dari suatu barisan takhingga [𝑎𝑛 ]∞
𝑛=1 kita

dapatkan suatu ekspresi yang berbentuk


(𝟏) 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + ⋯ + 𝑎𝑛 + ⋯

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 37


Yang disebut deret takhingga (atau cukup disebut dengan deret) dan dinyatakan agar
singkat dengan lambang.

∑ 𝑎𝑛 atau ∑ 𝑎𝑛
𝑛=1

Kita gunakan gagasan yang serupa untuk menentukan apakah suatu deret yang
umum (1) mempunyai suatu jumlah atau tidak. Kita tinjau jumlah parsialnya
𝑠1 = 𝑎1
𝑠2 = 𝑎1 + 𝑎2
𝑠3 = 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3
𝑠4 = 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + 𝑎4
Dan secara umum

𝑠𝑛 = 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + ⋯ + 𝑎𝑛 = ∑ 𝑎𝑖
𝑖=1

Jumlah-jumlah parsial ini membentuk suatu barisan baru {𝑠𝑛 }, yang biasa mempunyai
limit bisa pula tidak. Jika lim 𝑠𝑛 = 𝑠 ada (sebagai suatu bilangan terhingga), maka
𝑛→∞

seperti pada contoh diatas, kita menyebut sebagai jumlah dari deret tak berhingga ∑ 𝑎𝑛
Defenisi (2) Diberikan sebuah deret ∑∞
𝑛=1 𝑎𝑛 = 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + ⋯ misalkan 𝑠𝑛 adalah

jumlah parsial ke-𝑛 dari deret tersebut


𝑛

𝑠𝑛 = ∑ 𝑎𝑖 = 𝑎1 + 𝑎2 + ⋯ + 𝑎𝑛
𝑖=1

Jika barisan {𝑠𝑛 } konvergen dan lim 𝑠𝑛 = 𝑠 hadir sebagai suatu bilangan real, maka
𝑛→∞

deret ∑ 𝑎𝑛 dikatakan konvergen dan kita tulis


𝑎1 + 𝑎2𝑎 + ⋯ + 𝑎𝑛 + ⋯ = 𝑠 atau ∑ 𝑎𝑛 = 𝑠
𝑛=1

Bilangan 𝑠 disebut sebagani jumlah dari deret tersebut. Jika tidak deret tersebut
dikatakan divergen.
Jadi, ketika kita menulis ∑∞
𝑛=1 𝑎𝑛 = 𝑠 yang kita maksudkan adalah dengan

menjumlahkan cukup banyak suku dari deret tersebut kita dapat mendekati 𝑠 sedekat
yang kita kehendaki.
Perhatikan bahwa

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 38


∞ 𝑛

∑ 𝑎𝑛 = lim ∑ 𝑎𝑖
𝑛→∞
𝑛=1 𝑖=1

Contoh 1 : Sebuah contoh penting deret tak hingga adalah deret geometrik

2 3 𝑛−1
𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 + ⋯ + 𝑎𝑟 + ⋯ = ∑ 𝑎𝑟 𝑛−1 𝑎≠0
𝑛=1

Setiap suku diperoleh dari suku sebelumnya dengan cara mengalikannya dengan rasio 𝑟
1 1
yang sama (dimana = 2 dan 𝑟 = )
2

Jika 𝑟 = 1, maka 𝑠𝑛 = 𝑎 + 𝑎 + ⋯ + 𝑎 = 𝑛𝑎 → ±∞. Karena lim 𝑠𝑛 tidak ada, deret


𝑛→∞

geometrik tersebut divergen dalam kasus ini.


Jika 𝑟 ≠ 1, kita peroleh
𝑠𝑛 = 𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑛−1
Dan
𝑟𝑠𝑛 = 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑛−1 + 𝑎𝑟 𝑛
Dengan menggurangkan kedua persamaan ini, kita dapatkan
𝑠𝑛 − 𝑟𝑠𝑛 = 𝑎 − 𝑎𝑟 𝑛
𝑎(1 − 𝑟 𝑛 )
(𝟑) 𝑠𝑛 =
1−𝑟
Jika −1 < 𝑟 < 1, kita tahu bahwa 𝑟 𝑛 → 0 seraya 𝑛 → ∞ sehingga
𝑎(1 − 𝑟 𝑛 ) 𝑎 𝑎 𝑎
lim 𝑠𝑛 = lim = − lim 𝑟 𝑛 =
𝑛→∞ 𝑛→∞ 1−𝑟 1 − 𝑟 1 − 𝑟 𝑛→∞ 1−𝑟
Jadi, bila |𝑟| < 1 deret geometrik diatas konvergen dan jumlahnya adalah 𝑎/(1 − 𝑟).
Jika 𝑟 ≤ −1 atau 𝑟 > 1, barisan {𝑟 𝑛 } divergen dan karenanya, menurut persamaan 3,
lim 𝑠𝑛 tidak ada. Jadi, deret geometrik tersebut divergen dalam kedua kasus ini.
𝑛→∞

3.1.7 Deret Geometrik


∑ 𝑎𝑟 𝑛−1 = 𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + ⋯
𝑛=1

Konvergen jika |𝑟| < 1 dan jumlahnya adalah



𝑎
∑ 𝑎𝑟 𝑛−1 = |𝑟| < 1
1−𝑟
𝑛=1

Jika |𝑟| ≥ 1 deret geometrik ini divergen

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 39


Contoh 1 : Tentukan jumlah dari deret geometrik
10 20 40
5− + − +⋯
3 9 27
2
Penyeesaian Suku pertamanya adalah 𝑎 = 5 dan rasionya adalah 𝑟 = − 3. Karena |𝑟| =
2
< 1 , deret ini konvergen menurut (4) dan jumlahnya adalah
3

10 20 40 5 5
5− + − +⋯= = =3
3 9 27 2 5
1 − (− 3)
3
Contoh 2 : Apakah deret ∑∞ 2𝑛 1−𝑛
𝑛=1 2 3 konvergen atau divergen ?
Penyelesaian Marilah kita tuliskan kembali suku ke-𝑛 dari deret diatas dalam bentuk
𝑎𝑟 𝑛−1
∞ ∞ ∞
2𝑛 1−𝑛
4𝑛 4 𝑛−1
∑2 3 = ∑ 𝑛−1 = ∑ 4 ( )
3 3
𝑛=1 𝑛=1 𝑛=1
4
Kita kenali deret ini sebagai deret geometrik dengan 𝑎 = 4 dan 𝑟 = 3. Karena 𝑟 > 1,

deret divergen menurut (4)


̅̅̅̅ = 2, 3171717 ... sebagai suatu rasio bilangan bulat
Contoh 3 : tuliskan bilangan 2,317
Penyelesaian
17 17 17
2,3171717 … . = 2,3 + 3
+ 5+ 7+⋯
10 10 10
setelah suku pertama kita mempunyai deret geometrik dengan 𝑎 = 17/103 dan 𝑟 =
102 . Jadi
17 17
3
̅̅̅̅ … = 2,3 + 10
2,317 = 2,3 + 1000
1 99
1− 2
10 100
23 17 1147
= + =
10 990 495
∞ 𝑛
Contoh 4 : Tentukan jumlah dari deret ∑𝑛=0 𝑥 , dimana |𝑥| < 1
Penyelesaian Perhatikan bahwa deret ini dimulai dari 𝑛 = 0 dan karenanya suku
pertamanya adalah 𝑥 0 = 1. (untuk deret, kita anut konvensi bahwa 𝑥 0 = 1 sekalipun
𝑥 = 0 ). Jadi

∑ 𝑥𝑛 = 1 + 𝑥 + 𝑥2 + 𝑥3 + 𝑥4 + ⋯
𝑛=0

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 40


Ini adalah deret geometrik dengan 𝑎 = 1 dan 𝑟 = 𝑥. Karena |𝑟| = |𝑥| < 1, deret ini
konvergen dan (4) memberikan

1
(𝟓) ∑ 𝑥 𝑛 =
1−𝑥
𝑛=0
1
Contoh 5 : Tunjukan bahwa deret ∑∞
𝑛=1 𝑛(𝑛+1) konveregen, dan tentukan jumlahnya

Penyelesaian Ini bukan deret geometrik, maka kita kembali kedefenisi deret konvergen,
dan tentukan jumlah-jumlah parsialnya.

1 1 1 1 1
𝑠𝑛 = ∑ = + + +⋯+
𝑖(𝑖 + 1) 1 . 2 2 . 3 3 . 4 𝑛(𝑛 + 1)
𝑖=1

Kita dapat menyederhanakan bentuk ini jika kita menggunakan dekomposisi pecahan
parsial
1 1 1
= +
𝑖(𝑖 + 1) 𝑖 𝑖 + 1
Jadi kita peroleh
∞ ∞
1 1 1
𝑠𝑛 = ∑ = ∑( − )
𝑖(𝑖 + 1) 𝑖 𝑖+1
𝑖=1 𝑖=1
1 1 1 1 1 1 1
= (1 − ) + ( − ) + ( − ) + ⋯ + ( − )
2 2 3 3 4 𝑛 𝑛+1
1
=1−
𝑛+1
Dan karenanya
1
lim 𝑠𝑛 = lim (1 − )=1−0=1
𝑛→∞ 𝑛→∞ 𝑛+1
Jadi, deret ini konvergen dan

1
∑ =1
𝑛(𝑛 + 1)
𝑛=1

Contoh 6 : Tentukan bahwa deret harmonik divergen



1 1 1 1
∑ = 1+ + + +⋯
𝑛 2 3 4
𝑛=1

Penyelesaian
𝑠1 = 1

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 41


1
𝑠2 = 1 +
2
1 1 1 1 1 1 2
𝑠4 = 1 + + ( + ) > 1 + + ( + ) = 1 +
2 3 4 2 4 4 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
𝑠8 = 1 + + ( + ) + ( + + + ) > 1 + + ( + ) +
2 3 4 5 6 7 8 2 4 4
1 1 1 1 1 1 1 3
( + + + )=1+ + + = 1+
8 8 8 8 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1
𝑠16 = 1 + + ( + ) + ( + ⋯ + ) + ( + ⋯ + )
2 3 4 5 8 9 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
>1+ +( + )+( +⋯ + )+( +⋯ )= 1+ + + +
2 4 4 8 8 16 16 2 2 2 2
4
=1+
2
5 6
Dengan cara yang sama, 𝑠32 > 1 + 2 , 𝑠64 > 1 + 2 dan secara umum
𝑛
𝑠2𝑛 > 1 +
2
Ini menunjukan bahwa 𝑠2𝑛 → ∞ seraya 𝑛 → ∞ dan karenanya {𝑠𝑛 } divergen. Jadi, deret
harmonik diatas divergen.

Teorema (6) Jika deret ∑∞


𝑛=1 𝑎𝑛 konvergen, maka lim 𝑎𝑛 = 0
𝑛→∞

Bukti : Misalkan 𝑠𝑛 = 𝑎1 + 𝑎2 + ⋯ + 𝑎𝑛 . Maka 𝑎𝑛 = 𝑠𝑛 − 𝑠𝑛−1. Karena ∑ 𝑎𝑛


konvergen, barisan {𝑠𝑛 } konvergen. Misalkan lim 𝑠𝑛 = 𝑠. Karena 𝑛 − 1 → ∞ seraya
𝑛→∞

𝑛 → ∞ kita juga mempunyai lim 𝑠𝑛−1 = 𝑠. Jadi


𝑛→∞

lim 𝑎𝑛 = lim (𝑠𝑛 − 𝑠𝑛−1 ) = lim 𝑠𝑛 − lim 𝑠𝑛−1 = 𝑠 − 𝑠 = 0


𝑛→∞ 𝑛→∞ 𝑛→∞ 𝑛→∞

Catatan 1 Untuk sebarang deret ∑ 𝑎𝑛 kita kaitkan dua barisan. Barisan {𝑠𝑛 } yang terdiri
dari jumlah parsialnya dan barisan {𝑎𝑛 } yang terdiri dari suku-sukunya. Jika ∑ 𝑎𝑛
konvergen, maka limit dari barisan {𝑠𝑛 } adalah 𝑠 (jumlah dari deret tersebut) dan,
sebagaimana dinyatakan oleh teorema (6), limit barisan {𝑎𝑛 } adalah 0
Catatan 2 Kebalikan dari teorema (6) tidak berlaku secara umum. Jika lim 𝑎𝑛 = 0,
𝑛→∞

kita tidak dapat menyimpulkan bahwa ∑ 𝑎𝑛 konvergen. Perhatikan bahwa untuk deret
harmonik ∑ 1⁄𝑛 kita mempunyai 𝑎𝑛 = 1⁄𝑛 → 0 seraya 𝑛 → ∞, tetapi kita melihat
dalam contoh 7 bahwa ∑ 1⁄𝑛 divergen.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 42


Perkembangan matematika didorong oleh dua permasalahan geometri yaitu
mencari luas daerah bidang datar dan garis singgung (tangent) kurva. Pada bab ini akan
ditunjukkan bahwa masalah-masalah tersebut berkaitan erat dengan suatu konsep dasar
matematika yang disebut ” limit ”.

4.1. Limit Dan Lingkup Permasalahannya


Perkataan limit berarti mendekati, seperti “Saya sudah menahan sampai
mendekati batas kesabaran saya,” atau “Janganlah kamu mendekati zina.”
Limit dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana perilaku suatu fungsi
jika peubah bebasnya bergerak menuju suatu nilai tertentu.Sebagai contoh,perhatikan
fungsi
x3 1
f ( x) 
x 1
Perhatikan bahwa fungsi tersebut tidak terdefinisi pada x = 1, sebab di titik ini f(x)
0
berbentuk 0 . Tetapidapat diselidiki mengenai nilai f(x) di titik-titik yang dekat dengan 1

(x mendekati 1).Perhatikan nilai f(x) untuk beberapa x seperti terlihat pada daftar dan
grafik y = f(x) dapat dilihat pada gambar berikut.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 43


Berdasarkan informasi pada tabel dan grafik di atas menunjukkan bahwa f(x)
mendekati 3 apabila x mendekati 1. Secara matematis hal tersebut dituliskan dengan
𝑥3 − 1
lim =3
𝑥→1 𝑥 − 1

dan ini dibaca “limit (x3– 1)/ (x – 1) untuk x mendekati 1 adalah 3.”
Dalam contoh ini kita menghubungkan limit dengan perilaku fungsi dekat dengan
1, bukannya di 1.
Dengan menggunakan aturan aljabar, maka kita dapat menyelesaikan persoalan
tersebut:
𝑥3 − 1 (𝑥 − 1)(𝑥 2 + 𝑥 + 1)
lim = lim
𝑥→1 𝑥 − 1 𝑥→1 𝑥−1
= lim(𝑥 2 + 𝑥 + 1) = 1 + 1 + 1 = 3
𝑥→1

Defenisi : Pengertian Limit Secara Intuisi


Mengatakan bahwa lim 𝑓(𝑥) = 𝐿 berarti bahwa bilamana x dekat tetapi berlainan
𝑥→𝑐

dari c, maka f(x) dekat ke L.

Contoh 1 : Dengan menggunakan beberapa nilai pendekatan x tentukan

sin 𝑥
lim
𝑥→0 𝑥

Penyelesaian :
sin 𝑥
x 𝑦=
𝑥
1,0 0,84147
0,5 0,95885
0,1 0,99833
0,01 0,99998
↓ ↓
0 ?
↑ ↑
-0,01 0,99998
-0,1 0,99833
-0,5 0,95885

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 44


-1 0,84147

Jadi kesimpulannya adalah


sin 𝑥
lim =1
𝑥→0 𝑥

Contoh 2: Carilah limit dari lim⟦𝑥⟧


𝑥→2

Penyelesaiaan : Ingat kembali bahwa ⟦𝑥⟧ menyatakan bilangan bulat terbesar lebih
kecil dari atau sama dengan x. grafik 𝑦 = ⟦𝑥⟧ dapat di lihat pada gambar untuk semua
bilangan x yang lebih kecil dari 2 tetapi dekat dengan 2, ⟦𝑥⟧ = 1, tetapi untuk semua
bilangan x yang lebih besar dari 2 tetapi dekat dengan 2, ⟦𝑥⟧ = 2, apakah ⟦𝑥⟧ dekat
pada suatu bilangan L bilamana x dekat dengan 2? Jawabannya tidak. Berapapun
bilangan yang kita usulkan untuk L, akan terdapat nilai-nilai x sebarang yang dekat ke 2
1
pada suatu sisi atau sisi lainnya, dimana ⟦𝑥⟧ berada dari L sebesar paling sedikit 2.

Kesimpulannya bahwa lim⟦𝑥⟧ tidak ada.


𝑥→2

Limit-Limit Sepihak.
Bila suatu fungsi mempunyai suatu lompatan (seperti contoh 2) untuk setiap bilangan
bulat, maka limit tidak ada pada setiap titik lompatan. Untuk fungsi-fungsi yang
demikian, adalah wajar untuk memperlihatkan limit-limit sepihak. Anggaplah
lambang𝑥 → 𝑐 + berarti bahwa x mendekati c dari kanan dan andaikan 𝑥 → 𝑐 − berarti
bahwa x mendekati c dari kiri.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 45


Definisi Limit Kiri dan Kanan
Jika lim+ 𝑓(𝑥) = 𝐿 berarti bahwa bilangan x dekat dari sebelah kanan c, maka f(x)
𝑥→𝑐

dekat ke L. hal serupa mengatakan bahwa lim− 𝑓(𝑥) = 𝐿 berarti bahwa bilangan x
𝑥→𝑐

dekat dari sebelah kiri c, maka f(x) dekat ke L.


Gambar 1. Memberikan wawasan tambahan dimana dua dari limit-limit ini tidak ada,
meskipun salah satu dari limit-limit sepihak itu ada.

