Anda di halaman 1dari 10

MODUL 4

PERPANGKATAN/PENARIKAN AKAR PADA BILANGAN BULAT DAN


SISTEM BILANGAN ROMAWI

KELOMPOK Vebrianti Bunga Oloan Serlianna


2 Pasaribu Simangunsong Lumbantoruan
KEGIATAN BELAJAR 1
PERPANGKATAN/PENARIKAN AKAR BILANGAN BULAT DAN PENGGUNAANNYA

A. PERPANGKATAN DAN PENARIKAN AKAR PADA PERPANGKATAN BILANGAN


BULAT

Perpangkatan : Perkalian berulang yang artinya perkalian yang dilakukan secara


berulang-ulang dengan faktor-faktor yang sama

B. SIFAT-SIFAT PERPANGKATAN
1. Sifat perkalian bilangan berpangkat
Aturan umum untuk perkalian perpangkatan dengan bilangan pokok yang sama
dapat diturunkan dengan cara menuliskan perkaliannya secara lengkap.
Contoh: a²×a³=(a × a) × (a × a × a)
=a×a×a×a×a
=a⁵
2. Sifat pembagian bilangan berpangkat
Sekarang kita tinjau pembagian dengan bilangan pokok yang sama.
Contohnya : 3⁵ : 3³ = (3 × 3 × 3 × 3 ×) : (3 × 3 × 3)
= (3 × 3)(3 × 3 × 3): (3 × 3 × 3)
= (3 × 3) × 1
= 3³

3. Sifat distributif perpangkatan terhadap perkalian


(a × b )Ꜥ = aꜤ × bꜤ
Untuk membuktikan sifat tersebut dapat digunakan definisi perpangkatan, yaitu :
(a × b)Ꜥ = (a × b) × (a × b) × (a × b) × ... Sebanyak faktor
= (a × a × a × a ×...) (b × b × b × b ×...)
= aꜤ × bꜤ

4. Sifat distributif perpangkatan terhadap pembagian


(a : b )Ꜥ = aꜤ : bꜤ
Seperti halnya sifat distributive perpangkatan terhadap perkalian, sifat yang ke-4 ini dapat
dibuktikan dengan bantuan definisi perpangkatan, yaitu :
Contohnya : (a : b)Ꜥ = (a : b) × (a : b) × (a : b) × ... Sebanyak faktor
= (a × a × a × a ×...) (b × b × b × b ×...)
(a : b)Ꜥ = aꜤ : bꜤ
5. Sifat perkalian eksponen-eksponen
(5²)³ = (5²) × (5²) × (5²) = 5²⁺²⁺²= 5³ˣ²=5⁶
Secara umum, berlakulah sifat perkalian ekponen, yaitu :
(aᵇ)Ꜥ = aᵇ × aᵇ × aᵇ ×... Sebanyak faktor
= (a × a × a ×...) × (a × a × a ×...) × (a × a × a ×...) ...
= aᵇˣꜤ
Jadi, bila bilangan berpangkat dipangkatkan lagi dengan pangkat lain maka, eksponen-
eksponennya, secara umum berlaku sifat perkalian eksponen-eksponen sebagaimana
dibuktikan di atas.

6. Sifat eksponen negatif


(sifat b) aᵐ : aᶰ = aᵐ⁻ᶰ, kita asumsikan bahwa m ˃ n. Jika rumus ini berlaku pula untuk m < n
maka kita peroleh sebuah bilangan berpangkat dengan eksponen negatif, seperti : a⁴ : a⁶ =
a⁴⁻⁶ - aᶟ
𝑎⁴ 1
= 𝑎⁷ = a⁻ᶟ =
𝑎ᶟ
1
Secara umum, kita dapatkan sifat eksponen negatif, yaitu : a⁻ᶰ =
𝑎ᶰ
7. Sifat bilangan nol dalam perpangkatan
Bilangan nol (o) terdapat tiga hal dalam perpangkatan, yaitu :
1. oᵃ → contoh : o⁵ = o х o х o х o х o = o . Karena hasil peningkatan berulang o dengan 0
adalah o maka o⁵ = o
2. a⁰ dan a¹→ contoh : 7ᶟ : 7ᶟ = 7ᶟ⁻ᶟ = 7⁰
3. o⁰ → o⁰ tidak dapat di definisikan.

C. PENARIKAN AKAR
Penarikan akar pada bilangan bulat hanya dilakukan pada bilangan bulat positif. Hal ini sama saja
seperti penarikan akar pada bilangan cacah.

