Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 7

SUCI ASFITRIANI
HAGI HANDINI
MUHAMMAD ROHIM
MODUL 8
BILANGAN RASIONAL DAN
BILANGAN IRASIONAL
SERTA CARA MENGERJAKANNYA
KB. 1 Bilangan Rasional dan sifat-sifatnya
A. Pengertian bilangan Rasional
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dengan perbandingan (rasio)
a , yang mana a adalah bilangan bulat, b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0
b

Selanjutnya, dari bilangan a , a disebut pembilangan (numerator) atau pengatas dan b disebut
b
(denumerator) atau pembawah.

a disebut hasil bagi a : b.


b

Contoh :

12 : 3 mempunyai hasil bagi bilangan rasional 12


3
12 = 3.4 maka 12 = 4
3
Dengan jalan yang sama, dapat ditentukan bahwa

6 = 3 sebab 6 = 2.3
2

10 = 2 sebab 10 = 5.2
5

20 = 5 sebab 20 = 4.5
4
bilangan-bilangan rasional 4, 3, 2 dan 5 merupakan bilangan-bilangan bulat sehingga disebut bilangan-bilangan
rasional bulat.
B. Kesamaan Bilangan Rasional
Bilangan-bilangan rasional a dan c adalah sama, ditulis a = c jika dan hanya jika ad = bc
b d b d
Contoh :

1. 3 = 9 sebab 3.12 = 4.9 =36


4 12

Relasi sama dengan (=) pada himpunan bilangan rasional adalah bersifat refleksif. Dapat dibuktikan bahwa
untuk sebarang a Є Q berlaku a = a
b b b
a dan b adalah bilangan-bilangan bulat maka berlaku sifat komutatif perkalian, yaitu ab = ba.
ab= ba maka jelas bahwa a = a . Jadi, relasi sama dengan bersifat reflektif.
b b
C. Sifat-sifat Bilangan Rasional
Definisi bilangan rasional dan ekuivalensi bilangan rasional yang unsur-unsurnya adalah bilangan-bilangan
rasional yang sama meskipun masing-masing hubungannya berbeda. Secara nyata akan ditunjukkan bahwa jika
c ≠ 0, maka a = ac , artinya a dan ac ada didalam satu kelas ekuivalen bilangan rasional yang lambangnya a .
b bc b bc b

Jika a, b, c, Є I, b ≠ 0 dan c ≠ 0, maka a = ac


b bc

Dibuktikan bahwa a = ac , berarti harus dibuktikan bahwa a (bc) = b (ac).


b bc
a(bc) = (bc)a (sifat komunitatif)
a(bc) = b(ca) (sifat asosiatif)
a(bc) = b(ac) (sifat asosiatif)
Contoh :
1. Ambil bilangan rasional 3 dan bilangan bulat 5 maka dapat ditentukan bahwa :
4
3 = 3.5 = 15 ( Perhatikan bahwa 3.20 = 4.15 = 60)
4 4.5 20
D. Penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional
penjumlahan bilangan rasional perlu memperhatikan berbagai keadaan penyebutnya masing-masing, yaitu
penyebutnya sama ataukah penyebut berbeda. Ada prinsip dasar yang digunakan dalam penjumlahan bilangan
rasional.
Jumlah 3 + 2 = 17
4 3 12
3 = 3.3 = 9 3 = 9 2= 8
4 4.3 12 4 12 8 12
2 = 2.4 = 8
3 3.4 12
3 + 2 = 9 + 8 = 17 = 3.3 + 2.4
4 3 12 12 12 4.3 0 9 1 9 2
12 12
E. Perkalian dan Pembagian Bilangan Rasional
1. Perkalian : 3 . 4
1 1
3 = 3 dan 4 = 4, serta 3 x 4 = 12 maka 3 . 4 = 12 berarti juga 3 . 4 = 12, = 12 = 3 x 4 = 3 . 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1.1

2. Pembagian : 3 : 5 = 21 sebab 5 x 21 = 105 = 3.35 = 3


4 7 20 7 20 140 4.35 4

F. Sifat-sifat Operasi Bilangan Rasional


2. Sifat Ketertutupan (closure Property)
Jika p dan r dan adalah sebarang unsur Q maka p + r Є Q dan p x r Є Q
q s q s q s

2. Sifat Komutatif (Commutative property)


Jika p dan r adalah sebarang unsur Q maka p + r = r + p dan p x r = r x p
q s s q q s s q
3. Sifat Asosiatif (Associative property)
jika p , r dan t adalah sebarang unsur Q maka p + [ r x t ] = [ p + r ] + t dan p [ r x t ]= [ p . r ] . t
q s u q s u q s u q s u q s u
4. Sifat Identitas (Identity Property)
Untuk sebarang p Є Q ada suatu 0 Є Q dan 1 Є Q yang masing-masing adalah tunggal sehingga :
P + 0 =0 +P =P
q q q 0 disebut elemen atau unsur indentitas penjumlahan

P . 1 = 1. P = P 1 disebut elemen atau unsur identitas perkalian.