Tidak ada Tidak ada

Gambar 1

Latihan Soal :
Pada soal-soal 1-6, dapatkan limit fungsinya dengan melihat grafiknya dan menghitung
nilai untuk beberapa pemilihan nilai x yang sesuai. Jika anda menggunakan suatu CAS,
dibandingkan jawaban anda dengan nilai yang dihasilkan sistem tersebut.
2x  8 sin x  sin 1
1. lim (1  x)1 / x lim lim
x 0 x 3 x  3 x1 x 1
1 1

2. lim x 2 (1.001) x lim ( x  x  x ) lim (3 x  5 x ) x
x 0 x x 

Soal 7 – 20 Carilah limit berikut, kalau perlu dilakukan beberap operasi aljabar terlebi
dahulu

x 3  3x  1 lim ( x  12 x  17 x  2) lim ( y  12  1)
2 6 y
7. lim
X 5 X 0 y  1

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 46


x 2  16 t3  8 x4 1
8. lim x  4 lim lim x  1
X4 t  2 t  2 x 1

x 2  2x ( y  1)( y  2) 6x  9
9. lim x  1 lim lim x 3  12r  3
x  3 y2 y 1 x 0

x 2  4x  4 x 2  6x  5 t 3  t 2  5t  3
10. lim lim x 2  3 x  4 lim
x 2 x2  x  6 x 1 t 1 t 3  3t  2
x x y6
11. lim lim x 2  4 lim y 2  36
x  3 x  3 x 2 y6

3 x x 1
12. lim 2 lim lim | x  3 |
x 4 x  2 x  8 x 0 |x| x 3

x9 4 y
13. lim lim
x 9 x3 y4 2 y

21. Untuk fungsi f yang digambarkan grafiknya dalam gambar di bawah ini, carilah
limit yang ditunjukkan atau nilai fungsi, atau nyatakan bahwa limit tersebut tidak
ada.
a. lim 𝑓(𝑥) e. f(-3)
𝑥→−3

b. f(-1) f. lim 𝑓(𝑥)


𝑥→−1

c. f(1) g. lim 𝑓(𝑥)


𝑥→1

d. lim− 𝑓(𝑥) h. lim+ 𝑓(𝑥)


𝑥→1 𝑥→1

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 47


4.2. Pengkajian Mendalam Tentang Limit
Pada bagian sebelumnya, telah dibicarakan limit secara informal, dengan
menginterpretasikan lim f (  )  L , yaitu nilai-nilai dari f (x) mendekati L, untuk x
 →a

mendekati c dari salah satu sisi (tetapi tetap berbeda dari c). Tanpa definisi matematika
yang tepat, “f(x) mendekati L” dan “x mendekati c” merupakan gagasan intuitif.
Diberikan definisi limit umum yang sering digunakan.
Jika kita mengatakan bahwa 𝑓(𝑥) berbeda dari L sebesar lebih kecil dari  sama
saja dengan mengatakan bahwa
|𝑓(𝑥) − 𝐿| < 𝜀
atau
𝐿 − 𝜀 < 𝑓(𝑥) < 𝐿 + 𝜀
Berarti f(x) terletak dalam selang buka (𝐿 − 𝜀, 𝐿 + 𝜀) yang diperlihatkan pada grafik
dalam gambar 1 Selanjutnya mengatakan bahwa x cukup dekat dengan c sama saja
dengan mengatakan bahwa untuk suatu , x terletak dalam suatu selang buka
(𝑐 − 𝛿, 𝑐 + 𝛿) dengan c tidak diikutkan. Hal ini dapat ditulis sebagai berikut
0 < |𝑥 − 𝑐| < 𝛿
Perhatikan bahwa |𝑥 − 𝑐| < 𝛿 akan menguraikan selang 𝑐 − 𝛿 < 𝑥 < 𝑐 + 𝛿, sedangkan
0 < |𝑥 − 𝑐| mensyaratkan bahwa x = c. lihat gambar 3

Gambar 2 gambar 3

Definisi : Pengertian Limit Yang Tepat


Misalkan f(x) didefinisikan untuk semua x pada suatu selang terbuka yang memuat
bilangan c, kecuali mungkin f (x) tidak terdefinisi di x = c. Dituliskan

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 48


lim f ( x)  L
x →c

jika diberikan sebarang bilangan> 0, maka dapat ditemukan suatu bilangan> 0


sedemikian hinggajika x memenuhi0 <x - c< maka f (x) – L<

Gambar 4 di bawah ini dapat membantu dalam memahami definisi di atas.

Gambar 4

Pada sub-sub yang lalu diilustrasikan bermacam-macam metode numerik dan


geometri untuk menduga limit. Sekarang, dengan adanya definisi limit yang tepat, kita
berada pada posisi untuk memutuskan apakah suatu dugaan itu benar. Contoh berikut
mengilustrasikan suatu metode untuk mengerjakannya.

Contoh 1. Gunakan Definisi limit yang tepat untuk membuktikan bahwa


lim 3x  5  1
 →2

Penyelesaian. Harus diperlihatkan bahwa jika diberikan sebarang bilangan positif ,


maka dapat ditemukan suatu bilangan positif , sedemikian hingga


3 x  5  
 
1   jika x memenuhi 0  x
2 
f x L c

Tetapi “pernyataan jika” tersebut dapat ditulis kembali sebagai

3x - 6< jika 0 <x - 2<


3x - 2< jika 0 <x - 2<
x - 2</3 jika 0 <x - 2<

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 49


Satu pilihan untuk  agar “pernyataan jika” benar untuk sebarang  > 0 adalah
 = /3, karena dengan pilihan  ini, sisi kanan dari pernyataan menjadi
0 <x - 2< /3
yang mengakibatkan bahwa x - 2< /3 diperlukan untuk sisi kiri dari pernyataan
tersebut. Ini membuktikan bahwa lim 3 x  5  1.
x→2

Contoh 2. Buktikan, jika c >0, maka lim √𝑥 = √𝑐


𝑥→𝑐

Penyelesaiaan : mengacu pada gambar akan dicari bilangan δ > 0, sedemikian


sehingga apabila
0 < |𝑥 − 𝑐| < 𝛿 berlaku |√𝑥 − √𝑐| < 𝜀 untuk setiap 𝜀 > 0

Perhatikan :
(√𝑥 − √𝑐)(√𝑥 + √𝑐
|√𝑥 − √𝑐| = | |
√ 𝑥 + √𝑐
𝑥−𝑐
=| |
√𝑥 + √𝑐
|𝑥 − 𝑐|
=
√𝑥 + √𝑐
|𝑥 − 𝑐|

√𝑐
Dapat dipilih 𝛿 = 𝜀 √𝑐
Bukti : Ambil sebarang bilangan ε > 0 dipilih 𝛿 = 𝜀 √𝑐. Oleh karenanya jika
0 < |𝑥 − 𝑐| < 𝛿, maka berlaku
(√𝑥 − √𝑐)(√𝑥 + √𝑐
|√𝑥 − √𝑐| = | |
√ 𝑥 + √𝑐
𝑥−𝑐
=| |
√𝑥 + √𝑐
|𝑥 − 𝑐|
=
√𝑥 + √𝑐
|𝑥 − 𝑐| 𝛿
≤ < =𝜀
√𝑐 √𝑐
Jika satu nilai  ditemukan memenuhi syarat-syarat dari definisi, maka sebarang
nilai positif yang lebih kecil dari  juga memenuhi syarat-syarat tersebut. Untuk melihat

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 50


mengapa demikian, diasumsikan bahwa telah didapatkan suatu nilai  sedemikian
hingga
f (x) - L< jika 0 <x – a<
dan misalkan 1 adalah sebarang bilangan positif yang lebih kecil dari . Jika x
memenuhi :
0 <x – a<1
maka
0 <x – a<1<
Jadi f (x) – L<  untuk x tersebut, karena x memenuhi syarat 0 <x – a< . Sebagai
contoh, didapat pada Contoh 1 bahwa  = /3 memenuhi syarat dari Akibatnya,
sebarang nilai  yang lebih kecil, seperti  = /4,  = /5, atau  = /6 juga memenuhi
syarat.

Contoh 3. Buktikan bahwa lim x 2  9


 →3

Penyelesaian. Harus ditunjukkan, bahwa bila diberikan sebarang bilangan positif 


dapat ditemukan suatu bilangan positif  sedemikian hingga

x2 – 9<  jika 0 <x – 3< 


Karena x – 3 terjadi pada sisi kanan dari “pernyataan jika”, maka akan sangat
membantu dengan memfaktorkan sisi kiri untuk memunculkan x – 3. Karena :
x2 – 9 = (x + 3) (x – 3) = x + 3x - 3
Maka dapat ditulis kembali sebagai
x + 3x - 3<  jika 0 <x - 3<
Jika ada suatu cara untuk mendapatkan suatu konstanta positif k sedemikian hingga
x + 3< k
maka dapat ditulis :
x + 3< k x - 3  (jika x 3)
Akibatnya
x + 3x - 3 <  jika kx - 3< 
yang memungkiknkan ditulis kembali menjadi
kx - 3<  jika 0 <x - 3< 

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 51


Seperti pada Contoh 2, selanjutnya dapat dituliskan kembali menjadi
kx - 3<  jika 0 <x - 3< 
dari sini terlihat bahwadipenuhi jika
 = /k
Untuk mendapatkan nilai k yang memenuhi, diperhatikan kembali pengamatan
sebelumnya bahwa sekali nilai  ditemukan, maka sebarang nilai positif  dapat
digunakan untuk menggantikannya. Hal ini memungkinkan untuk
mengasumsikansecara bebas bahwa   1, sebab jika  > 1, maka bebas
menggunakan nilai  yang labih kecil missal  = 1. Jadi persoalan untuk menunjukan
bahwa ada nilai  yang memenuhi adalah ekivalen dengan menunjukan bahwa ada
nilai  yang tidak melebihi 1 dan sedemikian hingga
x  3 x  3  jika 0< x  3    1

Selanjutnya,berdasarkan pembatasan pada  maka diperoleh


x  3  1 atau ekivalen 2 <x < 4

Hal ini mengakibatkan bahwa 5 <x + 3 < 7, yang selanjutnya berakibat bahwa
x3  7

Dengan membandingkan ketidaksaman, diperoleh k = 7 ; sehingga diperoleh:


 = /k = /7
Kesimpulannya diberikan  0, dapat , dengan  / 7 dipilih   / 7 tidak melewbihi 1.
Jika  / 7 melebihi 1, pilih   1. Untuk lebih singkatnya, ambil  minimum dari
bilangan  / 7 dan 1. Hal ini kadang-kadang ditulis
 = min (  / 7,1 )

Latihan Soal :
Pada soal 1-10 , dikatakan bahwa lim f ( x)  L dan diberikan suatu nilai  . Pada setiap
x 0

soal, dapatkan suatu bilangan  sedemikian hingga f ( x)  L   jika 0  x  c   .


1
1. lim 2 x  8; 0.1 2. lim x   1;   0,1
x 4 x   2 2
3. lim 7 x  5   2 ;  0,001 4. lim (5x  2) 13;  0,01
x  1 x 3

x2  4 x 2 1
5. lim  4;  0.05 6. lim   2;  0,05
x2 x  2 x  1 x  1

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 52


7. lim x 2 16;  0.001 8. lim x  3;   0,001
x4 x 9

1 1
9. lim  ;  0,05 10. lim x  0;  0,05
x 5 x 5 x 0

Pada soal 11-24, gunakan Definisi Pengertian limit yang tepat untuk membuktikan
bahwa pernyataan limit yang diberikan adalah benar.
11. lim 3x 15 12. lim (4 x  5)  7
x 5 x 3

13. lim (2 x  7)   3 14. lim (2  3x)  5


x 2 x  1

x2  x x2 9
15. lim 1 16. lim  6
x 0 x x  3 x  3

17. lim 2 x 2  2 18. lim ( x 2  5 )  4


x 1 x 3

1 1
19. lim 3 20. lim  1
x 1 / 3 x x  2 x 1

21. lim x 2 22. lim x 3 3


x4 x6

 x  2, x  1
23. lim f ( x)  3 dengan f x    24. lim ( x 2  3x 1)  9
x 1
10, x 1 x2

 1
 8 , x  0
25. misalkan f(x) = 
 1 , x  0
 8

4.3. Teorema Limit


Membuktikan keberadaan limit dengan menggunakan definisi 𝜀 − 𝛿 pada sub bab
di depan, disamping memakan waktu juga sukar. Itulah sebabnya mengapa teorema-
teorema dalam sub bab ini disambut dengan baik. Dengan teorema ini kita dapat
menangani hampir semua limit yang kan kita hadapi nantinya.

Teorema Limit Utama :


Andaikan n adalah bilangan bulat positif, k adalah konstanta, f dan g adalah fungsi-
fungsi yang memiliki limit di c. Maka
1. lim 𝑘 = 𝑘
𝑥→𝑐

2. lim 𝑥 = 𝑐
𝑥→𝑐

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 53


3. lim 𝑘𝑓(𝑥) = 𝑘lim 𝑓(𝑥)
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐

4. lim[𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥)] = lim𝑓(𝑥) + lim𝑔(𝑥)


𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐

5. lim[𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)] = lim𝑓(𝑥) − lim𝑔(𝑥)


𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐

6. lim[𝑓(𝑥) ∙ 𝑔(𝑥)] = lim𝑓(𝑥) ∙ lim𝑔(𝑥)


𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐

𝑓(𝑥) lim 𝑓(𝑥)


𝑥→𝑐
7. lim 𝑔(𝑥) =
𝑥→𝑐 lim 𝑔(𝑥)
𝑥→𝑐
𝑛
8. lim[𝑔(𝑥)]𝑛 = [lim[𝑔(𝑥)] ]
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐

9. lim 𝑛√𝑓(𝑥) = 𝑛√lim𝑓(𝑥), asalkan lim𝑓(𝑥) > 0, jika n genap.


𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐

Bukti teorema limit utama ini dibiarkan untuk latihan.


Dengan menggunakan teorema ini maka penentuan nilai limit suatu fungsi akan menjadi
lebih mudah.

Catatan. Walaupun hasil (4), (5) dan (6) dinyatakan untuk dua fungsi f dan g, hasil-
hasil tersebut juga dipenuhi untuk sembarang fungsi yang banyaknya berhingga; yaitu
jika limit dari lim f1(x), lim f2(x), lim f3(x),…,lim fn(x) semuanya ada maka
lim[𝑓1 (𝑥) + 𝑓2 (𝑥) + ⋯ + 𝑓𝑛 (𝑥)] = lim𝑓1 (𝑥) + lim𝑓2 (𝑥) + ⋯ + lim𝑓𝑛 (𝑥)
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐

lim[𝑓1 (𝑥) ∙ 𝑓2 (𝑥) ∙ ⋯ ∙ 𝑓𝑛 (𝑥)] = lim𝑓1 (𝑥) ∙ lim𝑓2 (𝑥) ∙ ⋯ ∙ lim𝑓𝑛 (𝑥)
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐

Contoh 1. Carilah lim 3𝑥 2


𝑥→3

lim3𝑥 2 = 3lim𝑥 2 , teorema 3


𝑥→3 𝑥→3
2
= 3 [lim 𝑥] teorema 8
𝑥→3

= 3 . 32 = 27

√𝑥 2 +9
Contoh 2. Carilah lim
𝑥→4 𝑥

√𝑥 2 +9 lim √𝑥2 +9
lim = 𝑥→4lim 𝑥 teorema 7
𝑥→4 𝑥
𝑥→4

lim (𝑥 2 +9)
√𝑥→4
= , teorema 9
lim 𝑥
𝑥→4

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 54


1
= 4 √lim𝑥 2 + lim9 , teorema 4
𝑥→4 𝑥→4

1 2
= 4 √(lim 𝑥) + 9, teorema 2
𝑥→4

1 2 5
= √4 + 9 =
4 4

Contoh 3. Carilah lim x 2  4 x  3 dan jelaskan tiap langkahnya.


x5

Penyelesaian :

x 5
2

lim x  4x  3  = lim x  lim 4x  lim 3
x 5
2
x 5 x 5
Teorema 5

lim x  4 lim x  lim 3


2
= Teorema 3 dan 5
x 5 x 5 x 5

= 52  4(5)  3
= 8
Ingat bahwa fungsi polinomial f mempunyai bentuk
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0
Sedangkan fungsi rasional adalah hasil bagi dua fungsi polynomial yaitu :
𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0
𝑓(𝑥) =
𝑏𝑚 𝑥 𝑚 + 𝑏𝑚−1 𝑥 𝑚−1 + ⋯ + 𝑏1 𝑥 + 𝑏0

Teorema Subsitusi
Jika sembarang fungsi polinom atau fungsi rasional dan sembarang bilangan real c,
maka

lim𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑐)
𝑥→𝑐
Asakan f(c) terdefinisi. Dalam kasus fungsi rasional nilai penyebut di c tidak nol

5 x3  4
Contoh 4. Carilah lim
x2 x  3

Penyelesaian :

5 x3  4 lim
x 2

5 x3  4 5.23  4 
lim = = = - 44
x2 x  3 lim x  3 23
x 2

Metode yang disajikan pada contoh di atas tidak dapat digunakan jika
penyebutnya adalah nol, sebab; Teorema limit utama (7) tidak dapat diterapkan pada
situasi ini. Meskipun demikian, jika pembilang dan penyebut keduanya mendekati

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 55


noluntuk xmendekati c, maka pembilang dan penyebut akan mempunyai suatu faktor
persekutuan x – c dan limitnya dapat diperoleh dengan mencoret faktor persekutuan
tersebut. Contoh berikut mengilustrasikan cara ini.

