Anda di halaman 1dari 5

Bab I

Sistem Bilangan Real

1.1 Pengertian Sistem Bilangan Riil

Sistem bilangan real adalah gabungan dari bilangan rasional (Q), bilangan bulat ( Z), dan
bilangan asli (N) . Bilangan-bilangan asli (N) yakni : 1,2,3,4,5,6,… . Jika bilangan bilangan asli
tersebut digabungkan dengan negative dan nol, maka diperoleh bilangan- bilangan bulat (Z) yaitu
: …,-3,-2,-1,0,1,2,3, . . .. Selain bilangan tersebut, ada bilangan yang sangat diperlukan untuk
beberapa pengukuran besaran seperti pengukuran berat atau tegangan listrik dan lain sebagainya
yaitu yang disebut sebagai bilangan bulat. Bilangan bulat memberikan ketelitian yang cukup baik.
1 −3 11 10 −13
Sehingga hasil bilangan ( rasio) dari bilangan – bilangan bulat seperti 3 , 5 ,−4 , , dan sangat
2 1
𝑝
diperlukan. Semua bilangan dapat ditulis dalam bentuk 𝑞 , dimana p dan q adalah bilangan bulat
𝑝
dengan q ≠ 0, bilangan berbentuk 𝑞 disebut bilangan rasional (Q).

Bilangan–bilangan rasional ternyata tidak dapat mengukur semua besaran. Fakta ini
ditemukan oleh orang yunani beberapa abad sebelum masehi. Meskipun √ 2 merupakan panjang
sisi miring sebuah segitiga siku-siku dengan sisi-sisi 1 , bilangan ini tidak dapat dituliskan sebagai
suatu hasil bagi dari dua bilangan bulat. Karena itulah √ 2 disebut bilangan irrasional. Demikian
√ 3 , √ 5 , π dan sekelompok bilangan lain. Jika kita kumpulkan semua bilangan rasional dan
bilangan irrasional bersama –sama dengan negatifnya dan nol, maka akan diperoleh bilangan –
bilangan riil atau real (R) .
Bilangan –bilangan riil dapat digunakan sebagai label untuk titik – titik sepanjang sebuah
garis mendatar. Bilangan riil mengukur jarak dari kanan ke kiri maupun dari kiri ke kanan dari
suatu titik tetap yang disebut titik asal dan diberi label 0. Setiap titik mempunyai menyatakan
sebuah bilangan riil. Bilangan ini disebut sebagai koordinat titik dan garis koordinat yang
dihasilkan disebut sebagai garis riil. Garis bilangan riil yang dimaksud dapat dilihat pada gambar
1.1.
Gb.1.1. Garis Bilangan Real

Perhatikan bahwa tidak diperoleh hasil dari akar kuadrat suatu bilangan riil yang negatif,
misal √-2. Bilangan – bilangan yang merupakan akar kuadrat dari suatu bilangan negatif disebut
sebagai bilangan Imajiner ( bilangan khayal). Bilangan imajiner diberi lambang i dan
didefinisikan sebagai √−1 . Contoh : √−4 =2i, √−9 =3i, √−8 =2 2√2𝑖 , dan seterusnya.
Jika bilangan riil dan bilangan imajiner digabungkan, maka diperoleh bilangan kompleks
(C) yaitu bilangan yang berbetuk a + b i , dimana a dan b adalah bilangan –bilangan riil. Untuk
melihat hubungan antara himpunan bilangan –bilangan tersebut di atas disajikan dalam bentuk
diagram venn pada gambar 1.2 dengan himpunan semestanya adalah himpunan bilangan
kompleks .

