Anda di halaman 1dari 35

BAB 1

Pola Bilangan, Barisan dan Deret

Amy Arimbi

PENDAHULUAN

Matematika adalah bahasa universal untuk menyajikan gagasan atau pengetahuan


secara formal dan presisi sehingga tidak memungkinkan terjadinya multitafsir.
Penyampaiannya adalah dengan membawa gagasan dan pengetahuan konkret ke bentuk
abstrak melalui pendefinisian variabel dan parameter sesuai dengan yang ingin disajikan.
Penyajian dalam bentuk abstrak melalui matematika akan mempermudah analisis dan
evaluasi selanjutnya.

Permasalahan terkait gagasan dan pengetahuan yang disampaikan secara matematis


akan dapat diselesaikan dengan prosedur formal matematika yang langkahnya sangat presisi
dan tidak terbantahkan.Karenanya matematika berperan sebagai alat komunikasi formal
paling efisien. Perlu kemampuan berpikir kritis-kreatif untuk menggunakan matematika
seperti uraian diatas: menentukan variabel dan parameter,mencari keterkaitan antar variabel
dan dengan parameter, membuat dan membuktikan rumusan matematika suatu gagasan,
membuktikan kesetaraan antar beberapa rumusan matematika, menyelesaikan model abstrak
yang terbentuk, dan mengkonkretkan nilai abstrak yang diperoleh.

Materi dalam modul ini disajikan secara sistematis, mulai dari hal yang konkret ke
yang abstrak dan dari yang sederhana ke yang kompleks. Soal-soal dalam modul ini pun
disajikan dengan sangat variatif, baik jenisnya maupun tingkat kesulitannya. Dengan
demikian, siswa diharapkan mampu menguasai konsep yang disajikan dengan baik, bukan
sekadar menghafal konsep dan mengerjakan soal dengan cepat.

Setelah mempelajari materi Bab 2 ini, Kalian diharapkan dapat memahami tentang pola
bilangan, baris dan deret. Secara lebih terperinci, Kalian diharapkan dapat:

1. Memahami pola bilangan ganjil, genap, segitiga, persegi, persegi panjang, dan
segitiga pascal
2. Memahami jumlah n suku pertama barisan dan deret aritmetika
3. Memahami jumlah n suku pertama barisan dan deret geometri
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan dan
barisan konfigurasi objek

Untuk mencapai tujuan di atas, Kalian dituntut untuk membaca setiap uraian materi dengan
cermat, mencatat kata-kata kuncinya, serta mengerjakan latihan dan tes formatif secara
disiplin. Dengan mengikuti petunjuk ini, mudah-mudahan mempelajari modul akan menjadi
pekerjaan yang menyenangkan bagi Kalian dan kesuksesan menanti Kalian.
Sub Bab 1

POLA BILANGAN

Pernahkah anda bermain ular tangga? Untuk dapat memainkan permainan ular tangga
anda memerlukan sebuah dadu. Jika anda perhatikan, di setiap dadu tersebut memiliki
bilangan-bilangan yang digambarkan dalam bentuk bulatan-bulatan kecil (disebut noktah atau
titik), seperti gambar berikut:

Bulatan-bulatan kecik tersebut mewakili bilangan-bilangan yang ditentukan. Satu


bulatan mewakili bagian 1, dua bulatan mewakili bilangan 2, dan begitu seterusnya hingga
enam bulatan yang mewakili bilangan 6. Uniknya, penulisan noktah-noktah tersebut ternyata
mengikuti pola yang didasarkan pada bentuk bangun datar atau bangun ruang.

Jika mengamati dadu tersebut, diurutkan dengan suatu aturan tertentu sehingga
bilangan-bilangan pada dadu tersebut membentuk suatu barisan. Jadi pola
bilangan merupakan suatu bilangan dengan aturan tertentu yang akan membentuk suatu
barisan bilangan yang teratur.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak terdapat ukuran-ukuran pada benda yang


membentuk pola bilangan. Semakin indah bentuk suatu benda, maka semakin teratur pola
bilangan yang dimilikinya. Contoh pola bilangan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:
Macam-macam pola bilangan

Macam-macam pola bilangan


1. Pola Bilangan Ganjil

Pola bilangan ganjil yaitu pola bilangan yang terbentuk dari bilangan bilangan ganjil .
Sedangkan pengertian dari bilangan ganjil sendiri memiliki arti suatu bilangan asli yang tidak
habis dibagi dua ataupun kelipatannya .

Pola bilangan ganjil memiliki pola 1, 3, 5, 7, 9 .


Barisan bilangan ganjil adalah 1,3, 5, 7, 9,
Deret bilangan ganjil adalah 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + .
Rumus mencari suku ke ke-n adalah = 2 1
Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah = 2

Contoh :
1 , 3 , 5 , 7 , . . . , ke 10
Berapakah pola bilangan ganjil ke 10 ?
Jawab :
= 2 1
10 = 2(10) 1
= 20 1
= 19

2. Pola Bilangan Genap

Pola bilangan genap yaitu pola bilangan yang terbentuk dari bilangan bilangan genap .
Bilangan genap yaitu bilangan asli yaitu bilangan asli yang habis dibagi dua atau
kelipatannya.

Pola bilangan genap adalah 2, 4, 6, 8, 10, ..