Contoh 5. Carilah limit fungsi berikut :


x2  6  9 2x  8
(a) lim (b) lim
x3 x3 x4 x  x  12
2

Penyelesaian (a). Pembilang dan penyebut keduanya mempunyai nilai limit mendekati
nol untuk x mendekati 3, jadi ada faktor persekutuan x – 3. Kemudian dilanjutkan
sebagai berikut:

lim
x2  6  9
= lim
x  3  lim ( x  3)  0
2

x3 x3 x3 x  3 x3

Penyelesaian (b). Pembilang dan penyebut keduanya mempunyai nilai limit mendekati
nol untuk x mendekati -4, jadi ada faktor persekutuan x - (-4) = x + 4.
Kemudian dilanjutkan sebagai berikut:
2x  8 2( x  4) 2 2
lim = lim  lim 
x4 x  x  12
2 x4 ( x  4) ( x  3) x4 x  3 7
Jika limit penyebutnya nol, tetapi limit pembilangnya tidak nol, maka ada 3
kemungkinan untuk limit fungsi rasional untuk x → a
 Limit mungkin  
 Limit mungkin  
 Limit mungkin   dan satu sisi dan   dan sisi yang lain.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 56


4.4. Limit Fungsi Trigonometri
Sebelum pembahasan trignometri perlu di ingatkembali bahwa ekspresi sinx, tan
x, cos x, sec x, dan csc x, perubah x di interpretasikan sebagai sudut yang diukur dalam
radian. Pada gambar 1, titik P yang bergerak sepanjang lingkaran satuan menuju titik
A(1,0). Karena lingkaran itu mempunyai jari-jari 1, koordinat titik P adalah (cos t, sin t)
dengan t adalah sudut (dalam radian) yang ditunjukkan pada gambar tersebut(atau
mungkin dengan sudut negatif). Jelas secara intuitif bahwa jika t mendekati 0, koordinat
P mendekati kordinat A ; yaitu

lim sin h = 0 dan lim cos h = 0


x0 x0

Gambar 5.

Tujuan selanjutnya dari sub –bab ini adalah menentukan limit dasar:

sinh 1  cosh
lim = 1 dan lim =0
x0 h x0 h
Kedua limit diatas tidak jelas, walaupan kebenarannya sangat jelas ditunjukkan
oleh grafik yang dihasilkan komputer seperti ditunjukkan dalam Gambar 6 dan
Gambar 7. kesulitan untuk menarik kesimpulan hasil limit tersebut disebabkan dari
kenyataan bahwa masing-masing pembilang dan penyebut dari kedua limit tersebut
menuju t  0. akibatnya, terdapat dua pertentangan dalam pembagian tersebut.
Pembilang menuju 0 mempengaruhi nilai pembagian menuju 0. sedangkan penyebut
menuju 0 mempengaruhi nilai pembagi menuju +  . Cara yang tepat agar pengaruh-
pengaruh saling mengimbangi satu dengan yang lainnya adalah denganmenunjukkan
apakah limit tersebut ada dan berapa nilainya.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 57


y

x
-

sin x
y
Gambar 6. x Gambar 7.

Pada suatu persoalan limit dengan pembilang dan penyebut keduanya mendekati
0, kadang-kadang dimungkinkan untuk menghindari kesulitan tersebut menggunakan
manipulasi aljabar dengan menulis limit itu dengan dalam bentuk yang lain. Salah satu
metode yang demikian adalah mendapatkan limit dengan “pengapian” (squeezing)
fungsinya diantara funsi-fungsi yang lebih sederhana dan limitnya diketahui. Sebagai
contoh, tidak dapat menunjukkan bahwa lim f(x) = L secara langsung, tetapi dapat
x c

memperoleh dua fungsi, g dan h, yang mempunyai limit sama yaitu L untuk x  c
sedemikian hingga f “diapit” diantaranya g dan h dengan makna ketidak samaan g(x) 
f(x)  h(x)
Gagasan ini secara formal dituliskan dalam teorema yang disebut Teorema Pengapian
atau kadang disebut Teorema Penjepitan.

Teorema Pengapian
Misalkan f, g, dan h adalah fungsi-fungsi yang memenuhig(x)  f ( x)  h( x) untuk
semua x pada suatu selang terbuka yang memuat titik c, dengan pengecualian bahwa
mungkin ketidaksamaan tersebut tidak berlaku di c. Jika g dan h mempunyai limit
yang sama untuk x mendekati c, katakan
lim𝑔(𝑥) = limℎ(𝑥) = 𝐿
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐

maka f juga mempunyai limit tersebut untuk x mendekati c, yaitu lim f(x) = L
x c

Catatan.Teorema pengapian tetap benar jika lim selain itu untuk lim syarat g(x) 
x c x c

f(x)  h(x) hanya perlu dipenuhi pada selang terbuka yang diperpanjang kekanan dari c
dan untuk limit lim syarat tersebut hanya perlu dipenuhi pada selang terbuka yang
x c

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 58


diperpanjang ke kiri dari c. Teorema pengapitan dapat juga di perluas untuk limit-limit
dalam bentuk lim dan lim .
x   x  

Contoh 1. Gunakan teorema pengapitan untuk menghitung


1
lim x 2 sin 2
x0 x
Penyelesaian. Jika x  0, maka dapat ditulis
1
0  sin 2
1
x
Semua sisi dikalikan dengan x 2 didapat
1
0  x 2 sin 2
 x2
x
Tetapi lim 0 = lim x 2 = 0 sehingga berdasarkan teorema pengapitan
x0 x0

1
lim x 2 sin 2
=0
x0 x
Teorema : Limit-limit Trigonometri Khusus
sin h 1  cos h
a. lim  1 dan b. lim 0
h 0 h h0 h

Bukti. (a). Diasumsikan h memenuhi 0  h  dan bentuklah sudut h pada posisi
2
baku. Sisi akhir dari h memotong lingkaran satuan pada P(cos h, sin h) dan memotong
garis vertikal yang melalui B(1, 0) di titik Q(1, tan h) (Gambar 4). dari gambar tersebut
didapat
0 luasOBP luastemberengOBP luasOBP
Tetapi
1 1 1
Luas OBP  alas  tinggi  1  sinh  sinh
2 2 2
1 2 1
Luas tembereng OBP = (1)  h  tanh
2 2
1 1 1
Luas OBQ  alas  tinggi   1  tanh  tanh
2 2 2
Oleh karena itu
1 1 1
0 sinh  h  tan h
2 2 2

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 59


Dengan demikian keseluruhan dengan 2/sin h menghasilkan
h 1
1 
sin h cosh h

Q(1, ta h)
P(cos h, sin h)
P(cos h, sin h) P

B(1,0) B(1,0) B(1,0)


Gambar 8.

Dan kemudian dengan mengambil kebalikannya didapat


sin h
Cos h  1
h
 
dengan asumsi bahwa 0  h  . akan tetapi, ketidaksamaanjuga benar jika  h0
2 2
 
. Jadi untuk semua h pada selang ( , ) kecuali h = 0,tetapi
2 2
lim cos h = 1 dan lim 1 = 1
h0 h0

Bukti. (b) Dengan bantuan kesamaan trigonometri sin 2 h = cos 2 h dan dengan limit-
limit diperoleh :
1  cosh 1  cosh 1  cosh  sin 2 h
lim  lim    lim
h0 h h0
 h 1  cosh  h0 h(1  cosh)

 sinh  sinh   0 
=  lim  lim   (1) 0
 h0 h  h0 1  cosh  1 1
Contoh berikut ini mengilustrasikan bagaimana limit yang didapat pada sub-bab ini
dapat untuk menghitung limit-limit lain termasuk fungsi trigonometri.

tan x
Contoh 2. Carilah lim
x0 x
tan x  sin x 1 
Penyelesaian. lim = lim    = (1)(1) = 1
x0 x x  0
 x cos x 

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 60


sin 2
Contoh 3. Dapatkan lim
 0 
Penyelesaian: Dengan mengalikan dan membagi dengan 2, menghasilkan penyebutan
yang sama dengan eksprsi di dalam fungsi sinus pada pembilang. Didapat
sin2 θ sin2 θ sint
lim  lim2  2 lim  2(1)  2
 0 θ  0 2θ t 0 t
sin 3
Contoh 4. Didaptkan lim
 0 sin 5 
sin 3
sin 3
3.
sin3 χ  3 3.1 3
Penyelesaian: lim  lim  lim  
 0 sin5   0 sin 5   0 sin 5 5.1 5
5.
 5
Untuk x atau x, nilai sin x dan cos x berosilasi antara –1 dan 1 tanpa
mendekati sebarang nilai real yang tetap. Jadi limit – limit,
lim sin x, lim sin x, lim cos x, lim cos x
x   x   x   x  

Tidak ada. Dikatakan bahwa limit-limit tersebut tidak ada kerena osilasi.

Latihan Soal :
Tentukanlah limit-limit pada Soal 1 - 15
sin  sin 2  sin 
1. lim 2. lim 3. lim
x  0  x0 3 2
x  0 5 

sin 6  tan 7  sin 2 


4. lim 5. lim 6. lim
x  0 sin 8 x  0 sin 3  0 

h sin h 2
7. lim 8. lim 9. lim
h  0 tan h h  0 1  cos h   0 1  cos 

  t2
10. lim 11. lim 12. lim
x 0 1    0 cos  t 0 1  cos 2 t
cos     
2 

1  cos 5h 1 1


13. lim 14. lim sin   15. lim cos  
h 0 cos 7h  1  0    0 

16. Pada tiap bagian, dapatkan limitnya dengan menggunakan substitusi yang
diberikan.
1  1
(a) lim  sin  Misalkan t  
    

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 61


 1  1
(b) lim  1  cos   Misalkan t   
      

 
(c) lim Misalkan t    
   sin 

cos  /  
17. Dapatkan lim
x 2  1

tan   1
18. Dapatkan lim
x  / 4    / 4

19. Dengan menggunakan Teorema Pengapitan, dapatkan limit-limit berikut :


sin  cos 
(a) lim (b) lim
      
20. Dengan menggunakan Teorema Pengapitan, dapatkan :
lim  sin 1 /  
  0

21. Misalkan f fungsi yang memenuhi


1 -  2  f (  )  cos 

untuk semua x pada (- /2, /2). Apakah lim f   ada ? Jika ada, dapatkan
 0

limitnya. Jika tidak, jelaskan !

22. Misal f     1 jika χ bilanganrasional


0 jika  bilangan irasional

Gunakan Teorema Pengapitan untuk membuktikan bahwa lim  f    0


 0

23. Buktikan. Jika terdapat konstanta L dan M sedemikian sehingga L f ( )  M untuk

semua  pada selang terbuka yang memuat 0, dengan pengecualian mungkin


ketidaksamaan tersebut tidak berlaku di 0, maka lim  f    0 .
 0

24. (a) Buktikan bahwa lim sin h  0 [Petunjuk : Kalikan ketidaksamaan (3.21)
h0

dengan 2 untuk mendapatkan 0 < sin h<h untuk 0 <h</2 dan gunakan
Teorema Pengapitan untuk menunjukkan bahwa lim sin h  0 kemudian
h  0

tunjukkan bahwa lim sin h  0


  0

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 62


(b) Gunakan hasil dari (a) untuk membuktikan bahwa lim cos h  1 . [Petunjuk :
h0

Selesaikan kesamaan sin2h + cos2h = 1 untuk cos h dengan asumsi - /2


<h</2].
25. Berdasarkan Teorema 3.4 bahwa jika  kecil (mendekati nol) dan diukur dalam
radian, maka diharapkan hampiran sin adalah baik.
(a) Dapatkan sin 100 menggunakan kalkulator
(b) Dapatkan sin 100 menggunakan hampiran di atas.

4.5. Limit Di Tak-Hingga


Sampai sejauh ini limit telah digunakan untuk menggambarkan bagaimana
perilaku suatu fungsi jika peubah bebas mendekati suatu titijk tertentu pada sumbu-x.
Akan tetapi, limit dapat juga digunakan untuk menggambarkan bagaimana perilaku
fungsi jika peubah bebas bergerak “jauh tak berhingga” dari titik asal sepanjang sumbu
x. Jika x naik tanpa batas, maka ditulis x   (baca, “x mendekati plus tak hingga”),
dan jika x turun tanpa batas, maka ditulis x   (baca, “x mendekati minus tak-
hingga”).

Contoh 1. Dimisalkan f adalah fungsi dengan grafik seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 1. Untuk x   grafik f mendekati garis y = 4 sehingga nilai f(x) mendekati
4. Hal ini dinyatakan dengan

Gambar 9.
Untuk x   grafik f cemderung menuju y = -1, sehingga nilai f(x) mendekati -1 dan
dituliskan.
lim f ( x) = -1
x  
Contoh 2. Dimisalkan f adalah fungsi dengan grafik seperti dalam gambar 2.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 63


Gambar 10.
Untuk x mendekati -  , nilai f(x) naik tak terbatas dan akibatnya tidak mendekati suatu
nilai tertentu. Jadi
lim f ( x)
x  
tidak ada. Dalam kasus ini ditulis
lim f ( x) = + 
x  
Untuk menyatakan bahwa limit tidak ada sebab f(x) naik tanpa batas.
Untuk x mendekati +  , garafik f berisolasi tetapi mendekati garis y = -2. Jadi, nilai
f(x) mendekati -2 untuk x mendekati +  dan ditulis
lim f ( x) = -2
x  

Contoh 3. Dimisalkan f fungsi dengan grafik seperti ditunjukan dalam Gambar 3.


Untuk x mendekati -  , nilai f(x) turun tanpa batas dan akibatnya tidak mendekati suatu
nilai berhingga tertentu. Jadi,
lim f ( x)
x  
tidak ada. Dalam kasus ini, dituliskan

Gambar 11.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 64


lim f ( x) = - 
x  
Untuk menyatakan bahwa limit tidak ada oleh karena f(x) turun tanpa batas.
Untuk x mendekati +  , nilai f(x) berosilasi antara -3 dan +3 dan akibatnya tidak
mendekati suatu nilai tertentu. Jadi,
lim f ( x)
x  
tidak ada. Tidak ada notasi khusus yang digunakan untuk menggambarkan limit-limit
yang tidak ada yang disebabkan oleh osilasi.
Limit-limit yang diilhami oleh grafik f(x) = 1/x (gambar 4) atau dari perhitungan
numerik.
1 1 1 1
lim    , lim    , lim  0, lim 0
x 0 x x 0 x x   x x   x

y y
1 1
y= y= x
x y y
1 1
y= y=
x x
1
x x 1 x x
x x x x x
1 x 1
x x

1 1
1 lim   lim   1
lim 0 x 0 x x 0 x lim 0
x   x x   x
Gambar 12.

Untuk bilangan real a pada grafik fungsi 1/(x – a) merupakan fungsi translasi
(pergeseran) dari grafik 1/x (gambar 4), jadi limit-limit berikut dapat disimpulkan
dengan menganalisis secara mudah hasil dari limit adalah:
1 1
lim    lim   
x a xa x a xa
1 1
lim 0 lim 0
x  xa x  xa

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 65


Limit Dari Polinomial Untuk x    atau x   

Pada Gambar 13 dilukiskan grafik dari pilinomial berbentuk x n untuk n = 1, 2, 3


dan 4; dan dibawah setiap gambar ditunjukkan limit untuk x    dan x    . Hasil
pada gambar tersebut adalah kasus khusus dari hasil-hasil umum berikut ini :
lim x n    n = 1, 2, 3 …
x  

Perkalian xn dengan suatu bilangan real positif tidak mempengaruhi limit-limitnya,


tetapi perkalian xn dengan suatu bilangan real negatif menghasilkan tanda yang
berlawanan.

Contoh 4.
lim 2 x    lim 2 x   
5 5

x   x  

lim  7 x    lim  7 x   
6 6

x   x  

Limit-limit berikut adalah akibat dari contoh 4 untuk n bilangan positif; ini juga
dipengaruhi oleh grafik pada gambar 5:

y y=x y y y=x3 y y=x4

8 8 8 8
x x x x
-4 4 -4 4 -4 4 -4 4

-8 -8 -8 -8

lim x    lim x   
2
lim x   
3
lim x   
4
x x x   x  
lim x    lim x   
2
lim x   
3
lim x   
4
x
x x   x  

Gambar 13.

n n
1  1 1  1
n n

lim   lim   0 , lim   lim   0 ,


x   x  x   x  x   x  x   x 
Prinsip penting tentang limit suatu polinomial yang dinyatakan secara informal, yaitu
bahwa suatu polinomial mempunyai perilaku seperti. suku tingkat tertingginya untuk
x    dan x    . Lebih tepatnya, cn  0 , maka

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 66


lim (c0  c1 x  ...  cn x ) = lim cn x
n n
x  x  

lim (c0  c1x  ...  cn x ) = lim cn x


n n
x  x  

Hasil ini dapat dimotivasi dengan mengeluarkan faktor x pangkat tertinggi dari
polinomial tersebut dan menghitung limit dari ekspresi yang difaktorkan. Jadi
c c 
c0  c1 x  ...  cn x n = x n  0n  n11  ...  cn 
x x 
Untuk bilangan n positif, maka limit daripolinomial adalah 0 untuk x    atau
x .

Limit Fungsi Rasional Untuk x   Atau x  


Jika pembilang dan penyebut dari fungsi rasional dibagi dengan x pangkat
tertinggi dari penyebutnya, maka semua pangkatan dari x pada penyebutnya menjadi
1
konstan atau pangkatan dari . Contoh berikut memperlihatkan bagaimana pengamatan
x
ini dapat digunakan untuk mendapatkan limit dari fungsi rasional untuk x   atau
x   .

