Kelas:10,11
MODUL MATEMATIKA
A. Bentuk Pangkat
Bilangan Pangkat Tahukah Anda, berapa jarak antara matahari dan bumi?
Ternyata jarak antara matahari dan bumi adalah 150.000.000 km. Penulisan jarak
antara matahari dan bumi dapat ditulis dengan bilangan pangkat. Bagaimana
caranya?
Pangkat bilangan bulat dapat berupa bilangan bulat positif, nol, atau negatif.
1. Pangkat Bulat Positif a. Pengertian Pangkat Bulat Positif
Jika a adalah bilangan riil dan n bilangan bulat positif maka an (dibaca "a
pangkat n") adalah hasil kali n buah faktor yang masing-masing faktornya
adalah a. Jadi, pangkat bulat positif secara umum dinyatakan dalam bentuk
dengan:
a = bilangan pokok (basis);
n = pangkat atau eksponen;
an = bilangan berpangkat.
Dengan menggunakan konsep bilangan pangkat penulisan jarak antara
matahari dan bumi, yaitu 150.000.000 km dapat ditulis dengan cara yang lebih
ringkas, yang dikenal sebagai notasi ilmiah, yaitu 1,5 × 108 km
2. Akar sejenis
Suatu bentuk akar dikatakan akar sejenis jika indeks dan radikannya sama.
Contoh:
3 2, 23 2, 53 2, mempunyai indeks 3, radikannya 2
Seperti halnya bilangan pangkat, bentuk akar pun memiliki sifat-sifat tertentu,
yaitu sebagai berikut:
Sifat-sifat bentuk akar di atas menjelaskan bahwa perkalian dua bentuk akar
senama dengan indeks n, sama dengan perkalian radikan dari masing-masing
bentuk akar dengan indeks n. Hal demikian berlaku juga untuk operasi pembagian
bentuk akar senama. Untuk penjumlahan dan pengurangan dengan bentuk akar
sejenis maka yang dijumlahkan atau dikurangkannya adalah koefisien dari
masing-masing bentuk akar, lalu dikalikan dengan bentuk akar tersebut.
C. Bentuk Fungsi Exponen
Fungsi Eksponen adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam bentuk
y = f(x) = a(bcx) dengan a, b, dan c bilangan real. x adalah variabel
b adalah bilangan pokok atau basis
c adalah koefisien x cx adalah
eksponen dari b.
D. Logaritma
Pada pembahasan sebelumnya, Anda telah mempelajari mengenai bilangan
berpangkat, misalnya 24 = 16, 2 disebut sebagai basis, 4 sebagai pangkat (eksponen),
dan 16 sebagai hasil pemangkatan 2 oleh 4. Jika pertanyaannya dibalik, 2 pangkat
berapa menghasilkan nilai 16, Anda akan menjawab 4. Operasi kebalikan dari
menentukan nilai pemangkatan menjadi menentukan pangkatnya disebut sebagai
operasi logaritma, yang dapat ditulis: 24 = 16 2 log 16 = 4 Secara umum:
Jika x = an maka a log x = n, dan sebaliknya jika alog x = n maka x = an .
Hubungan antara bilangan berpangkat dan logaritma dapat dinyatakan sebagai
berikut: a log x = n x = an
dengan: a = bilangan pokok atau basis, a > 0; a ≠ 1; x = numerus
(yang dicari nilai logaritmanya), x > 0 n = hasil
logaritma.
Bukti:
• Setiap bilangan apabila dipangkatkan dengan 1 hasilnya adalah bilangan
itu sendiri. Jadi, a = a a log a = 1
• Setiap bilangan tidak sama dengan nol apabila dipangkatkan nol hasilnya
selalu satu. Jadi, a0 = 1 a log 1 = 0
• Log 10 adalah suatu bentuk logaritma dengan basis 10 dan numerusnya 10.
Jadi, log 10 = 1
b. Sifat 2
c. Sifat 3
d. Sifat 4
e. Sifat 5
f. Sifat 6
g. Sifat 7
h. Sifat 8
i. Sifat 9
BAB II Barisan dan Deret
2 + 4 + 6 + 8 + 10 + …
24 + 20 + 16 + 12 + …
Pembahasan :
B. Barisan Dan Deret Geometri
Barisan geometri merupakan barisan bilangan dimana dua suku yang berurutan
memiliki perbandingan yang sama. Perbandingan pada barisan geometri
disebut sebagai rasio (r). Contoh barisan geometri:
Deret geometri merupakan hasil penjumlahan pada barisan geometri. Rumus deret
hanya menjumlahkan suku-suku pada barisan geometri hanya sampai suku yang
diperintahkan saja.
2 + 4 + 8 + 16 + 32 + …
200 + 100 + 50 + 25 + …
Pembahasan:
Pembahasan
Karena panjang masing-masing ayunan sama dengan 0,8 panjang ayunan sebelumnya,
maka kita dapat menyimpulkan bahwa panjang ayunan bandul tersebut membentuk
barisan geometri.
1. Karena panjang ayunan pertamanya adalah 125 cm, maka kita peroleh a1 = 125
dan rasionya r = 0,8. Sehingga beberapa suku pertama dari barisan tersebut
adalah 125, 100, 80, dan seterusnya. Untuk suku ke-6, kita dapat menentukannya
dengan menggunakan rumus:
Jadi, bandul tersebut mengayun sejauh 40,96 cm pada ayunannya yang ke-6.
2. Untuk menentukan panjang lintasan total sampai ayunan ke-6, kita hitung S6.
4. Panjang lintasan total sebelum bandul berhenti berayun sama dengan jumlah deret
geometri tak hingga dengan a1 = 125 dan r = 0,8.
Sehingga, panjang lintasan yang telah ditempuh oleh bandul sebelum berhenti
berayun adalah 625 cm.
Sehingga, panjang ayunan Rhisky yang ke-8 adalah 0,27 meter atau 27 cm.
Selanjutnya kita tentukan panjang lintasan yang ditempuh oleh Rhisky sebelum dia
berhenti berayun. Untuk menentukan panjang lintasan ini, kita cari jumlah deret
tak hingga dari barisan tersebut.
Jadi panjang lintasan yang telah ditempuh oleh Rhisky sampai dia berhenti berayun
adalah 8 meter.
Pembahasan Harga jual suatu SUV sama dengan 85% dari harga tahun sebelumnya,
sehingga kita peroleh r = 85% = 0,85. Harga beli mobil SUV baru tersebut adalah 510
juta rupiah, atau dengan kata lain a0 = 510 (dalam juta). Akibatnya, harga jual pada
tahun pertama a1 = 510 ∙ 0,85 = 433,5. Sehingga dalam menentukan harga jual SUV
tersebut setelah 5 tahun, kita akan tentukan a5.
Kita peroleh bahwa harga jual SUV tersebut setelah 5 tahun adalah 226,29 juta rupiah.
Selanjutnya kita tentukan sampai tahun ke berapa ketika harga SUV tersebut kurang
dari 100 juta rupiah. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan menentukan
nilai n dari persamaan
Jadi, setelah tahun ke-10 (atau mulai tahun ke-11) harga SUV tersebut akan kurang
dari 100 juta rupiah.