Barisan bilangan genap adalah 2, 4, 6, 8, 10, .
Deret bilangan genap adalah 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + ..
Rumus untuk mencari suku ke-n adalah = 2
Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah = 2 +

Contoh :
2 , 4 , 6 , 8 , . . . ke 10 .berapakah pola bilangan genap ke 10 ?
Jawab :
= 2
10 = 2 10 = 20
3. Pola Bilangan Segitiga

Pola bilangan segitiga yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk sebuah pola
bilangan segitiga .

Pola bilangan segitiga adalah 1, 3, 6, 10, 15, 21, ..


Barisan bilangan segitiga adalah 1, 3, 6, 10, 15, 21, ..
Deret bilangan segitiga adalah 1 + 3 + 6 + 10 + 15 + 21 + ..
1
Rumus mencari suku ke-n adalah = 2 ( + 1)
1
Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah = ( + 1)( + 2)
6

Contoh Soal :
Dari suatu barisan bilangan 1 , 3 , 6 , 10 , 15 , 21 , 28 , 36 , . . . , ke 10 . Berapakah pola
bilangan segitiga ke 10 ?
Jawab :
1
= ( + 1)
2
1
= 10 (10 + 1)
2
= 5 ( 11 )
= 55

4. Pola Bilangan Persegi

Pola bilangan persegi yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk suatu pola persegi .
Pola bilangan persegi adalah 1, 4, 9, 16, 25, ..
Barisan bilangan persegi adalah 1, 4, 9, 16, 25, ..
Deret bilangan persegi adalah 1 + 4 + 9 + 16 + 25 +
Rumus mencari suku ke-n adalah = 2
1
Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah = ( + 1)(2 + 1)
6

Contoh :
Dari suatu barisan bilangan 1 , 2 , 9 , 16 , 25 , 36 , . . . ,ke 10 . Berapakah pola bilangan ke 10
dalam pola bilangan persegi ?
Jawab :
= 2
10 = 102 = 100

5. Pola Bilangan Persegi Panjang

Pola bilangan persegi panjang yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk pola persegi
panjang

Pola bilangan persegi panjang adalah 2, 6, 12, 20, 30,


Barisan bilangan persegi panjang adalah 2, 6, 12, 20, 30,
Deret bilangan persegi panjang adalah 2 + 6 + 12 + 20 + 30 + ..
Rumus mencari suku ke-n adalah = ( + 1)
1
Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah = ( + 1)( + 2)
3
Contoh :
Dari suatu barisan bilangan 2 , 6 , 12 , 20 , 30 , . . . , ke 10 . Berapakah pola bilangan persegi
ke 10 ?
Jawab :
= ( + 1)
10 = 10 (10 + 1)
= 10 (11)
= 110

6. Pola Bilangan Segitiga Pascal

Bilangan-bilangan yang disusun menggunakan pola segitiga Pascal memiliki pola


yang unik. Hal ini disebabkan karena bilangan yang berpola segitiga Pascal selalu diawali
dan diakhiri oleh angka 1. Selain itu, di dalam susunannya selalu ada angka yang
diulang. Rumus mencari jumlah baris ke-n adalah 21

Adapun aturan-aturan untuk membuat pola segitiga Pascal adalah sebagai berikut.

1. Angka 1 merupakan angka awal yang terdapat di puncak.


2. Simpan dua bilangan di bawahnya. Oleh karena angka awal dan akhir selalu angka 1,
kedua bilangan tersebut adalah 1.
3. Selanjutnya, jumlahkan bilangan yang berdampingan. Kemudian, simpan hasilnya di
bagian tengah bawah kedua bilangan tersebut.
4. Proses ini dilakukan terus sampai batas susunan bilangan yang diminta.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan pola segitiga Pascal berikut.

Contoh:
Pada pola bilangan segitiga Pascal, jumlah bilangan pada garis ke-7 adalah ...

Pembahasan:

Cara 1:

Pola bilangan Pascal sebagai berikut

1
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
1 5 10 10 5 1
1 6 15 20 15 6 1

Jumlah bilangan pada garis ke 7 = 1 + 6 + 15 + 20 + 15 + 6 + 1 = 64

Cara 2:

jumlah bilangan ke-7 pada segitiga Pascal


7. Pola Bilangan Fibonacci

Pola bilangan fibanocci adalah pola bilangan dimana jumlah bilangan setelahnya
merupakan hasil dari penjumlahan dari dua bilangan sebelumnya.
Pola bilangan Fibonacci adalah 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, ..
2 diperoleh dari hasil 1 + 1 3 diperoleh dari hasil 2 + 1, 5 diperoleh dari hasil 3 + 2
dan seterusnya
Rumus mencari suku ke-n adalah = 1 + 2

8. Pola Bilangan Pangkat Tiga

Pola bilangan pangkat tiga adalah pola bilangan dimana bilangan setelahnya
merupakan hasil dari pangkat tiga dari bilangan sebelumnya
Contoh pola bilangan pangkat tiga adalah 2, 8, 512, 134217728, ..
Keterangan : 8 diperoleh dari hasil 2 pangkat tiga, 512 diperoleh dari hasil 8 pangkat
tiga, dan seterusnya

