Anda di halaman 1dari 9

Pola dan Basis Bilangan

Kelompok 4:
1. Marianti (2040605033)
2. Eliyana (2240605052)
3. Sulfa (2240605059)
4. Aprivlovita Injelina (2240605080)
5. Asmaul Husna (2240605170)
Apa itu Pola Bilangan?
Pola artinya bentuk yang tetap dan bilangan artinya satuan jumlah atau
angka. Jadi, kalau disimpulkan pola bilangan adalah susunan angka yang
membentuk suatu pola tertentu.

Pola bilangan ada berbagai jenis dan macamnya yaitu:

1. Pola Bilangan Ganjil


Jenis yang pertama adalah pola bilangan ganjil. Pola ini adalah susunan
yang dimulai dari bilangan 1 sampai tak terhingga, tapi ganjil ya. Contoh
bilangannya adalah 1, 3, 5, 7, 9, dan seterusnya. Berikut ini jika
menggunakan rumus pola bilangan ganjil:
Un= 2n-1
Keterangan:
n = bilangan asli atau urutan bilangan yang ingin dicari (ke-n)

2. Pola Bilangan Genap


Kalau tadi adalah yang ganjil, sekarang adalah yang genap. Kalau yang
ini susunan bilangan yang habis dibagi 2. Contoh bilangannya adalah 2, 4, 6,
8, 10, dan seterusnya. Coba dihitung deh bilangan-bilangan tadi habis nggak
kalau dibagi 2. Seperti ini rumusnya:
Un=2n
Keterangan:
n : urutan bilangan ke-n

3. Pola Bilangan Aritmatika


Pola bilangan aritmatika adalah suatu susunan angka yang memiliki
selisih yang tetap antara kedua sukunya. Maksudnya ialah selisih bilangan
ke 2 dengan bilangan ke 1 sama dengan selisih bilangan ke 3 dengan
bilangan ke 2. Contoh dari pola bilangan aritmatika ialah 1,5,9,13,17,21,25,
dan seterusnya. Selisih bilangan ke 2 dengan bilangan ke 1 adalah 5 – 1 = 4.
Selisih bilangan ke 3 dengan bilangan ke 2 adalah 9 – 5 = 4. Jadi, selisih
bilangan ke 2 dengan bilangan ke 1 sama dengan selisih bilangan ke 3
dengan bilangan ke 2.
Dari contoh diatas, untuk mencari bilangan ke n dari pola bilangan
aritmatika dapat kita rumuskan sebagai berikut :

Un = a + (n – 1) b

Dimana a merupakan suku pertama dari pola bilangan aritmatika dan b


merupakan beda atau selisih antara kedua bilangan yang berdekatan.

4. Pola Bilangan Geometri


Pola bilangan geometri adalah susunan bilangan yang membentuk
pola dengan rasio selalu tetap antar kedua sukunya. Nah loh, gimana tuh?
Rasio tuh apa sih? Kalau bingung langsung aja lihat contoh bilangannya
yaitu 2, 6, 18, 54, dan seterusnya. Dari susunan bilangan tersebut, kira-kira
rumusnya bagaimana ya? Rumusnya adalah:

Un= arn-1
Keterangan:
a : suku pertama dari susunan bilangan
r : rasio
n : urutan bilangan ke-n

5. Pola Bilangan Persegi


Pola bilangan persegi adalah susunan bilangan yang polanya seperti
persegi, sehingga dibentuk oleh bilangan kuadrat. Rumus pola bilangan
persegi yaitu Un = n2. Contoh susunan bilangannya adalah 1, 4, 9, 16, dan
seterusnya.

6. Pola Persegi Panjang


Hampir sama seperti sebelumnya, tapi rumusnya berbeda jauh
dengan pola bilangan persegi. Kalau ini akan menghasilkan bentuk
menyerupai bangun datar persegi panjang. Contoh susunan angkanya
adalah 2, 6, 12, 20, dan seterusnya. Kalau dituliskan dalam bentuk rumus
akan seperti ini:

Un = n (n+1)
7. Pola Bilangan Segitiga
Dari namanya, kita sudah bisa langsung menebak kalau pola
bilangan segitiga ini akan membentuk bangun segitiga, Nah, segitiga yang
dimaksud di sini adalah bentuk segitiga sama sisi. Coba perhatikan gambar
di bawah ini:

Pola bilangan segitiga mempunyai rumus sebagai berikut:


Un = ½ n(n+1)

8. Pola Bilangan Fibonacci


pola bilangan Fibonacci adalah susunan bilangan yang berawalan 0
dan 1, kemudian angka berikutnya diperoleh dengan cara menambahkan
kedua bilangan sebelumnya secara berturut-turut. Contoh bilangannya
adalah 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, dan seterusnya. Seperti ini aturan dan
ilustrasinya:

Supaya lebih mudah, kita bisa gunakan rumus berikut ini:

Un = (n – 1) + (n – 2)
9. Pola Bilangan Pascal
Pola Bilangan Pascal ditemukan oleh Blaise Pascal, seorang ilmuwan
asal Prancis. Lebih dikenal sebagai segitiga Pascal. Lalu, apa hubungannya
dengan pola bilangan? Segitiga Pascal merupakan suatu pola bilangan.
Kita bisa melihatnya dari berbagai peraturan atau ketentuannya di sini:
 Baris paling atas ditulis satu kotak saja, yaitu 1.
 Setiap baris dalam segitiga pascal selalu diawali dan akan
diakhiri oleh angka 1.
 Jumlah kotak selanjutnya dalam segitiga pascal ini ditulis di
baris ke-2 sampai ke-n adalah hasil penjumlahan dua bilangan
diagonal di atasnya.
 Setiap baris akan membentuk simetris.
 Banyak bilangan di setiap barisnya memiliki kelipatan dua dari
jumlah angka baris sebelumnya.
Agar lebih mudah untuk membayangkannya, perhatikan
gambar berikut
Basis Bilangan
Basis bilangan adalah bilangan yang menjadi dasar terbentuknya
bilangan lain dalam suatu sistem bilangan. basis bilangan ini dikelompokkan
ke dalam dua kelompok, yaitu basis sepuluh dan basis non sepuluh. basis
sepuluh sering disebut juga dengan bilangan desimal yang terdiri dari
0,1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9 basis non sepuluh adalah basis bilangan yang kurang
atau lebih dari 10.