3x  5
Contoh 6. Carilah lim it
x   6x  8
Penyelesaian. Pembilang dan penyebut dibagi dengan x pangkat tertinggi dari penyebut

3x  5 3  5 / x lim it 3  5 / x 3  0 1
; yaitu x1  x . Diperoleh lim it  lim it  x  
x   6 x  8 x 6  8 / x lim it 6  8 / x 6  0 2
x  

4x 2  x 5x 3  2 x 2  1
Contoh 7. Carilah (a). lim it (b). lim it
x  4x3  5 x  3x  5
Penyelesaian. (a). Pembilang dan penyebut dibagi dengan x pangkat tertinggi dari
penyebut ; yaitu x 3 . Didapatkan
4x 2  x 4 / x  1 / x 2 4.0  0 0
lim it  lim it   0
x  2 x 3  5 x 2  5 / x 3 20 2
Penyelesaian. (b). Pembilang dan penyebut dibagi dengan x. Didapatkan

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 67


5x 3  2 x 2  1 5x 2  2 x  1 / x
lim it  lim it   , ini dapat dibenarkan karena kenyataan
x  3x  5 x  3 5/ x
1 5
bahwa 5 x 2  2 x  ,  0, dan 3   3 untuk x   .
x x

Metode Cepat Mendapatkan Limit Fungsi Rasional untuk x   atau x  


Dapat ditunjukan bahwa limit fungsi rasional untuk x   atau x   tidak
terpengaruh bila semua suku dalam pembilang dan penyebut dihilangkan kecuali suku
pangkat tertinggi, yaitu cn  0 dan d m  0 , maka

c0  c1 x    cn x n cn x n
lim it  lim it
x  d  d x    d x m x  d x m
0 1 m m

dan
c0  c1 x    cn x n cn x n
lim it  lim it
x  d  d x    d x m x  d x m
0 1 m m

Contoh 8. Gunakan rumus di atas untuk mendapatkan


3x  5 4x 2  x 3  4x 4
(a). lim it (b). lim it (c). lim it
x   6x  8 x  4x3  5 x  x 1
3x  5 3x 3 1
Penyelesaian : (a). lim it  lim it  
x   6 x  8 x 6 x 6 2
4x 2  x 4x 2 2
(b). lim it  lim it  lim it  0
x  2 x  5 x 2 x
3 3 x  x

3  4x 4  4x 4
(c). lim it  lim it  lim it  4 x 3   .
x  x 1 x  x x 

Catatan. Perlu diperhatikan bahwa rumus di atas hanya dapat digunakan jika
x   atau x   ; rumus tersebut tidak dapat digunakan untuk limit-limit dengan
x mendekati suatu bilangan hingga c.

Limit yang memuat Akar

3x  5
Contoh 9. Tentukan lim it 3
x  6x  8

3x  5 3 3x  5 3 1
Penyelesaian. lim it 3  lim it 
x  6x  8 x  6 x  8 2

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 68


x2  2 x2  2
Contoh 10. Carilah (a). lim it (b). lim it
x  3x  6 x  3x  6

Pada kedua kasus di atas akan sangat membantu untuk memanipulasi fungsinya
1
sedemikian hingga perpangkatan dari x menjadi perpangkatan dari . Ini dapat dicapai
x
pada kedua kaus di atas dengan membagi pembilang dan penyebutnya dengan |x| dan

digunakan kenyataan bahwa x 2 | x | .


Penyelesaian : (a). Untuk x   nilai-nilai dari x selalu positif, jadi |x| dapat diganti
denagan x jika diperlukan. Didapat

lim
x2 2
= lim  
x2  2 / | x | = lim
x2  2 / x2
x   3x  6 x   (3 x  6) / | x | x   (3x  6) / x

1 2 / x 2
lim 1 2 / x2
= lim = x  
x  
(3 x  6 / x) lim (3  6 / x)
x  

lim 1  2 / x 2 lim 1  lim 2 / x 2


= x   = x   x  

lim (3  6 / x) lim 3  6 lim 1 / x


x   x   x  

1  ( 2  0) 1
= =
3  ( 6  0) 3
(b). Untuk x  -  nilai dari x selalu negatif, jadi dapat mengganti [x] dengan –x
dimana. Perlu. Didapat

x2 2 x 2  2 /[ x ]
x2  2 / x2
lim = lim = lim
x   3x  6 x   (3 x  6) /[ x ] x   (3x  6) /( x)

1 2 / x2 1
= lim =
x   (6 / x )  3 3

Latihan Soal :
Tentukanlan limit dari soal 1 - 15

5x 2  7 x2 3s 7  4s 5
1. lim lim x 2  2 x  1 lim
x   3 x  x 2s 7  1
2
x  x 

5x 2  2 5x 2  2 2 y
2. lim lim lim
x   x3 x   x3 y   7  6y2

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 69


2 y 3x 4  x 3x 4  x
3. lim lim lim
y   7  6y2 x   x2  8 x  x2  8

4. lim x lim 5 x lim (3  x)


x   x  x  

5. lim (3  x 2 ) lim (1  2 x  3r ) lim (2 x  100 x  5)


5 3

x  x  x 

Dapatkan limit-limit pada Soal 16- 21

16. lim  x 2  3  x  17. lim  2 x 2  5  x 


x     x    

18. lim  x 2  5x  x  19. lim  x 2  3x  x 


x     x    

20. lim   2  a    21. lim   2  a   2  b 


x     x    

22. Satu dari fungsi fundamental pada Statistika Matematika adalah

1 1    2
f () = ep [-  
2 2   
 

dimana  dan adalah konstanta sehingga > 0 dan -<< +


(a) Tentukan tempat titik belok dan titik ekstrim relatifnya.
(b) Dapatkan lim f   dan lim f  
 →  →

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 70


4.6. Kekontinuan Fungsi
Suatu obyek yang bergerak secara fisik tidak dapat menghilang di suatu titik dan
kemudian muncul kembali di titik yang lain untuk melanjutkan gerakannya. Jadi, dapat
dibayangkan lintasan obyek yang bergerak
Definisi Kontinuitas
Sebelum diberikan beberapa definisi yang formal, perhatikan beberapa cara yang
berakibat kurva “diskontinu.” Pada Gambar 1 digambar grafik dibeberapa kurva,
yang karena perilakunya di titik c, tidak kontinu di c. Kurva pada gambar 1a
mempunyai satu lubang di titik c, karena fungsi f tidak terdefinisi di titik c, tetapi
lim f ( x)
x c

Tidak ada, karena itu terjadi suatu patahan pada grafiknya. Untuk kurva pada
Gambar 1, fungsi f terdefinisi pada c dan limitnya ada, tetapi grafiknya masih
mempunyai patahan di titik c karena.
lim f ( x)  f (c)
x c

Berdasarkan pada pembahasan di atas, terlihat adanya suatu patahan atau diskontinuitas
pada grafik dari y  f (x) di titik x  c jika kondisi-kondisi berikut ini terjadi :
 Fungsi f tidak terdefinisi di c.
 Limit lim f ( x) tidak ada
x c

 Fungsi f terdefinisi di c dan lim f ( x) ada tetapi nilai dari fungsi f (x ) di c dengan
x c

nilai dali limit di c berbeda.

Gambar 14.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 71


Hal ini mengilhami defenisi berikut ini :
Definisi. Suatu fungsi f dikatakan kontinu di titik c jika syarat berikut dipenuhi :
1. f (c ) terdefinisi
2. lim f ( x) ada
x c

3. lim f ( x)  f (c)
x c

Jika satu atau lebih syarat-syarat pada Defenisi di atas tidak dipenuhi. Maka f
dikatakan diskontinu di c dan c disebut titik diskontinue dari f. Jika f kontinu di semua
titik pada selang terbuka (a,b) maka f dikatakan kontinu pada (a,b). suatu fungsi yang
kontinu pada (,  ) dikatakan kontinu dimana-mana atau sederhananya dikatakan
kontinu.
Contoh 1. Dimisalkan

x2  4 x  4 2

f ( x)  dan g ( x )   ,x  2
 x2
x 2 3,
 x  2

Kedua fungsi f dan g diskontinu di x  2 (Gambar 2), untuk fungsi f disebabkan f ( 2)


tidak terdefinisi, untuk fungsi g disebabkan g ( 2)  3 , dan

x2  4
lim g ( x)  lim  lim ( x  2)  4
x 2 x  2 x 2
Sehingga
lim g ( x)  g (2)
x2

Gambar 15.

Catatan. Beberapa pengarang mendefenisikan suatu fungsi kontinu di titik c jika hanya
syarat 3 pada Defenisi kekontinuan limit dipenuhi. Ini sebenarnya ekivalen dengan
Defenisi kekontinuan limit sebab jika syarat 3dipenuhi, maka dengan sendirinya syarat
1 dan 2 terpenuhi. (Mengapa?) Tiga syarat tersebut dinyatakan untuk kejelasan. Akan

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 72


tetapi, jika akan menunjukan bahwa suatu fungsi kontinu disuatu titik, maka hanya akan
ditunjukan bahwa syarat 3 terpenuhi.
Contoh 2. Tunjukan bahwa f ( x)  x 2  2 x  1 adalah fungsi kontinu.
Penyelesaian. Harus ditunjukan bahwa syarat ketiga pada defenisi kekontinuan
dipenuhi untuk semua bidang real c.
lim f ( x)  lim ( x 2  2 x  1)  c 2  2c  1  f (c)
xc xc

menunjukan bahwa syarat ketiga tersebut dipenuhi, contoh di atas merupakan kasus
khusus dari hasil yang umum seperti berikut.

Kontinuitas Polinominal

Teorema : Setiap polynomial merupakan fungsi kontinu

Bukti. Jika p suatu polynomial, dan c sembarang bilangan real, maka


lim p( x)  p (c)
x c

Yang membuktikan kontinuitas p di c sebarang bilangan real, maka p kontinu dimana-


mana.

Contoh 3. Tunjukan bahwa f ( x)  x adalah fungsi kontinu

Penyelesaian. Dapat ditulis f (x ) sebagai

 x jika x  0

f ( x)  x   0 jika x  0
 x jika x  0

Selanjutnya, dari Teorema 3.10 bahwa f ( x)  x kontinu jika x  0 atau x  0 sebab x

identik dengan polynomial x pada x >0 dan identik dengan polynomial –x pada x  0 .
Jadi, x  0 satu-satunya titik yang perlu diperhatikan. Di titik ini diperoleh
f (0)  0  0, jadi tinggal ditunjukan bahwa :

lim  lim x  0
x 0 x 0

Karena rumus dari f berubah di 0, akan berguna jika diperhatikan limit-limit satu sisi.
Didapatkan
lim x  lim x  0 dan lim  x  lim ( x)  0
x  0 x 0 x0 x 0

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 73


Jadi dipenuhi dan x kontinu di x  0 .

Beberapa Sifat Fungsi Kontinu


Teorema: Jika fungsi f dan g kontinu di c, maka
(a) f + g kontinu di c
(b) f – g kontinu di c
(c) f . g kontinu di c
(d) f / g kontinu di c jika g(c) ≠ 0 dan diskontinu di c jika g(c) = 0
Bukti (d). Jika g(c) = 0 maka f/g kontinu di c karena f(c)/g(c) tidak teridentifikasi.
Diasumsikan bahwa g(c) ≠ 0. Harus dibuktikan bahwa
f ( x ) f (c )
lim 
x c g ( x ) g (c )
Karena f dan g kontinu di c,
lim f ( x)  f (c) dan lim g ( x)  g (c)
x c x c

Jadi dengan Teorema teorema utama limit (7)

f ( x) lim f ( x ) f (c )
lim  x c  kontinu?
x c g ( x) lim g ( x) g (c)
x c

Kontinuitas Fungsi Rasional


x2  9
Contoh 4. Di manakah h( x)  2 kontinu?
x  5x  6
Penyelesaian. Pembilang dan penyebut dai h adalah polinomial sehingga masing-
masing kontinu di setiap titik. Jadi pembagian itu juga kontinu disetiap titik kecuali
yang menyebabkan penyebut menjadi nol. Karena penyelesaian dari
x 2  5x  6  0
Adalah x = 2 atau x = 3, h(x) kontinu disetiap titik kecuali pada dua titik ini.
Hasil contoh di atas adalah kasus khusus dari teorema umum berikut yang
pembuktiannya diberikan sebagai latihan.

Teorema : Suatu fungsi rasional kontinu disetiap titik kecuali di titik yang penyebutnya
nol.

Bukti teorema ini diserahkan sebagai latihan

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 74


Kontinuitas Fungsi Komposisi
Teorema berikut digunakan untuk menghitung limit dari suatu fungsi komposisi.

Teorema Kontinuitas Fungsi Komposisi:


Dimisalkan lim menyatakan salah satu dari limit-limit: lim , lim  , lim , lim , atau
xc xc xc x  

lim . Jika lim g ( x)  l dan fungsi f kontinu di l maka lim f ( g ( x))  f (l ) . Jadi
x  

lim f ( g ( x))  f (lim g ( x)).

Bukti teorema ini diserahkan sebagai latihan

Catatan. Dengan kalimat, teorema di atas dinyatakan bahwa symbol limit dapat
dipindahkan melalui tanda fungsi asalkan limit fungsi “dalam” dan fungsi “luar”
kontinu di limit ini.

Contoh 5. Telah ditunjukkan pada contoh 3 bahwa x kontinu disetiap titik, jadi

Teorema kontinuitas fungsi komposisi mengakibatkan bahwa :


lim g x   lim g x

Jika lim g(x) ada. Sebagai contoh,

 
lim 5  x 2  lim 5  x 2   4  4
x 3 x 3

Selanjutnya, akibat dari Teorema kontinuitas fungsi komposisi mengatakan bahwa


komposisi dari fungsi kontinu adalah kontinu juga.

Teorema: Jika fungsi g kontinu dititik c dan fungsi f kontinu dititik g(c), maka
komposisi f o g kontinu di c.

Bukti. Harus ditunjukkan bahwa f o g memenuhi syarat ketiga Definisi fungsi


kontinuitas di c. Tetapi memang demikian karena dapat dituliskan
lim  f o g ( x)  lim f g x   f g c    f o g c 
x c x c

Contoh 6. Fungsi 5  x 3 kontinu karena fungsi ini merupakan komposisi dari x

dengan yang kedua-duanya kontinu.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 75


Kontinuitas Dari Kanan Dan Kiri
Gambar 16. menunjukkan grafik-grafik dari tiga fungsi yang didefinisikan hanya
pada suatu selang tertutup a, b . Tampak bahwa fungsi pada Gambar 3.a haruslah
dianggap diskontinu di titik ujung sebelah kanan a, fungsi pada gambar 3.b haruslah
dianggap diskontinu diujung sebelah kiri b dan fungsi pada gambar 3.c haruslah
dianggap kontinu di kedua titik ujungnya. Akan tetapi, definisi kontinuitas tidak dapat
diterapkan dititik-titik ujungnya, karena limit-limit dua sisi yang muncul pada bagian 2
dan 3 dari definisi diatas tidak mempunyai pengertian apapun. Di titik-titik sebelah kiri
limit yang mempunyai arti hanya limit satu sisi
lim f x 
x a 

Dan di titik ujung sebelah kanan limit yang mempunyai arti adalah limit satu sisi
lim f x 
x b 

Hal ini memberi motivasi definisi-definisi berikut.

y y y

x x x
a b a (a) b a (a) b
(a)

Gambar 16.

Definisi. Suatu fungsi f dikatakan kontinu dari sebelah kiri titik c jika syarat-syarat pada
kolom kiri berikut dipenuhi, dan dikatakan kontinu dari sebelah kanan titik c jika syarat-
syarat pada kolom kanan berikut dipenuhi.
1. f(c) terdefinisi 1’. f(c) terdefinisi
2. lim f x  ada 2’. lim f x  ada
x c x c

3. lim f  x   f c  3’. lim f x   f c 


x c x c

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 76


Teorema : Suatu fungsi f dikatakan kontinu pada suatu selang tertutup a, b jika
syarat-syarat berikut ini dipenuhi :
1. f kontinu di (a,b).
2. f kontinu dari kanan di a.
3. f kontinu dari kiri di b.

Pembaca seharusnya tidak akan menemui kesulitan membuat definisi kontinuitas yang
sesuai pada selang-selang dalam bentuk  ,  ,  , b, a, b dan a, b.
Contoh 7. Jika f menyatakan fungsi yang grafiknya pada gambar 3a, maka
f a   lim f  x  dan f b   lim f  x 
xa x b

Jadi, f kontinu dari sebelah kiri titik b tetapi tidak kontinu dari sebelah kanan titik a.

Contoh 8. Tunjukkan bahwa f  x   9  x 2 kontinu pada selang tertutup  3, 3

Penyelesaian. Perhatikan bahwa domain f adalah selang  3, 3 . Untuk c di pada


selang (-3, 3) berdasarkan Teorema kekontinuan fungsi diperoleh

 
lim f x   lim 9  x 2  lim 9  x 2  9  c 2  f c 
x c x c x c

Sehingga f kontinu pada (-3, 3). Juga,

x 3 x 3 x 3

lim f x   lim 9  x 2  lim 9  x 2  0  f 3 
Dan

x 3 x 3 x 3
 
lim f x   lim 9  x 2  lim 9  x 2  0  f  3

Sehingga f kontinu pada  3, 3 .

Teorema Nilai Antara


Jika f kontinu pada selang tertutup dan digambar suatu garis datar yang
memotong sumbu y antara bilangan f(a) dan f(b) (Gambar 16), maka secara geometri
jelas bahwa garis tersebut akan memotong kurva y = f(x) paling sedikit sekali pada
selang a, b. Dengan kata lain, suatu fungsi kontinu harus mengasumsikan setiap nilai
yang mungkin antara f(a) dan f(b) untuk x yang berubah – ubah dari a ke b. Gagasan ini
dituangkan dalam teorema berikut :

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 77


Teorema :(Teorema Nilai Antara) Jika f kontinu pada selang tertutup a, b dan C
adalah sebarang bilangan di antara f(a) dan f(b), termasuk f(a) dan f(b), maka ada
paling sedikit satu bilangan x pada selang a, b . sedemikian sehingga f(x) = C

Buktinya sebagai latihan, tetapi hasilnya diilustrasikan pada Gambar 16 untuk kasus
f(a ) > 0 dan f(b) < 0. Merupakan dasar berbagai cara numerik untuk mendapatkan
hampiran penyelesaian persamaannberbentuk f(x) = 0.

Kontinuitas Fungsi Trigonometri


Grafik fungsi trigonometri y = sin x dan y = cos x digambarkan sebagai kurva
kontinu (Gambar 17). Tujuan pertama dari sub-bab ini adalah menunjukkan bahwa
fungsi-fungsi sin x dan cos x memang fungsi kontinu.

Gambar 17.

Kontinuitas Fungsi Trigonometri Yang Lain


Sifat-sifat kontinuitas dari tan x, cot x dan csc x dapat disimpulkan dengan
mengekspresikan fungsi-fungsi tersebut dalam suku-suku sin x dan cos x. Sebagai
contoh, tan x = sin x / cos x. jadi dengan teorema 3.11 bagian (d) fungsi tan x kontinu

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 78


disetiap titik kecuali dititik-titik dimana cos x = 0. titik-titik diskontinuitas ini adalah
x =   2 ,  3 2 ,  5 2 ,....
Karena fungsi sin x dan cos x kontinu disetiap titik, maka dapat ditulis
lim sin g x sin lim g x dan lim cosg x coslim g x
Jika lim g(x) ada. Sebagai contoh
  x 2    x 2  
lim sin    sin lim    sin  1
    x      x 
x x  2

  x 2  1    x 2  1 
lim cos 2   cos lim  2 
  x  3    x  3 
x  x 

   1 x2
 cos lim 
   cos    1

  1  3 x
x  2
 

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 79


Latihan Soal :
Pada Soal 1-12, dapatkan titik-titik diskontinu, jika ada dan jika tidak jelaskan
sebabnya.
1. f x   x 3  2 x  3 2. f x   x  5 7
1

3. f x   4. f x  
x x
x 1
2
x 1
2

x4 3x  1
5. f x   6. f x  
x 2  16 x  7x  2
2

7. f x  
x
8. f  x  
5 2x

x 3 x x4

x3
9. f  x   x 3  2x 2 10. f x  
x 2  3x
2 x  3, x  4  3
  , x 1
11. f  x    16 12. f  x    x  1
7  x , x  4 3, x 1

13. Dapatkan nilai konstanta k, jika mungkin, yang membuat fungsi-fungsi berikut ini
kontinu.
7 x  2, x 1 kx2 , x  2
(a). f x    2 (b). f x   
kx , x 1 2 x  k , x  2

14. Pada selang-selang yang manakah berikut ini sehingga fungsi f x  


1
x2
kontinu?
(a). 2, (b)  ,
(c). 2, (d) 1,2
Pada Soal 15 dan 16, tetukan semua titik diskontinuitas dari fungsinya dan tunjukkan
apakah diskontinuitas tersebut dapat dihilangkan atau tidak.
x x 2  3x x2
15. (a). f  x   (b). f x   (c). f x  
x x3 x 2

x2  4 2 x  3, x  2
16. (a). f  x   3 (b). f x    2
x 8 x , x2

3x 2  5, x 1
(c). f x   
6, x  1

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 80


Dalam bab ini kita memulai kajian tentang matematika diferensial, yang
berkenaan dengan bagaimana besaran berubah dalam hubungannya terhadap besaran
lain. Konsep utama dalam matematika diferensial adalah turunan, yang merupakan
perkembangan dari kecepatan dan kemiringan garis singgung yang kita tinjau di bab 4
ini. Setelah mempelajari bagaimana menghitung turunan, kita menggunakannya untuk
memecahkan persoalan yang menyangkut laju perubahan. Pokok kajian matematika I
adalah masalah turunan fungsi dan hampiran fungsi.
5.1. Garis Singgung Dan Laju Perubahan
Pada bagian ini dibahas tentang konsep garis singgung pada suatu kurva. Jika
garis t memotong kurva y = f(x) di titik P(c, f(c)) dan Q(c+h, f(c+h)) maka garis potong
yang menghubungkan P dan Q mempunyai kemiringan:

f (c  h )  f (c )
mp =
h

jika diambil c+h mendekati c seperti ditunjukkan gambar 1 maka Q mendekati P


sepanjang grafik f sehingga garis t akan menghampiri garis singgung.

Gambar 1.
Definisi : Garis singgung
Garis singgung kurva y = f(x) pada titik P(c, f(c)) adalah garis yang melalui P dengan
kemiringan
f c  h   f c 
mp= lim m p  lim
h 0 h 0 h
Menunjukkan bahwa limit ini ada dan bukan ∞ dan −∞

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 81


Contoh 1 : Carilah kemiringan garis singgung pada kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 di titik (2, 4).
Penyelesaian : Garis yang kemiringannya kita cari diperlihatkan pada gambar 2.
Terlihat jelas bahwa kurva ini mempunyai suatu kemiringan positif yang besar
𝑓(2 + ℎ) − 𝑓(2)
𝑚𝑝 = lim
ℎ→0 ℎ
(2+ℎ)2 −(2)2
= lim
ℎ→0 ℎ

4 + 4ℎ + ℎ2 − 4
= lim
ℎ→0 ℎ
ℎ(4 + ℎ)
= lim =4
ℎ→0 ℎ

Gambar 2.

Kecepatan Rata-Rata Dan Kecepatan Sesaat


Banyak masalah dari objek yang bergerak dengan kecepatan berubah-ubah dapat
di reduksi menjadi masalah yang melibatkan garis singgung. Dua konsep fisis yang
sering muncul adalah kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat.
Kecepatan rata-rata dari suatu objek yang bergerak dalam satu arah garis adalah
jarak temp uh
Kecepatan rata-rata = V rata-rata =
waktu temp uh
Sekaran andaikan dihitung kecepatan rata-rata selama selang waktu yang semakin
pendek [c, c+h]. Dengan kata lain, kita biarkan h mendekati nol, maka kita definisikan
kecepatan atau kecepatan sesaat 𝑣(𝑐)pada saat t = c sebagai limit kecepatan rata-rata:
𝑓(𝑐 + ℎ) − 𝑓(𝑐)
𝑣(𝑐) = lim
ℎ→0 ℎ

Laju Perubahan Lainnya


Andaikan y adalah suatu besaran yang bergantung pada besaran lain x, maka y adalah
suatu fungsi dari x dan kita tuliskan 𝑦 = 𝑓(𝑥). Jika x berubah dari x1 ke x2, maka
perubahan x adalah ∆𝑥 = 𝑥2 − 𝑥1 , dan perubahan padanannya dalam y adalah
∆𝑦 = 𝑓(𝑥2 ) − 𝑓(𝑥1 ).
Hasil bagi selisihnya adalah :
∆𝑦 𝑓(𝑥2 ) − 𝑓(𝑥1 )
=
∆𝑥 𝑥2 − 𝑥1

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 82


Disebut rata-rata laju perubahan y terhadap x sepanjang selang [x1, x2] dan dapat
ditafsirkan sebagai kemiringan tali bususr PQ pada gambar di bawah ini

Gambar 3.
Sehingga diperoleh
∆𝑦 𝑓(2)−𝑓(𝑥1 )
Laju perubahan sesaat adalah lim = lim = , asalakan limit ini ada dan
∆𝑥→0 ∆𝑥 𝑥2 →𝑥1 𝑥2 −𝑥1

bukan ∞ dan −∞

Contoh 1:
Andaikan sebuah bola dijatuhkan dari anjungan pengamatan sebuah menara, 450 meter
di atas tanah.
a. Berapakah kecepatan bolah setelah 5 detik?
b. Berapa cepat bola tersebut bergerak ketika ia membentur tanah?
Penjelasan : Kita gunakan persamaan gerak 𝑠 = 𝑓(𝑡) = 4,9𝑡 2 untuk mencari
kecepatan𝑣(𝑐) setelah c detik.
𝑓(𝑐 + ℎ) − 𝑓(𝑐) 4,9(𝑐 + ℎ)2 − 4,9𝑐 2
𝑣(𝑐) = lim = lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
4,9(𝑐 2 + 2ch + ℎ2 − 𝑐 2 ) 4,9(2ch + ℎ2 )
lim = lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
lim 4,9(2c + ℎ) = 9,8𝑐
ℎ→0

a. Kecepatan setelah 5 detik adalah 𝑣(5) = 9,8 ∙ 5 = 49 m/s


Karena anjungan pengamatan terletak 450 meter di atas permukaan tanah,
bola akan membentur tanah pada waktu 𝑡1 sehingga 𝑠(𝑡1 ) = 450, yaitu
4,9𝑡1 2 = 450,
sehingga diperoleh :

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 83


450 450
𝑡1 2 = , sehingga 𝑡1 2 = √ 4,9 = 9,6 detik.
4,9

Karena kecepatan bola ketika menyentuh tanah adalah


450
𝑣(𝑡1 ) = 9,8𝑡1 = 9,8√ 4,9 ≈ 94 m/s

Contoh 2:
1
Posisi partikel diberikan oleh persamaan gerak 𝑠 = 𝑓(𝑡) = 𝑡+1, dengan t diukur dalam
detik dan s dalam meter. Carilah kecepatan dan laju setelah 2 detik.
Penyelesaian.
1 1
𝑓(2 + ℎ) − 𝑓(2) −
1 + (2 + ℎ) 1 + 2
𝑣(2) = lim = lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
1 1 3 − (3 + ℎ)
−3 3(3 + ℎ)
lim 3 + ℎ = lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
−ℎ −1 −1
lim = lim =
ℎ→0 3(3 + ℎ)ℎ ℎ→0 3(3 + ℎ) 9
−1
Jadi kecepatan setelah 2 detik adalah 9
m/det, dan laju perubahan adalah
1
∣𝑣(2)∣ = m/det
9

Contoh 3 Diberikan y = x2 + 1.
(a) Dapatkan laju perubahan rata-rata dari y pada selang [3.5]
(b) Dapatkan laju perubahan sesaat dari y terhadap x di titik x = -4
(c) Dapatkan laju perubahan sesaat dari y terhadap x di titik x = c
Penyelesaian:
(a) Dari rumus garis singgung dengan f(x) = x2 + 1, c= 3 dan c+h = 5.
f (c  h)  f (c) f (5)  f (3) 26  10
mp    8
(c  h)  c 53 2
Jadi y, bertambah rata-rata 8 satuan jika x bertambah satu satuan pada [3,5]
(b) Menggunkan rumus laju perubahan sesaat dengan f(x) = x2+1 dan x0 = - 4, di
peroleh
f (c  h )  f (c ) f (c  h )  f (c )
ms  lim = m s  lim
c  h c (c  h )  c h 0 h

(( 4  h) 2  1)  (( 4) 2  1) (16  18h  h 2  1)  (16  1)


= lim  lim
h 0 h h 0 h

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 84


lim
  18  h  18
h0
Jadi, di titik x = –4, setiap x naik satu satuan maka y turun 8 satuan
(c) Sebagaimana penyelesaian (b)

f ( x1 )  f ( x0 ) f ( x12  1)  f ( x 02  1)
ms  lim  lim =
x1  x0 x1  x0 x1  x0 x1  x0

( x12  x 02 )
= lim  lim ( x1  x0 )  2 x0
x1  x0 x1  x0 x1  x0

Jadi, laju perubahan sesaat untuk y terhadap x = x0 adalah 2x0.

Latihan Soal :
1. Diberikan fungsi y = f(x) dan nilai-nilai x0 dan x1. Yaitu y = x3; x0 = 1, x1 = 2 dan
y = 1/x2; x0 = 1, x1 = 2
Tentukanlah
(a) Dapatkan laju perubahan rata-rata untuk y terhadap x pada selang [x0,x1].
(b) Dapatkan laju perubahan sesaat untuk y terhadap x di titik x0 yang diberikan.
(c) Dapatkan laju perubahan sesaat untuk y terhadap x di titik x0 yang umum.
(d) Buatlah sketsa grafik untuk y = f(x) beserta garis potong dan garis singgungnya
dengan kemiringan yang diberkan oleh hasil (a) dan (b).
2. Diberikan fungsi y = f(x) dan nilai x0.
a. f(x) = x ; x0 = 1
1
b. f(x) = ; x0 = 4
x
Tentukan kemiringan garis singgung grafik f di seberang titik x0. Gunakan hasil
tersebut untuk dapatkan kemiringan garis singgung di x0 yang diberikan.
3. Suatu batu dijatuhkan dari ketinggian 576m dan jatuh ke arah bumi membentuk
garis lurus. Dalam t detik batu jatuh sejauh s = 16t2 m.
a. Berapa detik batu tersebut menyentuh tanah setelah dilepaskan?
b. Berapakah kecepatan rata-rata batu tersebut selama waktu jatuh?
c. Berapakah kecepatan rata-rata batu selama 3 detik pertama?
d. Berapakah kecepatan sesaat dari batu pada saat menyentuh tanah?
4. Suatu mobil berjalan pada suatu jalan lurus yang panjangnya 120 km. Untuk 100
km pertama mobil berjalan pada kecepatan rata-rata 50 km/jam. Tunjukkan bahwa

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 85


berapapun kecepatan mobil tersebut berjalan pada 20 km terakhir tidak akan dapat
menaikkan kecepatan rata-ratanya sampai 60 km/jam selama seluruh perjalanan.
5. Gunakan rumus luas lingkaran A = πr2 untuk mendapatkan:
a. laju rata-rata dimana luas lingkaran berubah terhadap r sehingga jari-jarinya naik
dari r = 1 sampai dengan r = 2.
b. Laju sesaat dimana luas berubah terhadap r pada saat r = 2.

5.2. Turunan Sebagai Fungsi


Pada Sub-bab 4.1 sudah dibahas bahwa kemiringan garis singgung pada kurva y = f(x)
di titik c diberikan oleh
f (c  h )  f (c )
ms = lim
h 0 h
Lihat Gambar 4

Gambar 4.

Definisi Turunan
Turunan sebuah fungsi f adalah fungsi lain f’ (dibaca f aksen) yang nilainya pada
sebarang bilangan c adalah
f (c  h )  f (c )
f’(c) = lim
h0 h
asalkan limit ini ada dan bukan ∞ dan −∞.
Berdasarkan definisi turunan, maka persamaan garis singgung di titik P(c, y0) adalah
y – y0 = f’(c)(x – c)
Karena kemiringan garis singgung bergantung di titik x = c disepanjang kurva y = f(x),
maka ms merupakan fungsi c.
Sebagai contoh, jika f(x) = 2x2 – 1 maka kemiringan garis singgung di titik x = c
disepanjang kurva f(x) = 2x2 – 1
ms= 4c
Bila indeks 0 dihilangkan maka

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 86


ms= 4x
Jadi dalam hal ini kaitan antara fungsi f(x) = 2x2 – 1 dengan fungsi kedua f’(x) = 4x.

Contoh 1 : Dapatkan kemiringan dan suatu persamaan garis singgung pada grafik
f(x) = x2 di titik P(3,9).
Penyelesaian. Diketahui c = 3 dan y0 = 9, jadi diperoleh
f (3  h)  f (3) (3  h) 2  9
ms = lim = lim
h0 h h0 h
(9  6h  h 2 )  9 6h  h 2
= lim = lim
h0 h h0 h
= lim 6  h  6
h 0

Sehingga titik-kemiringan untuk garis singgungnya adalah


y – 9 = 6(x – 3)
Dan bantuk kemiringan perpotongannya adalah y = 6x – 9.

Contoh 2. Tentukan turunan terhadap x untuk f(x) = x , kemiringan garis singgung

pada grafik dari y = x di x = 9. Dan Laju perubahan sesaat untuk y = x terhadap x


di x = 5
Penyelesaian. Dari Definisi turunan diperoleh

f ( x  h)  f ( x ) xh x
f’ (x) = lim = lim
h0 h h0 h

( x  h  x )( x  h  x ) ( x  h)  x
= lim = lim
h 0
h( x  h  x ) h 0
h( x  h  x
h 1
= lim = lim
h0
h( x  h  x ) h0
( x  h  x)
1 1
= 
x x 2 x

Kemiringan garis singgung di x = 9 adalah f’(9), sehingga diperoleh f’(9) = 1/(2 9 ) =

1/6. Laju perubahan sesaat di x = 5 adalah f’ (5), sehingga diperoleh f’ (5) = 1/(2 5 )
Grafik fungsi
1
f(x) = x dan f1(x) =
2 x

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 87


dari contoh sebelumnya ditunjukkan dalam Gambar 5. Perhatikan bahwa
1
lim  
x0
2 x
Hal ini berakibat bahwa kemiringan garis singgung dari grafik f naik tanpa batas untuk x
mendekati nol dari kanan. (Dapatkan anda melihat bahwa memang demikian dari grafik
dan f?)

Gambar 5.

Notasi Turunan
Jka kita menggunakan notasi tradisional y = f(x) untuk menunjukkan bahwa
variabel bebas adalah x dan variabel takbebas adalah y, maka beberapa notasi alternatif
yang umum untuk turunan adalah sebagai berikut :
𝑑𝑦 𝑑𝑓 𝑑
𝑓 ′ (𝑥) = 𝑦 ′ = = = 𝑓(𝑥) = 𝐷𝑓(𝑥) = 𝐷𝑥 𝑓(𝑥)
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
yang dibaca, “turunan f(x) terhadap x.”
𝑑𝑦
Lambang dan D, disebut operator-operator diferensial karena mereka menunjukkan
𝑑𝑥
𝑑𝑦
operasi diferensial, yang berupa proses perhitungan suatu turunan. Lambang 𝑑𝑥

diperkenalkan oleh Leibniz, yang biasa jga ditulis dalam bentuk :


𝑑𝑦 ∆𝑦
= 𝑙𝑖𝑚 ,
𝑑𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥
𝑑𝑦
Jika kita ingin menunjukkan nilai turunan 𝑑𝑥 dalam notasi, maka
𝑑𝑦 𝑑𝑦
| atau ]
𝑑𝑥 𝑥=𝑐 𝑑𝑥 𝑥=𝑐

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 88


Keterdiferensialan Mengimplikasikan Kekontinuan
Definisi : Fungsi f dapat didiferensialkan di c jika 𝑓′(𝑐) ada. Dia dapat didiferensialkan
pada selang buka (a, b) atau (a, ∞) atau (-∞,∞) atau (-∞, a) jika dia dapat
didiferensialkan pada setiap bilangan dalam selang tersebut.
Kekontinuan dan keterdiferensialan merupakan sifat yang diinginkan oleh suatu fungsi.
Teorema berikut memperlihatkan bagaimana sifat-sifat ini berkaitan.