9. Pola Bilangan Aritmatika

Pola bilangan aritmatika adalah pola bilangan dimana bilangan sebelum dan
sesudahnya memiliki selisih yang sama.
Contoh pola bilangan aritmatika adalah 2, 5, 8, 11, 14, 17, .
Suku pertama dalam bilangan aritmatika dapat disebut dengan awal (a) atau 1 ,
sedangkan suku kedua adalah 2 dan seterusnya.
Selisih dalam barisan aritmatika disebut dengan beda dan dilambangkan dengan b.
Karena bilangan sebelum dan sesudahnya memiliki selisih yang sama, maka =
2 1 = 3 2 = 4 3 = 5 4 = 6 5 = 3
Rumus mencari suku ke-n adalah = + ( 1 )

Rumus mencari jumlah n suku pertama adalah = ( + ) =
2

(2 + ( 1) )
2

10. Pola Bilangan Geometri

Pada pola bilangan geometri, suatu bilangan merupakan hasil perkalian bilangan
sebelumnya dengan suatu bilangan yang tetap.
Rumus suku ke-n adalah = 1
Latihan

Untuk memantapkan pemahaman Kalian terhadap materi di atas, coba kerjakan latihan di
bawah ini!

1. Sebuah barisan bilangan dituliskan sebagai berikut:


1234567891011121314151617181920212223242526... sehingga suku ke-10 = 1,
suku ke-11 = 0, suku ke-12 = 1 dan seterusnya. Dapatkah kamu temukan angka yang
menempati suku ke-2004?
2. Perhatikan susunan lantai dari
beberapa buah persegi yang diarsir
seperti pada gambar di samping ini.
Susunan persegi tersebut
membentuk suatu pola tertentu.
Berapakah banyak persegi yang
diarsir pada pola ke-7?
1 1 1 1 1 1 1
3. Diketahui pola barisan bilangan , , , , , , , 9900Tentukanlah banyak suku
2 6 12 20 30 42
pada barisan tersebut!

4. Suatu barisan dengan pola deret = 23 32 . Tentukan pola barisan tersebut


kemudian tentukanlah suku ke-10!

5. Perhatikan barisan huruf berikut: A B B C C C D D D D A B B C C C D D D D A B B


C C C D D D D ...Berdasarkan pola barisan tersebut, tentukanlah huruf pada urutan
ke 864
Petunjuk Jawaban Latihan

1. Kalian cermati kembali Pola bilangan


2. Pendapat Kalian dapat saja berbeda-beda. Kalian dapat menerima atau menolak pendapat
tersebut dengan sejumlah argumentasi. Untuk memudahkan Kalian mengemukakan
pendapat, terlebih dahulu kaji kembali kapan suatu masalah itu timbul pada seseorang.
3. Sebelum diskusi, ada baiknya Kalian mencermati Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sekolah Dasar terutama yang berkaitan dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa
Sekolah Dasar.
4. Untuk menjawab soal ini, Kalian harus memahami terlebih dahulu pengertian soal rutin
dan soal non rutin sehingga Kalian dapat menentukan karakteristik masing-masing jenis
soal tersebut.
5. Berbekal pemahaman Kalian tentang karakteristik soal rutin dan soal non rutin yang
dikaitkan dengan materi pelajaran matematika pada setiap jenjang kelas di Sekolah
Dasar, Kalian akan dapat mengkategorikan soal pemecahan masalah pada masing-
masing tingkatan tersebut.
RANGKUMAN

Pola bilangan merupakan suatu bilangan dengan aturan tertentu yang akan
membentuk suatu barisan bilangan yang teratur.

Macam-macam pola bilangan yaitu pola bilangan ganjil, genap, segitiga, persegi,
persegi panjang, segitiga pascal, fibonacci, pangkat tiga, aritmatika dan geometri
Sub Bab 2

BARISAN DAN DERET BILANGAN

Barisan bilangan

Perhatikan pola bilangan-bilangan berikut:

a. 2, 4, 6, 8
b. 1, 3, 5, 7,
c. 3, 6, 9, 12, 15,

Jika kamu perhatikan, bilangn-bilangan pada (a), (b), dan (c) disusun mengikuti pola
tertentu. Bilangn-bilangan tersebut disebut barisan bilangan. Adapun setiap bilangan dalam
barisan bilangan disebut suku barisan. Suku pada barisan bilangan 2, 4, 6, 8, diperoleh

U1 = suku ke-1 = 2

U2 = suku ke-2 = 4

U3 = suku ke-3 = 6

U4 = suku ke-4 = 8

Jadi, barisan bilangan 2, 4, 6, 8 memiliki 4 buah suku

Contoh soal

Diketahui barisan bilangan 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15.

a. Tentukan banyaknya suku barisan dalam barisan bilangan tersebut.


b. Sebutkan satu persatu suku yang dimaksud

Penyelesaian :

a. terdapat 8 suku barisan dalam barisan dalam bilangan tersebut.

b. U1 =1 U5 =9
U2 = 3 U6 =11

U3 = 5 U7 =13

U4 = 7 U8 =15

Jadi, barisan bilangan adalah susunan bilangan yang di urutkan menurut aturan
tertentu. Bentuk umum barisan bilangan adalah 1 2 , 3 , 4 , , setiap unsur pada bilangan
di atas disebut suku barisan. Suku ke-n dari auatu barisan ditulis dengan simbol (n
bilangan asli). Dengan demikian, 1 disebut suku pertama atau 1 , 2 disebut suku kedua atau
2 , dan disebut suku ke-n atau .