q q q
5. Sifat Inverse ( Inverse Property)
Untuk seberang p Є Q ada x Є Q dan y Є Q yang masing-masing adalah tunggal sehingga :
P+x=x+P=0
q q

P xy =yxP =1
q q

x disebut inverse penjumlahan (lawan) dari P , ditulis dengan x = - P


q q
y disebut inverse perkalian (kebalikan) dari P , ditulis dengan y = 1 = q
q p/q p

6. Sifat Distributir perkalian terhadap penjumlahan


Jika p , r dan t adalah sebarang unsur Q maka p . [ r + t ] = p . r + p . t
q s u q s u q s q u

Contoh :
Jika 2 + 6 = 6 + x, maka x = 2
3 7 7 3
G. Bilangan Rasional Desimal
Ada banyak lambang bilangan yang dapat digunakan untuk memberi nama bilangan, tetapi setiap lambang
hanya mewakili sebuah bilangan. Lambang bilangan yang banyak digunakan sampai sekarang adalah Lambang
Romawi dan lambang Hindu Arab. Lambang Romawi tidak menganut nilai tempat, sedangkan lambang Hindu-
Arab menganut nilai tempat artinya nilai bilangan yang lambangnya sama adalah berbeda karena perbedaan
tempt (posisi) didalam lambang bilangannya.
Bilangan 22222 mempunyai lima lambang dua yang nilainya berbeda satu dengan yang lain.
Tempat ke-1, 2 bernilai 20000 = 2 x 10 4
Tempat ke-2, 2 bernilai 2000 = 2 x 10 3
Tempat ke-3, 2 bernilai 200 = 2 x 10 2
Tempat ke-4, 2 bernilai 20 = 2 x 10 1
Tempat ke-5, 2 bernilai 2 = 2 x 10 0
Lambang bilangan Hindu-Arab yang menggunakan nilai tempat ini menggunakan perpangkatan bulat dari
sepuluh untuk setiap posisi atau tempat sehingga disebut desimal.
Simon Stevin (Belanda) pada abad 16 memperkenalkan cara menuliskan pecahan dalam bentuk desimal sebagaiberikut:
1. Tanda koma diletakkan setelah angka satuan.
2. Satu angka bilangan setelah koma menyatakan per sepuluhan.
3. Setiap satu angka bilangan berikutnya, secara berturut-turut menyatakan per seratusan, per seribuan, dan seterusnya.
4. Bilangan-bilangan rasional dengan penyebut 10 mempunyai satu tempat desimal, penyebut 100 mempunyai dua tempat
desimal, penyebut 100 mempunyai tiga tempat desimal, dan seterusnya.
Cara Simon Stevin untuk menuliskan bilangan rasional pecahan dinamakan notasi desimal yang diperluas.
Contoh :
a. Bilangan-bilangan rasional per sepuluhan mempunyai satu angka desimal setelah koma.
3 = 0,3 ; 28 = 2 8 = 2,8 ; 127 = 12 7 = 12,7
10 10 10

b. Bilangan-bilangan rasional per seratusan mempunyai dua angka desimal setelah koma.
35 = 0,35 123 = 1 23 = 1,23 5678 = 56 78 = 56,78
100 100 100 100 100
c. Bilangan-bilangan desimal dapat ditulis menjadi bilangan rasional pecahan dengan penyebut yang sesuai dengan banyaknya
angka desimal setelah koma.
0,2 = 2 ; 40 = 40 ; 1,135 = 1135 ;
10 100 100
• Kb. 2. Bilangan Irasional dan sifat-sifatnya.

Bilangan Irasional adalah bilangan riil yang tidak bisa dinyatakan atau berubah bentuk menjadi pecahan biasa,
pecahan campuran, dan pecahan desimal terbatas.
Berbanding terbalik dengan bilangan rasional yang justru dapat dinyatakan dan diubah menjadi pecahan biasa,
pecahan campuran, dan desimal terbatas. Dengan kata lain, bilangan riil yang bukan bilangan rasional disebut
bilangan irasional.Jadi, bilangan irasional merupakan bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai pecahan
sederhana a/b maupun dalam bentuk rasio.
Sifat-sifat Bilangan Irasional
Sifat-sifat bilangan irasional dapat membantu kita menemukan bilangan irasional dari sekumpulan bilangan riil.
Dibawah ini adalah beberapa sifat bilangan irasonal
1. Bilangan irasional terdiri dari desimal tak berujung dan tak berulang
2. Bila suatu bilangan irasional dan bilangan rasional dijumlahkan, maka hasil atau penjumlahannya adalah
bilangan irasional saja.Untuk bilangan irasional x, dan bilangan rasional y, hasilnya, x+y = bilangan irasional.
3. Bila sembarang bilangan irasional dikalikan dengan bilangan rasional yang bukan nol, hasilnya adalah bilangan
irasional. Untuk bilangan irasional x dan bilangan rasional y, hasil kali mereka xy = irasional.Untuk dua bilangan
irasional apapun, kelipatan persekutuan terkecil (KPK) mereka mungkin ada atau tidak ada.
4. Penambahan , pengurangan , perkalian , dan pembagian dua bilangan irasional mungkin atau mungkin bukan
bilangan rasional.
Contoh Bilangan Irasional :
perhatikan contoh berikut :

1.
2.
3.
4.
5. 3
6.

