Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DASAR ARITMATIKA

(PERPANGKATAN DAN AKAR BILANGAN)

 Perpangkatan

Perpangkatan bilangan adalah perkalian berulang atau berganda


dengan faktor-faktor bilangan yang sama. Apabila terdapat bilangan real a
dan bilangan positif n, definisi bilangan berpangkat a pangkat n (ditulis an)
adalah perkalian berulang sebanyak n faktor dari bilangan real a.

Bentuk umumnya adalah an , dimana a disebut bilangan pokok atau


bilangan dasar dan n disebut pangkat atau eksponen.

Contoh :

 23 = 2 x 2 x 2 = 8
 55 = 5 x 5 = 25

Perpangkatan bilangan sangat berguna untuk meringkas bentuk perkalian


berulang dalam jumlah yang besar.
Pada perpangkatan, bilangan pokok dapat berupa bilangan bulat maupun
pecahan, demikian juga untuk pangkat atau eksponen. Pangkat juga dapat berupa
bilangan nol. Dalam perpangkatan, kedua komponen (bilangan pokok dan
pangkat) sama pentingnya. Namun demikian, perubahan hasil perpangkatan
terutama ditentukan oleh nilai pengkatnya. Oleh karena itu pembedaan nilai
pangkat akan dibahas secara khusus.

Pangkat dapat berupa bilangan nol, bilangan bulat (positif dan negative),
bilangan pecahan (rasional) dan bilangan irasional. Bilangan irasional tidak
dibahas pada baha ajar ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat skema berikut ini.

Pangkat Bilangan

1. Bilangan Bulat 2. Bilangan Pecahan

Bulat Negatif
Pecahan Negatif

Bilangan Nol
Pecahan Positif

Bulat positif

Gambar 1.1 Skema Pangkat Bilangan

 Sifat-Sifat Perpangkatan
Dalam perpangkatan terdapat sifat – sifat perpangkatan yaitu :

n n
= x bn

m n m+n
x =

m n m-n
: =

( : b)n = m
: n

m n mxn
( ) =

-n
=

Pangkat Nol (0)

Bagaimana jika suatu bilangan dipangkatkan dengan nol? Bilangan apa


saja yang jelas bilangan pokoknya merupakan positif dan negatif bila
dipangkatkan nol akan menghasilkan nilai 1.

Bilangan nol diperoleh dari pengurangan bilangan yang sama. Berarti ,


pangkat nol dapat kita peroleh dari hasil operasi pengurangan dua bilangan yang
sama. Perhatikan pembuktian pangkat bilangan nol berikut :

0 n-n
= = =1

50 = 1
Pembuktian di atas menunjukkan bahwa pangkat nol suatu bilangan sama
dengan 1.

Contoh:

 50 = 1
0
 =1

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya perpangkatan bilangan adalah


bentuk perkalian berulang atau berganda. Berdasarkan Skema Pangkat Bilangan,
pangkat dapat berupa bilangan bulat positif atau negative. Pangkat bilangan bulat
positif merupakan bentuk perkalian berulang yang sebenarnya. Nilai
pangkat/eksponen menunjukkan banyaknya perkalian berulang (faktor) nilai itu
sendiri.

Sembarang bilangan bila dipangkatkan 1 akan menghasilkan bilangan itu


sendiri.

Contoh:

 21 = 2
1
 =

Baik bilangan pokok yang merupakan bilangan bulat maupun pecahan,


bila dipangkatkan dengan 1 maka hasil perpangkatannya bernilai tetap sama yaitu
bilangan itu sendiri.
Sembarang bilangan bila dipangkatkan 2 akan menghasilkan perkalian
berulang kali bilangan itu sendiri .

Contoh :

 32 = 3x3 = 9
 102 = 10x10 = 100
2 2
 = x = atau = 22/52 = =

Sembarang bilangan bila dipangkatkan 3 akan menghasilkan perkalian


berulang 3 kali bilangan itu sendiri.

Contoh :

 43 = 4x4x4 = 64
 103 = 10x10x10 = 1000

 ²= atau 3
= 23/33 = =

Perbandilangan pembilang dan penyebut dalam bilangan pokok pecahan


bersifat tetap. Pangkat bilangan bulat negatif atau sering disebut pangkat tak
sebenarnya, menunjukkan bahwa perkalian berulang pecahan/kebalikan bilangan
itu sendiri. Bentuk umumnya sebagai berikut.

a-n = 1/an

di mana n adalah bilangan bulat positif.

Sembarang bilangan bila dipangkatkan -1 akan menghasilkan kebalikan


bilangan itu sendiri.

Contoh :
 3-1 = 1/31 =

 = =8

 =

Terihat bahwa bila bilangan pokoknya adalah bilangan bulat, maka pangkat -1 nya
adalah pecahan/kebalikannya. Secara umum berlaku

= =

Sembarang bilangan bila dipangkatkan -2 akan menghasilkan kuadrat


kebalikan bilangan itu sendiri.

Contoh :

 2-2 = =

 = = =9

Bila bilangan pokok berbentuk pecahan dipangkatkan -2, maka hasilnya dapat
berupa bilangan bulat ataupun bilangan pecahan.

Sembarang bilangan bila dipangkatkan -3 akan menghasilkan bilangan


kubik dari kebalikan bilangan itu sendiri.
Contoh :

 3-3 = =

 = = ==

Contoh soal sifat perpangkatan :

 Menggunakan sifat perpangkatan pertama


a. (7 x 2)2 =
b. (3 x 9)2 =
c. 93 =

Jawaban :

a. (7 x 2)2 = 72 x 22
= 49 x 4
=196

b. (3 x 9)2 = 32 x 92
= 6 x 18
= 108

c. 93 = 9 x 9 x 9
= 729

 Menggunakan sifat perpangkatan kedua


a. 22 x 43 =
b. 34 x 32 =
c. 52 x 53 =

Jawaban :
a. 22 x 43 (tidak dapat disederhanakan karena bilangan pokoknya
tidak sama)
b. 34 x 32 = 34+2
= 36
c. 5 x 5 = 52+3
2 3

= 55
 Menggunakan sifat perpangkatan ketiga

a. =

b. =

Jawaban :

a. = 43-2 = 41 = 4

b. = (-2)7-3

= (-2)4
= 16

 Menggunakan sifat perpangkatan keempat


2
a. =

3
b. =

Jawaban :

2
a. = =

3
b. = =
 Menggunakan sifat perpangkatan kelima
a. (42)2 =
b. (63)2 =
c. (102)2 =

Jawaban :

a. (42)2 = 42x2 = 44
b. (63)2 = 63x2 = 66
c. (102)2 = 104x2 = 108
 Menggunakan sifat perpangkatan keenam

a. =

b. =

Jawaban :

a. = 25-3 = 22 (1)

b. = = = (2)

Berdasarkan contoh (1) dan (2) dapat disimpulkan bahwa 22 =

 Akar Bilangan
Pada dasarnya akar bilangan dapat dijelaskan melalui
perpangkatan. Akar bilangan merupakan perpangkatan dengan pangkat /
eksponen bilangan pecahan. Pangkat bilangan disebut juga pangkat
rasional. Secara umum definisi akar bilangan adalah sebagai berikut:
n
( dibaca : akar pangkat n dari bilangan a ) adalah bilangan

yang apabila dipangkatkan dengan n hasilnya sama dengan a.

n
dapat juga ditulis a1/n

Beberapa contoh dari bilangan orasional dalam bentuk akar yang

lain adalah , , , , , dan lain sebagainya. Berdasarkan

hal tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa Bentuk Akar adalah akar
dari bilangan rasional yang hasilnya merupakan bilangan irasional.

Sekarang timbul pertanyaan, apakah dengan adanya tanda akar ( )

pada sebuah bibilangan akan menjamin bahwa bilangan itu merupakan


bemtuk akar ? Jawabannya, tentu saja tidak. Sebab terdapat bilangan
yang dituliskan dengan tanda akar, tetapi hasilnya merupakan bilangan
rasional. Berikut ini adalah contoh beberapa bilangan yang dituliskan
dengan tanda akar, akan tetapi bukan merupakan bentuk akar :

a) bukan bentuk akar, sebab (bilangan rasional)

b) bukan bentuk akar, sebab = 0,5 (bilangan rasional)

Contoh :

Akar bilangan 2 atau sama dengan pangkat pecahan

 = = =2

Akar bilangan 3 atau sama dengan pangkat pecahan


 = = =2

- Bilangan Bukan Bentuk Akar dan Bentuk Akar


Bilangan Rasional (bukan bentuk akar)
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam

bentuk a/b dengan a dan b bilangan bulat, dan b 0. Dapat pula

dinyatakan dalam bentuk pecahan desimal berulang teratur.