 Penarikan akar adalah invers dari perpangkatan


Contohnya : 4 dan 2 → 4 adalah kuadrat dari 2. jika dalam bentuk pangkat dua (kuadrat),
yaitu 4=2²
 Penarikan akar dari sebuah bilangan adalah mencari sebuah bilangan lain yang
kuadratnya sama dengan bilangan semula.
Contoh : akar dari 25 yaitu mencari angka yang kuadratnya sama dengan 25
Lambang untuk hubungan akar (akar pangkat dua) adalah “√” yang berlaku secara universal
sehingga secara singkat notasi penarikan akar pada contoh :
25 = 5, sebab 5² = 25
D. KESALAHAN KONSEP DALAM PERPANGKATAN DAN PENARIKAN AKAR
1. Masih ada siswa yang belum memahami konsep perpangkatan , di antaranya masih ada siswa
yang melakuan perkalian anatara bilangan pokok dengan pangkatnya (eksponen).
2. Dalam melakukan perkalian bilangan berpangkat dengan bilangan pokok yang sama sering
terjadi dengan mengalikan pangkatnya.
3. Pada pembagian bilangan berpangkat oleh bilangan pokok yang sama dilakukan dengan cara
membagi pangkatnya, bukan dengan cara mengurangkan pangkat yang dibagi oleh pangkat
pembagi.
4. Terjadi kekeliruan di dalam menentukan hasil dari sebuah bilangan berpangkat dibagi oleh
bilangan berpangkat yang pangkatnya lebih besar, sehingga mengahsilkan bilangan
negatif,laupun prosesnya sudah benar.
5. Pada penarikan akar masih terjadi beberapa kesalahan konsep, di antaranya mereka sudah
memahami bahwa : “akar pangkat m dari a pangkat n adalah sama dengan a pangkat n dibagi
m” sehingga memberikan hasil perhitungan yang benar.
6. Terjadi kesalahan pada penarikan akar kuadrat. Karena masih beranggapan bahwa akar
pangkat dua dari sebuah bilangan positif mempunyai dua kemungkinan nilai, yaitu nilai positif
dan nilai negatif.
KEGIATAN BELAJAR 2
BILANGAN ROMAWI

LAMBANG BILANGAN ROMAWI


I=1 V=5
X = 10 L = 50
C = 100 D = 5000
M = 1000 - = kalikan 1000

Cara Penulisan Romawi


a. Sistem romawi ini merupakan sistem penjumlahan dari sistem perkalian.
Contohnya : X V I I
10+5+1+1 =17
M C C X V
1000+100+100+10+5=1215
b. Bila suatu angka terdiri dari 2 lambang pokok maka nilai angka tersebut :
1. Sama dengan jumlah nilai kedua lambang bilangan itu, jika lambang-lambangnya memiliki
nilai yang menurun dari kiri ke kanan (nilai paling tinggi terletak di sebelah kiri).
2. Sama dengan selisih nilai kedua lambang bilangan itu, lambang-lambangnya memiliki nilai
yang naik.

c. Banyak lambang yang diletakkan disebelah kiri lambang yang dikurangi hanya satu lambang,
sedangkan yang di sebelah kanan bertambah boleh lebih dari satu lambang.
Caontonya : XIII = 10+3=13
CXX = 100+20=120

d. Lambang bilangan yang sama bila ditulisnya berurutan tidak boleh lebih dari 3 angka.
Contonya : 4 ditulis IV bukan IIII
40 ditulis XL bukan XXXX
e. Pengurangan mempunyai aturan sebagai berikut. I hanya dapat dikurangkan dari V dan X, X
hanya dapat dikurangkan dari L dan C, dan C hanya dapat dikurangkan dari D dan M. Hanya
ada 6 kasus.
Contonya : IV = 5-1 = 4 XC = 100-10 = 90
IX = 10-1 = 9 CD = 500-100= 400
XL = 50-1=40 CM = 1000-100 = 900

f. Karena sistem angka romawi ini mempunyai dasar 10 maka dalam penulisannya kita tidak
pernah melihat lambang-lambang besar yang bukan perpangkatan dari 10 diajarkan.
Contohnya : 10 bukanlah VV
100 bukanlah LL
1000 bukanlah DD

g. Untuk menuliskan sebuah bilangan yang besar menggunakan simbol garis (“_”) diatas simbol
yang bersangkutan.
Contohnya : v̅ = 50 х 1000 = 5000
Pemakaian Bilangan Romawi dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Digunakan pada penulisan buku termasuk karya ilmiah.
2. Penamaan suatu kelas disekolah atau semester
3. Pemberian nama sebuah jalan
4. Pada spanduk-spanduk untuk menunjukkan urutan
5. Sebagai angka alat pengukur waktu.

TERIMAKASIH 🙂🙂🙂

Anda mungkin juga menyukai