Buktikan
Bukti :
misalkan
2
a=b 2 Adalah bilangan genap sebab mempunyai 2 factor

adan adalah bilangan genap maka adalah bilangan genap. adalah genap maka sesuai hasil contoh butir 1(c), a adalah bilangan genap.
Misalkan :
a = 2c
=4
=2
= 4 dan =2 maka : 2 = 4 dan = 2
2 adalah bilangan genap, berarti juga bilangan genap, akibatnya b bilangan genap ( mengapa?)
a adalah bilangan genap dan b adalah bilangan genap berarti a dan b mempunyai factor persekutuan 2, dengan kata lain bukan
pecahan sederhana. Diketahui adalah pecahan sederhana maka dapat ditentukan bahwa terjadi kontradiksi. Jadi

Selanjutnya, dengan menggunakan penggaris dan atau jangka, kombinasi darinpenjumlahan ukuran Panjang dapat dilakukan.
Misalnya

3 + satuan

( + )
Contoh 8.18 pada modul hal. 8.42
a. mencari nilai pendekatan
(1,4)²= 1,96 maka 1,4 dapat dipilih sebagai nilai hampiran. Kemudian, 2 (bilangan yang diakar ), dibagi dengan
1,4 :
2:1.4,= 1,4268
selanjutnya mencari nilai rata-rata :

= 1,4143

nilai pendekatan pertama adalah 1,4143.


untuk mendapatkan nilai pendekatan yang lebih baik, gunakan 1,4143 sebagai nilai hampiran 2:1,4143 = 1,4141

= 1,4142
jadi, 1,4142 adalah nilai pendekatan sampai dengan 3 tempat decimal
KB.3. Mengerjakan Bilangan Rasional dan Irasional di SD
A. Memperkenalkan Pecahan
Bilangan rasional pecahan pada dasrnya menyatakan sejumlah bagian dari beberapa bagian yang sama.
Untuk pelaksanaan kegiatan belajar sehingga siswa belajar dengan aktif dan memahami kita dapat memilih daerah-
daerah bangun geometris tertentu yang dapat dilipat-lipat atau dipotong-potong menjadi beberapa bagaian yang sama
atau menggunakan sejumlah benda seperti kelerang, manik-manik dan mata uang yang dianggap benar-benar sama.
Memperkealkan pecahan-pecahan , , dapat menggunakan daerah-daerah bangun geometri yang bisa dilipat atau
dipotong seperti berikut ini :

Cara lain yang dapat digunakan adlah memanfaatkan butir-butir atau benda yang sama, seperti :
1 kelereng dari 2 kelereng yang sama menyatakan
1 pensil dari 3 pensil yang sama menyatakan
B. PECAHAN CAMPURAN
Pecahan campuran dapat ditunjukkan dengan memilih salah satu potongan sebagai satuan.
Contoh :
a. Jika f digunakan sebagai ukuran satuan maka nilai potongan adalah sebagai berikut :
u= f == 1
a= g == 1
b= h == 1
c= i == 1
d= j == 1
e= k == 1
Untuk pecahan yang pembilangnya bukan 1, dapat diajarkan dengan cara berikut :
e dari e = a
a a a
a a dari e = 2a
C. PECAHAN SAMA
Nama – nama lain dari pecahan adalah , , , , , merupakan pecahan – pecahan yang memiliki nilai yang
sama dan disebut dengan pecahan-pecahan ekuivalen.

dari g = u dari g = 4u
g
dari g = a dari g = 4u
c c dari g = c dari g = 4u
karena c= 2a = 4u maka ,, dan menyatakan
a a a a panjang sama sehingga dikatakan : = =
u u u u u u u u
D. MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN PECAHAN
Salah satu Cara yang dapat digunakan dalam menjumlahkan pecahan dengan menggunakan Kelipatan
Persekutuan terkecil (KPK) dari penyebut, seperti cara berikut
a a a 2
b b 3
e 6 (KPK)

+ =
Pengurangan dilakukan serupa dengan penjumlahan. Misalkan jika ingin mencari dikurangi maka yang perlu
dilakukan adalah mencari KPK dari 4 dan 3
E. MENGALIKAN DAN MEMBAGIKAN PECAHAN
Untuk mengalikan dua pecahan dapatmenggunakan benda-benda manipulatif yang tersedia,
yaitu dengan langkah-langkah berikut :
1. Menentukan perkalian pemilang
2. Menentukan perkalian penyebut
3. Membandingkan perkalian pembilang dan perkalian penyebut
4. Menentukan hasil perkalian
F. MENGAJARKAN BILANGAN IRASIONAL
Bilangan irasioal dinyatakan sebagai bilangan r sehingga r x r = 2. Dalam hal ini siswa diminta
mencoba-coba menemukannilai r sehingga r x r = 2. Proses mencari nilai pendekatan bilangan akar yang
irasional, dapat dikerjakan terus menerus sampai berapun nilai desimal yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai