PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu kemampuan matematika yang perlu dicapai oleh siswa adalah
kemampuan pemahaman matematis. Kemampuan ini adalah kemampuan
matematika yang paling mendasar sebagai fondasi dalam mencapai
kemampuan matematika yang lebih tinggi. Kemampuan matematis
menurut KTSP adalah kemampuan untuk memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara fleksibel, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan
masalah.
Adapun salah satu materi ajar matematika yang penting untuk dipahami
oleh siswa adalah bentuk akar, pangkat, dan logaritma pada jenjang
Sekolah Menengah ke Atas kelas X. Kemampuan pemahaman matematis
yang terdiri dari kemampuan conseptual understanding dan fluengcy,
diperlukan untuk menguasai materi ajar yang memuat banyak rumus ini
supaya siswa dapat memahami konsep-konsep dalam materi tersebut,
serta terampil menggunakan berbagai prosedur di dalamnya secara
fleksibel, akurat, efesien, dan tepat.
Maka dari itu, makalah ini akan membahas tentang sifat-sifat dan aturan
tentang pangkat rasional, bentuk akar, dan logaritma secara terperinci
guna membantu memahami materi ajar tersebut sehingga memiliki
kemampuan matematis yang lebih tinggi.
B. Rumusan masalah
Apa saja sifat-sifat dan aturan tentang pangkat, akar, dan logaritma?
C. Tujuan pembahasan
Dapat mengetahui dan menggunakan sifat-sifat dan aturan tentang
pangkat, akar, dan logaritma dalam pemecahan masalah. Serta melakukan
manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang berkaitan dengan
pangkat, akar, dan logaritma.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai contoh :
Jika a adalah bilangan real ( a € R ) dan n adalah bilangan bulat positif lebih
dari 1, maka a pangkat n (ditulis an) adalah perkalian n buah bilangan a.
2
Sifat-Sifat Bilangan Pangkat Bulat Positif
Jika dua buah bilangan berpangkat atau lebih yang memiliki bilangan
pokok yang sama dikalikan maka pangkatnya haruslah dijumlahkan.
Contoh:
53 × 54 =5(3 +4 )=57
Bentuk umumnya:
Jika a bilangan riil dan m, n bilangan bulat positif, maka
am × an=a(m +n)
Contoh:
6 4 (6−4 ) 2
5 ÷5 =5 =5
Bentuk umumnya:
3
Contoh:
3
2 3×2 6
(¿¿ 3) =3 =3
¿
Bentuk umumnya:
Contoh;
( xy)5 =x5 . y 5
Bentuk umumnya:
Contoh:
4
2 2
1 1 1 1 1
()
6
= × = = 2
6 6 36 6
Bentuk umumnya:
dengan b ≠ 0
n n n−n 0 n n a n a× a ×… × a
a ÷ a =a =a . Karena, a ÷ a = = =1
a n a× a ×… × a
Maka, a0 =1
Bentuk umumnya
C. Bentuk Jika
Akara bilangan riil, a ≠ 0 , maka a =1.
0
5
Sebelum membahas bentuk akar, terlebih dahulu kita ingatkan kembali
pengertian bilangan rasional dan bilangan irasional. Bilangan rasional
a
adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai pecahan dengan a
b
dan b bilangan bulat dan b ≠ 0 dan dapat juga dinyatakan dalam bentuk
desimal berulang. Sebaliknya, bilangan irasional adalah bilangan yang
a
tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan , a dan b bilangan bulat
b
dengan b ≠ 0, atau merupakan desimal tidak berulang.
√ 3=1,732050808
√ 4=2
Jadi, bentuk akar merupakan akar dari suatu bilangan rill positif yang
hasilnya bukan merupakan bilangan rasional. `
6
√ 24=√ 4 ×6 = √ 4 × √6=2 × √ 6=2 √6
√ 8 x 3 =√ 4 ×2 × x 2 × x=√ 4 . √ x 2 . √ 2 x=2 x √2 x , x ≥ 0
4. Operasi Aljabar Bentuk Akar
5b – 2b = (5-2) b = 3b
Hal ini juga berlaku untuk bentuk akar, hanya bentuk akar-akar yang
sejenis yang dapat dijumlahkan atau dikurangkan.
