Anda di halaman 1dari 10

BAB 1 BILANGAN BULAT

Bilangan bulat terdiri dari himpunan bilangan bulat negatif {…,-3,-2,-1}, nol {0}, dan bilangan
bulat positif {1,2,3,..}
1. Penjumlahan dan sifat-sifat nya pada bilangan bulat.
Rumus penting : Contoh : 7 + (-10) = 7 - 10 = -3
a. Sifat tertutup
Untuk setiap bilangan bulat a dan b, berlaku a + b = c dengan c juga bilangan
bulat.
b. Sifat komutatif
Untuk setiap bilangan bulat a dan b, selalu berlaku a + b = b + a.
c. Sifat asosiatif
Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c selalu berlaku (a + b) + c = a + (b + c).
d. Mempunyai unsur identitas
Untuk sebarang bilangan bulat a, selalu berlaku a + 0 = 0 + a. Bilangan nol (0)
merupakan unsur identitas pada penjumlahan.
e. Mempunyai invers
Untuk setiap bilangan bulat a, selalu berlaku a + (–a) = (–a) + a = 0. Invers dari a
adalah –a, sedangkan invers dari –a adalah a.
2. Pengurangan dan sifat-sifatnya pada bilangan bulat.
Pengurangan merupakan lawan (invers) dari penjumlahan. Untuk setiap bilangan bulat a
dan b , maka berlaku a – b = a + (–b).
a. Sifat tertutup.
Untuk setiap bilangan bulat a dan b, berlaku a - b = c dengan c juga bilangan bulat
3. Perkalian dan sifat-sifatnya .
Jika n adalah sebarang bilangan bulat positif maka

Pada operasi perkalian bilangan bulat berlaku prinsip sebagai berikut:


Sifat-sifat perkalian pada bilanagn bulat.
a. Sifat tertutup
Untuk setiap bilangan bulat d dan e, berlaku d x e = f, dengan f juga bilangan
bulat.
b. Sifat komutatif:
Untuk setiap bilangan bulat d dan e, berlaku d x e = e x d.
c. Sifat asosiatif
Untuk setiap bilangan bulat d,e dan f , berlaku (d x e) x f = d x (e x f)
d. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan
Untuk setiap bilangan bulat d,e dan f selalu berlaku d x (e + f) = (d x e) + (d x f)
e. Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan
Untuk setiap bilangan bulat d,e dan f selalu berlaku d x (e - f) = (d x e) - (d x f)
f. Memiliki elemen identitas, elemen identitas pada perkalian adalah 1, sehingga
untuk setiap bilangan bulat d berlaku d x 1 = 1 x d = d
4. Pembagian dan sifat-sifatnya pada bilangan bulat.
Pembagian merupakan operasi kebalikan (invers) dari perkalian.
Rumus :
a. Pada operasi pembagian bilangan bulat tidak bersifat tertutup.
5. Perpangkatan dan Sifat
Pengertian (dalam contoh) :
a2 = a x a ( a sebanyak dua faktor)
a3 = a x a x a ( a sebanyak tiga faktor)
6. Apabila dalam suatu operasi hitung campuran bilangan bulat tidak terdapat tanda kurung,
pengerjaannya berdasarkan sifat-sifat operasi hitung berikut.
a. Operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (–) sama kuat, artinya operasi yang
terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
b. Operasi perkalian (x) dan pembagian (:) sama kuat, artinya operasi yang terletak
di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
c. Operasi perkalian (x) dan pembagian (:) lebih kuat daripada operasi penjumlahan
(+) dan pengurangan (–), artinya operasi perkalian (x) dan pembagian (:)
dikerjakan terlebih dahulu daripada operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (–).
PECAHAN
𝑝
1. Pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai 𝑞 dengan p, q bilangan bulat dan

q ≠ 0. Bilangan p disebut pembilang dan q disebut penyebut.


2. Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang bernilai sama.
3. Pecahan senilai diperoleh dengan cara mengalikan atau membagi pembilang dan
penyebutnya dengan bilangan yang sama.
𝑝
4. Suatu pecahan , q ≠ 0 dapat disederhanakan dengan cara membagi pembilang dan
𝑞

penyebut pecahan tersebut dengan faktor persekutuan terbesarnya.


5. Jika penyebut kedua pecahan berbeda, untuk membandingkan pecahan tersebut, nyatakan
menjadi pecahan yang senilai, kemudian bandingkan pembilangnya.
6. Pada garis bilangan, pecahan yang lebih besar berada di sebelah kanan, sedangkan
pecahan yang lebih kecil berada di sebelah kiri.
7. Di antara dua pecahan yang berbeda selalu dapat ditemukan pecahan yang nilainya di
antara dua pecahan tersebut.
𝑝
8. Setiap bilangan bulat p, q dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan , di mana p
𝑞

merupakan kelipatan dari q, q ≠ 0.


𝑞
9. Bentuk pecahan campuran 𝑝 𝑟 dengan r ≠ 0 dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan
𝑝 𝑥 𝑟+𝑞
biasa 𝑟

10. Untuk mengubah bentuk pecahan ke bentuk persen dapat dilakukan dengan cara
mengubah pecahan semula menjadi pecahan senilai dengan penyebut 100.
Jika hal itu sulit dilakukan maka dapat dilakukan dengan cara mengalikan pecahan
tersebut dengan 100%.
11. Untuk menentukan hasil penjumlahan atau pengurangan dua pecahan, samakan penyebut
kedua pecahan tersebut, yaitu dengan cara mencari KPK dari penyebut-penyebutnya,
kemudian baru dijumlahkan atau dikurangkan pembilangnya.
12. Untuk menentukan hasil perkalian dua pecahan dilakukan dengan cara mengalikan
pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
𝑝 𝑞 𝑞 𝑝
13. Invers perkalian dari pecahan 𝑞 adalah 𝑝atau invers perkalian dari 𝑝adalah 𝑞

14. Suatu bilangan jika dikalikan dengan invers perkaliannya hasilnya sama dengan 1.
𝑝 𝑟 𝑝 𝑟 𝑝 𝑟
15. Untuk sebarang pecahan 𝑞 dan 𝑠 dengan q ≠ 0, r ≠ 0, s ≠ 0 berlaku 𝑞: 𝑠 = 𝑞x 𝑠

16. Untuk sebarang bilangan bulat p dan p, q ≠ 0 dan m bilangan bulat positif berlaku

𝑝
Bilangan pecahan 𝑞 disebut sebagai bilangan pokok.

17. Untuk sebarang bilangan bulat p, q dengan q ≠ 0 dan m, n bilangan bulat positif berlaku
sifat-sifat berikut.

a.

b.

c.

