Anda di halaman 1dari 29

ASSALAMU’ALAIKUM

WR.WB

Kelompok 3
Evi Sofiawati
Susi Sunarsih
Tri Hidayati
Try Imam Fauzi
MODUL 4

Perpangkatan/
Penarikan Akar pada
Bilangan Bulat dan
Sistem Bilangan
Romawi
KB. 1
Perpangkatan / Penarikan Akar Bilangan Bulat dan
Penggunaannya


A.  Perpangkatan dan Penarikan Akar Pada Bilangan Bulat
1. Perpangkatan
Perkalian berulang artinya perkalian yang dilakukan secara
berulang ulang dengan faktor-faktor yang sama. Contoh ini
terdapat 5 faktor yang sama yaiu bilangan 2.Perkalian
tersebut dapat disajikan dalam bilangan berpangkat yaitu
◍ 2 =
◍ dibaca dua pangkat lima
◍ 2 disebut bilangan pokok atau bilangan yang dipangkatkan

3
◍  5 disebut pangkat atau eksponen.Dapat disimpulkan bahwa
perkalian berulang mempunyai b faktor dan faktornya sama yaitu a
maka bentuk perkaliannya
◍ a =
◍ Secara umum diperoleh definisi untuk perpangkatan yaitu adalah
perkalian berulang yang mempunyai b faktor dan tiap faktornya
sama yaitu a.
Contoh = =125
◍ 5 disebut pangkat atau eksponen.Dapat disimpulkan bahwa
perkalian berulang mempunyai b faktor dan faktornya sama yaitu a
maka bentuk perkaliannya
◍ a =
◍ Secara umum diperoleh definisi untuk perpangkatan yaitu adalah
perkalian berulang yang mempunyai b faktor dan tiap faktornya
sama yaitu a.
Contoh = =125
4

2.  Sifat-sifat Perpangkatan
a. Sifat perkalian bilangan berpangkat
Perkalian bilangan berpangkat dengan pokok yang sama
diperoleh dengan menjumlahkan eksponen-eksponennya
x=
Contoh

=
=

5

b.  Sifat pembagian bilangan berpangkat
Secara umum pembagian dua bilangan berpangkat dengan
bilangan pokok yang sama diperoleh dengan cara mengurangkan
eksponen pembagi dari eksponen bilangan yang di bagi
:
=
Contoh
:
=
=

6

c. Sifat
  distributif perpangkatan terhadap perkalian

Contoh

= 81
= 50625
d. Sifat distributive perpangkatan terhadap pembagian
=
Contoh

= 16
=

7

e. Sifat
  perkalian eksponen-eksponen

Contoh
=
= 16
=4096
f. Sifat eksponen negative
=
Contoh
=
=

8

g.  Sifat bilangan nol dalam perpangkatan
Bilangan 0 menimbulkan tiga hal dalam perpangkatan yaitu :, 

Definisi sebagai perkalian berulang memiliki m factor


dengan faktornya masing-masing adalah a.
a0 = 1 , a ≠ 0
00
Tidak didefinisikan

9
◍ Penarikan
3.   Akar
◍ Penarikan akar adalah bilangan bulat hanya
dilakukan pada bilangan bulat positif.Proses
mencari akar pangkat dua adalah operasi
invers dari proses mencari kuadrat,atau
dengan istilah yang sudah umum dapat
dinyatakan dengan kalimat
◍ Penarikan akar adalah invers dari
perpangkatan  ◍ = b,sebab = a
◍ Akar dari 25 ialah mencari bilangan kuadrat
yang sama dengan 25
◍ Lambang akar (akar pangkat dua) adalah yang
berlaku secara universal sehingga secara
singkat notasi penarikan akar pada contoh
berikut:
10

◍ Penarikan
  akar dari sebuah bilangan dapat
dipandang sebagai pemfaktoran bilangan itu
atas faktor-faktor yang sama, misalnya
◍ = = 4
◍ Akar menunjukkan banyaknya faktor yang sama
◍ = b,sebab
◍ adalah bilangan yang bila dipangkatkan 3
sama dengan 8 jadi = 2 sebab =8  ◍ Contoh
◍ Untuk tiga buah bilangan a,m,n berlaku ◍ = = = = 3
hubungan = dibaca akar pangkat m dari a
pangkat n adalah sama dengan a pangakat n
dibagi m

11
4. Kesalahan konsep dalam perpangkatan dan
penarikan akar

Beberapa kesalahan yang pernah terjadi


◍ Siswa belum memahami konsep perpangkatan
◍ Perkalian bilangan berpangkat dengan
bilangan pokok yang sama sering terjadi
dilakukan dengan mengalikan pengkatnya.
◍ Pembagian bilangan berpangkat oleh bilangan
berpangkat dilakukan dengan membagi
pangkatnya bukannya mengurangkan pangkat
yang dibagi oleh pangkat pembagi.