Contoh:
Sederhanakan bentuk berikut!
a. 3 √ 2+ 5 √ 2 b. √ 128+ √ 98−√ 50
Jawab:
a. 3 √ 2+ 5 √2= ( 3+5 ) √ 2=8 √ 2
b. √ 128+ √ 98−√ 50= √ 64 ×2+ √ 49 ×2−√ 25 × 2
¿ 8 √ 2+7 √ 2−5 √ 2
¿ ( 8+7−5 ) √2=10 √ 2
Bentuk umum:
1. b √ a+c √ a= ( b+c ) √ a
2. b √ a−c √ a=( b−c ) √ a
b. Perkalian Bentuk Akar
7
Jika a, b bilangan riil dan a ≥ 0, b≥ 0, maka berlaku sifat sebagai
berikut:
1. √ a . √a=√ a2 =a
2. √ a2 . √ b=a √b
3. √ a . √ b=√ a ×b
D. Merasionalkan Bentuk Akar
a
a. Merasionalkan Penyebut Bentuk dengan b ¿ 0
√b
a
berbentuk akar. Bentuk memiliki penyebut √ b yang berbentuk
√b
akar, sehingga haruslah dirasionalkan dengan cara pembilang dan
penyebut sama-sama dikalikan dengan √ b
Contoh:
1
a. b.
√3
√6
√7
Jawab:
= × √ = √3 √ 6 = √ 6 × √ 7 = 1 √ 42
1 1 3 1
a. b.
√3 √ 3 √ 3 3 √7 √ 7 √7 7
a a
b. Merasionalkan Penyebut Bentuk dan
b+c √ d b−c √ d
a a
Cara merasionalkan penyebut dan adalah dengan
b+c √ d b−c √ d
mengalikan penyebut dan pembilang dengan sekawan dari penyebut,
dalam hal ini sekawan dari b+ c √ d adalah b−c √ d dan sekawan dari
b−c √ d √ dc¿√2 d .
adalah cb+
¿
2
b −¿
a a b−c √ d a( b−c √ d )
= × =
b+c √ d b+ c √ d b−c √ d ¿8
E. Akar dari Bentuk Akar
1. Cara Penyetaraan
Kita misalkan hasilnya adalah √ a+ √ b dengan a> b , maka
√ 5+2 √6=2√ a+√ b
( √ 5+2 √6 ) =( √a+ √ b )2 (Kedua ruas dikuadratkan)
5+2 √ 6=a+ 2 √ab+ b
5+2 √6=( a+ b ) +2 √ ab
( a−b )2 =1
9
√ 2
¿ ( √ 3+ √ 2 ) =√3+ √ 2
Bentuk umum:
Jika a adalah bilangan riil, dan n bilangan asli dengan n ≥2 ,
1
maka a n =√n a .
a=anx
Bentuk umum:
Jika a bilangan riil, m bilangan bulat, n bilangan asli dan n ≥2 ,
m
√n a bilangan rill dan √n a ≠ 0,maka a n =√n am
10
√n am =a x
n
( √n a m ) =( a x ) n
m nx
a =a
m=nx
m
x=
n
m
Jadi, a n = √n am
3. Mengubah Pangkat Rasional Negatif Menjadi Pangkat Rasional
Positif
−m 1
Jika pada bilangan pangkat bulat terdapat hubungan a = , maka
am
pada bilangan pangkat rasional juga terdapat hubungan antara pangkat
rasional negatif dan pangkat rasional positif.
Perhatikan uraian berikut.
−m m
a n
× a n =a 0
−m m
n
a × a n =1
Maka diperoleh:
−m m
n 1 1
a = m atau an = ¿m
n n
a a
4. Sifat-Sifat Bilangan Pangkat Rasionl [Pecahan]
Sifat-sifat bilangan yang berlaku pada bilangan pangkat bulat (positif,
negtif, atau nol), juga berlaku pada pangkat rasional (pangkat pecahan).
Sifat-sifat adalah sebagai berikut.
a) am × an=am+ n d) ( a ×b )m=am ×a m
a m am
b) am ÷ an =am−n e) ()
b
= m
b
n −m 1
c) ( a m ) =a mn f) a = m
a
11
G. Logaritma
1. Pengertian Logaritma
2
n
Dalam matematika, 1=2 ⇒ n=0 ditulis sebagai log 1=0
a
Log adalah notasi dari logritma. Bentuk log b dibaca sebagai
logaritma b dengan bilangan pokok a.
