Amy Arimbi
PENDAHULUAN
Materi dalam modul ini disajikan secara sistematis, mulai dari hal yang konkret ke
yang abstrak dan dari yang sederhana ke yang kompleks. Soal-soal dalam modul ini pun
disajikan dengan sangat variatif, baik jenisnya maupun tingkat kesulitannya. Dengan
demikian, siswa diharapkan mampu menguasai konsep yang disajikan dengan baik, bukan
sekadar menghafal konsep dan mengerjakan soal dengan cepat.
Setelah mempelajari materi Bab 2 ini, Kalian diharapkan dapat memahami tentang pola
bilangan, baris dan deret. Secara lebih terperinci, Kalian diharapkan dapat:
1. Memahami pola bilangan ganjil, genap, segitiga, persegi, persegi panjang, dan
segitiga pascal
2. Memahami jumlah n suku pertama barisan dan deret aritmetika
3. Memahami jumlah n suku pertama barisan dan deret geometri
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan dan
barisan konfigurasi objek
Untuk mencapai tujuan di atas, Kalian dituntut untuk membaca setiap uraian materi dengan
cermat, mencatat kata-kata kuncinya, serta mengerjakan latihan dan tes formatif secara
disiplin. Dengan mengikuti petunjuk ini, mudah-mudahan mempelajari modul akan menjadi
pekerjaan yang menyenangkan bagi Kalian dan kesuksesan menanti Kalian.
Sub Bab 1
POLA BILANGAN
Pernahkah anda bermain ular tangga? Untuk dapat memainkan permainan ular tangga
anda memerlukan sebuah dadu. Jika anda perhatikan, di setiap dadu tersebut memiliki
bilangan-bilangan yang digambarkan dalam bentuk bulatan-bulatan kecil (disebut noktah atau
titik), seperti gambar berikut:
Jika mengamati dadu tersebut, diurutkan dengan suatu aturan tertentu sehingga
bilangan-bilangan pada dadu tersebut membentuk suatu barisan. Jadi pola
bilangan merupakan suatu bilangan dengan aturan tertentu yang akan membentuk suatu
barisan bilangan yang teratur.
Pola bilangan ganjil yaitu pola bilangan yang terbentuk dari bilangan bilangan ganjil .
Sedangkan pengertian dari bilangan ganjil sendiri memiliki arti suatu bilangan asli yang tidak
habis dibagi dua ataupun kelipatannya .
Contoh :
1 , 3 , 5 , 7 , . . . , ke 10
Berapakah pola bilangan ganjil ke 10 ?
Jawab :
= 2 1
10 = 2(10) 1
= 20 1
= 19
Pola bilangan genap yaitu pola bilangan yang terbentuk dari bilangan bilangan genap .
Bilangan genap yaitu bilangan asli yaitu bilangan asli yang habis dibagi dua atau
kelipatannya.
Contoh :
2 , 4 , 6 , 8 , . . . ke 10 .berapakah pola bilangan genap ke 10 ?
Jawab :
= 2
10 = 2 10 = 20
3. Pola Bilangan Segitiga
Pola bilangan segitiga yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk sebuah pola
bilangan segitiga .
Contoh Soal :
Dari suatu barisan bilangan 1 , 3 , 6 , 10 , 15 , 21 , 28 , 36 , . . . , ke 10 . Berapakah pola
bilangan segitiga ke 10 ?
Jawab :
1
= ( + 1)
2
1
= 10 (10 + 1)
2
= 5 ( 11 )
= 55
Pola bilangan persegi yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk suatu pola persegi .
Pola bilangan persegi adalah 1, 4, 9, 16, 25, ..
Barisan bilangan persegi adalah 1, 4, 9, 16, 25, ..
Deret bilangan persegi adalah 1 + 4 + 9 + 16 + 25 +
Rumus mencari suku ke-n adalah = 2
1
Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah = ( + 1)(2 + 1)
6
Contoh :
Dari suatu barisan bilangan 1 , 2 , 9 , 16 , 25 , 36 , . . . ,ke 10 . Berapakah pola bilangan ke 10
dalam pola bilangan persegi ?
Jawab :
= 2
10 = 102 = 100
Pola bilangan persegi panjang yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk pola persegi
panjang
Adapun aturan-aturan untuk membuat pola segitiga Pascal adalah sebagai berikut.
Contoh:
Pada pola bilangan segitiga Pascal, jumlah bilangan pada garis ke-7 adalah ...