A.Basis Sepuluh
Sistem ini menggunakan 10 macam simbol yaitu 1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9.
Sistem ini menggunakan basis 10. Bentuk nilai ini dapat berupa integer
desimal atau pecahan. integral desimal adalah nilai desimal yang bulat
misalnya 8598 dapat diartikan:
8 x 102 = 8000
5 x 102 = 500
9 x 101 = 90
8 x 10 =
0
8+
8598
Position value/palce value

Absolute volue
Absolute volue merupakan nilai untuk masing-masing digit bilangan
sedangkan position value adalah penimbang atau bobot dari masing-
masing masing-masing digit tergantung dari letak posisinya. Yaitu
bernilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya.
Pecahan desimal adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan
di belakang, seperti nilai 183,75 adalah pecahan desimal yang dapat
diartikan:

1 x 102 = 100
8 x 101 = 80
3 x 100 = 3
7 x 10-1 = 0,7
5 x 10-2 = 0,05 +
183,75

B. non-sepuluh
Pada meteri ini akan dibahas 4 jenis bilangan yang berbasis nun-
sepuluh yaitu bilangan berbasis dua, bilangan berbasis lima, bilangan
berbasis dua belas, dan bilangan berbasis 15. Dengan penjelasan
sebagai berikut:
1. Bilangan Berbasis dua
sistem bilangan dengan sistem basis 2 disebut juga sistem biner,
lambang bilangannya adalah { 0, 1 }
Contoh:
Bilangan 1001 dapat diartikan:
1001
1 x 20 =1
0 x 21 =0
0x2 2
=0
1x2 3
=8 +
92
Position value
Absolute value

2. Bilangan Berbasis Lima


Apabila dalam bilangan basis 10 kita dapat mengelompokkan ke
dalam kelompok sepuluh sepuluh. Dalam bilangan dasar lima kita
mengelompokkan ke dalam lima-lima (limaan) perhatikan
himpunan tersebut:

Kita dapat mengelompokan unsur-unsur yang ada pada himpunan


tersebut ke dalam kelompok limaan dan 3 satuan , dapat ditulis
23Lima atau 235. Untuk penulisan "2 kelompok limaan dan 3 satuan"
dalam basis lima seharusnya 23lima bukan 235. Akan tetapi untuk
menyingkat tulisan disini kita tulis 235 artinya 2.5 + 3 dan 325
artinya 3.5+2. Jika kelompok limaannya terdapat lima kelompok,
maka kelompok itu dijadikan kelompok baru, yaitu kelompok “25-
an", atau kelompok "52-an" atau kelompok "5*5-an". Jika kelompok
"25-an"ada lima kelompok maka dijadikan kelompok baru yaitu
“125-an".
Lambang bilangan yang dipakai dalam basis lima adalah {0,1,2,3,4}
dan nilai tempatnya adalah sebagai berikut:
… x 53 + … x 52 + … x 51 + … x 50

125-an 25-an limaan satuan


3. Bilangan Berbasis Dua Belas
Bilangan basis 12 adalah himpunan bilangan asli yang terdiri dari
1 hingga 12 atau bilangan cacah 0 hingga 11 atau kelompok bilangan
dengan banyaknya anggota 12, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A dan B lebih
gampang lagi adalah angka- angka yang terdapat pada jam analog
(angka paling kecil 1 dan angka terbesar 12).
Operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan basis 12 ini bisa
diterapkan pada operasi penjumlahan dan pengurangan satuan waktu
(Bulan ke Tahun) dan satuan kuantitas (buah- lusin - gros).
Contoh:
Jarak lokasi syuting ke rumah hamda 2 jam,hamda pulang jam 11
malam, jam berapakah hamda pulang?
Jawab:
Pada soal di atas tidak mungkin jawabanya 13,ini dikarnakan pada jam
angka yang tertinggi adalah 12,maka jawabanya adalah jam 1 malam
yaitu 11 + 2 = 1 atau bisa ditulis 0 + 1. Dengan nol adalah satu dua
belasan.
4. Bilangan Berbasis Lima Belas
Pada sistem bilangan basis lima belas, diperlukan lambang bilangan
sebanyak lima belas buah. Di sini ditentukan kelima belas lambang
bilangan tersebut dengan (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, dan E).
Dengan ketentuan A=10, B=11, C=12, D=13, dan E=14.
Contoh:
a. Mengubah bilangan sistem berbasis lima ke dalam sistem
desimal.
 2315 = 23 . 15 + 3 = 33
 AC15 = A . 15 + C
10 . 15 + 12
= 162
b. Mengubah sistem desimal kedalam basis lima belas
 20 = 1 . 15 + 5 = 1515
Atau dengan cara:
20
15
= 1 dengan sisa 5

5
15
= 5, karena 5 tidak dapat dibagi 15
Jadi, 20= 1515

Anda mungkin juga menyukai