Secara umum:
a n
log b=n ⇔a=b
Dengan: a disebut bilangan pokok, a> 0 dan a ≠ 1
Contoh: 5
a) 52 = 25 b) log 625=4
Jawab:
5 12
a) 52 = 25 ⇔ log 25=2
5
b) log 625=4 ⇔5 4 =625
2. Sifat-Sifat Loaritma
Sifat 3
Sifat 1 (Perluasan dari definisi Logaritma)
Jikaaa, b, dan c bilangan rill positif dan a ≠ 1 , maka:
log b
a b
=b
a
()
log =a log b−a log c
Sifat 2 c
a
log b n=n. a log b
Sifat 5 (Mengubah bilangan pokok prima)
c
a log b
log b=c a> 0,a ≠ 1, b>0, c >0, dan c ≠ 1.
log a untuk
Sifat 6
a
log b. a log c=a log c , untuk
a>0,a ≠ 1, b>0, b ≠ 1,dan c >0
.
Sifat 7
a am
log b=c maka
log bm =c
13
Sifat 8
a an m m
log b=c logb = ×c
3. Logaritma Bilangan Lebih dari 10
Nilai logaritma suatu bilangan yang lebih dari 10 dapat ditentukan
dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
Langkah 1:
Nyatakan bilangan yang akan ditentukan nilai logaritma itu dalam notasi
Langkah 2:
14
Langkah 3:
Oleh karena 1≤a <10 maka log a dapat dicari dari tabel logaritma.
Nilai log a yang diperoleh dari table logaritma tadi dijumlahkan dengan
n. Hasil penjumlahan itu merupakan nilai logaritma dari bilangan yang
dimaksudkan.
N 0 1 2 ...... 9
= 0,8293 + 1 = 1,8293
15
Nilai logaritma bilangan-bilangan antara 0 dan 1 dapat ditentukan dengan
menggunakan langkah-langkah yang sama seperti dalam hal menentukan
nilai logaritma bilangan-bilangan yang lebih dari 10.
Jawab:
Karena karakteristiknya 1 ( didapat dari log 101, maka bilangan itu adalah 3,981
x 101 = 39,81. Jadi, bilangan yang logaritmanya sama dengan 1,6 adalah 39,81
16
Untuk memahami logaritma untuk untuk mengalikan dan mambagi
bilangan-bilangan, simaklah beberapa contoh berikut.
Dengan menggunakan logaritma hitunglah:
Jawab:
a) kita misalkan x = 4,321 x 6,517, maka: b) kita misalkan x = 0,7418 : 9,835, maka:
a) log x = log x
misalkan 28,16
= (12,48)3 x = 0,07542
logxPemangkatan
b) x==28,16
log (12,48) 3
dan Penarikan
84 ,3×0,345
Akar Bilangan
b) misalkan x= 3,64 √ , maka:
Untuk
logmemahami
x = 3 x logpenggunaan
12,48 logaritma untuk menghitung pemangkatan
1
dan penarikan akar suatu bilangan, simaklah beberapa84contoh
,3×0,345
log x = 3 x (1,0962)
log x = log
(
3,64
berikut.
2
)
Hitunglah.
log x = 3,2886
1
( log 84 , 3+log 0, 345−log3, 64 )
= 2
√
log x = 3 + 0,2886 log84x,3×0,345
a) (12,48) 3 3,64
log x = log 103 + log 1,9436 b) 1
( 1, 9258+ ( 0,5378−1 )−0, 5611 )
log x = 2
log x = log (103 x 1,9436)
log x = 0,4513
log x = log 1.943,6
log x = log 2,827
x = 1.943,6 17
x = 2,87
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bentuk akar merupakan akar dari suatu bilangan rill positif yang
hasilnya bukan merupakan bilangan rasional.
Pada dasarnya bilangan berpangkat merupakan bentuk lain dari
bentuk akar, hubungannya dapat dinyatakan sebagai pangkat
1 m
rasional berbentuk a n dan pangkat rasional berbentuk an .
18
Logaritma adalah invers dari perpangkatan, yaitu mencari
pangkat dari suatu bilangan pokok sehingga hasilnya sesuai
dengan yang telah diketahui.
B. Saran
Disarankan agar murid memilki Kemampuan pemahaman
matematis yang terdiri dari kemampuan conseptual understanding
dan fluengcy, supaya pengetahuan mengenai konsep-konsep
tersebut lebih tertanam dalam pemikiran siswa.
DAFTAR PUSTAKA
19
20