Pembahasan:
Cara 1:
1
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
1 5 10 10 5 1
1 6 15 20 15 6 1
Cara 2:
Pola bilangan fibanocci adalah pola bilangan dimana jumlah bilangan setelahnya
merupakan hasil dari penjumlahan dari dua bilangan sebelumnya.
Pola bilangan Fibonacci adalah 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, ..
2 diperoleh dari hasil 1 + 1 3 diperoleh dari hasil 2 + 1, 5 diperoleh dari hasil 3 + 2
dan seterusnya
Rumus mencari suku ke-n adalah = 1 + 2
Pola bilangan pangkat tiga adalah pola bilangan dimana bilangan setelahnya
merupakan hasil dari pangkat tiga dari bilangan sebelumnya
Contoh pola bilangan pangkat tiga adalah 2, 8, 512, 134217728, ..
Keterangan : 8 diperoleh dari hasil 2 pangkat tiga, 512 diperoleh dari hasil 8 pangkat
tiga, dan seterusnya
Pola bilangan aritmatika adalah pola bilangan dimana bilangan sebelum dan
sesudahnya memiliki selisih yang sama.
Contoh pola bilangan aritmatika adalah 2, 5, 8, 11, 14, 17, .
Suku pertama dalam bilangan aritmatika dapat disebut dengan awal (a) atau 1 ,
sedangkan suku kedua adalah 2 dan seterusnya.
Selisih dalam barisan aritmatika disebut dengan beda dan dilambangkan dengan b.
Karena bilangan sebelum dan sesudahnya memiliki selisih yang sama, maka =
2 1 = 3 2 = 4 3 = 5 4 = 6 5 = 3
Rumus mencari suku ke-n adalah = + ( 1 )
Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah = ( + ) =
2
(2 + ( 1) )
2
Pada pola bilangan geometri, suatu bilangan merupakan hasil perkalian bilangan
sebelumnya dengan suatu bilangan yang tetap.
Rumus suku ke-n adalah = 1
Latihan
Untuk memantapkan pemahaman Kalian terhadap materi di atas, coba kerjakan latihan di
bawah ini!
Pola bilangan merupakan suatu bilangan dengan aturan tertentu yang akan
membentuk suatu barisan bilangan yang teratur.
Macam-macam pola bilangan yaitu pola bilangan ganjil, genap, segitiga, persegi,
persegi panjang, segitiga pascal, fibonacci, pangkat tiga, aritmatika dan geometri
Sub Bab 2
Barisan bilangan
a. 2, 4, 6, 8
b. 1, 3, 5, 7,
c. 3, 6, 9, 12, 15,
Jika kamu perhatikan, bilangn-bilangan pada (a), (b), dan (c) disusun mengikuti pola
tertentu. Bilangn-bilangan tersebut disebut barisan bilangan. Adapun setiap bilangan dalam
barisan bilangan disebut suku barisan. Suku pada barisan bilangan 2, 4, 6, 8, diperoleh
U1 = suku ke-1 = 2
U2 = suku ke-2 = 4
U3 = suku ke-3 = 6
U4 = suku ke-4 = 8
Contoh soal
Penyelesaian :
b. U1 =1 U5 =9
U2 = 3 U6 =11
U3 = 5 U7 =13
U4 = 7 U8 =15
Jadi, barisan bilangan adalah susunan bilangan yang di urutkan menurut aturan
tertentu. Bentuk umum barisan bilangan adalah 1 2 , 3 , 4 , , setiap unsur pada bilangan
di atas disebut suku barisan. Suku ke-n dari auatu barisan ditulis dengan simbol (n
bilangan asli). Dengan demikian, 1 disebut suku pertama atau 1 , 2 disebut suku kedua atau
2 , dan disebut suku ke-n atau .
1. Barisan Aritmatika
Barisan aritmatika (barisan hitung) adalah barisan bilangan yang mempunyai beda
atau selisih yang tetap antara dua suku barisan yang berurutan. Perhatikan uraian berikut.
Barisan aritmatika merupakan suatu barisan bilangan, dengan setiap dua suku yang berurutan
memiliki selisih tetap (konstan). Selisih yang tetap ini dilambangkan b.
1 4 7 10 13 16 19 22
+3 +3 +3 +3 +3 +3 +3
Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih 3 antara dua suku barisan yang
berurutan. Berarti, barisan bilangan tersebut merupakan barisan aritmatika.