Teorema Keterdiferensialan Mengimplikasikan Kekontinuan :


Jika f’(c) ada, maka f juga kontinu di c.
Bukti. Akan diperlihatkan bahwa jika f (c) ada, maka lim f (c  h)  f c 
h 0

 f c  h   f c  
lim [ f (c  h)  f c ] = lim  .h 
h 0 h0
 h 
 f c  h   f c  
= lim   . lim h
h0
 h  h0
= f’ (c) . 0 = 0
Terbukti lim f (c  h)  f c 
h 0

Beberapa hal penting dari Teorema Keterdiferensialan Mengimplikasikan


Kekontinuan adalah :
a. Di titik-titik dimana fungsi f diskontinu maka fungsi f tidak dapat diturunkan di
titik-titik tersebut.
b. Dapat diturunkan fungsi di suatu titik mengakibatkan kontinuitas di titik tersebut.
c. Suatu fungsi f yang kontinu di suatu titik belum tentu mempunyai turunan.

Contoh 3. Fungsi f (x) = |𝑥| adalah kontinu untuk semua x dan akibatnya kontinu
di x = 0. Tunjukkan bahwa f (x) = |𝑥| tak dapat diturunkan di x = 0, kemudian tentukan
f’ (x).
Penyelesaiaan : hasil ini secara geometris jelas, karena grafik dari (x) memiliki suatu
sudut di x = 0 (Gambar 6). Tetapi, penjelasan analitik dapat diberikan sebagai berikut:
f (0  h)  f (0) f (h)  f (0) h  0 h
f’ (0) = lim  lim  lim  lim
h 0 h h 0 h h 0 h h 0 h

Tetapi
h  1, h  0
 
h  1, h  0

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 89


sehingga
h h
lim   1 dan lim  1
h0 h h 0 h
Jadi
h
f’ (0) = lim
h 0 h
tidak ada, sebab limit-limit satu sisinya tidak sama. Akibatnya, f (x) = x tidak dapat
diturunkan di x = 0.

y
1
x

-1

d
 x  =  1 x 0

dx  1 x  0

Gambar 6. Gambar 7.

Jika x > 0, maka f (x) = |𝑥| = x, sehingga f (x) = 1, dan jika x < 0, maka f (x) = |𝑥|
= - x , sehingga f (x) = - 1. Dengan menggabungkan hasil-hasil menjadi satu rumus yang
dinyatakan sebagai fungsi sepotong-sepotong, diperoleh :

f (x) =
d
 x  =  1, x  0

dx  1, x  0

Grafik dari f’ ditunjukkan pada Gambar 7. Perhatikan bahwa f’ bukan fungsi kontinu,
sehingga contoh ini menunjukkan bahwa suatu fungsi kontinu dapat memiliki turunan
yang tidak kontinu.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 90


Perhatikan grafik di atas, lalu tentukan apakah f(x) kontinu/mempunyai turunan di titik-
titik a, b, c dan d. (beri penjelasan !).

Latihan Soal :
f (c  h )  f (c )
Untuk soal 1-4, gunakan rumus f’(c) = lim untuk mendapatkan f’(x)
h0 h
1
1. f (x) = xa 2. f (x) =
x2
1
3. f (x) = 4. f (x) = x1/3
x
Untuk Soal 5-7, dapatkan f’(a) dan persamaan garis singgung pada titik f di titik
dimana x = a
5. f fungsi untuk Soal 1 ; a = 8
6. Diberikan f (3) = -1 dan f’ (3) = 5, dapatkan persamaan garis singgung pada grafik
y = f (x) di titik dimana x = 3.
7. Misal y = (5/x) + 1. Dapatkan :
(a) dy/dx (b) dy/dxx=-2

5.3. Aturan Pencarian Turunan


Rumus-Rumus Turunan
Teorema Aturan Fungsi Konstan : Jika f suatu fungsi konstan, sebut f (x) = c untuk
setiap x, maka f ’(x) = 0,
Bukti :
f ( x  h)  f  x  cc
f’(x) = lim  lim  lim 0  0
h0 h h0 h h0

Contoh 1. Jika f (x) = -7 untuk semua x, maka f ’(x) = 0 untuk semua x, yaitu :
d
 7  0
dx

Teorema Aturan Pangkat. Jika n bilangan bulat positif, maka :


d n
dx
 
x  nxn 1

Bukti :

′ (𝑥)
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥) (𝑥 + ℎ)𝑛 − (𝑥)𝑛
𝑓 = lim = lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 91


𝑛(𝑛 − 1) 𝑛−1
𝑥𝑛 + 𝑥 ℎ + ⋯ + 𝑛𝑥ℎ𝑛−1 + ℎ𝑛 − 𝑥 𝑛
= lim 2
ℎ→0 ℎ
𝑛(𝑛 − 1) 𝑛−2
ℎ (𝑛𝑥 𝑛−1 + 𝑥 ℎ + ⋯ + 𝑛𝑥ℎ𝑛−2 + ℎ𝑛−1 )
2
= lim
ℎ→0 ℎ
Di dalam kurung, semua suku kecuali yang pertama mempunyai h sebagai factor,
sehingga masing-masing suku ini mempunyai limit sama dengan nol bila h
mendekati nol. Jadi
𝑓 ′ (𝑥) = 𝑛𝑥 𝑛−1

Teorema Aturan Jumlah: Jika f dan g dapat diturunkan di x, maka f + g juga dapat
diturunkaan di x sehingga
d d d
[ f ( x)  g ( x)]  [ f ( x)]  [ g ( x)]]
dx dx dx
Bukti :
d [ f ( x  h)  g ( x  h)]  [ f ( x)  g ( x)]
[ f ( x)  g ( x)] = lim
dx h 0 h
[ f ( x  h)  f ( x)  [ g ( x  h)]  g ( x)]
= lim
h 0 h
f ( x  h) f ( x ) g ( x  h)  g ( x )
= lim  lim
h 0 h h 0 h
d d
= [ f ( x)]  [ g ( x)]
dx dx
Catatan : Limit suatu jumlahan adalah jumlahan limit-limit
Teorema aturan jumlah dapat dituliskan dalam notasi fungsi sebagai :
( f  g )'  f ' g '

Contoh 2
d 4 d 4 d
[x  x 2 ] = [x ]  [x 2 ]  4x 3  2x
dx dx dx
d d d
[6 x 11  9] = [6 x 11 ]  [9]  66 x 10  0  66 x 10
dx dx dx
Teorema aturan pangkat dan teorema aturan jumlah dapat diperluas sehingga diperoleh :
d d d d
a. [ f 1( x)  f 2 ( x)  ...  f n ( x)]  [ f 1 ( x)]  [ f 2 ( x)]  ...  [ f n ( x)]
dx dx dx dx
dengan fungsi-fungsi f 1 , f 2 ,..., f n semuanya dapat diturunkan di x.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 92


b. Jika c1 , c 2 ,..., c n konstanta f1 , f 2 , ..., f n dapat diturunkan di x maka

c1 f 1 ,c 2 f 2 ,..., c n f n juga dapat diturunkan sehingga


d d d d
[c1 f 1 ( x)  c 2 f 2 ( x)  ...  c n f n ( x)]  c1 [ f 1 ( x)]  c 2 [ f 2 ( x)]  ...  c n [ f n ( x)]
dx dx dx dx

Contoh 3
d d d d d
[3x 8  2 x 5  6 x  1] = [3x 8 ]  [2 x 5 ]  [6 x]  [1]
dx dx dx dx dx
= 24 x 7  10 x 4  6

Teorema Aturan Perkalian : Jika f dan g dapat diturunkan di x, maka (f . g ) juga


dapat diturunkaan di x, maka
d d d
[ f ( x) g ( x)]  [ g ( x)]  [ f ( x)]
dx dx dx
Bukti :
d [ f ( x  h).g ( x  h)]  [ f ( x) g ( x)]
[ f ( x) g ( x)] = lim
dx h 0 h
jika ditambah dan dikurangi f ( x  h).g ( x) pada pembilangnya, diperoleh
d [ f ( x  h).g ( x  h)]  [ f ( x) g ( x)  f ( x  h) g ( x)  f ( x) g ( x)]
[ f ( x) g ( x)] = lim
dx h 0 h
 g ( x  h)  g ( x ) f ( x  h)  f ( x ) 
= lim  f ( x  h)  g ( x) 
h 0
 h h 
 g ( x  h)  g ( x ) f ( x  h)  f ( x ) 
= lim  f ( x  h). lim  lim g ( x). lim 
h 0
 h 0 h h 0 h 0 h 

= lim  f ( x  h)
h 0
d
dx

[ g ( x)]  lim g ( x)
h 0
d
dx

[ f ( x)]

Karena lim f ( x  h)  f ( x) dan lim g ( x)  g ( x) diperoleh


h0 h 0

d d d
[ f ( x) g ( x)]  f ( x) [ g ( x)]  g ( x) [ f ( x)]
dx dx dx
Aturan perkalian dapat dituliskan dalam notasi fungsi sebagai
( f .g )'  f .g ' g. f '

d
Contoh 4: Tentukan jika jika diketahui y  (4 x 2  1)(7 x 3  x)
dx

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 93


Penyelesaian. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan dy/dx: Dapat
digunakan aturan perkalian atau dapat dengan mengalikan faktor-faktor dalam y dan
kemudian menurunkannya. Berikut ini diberikan kedua cara tersebut.
Cara I. (Menggunakan aturan perkalian)
dy d
= [( 4 x 2  1)(7 x 3  x)]
dx dx
d d
= (4 x 2  1) [7 x 3  x]  (7 x 3  x) [4 x 2  1]
dx dx
= (4 x 2  1)(21x 2  1]  (7 x 3  x)(8x)  140 x 4  9 x 2  1
Cara II. (Dengan mengalihkan lebih dahulu)
y  (4 x 2  1)(7 x 3  x)  28x 5  3x 3  x
jadi,
dy d
 [28 x 5  3x 3  x]  140 x 4  9 x 2  1
dx dx
yang sesuai hasilnya dengan yang diperoleh menggunakan aturan perkalian

Teorema Aturan Pembagian : Jika f dan g dapat diturunkan di x dan g(x) ≠ 0, maka f/g
juga dapat diturunkan di x, sehingga
d d
g ( x) [ f ( x)  f ( x) [ g ( x)]
d  f ( x)  dx dx

dx  g ( x)  [ g ( x)] 2

Bukti :
f ( x  h) f ( x )

d  f ( x)  g ( x  h) g ( x ) f ( x  h).g ( x)  f ( x).g ( x  h)
   lim  lim
dx  g ( x)  h0 h h 0 h.g ( x).g ( x  h)

Dengan menambahkan dan mengurangkan f(x).g(x) pada pembilang diperoleh

d  f ( x)  f ( x  h).g ( x)  f ( x).g ( x)  f ( x).g ( x  h)  f ( x).g ( x)


dx  g ( x) 
= lim
h 0 h.g ( x).g ( x  h)

 f ( x  h)  f ( x )   g ( x  h)  g ( x ) 
 g ( x).    f ( x). 
 h   h 
= lim
h 0 g ( x).g ( x  h)

f ( x  h)  f ( x ) g ( x  h)  g ( x)
 lim f ( x). lim
h h 0 h 0 h
= lim g ( x). lim
h 0 h 0 lim g ( x). lim g ( x  h)
h 0 h 0

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 94


d d
lim g ( x). [ f ( x)]  [lim f ( x)]. [ g ( x)]
h 0 dx h  0 dx
=
lim g ( x). lim g ( x  h)
h 0 h 0

Jika lim g ( x), lim f ( x)  f ( x) dan lim g ( x  h)  g ( x) maka


h 0 h 0 h 0

d d
g ( x) [ f ( x)]  f ( x) [ g ( x)]
d  f ( x)  dx dx

dx  g ( x)  [ g ( x)] 2

Aturan pembagian dapat dituliskan dalam notasi fungsi sebagai


'
 f  g . f ' f .g '
  
g g2

x2 1
Contoh 5. Misalkan y 
x4 1
Tentukan dy/dx. Dan di titik manakah grafik persamaan ini memiliki garis singgung
datar?
Penyelesaian :
d 2 d
( x 4  1) [ x  1]  ( x 2  1) [ x 4  1]
dy d  x  1
2
dx dx
=  
dx dx  x 4  1 ( x 4  1) 2

( x 4  1)( 2 x)  ( x 2  1)( 4 x 3 )
=
( x 4  1) 2

 2 x 5  4 x 3  2 x 2 x( x 4  2 x 2  1)
= 
( x 4  1) 2 ( x 4  1) 2
Karena dy/dx dapat dipandang sebagai kemiringan garis singgung dari garfik, dan
karena suatu garis singgung datar memiliki kemiringan 0, maka titik-titik dimana garis
singgungnya datar dapat diperoleh dengan menyelesaikan petsamaan dy/dx =0, maka
2 x( x 4  2 x 2  1)
 0
( x 4  1)
Penyelesaian dari persamaan ini adalah nilai-nilai x yang menjadikan pembilangnya nol:
2 x( x 4  2 x 2  1)  0
Faktor yang pertama menghasilkan penyelesaian x = 0, penyelesaian yang lain dapat
diperoleh dengan menyelesaikan persamaan.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 95


x 4  2x 2 1  0
Persamaan ini dapat dipandang sebagai persamaan kuadrat dalam x2 dan diselesaikan
dengan rumus kuadratik. Ini menghasilkan

2 8
x2  1 2
2
Tanda minus menghasilkan nilai imajiner untuk x (mengapa?); penyelesaian-penyelesaian
ini tidak relevan dengan permasalahan di sini, jadi diabaikan. Tanda plus menghasilkan
penyelsaian.

x   1 2
Secara ringkas, garis singgung datar terjadi di

x  0, x  1  2  1.55, dan x   1  2  1.55

Latihan Soal :
𝑑𝑦
Tentuknan turunan dari fungsi di bawah ini
𝑑𝑥

1 2 1  1
1. y   x  x  c  ( a, b, c, Konstan ). 2. y  x 
a b  x

  
3. y  x 3  7 x 2  8 2 x 3  x 4 . 4. y    2 3x 3  27 .
1 1 
x x 


5. y  x 5  2x 2
6. y 
2x  1
x3
 x 1
7. y  2 x 7  x 2  
 x 1
8. Hukum graeitasi Newton menyatakan bahwa besarnya gaya F yang dipengaruhi
oleh snafu titik dengan massa M di suatu titik dengan massa m adalah
GmM
F
r2
Dengan G suatu konstanta dan r adalah jarak antara kedua benda tersebut. Dengan
mengasumsikan bahwa titik-titik tersebut bergerak, dapatkan rumus untuk laju
perubahan sesaat dari F terhadap r.
3 3
9. Volume suatu bola adalah V = r . Dengan mengasumsikan bahwa jari-jarinya
4
berubah, dapatkan suatu rumus untuk laju perubahan sesaat dari V terhadap r.
10. Tunjukkan bahwa y = x3 + 3x + 1 memenuhi y"' + xy" - 2y' = 0.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 96


x
11. Di titik yang manakah grafik dari fungsi y mempunyai garis singgung
x 9
2

datar?
12. Dapatkan persamaan garis singgung pada grafik y = f (x) di titik dengan x = - 3 jika f
(- 3) = 2 dan f1 (- 3) = 5
13. Dapatkan persamaan garis yang menyinggung y = (1 – x) / (1 + x) di titik dengan x =
2.
14. Dapatkan suatu fungsi y = ax2 + bx + c yang grafiknya memotong sumbu-x di 1, dan
memotong sumbu-y di – 2, dan garis singgungnya mempunyai kemiringan -1 di
perpotingannya dengan sumbu-y.
15. Dapatkan koordinat-x dari titik pada grafik y  x . dengan garis singgungnya
sejajar dengan garis yang memotong kurva tersebut di x = 1 dan x = 4.
16. Tunjukan bahwa sebarang dua garis singgung pada parabola y = ax2, a ≠ 0,
berpotongan di satu titik singgungnya.
17. Misalkan L garis singgung di x = x0 pada geafik persamaan kubik y = ax3 + bx.
Dapatkan koordinat-x dari titik dimana L memotong grafik tersebut yang kedua
kalinya.
18. Dapatkan syarat-syarat untuk a,b,c dan d sedemikian sehingga dari polynomial
f ( x)  ax 3  bx 2  cx  d memiliki
(a) tepat dua garis singgung datar
(b) tepat satu garis singgung datar
(c) tak satupun garis singgung datar
d
19. Buktikan: Jika fungsi f dapat diturunkan di x, maka [ f 2 ( x)]  2 f ( x) f 2 ( x)] .
dx
[Petunjuk : Gunakan aturan hasil kali.]
20. Dapatkan semua titik dimana f tidak dapat diturunkan. Jelaskan jawaban anda
(a) f ( x)  3x  2 (b) f ( x)  x 2 .  4

21. Buktikan: Jika f dapat diturunkan di x dan f (x)  0, maka 1 / f (x) dapat diturunkan
di x dan
d  1  f ' ( x)
  
dx  f ( x)   f ( x)2

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 97


5.4. Turunan Fungsi Trigonometri
Berikut ini dicari rumus turunan untuk fungsi trigonometri. Untuk mendapatkan
turunan fungsi trigonometri sin x, cos x, tan x, cot x, sec x dan csc x, sudut x dinyatakan
dalam radian serta mengingat bahwa

sin h 1  cos h
lim  1 dan lim 0
h 0 h h 0 h

Perhatikan persoalan penurunan sin x, dengan x sebarang bilangan real. Dari definisi
turunan,

d sin ( x  h)  sin x
[sin x] = lim
dx h 0 h

sin x cos h  cos x sin h  sin x


= lim
h 0 h

  cos h  1 sin h 
lim sin x )  cos x( 
h 
=
h 0
  h

  sin h   1  cos h 
= lim cos x   sin x 
h 0
  h   h 

Karena sin x dan cos x tidak mengandung h, maka keduanya tetap konstan untuk h  0,
jadi

lim (sin x)  sin x dan lim (cos x)  cos x


h 0 h 0

Akibatnya,

d sin h 1  cos h
[sin x] = cos x. lim ( )  sin x lim (
dx h 0 h h 0 h

= cos x.(10  sin x.(0)  cos x

Jadi, telah ditunjukkan bahwa

d
[sin x]  cos x
dx

Dengan cara yang sama, diperoleh

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 98


d
[cos x]   sin x
dx

Untuk fungsi-fungsi trigonometri, rumus turunan dapat dicari dengan cara yang sama
dengan memanfaatkan teorema-teorema yang sudah dibahas sebelumnya .