Contoh :
 2 = 6/3 = 20/10 = ….
 -5 = -15/3
 0,6666… = 2/3
 0,232323… = 23/99

Bilangan Irasional (umumnya merupakan bentuk akar)


Bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan

dalam bentuk a/b dengan a dan b bilangan bulat, dan b . Bila ditulis

dalam bentuk pecahan desimal, bilangan irasional merupakan pecahan


desimal tidak berulang teratur.
Contoh :


 Sifat-Sifat Bentuk Akar

1. =

Contoh : = =5

= =9

2. = x
Contoh : = x
=8x6
= 48

3. =

Contoh : = = =2
 Menyederhanakan bentuk akar
Sebuah bentuk akar dapat disederhanakan menjadi perkalian dua
buah bentuk akar suatu bilangan.
Definisi :

dengan a dan b adalah bilangan rasional positif.

Contoh :

 Operasi Aljabar pada Bentuk Akar


Penjumlahan dan pengurangan bentuk akar
Definisi :
a

a
dengan a,b,c adalah bilangan rasional dan c

Contoh :
 2

 5

Perkalian Bentuk Akar


Definisi :
dengan a,b,c,d adalah bilangan rasional,c dan d 0

Contoh :

Pembagian Bentuk Akar


Definisi :

dengan a dan b adalah bilangan rasional, a

Contoh :

Menggunakan penyederhanakan bentuk akar


Contoh soal :

a. =

b. =

c. =
d. =

Jawaban

a. = = =2

b. = = =2

c. = = =3

d. = = =3
Menggunakan penjumlahan dan pengurangan bentuk akar

Contoh soal :
Hitunglah operasi-operasi berikut :

a. 8 + 11

b. 12 +5

c. 10 +3

d. 12 +2

Jawaban :

a. 8 + 11 = ( 8 + 11 ) = 19

b. 12 +5 = ( 12 + 5 ) = 17

c. 10 +3 = ( 10 + 3 ) = 13

d. 12 +2 = ( 12 + 2 ) = 14
Menggunakan perkalian bentuk akar
Contoh Soal :
a. x

b. x

c. 2 x6

d. 3 x4

Jawaban :
a. x =

b. x =

c. 2 x6 =2x6x = 12

d. 3 x4 =3x6x = 12

Menggunakan cara pembagian akar


Contoh soal :
a. 8 :4

b. 9 :3

c. 20 :5

Jawaban :

a. 8 :4 =(8:4) =2

b. 9 :3 =(9:3) =3

c. 20 :5 = ( 20 : 5 ) =4

Menggunakan cara merasionalkan penyebut suatu pecahan irasional


Merasionalkan penyebut pecahan bilangan bentuk akar itu artinya,
mengubah penyebut pecahan yang berbentuk akar menjadi bentuk rasional
(sederhana). Caramya, dengan mengalikan pembilang dan penyebut
pecahan tersebut dengan akar yang sekawan dari penyebut tersebut.

Ada 3 cara merasionalkan penyebut pecahan bentuk akar :

a. Pecahan bentuk

Diselesaikan dengan mengalikan

Sehingga = x =
b. Pecahan bentuk

Diselesaikan dengan mengalikan

Sehingga = x =

c. Pecahan bentuk

Diselesaikan dengan mengalikan

Sehingga = x =

Contoh :

a.

b.

Jawaban :

a. = x = =4

b. = x

=
=5 +5

DAFTAR PUSTAKA

Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika SMA 1. Jakarta: Erlangga

Budhayanti, C. I. S., dkk. 2008. Pemecahan Masalah Matematika. Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Karina Dwi Adistiana. 2018. Matematika Kelas 9 di https://blog.ruangguru.com


(diakses 7 September 2019)

Rahayu Widiartha. Isi Matik di https://www.academia.edu (diakses 7 September


2019)

Anda mungkin juga menyukai