-4 -4 -4 -4 -4 -4 -4
Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih yang tetap antara 2 suku barisan
yang berurutan, yaitu -4. Berarti, barisan bilangan tersebut merupakan barisan aritmatika.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa barisan aritmatika memiliki beda
(sering dilambangkan dengan b) yang tetap. Jika b bernilai positif maka barisan aritmatika itu
dikatakan barisan aritmatika naik. Sebaliknya, jika b bernilai negative maka barisan
aritmatika itu dikatakan barisan aritmatika turun.
Contoh soal
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut:
a. 30, 32, 34, 36, 38,
b. 18, 15, 12, 9, 6, 3,
Penyelesaian:
a. 30 32 34 36 38
+2 +2 +2 +2
b. 18 15 12 9 6 3
-3 -3 -3 -3 -3
Kamu telah memahami barisan aritmatika naik dan turun. Sekarang, bagaimana cara
mencari salah satu suku barisan jika yang diketahui hanya suku pertama dan bedanya saja?
Bagaimana mencari beda jika yang diketahui hanya suku pertama dan satu suku barisan yang
lain? Untuk menjawabnya, pelajarilah uraian berikut.
U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U4 = U3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U5 = U4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b
U6 = U4 + b + (a + 4b) + b = a + 5b
.
.
Un = Un-1 + b = (a + (n 2) b) + b = a + (n - 1) b
Jadi, rumus ke-n barisan aritmatika dapat ditulis sebagai berikut:
Un = a + (n 1) b
Keterangan:
Un = suku ke-n b = beda
a = suku pertama n = nomor suku
Untuk mencari beda dalam suatu barisan aritmatika, coba kamu perhatikan uraian berikut.
U2 = U1 + b maka b = U2 U1
U3 = U2 + b maka b = U3 U2
U4 = U3 + b maka b = U4 U3
U5 = U4 + b maka b = U5 U4
.
.
.
Un = Un-1 + b maka b = Un Un-1
Jadi, beda suatu barisan aritmatika dinyatakan sebagai berikut.
= 1
Contoh soal
Diketahui barisan aritmatika sebagai berikut.
10, 13, 16, 19, 22, 25, Tentukan:
a. jenis barisan aritmatikanya
b. suku kedua belas barisan tersebut.
Penyelesaian:
a. untuk menentukan jenis barisan aritmatika, tentukan nilai beda pada barisan tersebut.
b = U2 - U1 = 13 10 = 3
Oleh karena b>0, barisan aritmatika tersebut merupakan barisan aritmatika naik.
b. untuk mencari suku kedua belas (U12), dilakukan cara sebagai berikut.
Un = a + (n-1) b maka U12 = 10 + (12-1) 3
= 10 + (11) 3
= 10 + 33 = 43
Jadi, suku keduabelas barisan tersebut adalah 43.
Aplikasi Barisan Aritmetika
dalam kehidupan
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menjumpai hal-hal yang berhubungan dengan
barisan aritmatika. Berikut contohnya:
2. Barisan Geometri
Barisan geometri (barisan ukur) adalah barisan yang memmpunyai rasio tetap antara
dua suku barisan yang berurutan. Berbeda dengan barisan aritmatika, selisih antarsuku
barisan disebut rasio (dilambangkan dengan r). artinya, suku barisan ditentukan oleh
perkalian atau pembagian oleh suatu bilangan tetap dari suku barisan sebelumnya.
Pelajari uraian berikut:
x2 x2 x2 x2 x2 x2
barisan bilangan tersebut memiliki rasio yang tetap, yaitu 2 atau r=2. Berarti, barisan
tersebut merupakan barisan geometri.
Diketahui barisan bilangan sebagai berikut:
1 1
81 27 9 3 1 3 9
1 1 1 1 1 1
x3 x3 x3 x3 x3 x3
1 1
barisan bilangan tersebut memiliki rasio yang tetap, yaitu 3 atau r = 3. Berarti, barisan
tersebut merupakan barisan geometri.
Uraian tersebut memperjelas bahwa barisan geometri memiliki rasio tetap. Jika r
bernilai lebih dari 1, barisan geometri tersebut merupakan barisan geometri turun.
Contoh soal
Tentukan apakah barisan bilangan geometri berikut merupakan barisan geometri naik atau
turun.
5 5 5
a. 100, 20, 5, 4, 16, 64,
1 1 1 1 1
x4 x4 x4 x4 x4
1
merupakan barisan geometri turun karena rasionya 4.
b. 1 5 25 125 625
x5 x5 x5 x5
Un = arn-1
Keterangan:
Un = suku ke-n r = rasio
a = suku pertama n = banyak suku
Untuk mencari rasio dalam suatu barisan geometri, perhatikan uraian berikut.