Berdasarkan polanya, barisan bilangan dibagi menjadi 2 bagian, barisan aritmatika


(barisan hitung) dan barisan geometri (barisan ukur). Agar kamu lebih memahaminya,
perhatikan uraian berikut ini.

1. Barisan Aritmatika

Barisan aritmatika (barisan hitung) adalah barisan bilangan yang mempunyai beda
atau selisih yang tetap antara dua suku barisan yang berurutan. Perhatikan uraian berikut.
Barisan aritmatika merupakan suatu barisan bilangan, dengan setiap dua suku yang berurutan
memiliki selisih tetap (konstan). Selisih yang tetap ini dilambangkan b.

Diketahui barisan bilangan:

1 4 7 10 13 16 19 22

+3 +3 +3 +3 +3 +3 +3

Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih 3 antara dua suku barisan yang
berurutan. Berarti, barisan bilangan tersebut merupakan barisan aritmatika.

Diketahui barisan bilangan:

8 4 0 -4 -8 -12 -16 -20

-4 -4 -4 -4 -4 -4 -4

Barisan bilangan tersebut memiliki beda atau selisih yang tetap antara 2 suku barisan
yang berurutan, yaitu -4. Berarti, barisan bilangan tersebut merupakan barisan aritmatika.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa barisan aritmatika memiliki beda
(sering dilambangkan dengan b) yang tetap. Jika b bernilai positif maka barisan aritmatika itu
dikatakan barisan aritmatika naik. Sebaliknya, jika b bernilai negative maka barisan
aritmatika itu dikatakan barisan aritmatika turun.

Contoh soal
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut:
a. 30, 32, 34, 36, 38,
b. 18, 15, 12, 9, 6, 3,

Penyelesaian:

a. 30 32 34 36 38

+2 +2 +2 +2

Merupakan barisan aritmatika naik karena bedanya 2

b. 18 15 12 9 6 3

-3 -3 -3 -3 -3

Merupakan barisan aritmatika turun karena bedanya -3

Kamu telah memahami barisan aritmatika naik dan turun. Sekarang, bagaimana cara
mencari salah satu suku barisan jika yang diketahui hanya suku pertama dan bedanya saja?
Bagaimana mencari beda jika yang diketahui hanya suku pertama dan satu suku barisan yang
lain? Untuk menjawabnya, pelajarilah uraian berikut.

Diketahui barisan bilangan aritmatika sebagai berikut.

U1, U2, U3, U4, U5, U6,..., Un-1, Un

Dari barisan tersebut diperoleh

U1 = a (suku pertama dilambangkan dengan a)


U2 = U1 + b = a + b

U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b

U4 = U3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b

U5 = U4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b

U6 = U4 + b + (a + 4b) + b = a + 5b
.
.
Un = Un-1 + b = (a + (n 2) b) + b = a + (n - 1) b
Jadi, rumus ke-n barisan aritmatika dapat ditulis sebagai berikut:

Un = a + (n 1) b

Keterangan:
Un = suku ke-n b = beda
a = suku pertama n = nomor suku
Untuk mencari beda dalam suatu barisan aritmatika, coba kamu perhatikan uraian berikut.
U2 = U1 + b maka b = U2 U1
U3 = U2 + b maka b = U3 U2
U4 = U3 + b maka b = U4 U3
U5 = U4 + b maka b = U5 U4
.
.
.
Un = Un-1 + b maka b = Un Un-1
Jadi, beda suatu barisan aritmatika dinyatakan sebagai berikut.

= 1

Contoh soal
Diketahui barisan aritmatika sebagai berikut.
10, 13, 16, 19, 22, 25, Tentukan:
a. jenis barisan aritmatikanya
b. suku kedua belas barisan tersebut.
Penyelesaian:
a. untuk menentukan jenis barisan aritmatika, tentukan nilai beda pada barisan tersebut.
b = U2 - U1 = 13 10 = 3
Oleh karena b>0, barisan aritmatika tersebut merupakan barisan aritmatika naik.
b. untuk mencari suku kedua belas (U12), dilakukan cara sebagai berikut.
Un = a + (n-1) b maka U12 = 10 + (12-1) 3
= 10 + (11) 3
= 10 + 33 = 43
Jadi, suku keduabelas barisan tersebut adalah 43.
Aplikasi Barisan Aritmetika
dalam kehidupan

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menjumpai hal-hal yang berhubungan dengan
barisan aritmatika. Berikut contohnya:

Contoh aplikasi barisan aritmetika dalam kehidupan sehari-hari:


Setiap bulan, Gofur selalu menabung di bank. Pada bulan pertama, ia menabung sebesar
Rp10.000,00, bulan kedua ia menabung sebesar Rp11.000,00, bulan ketiga ia menabbung
Rp12.000,00,. Demikian seterusnya, ia selalu menabung lebih Rp1000,00, setiap bulannya.
a. Nyatakanlah uang yang ditabung Gofur (dalam ribuan rupiah) untuk 8 bulan pertama.
b. Tentukan jumlah uang yang ditabung Gofur pada bulan ke-12
Penyelesaian:
a. Dalam ribuan rupiah, uang yang ditabung Gofur 8 bulan pertama adalah sebagai berikut:
10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17
b. Diketahui : U1 = 10
b=1
U12 = a + ( n 1 )
= 10 + ( 12 1 ) 1
= 10 + 11
= 21
Jadi, uang yang ditabung Gofur pada bulan ke-12 adalah Rp 21.000,00.