12
4. Kesalahan konsep dalam perpangkatan dan
penarikan akar

◍ Hasil sebuah bilangan berpangkat dibagi


oleh bilangan berpangkat yang pangkatnya
lebih besar,sehingga menghasilkan bilangan
negatif.
◍ Kekeliruan dalam proses perhitungan dari
akar pangkat m dari a pangkat n adalah sama
dengan a pangkat n dibagi n
◍ Kesalahan penarikan akar kuadrat

13
B. Penerapan bilangan bulat dalam
masalah sehari hari
Penerapan bilangan bulat pada masalah sehari hari
dpandang perlu untuk memperlihatkan bagaimana
proses pembelajaran yang menarik, menantang dan
menimbulkan kreativitas sisawa.
Soal cerita salah satu kegiatan pembelajaran
matematika yang mencapai tuntutan dan harapan
kurikulum.
Kegiatan pembelajaran di urutkan dalam empat
kegiatan pokok yaitu

14
◍ Mengerti Persoalan
Bacalah soal cerita untuk memahami dan mengerti
permasalahannya
◍ Merencanakan Penyelesaian
Siswa mengumpulkan data sesuai guna menentukan operasi
hitung dan siswa menjabarkan dari apa yang diketahui dengan
yang dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol matematika.
◍ Melaksanakan Penyelesaian
Menyelesaikan soal cerita adalah menyelesaikan kalimat
mtematika dan setiap Langkah harus dicek untuk mengetahui
kebenarannya.
◍ Memeriksa Kembali
Penyelesaian yang telah didapat harus diperiksa Kembali
Demikian beberapa Langkah-langkah oleh guru dalam
merencanakan,Menyusun,dan melaksanakan pembelajaran yang
berkaitan dengan soal cerita dalam matematika di SD.

15

◍ Contoh
  soal
Banyak murid SD Negeri 1 251 dan SD negeri II 198.Berapakah
jumlah nmurid semuanya?
Yang diketahui : SD Negeri 1 251
: SD Negeri II 198
Yang ditanyakan : Jumlah murid Seluruhnya
Operasi hitung : Penjumlahan
Kalimat MAtematika : 251 + 198 =….
Penyelesaiannya
251
198
449
Jadi,ada sebanyak 449 murid

16
KB. 2
Bilangan Romawi

A. Mengenal Bilangan Romawi


1. Pengantar
Bilangan adalah sesuatu yang penting dalam matematika karena
semua pelajaran yang menyangkut bilangan tidak bisa terlepas
dari bilangan.
Bilangan dengan lambang bilangan adalah berbeda. Perbedaan
antara bilangan dan lambang bilangan adalah perbedaan antara
objek dan nama objek tersebut.
Bilangan : Dua
Lambang Bilangan : 2 (angka)

17
KB. 2
Bilangan Romawi

2. Lambang Bilangan Romawi


Pada sistem lambang bilangan romawi atau angka romawi
digunakan lambang-lambang atau simbol-simbol pokok seperti
berikut ini :
◍ I = 1 V = 5
◍ X = 10 L = 50
◍ C = 100 D = 500
◍ M = 1000 - = kalikan 1000

18
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada bilangan
romawi

a. Sistem romawi ini b. Bila suatu angka terdiri dari 2 lambang


merupakan sistem penjumlahan pokok maka nilai angka tersebut.
dan sistem perkalian. ◍ Sama dengan jumlah nilai kedua lambang
bilangan itu, jika lambang-lambangnya
Contoh : mempunyai nilai yang menurun dari kiri ke
kanan ( nilai yang paling tinggi terletak
di sebelah kiri )
◍ Sama dengan selisih nilai kedua lambang
bilangan itu, lambang-lambangnya mempunyai
nilai yang menaik ( nilai yang paling
tinggi terletak di sebelah kanan).