U2
U2=U1 x r maka r = 1
U3
U3=U2 x r maka r = 2
U4
U4=U3 x r maka r =
5
.
Un
Un=Un-1 x r maka r = 1
n
r = n1
Contoh soal
Diketahui barisan bilangan sebagai berikut.
2 2 2
18, 6, 2, 3, 9, 27,
1 1 1 18 2
Un = arn-1 maka U10 = 18 x (3)10-1 =18 x (9)9 = 18 x (19.683) = (19.683) = (2.187)
2
Jadi, suku kesepuluh barisan tersebut adalah (2.187)
Setiap awal bulan Weni menabung di bank BRI sebesar Rp.500.000,-. Jika Bank memberikan
bunga 2% per bulan dengan asumsi tidak ada biaya pada proses penabungan. Tentukan
jumlah semua tabungan Weni setelah menabung selama 1 tahun!
Jawab:
Sebelum menjawab soal diatas, terlebih dahulu mencari rumus modal akhir dengan
menggunakan bunga majemuk, yaitu:
Suatu modal M dengan bunga p% per bulan, maka setelah:
Satu bulan modal menjadi = M + Bunga
M1 =M+Mxp
= M (1 + P)
Dua bulan modal menjadi = M1 + Bunga
M2 = M (1 + p) + M (1 + p) p
= M (1 + P)(1 + P) = M (1 + p)2
Tiga bulan modal menjadi = M2 + Bunga
M3 = M (1 + p)2 + M (1 + p)2 p
= M (1 + P)2(1 + P) = M (1 + p)3
Dari pila uraian diatas, maka pada n bulan modal menjadi:
Mn = M (1 + p)n. setelah satu tahun simpanan Weni pada:
Bulan pertama = 500.000 ( 1 + 0,02)12 = 500.000 (1,02)12
Bulan ke-2 = 500.000 (1,02)11
Bulan ke-3 = 500.000 (1,02)10 dan seterusnya, sehingga membentuk deret:
500.000 (1,02)12 + 500.000 (1,02)11 + 500.000 (1,02)10 + + 500.000 (1,02)
Dari deret diatas, dapat diketahui: suku pertama a = 500.000 (1,02)12, rasio (r) = 1,02 dan
banyaknya suku n = 12, maka jumlah semua sukunya adalah
( 1) 510.000 0,268241794
Sn = Sn =
1 0,02
Pada materi sebelumnya, kamu telah mempelajari barisan bilangan, baik itu barisan
aritmatika ataupun barisan geometri. Sekarang, bagaimana jika suku-suku dalam barisan
bilangan tersebut dijumlahkan? Dapatkah kamu menghitungnya
Misalnya, diketahui barisan bilangan sebagai berikut.
2, 5, 8, 11, 14, 17, , Un
Barisan bilangan tersebut jika dijumlahkan akan menjadi
2 + 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + + Un
Bentuk seperti ini disebut deret bilangan. Jadi, deret bilangan adalah jumlah suku-
suku suatu barisan bilangan. Sebagaimana halnya barisan bilangan pun dibagi menjadi dua
bagian, yaitu deret aritmatika dan deret geometri.
1. Deret Aritmatika
Contoh soal
Suatu barisan aritmatika adalah memiliki suku pertama 5 dan beda 3. Tuliskan deret
aritmatika dari barisan tersebut.
Penyelesaian:
Barisan aritmatikanya adalah 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, , Un
Deret aritmatikanya adalah 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + 20 + 23 + + Un
Berikut ini akan diuraikan cara menentukan jumlah n suku pertama deret aritmatika.
Misalkan, Sn adalah jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika maka
Jadi, rumus untuk menghitung jumlah suku-suku deret aritmatika adalah sebagai
berikut.
Sn = (a + Un)
2
Sn = 2 (2a + (n 1) b)
Keterangan:
Sn = jumlah n suku
a = suku pertama
b = beda
n = banyaknya suku
Sekarang kamu akan mempelajari sifat-sifat deret aritmatika. Suatu deret aritmatika memiliki
sifat-sifat sebagai berikut.
Contoh soal
Dari satu deret aritmetika diketahui bahwa suku ke empatnya adalah 38 dan suku
kesepuluhnya adalah 92. Tentukan beda deret tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui U4 = 38 dan U10 = 92
Untuk mencari beda:
104 9238 54
Um = Un + (m-n)b maka b = = = = =9
104 6 6
Jadi, beda deret aritmetika tersebut adalah 9.