Turunan fungsi-fungsi trigonometri yang lain dapat diperoleh dengan menggunakan


hubungan

sin x cos x 1 1
tan x  , cot x  , sec x  , csc x 
cos x sin x cos x sin x

Sebagai contoh
d d
cos x. [sin x]  sin x. [cos x]
d d  sin x  dx dx
[tan x ] =   2
dx dx  cos x  cos x

cos x. cos x  sin x.( sin x) cos x 2  sin 2 x


= 
cos 2 x cos 2 x
1
= 2
 sec 2 x
cos x

Rumus-rumus di bawah ini sebagai latihan


d
[cot x]   csc 2 x
dx
d
[sec x]  sec x tan x
dx
d
[csc x]   csc x cot x
dx

Contoh 1 Tentukan f’(x) jika f ( x)  x 2 tan x


Penyelesaian. Dengan menggunakan aturan perkalian dan Rumus turunan untuk tan x
diperoleh : :
d d
f ' ( x)  x 2 . [tan x]  tan x. [ x 2 ]  x 2 sec 2 x  tan x
dx dx
sin x
Contoh 2. Tentukan dy/dx jika y 
1  cos x
Penyelesaian. Dengan menggunakan pembagian bersama-sama dan rumus turunan
untuk sin dan cos, maka diperoleh :

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 99


d d
(1  cos x). [sin x]  sin x. [1  cos x]
dy dx dx
=
dx (1  cos x) 2

(1  cos x)(cos x).  sin x( sin x)


=
(1  cos x) 2

cos x  cos 2 x  sin 2 x cos x  1 1


=  
(1  cos x) 2
(1  cos x) 2
1  cos x

Contoh 3. Tentukan y n ( / 4) jika y ( x)  sec x


Penyelesaian.
y ' ( x) = sec x tan x

d d
y ' ( x ) = sec x. [tan x]  tan [sec x]
dx dx
= sec x. sec 2 x  tan x. sec x tan x

= sec 3 x  sec x tan 2 x


Jadi
y n ( / 4) = sec 3 ( / 4)  sec( / 4) tan 2 ( / 4)

= ( 2 ) 3  ( 2 (1) 2  3 2

Latihan Soal :
1. Tentukan turunan 𝑓′(𝑥)
sec x sec x
a. f ( x)  b. f ( x) 
1  x tan x tan x

sin x sec x ( x 2  1) cot x


c. f ( x)  d. f ( x) 
1  x tan x 3  cos x csc x
2. Tentukan turunan keduan atau dy / dx. Dari fungsi di bawah ini :
a. f (x) = x sin x – 3 cos x e. f (x) = sin x cos x
b. y = [sin(3/x)]5/2 f. y = [cos(x3)]-1/2
c. y = tan [(2x – 1)-1/3] g. y = [tan(2x – 1)] -1/3

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 100


5.5. Turunan Tingkat Tinggi
Jika f’ menyatakan turunan fungsi f, maka turunan dari f’ dinotasikan dengan f’’.
Dengan demikian turunan pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya dari fungsi f
dinotasikan dengan
f ' , f ' '  ( f ' )' , f ' ' '  ( f ' ' )' , f ( 4)  ( f ' ' ' )' , f (5)  f ( 4) ' ,...
Notasi sederhana untuk menyatakan turunan tingkat n, dengan n bilangan bulat positif
adalah :

Notasi untuk turunan 𝑦 = 𝑓(𝑥)

Turunan Notasi 𝑓′ Notasi 𝑦′ Notasi 𝐷 Notasi 𝐿𝑒𝑖𝑏𝑛𝑖𝑧

𝑓′(𝑥) 𝑦′ 𝐷𝑥 𝑦 𝑑𝑦
Pertama
𝑑𝑥

𝑓′′(𝑥) 𝑦 ′′ 𝐷𝑥2 𝑦 𝑑2 𝑦
Kedua
𝑑𝑥 2

𝑓′′′(𝑥) 𝑦 ′′′ 𝐷𝑥3 𝑦 𝑑3 𝑦


Ketiga
𝑑𝑥 3

𝑓 (4) (𝑥) 𝑦4 𝐷𝑥4 𝑦 𝑑4 𝑦


Keempat
𝑑𝑥 4

⋮ ⋮ ⋮ ⋮

𝑓 (𝑛) (𝑥) 𝑦𝑛 𝐷𝑥𝑛 𝑦 𝑑𝑛 𝑦


Ke-n
𝑑𝑥 𝑛

Contoh 1 Jika f ( x)  3x 4  2 x 3  x 2  4 x  2, maka


f ' ( x)  12 x 3  6 x 2  2 x  4
f n ( x)  36 x 2  12 x  2
f m
( x)  72 x  12
f ( 4)
( x)  72
f (5)
( x)  0


f ( n) ( x)  0(n  5) 
Bila melibatkan peubah tak bebas,misalkan y  f (x), maka notasi turunan ditulis

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 101


dy d 2 y d 3 y d 4 y dny
, 2 , 3 , 4 ,..., n
dx dx dx dx dx
atau
y ' , y '' y I ''' , y ( 4) ,..... .... y ( n) ,...... ....
Contoh 2
d2 5
 
x   x 5  
d d
dx  dx
 d
5x 4  20 x 3  

2
dx dx
Jadi,
d2 5
dx 2
x   x2  20.8  160

Latihan Soal :
1. Tentukan turunan keduan atau d2y / dx2. Dari fungsi di bawah ini :
a. f (x) = x sin x – 3 cos x b. f (x) = sin x cos x
2. Tentukan turunan keduan atau d3y / dx3. Dari fungsi di bawah ini :
a. 𝑦 = 𝑥 3 + 3𝑥 2 + 6𝑥 b. 𝑦 = sin(𝑥 3 )
3𝑥 (𝑥+1)3
c. 𝑦 = 1−𝑥 d. 𝑦 = 𝑥−1

5.6. Aturan Rantai


Turunan Komposisi
Diberikan f dan g fungsi-fungsi yang dapat diturunkan, dengan komposisi fungsi
y  ( f  g )( x)  f ( g ( x))
Jika diambil u = g (x) maka y = f (u) dan turunannya
du dy
 g 1 ( x) dan  f 1 (u )
dx du
Permasalahannya adalah bagaimana menentukan dy / dx bila diketahui dy / du dan
du / dx.
Teorema Aturan Rantai. Jika g dapat diturunkan di titik x dan f dapat diturunkan
di titik g (x), maka komposisi f  g adalah fungsi komposisi yang didiferensialkan
oleh 𝐹(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥)), maka F dapat didiferensialkan menjadi F’ yang diberikan oleh
hasil kali 𝐹′(𝑥) = 𝑓′(𝑔(𝑥))𝑔′(𝑥)
,

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 102


Dalam notasi Leibniz, jika 𝑦 = 𝑓(𝑢), dan 𝑢 = 𝑔(𝑥)keduanya fungsi yang dapat
didiferensialkan, maka
dy dy du
 
dx du dx

Contoh 1 Tentukan dy / dx jika diketahui fungsi y = 4 cos(x3).


Penyelesaian. Misalkan u = x3
y = cos u
Dengan aturan rantai,
dy dy du d d
   [4 cos u ]  [ x 3 ]
dx du dx du dx
 (4 sin u )  (3x )  (4 sin( x 3 )  (3x 2 )  12 x 2 sin( x 3 )
2

Contoh 2 tentukan dw/dt jika diketahui w  tan x dan x  4t 4  t.


Penyelesaia : Dalam kasus ini, aturan rantai berbentuk
dw dw dx d d
   [tan x]  [4t 3  t ]
dt dx dt dx dt
 (sec x)(12t  1)  (12t 2  1) sec 2 (4t 3  t )
2 2

Mari kita perjelas kasus khas dari Aturan Rantai, dalam hal fungsi sebelah luar f
berupa fungsi pangkat. Jika 𝑦 = [𝑔(𝑥)], maka kita dapat menuliskan 𝑦 = 𝑓(𝑢) = 𝑢𝑛
dengan 𝑢 = 𝑔(𝑥). Dengan menggunakan Aturan Rantai dan kemudian Aturan Pangkat,
diperoleh

𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢 𝑑𝑢
= = 𝑛𝑢𝑛−1 = 𝑛[𝑔(𝑥)]𝑛−1 𝑔′(𝑥)
𝑑𝑥 𝑑𝑢 𝑑𝑥 𝑑𝑥

Definisi :

Jika n sebarang bilangan real dan 𝑢 = 𝑔(𝑥) dapat didiferensialkan, maka :

𝑑 𝑛 𝑑𝑢
(𝑢 ) = 𝑛𝑢𝑛−1
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑
Secara alternatif, 𝑑𝑥 [𝑔(𝑥)]𝑛 = 𝑛[𝑔(𝑥)]𝑛−1 𝑔′(𝑥)

Alasan untuk nama Aturan Rantai menjadi jelas pada waktu kita membuat rantai
yang lebih panjang dengan cara menambahkan mata rantai lain. Andaikan bahwa 𝑦 =
𝑓(𝑢), 𝑢 = 𝑔(𝑥), dan 𝑥 = ℎ(𝑡), dengan fungsi f, g dan h yang dapat diturunkan. Maka
untuk menghitung turunan y terhadap t, kita gunakan Aturan Rantai dua kali :

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 103


𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑢 𝑑𝑡
= =
𝑑𝑡 𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑢 𝑑𝑡 𝑑𝑥

Contoh 3 : Diferensialkan 𝑦 = √𝑠𝑒𝑐𝑥 3


𝑑𝑡 𝑑𝑢
Penyelesaian : Misalkan 𝑡 = 𝑥 3 , maka 𝑑𝑥 = 3𝑥 2 , 𝑢 = 𝑠𝑒𝑐𝑡, maka = sec 𝑡 tan 𝑡, dan
𝑑𝑡
𝑑𝑦 1
𝑦 = √𝑢, maka 𝑑𝑢 = 2 𝑢, maka berdasarkan rumus aturan rantai diperoleh :

𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢 𝑑𝑡 1
= = ∙ sec 𝑡 tan 𝑡 ∙ 3𝑥 2
𝑑𝑡 𝑑𝑢 𝑑𝑡 𝑑𝑥 2√𝑢

1
∙ sec 𝑥 3 tan 𝑥 3 ∙ 3𝑥 2
2√𝑠𝑒𝑐𝑡

1
∙ 𝑠𝑒𝑐𝑥 3 𝑡𝑎𝑛𝑥 3 ∙ 3𝑥 2
2√sec 𝑥 3

Latihan Soal :

Carilah turunan fungsi di bawah ini :


1. 𝑦 = (𝑥 3 − 2𝑥 2 + 3𝑥 + 1)11
2. 𝑦 = (𝑥 5 − 5𝑥 3 + 𝜋𝑥 + 1)101
3. 𝑦 = 𝑐𝑜𝑠 (3𝑥 2 − 5𝑥 2 + 3𝑥 + 1)
sin 𝑥 4
4. 𝑦 = (cos 2𝑥)

5. y = sin 𝑥 tan(𝑡 2 + 1)

5.7.1. Turunan Dan Fungsi-Fungsi Implisit


Dengan
𝑦 sedikit usaha, kebanyakan Mahasiswa akan mampu melihat bahwa grafik
dari 𝑦 3 +=7𝑦 = 𝑥 3
Tampak seperti apa yang diperlihatkan dalam
gambar 1. Pastilah titik P(2,1) terletak pada
grafik, dan tampaknya terdapat sebuah garis
singgung yang terumuskan dengan baik pada
P(2, 1)
titik tersebut. Bagaimana kita mencari
kemiringan garis singgung ini? Mudah, anda

Gambar 8. dapat menjawab: hitung saja dy/dx pada titik itu.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 104


Tetapi itulah kesukarannya, kita tidak tahu
bagaimana mencari dy/dx dalam situasi ini.
Eleman baru dalam masalah ini adalah bahwa kita menghadapi sebuah persamaan
yang secara gamblang (explisit) tidak terselesaikan untuk y. Apakah mungkin untuk
mencari dy/dx dalam keadaan seperti ini. Ya, diferensialkan kedua ruas persamaan
terhadap x dan samakan hasil-hasilnya.
Dalam melakukan ini, kita anggap bahwa persamaan yang diberikan memang
menentukan y sebagai suatu fungsi x (hanya saja kita tidak tahu bagaimana mencarinya
secara explisit) . jadi, setelah memakai aturan Rantai pada suku pertama, kita paroleh
𝑑𝑦 𝑑𝑦
3𝑦 2 . +7 = 3𝑥 2
𝑑𝑥 𝑑𝑥
Yang belakangan dapat diselesaikan dy/dx sebagai berikut.
𝑑𝑦
(3𝑦 2 + 7) = 3𝑥 2
𝑑𝑥

𝑑𝑦 3𝑥 2
= 2
𝑑𝑥 3𝑦 + 7
Perhatikan bahwa ungkapan kita untuk dy/dx mencakup x dan y, suatu kenyataan yang
sering menyusahkan. Tetapi jika kita hanya ingin mencari kemiringan pada sebuah titik
dimana koordinatnya diketahui, tidak ada kesukaran. Untuk titik (2,1),
𝑑𝑦 3(2)2 12 6
= 2
= =
𝑑𝑥 3(1) + 7 10 5
6
Jadi kemiringan garisnya adalah 5

Metode yang baru saja digunakan untuk mencari dy/dx tanpa terlebih dahulu
menyelesaikan persamaan yang diberikan untuk y secara gamblang dalam bentuk x
disebut pendiferensian implisit, tetapi apakah metode tersebut masuk akal, apakah ia
memberikan jawaban yang benar?
Sebuah Contoh Yang Dapat Diperiksa untuk membuktikan kebenaran metode di atas,
lihatlah contoh berikut, yang dapat dikerjakan dengan dua cara.

Contoh 1: Cari dy/dx jika 4𝑥 2 𝑦 − 3𝑦 = 𝑥 − 1


Metode 1 Kita dapat menyelesaikan persamaan yang diberikan secara gamblang untuk
y sebagai berikut.
𝑦(4𝑥 2 − 3) = 𝑥 3 − 1

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 105


𝑥3 − 1
𝑦=
4𝑥 2 − 3
jadi,
𝑑𝑦 (4𝑥 2 − 3) − (𝑥 3 − 1) 4𝑥 4 − 9𝑥 2 + 8𝑥
= =
𝑑𝑥 (4𝑥 2 − 3)2 (4𝑥 2 − 3)2
Metode 2 (Pendiferensialan Implisit). Kita samakan turunan-turunan kedua ruas dari.
4𝑥 2 𝑦 − 3𝑦 = 𝑥 − 1
Setelah memakai aturan hasil kali pada suku pertama, kita dapatkan
𝑑𝑦 𝑑𝑦
4𝑥 2 . + 𝑦. 8𝑥 − 3 = 3𝑥 2
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦
(4𝑥 2 − 3) = 3𝑥 2 − 8𝑥𝑦
𝑑𝑥
𝑑𝑦 3𝑥 2 − 8𝑥𝑦
=
𝑑𝑥 4𝑥 2 − 3
Walaupun jawaban ini kelihatan berlainan dari jawaban terdahulu, tetapi
keduannya sama. Untuk melihat ini, gantikan y dalam ungkapan untuk dy/dx yang baru
saja diperoleh.
𝑥3 − 1
𝑑𝑦 3𝑥 2 − 8𝑥𝑦 3𝑥 2 − 8𝑥 2
= = 4𝑥 − 3
𝑑𝑥 4𝑥 2 − 3 4𝑥 2 − 3
12𝑥 4 − 9𝑥 2 − 8𝑥 2 + 8𝑥 4𝑥 4 − 9𝑥 2 + 8𝑥
= =
(4𝑥 2 − 3)2 (4𝑥 2 − 3)2

Beberapa Kesukaran Kurang Nampak. Jika sebuah persamaan dalam x dan y


menentukan sebuah fungsi y = f(x) dan fungsi ini terdiferensialkan, maka metode
pendiferensialan implisit akan menghasilkan sebuah ungkapan yang benar untuk dy/dx.
Terdapat dua pernyataan yaitu :
Pertama perhatikan persamaan
𝑥 2 + 𝑦 2 = −1
Persamaan ini tidak mempunyai penyelesaian karena tidak menentukan suatu fungsi.
Sebaliknya,
𝑥 2 + 𝑦 2 = 25
Menentukan fungsi-fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥) = √25 − 𝑥 2 dan fungsi y= −√25 − 𝑥 2 .
Grafik-grafik mereka diperlihatkan dalam gambar 2

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 106


𝑥 2 + 𝑦 2 = 25
𝑓(𝑥) = √25 − 𝑥 2 𝑔(𝑥) = −√25 − 𝑥 2
Gambar 9.