19
Contoh :
IV = 5 – 1 = 4 VI = 5 + 1 = 6
( dari kiri ke kanan nilainya ( dari kiri ke kanan nilainya
naik atau nilai yang paling turun atau nilai yang paling
tinggi di sebelah kanan tinggi di sebelah kiri, jadi di
jadi dikurangkan). jumlahkan ).
XL = 50 – 10 = 40 MC = 1000 + 100 = 1100
( dari kiri ke kanan nilainya ( dari kiri ke kanan nilainya turun
naik atau nilai yang paling atau nilai yang paling tinggi di
tinggi di sebelah kanan jadi sebelah kiri, jadi di jumlahkan ).
dikurangkan).

20
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada bilangan
romawi

c. Banyaknya lambang yang d. Lambang bilagan yang sama bila


diletakkan di sebelah kiri ditulisnya berurutan tidak boleh lebih
lambang yang dikurangi hanya dari 3 angka ( lambang bilangan ).
satu lambang, sedangkan sebelah Contoh :
kanan bertambah boleh lebih dari ◍ 4 ditulis IV dan bukan IIII
satu lambang. ◍ 40 ditulis XL dan bukan XXXX
Contoh : ◍ 400 ditulis CD dan bukan CCCC
◍ XIII = 10 + 3 = 13
◍ CXX = 100 = 20 = 120
◍ II X ≠ 8 ( IIX tidak
mempunyai arti)

21
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada bilangan
romawi
e. Pengurangan mempunyai aturan f. Karena sistem angka romawi ini
sebagai berikut, I hanya dapat mempunyai dasar (basis) 10 maka dalam
dikurangkan dari V dan X , X hanya penulisannya kita tidak pernah melihat
dapat dikurangkan dari L dan C, dan C lambang-lambang besar yang bukan
hanya dapat dikurangkan dari D dan M. perpangkatan dari 10 dijajarkan.
(hanya ada 6 kasus). Contoh :
Contoh : ◍ 10 ≠ VV
◍ IV = 5 – 1 = 4 ◍ 100 ≠ LL
◍ IX = 10 – 1 = 9 ◍ 1000 ≠ DD
◍ XL = 50 – 10 = 40
◍ XC = 100 – 10 = 90
◍ CD = 500 – 100 = 400
◍ CM= 1000 – 100 = 900

22
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada bilangan
romawi
g. Untuk menuliskan sebuah
bilangan yang besar digunakan
simbol garis (“―”) diatas
simbol yang bersangkutan.
Contoh :

23
B. Mengubah Bilangan Desimal ke Dalam Bilangan Romawi dan
Sebaliknya
1. Mengubah Bilangan Desimal menjadi Bilangan Romawi
6 = ………
6 = 5 + 1 = VI

24 = ………
24 = 20 + 4 = XX dan IV
24 = XXIV

24
499 = 400 + 90 + 9
= (500-100) + (100-10) + (10-1)
= (CD) (XC) (IX)
= C D X C I X

323 = 300 + 20 + 3
= (3x100) + (2x10) + (3x1)
= C C C X X I I I

25
2021 = 2000 + 20 + 1
= (2x1000) + (2x20) + (1)
= (MM) (XX) (I)
= M M X X I

94.000.000 = 94 X 1.000.000
= (90+4) X 1.000.000
= ( (100-10) + (5-1) ) X 1000 X 1000
= X C I V

26
2. Mengubah Bilangan Romawi menjadi Bilangan Desimal
Contoh :
XVIII = ………
= 10 + 5 + 3
= 18
M M M D C C L X I I I = ………
= (3X1000) + (500+200) + (50+10) + 3
= 3000 + 700 + 60 + 3
= 3 7 6 3

27
C. Pemakaian Bilangan Romawi Kehidupan Sehari-hari

Contoh penggunaan bilangan romawi pada kehidupan sehari-hari :


1. Susunan BAB pada buku atau karya ilmiah : BAB I, BAB II,
BAB V dst…
2. Penamaan Ruang Kelas : VII B, VIII C, IX A
3. Pemberian Nama Jalan : Jl. Mekarsari IX, Jl. Mars Selatan I
4. Spanduk Kegiatan :
_- Dirgahayu RI ke LXI
- PON XX Papua 2021

28
👍
Terimakasih!
Wassalamu’alaikum wr wb……

29

Anda mungkin juga menyukai