Solusi yang didapat diinterpretasikan kembali kemasalah nyata yang tadi dimodelkan,
sehingga diperoleh penyelesaian secara nyata. Agar dapat memahami konsep deret
aritmatika, perhatikan uraian berikut.
Contoh soal
Seorang pegawai mendapat gaji pertama Rp.1000.000,- setiap ia mendapatkan kenaikan gaji
Rp.100.000,-. Berapakah jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut dalam waktu 10
bulan. Jika anda perhatikan masalah tersebut sebenarnya permasalahan deret aritmatika
dalam menentukan jumlah n suku. Suku pertama dari deret tersrebut 1000.000 dan bedanya
100.000 dengan demikian, deret aritmatika dari masalah tersebut adalah 1000.000 +
1.100.000 + . . . + U10
Suku ke-10 dari deret tersebut adalah
U10 = a + 9b
= 1000.000 + 9(100.000)
= 1.900.000
Sehingga jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut:
10
S10 = (1.000.000 + 1.900.000)
2
= 5 (2.900.000)
= 14.500.000
Jadi, jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut selama kurun waktu 10 bulan adalah
Rp.14.500.000,-
2. Deret Geometri
Sama seperti deret aritmatika, deret geometri pun merupakan jumlah suku-suku dari suatu
barisan geometri. Coba kamu perhatikan barisan geometri berikut ini.
1, 3, 9, 27, 81, 243, 729, , Un
Jika kamu menjumlahkan suku-suku barisan geometri tersebut, diperoleh
1 + 3 + 9 + 27 + 81 + 243 + 729 + + Un
Bentuk seperti ini disebut deret geometri.
Deret geometri atau deret ukur adalah suatu deret yang diperoleh dengan menjumlahkan
suku-suku barisan geometri. Oleh karena itu, jika a, ar, ar2, , arn-1 adalah barisan geometri
baku, deret a+ar+ar2+ +arn-1 disebut deret geometri baku.
Contoh soal
Diketahui suatu barisan geometri memiliki suku pertama 5 dan rasio 2. Tuliskan barisan dan
deret geometrinya.
Penyelesaian:
Barisan geometrinya adalah
5, 10, 20, 40, 80, 160, , Un
Deret geometrinya adalah
5 + 10 + 20 + 40 + 80 + 160 + + Un
Selanjutnya, kamu akan mempelajari cara menentukan jumlah n suku pertama dari deret
geometri maka
Sn = U1 + U2 + U3 + U4 + U5 + + Un
= a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + + arn-1
Kemudian,
Sn = a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + + arn-1
r Sn = ar + ar2 + ar3 + ar4 + ar5 + + arn-1
Sn - rSn = a arn
Sn - rSn = a(1 rn)
Sn (1 r) = a(1 rn)
Sn = a(1 rn)
(1 r)
Jadi, rumus jumlah suku-suku deret geometri dapat dinyatakan sebagai berikut.
(1 ) ( 1)
Sn = atau Sn =
1 1
Contoh soal
Diketahui barisan geometri: 3, 6, 12, 24, 48, , Un. tentukan suku ke tujuh (U7) dan jumlah
tujuh suku pertamanya (S7).
Penyelesaian:
Menentukan suku ketujuh
Un = arn-1 maka U7 = ar6 = 3(2)6 = 3 (64) = 192
Jadi, suku ketujuhnya adalah 192.
Menentukan jumlah tujuh suku pertamanya.
(1 ) 3 (127 )
Sn = maka Sn =
1 12
3 (1128)
= 1
3 (127)
= 1
= 381
Jadi, jumlah tujuh suku pertamanya adalah 381
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menjumpai hal-hal yang berhubungan dengan
deret geometri. Berikut contohnya:
Contoh soal:
Dalam sebuah gedung pertemuan terdapat 25 kursi pada baris pertama dan setiap baris
berikutnya memuat 2 kursi lebih banyak didepannya. jika dalam gedung tersebut terdapat 15
baris kursi,tentukan banyak kursi pada baris ke-15?
Penyelesaian:
Sn = n [2a + (n 1)b]
S15 = 15 [223 + 142]
= 15 74
= 555
Latihan
Untuk memantapkan pemahaman Kalian terhadap materi di atas, coba kerjakan latihan di
bawah ini!