Keduanya terdiferensialkan pada titik (-5, 5). Pertama perhatikan f. Ia memenuhi


𝑥 2 + [𝑓(𝑥)]2 = 25
Bilamana kita diferensialkan secara implisit dan menyelesaikan untuk 𝑓 ′ (𝑥), kita
peroleh
2𝑥 + 2𝑓(𝑥)𝑓 ′ (𝑥) = 0
𝑥 𝑥
𝑓(𝑥) = − = −
𝑓(𝑥) √25 − 𝑥 2
Jika di diferensialkan secara lengkap terhadap g(x) menghasilkan
𝑥 𝑥
𝑔′(𝑥) = − =−
𝑔(𝑥) √25 − 𝑥 2
untuk keperluan praktis, kita dapat memperoleh kedua hasil ini secara serempak dengan
pendiferensialan secara implisit dan 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25. Ini memberikan
𝑑𝑦
2𝑥 + 2𝑦 =0
𝑑𝑥
−𝑥
, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑦 ′ = 𝑓(𝑥)
𝑑𝑦 𝑥 2
= − = { √25−𝑥
−𝑥
𝑑𝑥 𝑦 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑦 = 𝑔(𝑥)
−√25 − 𝑥 2
Secara wajar, hasilnya identik dengan yang diperoleh di atas.
Perhatikan bahwa adalah cukup untuk mengetahui dy/dx = - x/y agar dapat
menerapkan hasil-hasil kita. Andaikan kita ingin mengetahui kemiringan garis singgung
pada lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25 bilamana x = 3. Nilai-nilai y yang berpadanan adalah 4
dan -4. Kemiringan di (3, 4) dan (3, -4), masing-masing diperoleh dengan penggantian
3 3
–x/y adalah − 4 𝑑𝑎𝑛 (lihat gambar 2)
4

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 107


Untuk menyulitkan keadaan, kita tunjukan bahwa
𝑥 2 + 𝑦 2 = 25
Untuk menentukan banyaknya fungsi lainnya, maka pandang fungsi h yang
didefinisikan oleh :
√25 − 𝑥 2 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 − 5 ≤ 𝑥 ≤ 3
ℎ(𝑥) = {
−√25 − 𝑥 2 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 3 < 𝑥 ≤ 5

Gambar 10. 𝑦 = ℎ(𝑥)


Fungsi ini juga memenuhi 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25, karena 𝑥 2 + [ℎ(𝑥)2 ]= 25, tapi tidak
kontinu di x = 3, sehingga tentu saja tidak mempunyai turunan disana (lihat gambar 3).
Lebih Banyak Contoh : Dalam contoh-contoh berikut, kita anggap bahwa persamaan
yang diberikan menentukan satu atau lebih fungsi-fungsi terdiferensialkan yang
turunan-turunannya dapat dicari dengan menetapkan pendiferensialan implisit.
Contoh 2. Cari dy/dx jika 4𝑥 2 + 9𝑦 2 = 36
Penyelesain :
𝑑 𝑑
(4𝑥 2 + 9𝑦 2 ) = (36)
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦
8𝑥 + 18𝑦 =0
𝑑𝑥
𝑑𝑦 8𝑥
=
𝑑𝑥 18𝑦
Contoh 3. Cari 𝐷𝑥 𝑦 dari 𝑥 3 − 3𝑥 2 𝑦 + 19𝑦 = 0
Penyelesaian :
Dx(𝑥 3 − 3𝑥 2 𝑦 + 19𝑦) = 𝐷𝑥(0)
3𝑥 2 − 3𝑥 2 𝐷𝑥 𝑦 + 𝑦(6𝑥) + 19𝐷𝑥 𝑦 = 0
𝐷𝑥 𝑦 = 3𝑥 2 + 19 = −3𝑥 2 + 6𝑥𝑦
−3𝑥 2 + 6𝑥𝑦
𝐷𝑥 𝑦 =
−3𝑥 2 + 19

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 108


Contoh 4: Cari persamaan garis singgung pada kurva
𝑥 3 𝑦 + 𝑦 3 𝑥 = 10 𝑑𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘(1,2)
Penyelesaian : Untuk menyederhanakan, kita gunakan cara y’ untuk dy/dx. Bilamana
kita mendiferensialkan kedua ruas dan menyamakan hasilnya, kita peroleh
3𝑥 2 𝑦 + 𝑥 3 𝑦 ′ + 𝑦 3 + 3𝑦 2 . 𝑦 ′ 𝑥 = 0
𝑦 ′ (𝑥 3 + 3𝑦 2 ) = 3𝑥 2 𝑦 + 𝑦 3
3𝑥 2 𝑦 + 𝑦 3
𝑦′ =
𝑥 3 + 3𝑦 2
14
Persamaan garis singgung di titik (1, 2), adalah y’ = . Sehingga persamaan garis
13

singgung adalah :
14
𝑦−2= (𝑥 − 1)
13

Aturan Pangkat Lagi. Kita telah mempelajari bahwa Dx(𝑥 𝑛 ) = n𝑥 𝑛−1 , dimana n
adalah sebarang bilangan bulat. sekarang ini kita perluas pada kasus dimana n adalah
bilangan rasional sembarang.

Teorema Aturan Pangkat


Andaikan r bilangan rasional sembarang. Maka, untuk 𝑥 > 0
Dx(xr) = r𝑥 𝑟−1
Jika r dapat ditulis dalam pernyataan r = p/q, dimana q ganjil maka Dx(xr) = r𝑥 𝑟−1 untuk
semua x.
Bukti. Karena r rasional, maka r dapat dituliskan sebagai p/q, dimana p dan q adalah
bilangan-bilangan bulat dengan 𝑞 > 0. Andaikan
y = xr = 𝑥 𝑝/𝑞
maka
𝑦𝑞 = 𝑥𝑝
Dan, dengan pendiferensialan implisit,
𝑞𝑦 𝑞−1 𝐷𝑥 𝑦 = 𝑝𝑥 𝑝−1
jadi,
𝑝𝑥 𝑝−1 𝑝 𝑥 𝑝−1 𝑝 𝑥 𝑝−1
𝐷𝑥 𝑦 = = =
𝑞𝑦 𝑞−1 𝑞 (𝑥 𝑝/𝑞 )𝑞−1 𝑞 𝑥 𝑝−𝑝/𝑞
𝑝
𝑝 𝑝 −1
=𝑞 𝑥 𝑝−1−𝑝+𝑝/𝑞 = 𝑞 𝑥 𝑞 = 𝑟𝑥 𝑟−1

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 109


Kita telah memperoleh hasil yang dikehendaki, tetapi- secarajujur – kita harus
menunjukkan kekurangan dalam argumantasi kita. Dalam langkah pendeferensialan
implisit, kita anggap bahwa 𝐷𝑥 𝑦 ada yaitu, bahwa y = 𝑥 𝑝/𝑞 terdiferensialkan.

Contoh 5. Cari 𝐷𝑥 𝑦 jika 𝑦 = 3𝑥 5/3 + √𝑥


Penyelesaian : Pertama kita tulis
𝐷𝑥 𝑦 = 3D𝑥 (𝑥 5/3 + 𝐷𝑥 (𝑥1/2 )
Kemudian, dengan menggunakan teorema yang baru saja dibuktikan. Maka diperoleh
5 1
𝐷𝑥 𝑦 = 3 3 𝑥 2/3 + 2 𝑥 −1/2

4
Contoh 6. Jika 𝑦 = √2𝑡 + 1 Cari dy/dt.
Penyelesain : Pikirkan ini sebagai
𝑦 = 𝑢1/4 dan u = 2x+1
dan terapkan aturan rantai
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢
=
𝑑𝑡 𝑑𝑢 𝑑𝑥
3
1
= ( 𝑢−4 ) (2)
4
1
= 4 (2𝑥 + 1)−3/4(2)

Latihan Soal :
Untuk soal 1-29, dapatkan dy / dx dengan diferensiasi implisit.
1. x2 + y2 = 100 2. x4 – y3 = 6xy 3. x2y + 3xy3 – x = 3
1 1 x y
4. x3y2 – 5x2y + x = 1 5.  1 6. x2 =
y x x y

7. x+ y=8 8. xy + 1 = y 9. (x2 + 3y2)35 = x


10. xy2/3yx2/3 = x2 11. 3xy = (x3 + y2)3/2 12. cos xy = y
cot y
13. sin (x2y2) = x 14. x2 = 15. tan3 (xy2 + y) = x
1  csc y

xy3
16. = 1 + y4 17. 1  sin 3 ( xy2 )  y
1  sec y

Untuk soal 18 - 23, gunakan diferensiasi implisit untuk mendapatkan kemiringan garis
singgung kurva yang diberikan di titik yang ditentukan.
19. x2y – 5xy2 + 6 = 0; (3,1) 20. x3y + y3x = 10; (1,2)

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 110


21. sin xy = y; (/2,1) 22. x2/3 – y2/3 – y = 1; (1,1)

23. 3  tan xy - 2 = 0; (/12,3)


Untuk soal 24-45, dapatkan d2y / dx2 dengan diferensiasi implisit.
24. 3x2 – 4y2 = 7 25. x3 + y3 = 1 26. x3y3 – 4 = 0
27. 2xy – y2 = 3 28. y + sin y = x 29. x cos y = y

5.8. Diferensial dan Hampiran


Andaikan f adalah fungsi yang terdiferensiasi. Untuk memotifasi definisi kita,
andaikan P(x0, y0) sebagai titik tetap pada grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥), seperti yang diperlihatkan
dalam Gambar 11. Karena f terdiferensiasi,
𝑓(𝑥0 + ∆𝑥) − 𝑓(𝑥0 )
lim = 𝑓′(𝑥0 )
∆𝑥→0 ∆𝑥
𝑓(𝑥0 +∆𝑥)−𝑓(𝑥0 )
Jadi jika ∆𝑥 demikian kecil, hasil bagi akan mendekati 𝑓′(𝑥0 ),
∆𝑥

sehingga 𝑓(𝑥0 + ∆𝑥) − 𝑓(𝑥0 ) ≈ ∆𝑥𝑓′(𝑥0 )

Garis singgung

Gambar 11.
Sisi kiri dari ungkapan ini disebut ∆𝑦, ini disebut peubah aktual dalam y saat x
berubah dari 𝑥0 sampai 𝑥0 + ∆𝑥. Sisi kanan disebut dy, dan berperan sebagai sebuah
hampiran dari ∆𝑦. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 12, kuantitas dy sama dengan
perubahan garis singgung kurva di P sewaktu x berubah dari 𝑥0 ke 𝑥0 + ∆𝑥. Ketika ∆𝑥
begitu kecil, kita berharap dy merupakan hampiran yang baik terhadap ∆𝑦, dan hanya
berupa konstanta kali ∆𝑥, biasnya lebih muda untuk dihitung.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 111


Gambar 12
Definisi : Diferensial
Andaikan 𝑦 = 𝑓(𝑥) adalah fungsi yang terdiferensiasi dari peubah bebas x.
∆𝑥 adalah kenaikan sebarang dari peubah bebas x, dx disebut diferensiasi peubah
bebas x, sama dengan ∆𝑥. ∆𝑦 adalah perubahan actual dalam peubah y sewaktu x
berubah dari 𝑥0 ke 𝑥0 + ∆𝑥 ; yaitu ∆𝑦 = 𝑓(𝑥 + ∆𝑥) − 𝑓(𝑥).
dy disebut diferensiasi peubah tak bebas y, yang didefinisikan oleh 𝑑𝑦 = 𝑓 ′ (𝑥)𝑑𝑥.

Contoh 1 : Carilah dy jika


a. 𝑦 = 𝑥 3 − 3𝑥 + 1 c. 𝑦 = √𝑥 2 + 3𝑥
b. 𝑦 = sin(𝑥 4 − 3 𝑥 2 + 11)
Penyelesaiaan : Jika kita mengetahui bagaimana menghitung turunan, maka diketahui
bagaimana menghitung diferensial. Kita cukup menghitung turunan dan mengalikannya
dengan dx.
a. 𝑑𝑦 = (3𝑥 2 − 3)𝑑𝑥
1
1 2𝑥+3
b. 𝑑𝑦 = 2 (𝑥 2 + 3𝑥)−2 (2𝑥 + 3)𝑑𝑥 = 𝑑𝑥
2√𝑥 2 +3𝑥

c. 𝑑𝑦 = cos(𝑥 4 − 3𝑥 2 + 11) (4𝑥 3 − 6𝑥)𝑑𝑥


Hampiran diferensial akan memainkan beberapa peran penting, tetapi untuk
sementara yang ditunjukkan adalah :
Anadaikan 𝑦 = 𝑓(𝑥) seperti diperlihatkan pada gambar 3, jika x diberikan suatu
pertambahan ∆𝑥, maka y menerima tambahan yang berpadaman ∆𝑦, yang dapat
dihampiri dengan dy. Jadi 𝑓(𝑥 + ∆𝑥) dihampiri dengan :
𝑓(𝑥 + ∆𝑥) ≈ 𝑓(𝑥) + 𝑑𝑦 = 𝑓(𝑥) + 𝑓′(𝑥)∆𝑥

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 112


Aturan Turunan Aturan Diferensial
1. 𝑑𝑘 1. 𝑑𝑘 = 0
=0
𝑑𝑥
2 𝑑(𝑘𝑢) 𝑑𝑢 2 𝑑(𝑘𝑢) = 𝑘𝑑𝑢
=𝑘
𝑑𝑥 𝑑𝑥
3 𝑑(𝑢 + 𝑣) 𝑑𝑢 𝑑𝑣 3 𝑑(𝑢 + 𝑣) = 𝑑𝑢 + 𝑑𝑣
= +
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
4 𝑑(𝑢𝑣) 𝑑𝑢 𝑑𝑣 4 𝑑(𝑢𝑣) = 𝑣𝑑𝑢 + 𝑢𝑑𝑣
=𝑣 +𝑢
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
5 𝑑𝑢 𝑑𝑣 5 𝑢 𝑣𝑑𝑢 − 𝑢𝑑𝑣
𝑑(𝑢/𝑣) 𝑣 (𝑑𝑥 ) − 𝑢 (𝑑𝑥 ) 𝑑( ) =
= 𝑣 𝑣2
𝑑𝑥 𝑣2
6 𝑑(𝑢𝑛 ) 𝑑𝑢 6 𝑑(𝑢𝑛 ) = 𝑛𝑢𝑛−1 𝑑𝑢
= 𝑛𝑢𝑛−1
𝑑𝑥 𝑑𝑥

Ini adalah dasar untuk semua solusi contoh berikut.

Gambar 13.

Contoh 2. Andaikan anda memerlukan hampiran yang baik terhadap √4,6 dan √8,2,
tetapi kalkulator anda mati. Apa yang mungkin anda kerjakan?
Penyelesaian : Pandang grafik dari 𝑦 = √𝑥 yang dinyatakan dalam gambar 4. Jika x
berubah dari 4 ke 4,6 maka √𝑥 berubah dari √4 = 2 ke (secara hampiran) √4 + 𝑑𝑦.
1 1
Sekarang 𝑑𝑦 = 2 𝑥 −1/2 𝑑𝑥 = 2 𝑑𝑥
√𝑥

dimana pada x = 4 dx = 0,6; bernilai


1 0,6
𝑑𝑦 = (0,6) = = 0,15
2√4 4
Jadi
√4,6 ≈ √4 + 𝑑𝑦 = 2 + 0,15 = 2,15

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 113


serupa dengan itu, di x = 9 dan dx = -0,8;
1 −0,8
𝑑𝑦 = (−0,8) = ≈ −0,133
2√9 6
karena itu
√8,2 ≈ √9 + 𝑑𝑦 ≈ 3 − 0,133 = 2,867

Gambar 14.

Perhatikan bahwa dx dan dy keduanya negative dalam kasusu ini.


Nilai-nilai hampiran 2,15 dan 2,867 boleh dibandingkan dengan nilai-nilai sejati.
Latihan Soal :
Dalam soal 1- 5 carilah dy dari
1. 𝑦 = (2𝑥 + 3)−4
2. 𝑦 = (sin 𝑥 + cos 𝑥)3
3. 𝑦 = (tan 𝑥 + 1)3
2
4. 𝑦 = (𝑥10 + √sin 2𝑥)
5. 𝑦 = (7𝑥 2 + 3𝑥 − 1)−3/2
6. Andaikan 𝑦 = 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 . Carilah nilai dy dalam tiap kasus berikut
a. x = 0,5; dx = 1 b. x = - 1; dx = 0,75

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 114


DAFTAR PUSTAKA

1. Bagio, T.H. 2010, Handout Matematika Dasar. Universitas Narotama. Surabaya


Indonesia.

2. Johan, W dan Budhi, W.S. 2007, Diktat Matematika 1. Institut Teknologi Bandung,
Indonesia

3. Martono Koko. 1999, Matematika. Erlangga. Bandung Indonesia.

4. Purcel, dkk. 2003, Matematika, Jilid 1, Edisi Delapan.Erlangga. Bandung


Indonesia.

5. Stewart James. 1998, Matematika, Jilid 1. Erlangga. Bandung Indonesia.

Matematika Ekonomi | PS Matematika FMIPA Universitas Tadulako Palu 115

Anda mungkin juga menyukai