2. Barisan Geometri

Barisan geometri (barisan ukur) adalah barisan yang memmpunyai rasio tetap antara
dua suku barisan yang berurutan. Berbeda dengan barisan aritmatika, selisih antarsuku
barisan disebut rasio (dilambangkan dengan r). artinya, suku barisan ditentukan oleh
perkalian atau pembagian oleh suatu bilangan tetap dari suku barisan sebelumnya.
Pelajari uraian berikut:

Diketahui barisan bilangan sebagai berikut:


3 6 12 24 48 96 192

x2 x2 x2 x2 x2 x2

barisan bilangan tersebut memiliki rasio yang tetap, yaitu 2 atau r=2. Berarti, barisan
tersebut merupakan barisan geometri.
Diketahui barisan bilangan sebagai berikut:
1 1
81 27 9 3 1 3 9

1 1 1 1 1 1
x3 x3 x3 x3 x3 x3

1 1
barisan bilangan tersebut memiliki rasio yang tetap, yaitu 3 atau r = 3. Berarti, barisan
tersebut merupakan barisan geometri.
Uraian tersebut memperjelas bahwa barisan geometri memiliki rasio tetap. Jika r
bernilai lebih dari 1, barisan geometri tersebut merupakan barisan geometri turun.

Contoh soal
Tentukan apakah barisan bilangan geometri berikut merupakan barisan geometri naik atau
turun.
5 5 5
a. 100, 20, 5, 4, 16, 64,

b. 1, 5, 25, 125, 625,


Penyelesaian:
5 5 5
a. 100 20 5
4 16 64

1 1 1 1 1
x4 x4 x4 x4 x4
1
merupakan barisan geometri turun karena rasionya 4.

b. 1 5 25 125 625
x5 x5 x5 x5

merupakan barisan geometri naik karena rasionya 5.

Sekarang, coba kamu perhatikan barisan bilangan geometri berikut,


U1, U2, U3, U4, U5, U6, , Un-1, Un
Dari barisan tersebut diperoleh
U1=a
U2= U1 x r = axr = ar
U3= U2 x r = (axr)xr= ar2
U4= U3 x r = (axr2) = ar3
U5= U4 x r = (axr3) = ar4
U2= U1 x r = (axr4) = ar5
.
Un= Un-1 x r = (axrn-2)x r = arn-1
Jadi, untuk mencari suku ke-n barisan geometri digunakan rumus sebagai berikut:

Un = arn-1

Keterangan:
Un = suku ke-n r = rasio
a = suku pertama n = banyak suku
Untuk mencari rasio dalam suatu barisan geometri, perhatikan uraian berikut.
U2
U2=U1 x r maka r = 1
U3
U3=U2 x r maka r = 2
U4
U4=U3 x r maka r =
5

.
Un
Un=Un-1 x r maka r = 1

Jadi, rasio pada barisan geometri dapat dinyatakan sebagai berikut

n
r = n1

Contoh soal
Diketahui barisan bilangan sebagai berikut.
2 2 2
18, 6, 2, 3, 9, 27,

Tentukan suku kesepuluh dari barisan tersebut.


Penyelesaian:
2 6 1
r = 1 maka r = 1 = 8 = 3
1
dengan rasio 3, suku kesepuluh barisan tersebut adalah

1 1 1 18 2
Un = arn-1 maka U10 = 18 x (3)10-1 =18 x (9)9 = 18 x (19.683) = (19.683) = (2.187)
2
Jadi, suku kesepuluh barisan tersebut adalah (2.187)

Aplikasi Barisan Geometri


dalam kehidupan

Setiap awal bulan Weni menabung di bank BRI sebesar Rp.500.000,-. Jika Bank memberikan
bunga 2% per bulan dengan asumsi tidak ada biaya pada proses penabungan. Tentukan
jumlah semua tabungan Weni setelah menabung selama 1 tahun!
Jawab:
Sebelum menjawab soal diatas, terlebih dahulu mencari rumus modal akhir dengan
menggunakan bunga majemuk, yaitu:
Suatu modal M dengan bunga p% per bulan, maka setelah:
Satu bulan modal menjadi = M + Bunga
M1 =M+Mxp
= M (1 + P)
Dua bulan modal menjadi = M1 + Bunga
M2 = M (1 + p) + M (1 + p) p
= M (1 + P)(1 + P) = M (1 + p)2
Tiga bulan modal menjadi = M2 + Bunga
M3 = M (1 + p)2 + M (1 + p)2 p
= M (1 + P)2(1 + P) = M (1 + p)3
Dari pila uraian diatas, maka pada n bulan modal menjadi:
Mn = M (1 + p)n. setelah satu tahun simpanan Weni pada:
Bulan pertama = 500.000 ( 1 + 0,02)12 = 500.000 (1,02)12
Bulan ke-2 = 500.000 (1,02)11
Bulan ke-3 = 500.000 (1,02)10 dan seterusnya, sehingga membentuk deret:
500.000 (1,02)12 + 500.000 (1,02)11 + 500.000 (1,02)10 + + 500.000 (1,02)
Dari deret diatas, dapat diketahui: suku pertama a = 500.000 (1,02)12, rasio (r) = 1,02 dan
banyaknya suku n = 12, maka jumlah semua sukunya adalah
( 1) 510.000 0,268241794
Sn = Sn =
1 0,02