1. Diketahui suatu barisan geometri dengan suku ke-4 adalah 4 dan suku ke-7 adalah 32.
Tentukan:
a. Suku pertama dan rasio barisan geometri tersebut,
b. Suku ke-9 barisan geometri tersebut
3. Diketahui suatu deret aritmatika dengan suku pertama 10 dan suku ke-6 20.
a. Tentukan beda deret aritmatika tersebut
b. Tuliskan deret aritmatika tersebut
c. Tentukan jumlah enam suku pertama deret aritmatika tersebut
4. Tentukan nilai x jika suku-suku barisan x-1, 2x-8, 5-x merupakan suku-suku deret
geometri
5. Suatu deret geometri memiliki suku ketujuh 64 dan suku kesepuluh 512. Tentukan
rasio(r), suku kelima (U5), dan jumlah delapan suku pertamanya (S8)
Petunjuk Jawaban Latihan
1. Kalian cermati kembali barisan dan deret bilangan serta aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Pendapat Kalian dapat saja berbeda-beda. Kalian dapat menerima atau menolak pendapat
tersebut dengan sejumlah argumentasi. Untuk memudahkan Kalian mengemukakan
pendapat, terlebih dahulu kaji kembali kapan suatu masalah itu timbul pada seseorang.
3. Sebelum diskusi, ada baiknya Kalian mencermati Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sekolah Dasar terutama yang berkaitan dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa
Sekolah Dasar.
4. Untuk menjawab soal ini, Kalian harus memahami terlebih dahulu pengertian soal rutin
dan soal non rutin sehingga Kalian dapat menentukan karakteristik masing-masing jenis
soal tersebut.
5. Berbekal pemahaman Kalian tentang karakteristik soal rutin dan soal non rutin yang
dikaitkan dengan materi pelajaran matematika pada setiap jenjang kelas di Sekolah
Dasar, Kalian akan dapat mengkategorikan soal pemecahan masalah pada masing-
masing tingkatan tersebut.
RANGKUMAN
Un = a + (n 1) b
Un = arn-1
Sn = 2 (a + Un)
(1 ) ( 1)
Sn = atau Sn =
1 1
Untuk mengetahui tingkat penguasaan Kalian terhadap materi ini,
Tes Formatif 1 jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
Jika pola persegi tersebut dibuat dari batang korek api, banyaknya batang korek api
pada pola ke-7 adalah...
a. 40 b. 60
c. 84 d. 112
2. Segitiga tersebut tersusun atas batang-batang lidi. Banyak segitiga kecil pada pola ke-
7 adalah...
a. 84 b. 49
c. 54 d. 59
6. Suku ke-5 dan suku ke-8 barisan aritmetika berturut-turut 14 dan 23. Suku ke-30
barisan tersebut adalah ....
a. 89
b. 87
c. 85
d. 80
8. Seorang pegawai kecil menerima gaji tahun pertama sebesar Rp3.000.000,00. Setiap
tahun gaji tersebut naik Rp500.000,00. Jumlah uang yang diterima pegawai tersebut
selama sepuluh tahun adalah ....
a. Rp7.500.000,00
b. Rp8.000.000,00
c. Rp52.500.000,00
d. Rp55.000.000,00
10. Suatu bakteri akan membelah diri menjadi dua setiap menit. Jika banyaknya bakteri
semula ada 6, banyaknya bakteri setelah 5 menit adalah..
a. 48
b. 96
c. 192
d. 384
Apabila Kalian telah mengerjakan tes formatif, cocokkanlah jawaban
Umpan Balik Kalian dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian
dan Tindak akhir unit ini, Kemudian hitunglah jumlah jawaban Kalian yang
Lanjut benar. Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Kalian terhadap materi ini.
Rumus:
Bila tingkat penguasaan Kalian mencapai 80% ke atas, Bagus Kalian dapat melanjutkan
dengan mempelajari materi pada unit berikutnya. Tetapi, bila tingkat penguasaan Kalian
kurang dari 80%, Kalian harus membaca kembali uraian materi BAB 1, terutama pada bagian
yang belum Kalian kuasai.
Kunci Jawaban Tes Formatif 1
1. D
2. A
3. D
4. A
5. C
6. A
7. C
8. C
9. C
10. C
Daftar pustaka
Agus, Nuniek Avianti. 2007. Mudah Belajar Matematika. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Sukino. 2012. Three in One matematika untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta: Erlangga.
Siswanto. 2011. Theori and Application of Mhatematics. Medan: Tiga Serangkai.