d.
HIMPUNAN
1. Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang ciri-cirinya jelas, sehingga dengan
tepat dapat diketahui objek yang termasuk himpunan dan yang tidak termasuk dalam
himpunan tersebut.
Contoh :
A adalah himpunan bilangan cacah yang kurang dari 5. Karena didefinisikan dengan
jelas, maka anggota himpunan bilangan cacah yang kurang dari 5 adalah 0,1,2,3,4.
P adalah kumpulan guru sabar. Kumpulan guru yang sabar tidak disebutkan sebagai
himpunan, karena yang sabar menurut seseorang belum tentu sabar menurut orang lain.
Jadi, kumpulan guru yang sabar tidak didefinisikan dengan jelas, sehingga bukan
himpunan.
2. Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu dengan
a. Deskripsi langsung, yaitu berupa kata-kata atau syarat keanggotaan. Contoh : A
adalah himpunan bilangan cacah antara 0 dan 20.
b. Notasi pembentuk himpunan langsung. Suatu himpunan biasanya diberi nama
atau dilambangkan dengan huruf besar (kapital) A, B, C, …, Z. Adapun benda
atau objek yang termasuk dalam himpunan tersebut ditulis dengan menggunakan
pasangan kurung kurawal {…}.
c. Tabulasi langsung, yaitu dengan mendaftar anggota-anggotanya. Contoh: A =
{2,4,6,8,10,12}
3. Himpunan yang memiliki banyak anggota berhingga disebut himpunan berhingga.
Himpunan yang memiliki banyak anggota tak berhingga disebut himpunan tak
berhingga.
4. Himpunan semesta atau semesta pembicaraan adalah himpunan yang memuat semua
anggota atau objek himpunan yang dibicarakan. Himpunan semesta biasanya
dilambangkan dengan S.
5. Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota, dan dinotasikan
dengan { } atau ∅ . contoh : D adalah himpunan bilangan ganjil yang habis dibagi 2.
Karena tidak ada bilangan ganjil yang habis dibagi 2, maka { } atau D = ∅.
6. Himpunan bagian
a. Himpunan A merupakan himpunan bagian B, jika setiap anggota A juga menjadi
anggota B dan dinotasikan A ⊂ B atau B ⊃ A.
b. Himpunan A bukan merupakan himpunan bagian B, jika terdapat anggota A yang
bukan anggota B dan dinotasikan A ⊄ B.
c. Setiap himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan A sendiri, ditulis
A ⊂ A.
d. Banyaknya semua himpunan bagian dari suatu himpunan adalah 2n , dengan n
banyaknya anggota himpunan tersebut.
7. Dua himpunan
a. Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan saling lepas atau saling asing jika
kedua himpunan tersebut tidak mempunyai anggota persekutuan.
b. Dua himpunan A dan B dikatakan tidak saling lepas jika A dan B mempunyai
anggota persekutuan, tetapi massih anggota A yang bukan anggota B da nada
anggota B yang bukan anggota A.
c. Dua himpunan dikatakan sama, jika kedua himpunan mempunyai anggota yang
tepat sama. Hubungan ini ditulis sebagai A = B.
d. Dua himpunan A dan B dikatakan ekuivalen jika banyaknya anggota himpunan A
sama dengan banyaknya anggota himpunan B. hubungan ini ditulis sebagai n(A)
= n(B) atau A ~ B.
8. Operasi Himpunan
a. Irisan (interseksi) dua himpunan adalah suatu himpunan yang anggotanya merupakan
anggota persekutuan dari dua himpunan tersebut. Irisan himpunan A dan B
dinotasikan dengan A ∩ B = {x | x ∈ A dan x ∈ B}.
b. Gabungan (union) himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang anggotanya terdiri
atas anggota-anggota A atau anggotaanggota B. Gabungan himpunan A dan B
dinotasikan dengan A∪B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}. Banyak anggota dari gabungan
himpunan A dan B dirumuskan dengan n(A ∪ B) = n(A) + n(B) – n(A ∩ B).
9. Untuk setiap himpunan A, B, dan C berlaku sifat komutatif, asosiatif, dan distributif.
Perbandingan
Perbandingan adalah pernyataan matematika yang membandingkan dua bilanan atau lebih.
Perbandingan biasanya dinyatakan dengan tanda bagi (: ). Akan tetapi, bentuk perbandingan juga
dapat ditulis sebagai pecahan.

Mengubah Pecahan Biasa menjadi Perbandingan

Contoh:

 Nyatakan dalam bentuk perbandingan!

Syarat: Angka-angka dalam perbandingan tidak boleh ada pecahan.

Contoh:

Untuk mengubahnya ke pecahan, lakukan sama seperti pembagian pecahan. Lalu hasilnya
nyatakan dalam perbandingan.

Memecahkan masalah perbandingan

Perbandingan

Contoh:

 Perbandingan antara uang Rahmi dengan Uang Patton adalah . Jumlah uang mereka
adalah Rp72.000,00. Berapakah jumlah uang yang diterima masing-masing?
Jumlah uang Rahmi =

Jumlah uang Patton =

Perbandingan senilai

 Harga 3 batang pensil adalah Rp6.000,00. Berapakah harga 7 batang pensil?

Kalikan silang.
Sumber :
http://pustakamateri.web.id/rangkuman-materi-pelajaran-matematika-kelas-7-smp/

Anda mungkin juga menyukai