500.000 (1,02)(1,0212 1) Sn = Rp. 6.840.165,76


Sn = 1,021
Deret Bilangan

Pada materi sebelumnya, kamu telah mempelajari barisan bilangan, baik itu barisan
aritmatika ataupun barisan geometri. Sekarang, bagaimana jika suku-suku dalam barisan
bilangan tersebut dijumlahkan? Dapatkah kamu menghitungnya
Misalnya, diketahui barisan bilangan sebagai berikut.
2, 5, 8, 11, 14, 17, , Un
Barisan bilangan tersebut jika dijumlahkan akan menjadi
2 + 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + + Un
Bentuk seperti ini disebut deret bilangan. Jadi, deret bilangan adalah jumlah suku-
suku suatu barisan bilangan. Sebagaimana halnya barisan bilangan pun dibagi menjadi dua
bagian, yaitu deret aritmatika dan deret geometri.

1. Deret Aritmatika

Kalian telah mengetahui definisi barisan aritmatika. Jumlah seluruh suku-sukunya


dinamakan deret aritmatika. Jadi, deret aritmatika atau deret hitung adalah suatu deret yang
diperoleh dengan cara menjumlahkan suku-suku barisan aritmatika. Jika a,a + b,a + 2b,,
a+(n-1)b adalah barisan aritmatika baku maka a + (a+b) + (a+2b) + + (a+(n-1)b) disebut
deret aritmatika baku.
Coba kamu perhatikan barisan aritmatikaa berikut.
3, 6, 9, 12, 15, 18, , Un
Jika kamu jumlahkan barisan tersebut, terbentuklah deret aritmatika sebagai berikut.
3 + 6 + 9 + 12 + 15 + 18 + + Un
Jadi, deret aritmatika adalah jumlah suku-suku barisan dari barisan aritmatika.

Contoh soal

Suatu barisan aritmatika adalah memiliki suku pertama 5 dan beda 3. Tuliskan deret
aritmatika dari barisan tersebut.
Penyelesaian:
Barisan aritmatikanya adalah 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, , Un
Deret aritmatikanya adalah 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + 20 + 23 + + Un

Sekarang, bagaimana cara menjumlahkan deret aritmatika tersebut? Untuk deret


aritmatika yang memiliki suku-suku deret yang sedikit mungkin masih mudah untuk
menghitungnya. Sebaliknya, jika suku-suku deret tersebut sangat banyak, tentu kamu akan
memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghitungnya.

Berikut ini akan diuraikan cara menentukan jumlah n suku pertama deret aritmatika.
Misalkan, Sn adalah jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika maka

Sn = U1 + U2+ U3+ U4+ U5++ Un


= a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b) + + Un
Kemudian,
Sn = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b) + + Un
Sn = Un + (Un b) + (Un - 2b) + (Un 3b) + (Un 4b) + + a
2Sn= (a + U) + (a + U) + (a + U) + (a + U) + + (a + U)
Sebanyak n kali
2Sn = n (a + Un)
1
Sn = 2n (a + Un) = 2 (a + Un)

Jadi, rumus untuk menghitung jumlah suku-suku deret aritmatika adalah sebagai
berikut.


Sn = (a + Un)
2

Oleh karena Un = a + (n 1) b, rumus tersebut juga dapat ditulis sebagai berikut.


Sn = 2 (2a + (n 1) b)

Keterangan:
Sn = jumlah n suku
a = suku pertama
b = beda
n = banyaknya suku
Sekarang kamu akan mempelajari sifat-sifat deret aritmatika. Suatu deret aritmatika memiliki
sifat-sifat sebagai berikut.

(1) Jika diketahui deret aritmatika U1 + U2 + U3 + + Un Maka U2 - U1 = U3 U2 =


U4 U3 = = Un Un-1
(2) Jika U1, U2, dan U3 merupakan suku-suku deret aritmatika Maka 2U2 = U1 + U3
(3) Jika Um dan Un adalah suku-sukun deret aritmatika Maka Um = Un + (m n) b

Contoh soal
Dari satu deret aritmetika diketahui bahwa suku ke empatnya adalah 38 dan suku
kesepuluhnya adalah 92. Tentukan beda deret tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui U4 = 38 dan U10 = 92
Untuk mencari beda:
104 9238 54
Um = Un + (m-n)b maka b = = = = =9
104 6 6
Jadi, beda deret aritmetika tersebut adalah 9.

Aplikasi Deret Aritmetika


dalam kehidupan

Banyak permasalahan dalam kehisupan sehari-hari yang bias diselesaikan dengan


menggunakan konsep deret artimatika dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam
keseharian kita, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengubah masalah nyata
tersebut kedalam model matematika, setelah itu dicari solusinya.

Solusi yang didapat diinterpretasikan kembali kemasalah nyata yang tadi dimodelkan,
sehingga diperoleh penyelesaian secara nyata. Agar dapat memahami konsep deret
aritmatika, perhatikan uraian berikut.