R QQ Z N

Gambar 1.2 . Diagran Venn Hubungan antara Himpunan


1.2 Operasi Aljabar Bilangan Riil

Operasi aljabar terhadap dua bilangan riil yaitu operasi penjumlahan dan perkalian ,maka
kedua operasi bilangan tersebut harus memenuhi sifat – sifat seperti berikut ini :

1. Hukum Komutatif yaitu :


a. x + y = y + x
b. x.y = y. x
2. Hukum Asosiatif yaitu :
a. x + ( y + z ) = ( x + y ) + z
b. x ( yz ) = ( xy ) z
3. Hukum Distributif yaitu : x (y + z ) = xy + xz
4. Elemen Identitas ;
a. Elemen identitas penjumlahan yaitu 0 yang memenuhi x + 0 = x
b. Elemen identitas perkalian yaitu 1 yang memenuhi x . 1 =1
5. Invers (balikan), yaitu:
a. Invers penjumlahan. Setiap bilangan x mempunyai invers penjumlahan yaitu –x
yang memenuhi x + (-x) = 0
b. Invers perkalian. Setiap bilangan x , kecuali 0 mempunyai invers perkalian yaitu
x-1 yang memenuhi x . x-1 = 1.

Sedangkan untuk operasi pengurangan dan pembagian didefinisikan sebagai berikut :


a. Pengurangan : x – y = x + (-) y
x 1
b. Perkalian: = x.
y y

1.3. Urutan Bilangan Real

Himpunan bilangan real dapat dipisahkan menjadi dua himpunan ( tidak termasuk bilangan
nol) yaitu himpunan bilangan real positif dan himpunan bilangan real negatif, sehingga
menyebabkan adanya hubungan atau relasi urutan “< “ (dibaca “ kurang dari “ atau “ kecil dari”)
yaitu sebagai berikut : x< y ⇔ y > x ( positif ).
Adapun sifat – sifat pada relasi urutan bilangan real adalah sebagai berikut : Jika x dan y
adalah bilangan-bilangan , maka pasti satu diantara yang berikut ini berlaku:
1. x = y atau x < y atau x > y ( Trikotomi)
2. x < y dan y < z ⇒ x < z. (Transitif)
3. x < y ⇔ x + z < y + z. (Penjumlahan dengan suatu bilangan z)
4. Jika z positif , x < y ⇔ xz < yz (tanda relasi tidak berubah) , sedangkan jika z
negatif. x < y ⇔ xz > yz ( tanda relasi berubah)

Sifat –sifat relasi urutan di atas berlaku juga terhadap lambang –lambang <, >, ≤ 𝑑𝑎𝑛 ≥.

Latihan 1.1
1. Hitunglah :
a. 7 - 4(5-9) + 12 ( 6 +2)
b. 8 x 4 – 9 + 2 x10
1 3
c. [4 ( 7– 6) + ( 2 - 4 ) + 4]
4
1 1 1 1 2
d. [ (4 – 3) + 3]
6 3

e. (√3 - √2) (√2 +√3)

f. (√3 + 1)2
2. Sederhanakanlah bentuk – bentuk berikut :
a. ( x -2)( x+3)
1
b. (𝑥 + 𝑥 2 ) 𝑥 −2

c. x(3x2 + 5)
𝑥2− 9
d. 𝑥+3
𝑥3− 8
e. 3𝑥+6
𝑥− 𝑥 2
f. 𝑥 3 − 2𝑥 2 + 𝑥

3. Berapakah nilai masing – masing bilangan berikut dan lihat apakah terdefinisi atau tidak?
a. 0.0
0
b. 5

c. 50
0
d. 0
5
e. 0

f. 05
4. Bilangan prima adalah bilangan asli ( bilangan bulat positif ) yang hanya mempunyai dua
bilangan asli pembagi yaitu bilangan itu sendiri dan 1. Tuliskan masing masing bilangan
berikut sebagai suatu hasil kali bilangan prima dan sebutkan apakah bilangan berikut
termasuk bilangan prima atau bukan.
a. 240
b. 310
c. 551
d. 119
e. 1003
f. 5400
**************

Anda mungkin juga menyukai