Contoh soal
Seorang pegawai mendapat gaji pertama Rp.1000.000,- setiap ia mendapatkan kenaikan gaji
Rp.100.000,-. Berapakah jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut dalam waktu 10
bulan. Jika anda perhatikan masalah tersebut sebenarnya permasalahan deret aritmatika
dalam menentukan jumlah n suku. Suku pertama dari deret tersrebut 1000.000 dan bedanya
100.000 dengan demikian, deret aritmatika dari masalah tersebut adalah 1000.000 +
1.100.000 + . . . + U10
Suku ke-10 dari deret tersebut adalah
U10 = a + 9b
= 1000.000 + 9(100.000)
= 1.900.000
Sehingga jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut:
10
S10 = (1.000.000 + 1.900.000)
2

= 5 (2.900.000)
= 14.500.000
Jadi, jumlah pendapatan yang diterima pegawai tersebut selama kurun waktu 10 bulan adalah
Rp.14.500.000,-

2. Deret Geometri

Sama seperti deret aritmatika, deret geometri pun merupakan jumlah suku-suku dari suatu
barisan geometri. Coba kamu perhatikan barisan geometri berikut ini.
1, 3, 9, 27, 81, 243, 729, , Un
Jika kamu menjumlahkan suku-suku barisan geometri tersebut, diperoleh
1 + 3 + 9 + 27 + 81 + 243 + 729 + + Un
Bentuk seperti ini disebut deret geometri.
Deret geometri atau deret ukur adalah suatu deret yang diperoleh dengan menjumlahkan
suku-suku barisan geometri. Oleh karena itu, jika a, ar, ar2, , arn-1 adalah barisan geometri
baku, deret a+ar+ar2+ +arn-1 disebut deret geometri baku.

Contoh soal
Diketahui suatu barisan geometri memiliki suku pertama 5 dan rasio 2. Tuliskan barisan dan
deret geometrinya.
Penyelesaian:
Barisan geometrinya adalah
5, 10, 20, 40, 80, 160, , Un
Deret geometrinya adalah
5 + 10 + 20 + 40 + 80 + 160 + + Un
Selanjutnya, kamu akan mempelajari cara menentukan jumlah n suku pertama dari deret
geometri maka
Sn = U1 + U2 + U3 + U4 + U5 + + Un
= a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + + arn-1
Kemudian,
Sn = a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + + arn-1
r Sn = ar + ar2 + ar3 + ar4 + ar5 + + arn-1
Sn - rSn = a arn
Sn - rSn = a(1 rn)
Sn (1 r) = a(1 rn)
Sn = a(1 rn)
(1 r)
Jadi, rumus jumlah suku-suku deret geometri dapat dinyatakan sebagai berikut.

(1 ) ( 1)
Sn = atau Sn =
1 1

Contoh soal
Diketahui barisan geometri: 3, 6, 12, 24, 48, , Un. tentukan suku ke tujuh (U7) dan jumlah
tujuh suku pertamanya (S7).
Penyelesaian:
Menentukan suku ketujuh
Un = arn-1 maka U7 = ar6 = 3(2)6 = 3 (64) = 192
Jadi, suku ketujuhnya adalah 192.
Menentukan jumlah tujuh suku pertamanya.
(1 ) 3 (127 )
Sn = maka Sn =
1 12
3 (1128)
= 1
3 (127)
= 1

= 381
Jadi, jumlah tujuh suku pertamanya adalah 381

Untuk mempermudah perhitungan deret geometri, kamu dapat menggunakan sifat-


sifat dasar deret geometri, sebagai berikut.
(1) Jika diketahui deret geometri :
U1 + U2 + U3 + + Un
Maka :
U2 = U3 = U4 = = Un
U1 U2 U3 Un-1
(2) Jika U1, U2, dan U3 merupakan suku-suku deret geometri
Maka :
U12 = U1 x U3
(3) Jika Um dan Un merupakan suku dari deret geometri
Maka :
Um = Un x rm-n

Aplikasi Deret Geometri


dalam kehidupan

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menjumpai hal-hal yang berhubungan dengan
deret geometri. Berikut contohnya:
Contoh soal:
Dalam sebuah gedung pertemuan terdapat 25 kursi pada baris pertama dan setiap baris
berikutnya memuat 2 kursi lebih banyak didepannya. jika dalam gedung tersebut terdapat 15
baris kursi,tentukan banyak kursi pada baris ke-15?

Penyelesaian:

Sn = n [2a + (n 1)b]
S15 = 15 [223 + 142]
= 15 74
= 555
Latihan

Untuk memantapkan pemahaman Kalian terhadap materi di atas, coba kerjakan latihan di
bawah ini!

1. Diketahui suatu barisan geometri dengan suku ke-4 adalah 4 dan suku ke-7 adalah 32.
Tentukan:
a. Suku pertama dan rasio barisan geometri tersebut,
b. Suku ke-9 barisan geometri tersebut

2. Diketahui deret aritmatika: 3+7+11+15+19+ +U10


Tentukan:
a. Suku ke-10 (U10)deret tersebut
b. Jumlah sepuluh suku pertama (S10)

3. Diketahui suatu deret aritmatika dengan suku pertama 10 dan suku ke-6 20.
a. Tentukan beda deret aritmatika tersebut
b. Tuliskan deret aritmatika tersebut
c. Tentukan jumlah enam suku pertama deret aritmatika tersebut

4. Tentukan nilai x jika suku-suku barisan x-1, 2x-8, 5-x merupakan suku-suku deret
geometri

5. Suatu deret geometri memiliki suku ketujuh 64 dan suku kesepuluh 512. Tentukan
rasio(r), suku kelima (U5), dan jumlah delapan suku pertamanya (S8)
Petunjuk Jawaban Latihan

1. Kalian cermati kembali barisan dan deret bilangan serta aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Pendapat Kalian dapat saja berbeda-beda. Kalian dapat menerima atau menolak pendapat
tersebut dengan sejumlah argumentasi. Untuk memudahkan Kalian mengemukakan
pendapat, terlebih dahulu kaji kembali kapan suatu masalah itu timbul pada seseorang.
3. Sebelum diskusi, ada baiknya Kalian mencermati Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sekolah Dasar terutama yang berkaitan dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa
Sekolah Dasar.
4. Untuk menjawab soal ini, Kalian harus memahami terlebih dahulu pengertian soal rutin
dan soal non rutin sehingga Kalian dapat menentukan karakteristik masing-masing jenis
soal tersebut.
5. Berbekal pemahaman Kalian tentang karakteristik soal rutin dan soal non rutin yang
dikaitkan dengan materi pelajaran matematika pada setiap jenjang kelas di Sekolah
Dasar, Kalian akan dapat mengkategorikan soal pemecahan masalah pada masing-
masing tingkatan tersebut.
RANGKUMAN

Barisan bilangan terdiri atas barisan aritmatika dan barisan geometri.


Rumus suku ke-n barisan aritmatika sebagai berikut:

Un = a + (n 1) b

Rumus suku ke-n barisan geometri sebagai berikut:

Un = arn-1

Deret bilangan terdiri atas deret aritmetika dan deret geometeri.


Jumlah suku ke-n deret aritmatika dinyatakan oleh rumus:


Sn = 2 (a + Un)

Jumlah suku ke-n deret aritmatika dinyatakan oleh rumus:

(1 ) ( 1)
Sn = atau Sn =
1 1
Untuk mengetahui tingkat penguasaan Kalian terhadap materi ini,
Tes Formatif 1 jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

Pilih satu jawaban yang Kalian anggap paling tepat!


1. Perhatikan gambar pola berikut!

Jika pola persegi tersebut dibuat dari batang korek api, banyaknya batang korek api
pada pola ke-7 adalah...
a. 40 b. 60
c. 84 d. 112

2. Segitiga tersebut tersusun atas batang-batang lidi. Banyak segitiga kecil pada pola ke-
7 adalah...

a. 84 b. 49
c. 54 d. 59

3. Dua suku berikutnya dari pola: 4, 8 , 14, 22, adalah...


a. 30, 42
b. 30, 44
c. 32, 42
d. 32, 44

4. Rumus suku ke-n dari barisan 0, 3, 8, 15, adalah


a. n2-1
b. n2+1
c. n(n+1)
d. n(n-1)

5. Rumus suku ke-n dari barisan 5, 8, 11, 14, adalah


a. n+4 c. 3n+2
b. 2n+3 d. 5n

6. Suku ke-5 dan suku ke-8 barisan aritmetika berturut-turut 14 dan 23. Suku ke-30
barisan tersebut adalah ....
a. 89
b. 87
c. 85
d. 80

7. Dari barisan aritmetika diketahui U3 = 18 dan U7 = 38. Jumlah 24 suku pertama


adalah ....
a. 786
b. 1.248
c. 1.572
d. 3.144

8. Seorang pegawai kecil menerima gaji tahun pertama sebesar Rp3.000.000,00. Setiap
tahun gaji tersebut naik Rp500.000,00. Jumlah uang yang diterima pegawai tersebut
selama sepuluh tahun adalah ....
a. Rp7.500.000,00
b. Rp8.000.000,00
c. Rp52.500.000,00
d. Rp55.000.000,00

9. Jumlah semua bilangan kelipatan 7 dari 80 sampai 170 adalah...


a. 1.368 b. 1.386
c. 1.638 d. 1.683

10. Suatu bakteri akan membelah diri menjadi dua setiap menit. Jika banyaknya bakteri
semula ada 6, banyaknya bakteri setelah 5 menit adalah..
a. 48
b. 96
c. 192
d. 384
Apabila Kalian telah mengerjakan tes formatif, cocokkanlah jawaban
Umpan Balik Kalian dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian
dan Tindak akhir unit ini, Kemudian hitunglah jumlah jawaban Kalian yang
Lanjut benar. Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Kalian terhadap materi ini.

Rumus:

Jumlah Jawaban Kalian yang Benar


Tingkat Penguasaan = x 100%
.....................

Arti tingkat penguasaan yang Kalian capai:

90% 100% = baik sekali

80% 89% = baik

70% 79% = cukup

< 70% = kurang

Bila tingkat penguasaan Kalian mencapai 80% ke atas, Bagus Kalian dapat melanjutkan
dengan mempelajari materi pada unit berikutnya. Tetapi, bila tingkat penguasaan Kalian
kurang dari 80%, Kalian harus membaca kembali uraian materi BAB 1, terutama pada bagian
yang belum Kalian kuasai.
Kunci Jawaban Tes Formatif 1

1. D
2. A
3. D
4. A
5. C
6. A
7. C
8. C
9. C
10. C
Daftar pustaka

Agus, Nuniek Avianti. 2007. Mudah Belajar Matematika. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Sukino. 2012. Three in One matematika untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta: Erlangga.
Siswanto. 2011. Theori and Application of Mhatematics. Medan: Tiga Serangkai.

Anda mungkin juga menyukai